manajemen risiko - Department of Industry, Innovation and Science

advertisement
MANAJEMEN
RISIKO
Praktik Kerja Unggulan dalam Program
Pembangunan Berkesinambungan untuk
Industri Pertambangan
Agustus 2016
INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU
MANAJEMEN
RISIKO
Praktik Kerja Unggulan dalam Program
Pembangunan Berkesinambungan untuk
Industri Pertambangan
Agustus 2016
INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU
Peringatan (Disclaimer)
Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan.
Publikasi ini telah dikembangkan oleh kelompok kerja yang terdiri dari para ahli, perwakilan industri, pemerintah serta
non-pemerintah. Upaya dari semua anggota kelompok kerja sangat dihargai.
Pandangan dan pendapat yang diutarakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari Pemerintah
Australia atau Menteri Luar Negeri, (Minister for Foreign Affairs) Menteri Perdagangan dan Penanaman Modal (Minister
for Trade and Investment) dan Menteri Sumber Daya dan Australia Utara (Minister for Resources and Northern Australia).
Meskipun berbagai upaya yang pantas telah dilakukan untuk memastikan isi publikasi ini berasarkan pada fakta-fakta
yang benar, Persemakmuran tidak menerima pertanggungjawaban dalam hal keakuratan atau kelengkapan materi, dan
tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun yang mungkin timbul secara langsung atau tidak
langsung melalui penggunaan, atau mengandalkan pada isi publikasi ini.
Para pengguna buku pegangan ini harus ingat bahwa buku ini dimaksudkan sebagai rujukan umum dan tidak
dimaksudkan untuk menggantikan kebutuhan nasihat profesional yang relevan dengan situasi khusus dari masingmasing pengguna. Rujukan pada perusahaan atau produk dalam buku pegangan ini tidak boleh dianggap sebagai
dukungan Pemerintah Australia bagi perusahaan-perusahaan tersebut atau produk-produknya.
Dukungan bagi Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan
(LPSDP) diberikan oleh program bantuan Australia yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan
(Department of Foreign Affairs and Trade), karena nilai laporan dalam memberikan studi bimbingan dan kasus praktis
untuk digunakan dan diterapkan di negara-negara berkembang.
Gambar sampul: istockphoto.com.
© Commonwealth of Australia 2016
Karya ini berhak cipta. Selain dari penggunakan sebagaimana yang diizinkan berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta
1968, tidak ada bagian yang dapat digandakan dengan proses apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya dari
Persemakmuran. Permintaan dan pertanyaan terkait penggandaan dan hak-hak harus ditujukan ke Commonwealth
Copyright Administration, Attorney-General’s Department, Robert Garran Offices, National Circuit, Canberra ACT 2600
atau diposting di www.ag.gov.au/cca
Agustus 2016.
ii
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Daftar Isi
SAMBUTAN
vi
PRAKATAvii
1.0 PENDAHULUAN
1
1.1 Praktik Kerja Kerja Unggulan dalam Program Pengembangan Berkelanjutan 1
1.2 Khalayak
1
1.3 Buku pegangan manajemen risiko 1
1.4 Pengembangan buku pegangan
1
1.5 Lingkup
2
1.5.1 Pendekatan ke ‘keberlanjutan’
2
1.5.2 Konteks bisnis
2
1.5.3 Manajemen risiko
3
2.0 IKHTISAR MANAJEMEN RISIKO
2.1 Prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif 2.2 Tipe-tipe risiko
2.2.1 Kesehatan dan keselamatan tempat kerja
2.2.2 Risiko lingkungan
2.2.3 Risiko lingkungan alami
2.2.4 Risiko masyarakat
2.2.5 Risiko hukum dan peraturan
2.2.6 Risiko produksi
2.2.7 Risiko reputasi 2.2.8 Risiko penutupan dan pasca-penutupan (warisan)
2.2.9 Bahan mineral yang bertentangan 2.2.10 Suap
2.3 Risiko dan ketidakpastian
2.4 Risiko dan kesalahan manusiawi
2.5 Risiko kumulatif
2.6 Pemangku kepentingan
2.7 Risiko time line (penentuan waktu) untuk manajemen risiko 2.8 Menerapkan proses-proses risiko pada rantai nilai material
2.9 Dampak finansial (langsung dan tak langsung)
4
4
5
5
5
5
5
6
7
7
10
13
14
14
15
16
16
16
17
18
3.0 ANALISIS DAN PENGENDALIAN RISIKO
3.1 Kata pengantar
3.2 Proses-proses manajemen risiko generik 3.3 Komunikasi dan konsultasi
3.4 Menetapkan konteks
3.5 Identifikasi sumber-sumber bahaya (hazard) atau ancaman
3.6 Mengidentifikasi risiko
3.7 Menganalisis risiko
3.7.1 Pendekatan kualitatif terhadap penilaian risiko
3.7.2 Metode semi-kuantitatif
19
19
19
20
20
21
21
23
23
24
MANAJEMEN RISIKO
iii
3.7.3 Metode kuantitatif
Penilaian risiko kuantitatif Kuantifikasi berbasis pengalaman 3.7.4 Perbandingan kekuatan dan batasan
3.8 Mengevaluasi risiko
3.9 Memperlakukan risiko
3.9.1 Merancang kendali risiko
3.9.2 Efektifitas kendali risiko
3.9.3 Manajemen risiko kritis
3.9.4 Pengelolaan peralatan kritis
3.10 Pemantauan dan tinjauan
3.10.1 Mendokumentasi hasil-hasil
3.10.2 Garis besar daftar risiko
28
29
31
31
35
36
36
37
41
43
43
46
46
4.0 MANAJEMEN RISIKO DI PERTAMBANGAN
4.1 Manajemen risiko perusahaan
4.1.1 Proses manajemen risiko perusahaan
4.1.2 Memilih alat manajemen risiko
4.1.3 Keterlibatan manajemen senior
4.1.4 Pengawasan risiko yang efektif
4.1.5 Ringkasan penilaian risiko perusahaan
4.2 Pengoperasian manajemen risiko
4.2.1 Proses manajemen risiko operasional
4.2.2 Ringkasan manajemen risiko operasional
4.3 Manajemen risiko tugas dan kegiatan
47
47
47
49
50
52
53
54
55
56
58
5.0 IMPLEMENTASIKAN DAN KOMUNIKASIKAN
5.1 Pendahuluan
5.2 Dewan direktur dan manajemen senior
5.3 Kriteria kematangan dan pengambilan keputusan 5.4 Mengambil keputusan atas risiko
5.5 Komunikasi risiko
5.6 Struktur organisasi
5.7 Fasilitator penilaian risiko
5.8 Perbaikan yang berkesinambungan
61
61
61
61
63
63
64
64
65
6.0 KESIMPULAN
66
LAMPIRAN 1: ANALISIS RISIKO
A1.1 Pendekatan kualitatif yang umumnya diterapkan
A1.2 Metode-metode semi-kuantitatif A1.3 Matriks kuantifikasi konsekuensi/kemungkinan A1.4 Nomogram konsekuensi/ kemungkinan A1.5 Semi-kuantifikasi berdasarkan spread-sheet
A1.6 Pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semi-kuantifikasi
A1.7 Metode-metode kuantitatif
A1.8 Penilaian risiko kuantitatif
69
69
70
70
73
77
79
79
81
iv
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
A1.9 Kuantifikasi berdasarkan pengalaman
A1.10 Perbandingan kekuatan keterbatasan
LAMPIRAN 2: ANALISIS PENANGANAN RISIKO BOW-TIE A2.1 Uraikan peristiwa yang tak diinginkan A2.2 Tentukan lingkup analisis
A2.3 Identifikasi rangkaian ancaman
A2.4 Identifikasi kemungkinan konsekuensi
A2.5 Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi
A2.6 Identify failure modes for important controls
A2.7 Tentukan jaminan yang diperlukan
LAMPIRAN 3: KOMUNIKASI RISIKO A3.1 Teori komunikasi risiko
A3.2 Apakah komunikasi risiko itu?
A3.3 Prinsip-prinsip komunikasi risiko
A3.4 Menilai perlawanan pemangku kepentingan
A3.5 Definisi masalah/isu
REFERENSI 83
85
87
88
90
90
91
92
96
98
100
100
100
102
103
104
111
GLOSARIUM114
STUDI KASUS:
Studi Kasus: Manajemen risiko proyek Ok Tedi, Papua New Guinea
Studi Kasus: Menggunakan penilaian risiko kuantitatif untuk menetapkan asuransi finansial
pasca-penutupan, tambang emas Martha Gold mine, Waihi, New Zealand
Studi Kasus: Dampak tambang tembaga Mount Lyell Copper di Macquarie Harbour, Tasmania
Studi Kasus: Gua blok Northparkes runtuh, November 1999
Studi Kasus: Tambang Argyle Diamond, Western Australia
MANAJEMEN RISIKO 8
10
33
44
67
v
SAMBUTAN
Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan dikelola oleh komite pengarah yang
diketuai oleh Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains (Department of Industry, Innovation and Science)
Pemerintah Australia. Ketujuh belas tema yang ada di dalam program dikembangkan oleh kelompok kerja
pemerintah, industri, penelitian, akademik dan masyarakat. Buku pegangan praktik kerja unggulan ini tidak
mungkin dapat diselesaikan tanpa kerjasama dan partisipasi aktif dari semua anggota kelompok kerja.
Phil Turner selaku lead author sangat menghargai para co-author berikut ini yang telah berpartisipasi dalam
menyusun naskah Buku pegangan Manajemen risiko (Risk management) yang direvisi pada tahun 2016 dan
mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka dan para pemberi pekerjaan (employer) yang telah
menyetujui untuk menyediakan waktu dan keahlian mereka untuk program ini:
KONTRIBUTOR
ANGGOTA
KONTAK
Mr Graham Brown
www.grahamabrown.com.au
Dr Dennis Else
www.brookfieldmultiplex.com
Associate Professor
Jan Hayes
www.rmit.edu.au
Professor Jim Joy
www.jimjoy.com.au
Dr Andrew Lewin
www.bhpbilliton.com
Associate Professor
Tony Pooley
www.unisa.edu.au/
Ms Pam Pryor
www.ohsbok.org.au
Mr Phil Turner
www.vedantaresources.com
www.jktech.com.au
Mr Martin Webb
vi
www.mmg.com
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
PRAKATA
Buku pegangan dalam seri Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk
Industri Pertambangan (Leading Practice Sustainable Development Program for the Mining Industry) telah
diterbitkan untuk berbagi pengalaman dan keahlian Australia yang terkemuka di dunia dalam pengelolaan
dan perencanaan tambang. Buku pegangan ini memberikan pedoman praktis tentang aspek-aspek
ekonomi dan sosial dari semua tahapan ekstraksi mineral, mulai dari eksplorasi ke konstruksi, operasi dan
hingga akhirnya penutupan tambang.
Australia adalah pemimpin dunia di bidang pertambangan, dan keahlian nasional kita telah digunakan
untuk memastikan bahwa buku-buku pegangan ini memberikan bimbingan masa kini dan berguna pada
praktik kerja unggulan.
Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains Australia telah memberikan manajemen teknis dan koordinasi
untuk buku pegangan, bekerjasama dengan industri swasta dan para mitra pemerintah negara bagian.
Program bantuan luar negeri Australia, yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, telah
bersama-sama mendanai pembaharuan buku pegangan ini sebagai pengakuan terhadap peran utama dari
sektor pertambangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
Pertambangan adalah industri global, dan perusahaan-perusahaan Australia merupakan investor aktif serta
penjelajah di hampir semua provinsi pertambangan di seluruh dunia. Pemerintah Australia mengakui bahwa
industri pertambangan yang lebih baik berarti lebih banyak pertumbuhan, lapangan kerja, investasi dan
perdagangan, dan bahwa manfaat ini harus mengalir melalui standar hidup yang lebih tinggi untuk semua
orang.
Sebuah komitmen yang kuat untuk praktik kerja unggulan dalam pembangunan berkesinambungan sangat
penting untuk keunggulan pertambangan. Dengan menerapkan praktik kerja unggulan memungkinkan
perusahaan untuk memberikan nilai bertahan, menjaga reputasi mereka atas kualitas dalam iklim investasi
yang kompetitif, dan memastikan dukungan yang kuat dari masyarakat setempat dan pemerintah.
Memahami praktik kerja unggulan juga penting untuk mengelola risiko dan memastikan bahwa industri
pertambangan memberikan potensi penuh.
Buku pegangan ini dirancang untuk memberikan informasi penting kepada operator tambang, masyarakat
dan regulator. Buku-buku berisi studi kasus untuk membantu semua sektor industri pertambangan, di
dalam dan di luar persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan resmi.
Kami merekomendasikan buku-buku pegangan Praktik kerja unggulan ini kepada Anda dan berharap Anda
akan menemukan bahwa buku-buku tersebut praktis untuk digunakan.
Senator The Hon Matt Canavan
The Hon Julie Bishop MP
Menteri Sumber Daya dan
Australia Utara
Menteri Luar Negeri
MANAJEMEN RISIKO vii
viii
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
1. PENDAHULUAN
1.1 P
raktik Kerja Kerja Unggulan dalam Program Pengembangan
Berkelanjutan
Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkelanjutan menargetkan permasalahan utama yang
mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dalam industri pertambangan. Buku pedoman praktik kerja
unggulan yang diterbitkan melalui program ini menyediakan informasi dan studi kasus untuk menggambarkan
bagaimana keberlanjutan dapat dicapai. Buku pegangan ini relevan untuk semua tahap kehidupan tambang, dari
eksplorasi dan pembangunan sampai operasi, penutupan dan rehabilitasi.
1.2 Khalayak
Target utama buku ini ialah mereka yang mengelola operasi pertambangan dan pengolahan terkait, mencakup
mereka yang terlibat dalam perancangan dan pembangunan. Merupakan tanggung jawab manajer tambang
untuk mengidentifikasi dan menilai risiko serta mengambil tindakan untuk mengendalikan mereka.
Buku pedoman juga menargetkan para pemangku kepentingan sektor pertambangan seperti regulator,
kontraktor, konsultan, organisasi non-pemerintah (LSM), masyarakat tambang dan mahasiswa. Tujuannya untuk
menyediakan kepada semua pemangku kepentingan pandangan umum praktik yang baik dan untuk
menyediakan tim manajemen situs informasi tentang bagaimana praktik tersebut dapat diterapkan.
1.3 Buku pegangan manajemen risiko
Buku pegangan ini memberikan panduan praktik kerja unggulan tentang penilaian risiko dan manajemen risiko.
Operasi pertambangan sering inheren berbahaya dan sektor ini juga padat modal, yang berarti kegagalan proyek
dan operasional dapat sangat mahal. Kegagalan juga dapat menyebabkan kerugian besar kehidupan atau
dampak permanen dan signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat dekat tambang.
Mengingat konteks ini, manajemen risiko harus menjadi proses inti dan keterampilan di sektor pertambangan.
Historis kinerja industri, bagaimana pun, memperlihatkan bahwa diperlukan pekerjaan untuk memastikan
proyek-proyek pertambangan dan operasi menggunakan manajemen risiko untuk efek terbaik.
Para praktisi manajemen risiko praktik kerja unggulan baru-baru ini mengubah fokus mereka dari penilaian risiko
ke pengelolaan pengendalian. Hal ini telah secara signifikan meningkatkan proses manajemen risiko serta
mengurangi potensi terjadinya peristiwa yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan dan hasil-hasilnya.
Buku pegangan ini menyoroti pergeseran fokus dan memberikan pedoman bagaimana manfaat dapat dicapai
oleh perusahaan dengan mengikuti pendekatan yang sama.
1.4 Pengembangan buku pegangan
Edisi pertama diterbitkan pada tahun 2008 sebagai output dari kelompok kerja yang terdiri dari kalangan
industri, pemerintah dan penasihat akademi. Edisi kedua ini merupakan hasil dari tinjauan secara keseluruhan dan
penyegaran seri Praktik Kerja Unggulan dalam Pengembangan Berkelanjutan.
MANAJEMEN RISIKO 1
1.5 Lingkup
Buku pegangan ini merupakan salah satu seri yang menangani praktik berkelanjutan dan menetapkan bagaimana
manajemen risiko diposisikan dalam bisnis yang berkelanjutan.
1.5.1 Pendekatan ke ‘keberlanjutan’
PBB mendefinisikan ‘pembangunan berkelanjutan’ sebagai ‘memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri’ (Drexhage & Murphy 2010). Dalam
arti bisnis, keberlanjutan merupakan pengelolaan dan koordinasi tuntutan lingkungan, sosial dan keuangan dan
keprihatinan untuk memastikan keberhasilan yang bertanggung jawab, etis dan berkelanjutan. Keberlanjutan
dianggap memiliki tiga persyaratan inti atau ‘pilar’ yang membahas aspek-aspek sosial, lingkungan dan ekonomi1,
dan tujuan tersebut memiliki perpanjangan waktu untuk pengembalian usaha.
Masing-masing dari tiga pilar—sosial, lingkungan dan ekonomi—memiliki sejumlah komponen yang berbedabeda, tergantung pada apakah mereka diperhitungkan dalam konteks global, nasional atau lokal dan apakah
pertimbangan oleh pemerintah, bisnis atau kelompok kepentingan lainnya. Deskripsi yang berguna dari
komponen-komponen dari tiga pilar untuk organisasi adalah yang diterbitkan oleh Lembaga Perlindungan
Lingkungan AS (US Environment Protection Agency).2 Sementara buku pegangan Manajemen risiko memiliki
aplikasi yang luas, dalam hal bahwa uraian dari tiga pilar keberlanjutan fokusnya merupakan:
• sosial: keselamatan dan kesehatan karyawan dan masyarakat, partisipasi, keamanan sumber daya
• lingkungan: layanan ekosistem, rekayasa hijau, udara dan kualitas air, penekan lingkungan, integritas sumber
daya.
Sementara keberlanjutan ekonomi menggunakan alat yang berbeda untuk manajemen risiko yang tidak dibahas
dalam buku ini, terdapat tumpang tindih dan antar-ketergantungan pada tiga pilar sosial, lingkungan dan
ekonomi tersebut.
Risiko lingkungan dan ekonomi dari pertambangan umumnya diidentifikasi dan dikelola dengan baik, tetapi risiko
sosial tetap menjadi area yang lebih menantang bagi industri mineral. Risiko sosial dapat terwujud dalam
berbagai cara—melalui permasalahan Pribumi, pengembangan masyarakat, masalah tenaga kerja dan
sebagainya. Hubungan antara risiko sosial, lingkungan dan ekonomi sering tidak jelas atau tidak mudah untuk
diklarifikasi—namun tetap harus dimasukkan ke dalam manajemen risiko untuk memastikan bahwa industri
mineral berkontribusi kuat untuk pembangunan berkelanjutan.
1.5.2 Konteks bisnis
Sementara kasus bisnis untuk manajemen risiko yang efektif harus diakui, proyek industri pertambangan dan
operasi terus menderita insiden yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan, dan akibat substansial yang
mempengaruhi profitabilitas mereka, reputasi dan izin untuk beroperasi. Hal ini terjadi melalui pemahaman yang
buruk atau aplikasi yang buruk dari proses manajemen risiko atau karena manajemen risiko diterapkan ke
kegiatan terbatas aspek bisnis dan kegiatan yang sebenarnya tidak perlu.
1 Lihat PBB, http://www.un.org/en/ga/president/65/issues/sustdev.shtml.
2 Lihat http://epa.gov/ncer/rfa/forms/sustainability_primer_v7.pdf.
2
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Manajemen risiko yang baik dicapai melalui penerapan proses berkelanjutan yang sistematis. Hal ini juga
membutuhkan aplikasi terampil dan masukan fungsional mendalam untuk mengidentifikasi risiko dan penilaian.
Manajemen risiko juga perlu diterapkan secara holistik di seluruh situs, bukan hanya untuk bidang yang diminati
bagi tim manajemen saat ini, dan pada semua tahap siklus hidup tambang, khususnya:
• eksplorasi dan penemuan
• konsep, urutan besarnya, pra-kelayakan, kelayakan, desain dan persetujuan proyek
• fasilitas pengolahan pembangunan dan mengawasi (komisioning) tambang dan mineral
• operasi, pemeliharaan dan produksi
• penutupan, penyelesaian (dekomisioning) dan rehabilitasi
• pemantauan pasca-penutupan.
Setiap tahap menyajikan tantangan signifikan dari perspektif manajemen risiko. Misalnya, eksplorasi di daerah
baru dapat meningkatkan risiko geologi, lingkungan, sosial, kedaulatan dan ekonomi; tahap operasi akan
mencakup risiko masyarakat, kesehatan, keselamatan, lingkungan, peraturan dan reputasi; penutupan akan
melibatkan masyarakat, regulasi dan risiko reputasi. Bahkan di mana kelompok risiko serupa, sifat khusus risiko
akan bervariasi dan perlu analisis dan pengendalian terpisah.
Manajemen risiko yang efektif dapat meminimalkan potensi proyek atau operasi menderita peristiwa dan hasil
yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan. Bila diterapkan dengan baik dan transparan, dapat:
• melindungi kinerja keuangan
• menjaga kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan
• membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal
• mengamankan perizinan legal dan sosial untuk beroperasi.
1.5.3 Manajemen risiko
Manajemen risiko pada industri pertambangan harus diterapkan pada semua aspek dari siklus hidup tambang,
mencakup penambangan, pengolahan dan penatagunaan hilir mineral dan produk logam. Standar AS/NZS ISO
31000: Manajemen risiko—prinsip-prinsip dan pedoman menyediakan kerangka kerja umum untuk menetapkan
konteks dan mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memproses, memantau dan mengkomunikasikan
risiko. Buku pegangan ini disusun menurut standar tersebut dengan memberi bimbingan manajemen risiko
praktis bagi manajer industri pertambangan dan menguraikan risiko yang paling umum yang mempengaruhi
industri yang secara substansial dalam kendali manajemen situs. Hal ini juga menyajikan contoh-contoh kerangka
kerja manajemen risiko utama dan alat-alat yang dapat digunakan untuk menilai dan mengelola risiko.
Bab-bab utama buku ini menguraikan analisis, identifikasi dan evaluasi risiko dan membahas bagaimana dapat
dikendalikan melalui perencanaan yang tepat dan pengambilan keputusan. Akhirnya, buku ini menekankan
pentingnya komunikasi, baik secara internal maupun eksternal, seluruh penilaian risiko dan proses manajemen.
MANAJEMEN RISIKO 3
2.0 IKHTISAR MANAJEMEN RISIKO
Pesan-pesan kunci
• Operasi tambang dan pengolahan mineral menghadapi berbagai macam risiko, mencakup kesehatan
dan keselamatan kerja, kesehatan masyarakat lingkungan dan keselamatan, peraturan, produksi,
reputasi, mineral konflik (bahan-bahan mineral yang bertentangan) dan penyuapan.
• Dampak berbagai risiko dan pengendaliannya harus dievaluasi terhadap dampak potensial pada
posisi keuangan, reputasi perusahaan dan izin untuk beroperasi.
• Risiko yang mungkin dinormalisasi dari waktu ke waktu perlu pertimbangan khusus.
• Risiko kumulatif mungkin juga perlu pertimbangan khusus.
• Pemangku kepentingan adalah kelompok yang memiliki persepsi beragam yang bervariasi terhadap
risiko. Berkomunikasi dan terlibat dengan orang-orang yang berpotensi terkena dampak risiko
industri pertambangan merupakan elemen penting dari manajemen risiko yang baik dan menambah
kredibilitas baik proses dan organisasi.
• Proses manajemen risiko harus mencakup siklus hidup dari tambang (Life-of-Mine (LoM)).
• Penatagunaan bahan menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memadukan kegiatan
manajemen risiko, terutama dalam konteks standar manajemen lingkungan dan pengembangan
kualitas baru, yang memerlukan pertimbangan kegiatan siklus hidup, produk dan layanan jasa.
2.1 Prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif
Dewan Mineral Australia telah mengembangkan program untuk menyediakan kerangka kerja formal dan
konsisten untuk praktik berkelanjutan dalam industri pertambangan Australia berjudul Nilai bertahan (Enduring
value) (MCA 2005). Nilai bertahan menguraikan 10 prinsip yang mendorong anggota dewan untuk
mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka ambil dan praktik-praktik yang mereka terapkan selaras
dengan kepentingan mereka dan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. Prinsip-prinsip
mencakup dasar-dasar tata etika, manajemen risiko dan keterlibatan transparan, serta prinsip-prinsip individual
yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan, hak karyawan, pengembangan masyarakat dan pengelolaan
lingkungan. Pada intinya, kerangka kerja ini dimaksudkan guna membantu perusahaan pertambangan
melampaui kepatuhan hukum dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan berkelanjutan. Prinsip 4
Nilai bertahan mengharuskan perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen risiko berdasarkan data yang
valid dan ilmu yang nalar dan berkonsultasi dengan pihak yang berkepentingan dan yang terkena dampak dalam
identifikasi, penilaian dan manajemen sosial, kesehatan, keselamatan, lingkungan dan dampak ekonomi yang
terkait dengan kegiatan tambang dan pengolahan mineral. Hal ini untuk memastikan agar risiko diulas secara
komprehensif dan para pemangku kepentingan terinformasi. ISO 31000 melangkah lebih jauh dan membuat
daftar prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif yang harus tercermin dalam kerangka kerja manajemen
risiko organisasi.
4
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.2 Tipe-tipe risiko
2.2.1 Kesehatan dan keselamatan tempat kerja
Risiko kesehatan dan keselamatan dapat diperhitungkan di bawah dua judul ‘keselamatan’ dan ‘kesehatan’,
karena memberikan tantangan yang berbeda dalam pengelolaan.
Risiko keamanan yang ditandai dengan konsekuensi akut, mulai dari cedera ringan yang membutuhkan
perawatan pertolongan pertama atau kehilangan waktu kerja (lost-time) karena cedera yang lebih serius melalui
cacat permanen atau kematian. Risiko tersebut berkisar dari yang berkonsekuensi relatif rendah (lowconsequence) yang mungkin cukup sering terjadi untuk peristiwa langka tapi berpotensi katastrofik (bencana).
Risiko kesehatan mungkin hasil paparan tunggal atau ganda yang mengarah ke penyakit akut atau kronis atau
cacat. Seringkali konsekuensi tersebut hanya terwujud dalam jangka waktu panjang dan dapat dengan mudah
diabaikan dalam urgensi untuk mengelola masalah yang lebih mendesak.
2.2.2 Risiko lingkungan
Kegiatan tambang dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap lingkungan, mungkin dampak
pertambangan langsung, mencakup kegiatan tambang terbuka (open-cut) serta kegiatan penambangan bawah
tanah, pembuangan limbah dan pembangunan prasarana. Kegiatan juga mungkin mencakup penggunaan
sumber daya, seperti penggunaan air permukaan dan air bawah tanah, bahan tambang, pembangunan
pelabuhan dan operasi, ditambah limbah dan emisi yang mungkin mencakup pengerukan dan pembuangan
limbah serta pencemaran udara yang disebabkan oleh pertambangan dan peleburan. Perusahaan pertambangan
dilaporkan telah mempekerjakan para profesional yang mutakhir dalam bidang lingkungan dari industri apa saja
di Australia, yang memperlihatkan pentingnya manajemen risiko lingkungan untuk pertambangan.
2.2.3 Risiko lingkungan alami
Lingkungan alami dapat berinteraksi dengan kegiatan penambangan dan pengolahan mineral dalam dua cara.
Pertama, risiko lingkungan dapat didefinisikan dalam hal dampak kegiatan eksplorasi, penambangan atau
pengolahan mineral pada lingkungan, yang biasanya merupakan fokus utama penilaian risiko lingkungan. Penting
juga untuk diingat bahwa lingkungan dapat menimbulkan risiko terhadap keberlanjutan operasi pertambangan,
seperti menggenangi tambang atau menyebabkan luberan air proses sehabis hujan lebat, atau sebaliknya, saat
periode kering yang panjang yang berarti pasokan air tidak dapat memenuhi permintaan.
Kedua, dampak terhadap flora, fauna dan ekosistem mungkin memiliki berbagai dampak tidak langsung pada
bisnis, seperti kemarahan besar publik yang menyebabkan kerusakan reputasi, keterlambatan start-up (mulai
beroperasi) atau larangan, biaya penutupan dan rehabilitasi, serta risiko warisan yang berlangsung setelah
penutupan.
2.2.4 Risiko masyarakat
Risiko masyarakat menyikapi dampak langsung pada penduduk lokal dan potensi untuk mempengaruhi
kesehatan maupun keselamatan masyarakat. Dampak langsung berkisar dari tekanan pada sumber daya seperti
air dan listrik untuk perpindahan potensi populasi yang membutuhkan pemukiman dan penyediaan layanan
ekonomi dan sosial yang penting. Dampak kesehatan dan keselamatan dapat terjadi segera tetapi sering
berjangka panjang. Pancaran ke udara, air atau tanah, masalah kesehatan yang berkaitan dengan pertumbuhan
operasi atau proyek dan migrasi masyarakat ke daerah dengan budaya, tekanan sosial atau prasarana yang
dikonsekuensikan, semua perlu dipertimbangkan. Misalnya, penyakit menular dapat menyebar dari perluasan
MANAJEMEN RISIKO 5
yang cepat dan migrasi pekerja keliling dan masyarakat. Di mana masalah kesehatan masyarakat tersebut lazim,
perusahaan tambang dapat memilih untuk mendanai program kesehatan atau menyediakan prasarana
masyarakat di daerah terpencil. Pendekatan seperti itu menarik manfaat baik bagi masyarakat dan perusahaan,
seperti kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan karyawan perusahaan yang saling terkait.
Tiga referensi yang berguna pada penilaian risiko kesehatan lingkungan, sebagai berikut:
Pedoman penilaian kesehatan lingkungan untuk penilaian risiko kesehatan manusia dari bahaya lingkungan
(Environmental health risk assessment guidelines for assessing human health risks from environmental
hazards) (Enhealth 2012)
Publikasi Australia ini menyajikan kerangka kerja menggabungkan penilaian risiko, manajemen risiko dan
komunikasi risiko. Ini merupakan rincian langkah-langkah khusus untuk penilaian risiko kesehatan
lingkungan—khususnya masuknya toksikologi, epidemiologi, penilaian paparan dan penilaian dosis-respons
dalam penentuan risiko untuk populasi umum, sub-kelompok atau individu.
Meneliti paparan manusia pada pencemar dalam lingkungan
Penelitian ini terdiri dari dua buku pegangan: sebuah buku pegangan masyarakat yang memberikan
informasi pada penilaian deskriptif pemaparan dan mengembangkan profil kesehatan bagi masyarakat
(Health Canada 1995a) serta buku pegangan untuk perhitungan paparan yang menggambarkan proses
langkah-demi-langkah untuk menghitung paparan lingkungan pencemar, mencakup bahan kimia dan
radionuklida (Health Canada 1995b). Metode yang disajikan mungkin digunakan untuk para profesional
kesehatan untuk melakukan penilaian paparan dan dapat membantu masyarakat untuk memahami proses
dan metode yang biasanya mengikuti untuk penilaian tersebut.
Standar kinerja IFC pada lingkungan dan sosial yang berkelanjutan (IFC 2012),
Publikasi ini, diterbitkan oleh International Finance Corporation (bagian dari Bank Dunia), memberikan
panduan berharga bagi perusahaan tambang.
2.2.5 Risiko hukum dan peraturan
Keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kesehatan dan keselamatan masyarakat tunduk pada peraturan.
Kegagalan untuk mengatasi persyaratan peraturan menciptakan risiko bagi perusahaan yang dapat memiliki
konsekuensi serius, mencakup kerangka kerja waktu berlarut-larut untuk perijinan, penuntutan, penutupan paksa,
serta konsekuensi produksi dan reputasi. Kedua risiko saat ini dan masa depan berkenaan dengan pemenuhan
peraturan pada operasi perlu ditangani, seperti kegagalan untuk mengenali persyaratan peraturan baru dan yang
baru muncul, dapat membatasi kelincahan bisnis operasi dan kemampuan untuk mengatasi perubahan.
Sebagian besar peraturan pemerintah mencerminkan harapan publik. Harapan untuk perubahan peraturan dapat
dimulai secara lokal, dapat digerakkan secara nasional oleh kerangka kerja legislatif atau dapat dipengaruhi oleh
tren internasional. Peraturan di negara bagian lain juga dapat secara langsung mempengaruhi industri mineral
Australia melalui pembatasan pasar.
Proses regulasi berusaha untuk memastikan agar tenaga kerja, masyarakat dan kesehatan lingkungan dilindungi
dan agar ‘hak untuk tahu’ masyarakat tentang risiko yang relevan dipertahankan. Sampai saat ini, peraturan telah
dibingkai terutama di sekitar kegiatan operasional atau ‘izin untuk beroperasi’. Baru-baru ini, peraturan juga
dikembangkan untuk ‘izin untuk memasarkan’, dimana risiko yang terkait dengan penggunaan produk hilir juga
dievaluasi.
6
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kebijakan dan praktik peraturan berubah secara regular sebagai prioritas politik dan pandangan tentang
perubahan praktik terbaik. Keterlibatan dengan para pembuat kebijakan dan birokrat lainnya dapat memberikan
peringatan dini akan potensi masalah, dan kesempatan yang ada untuk bisnis untuk mendahului undang-undang
masa depan dan mendapatkan keuntungan kompetitif.
Industri pertambangan juga memiliki risiko kedaulatan, yang berkaitan dengan kesewenang-wenangan peraturan
atau perubahan lainnya yang dikenakan oleh pemerintah yang secara fundamental mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk beroperasi. Contohnya mencakup perubahan royalti dan pajak atau perampasan aset.
2.2.6 Risiko produksi
Risiko produksi harus berhasil menguasai dan mempertahankan kegiatan operasional atau untuk mendapatkan
keuntungan dari kesempatan diidentifikasi. Risiko produksi diidentifikasi di area proses yang mempengaruhi
volume produksi atau kualitas produk dan, pada akhirnya, biaya dan arus pendapatan dari bisnis. Risiko ini
sebagian besar ekonomis tetapi mungkin berkaitan erat dengan risiko non-ekonomi. Misalnya, masalah
kepatuhan sosial dan lingkungan mungkin dipicu oleh perubahan dalam produksi. Demikian pula, masalah
lingkungan dan sosial dapat mempengaruhi produksi; misalnya, pertambangan atau pengolahan mungkin perlu
untuk dihentikan jika angin meniupkan pencemaran menuju pusat populasi.
Contoh risiko produksi mencakup kegagalan pit atau runtuhnya tanah menyebabkan aliran bijih untuk dihentikan
atau dibatasi; pabrik besar atau kegagalan peralatan menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan; serta
estimasi ulang sumber daya dan cadangan karena jatuhnya harga logam. Proses keselamatan merupakan area
utama potensi risiko pada pertambangan, misalnya di pertambangan uranium di mana insiden proses dapat
sangat merusak reputasi dan menarik perhatian peraturan yang signifikan; di pertambangan bijih besi di mana
badan bijih mengandung asbes yang harus disingkirkan sebelum izin ekspor diberikan dan limbah kemudian
disimpan secara permanen; dan di penambang emas, di mana sianida merupakan masalah yang signifikan.
2.2.7 Risiko reputasi
Dalam beberapa hal risiko reputasi merupakan konsekuensi berkesinambungan dari banyak kategori risiko
lainnya. Manajemen risiko yang efektif cenderung berdampak positif pada reputasi operasi, menawarkan peluang
baru untuk pertumbuhan, kegiatan berkelanjutan dan akses ke pasar-pasar yang baru.
Manajemen risiko yang buruk—atau kurang identifikasi dan analisis terhadap potensi konsekuensi—mungkin
berdampak negatif pada reputasi dan dapat berkonsekuensi penutupan proses tambang dan mineral sebelum
waktunya (prematur) jika reputasi rusak sampai masyarakat setempat, pemerintah, pemangku kepentingan
lainnya, atau kombinasi dari mereka, mengambil tindakan terhadap perusahaan. Studi kasus Ok Tedi (lihat kotak)
berisi banyak pesan dan konsekuensi yang mungkin dapat merusak reputasi.
MANAJEMEN RISIKO 7
STUDI KASUS: M
anajemen risiko proyek Ok Tedi,
Papua New Guinea
Pesan-pesan kunci
• Saat manajemen risiko tidak dilakukan secara menyeluruh, dapat menyebabkan dampak serius pada
arus aliran kegiatan tambang, perusahaan individu dan industri pertambangan.
• Keberlanjutan mensyaratkan bahwa hubungan yang kompleks antara berbagai risiko dipahami
dengan baik, terutama potensi keterkaitan antar risiko lingkungan, sosial, politik, ekonomi dan
reputasi.
Latar Belakang
Proyek tembaga-emas Ok Tedi adalah nama yang mudah diingat dalam industri pertambangan. Deposit
ditemukan pada tahun 1960 dan kemudian dikembangkan oleh sebuah konsorsium internasional yang
dipimpin oleh BHP Ltd di pertengahan tahun 80-an. Proyek ini terletak di Star Mountains di bagian barat
Papua New Guinea (PNG). Wilayah terpencil ini memiliki curah hujan yang tinggi dan pegunungan yang
curam dan terjal, rawan longsor dan juga dalam area seismik aktif. Tantangan rekayasa untuk limbah
pertambangan dan pengelolaan lingkungan dalam konteks ini sangat signifikan.
Risiko
Risiko yang signifikan berada di garis depan perdebatan tentang Ok Tedi sejak awal mula—risiko yang
besar, risiko lingkungan, sosial (terutama yang berkenaan dengan masyarakat adat di wilayah tersebut)
dan risiko ekonomi yang umumnya terkait dengan negara berkembang, termasuk risiko pemerintah dan
tata kelola (governance) (misalnya, Pintz 1984).
Risiko dan konsekuensi
Pembangunan bendungan tailing dimulai tetapi kemudian ditinggalkan pada tahun 1984 karena tanah
longsor hebat yang secara efektif menghancurkan bendungan. Selanjutnya, kepada Ok Tedi diberikan
izin untuk tailing dari tambang yang akan dibuang ke tetangga ke Sungai Fly.
Pada tahun 1994, penduduk desa sebelah hilir dari tambang Ok Tedi mengambil tindakan hukum
terhadap BHP Ltd, mengklaim dampak lingkungan dan sosial yang luas sebagai konsekuensi dari tailing
yang dibuang ke sungai. Sengketa pengadilan ini telah diselesaikan pada tahun 1996, dengan
perusahaan melakukan pembayaran kompensasi dan komitmen untuk mempelajari pilihan pengelolaan
limbah tambang di masa depan. Kasus ini menyebabkan kerusakan serius, tidak hanya pada reputasi
perusahaan BHP, tetapi juga pada reputasi industri pertambangan global.
Pada tahun 2002 BHP menghentikan keterlibatannya dalam proyek tersebut, mentransfer pengendalian
mayoritas Ok Tedi ke Sustainable Development Program Ltd PNG yang baru.
8
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tambang Ok Tedi . Sumber: Tinjauan Ok Tedi Mine CMCA
Manajemen risiko
Ada banyak risiko yang perlu dipertimbangkan dengan proyek seperti Ok Tedi. Batas luas dan sifat dari
dampak lingkungan ini menghadirkan banyak dan berbagai risiko—selama operasi dan juga selama
penutupan, dan rehabilitasi berikutnya. Risiko sosial sulit untuk dinilai—siapa yang menerima
keuntungan versus dampak negatif—lebih rumit lagi karena persepsi yang berbeda-beda dari sifat risiko
sosial (dalam PNG dan eksternal di negara maju). Awalnya dampak ekonomi dan risiko proyek mungkin
tampak mudah untuk ditentukan dan dinilai, namun biaya dan eksternalitas yang berasal dari dampak
lingkungan dan sosial dapat sangat signifikan dan berdampak pada ekonomi proyek.
Operasi proyek pertambangan besar menyajikan berbagai risiko tata kelola dan pemerintah. Misalnya,
saat pemerintah merupakan investor minoritas dalam proyek-proyek (penerima royalti dan pajak) serta
regulator, konflik kepentingan yang dirasakan dan kebutuhan transparansi memberikan tantangan
utama.
Proyek Ok Tedi dan dilema yang ditimbukan tersebut tidak khas di dunia—berbagai segi sifat dan saling
berkaitan dari risiko merupakan intisari perdebatan tentang keberlanjutan. Industri pertambangan dapat
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan berupaya memahami keterkaitan yang
kompleks antara risiko sosial, lingkungan, ekonomi dan tata kelola.
Kasus Ok Tedi telah membantu mengangkat kesadaran akan masalah ini di industri pertambangan serta
ranah publik bersama dengan kebutuhan untuk menerapkan manajemen risiko yang baik untuk
proyek-proyek besar dan kompleks tersebut serta meningkatkan pendekatan industri pertambangan
global terhadap risiko dan keberlanjutan.
Referensi
Pintz, WS (1984), Ok Tedi: ‘Evolution of a Third World Mining Project, Mining Journal Books, London, UK,
hlm. 206.
MANAJEMEN RISIKO 9
Dalam konteks pemasaran produk, produsen yang bertanggung jawab juga menghargai nilai yang dimulai oleh
‘pemasok pilihan’, yang mencerminkan secara positif pada seluruh perusahaan, bukan hanya pada operasi
pertambangan tertentu.
Reputasi positif dapat dibangun dan ditingkatkan dengan kinerja yang baik di mata pemangku kepentingan,
namun itu hanya dapat dicapai melalui komunikasi risiko yang efektif dan pemahaman tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi orang tentang risiko.
2.2.8 Risiko penutupan dan pasca-penutupan (warisan)
Risiko yang terkait dengan tahap-tahap penutupan dan pasca-penutupan dalam siklus kehidupan tambang
meliputi konsekuensi ekonomis dan non-ekonomis. Risiko ini berjangka panjang, dan harapan masyarakat,
pemerintah, pemilik tanah, pemilik tetangga properti lokal dan organisasi non-pemerintah (LSM) perlu
diperhitungkan. Sebuah proses penutupan terencana dan dikelola akan melindungi masyarakat dari konsekuensi
yang tak diinginkan jauh setelah perusahaan tambang telah meninggalkan daerahnya dan akan melindungi
reputasi perusahaan.
Strategi penutupan beberapa operasi tambang dapat mencakup inisiatif untuk menciptakan warisan abadi yang
meningkatkan nilai-nilai sosial dan/atau lingkungan di sekeliling tambang dan masyarakat sekitar. Dengan cara
ini, reputasi perusahaan pertambangan akan ditingkatkan. Penutupan juga dapat menjadi latihan yang sangat
mahal: Studi kasus tambang emas Martha Gold (lihat kotak) memperlihatkan bagaimana penilaian risiko yang
baik dan program pengendalian yang terstruktur dengan baik mengurangi potensi kewajiban penutupan
perusahaan secara dramatis.
STUDI KASUS: M
enggunakan penilaian risiko kuantitatif
untuk menetapkan asuransi finansial pascapenutupan, tambang emas Martha Gold mine,
Waihi, New Zealand
Waihi Gold Company (WGC) telah mengoperasikan Martha tambang terbukanya di Selandia Baru sejak
1988. WGC mengajukan permintaan izinnya pada tahun 1977 untuk memperpanjang tujuh tahun lagi
setelah habis masa hidup seperti dalam rencana dan telah diizinkan. Di bawah proses perizinan regulator
meminta bond (financial assurance) pasca-penutupan yang akan berlanjut melampaui periode
penutupan.
Tujuan bond (jaminan keuangan/obligasi) pasca-penutupan merupakan untuk mengganti kerugian
masyarakat Selandia Baru terhadap biaya pengelolaan situs dan untuk pencegahan atau remediasi risiko
peristiwa lingkungan yang dapat terjadi di masa depan. Jaminan pasca-penutupan harus ada untuk
selamanya.
Anti-pertambangan dan kelompok lobi lingkungan menyatakan bahwa diperlukan bond lebih dari $100
juta. WGC ingin memasukkan obligasi yang sebanding dengan tingkat risiko pasca-penutupan.
WGC mengusulkan bahwa pada penutupan, tanah saat ini di dalam dan sekitar lubang tambang dan
daerah yang diduduki oleh tailing dan fasilitas pembuangan limbah batuan akan dipindahkan ke sebuah
badan perwalian amal (charitable trust) yang khusus dimodali, yang kemudian akan memikul tanggung
jawab untuk manajemen berkelanjutan dan pemeliharaan aset, serta untuk perbaikan setiap peristiwa
risiko yang tidak direncanakan.
Struktur permodalan bond
Potensi biaya masa depan untuk mengelola dan memelihara situs dibagi menjadi empat kategori:
Biaya dasar: Biaya kegiatan yang dikenal dan diperlukan—administrasi, pemeliharaan, pemantauan.
10
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Asuransi liabilitas publik: Biaya premi tahunan untuk kewajiban hukum publik (pihak ketiga) asuransi.
Asuransi risiko industri dan khusus (Industrial and special risk (ISR)): Biaya premi tahunan untuk
risiko potensi terjadinya peristiwa mendadak yang tidak menentu dan tidak diperkirakan untuk terjadi,
tetapi yang memang dapat terjadi (misalnya pelepasan tailing atau kegagalan struktur saluran ke luar
danau pit).
Biaya risiko masalah bertahap: Potensi biaya risiko bertahap yang tidak dapat diasuransikan yaitu
peristiwa yang tidak menentu dan tidak diperkirakan untuk terjadi, tetapi yang memang dapat terjadi
(misalnya, kualitas air danau pit yang memburuk, drainase rembesan batuan asam, emisi debu) dan
juga yang tidak dapat diasuransikan maupun tidak dapat diasuransikan dengan biaya yang efektif.
Estimasi biaya dasar kegiatan yang dikenal untuk mengelola dan memelihara situs, dan estimasi biaya
asuransi umum relatif sederhana dan biaya diperkirakan dengan cara yang biasa menggunakan diskonto
arus kas (discounted cash flow) untuk menghasilkan komponen ini dari dana kapitalisasi.
Tantangan bagi proyek ini untuk secara wajar memperkirakan, namun konservatif, nilai dolar untuk
cadangan asuransi ISR dan untuk terjadinya potensi risiko peristiwa bertahap yang tidak dapat
diasuransikan.
Penilaian risiko
Proses identifikasi risiko formal dilakukan dengan menggunakan panel ahli yang terdiri dari manajer
bagian WGC dan keahlian spesialis eksternal. Disiplin ilmu yang diwakili merupakan geokimia, hidrogeokimia, hidrogeologi, hukum, dan rekayasa (pertambangan, bendungan tailing, lingkungan,
penggilingan, pengolahan air dan geoteknik).
Panel mengidentifikasi sekitar 95 peristiwa risiko kredibel (yang dapat terjadi), yang mencakup,
misalnya, stabilitas dinding pit, pemukiman, dampak peledakan, kerusakan aset warisan, kebisingan,
semburan pipa, tumpahan bahan kimia, perubahan peraturan, kontaminasi tanah, debu, bahan
berbahaya, dampak satwa liar, lalu lintas, dampak visual dan nilai properti.
Banyak peristiwa risiko yang teridentifikasi yang tidak termasuk dalam pertimbangan bond pascapenutupan atas dasar mereka hanya ada selama operasi tambang dan aktivitas penutupan, dan/atau
yang tidak mungkin atau tidak penting setelah penutupan.
10 risiko pasca-penutupan yang disertakan dalam analisis obligasi pasca-penutupan adalah:
ketidakstabilan dinding pit, kegagalan struktur saluran ke luar air danau pit, kualitas air danau pit,
kualitas air tampungan kolam, rembesan memotong tailing, rembesan memotong batuan sisa,
perimeter tanggul drainase batuan masam, pelepasan katastrofik tailing, pelepasan rembesan, dan
kualitas air kolam tailing.
Peristiwa risiko dibagi lagi dalam dua sub-kelompok: ISR dan bertahap. Peristiwa katastrofik yang
tiba-tiba diidentifikasi sebagai dapat diasuransikan dan tercakup dalam pengelompokan ISR, pelepasan
katastrofik tailing sebagai peristiwa risiko utama dalam kelompok ini.
Untuk peristiwa risiko bertahap, pendekatan kuantitatif pemodelan risiko digunakan untuk penilaian
risiko. Risiko dihitung sebagai produk dari kemungkinan (likelihood) dan biaya kejadian untuk setiap
peristiwa risiko. Biaya risiko, yang membentuk komponen risiko bertahap dana pemodalan, dihitung
sebagai jumlah dari biaya terjadinya masalah risiko berperingkat tertinggi yang berkontribusi 95 persen
dari total risiko untuk kelompok tersebut.
MANAJEMEN RISIKO 11
Jumlah pemodalan bond
Biaya dasar pasca-penutupan
Perkiraan biaya dasar kegiatan untuk yang kegitatan yang dikenal untuk mengelola dan memelihara
situs $550.000 (net present value, NPV).
Biaya asuransi liabilitas publik
Biaya untuk memberikan perlindungan sejumlah $5 juta diperkirakan $130.000 (NPV).
Biaya asuransi ISR
Biaya risiko kelompok ISR ($12 juta) digunakan untuk menjelaskan dan menegosiasikan persyaratan
penutup ISR ke pialang (broker) asuransi. Pialang mengindikasikan bahwa premi tahunan yang
diperlukan $45.000 untuk perlindungan $12 juta, akan melindungi sampai dengan $50 juta. Premi ini
kemudian digunakan untuk menghitung komponen ISR dari ikatan kapitalisasi. NPV dari premi ISR
tahunan sebesar $45.000 per tahun, diskon selama 50 tahun bahwa potensi untuk peristiwa pelepasan
tailing yang diasumsikan akan ada, sejumlah $960.000.
Tambang Martha, Waihi, New Zealand.
Sumber: Newmont
12
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Biaya masalah risiko bertahap
Untuk komponen bertahap, biaya risiko ($4 juta) mewakili biaya yang harus disediakan untuk
melindungi terjadinya peristiwa risiko pasca-penutupan bertahap.
Kesimpulan
Dengan menggunakan proses di atas, diperkirakan jumlah total sekitar $5,6 juta akan memungkinkan
trust (badan perwalian) untuk melakukan pengelolaan lahan dan pemeliharaan tanggung jawabnya
selamanya.
Saat proposal obligasi diajukan ke regulator, struktur bond dan kuantum diterima tanpa tantangan.
Dalam sidang Mahkamah Lingkungan berikutnya, hakim memilih untuk mengumpulkan jumlah hingga
$6 juta, dan WGC membukukan jumlah pemodalan bond tersebut.
Proses ini tunduk pada tinjauan tahunan dan WGC akan memiliki kesempatan untuk mengevaluasi
kembali dan mengubah profil risiko pasca-penutupan. Ada harapan bahwa, dari waktu ke waktu, fokus
ini akan memungkinkan bond pemodalan akan jauh berkurang.
2.2.9 Bahan mineral yang bertentangan
Pada tahun 2012, Securities and Exchange Commission AS mengadopsi suatu aturan yang mewajibkan
perusahaan untuk secara terbuka mengungkapkan penggunaan ‘mineral konflik’ yang berasal dari Republik
Demokratik Kongo atau negara yang berdampingan. Aturan ini membahas peran perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat yang mengekploitasi pekerja ilegal dan memperdagangkan sumber daya serta menganggap
perusahaan-perusahaan AS bertanggung jawab. Australia belum mengadopsi peraturan serupa, tetapi penguasa
AS dapat mempengaruhi perusahaan Australia karena membutuhkan perusahaan-perusahaan AS untuk
menyelidiki dan mengungkapkan apakah produk mereka mengandung mineral konflik.
Beberapa perusahaan sumber daya Australia memiliki operasi yang luas di Afrika, dan ini diharapkan terus
meningkat. Mineral konflik mencakup timah, tantalum, tungsten dan emas yang berasal dari wilayah Afrika yang
dilanda perang saudara. Perdagangan mineral tersebut mendanai kelompok pemberontak bersenjata yang
beroperasi di zona konflik, dan perusahaan berisiko terkait dalam masalah potensi pelanggaran hak asasi
manusia dan tanggung jawab sosial perusahaan serta masalah etika. Perusahaan Australia yang beroperasi di
daerah konflik harus menentukan apakah produk mereka mencakup mineral konflik dan melacak tujuan mineral
tersebut. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat membuat organisasi bertanggung jawab secara hukum di
bawah kekuasaan AS jika mineral tersebut ditelusuri ke produk Amerika, terutama elektronik. Mempertahankan
posisi perusahaan membutuhkan pertimbangan berhati-hati, karena mungkin menemui kesulitan dalam melacak
volume rendah, mineral bernilai tinggi ini.
Praktik kerja unggulan menyarankan perusahaan Australia yang beroperasi di daerah konflik untuk mencakup
mineral konflik dalam penilaian dan dokumentasi risiko bahwa mereka tidak berurusan dengan mineral seperti,
antara lain, membeli dari penambang rakyat atau pedagang yang membeli mineral dari mereka. Ini merupakan
kepentingan utama para aktivis dan LSM serta instansi pemerintah di seluruh dunia. Kegagalan untuk
memperlihatkan uji tuntas mengenai mineral konflik dapat berdampak buruk pada reputasi dan pangsa harga
perusahaan, serta membatasi sumber keuangan.
MANAJEMEN RISIKO 13
2.2.10 Suap
Menurut Marsh (2014), bagian 70.2 dari Undang-Undang KUHP Australia, yang berkaitan dengan penyuapan
pejabat asing, membuat suatu pelanggaran untuk menyuap pejabat publik asing, bahkan jika suap yang
dianggap ‘kebiasaan, perlu atau dibutuhkan dalam situasi tersebut’, dan bahkan jika terdapat ‘toleransi resmi
suap’. Suap dibuat saat manfaat yang didapatkan tidak sah dan itu dibuat untuk tujuan mempengaruhi hasil yang
dibutuhkan dari seorang pejabat. Berdasarkan hukum Australia, manfaat jauh melampaui uang dan dapat
mencakup hal seperti beasiswa, pelatihan dan banyak manfaat lainnya. ‘Fasilitas pembayaran’ berjumlah kecil
mungkin tidak dianggap suap, asalkan pembayaran tidak berarti dan dibuat untuk mempengaruhi pengaturan
waktu bukan hasil dari fungsi kecil, rutin. Pemerintah Australia menyarankan agar individu dan perusahaan
berupaya untuk selalu menolak melakukan pembayaran fasilitasi.
Situasi ini menantang, seperti di beberapa negara di mana perusahaan pertambangan Australia mengoperasikan
praktik suap yang mungkin diharapkan dan umum tanpa mengindahkan undang-undang setempat mengenai hal
itu, dan hukum tidak ditegakkan sekuat seperti wilayah di yurisdiksi lain.
KUHP Australia menempatkan tanggung jawab pada organisasi untuk memastikan agar karyawan mereka tidak
terlibat dalam prilaku yang merupakan tindakan penyuapan. Organisasi berkewajiban untuk akrab dengan hukum
dan menyadari tipe kegiatan mana yang legal dan yang illegal saat berinteraksi dengan pejabat asing. Selain itu,
pelanggaran akan menerapkan ‘terlepas dari hasil suap atau dugaan perlunya pembayaran’. Hukuman untuk
penyuapan menurut hukum Australia amat ketat. Seseorang dapat dipenjara hingga 10 tahun atau denda hingga
maksimal $1,7 juta. Untuk badan usaha, denda dapat tiga kali lipat nilai manfaat yang diperoleh (jika mereka
dapat memastikan manfaat tersebut), 10% dari omset tahunan perusahaan (dalam kasus di mana nilai manfaat
tidak dapat dipastikan) atau $17 juta, mana yang lebih tinggi. Kewajiban perusahaan meliputi sampai ke tindakan
karyawan dan lain-lain yang bekerja atas namanya.
Perusahaan pertambangan Australia harus mengikuti praktik kerja unggulan dengan menempatkan di tempat
kerangka kerja manajemen risiko yang efektif yang meliputi penyuapan dan korupsi serta menciptakan budaya
kepatuhan, dimulai dengan manajemen senior. Karyawan dan rekan Australia dan luar negeri juga harus
terinformasi sepenuhnya dan terlatih dalam kebutuhan perusahaan. Audit yang tepat dari pembayaran yang
dilakukan di luar negeri merupakan manajemen risiko yang penting dan teknik uji kelayakan.
2.3 Risiko dan ketidakpastian
‘Risiko’ bukan istilah yang mudah untuk didefinisikan, sehingga ada berbagai definisi (Cross 2012). Sementara
risiko sering dianggap dalam hal kemungkinan sesuatu yang terjadi dan tingkat keparahan hasilnya, risiko
sebagai sebuah konsep lebih kompleks, dan bahwa kompleksitas tersebut perlu dipahami.
AS/NZS ISO 31000 mendefinisikan risiko sebagai ‘efek ketidakpastian pada tujuan’, di mana ketidakpastian
mungkin berkaitan dengan kekurangan informasi, pemahaman atau pengetahuan tentang suatu peristiwa,
konsekuensinya atau kemungkinan. Saat membuat keputusan sebagai bagian dari pengelolaan risiko, penting
untuk diingat bahwa ini bukanlah ilmu mutlak, melainkan tentang mengelola ketidakpastian untuk mencapai
tujuan yang mungkin mencakup tujuan sosial, lingkungan dan ekonomi. Risiko juga bersifat keadaan tertentu dan
harus dinamis, berulang dan responsif terhadap perubahan.
Risiko biasanya dianggap baik dari segi ancaman dan peluang. Namun, untuk tujuan buku ini, yang pembaca
utamanya manajemen operasional situs, risiko dianggap hanya sebagai identifikasi, analisis dan pengelolaan
ancaman.
14
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tantangan keberlanjutan dalam industri pertambangan adalah mengkoordinasikan kegiatan untuk mengelola
berbagai risiko yang akan mengubah seluruh siklus LoM dan dengan keadaan yang berubah, dengan tujuan
menyeimbangkan pilar sosial, lingkungan dan ekonomi. Penting untuk diingat bahwa penilaian risiko berbasis
asumsi bahwa suatu peristiwa akan atau tidak akan terjadi atau yang akan ada pada intensitas yang diasumsikan.
Jika asumsi tidak benar, penilaian mungkin cacat. Misalnya, kegagalan untuk menilai dengan benar cuaca ekstrim
dapat menyebabkan tambang kebanjiran atau penutupan karena kekurangan air. Kegagalan untuk secara akurat
menilai reaksi masyarakat untuk operasi pertambangan dapat menyebabkan penutupan operasi dan bahkan
perubahan dalam undang-undang untuk menampung reaksi mereka.
Sifat pertambangan menyajikan berbagai ketidakpastian, yang mungkin berasal dari faktor global, nasional atau
lokal. Ketidakpastian tersebut dapat berkaitan dengan faktor-faktor teknis dan manusia; dampak lingkungan;
manfaat sosial; faktor ekonomi, seperti biaya energi, harga komoditas dan nilai tukar; geologi dan kondisi iklim;
dan risiko politik. Untuk mengelola risiko secara efektif, ketidakpastian dan tidak dapat diprediksikan harus diakui
dan kesenjangan informasi diisi untuk mengurangi ketidakpastian. Selain pekerjaan teknis yang komprehensif, hal
ini memerlukan keterlibatan dengan para pemangku kepentingan yang relevan yang akan memiliki persepsi yang
berbeda dari ketidakpastian dan berbagai aspek pertambangan.
2.4 Risiko dan kesalahan manusiawi
Ketidakpastian risiko juga berasal dari tindakan orang-orang di semua lapisan dan dari pengetahuan bahwa
aturan dan prosedur tidak akan selalu diikuti. Penelitian pada banyak industri telah menemukan tingkat tinggi
ketidakpatuhan, dan bahwa manajer biasanya melebih-lebihkan tingkat kepatuhan. Alasan untuk ketidakpatuhan
bervariasi, tapi mencakup kurangnya kesadaran, prosedur tidak dapat dijalankan, prosedur yang terlalu ketat
atau memakan waktu, dan terdapat metode yang lebih baik (Hale et al. 2012). Hal ini tidak berarti aturan dan
prosedur tidak diperlukan atau tidak penting, namun penilaian risiko tidak harus didasarkan pada asumsi
kepatuhan penuh dengan prosedur. Dampak asumsi tersebut telah dibuktikan dalam banyak bencana, seperti
ledakan kilang minyak Macondo Gulf.
Sebuah model populer penyebab kecelakaan adalah model ‘Swiss cheese’ (Reason 1997), yang dianggap sebagai
variasi perilaku orang-orang di lapangan dan menyebabkan tiga taksonomi kesalahan: ‘slip or lapse’ (‘selip atau
selang’), ‘mistake’ (‘kesalahan’) dan ‘violation’ (‘pelanggaran’) (Reason 1990). Hal ini penting untuk memahami
taksonomi yang berbeda-beda terebut, seperti tipe kesalahan yang berbeda yang dikurangi dengan cara yang
berbeda, terutama bila dibandingkan dengan respons yang paling umum dalam menanggulangi kesalahan
melalui pelatihan. Tugas desain, peralatan desain, faktor lingkungan, kelelahan dan prosedur yang buruk,
kesemuanya dapat berkontribusi untuk kemungkinan kesalahan dan akan memerlukan intervensi berbeda dan
lebih kompleks.
Perspektif lain alasan untuk kesalahan berasal dari prinsip efficiency-thoroughness trade-off (ETTO) (prinsip
pertukaran efisiensi-ketelitian) yang menyatakan bahwa ‘dalam kegiatan sehari-hari orang secara rutin membuat
pilihan antara efisien dan ketelitian, karena jarang untuk memilih keduanya pada waktu yang sama. Jika tuntutan
untuk produktivitas atau kinerja tinggi, ketelitian berkurang sampai tujuan produktivitas terpenuhi. Jika
permintaan untuk keselamatan tinggi, efisiensi berkurang sampai tujuan keselamatan produktivitas terpenuhi’
(Hollnagel 2009: 15). Hollnagel berpandangan bahwa orang memiliki preferensi untuk efisiensi dan akan
mengubah perilaku mereka untuk itu. Adaptasi untuk efisiensi ini dapat positif dan inovatif jika aspek-aspek
potensial negatif diidentifikasi dan dikelola.
Adaptasi dapat lebih dalam dari kegagalan kepatuhan, pemahaman risiko atau efisiensi. Secara bertahap, kita
menjadi lebih sadar bahwa selama jam kerja normal orang akan terus beradaptasi dengan lingkungan mereka
dengan perubahan di dalamnya. Tantangannya adalah untuk menciptakan percakapan terbuka guna
mengidentifikasi skenario seperti ini dan baik sanksi atau pun adaptasi atau rencana dan mendesain kebutuhan
tersebut.
MANAJEMEN RISIKO 15
2.5 Risiko kumulatif
Proses manajemen risiko di industri mineral sering fokus pada risiko yang terkait dengan pengoperasian fasilitas
tunggal. Di mana operasi tambang tunggal terletak jauh terpencil, pendekatan tersebut mungkin masuk akal.
Namun, di mana kegiatan tambang dan pengolahan mineral berada di tengah kelompok, dalam hubungannya
dengan industri lain atau di dekat dengan masyarakat yang sensitif atau reseptor lingkungan, mungkin dampak
kumulatif perlu dipertimbangkan.
Risiko kumulatif dapat disebabkan efek agregat operasi beberapa penambangan di suatu wilayah atau kombinasi
dampak yang berbeda dari satu tambang (seperti kebisingan, udara, air dan masalah kemudahan visual). Risiko
kumulatif cenderung kurang jelas, seperti yang sering halus dan tersebar seiring waktu. Untuk risiko kesehatan,
dan lingkungan, ilmu pengetahuan terus memberikan perbaikan metode pemantauan dan evaluasi. Masyarakat
menganggap dampak kumulatif dari semua kegiatan tambang di daerah mereka sangat serius, dan sangat
penting untuk disadari dalam era informasi modern yang jika risiko kumulatif tidak diakui dan dikelola dengan
baik akan menjadi dampak signifikan pada izin sosial yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi.
2.6 Pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan adalah orang-orang dan organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh atau
menganggap diri mereka dipengaruhi oleh keputusan, kegiatan atau risiko. Pemangku kepentingan dapat
mencakup manajer, pekerja/karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat setempat, pemilik lahan, pemilik
perusahaan atau pemegang saham dan, dalam kasus risiko kumulatif, operator lain di daerah.
Pemangku kepentingan memahami dan melihat risiko dari berbagai sudut dan bereaksi sesuai sudut pandang
mereka. Komponen penting dari semua proses manajemen risiko adalah komunikasi risiko. Komponen harus
merupakan proses dua arah, proaktif di semua tahapan siklus LoM, serta konsisten dan responsif terhadap
umpan balik. Penerapan dini prinsip-prinsip manajemen risiko meletakkan dasar bagi hubungan yang baik di
seluruh siklus LoM. Terdapat banyak contoh hubungan yang rusak pada tahap eksplorasi atau penemuan atau
selama studi kelayakan tambang, yang menciptakan kesulitan dalam hubungan dengan pemangku kepentingan
yang dapat terbawa sampai tahap pembangunan, operasional dan penutupan tambang. Permasalahan ini
mungkin memerlukan upaya tambahan manajemen yang signifikan, menunda mulainya proyek atau memberi
dampak yang merugikan LoM. Karena solusi teknis untuk risiko direncanakan dan dilaksanakan, efektivitas dari
solusi harus dimintakan dukungan dari para pemangku kepentingan agar bekelanjutan dan membangun
kepercayaan dalam proses manajemen risiko.
Bagian 5.5 buku ini mencakup diskusi tentang komunikasi risiko dan keterlibatan pemangku kepentingan.
2.7 Risiko time line (penentuan waktu) untuk manajemen risiko
Risiko proyek pertambangan perlu dipertimbangkan seiring jangka waktu panjang yang akan didasarkan pada
asumsi tentang profil risiko jangka panjang operasi pertambangan. Misalnya, tujuan penutupan tambang dan
rehabilitasi perlu didefinisikan selama tahap pengembangan proyek (kelayakan dan desain). Proses prediksi ini
membutuhkan masukan dari pihak berwenang dan pemangku kepentingan masyarakat setempat. Regulator
biasanya memerlukan mekanisme jaminan untuk memastikan bahwa dana tersedia untuk menangani situasi di
mana tujuan rehabilitasi penutupan dan lokasi tambang tidak terpenuhi. Sementara proses perencanaan ini
mungkin tidak menjadi tanggung jawab pengelola situs, semua manajer harus menyadari lingkup proses
perencanaan dan manajemen risiko ditambah implikasi untuk operasi saat ini (untuk informasi lebih lanjut lihat
buku pedoman praktik kerja unggulan Penutupan tambang dan Rehabilitasi tambang).
16
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.8 Menerapkan proses-proses risiko pada rantai nilai material
Penatagunaan merupakan pengelolaan bahan, sumber daya dan produk di seluruh siklus hidup mereka untuk
memaksimalkan nilai dan mengelola dampak lingkungan dan dampak sosial yang timbul dari produksi dan
penggunaannya dengan lebih baik. Pendekatan penatagunaan material berfokus pada penciptaan sistem
terpadu untuk mengelola bahan sepanjang siklus hidup mereka, terutama limbah, zat berbahaya dan produk.
Dengan demkian berpotensi untuk menyediakan kerangka kerja pusat di mana fungsi penting lainnya, seperti
manajemen risiko, dapat ditautkan. Gambar 1 menggambarkan contoh generik rantai nilai material.
Gambar 1: Penatagunaan rantai nilai material generik untuk industri mineral
Sumber: Rio Tinto.
Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan atau pembuangan yang
kurang layak dari beberapa bahan, terdapat kebutuhan untuk tindakan industri proaktif pada penatagunaan
material. Tantangan ini sudah ditangani oleh beberapa perusahaan dalam perilaku mereka dari penilaian siklus
hidup yang luas untuk produk utama. Kegagalan industri untuk menanggapi dengan tepat merupakan
kecenderungan yang mengarah ke prinsip-prinsip manajemen material yang dikenakan melalui regulasi;
misalnya, undang-undang REACH (registration, evaluation and authorization of chemicals) (pendaftaran, evaluasi
dan otorisasi bahan kimia) di Uni Eropa dan NSW dan Peraturan Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas di
Australia (Extended Producer Responsibility Regulations in Australia).
Rantai nilai penatagunaan material dalam pengidentifikasian zat kimia yang ada dalam bijih yang dipasok;
digunakan dalam pengolahan mineral; dipancarkan dalam pengolahan primer mineral atau pemurnian hilir,
peleburan, dan manufaktur; atau dipancarkan selama pembuangan atau daur ulang di akhir masa pakai produk.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu untuk mengidentifikasi zat kimia yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia atau lingkungan:
• Apakah karakteristik kimiawi dan mineralogi bijih saat diekstraksi, termasuk zat berharga dan ketidakmurnian
alami?
• Bahan kimia apakah yang disediakan dan digunakan dalam operasi pengolahan mineral?
• Bagaimanakah bahan kimia pengolahan diproduksi, diangkut dan disimpan sebelum digunakan?
• Emisi apakah yang menarik yang terjadi dalam proses mineral atau ekstraksi logam dan pengolahan
selanjutnya?
• Bagaimanakah emisi dikendalikan?
MANAJEMEN RISIKO 17
• Bagaimanakah aliran limbah berbahaya dikelola?
• Ketidakmurnian apakah yang penting yang terkandung dalam produk yang dijual dan diangkut ke pelanggan?
• Apakah ada pengolahan zat kimia sisa yang menjadi keprihatinan para pemangku kepentingan (seperti sianida)?
• Bagaimanakah nasib zat kimia dalam produk?
Setelah informasi ini dikumpulkan, rantai pasokan mineral (hulu dan hilir) dan pemangku kepentingan yang
tertarik pada zat-zat kimia dapat diidentifikasi. Para pemangku kepentingan (masyarakat, regulator, pemasok,
pelanggan, produsen, transporter, operator pabrik) perlu terinformasi tentang zat kimia yang menjadi perhatian
mereka, seperti:
• sifat zat kimia, apakah alami dalam produk atau ditambahkan
• kemungkinan jalur paparan dan kendali yang diperlukan untuk melindungi karyawan dan masyarakat
• pilihan yang tersedia untuk mengurangi, daur ulang, denaturasi dan membuang zat prioritas
• prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat
• informasi di tempat transportasi, penyimpanan, penanganan dan penggunaan.
Konsep penatagunaan material mendasari definisi aliran bahan dan zat kimia yang terkait dengan produksi
pertambangan dan mineral. Hal ini membantu mengidentifikasi para pemangku kepentingan di sepanjang rantai
pasokan bahan yang mungkin perlu terlibat dalam kegiatan manajemen risiko.
Sementara langkah-langkah awal pendekatan penatagunaan material memberikan data yang berguna untuk
manajemen risiko, fokus yang lebih luas pada pengelolaan materi yang mengalir di seluruh rantai nilai dalam
kemitraan dengan pengguna lain, mendasari pengelolaan risiko secara keseluruhan bagi masyarakat dan
kesehatan lingkungan.
2.9 Dampak finansial (langsung dan tak langsung)
Dampak finansial atau konsekuensi ekonomis yang berkaitan dengan pembelanjaan modal, jadwal, biaya operasi,
produksi dan pendapatan harus dievaluasi terhadap semua tipe risiko yang diidentifikasi untuk kegiatan operasi
ini. Konsekuensi mungkin negatif atau positif dan berpotensi untuk mempengaruhi profitabilitas dan nilai bersih
sekarang (NPV) dari operasi. Penilaian harus relatif terhadap ukuran operasi atau proyek, atau sejalan dengan
definisi materialitas perusahaan.
Sementara dampak keuangan pengendalian risiko pembangunan berkelanjutan yang diusulkan harus dianggap
sebagai bagian dari manajemen risiko, peristiwa risiko keuangan tidak dipertimbangkan dalam buku ini. Namun,
mungkin ada risiko keuangan signifikan yang timbul dari permasalahan lingkungan seperti remediasi lokasi yang
terkontaminasi (lokasi tambang sering otomatis ditetapkan sebagai situs yang terkontaminasi bawah undangundang); kerugian finansial yang berkaitan dengan penuntutan (kesehatan lingkungan dan tempat kerja dan
keselamatan); risiko dari peristiwa lingkungan yang ekstrim menyebabkan penutupan sementara atau penutupan
tambang dengan implikasi keuangan konsekuen; risiko kedaulatan yang mencegah proyek yang direncanakan
dari persidangan; dan masih banyak lagi.
18
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
3. A
NALISIS DAN PENGENDALIAN
RISIKO
Pesan-pesan kunci
• Manfaat yang dicapai dengan manajemen risiko diukur dengan efektivitas pengendalian yang
dilaksanakan (yaitu, apakah pengendalian telah dirancang dengan baik untuk mengendalikan risiko),
apakah pengendalian diterapkan sebagaimana dimaksud dan apakah pengendalian berada di tempat
dan bekerja secara efektif.
• Alat analisis risiko harus digunakan secara berhati-hati oleh orang-orang yang terlatih dan terampil
dalam penggunaan dan tujuannya.
• Berbagai macam pendekatan penilaian risiko tersedia untuk industri pertambangan. Penting agar
para pembuat keputusan memilih teknik penilaian risiko yang tepat untuk aplikasi dan informasi
kebutuhan mereka.
• Teknik yang lebih kompleks umumnya memberikan hasil yang lebih akurat tetapi dengan biaya
peningkatan waktu, keterlibatan dan membutuhkan keahlian khusus yang lebih besar untuk
menjalankan analisis. Kombinasi teknik mungkin terbukti paling efisien.
• Penilaian risiko bukanlah proses sekali saja, namun memerlukan tinjauan rutin hasil penilaian risiko.
3.1 Kata pengantar
Kepentingan bisnis dari identifikasi, analisis dan manajemen risiko untuk industri pertambangan telah meningkat
secara signifikan selama beberapa tahun terakhir. Konsekuensinya, berbagai metode manajemen risiko juga telah
diperluas.
Organisasi harus memilih kombinasi penilaian risiko dan pilihan manajemen yang paling tepat untuk mencapai
tujuan khusus mereka dalam anggaran yang tersedia dan garis waktu. Bagian ini dirancang untuk membantu
proses seleksi. Peristiwa atau permasalahan yang diidentifikasi sebagai ‘risiko tinggi’ harus dipilih untuk aksi
mitigasi (tindak penanggulangan) prioritas yang lebih tinggi untuk menurunkan kemungkinan peristiwa,
mengurangi konsekuensi jika peristiwa tersebut terjadi, atau keduanya.
3.2 Proses-proses manajemen risiko generik
Kebanyakan manajer dan profesional teknis yang terkait dengan industri mineral Australia akan akrab dengan
proses penilaian risiko dan manajemen risiko yang lebih luas yang meliputi identifikasi, analisis, evaluasi dan
penanganan risiko. Secara historis, pendekatan manajemen risiko telah difokuskan pada aspek teknis manajemen
risiko. Pendekatan risiko kontemporer seperti yang dijelaskan dalam ISO 31000:2009 Manajemen risiko—prinsipprinsip dan pedoman sekarang lebih menekankan pada komunikasi pada setiap tahap manajemen risiko. Penting
bagi praktisi risiko dan manajer untuk sepenuhnya menghargai hubungan antara manajemen risiko yang efektif,
komunikasi risiko dan proses penilaian risiko teknis. Elemen-elemen utama ISO 31000 adalah:
1) Berkomunikasi dan berkonsultasi
2) Menetapkan konteks
3) Mengidentifikasi sumber bahaya (hazard) atau ancaman (langkah tambahan ini tidak terdapat dalam ISO
31000, dan dimaksudkan untuk menghindari perangkap yang dihadapi dengan melompat langsung ke
identifikasi risiko—lihat Bagian 3.5)
MANAJEMEN RISIKO 19
4) Mengidentifikasi risiko
5) Menganalisis risiko
6) Mengevaluasi risiko
7) Menanggulangi risiko
8) Memantau dan memberi tinjauan.
3.3 Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal yang sesuai pada setiap tahap
dari proses manajemen risiko dan tentang proses secara keseluruhan sangat penting untuk memperoleh
informasi yang berkualitas guna penilaian risiko dan untuk mengembangkan pengendalian yang efektif. Lihat
Bagian 5.5 untuk pembahasan rinci komunikasi risiko.
3.4 Menetapkan konteks
Menetapkan konteks eksternal dan internal di mana sisa proses akan berlangsung menetapkan latar belakang
untuk proses manajemen risiko, sifat kegiatan dan berbagai dampak potensial. Hal ini menyebabkan identifikasi
stakeholder utama, perumusan tujuan manajemen risiko dan struktur, serta kriteria evaluasi risiko. Ruang lingkup
proses manajemen risiko kemudian didefinisikan.
Langkah pertama adalah untuk memahami aktivitas yang dianalisis dan menjelaskan arti pentingnya bagi bisnis,
dari mana tujuan penilaian dapat dikembangkan. Analisis risiko dimaksudkan untuk menilai risiko yang
ditimbulkan oleh sejumlah kegiatan dan situasi dalam industri mineral, seperti:
• pekerjaan proyek dalam organisasi
• risiko yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan untuk lingkungan yang lebih luas (aplikasi analisis dampak
lingkungan)
• estimasi biaya keuangan dari peristiwa risiko
• risiko keselamatan publik
• risiko keselamatan pekerja
• penyeleksian pilihan paling berisiko
• penentuan jaminan keuangan (bond atau trust)
• estimasi transfer risiko melalui akuisisi dan divestasi.
Evaluasi proyek membutuhkan deskripsi yang komprehensif yang dengan gamblang mengartikulasikan tujuan,
manfaat dan biaya proyek, mencakup jadwal kegiatan, prasarana baru atau perubahan prasarana yang ada, tatap
muka dengan operasi yang ada, dan dampak potensial proyek.
Konteks penilaian risiko menentukan tipe output yang dibutuhkan, pendekatan yang dilakukan dan rincian yang
diperlukan. Berbagai metodologi tersedia, mencakup pendekatan kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif.
Penilaian risiko dapat digunakan untuk pandangan sekilas perusahaan untuk memprioritaskan risiko dan pilihan
screen (saringan) melalui pendefinisan fokus manajemen atau peristiwa tertentu dan tugas yang direncanakan.
Deskripsi konteks membantu menentukan struktur yang diperlukan untuk penilaian, serta sifat dan tingkat
keahlian yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan peristiwa risiko yang penting (pokokpokok spesialis, nama, pengalaman, reputasi, kapasitas konseptual).
20
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
3.5 Identifikasi sumber-sumber bahaya (hazard) atau ancaman
Terdapat kecenderungan untuk maju langsung ke identifikasi risiko setelah menetapkan konteks. Konteks perlu
diselaraskan guna memastikan agar mereka yang terlibat melihat potensi peristiwa risiko secara lebih luas dan
tidak hanya membawa pengetahuan pribadi atau pengetahuan kolektif dan pengalaman mereka. Sebelum mulai
mengidentifikasi peristiwa risiko, akan membantu untuk menyusun naskah daftar bahaya atau ancaman yang
dapat digunakan dalam kaitannya dengan proses penambangan yang sedang diperiksa guna mengembangkan
serangkaian peristiwa risiko untuk analisis.
Di daerah keamanan, cara yang sangat efektif untuk melakukan ini adalah fokus pada potensi sumber daya energi
dan kemudian berpikir melalui hasil yang tak diinginkan yang mungkin timbul dari hilangnya pengendalian atas
properti energi-energi tersebut yang berpotensi merusak (Viner 2015). Energi harus dilepaskan untuk
menyebabkan kerusakan fisik, sehingga sumber daya energi harus diidentifikasi sebelum peristiwa risiko
dijelaskan. Energi di sektor pertambangan secara alami inheren dalam pekerjaan atau pun bagian proses kerja
yang diperlukan, dan banyak yang hadir dalam jumlah besar, sehingga pelepasan yang tak diinginkan dapat
menyebabkan kerusakan fisik yang serius (major).
Untuk daerah lingkungan, merupakan hal yang umum untuk berpikir dalam hal jalur dan reseptor dan peran yang
dilakukan oleh mereka masing-masing dalam membingkai pernyataan risiko yang jelas (DEFRA 2011). Hal ini lebih
intuitif dibandingkan dengan model energi dalam keselamatan atau bahkan indikator moneter yang lebih jelas di
dalam keuangan, tetapi jika digunakan dengan berhati-hati akan memungkinkan identifikasi yang baik atas
sumber bahaya.
Dalam masyarakat, hal ini berpotensi untuk menjadi lebih kabur saat faktor-faktor seperti sektor rentan dan
elemen masyarakat perlu dipertimbangkan (CDMP 2005). Sekali lagi, asalkan digunakan dengan berhati-hati
untuk secara jelas mengidentifikasi ancaman, apa yang dimaksudkan akan tercapai. Faktor utama risiko
masyarakat merupakan persepsi proyek pertambangan atau operasi yang diusulkan dan bagaimana hal itu
mempengaruhi kesehatan, keselamatan dan lingkungan masyarakat yang terkena dampak. Seringkali, persepsi
ini dipengaruhi secara negatif oleh media atau kelompok oposisi kecil tetapi vokal, yang pernyataan emosinya
tidak cukup untuk dijawab dengan fakta-fakta.
Fokusnya dapat melampaui keselamatan, lingkungan dan masyarakat untuk menutupi hubungan pemerintah
atau perubahan harga komoditas. Dalam semua kasus, ancaman harus diidentifikasi dan dipahami sehingga
risiko dapat dikelola secara efektif, antara lain dengan pengumpulan pengetahuan tentang besarnya dan sifat
ancaman. Tujuannya untuk memastikan bahwa tim penilaian risiko jelas dan kompak tentang sumber bahaya
atau ancaman sebelum pindah ke langkah kedua yaitu mengidentifikasi risiko untuk analisis.
3.6 Mengidentifikasi risiko
Setelah bahaya dipahami, identifikasilah di mana, kapan, mengapa dan bagaimana peristiwa dapat dicegah,
dikurangi, ditunda atau meningkatkan pencapaian tujuan. Pemahaman yang jelas tentang risiko dan faktor-faktor
yang berkontribusi diperlukan untuk mengidentifikasi dan menguraikan risiko serta menganalisis dampak
potensial terhadap lingkungan, organisasi atau kegiatan. Tujuan proses identifikasi risiko adalah untuk memahami
semua peristiwa risiko utama yang relevan dengan proyek, kegiatan atau konteks situasional lainnya;
mendefinisikan hubungan sebab-akibatnya; mengidentifikasi sifat dan tingkat semua konsekuensi potensial
(misalnya, keuangan, lingkungan, sosial, ekonomi, keamanan); dan memahami kemungkinan terjadinya. Semua
informasi yang diperoleh selama identifikasi risiko digunakan dalam analisis risiko berikutnya dan penilaian.
Sebagian besar informasi risiko diperoleh dari operator yang berpengalaman dan spesialis tema pokok yang
bersama-sama memahami kegiatan yang akan dilakukan dan dampak potensial mereka pada bisnis dan aset di
lingkungan yang lebih luas. Berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan eksternal saat situasi risiko dapat
memiliki konsekuensi masyarakat yang lebih luas dan berbagai sudut pandang pemangku kepentingan
diperlukan untuk memberikan definisi yang lebih baik atas risiko. Informasi dari para ahli paling sering diperoleh
dari lokakarya yang khusus diadakan dan ditindaklanjuti, serta konsultasi dengan operator yang berpengalaman,
spesialis dan tim mereka.
MANAJEMEN RISIKO 21
Lokakarya tentang pengidentifikasian risiko biasanya disusun dan difasilitasi oleh analis spesialis risiko. Manfaat
pendekatan lokakarya untuk identifikasi risiko meliputi berikut ini:
• Informasi yang diperoleh secara langsung relevan dengan penilaian risiko.
• Proses yang tepat diikuti.
• Waktu dan keahlian yang tersedia dimanfaatkan secara efektif.
Sebelum suatu lokakarya, analis risiko, dalam konsultasi dengan manajer proyek atau risk owner (orang yang
bertanggung jawab atas risiko), mengembangkan pemahaman yang baik tentang proyek. Mereka meninjau data
yang tersedia, mengidentifikasi bahaya atau ancaman yang relevan, mengembangkan daftar awal peristiwa
risiko, mengembangkan hubungan sebab-akibat awal, dan mengembangkan struktur penilaian risiko ke titik di
mana model penilaian risiko awal (kualitatif atau kuantitatif) dapat dihasilkan. Lokakarya dapat bervariasi
panjangnya dari beberapa jam sampai beberapa hari (tergantung pada konteks dan ruang lingkup).
Agenda biasanya dimulai dengan perkenalan, briefing (pengarahan singkat) keselamatan, ringkasan konteks,
pengenalan pendekatan penilaian risiko yang akan digunakan, peran peserta, output yang diperlukan dari
lokakarya, dan briefing tentang bagaimana informasi yang tersedia akan digunakan dalam proses penilaian risiko.
Lokakarya ini awalnya berfokus pada identifikasi peristiwa risiko. Daftar awal peristiwa risiko biasanya disajikan
pada pertemuan tersebut dan para peserta kemudian diminta untuk terlibat dalam sesi brainstorming (curah
pendapat) singkat untuk menambah daftar, tanpa banyak diskusi.
Untuk sisa lokakarya (sebagian besar waktu dialokasikan), fasilitator secara sistematis menuntun peserta melalui
daftar lengkap peristiwa risiko. Selama proses itu, para peserta menggambarkan jalur sebab-akibat yang juga
disebut sebagai skenario risiko, dan menggambarkan jangkauan mereka pada konsekuensi potensial dan
kemungkinan.
Untuk menentukan konsekuensi, operator dan spesialis tema pokok diminta untuk menggambarkan sifat dan
besarnya konsekuensi jika peristiwa risiko yang diberikan terjadi dalam rentang waktu yang diberikan. Penilaian
mereka seringkali didasarkan pada:
• peristiwa sebelumnya di tempat atau di tempat organisasi lain
• peristiwa di industri lokal, regional dan global
• peristiwa sebelumnya dalam konteks bisnis lain dan pengaturan lingkungan
• penilaian dari pengalaman dan industri mereka sendiri
• laporan media dan komunikasi dari pihak yang berkepentingan.
Persyaratan utama ialah memahami dan menggambarkan ketidakpastian yang terkait dengan besarnya semua
tipe konsekuensi. Untuk penilaian risiko kualitatif, peserta dapat diminta untuk membuktikan kebenaran
keputusan mereka pada konsekuensi berdasarkan pada apa yang paling masuk akal.
Lokakarya ini selesai saat semua peristiwa risiko telah dibahas dan telah dimasukkan dalam penilaian risiko atau
dikecualikan dengan alasan bahwa mereka tidak relevan, tidak mungkin atau bukan material konsekuensi.
22
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
3.7 Menganalisis risiko
Tujuan analisis risiko untuk menghasilkan output yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sifat dan distribusi
risiko, serta untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola risiko.
Sebelum memulai analisis risiko, penting untuk tidak membuang-buang waktu menganalisis risiko yang
diketahui dan dipahami, yang sudah memiliki spesifik, pengendalian di tempat. Dalam kasus tersebut,
lanjutkan langsung ke penanganan risiko untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian (Safe Work
Australia 2012).
Metode kualitatif menggunakan istilah deskriptif untuk mengidentifikasi dan mencatat konsekuensi dan
kemungkinan peristiwa serta risiko yang dikonsekuensikan. Metode kuantitatif mengidentifikasi kemugkinan
terjadinya sebagai frekuensi atau probabilitas. Konsekuensi didentifikasi dalam skala relatif (urutan besarnya)
atau dalam hal nilai-nilai tertentu (misalnya, perkiraan biaya, jumlah korban jiwa atau jumlah individual yang
hilang dari spesies langka). Metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan untuk memperbaiki ketidakpastian
dalam perkiraan kuantitatif.
Penting untuk memahami bahwa semua analisis risiko didasarkan pada asumsi; yaitu, diasumsikan bahwa
peristiwa tertentu akan (atau tidak akan) terjadi di tempat dan waktu tertentu dan dalam keadaan yang
diasumsikan. Jika asumsi-asumsi tidak benar, maka penilaian risiko tentu saja cacat. Oleh karena itu penting
bahwa asumsi yang digunakan divalidasi sebanyak mungkin dan bahwa jangkauan terluas skenario risiko diteliti.
Sebelum semua keadaan telah diselidiki, berbahaya untuk berasumsi bahwa sesuatu tidak dapat terjadi.
Untuk risiko kritis, seperti yang dapat mengkonsekuensikan kematian atau kehancuran bisnis, menilai
probabilitas dapat merugikan proses manajemen risiko. Estimasi kemungkinan peristiwa langka sangat
tidak akurat, dan etika penerapan perkiraan kemungkinan pada peristiwa tersebut dapat diragukan.
3.7.1 Pendekatan kualitatif terhadap penilaian risiko
Metode kualitatif paling sering diterapkan, karena cepat dan relatif mudah digunakan. Konsekuensi luas dan
kemungkinan dapat diidentifikasi serta dapat memberikan pemahaman umum dari risiko komparatif peristiwa,
menggunakan matriks risiko peristiwa yang terpisah ke dalam kelas risiko (peringkat).
Proses yang sistematis dan logis diikuti untuk mengidentifikasi peristiwa risiko utama dan untuk menilai
kemungkinan dan konsekuensinya. Output biasanya dievaluasi dengan menggunakan matriks risiko yang
menggabungkan ambang batas (threshold) yang telah ditentukan untuk penanganan yang diperlukan dan
prioritas yang harus diterapkan. Proses ini diuraikan dalam Lampiran 1.
Untuk metode kualitatif, penting untuk menginvestasikan waktu dalam mengembangkan skala penilaian yang
tepat untuk kemungkinan, konsekuensi dan risiko yang dihasilkan. Berbagai situasi risiko yang mungkin dihadapi
dalam lingkup latihan harus dipertimbangkan saat mengembangkan skala penilaian. Konsep materialitas juga
harus digunakan untuk menentukan signifikansi dari konsekuensi untuk organisasi secara keseluruhan dan unit
manajemen. Deskriptor yang jelas perlu disusun untuk setiap tingkat kemungkinan dan konsekuensi guna
memungkinkan penilaian komparatif yang akan dibuat. Set (kumpulan) berbagai deskriptor yang dapat
dikembangkan untuk berbagai tipe konsekuensi, dan harus dipertimbangkan kesetaraan deskriptor yang
berbeda untuk setiap tingkat konsekuensi. (lihat Lampiran 1 untuk contoh tabel konsekuensi).
MANAJEMEN RISIKO 23
Sementara penilaian risiko kualitatif berguna karena dapat digunakan oleh tenaga kerja (dengan pengawasan
atau fasilitasi) dan membantu untuk memberikan kepemilikan proses penilaian risiko, penilaian tersebut memiliki
keterbatasan yang signifikan yang mempengaruhi validitas dan aplikasinya. (Bofinger et al. 2015). Kekuatan besar
yang terkandung dalam proses kualitatif ialah menyatukan beragam individu yang berpengalaman dengan
wawasan teknis dan praktis dalam proses sosial untuk saling ’berpantulan’ (bounce off) dan memamerkan apa
yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat begitu. Namun, penilaian kualitatif juga dapat menjadikan
proses ini bias sehingga dapat dengan mudah unggul (prevail). Jadi, sementara proses sosial lokakarya risiko
sangat kuat, menyuling (distilling) wawasan besar menjadi matriks risiko sederhana dapat merusak dampak dan
kehilangan detil penting. Lampiran 1 berisi diskusi rinci tentang keterbatasan penilaian risiko kualitatif.
Pada praktiknya, orang dapat membalikkan analisis rekayasa kualitatif di kepala mereka tanpa benar-benar
mencobanya. Saat orang terbiasa dengan skala matriks sederhana, mereka memahami dampak dari nilai-nilai
pilihan terhadap apakah pekerjaan dapat dilanjutkan, memerlukan jeda untuk analisis lebih lanjut, memerlukan
tinjauan otoritas yang lebih tinggi, atau memerlukan pengendalian lebih kuat. Melalui pemahaman ini, sadar atau
tidak sadar pengguna dapat mempengaruhi hasilnya.
3.7.2 Metode semi-kuantitatif
Saat berpindah dari matriks kualitatif ke metode kuantitatif, rumus risiko dasar dapat dinyatakan dalam istilah
non-matematis, yang dapat membantu pemahaman tentang konsep kuantitatif:
Risiko setara dengan jumlah semua konsekuensi kredibel dibagi dengan
memasangkan (pairing) kemungkinan untuk peristiwa tertentu.
Pendekatan semi-kuantitatif digunakan secara luas dalam upaya untuk mengatasi beberapa kekurangan yang
terkait dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan prioritas yang lebih
rinci dari risiko daripada penilaian risiko kualitatif dan mengambil pendekatan kualitatif, selangkah lebih maju
dengan menghubungkan nilai-nilai atau pengganda untuk kemungkinan dan konsekuensi pengelompokan.
Salah satu masalah terbesar dengan penilaian semi-kuantitatif berasal dari fakta bahwa itu belum didefinisikan.
Misalnya, ISO 31000 mencatat bahwa penilaian semi-kuantitatif ada tetapi tidak mendefinisikannya, hanya
mengidentifikasi bahwa itu bukan kuantitatif dan juga bukan kualitatif. Standar ISO 31010 yang melengkapi teknik
penilaian risiko hanya menyatakan bahwa risiko yang semi-dikuantifikasikan diukur dalam jumlah berbasis
‘formula’, yang mungkin berbeda.
Dalam penggunaan metode semi-kuantitatif di berbagai tipe hasil (seperti keamanan, lingkungan dan keuangan),
pengembangan tabel konsekuensi yang konsisten sangat penting untuk penilaian risiko. Tabel konsekuensi yang
efektif telah dikembangkan oleh para ahli dan untuk setiap tipe aset atau dampak yang dipertimbangkan
(misalnya, prasarana, spesies, habitat, pariwisata, warisan dan kemudahan), jelas menggambarkan sifat dan
tingkat dampak untuk setiap tingkat konsekuensi. Yang paling penting, tim ahli perlu cukup berupaya dalam
menyelaraskan tingkat konsekuensi di seluruh tabel. Periksa, misalnya, tabel konsekuensi yang ditampilkan pada
Lampiran 1 yang dikembangkan untuk pernyataan dampak lingkungan utama Victoria.
Tabel konsekuensi dapat sangat berguna untuk penilaian dampak lingkungan di mana risiko aset lingkungan dan
sosial yang beragam perlu dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan sering
memahami bahwa tabel konsekuensi tidak akan pernah menjadi sempurna, atau disepakati oleh semua orang,
tetapi mengakui bahwa jika disusun dengan baik akan memungkinkan perbandingan yang bermanfaat antara
beragam tipe peristiwa. Oleh karena itu, pendekatan semi-kuantitatif telah didukung oleh banyak kelompok
pemangku kepentingan.
24
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Konsekuensi–matriks kemungkinan
Lampiran 1 memperlihatkan contoh matriks risiko semi-kuantitatif di mana kemungkinan dan konsekuensi telah
ditetapkan pada tingkat-tingkat bernomor yang telah dikalikan untuk menghasilkan deskripsi numerik penilaian
risiko. Nilai-nilai yang ditetapkan ke kemungkinan dan konsekuensi yang tidak terkait dengan besaran nyata
mereka, yang belum dihitung, tetapi memberikan nilai numerik yang diperoleh untuk memungkinkan
pengelompokan risiko guna menghasilkan peringkat risiko indikatif.
Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan memungkinkan penilaian risiko untuk ditetapkan
berdasarkan nilai-nilai risiko numerik yang dihaslkan. Kekurangan yang utama adalah bahwa nilai-nilai tidak
mungkin cukup mencerminkan risiko relatif peristiwa karena perbedaan urutan besarannya dalam kelas-kelas
kemungkinan dan konsekuensi. Untuk mengatasi hal ini, nilai-nilai kemungkinan dan konsekuensi yang lebih
dekat mencerminkan besaran relatifnya dapat diterapkan, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 1.
Peringkat risiko dapat di timbang untuk lebih menekankan pada peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi dengan
memanipulasi deskriptor risiko. Hal ini kadang dilakukan untuk mencerminkan toleransi organisasi yang lebih
rendah dari peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi tetapi dapat sulit untuk pembenarannya dan dapat
menyesatkan dalam menekankan secara berlebihan beberapa peristiwa risiko (jika berbagai konsekuensi dapat
dinyatakan dalam istilah yang sama, seperti dolar, misalnya).
Singkatnya, metode penilaian risiko semi-kuantitatif berbasis matriks cepat dan relatif mudah digunakan, tetapi
tidak menawarkan perbaikan yang signifikan dalam kemampuan untuk menentukan penilaian yang lebih akurat
atau memberikan dasar manfaat biaya untuk pilihan penanganan, termasuk memperlihatkan risiko tersebut
cukup rendah untuk dipraktekkan.
Konsekuensi–nomogram kemungkinan
Ada berbagai cara untuk mencoba memperkirakan rumus teoritis risiko. Umumnya, semakin cepat penilaian, lebih
kasar nilai yang dihasilkan. Sementara penilaian risiko kualitatif cepat, dapat memberikan konsep terdistorsi
proporsionalitas risiko. Hal ini juga hanya sedikit membantu pengguna untuk menangani kesulitan dalam menilai
kemungkinan untuk peristiwa yang jarang dialami di tempat kerja mereka dan hanya satu pasangan konsekuensikemungkinan untuk tujuan prioritas. Nomogram sederhana dimaksudkan untuk memberikan penilaian dengan
sedikit lebih panjang dari matriks tapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan bahkan tindakan
pembenaran untuk tingkat sederhana.
Nomogram risiko telah ada selama setidaknya 40 tahun tetapi tidak disukai karena popularitas matriks yang
marak pada tahun 90-an. Mungkin nomogram tampak lebih teknis, kurang menarik, atau hanya tidak pernah
memiliki nasib baik untuk disukai dalam standar risiko awal. Versi paling dasar hanya rumus yang sama seperti
matriks namun dengan variasi yang jauh lebih besar dari nilai risiko estimasi. Namun, secara inheren diperluas
untuk mencakup beberapa bagian yang lebih terhormat dari manajemen risiko, mencakup definisi selera risiko
(risk appetite) dan manfaat-biaya dari pilihan analisis treatment, yang akan dijelaskan nanti pada bagian ini.
Lampiran 1 melihat lebih dekat nomogram dengan 5 x 5 penyebaran yang sama dari nilai-nilai risiko sebagai
matriks dan menggambarkan tingkat yang lebih besar pemahaman dan akurasi yang dapat diharapkan. Berbeda
dengan pendekatan matriks, nomogram tidak memungkinkan pengubahan rumus secara kebetulan selain untuk
memilih tipe skala untuk garis horizontal ‘nilai risiko’. Lampiran 1 memperlihatkan nomogram menggunakan kedua
linear dan skala logaritmik. Yang terakhir dapat digunakan untuk lebih mencerminkan nilai-nilai kemungkinan yang
10 kali lebih besar dalam setiap langkah (seperti sekali dalam 10 tahun atau sekali dalam 100 tahun) saat meninjau
beberapa nilai risiko yang sangat berbeda. Nomogram juga memiliki keuntungan dapat mencakup manfaat-biaya.
Juga, dengan komputer modern, spread sheet (lembar kerja) dan grafik nilai-nilai tertentu perusahaan dapat
tertanam dalam nomogram dan melakukan lebih dari hanya menilai satu dari sejumlah nilai risiko; khususnya,
dapat memberikan kasus untuk maju atau menolak rencana penanganan risiko yang diusulkan. Sementara proses
keseluruhan dapat terlihat lebih menakutkan daripada matriks, hal ini dapat diatasi dengan program perangkat
lunak freeware yang dipesan terlebih dahulu. Pada dasarnya, nomogram jauh lebih tahan terhadap distorsi yang
tak diinginkan dari matriks.
MANAJEMEN RISIKO 25
Semi-kuantifikasi berbasis spreadsheet
Menggunakan rumus risiko sedikit lebih maju dan bersama-sama dengan spreadsheet dapat menghasilkan
ekspresi risiko yang lebih akurat, dan rumus dapat dengan mudah dimodifikasi untuk digunakan sebagai dasar
untuk pendekatan yang lebih akurat untuk risiko estimasi (lihat Lampiran 1). Rumus risiko meminta penilai untuk
menentukan semua konsekuensi kepentingan dan kemudian menentukan frekuensi masing-masing. Setelah
setiap konsekuensi dikalikan dengan frekuensi, jumlah dari semua jawaban merupakan risiko total. Penilai harus
meyebutkan konsekuensi apa yang menjadi perhatiannya. Umumnya, pendekatan ini hanya mempertimbangkan
konsekuensi yang lebih berat (seperti skenario fatal pada keselamatan), tapi dapat melihat satu set peringkat
matriks konsekuensi dari kecil, sedang, besar dan katastrofik, mengabaikan hanya kategori ‘tidak penting’. Ada
tiga alasan untuk ini:
• Pendekatan ini membutuhkan waktu sedikit lebih banyak daripada metode menggunakan rumus sederhana
kemungkinan x konsekuensi dan mungkin terfokus pada peristiwa yang lebih serius.
• Sedikit banyak, dapat diasumsikan bahwa manajemen efektif atas konsekuensi yang lebih serius juga akan
menyebabkan sedikit kerugian yang kurang serius. Tidaklah demikian halnya di mana peristiwa yang menjadi
perhatian kurang parah, tidak berpotensi untuk membuat peristiwa besar (major) atau katastrofik (seperti
penanganan manual dalam pencemar kesehatan atau sosial seperti kebisingan tanaman dan bau).
• Sulit untuk menambahkan jumlah risiko konsekuensi yang berbeda-beda jika hubungannya tidak jelas;
misalnya, apakah sebuah kematian dua kali lebih buruk daripada cedera kecacatan atau 10 kali lebih buruk?
Pendekatan lembar kerja ini membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari matriks dan nomogram sederhana
tetapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan estimasi pengurangan risiko, dan bahkan tingkat
pembenaran penanganan. Perhitungan tersebut mempertimbangkan kronologi peristiwa kerugian dan
memungkinkan pertimbangan terpisah dari aspek pencegahan dan mitigasi peristiwa untuk penerapan hirarki
risiko. Unit risiko biasanya kerugian per tahun, seperti $juta/tahun atau korban jiwa/tahun. Seperti penilaian risiko
kuantitatif, peristiwa paling serius cenderung terjadi sekali selama beberapa dekade atau abad daripada setiap
tahunnya.
Pilihan-pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semi-kuantifikasi
Semua kecuali matriks pertama dan nomogram pertama yang dibahas dalam bagian ini memungkinkan ekspresi
profil risiko dalam format bar chart (diagram alur) yang memperlihatkan relativitas murni (genuine) antar risiko
dan memungkinkan pengenalan nilai-nilai risiko spesifik untuk mengekspresikan selera risiko. Gambar 2 contoh
profil risiko dalam grafik bar.
26
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 2: Contoh-contoh pelaporan risiko menggunakan grafis bar
Alat-alat spreadsheet dan nomogram memungkinkan perincian lebih besar dalam profil daripada pilihan matrix
karena perhitungan tiga bagian spreadsheet dan terbatasnya jumlah nilai risiko pada matriks—hanya sembilan
pada beberapa matriks, dibandingkan dengan pilihan yang relatif tak terbatas nomogram ini, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 3: Contoh-contoh pelaporan risiko menggunakan nomogram
MANAJEMEN RISIKO 27
3.7.3 Metode kuantitatif
Penilaian risiko kuantitatif semakin diterapkan dalam industri pertambangan dan mineral untuk:
• mendukung keputusan-keputusan finansial
• secara membandingkan risiko finansial dengan risiko lingkungan dan sosial
• memperlihatkan tranparansi, konsistensi dan logika penilaian.
Namun, pendekatan risiko kuantitatif sering tidak intuitif dan membutuhkan beberapa investasi di muka dalam
pembelajaran oleh pengambil keputusan. Sama seperti kesenjangan antara penilaian kualitatif dan semikuantitatif yang didefinisikan dengan buruk, sehingga merupakan salah satu di antara semi-kuantitatif dan
penilaian ‘penuh’ kuantitatif. Untuk tujuan buku ini, kuantifikasi penuh risiko melibatkan metodologi yang:
• menggunakan proses berbasis formula, mengakui bahwa beberapa hasil potensial yang mungkin dari peristiwa
tunggal dan bahwa semua hasil yang signifikan harus dipertimbangkan dalam nilai risiko yang dihasilkan
• menangkap dan memperlihatkan dalam bentuk diagram semua penyebab yang signifikan untuk dan hasil dari
peristiwa risiko
• menggunakan diagram (-diagram) dan perhitungan untuk memperlihatkan keprihatinan kegagalan paling
serius
• membantu dalam mengidentifikasi pengendalian penting untuk pengelolaan peristiwa risiko
• membantu dalam penilaian manfaat risiko yang mungkin dicapai oleh tindakan penanganan yang diusulkan
untuk digunakan dalam pembahasan manfaat-biaya.
Ada dua bentuk dominan dari penilaian risiko terukur di bawah definisi ini. Satu dengan silsilah terpanjang dan
paling teknis murni umumnya diberi label QRA (quantitative risk assessment) (penilaian risiko kuantitatif).
Pendekatan ini dikembangkan untuk mengatasi keamanan proses dan katastrofik lingkungan yang terjadi
sebelum tahun 1990 dalam nuklir, minyak dan gas, dan industri kimia. Secara matematis intensif, tetapi di mana
kondisi benar untuk aplikasi itu merupakan hal yang paling berharga untuk mengestimasi frekuensi peristiwa dan
mengidentifikasi titik-titik lemah dalam pengendalian, bahkan dalam situasi di mana peristiwa tersebut tidak
pernah terjadi. Metode ini biasa digunakan dalam proses di mana cairan yang sangat berbahaya disimpan dalam
peralatan bertekanan.
Metodologi kedua tidak memiliki label yang diakui secara luas, terutama karena saat diperkenalkan pada akhir
tahun 90-an itu diberi nama ‘penilaian risiko semi-kuantitatif’ (‘semi-quantitative risk assessment’) dan akronim
‘SQRA’ oleh perancangnya, namun istilah semi-kuantitatif kemudian terbukti menjadi terlalu luas sejak
diperkenalkannya standar risiko nasional dan global. Mungkin deskripsi yang lebih baik adalah ‘berdasarkan
pengalaman-kuantifikasi’ (‘experience-based quantification’) (EBQ) risiko untuk membedakannya dari
matematika dan data kegagalan berdasarkan metodologi QRA. Selama lebih dari satu dekade, EBQ telah menjadi
bagian umum dari manajemen risiko di banyak perusahaan pertambangan global dan di beberapa perusahaan
minyak dan gas. Bagian ini menjelaskan dasar-dasar keduanya dan kemudian membandingkan kelebihan dan
kekurangan mereka.
QRA dan EBQ keduanya mengakui kronologi umum peristiwa petaka (disastrous) yang memungkinkan peristiwa
terjadi: pertama, satu atau lebih penyebab potensial hilangnya pengendalian terjadi; kedua, pengendalian
preventif dimaksudkan untuk mengelola situasi kegagalan. Pada tahap ini, hasilnya sangat tergantung pada
kinerja pengendalian mitigasi untuk mencegah atau mengurangi bahaya dan, jika pengendalian tersebut gagal,
satu atau lebih kerugian akan terjadi. Kedua metode menentukan peristiwa (atau peristiwa awal) dan kemudian
melihat penyebab potensial, pengendalian pencegahan, pengendalian mitigasi dan berbagai hasil potensial.
Insiden ini merupakan peristiwa risiko yang dianalisis, seperti pelepasan energi berbahaya. Hal ini juga disebut
‘peristiwa puncak’ di beberapa perangkat lunak bow-tie. Gambar 4 memperlihatkan penyebab dan hasil skematis
dari peristiwa risiko dan, yang paling penting, pencegahan dan mitigasi pengendalian.
28
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 4: Skematik umum peristiwa risiko
Penilaian risiko kuantitatif
QRA didasarkan pada dua alat risiko utama, pohon kesalahan (fault tree) dan pohon peristiwa (event tree), yang
dibahas secara rinci dalam Lampiran 1. Pohon kesalahan dimulai dengan peristiwa risiko, yang secara tradisional
disebut peristiwa awal (‘initiating’ event) di QRA dan peristiwa puncak saat secara khusus mengacu pada pohon
kesalahan. Analisis bekerja mundur dalam waktu untuk menentukan apa yang mungkin terjadi yang
menyebabkan peristiwa seperti itu.
Contoh sederhana dalam Gambar 5 memperlihatkan bagaimana mengambil beberapa langkah pertama guna
membangun pohon kesalahan untuk kebakaran kendaraan berat di bawah tanah. Pemodel pohon kesalahan
perlu tetap berpikiran terbuka karena kebutuhannya merupakan diagram yang menganggap semua kegagalan
yang kredibel, bukan hanya yang sudah dialami. Pemodel tahu bahwa ada tiga hal penting untuk kebakaran
semakin besar tetapi dalam hal ini dapat menghilangkan faktor oksigen karena udara dipompa seluruh tambang
bawah tanah.
Di mana dua peristiwa diperlukan untuk untuk maju ke skenario berikutnya, dua peristiwa melalui apa yang
disebut gerbang ‘DAN’, yang berarti bahwa jika salah satu tidak ada, maka peristiwa tidak dapat terjadi. Bahan
bakar dan penyalaan (ignition) karena itu merupakan suatu gerbang ‘DAN’. Ini merupakan situasi yang sangat
berbeda dari gerbang ‘ATAU’, di mana skenario akan maju jika hanya ada salah satu kegagalan. Pohon kesalahan
matematis menghitung probabilitas dari peristiwa yang terjadi.
Gambar 5: Pohon kesalahan yang khas
MANAJEMEN RISIKO 29
Bagian kedua dari alur cerita, dari peristiwa risiko sampai hasil prediksi, ditutupi oleh pohon peristiwa, yang
merupakan representasi dari banyak program peristiwa yang mungkin terjadi, tergantung pada efektivitas
pengendalian mitigasi. Pohon peristiwa pada Gambar 6 membawa hasil dari pohon kesalahan dengan
menganalisis probabilitas bahwa peristiwa berakibat yang membahayakan dan menghitung probabilitas setiap
tingkat bahaya yang mungkin terjadi. Pada setiap titik persimpangan, probabilitas untuk kinerja yang sukses atas
pengendalian diperkirakan atau dihitung dengan bantuan ‘pemodelan konsekuensi’, seperti yang dijelaskan
dalam Lampiran 1.
Gambar 6: Pohon peristiwa yang khas
QRA jarang diterapkan di bidang lain selain kesehatan dan keselamatan, keandalan kinerja dan dampak
lingkungan (radiasi, dam kegagalan dinding, dll). Mungkin model lain yang terdekat dalam risiko bisnis adalah
pemodelan Monte Carlo, di mana model matematika dari suatu proyek atau konsekuensi potensial dari keputusan
bisnis dapat dibangun dan dijalankan ribuan kali menggunakan pilihan acak dalam aturan yang ditetapkan untuk
model tertentu. Dalam istilah sederhana, itu setara dengan melempar dua dadu berkali-kali dan menghitung
berapa kali 12 yang tergulir dibandingkan dengan 11, 10 dan seterusnya. Berdasarkan hukum bilangan besar
teorema, semakin banyak lemparan, semakin dekat hasilnya ke kehidupan nyata. Pemodelan Monte Carlo dapat
menjadi aset besar dalam kuantifikasi risiko tetapi tidak dapat digunakan pada semua peristiwa risiko dan karena
itu tidak dapat digunakan sebagai metodologi luas (perusahaan). Namun, hasil Monte Carlo efektif dapat
menginformasikan nilai-nilai yang dihasilkan oleh QRA dan EBQ.
Pada awal abad ini, dua penilaian QRA komprehensif dari semua skenario risiko fatal yang kredibel yang
dilakukan sebagai respons untuk memisahkan beberapa peristiwa kematian di tambang Australia, tetapi analisis
kemudian mengungkapkan bahwa QRA gagal memenuhi harapan. Alasan yang kompleks dan sebagian besar
khusus untuk pertambangan:
• Manusia memainkan peran langsung dalam penambangan (pengeboran, peledakan, scaling, mengemudi, dll.)
dibandingkan dengan peran otomatis pengawasan dan pemeliharaan yang biasanya terlibat dalam
pembangkit nuklir, minyak dan gas dan kimia. Konsekuensinya, pohon kesalahan matematis yang akurat sulit
untuk memberikan hasil.
• Tidak ada database internasional yang penting yang gagal untuk pertambangan, sedangkan tidak demikian
halnya untuk fasilitas proses dan penerbangan.
• Tenaga kerja tidak ‘termakan’ (‘buy in’) untuk penggunaan metodologi computer-centric (black box syndrome)
dan tidak mempercayai hasilnya.
30
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Namun, tidaklah benar untuk mengatakan bahwa QRA tidak memiliki tempat di sektor sumber daya. Sebagai
contoh, beberapa produk yang disempurnakan dalam sistem otomatis, dan operasi jarak jauh dari produksi
tambang otomatis sedang diujicobakan untuk penggunaan masa depan. Namun demikian, beberapa penambang
global menggunakan EBQ sebagai alat standar di semua situs karena sifat transparannya dan penerimaannya
oleh tenaga kerja.
Kuantifikasi berbasis pengalaman
Dalam menanggapi pengenalan akan kekurangan di pertambangan QRA, suatu perusahaan melakukan pekerjaan
lebih lanjut untuk memperbaiki pendekatan EBQ yang tidak tergantung pada pengumpulan data kegagalan.
Membangun di atas proses yang dikembangkan untuk operator dengan tingkat bahaya rendah di pabrik
pengolahan, seperti penggudangan bahan kimia dan pengolahan air tanaman, perusahaan menggunakan tim
penambang guna mengestimasi frekuensi insiden yang cukup umum, dan kemudian mengestimasi probabilitas
insiden yang maju melalui berbagai tahap ke peristiwa fatal.
Di mana QRA menggunakan pohon kesalahan dan pohon peristiwa terkait dengan peristiwa risiko, EBQ
menggunakan konsep bow-tie (dasi kupu-kupu) yang pertama kali dikembangkan oleh Shell dan American
Bureau of Shipping. Sementara pohon kesalahan yang didasarkan pada model matematika, pohon peristiwa
dapat dipahami oleh lebih banyak tenaga kerja tetapi tidak memiliki nilai matematika yang inheren. Oleh karena
itu EBQ memasangkan penghasil bow-tie dengan spreadsheet yang sudah menghitung risiko terlebih dahulu.
Dengan mengembangkan bow-tie dalam format yang ketat, alat gabungan pembantu tersebut membantu
mengidentifikasi hampir semua pengendalian yang paling kritis. Perangkat lunak tersedia untuk EBQ, antara lain
spreadsheet terpadu dan penghasil bow-tie.
Proses ini dijelaskan secara rinci dalam Lampiran 2 dan pada dasarnya melibatkan pembangunan model bow-tie
itu dengan insiden sebagai simpul di tengah. Kemudian kategori kausal (atau jalur kausal atau kelompok)
didefinisikan untuk membantu tim penilai mengidentifikasi secara menyeluruh semua penyebab yang kredibel
dan untuk membantu dalam menyebarkan beban risiko. Akhirnya, pengendalian diidentifikasi dan tingkat
kekritisan mereka dinilai. Yang paling kritis menjalani analisis lebih lanjut untuk ketergantungan, penerimaan
tenaga kerja dan bagaimana kinerja akan dipantau dan dipelihara.
3.7.4 Perbandingan kekuatan dan batasan
Semua teknik analisis risiko memiliki kekuatan dan kelemahan, yang dibahas dalam Lampiran 1. Umumnya, teknik
yang lebih kompleks memberikan hasil yang lebih akurat tetapi pada biaya waktu yang meningkat dan
kebutuhan untuk keahlian khusus yang lebih luas untuk menjalankan analisis. Seringkali, ada biaya dalam
pemahaman yang menurun dan karena itu penerimaan hasilnya oleh para pemangku kepentingan. Gambar 7 dan
8 mungkin membantu saat memilih alat analisis risiko.
MANAJEMEN RISIKO 31
Gambar 7: Pemilihan alat risiko pada tahap bisnis
PROSES-PROSES RISIKO TOTAL
Tahap
Informal
(Melangkah
mundur, Take 5
dsb., JSA/JSEA
dsb.)
Kualitatif formal
(matriks, dsb.)
Kuantitatif
formal
(QRA, EBQ,
dsb.)
PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA
Identifikasi
bahaya (hazard)
(mis. HAZOP)
Konsekuensi
(mis. Monte
Carlo,
Penyebaran gas)
Integritas
kendali
(e.g. LOPA, SIL)
Konsep
Kelayakan
Rancangan/
desain
Membangun
Komisi
Operasi
Penutupan
Gambar 8: Pemilihan alat risiko berbasis konsekuensi risiko
PROSES-PROSES RISIKO TOTAL
Konsekuensi
Informal
(Melangkahmundur, Take 5
dsb., JSA
Formal
(matriks, dsb.)
Formal
(QRA, EBQ,
dsb.)
PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA
Identifikasi
bahaya (hazard)
(mis. HAZOP)
Konsekuensi
(mis. Monte
Carlo, gas
dispersion)
Integritas
pengendalian
(mis. LOPA, SIL)
Minor/kecil
Signifikan
Katastrofik
Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat
Saat memilih teknik risiko analisis, perhatikan butir-butir berikut:
• Teknik kualitatif sederhana, mudah digunakan dan sangat berguna untuk memilah-milah risiko serta
menetapkan di tingkat mana dalam suatu organisasi risiko perlu ditinggikan.
• Teknik kualitatif tidak mungkin untuk bertahan dalam pemeriksaan; karena kompleksitas skenario meningkat,
ini menjadi lebih jelas.
• Teknik semi-kuantitatif dapat digunakan hampir semudah teknik kualitatif dan umumnya memberikan
wawasan yang lebih dalam sifat risiko dan pengendalian yang diperlukan. Teknik tersebut juga cenderung
memberikan lebih banyak keseragaman dalam analisis risiko.
• Penilaian risiko kuantitatif harus dirancang dan dilaksanakan dengan berhati-hati, namun saat dilakukan
dengan baik akan mengatasi banyak kelemahan yang terkait dengan pendekatan yang lebih kualitatif.
• Penilaian risiko kuantitatif sangat berguna untuk pengembangan dan pembenaran strategi penanganan risiko
yang komprehensif dan untuk keputusan bisnis internal yang melibatkan peristiwa risiko bisnis yang kompleks
dan berbagai permasalahan lingkungan dan sosial. Dalam kasus tersebut, hasil dapat segera dinyatakan dalam
hal kesetaraan keuangan dan dimasukkan ke dalam perencanaan bisnis.
• Penilaian risiko kuantitatif kurang berguna untuk penilaian risiko dampak lingkungan di mana banyak isu
lingkungan dan sosial yang beragam yang perlu dievaluasi dan risiko yang dikomunikasikan kepada
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Orang sering tidak menerima konsep menempatkan nilai
dolar pada peristiwa ‘intangible’ (tak dapat diraba) dan sering peristiwa emosi.
32
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Sementara pengembangan pohon kesalahan terlihat sebagai tugas sederhana (terutama dengan software
khusus yang melakukan semua matematika), pemodel memiliki tugas yang sangat sulit karena tidak semua
kegagalan berlaku secara bebas dari satu dengan yang lain. Beberapa kegagalan lebih mungkin terjadi jika
pengendalian lain gagal, karena mungkin disebabkan oleh faktor umum yang mencakup usia, korosi, kesalahan
desain, kebakaran dan sebagainya, dan pemodelan matematika untuk situasi seperti itu kompleks. Sebuah
pohon kesalahan dengan semua cabang selesai dan dengan memperhitungkan interaksi antara pengendalian
dapat menjadi sangat besar dan sangat kompleks.
• Keberhasilan penerapan penilaian risiko kuantitatif tergantung pada kesiapan data yang dibutuhkan, kapasitas
dan komitmen organisasi untuk mengelola proses dan ketersediaan keahlian yang dibutuhkan.
Saat mempertimbangkan kesiapan data, dampak pada Macquarie Harbour dari tambang tembaga Mount Lyell
(lihat kotak) membuat studi kasus yang baik dari kebutuhan untuk penilaian dasar risiko pada data yang akurat
dan untuk memvalidasi atau menolak asumsi yang dibuat.
STUDI KASUS: D
ampak tambang tembaga Mount Lyell
Copper di Macquarie Harbour, Tasmania
Operasi 100 tahun dari tambang tembaga Mount Lyell Mining and Railway Company Ltd di Queenstown,
Tasmania, menghasilkan lebih dari 100 juta meter kubik limbah tambang, terak smelter dan humus yang
disetorkan ke King River dan Macquarie Harbour.
Meskipun penghentian penimbunan tailing, tailing terpapar di tepi sungai dan di delta terus menerus
melindi besi, mangan, aluminium dan tembaga, yang telah memberikan kontribusi besar terhadap
beban logam di perairan dan endapan sediment Macquarie Harbour.
Pada pertengahan tahun 90-an, Remediation Research and Demonstration Program (Program
Perbaikan Penelitian dan Demonstrasi) Mount Lyell, yang dilakukan bersama oleh Ilmuwan Pengawasan
dan kemudian Departemen Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Tanah Tasmania, bertujuan untuk
menilai risiko lingkungan dari pelepasan logam dari operasi penambangan dan untuk mengembangkan
sebuah strategi remediasi.
Lokasi geografis tambang tembaga Mt Lyell Copper mine.
Sumber: Google Maps.
MANAJEMEN RISIKO 33
Sebuah penilaian risiko awal tembaga di perairan Macquarie Harbour dibandingkan data pemantauan
untuk tembaga di perairan pertengahan salinitas dengan data literatur tentang toksisitas tembaga untuk
berbagai spesies muara. Hal ini memperlihatkan bahwa ada kemungkinan lebih besar dari 0,98
konsentrasi tembaga yang terlarut di pelabuhan, akan melebihi konsentrasi tembaga berbahaya
(dengan 50 per keyakinan persen) bagi setidaknya lima persen dari spesies. Konsentrasi tembaga
terlarut setinggi 500 mg/L telah dilaporkan di perairan permukaan pelabuhan dekat muara King River,
meskipun konsentrasi khas berkisar dari 10μg/L untuk 100 μg/L tembaga. Teknik elektrokimia
memperlihatkan bahwa proporsi yang signifikan dari tembaga terlarut dalam bentuk kimia yang
berpotensi tersedia untuk penyerapan ke dalam organisme air. Ikan, masyarakat invertebrata bentik dan
fitoplankton ditemukan memiliki kelimpahan yang lebih rendah dan/atau keanekaragaman spesies
daripada di muara tenggara Australia lainnya.
Sebuah studi komprehensif kemudian dilakukan untuk menilai dampak lingkungan dari pelepasan logam
dari tambang dan smelter sebagai bagian dari pengembangan strategi remediasi. Bentuk-bentuk kimia
(spesiasi tembaga) dan ketersediaan potensi mereka untuk muara organisme di perairan Macquarie
Harbour diselidiki menggunakan pendekatan yang sekarang digariskan dalam pedoman kualitas air
ANZECC-ARMCANZ (2000). Ini mencakup studi tentang spesiasi kimia tembaga dan penilaian toksisitas
langsung (DTA) menggunakan mikroalga, krustasea dan flounder (ikan sebelah) remaja.
Menggunakan elektrokimia dan teknik resin, DTA mengungkapkan bahwa tidak ada efek signifikan pada
pertumbuhan alga, crustacea dan kelangsungan hidup ikan flounder, peraturan-osmo atau akumulasi
tembaga pada ikan flounder. Hasil ini sangat berlawanan dengan hasil dari teknik spesiasi kimia yang
memperlihatkan bahwa tembaga di perairan pelabuhan itu berpotensi bioavailable (ketersedian hayati
fenolik senyawa) Pemeriksaan lebih lanjut memperlihatkan bahwa perairan tersebut tidak beracun ke
Nitzschiaclosterium mikroalga, meskipun faktanya mereka mengandung konsentrasi tembaga lebih
besar dari yang diketahui, menyebabkan efek penghambatan pada alga ini (Stauber et al. 2000).
Ameliorasi toksisitas tembaga mungkin karena mengikat bahan organik terlarut pada permukaan sel
alga, mencegah tembaga mengikat dan serapan ganggang tersebut. Studi kasus ini memperlihatkan
ketidakcukupan mengandalkan satu baris bukti dalam penilaian risiko. Penilaian tingkat skrining
berdasarkan analisis kimia dan data literatur saja mungkin melebih-lebihkan atau meremehkan risiko.
Untuk mengevaluasi risiko dengan lebih baik dan mengembangkan pilihan remediasi yang tepat,
investigasi khusus situs—mencakup analisis spesiasi kimia, penilaian toksisitas langsung dan
pemantauan biologis yang dituangkan dalam pedoman ANZECC-ARMCANZ (2000) yang berlaku—
yang sering diperlukan, bersama-sama dengan pemahaman tentang mekanisme toksisitas.
34
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
King River.
Sumber: Jenny Stauber, CSIRO.
Referensi
ANZECC–ARMCANZ (2000). Australian and New Zealand Guidelines for Fresh and Marine Water Quality,
National Water Quality Management Strategy, Australian and New Zealand Environment and
Conservation Council and Agricultural & Resource Management Council of Australia and New Zealand,
Canberra.
Stauber, JL, Benning, RJ, Hales, LT, Eriksen, RS Novak, B (2000). ‘Copper bioavailability and amelioration
of toxicity in Macquarie Harbour, Tasmania, Australia’, Marine and Freshwater Research, 51:1–10.
3.8 Mengevaluasi risiko
Mengevaluasi risiko merupakan area yang kompleks di mana, dalam arti murni, tingkat risiko dibandingkan
dengan kriteria penerimaan yang telah ditetapkan untuk memfasilitasi keputusan tentang penanganan. Ada
beberapa industri yang menerapkan hal ini dan hasil penilaian lebih mutlak, memungkinkan pemahaman tentang
tingkat risiko dengan diterima atau tidaknya kriteria dan kejelasan keputusan tentang tingkat serta sifat
penanganan dan prioritas.
Walaupun demikian, ini jarang terjadi di bidang pertambangan. Karena cairan dan sifat proses penambangan
yang berubah-ubah, analisis risiko cenderung untuk memberikan perbandingan risiko sebagai output daripada
penilaian mutlak. Alat yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi risiko adalah tabel konsekuensi, seperti
yang diperlihatkan pada Lampiran A1.3. Evaluasi yang lebih rinci mendasarkan pada meningkatnya popularitas
metodologi bow-tie dan mempertimbangkan beberapa konsekuensi sebagai masukan untuk evaluasi. Lampiran
A2.4 membahas hal ini cukup mendetail. Juga relevan untuk evaluasi dan dibahas dalam Lampiran 2 adalah
jaminan pengendalian. Meskipun tidak persis evaluasi risiko, jika dilakukan dengan baik dapat mempengaruhi
proses evaluasi dengan menyoroti peluang-peluang yang paling mungkin untuk menjadi sukses.
MANAJEMEN RISIKO 35
3.9 Memperlakukan risiko
Penanganan risiko melibatkan pengembangan dan penerapan strategi biaya-efektif spesifik dan rencana
tindakan untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya. Strategi dan rencana biasanya melibatkan
peningkatan pengendalian yang ada atau pengenalan pengendalian baru untuk mengurangi risiko.
3.9.1 Merancang kendali risiko
Perancangan pengendalian risiko bertujuan untuk memastikan agar efektivitas pengendalian risiko tepat,
mengingat konsekuensi potensial yang terkait dengan risiko. Sementara konsekuensi meningkat, terdapat
kebutuhan untuk memiliki tingkat yang lebih besar dari keyakinan bahwa pengendalian risiko akan efektif.
Penanganan risiko umumnya harus mengikuti hirarki yang berterima dari pengendalian, yang dalam urutan
pilihan merupakan:
1. Eliminasi bahaya atau ancaman
2. Minimalisasi atau mengganti bahaya atau ancaman
3. Pengendalian risiko menggunakan perangkat rekayasa yang tidak memerlukan aktuasi manusia
4. Pengendalian risiko menggunakan perangkat yang membutuhkan aktuasi manusia
5. Pengendalian risiko dengan prosedur
6. Pengendalian risiko dengan alat pelindung diri (APD)
7. Pengendalian risiko melalui cara-cara administratif (seperti rotasi pekerjaan untuk membatasi paparan)
8. Pengendalian risiko dengan peringatan dan meningkatkan kesadaran.
(Diadaptasi dari Departemen Industri Primer NSW 2007.)
Dalam operasi yang ada, penghapusan atau modifikasi bahaya mungkin kurang praktis, sehingga fokus akan
pada pengendalian Tipe 3 sampai 8. Pengendalian risiko umumnya digambarkan sebagai rekayasa, sistem,
prosedur atau berbasis manusia. Ada dua catatan penting saat mempertimbangkan hirarki:
• Hirarki ini didasarkan pada dampak, tanpa mengacu pada pencegahan yang lebih disukai dari mitigasi.
Sementara terkadang saat mitigasi berdampak terbesar, pengguna harus menyadari bahwa tujuannya adalah
pencegahan risiko.
• Pengendalian dapat menghubungkan satu sama lain, dan yang terendah pada hirarki harus dianggap sebagai
tingkat yang dicapai. Misalnya, bahan pra-pemanasan untuk menghindari ledakan kelembaban saat pengisian
tungku logam cair dapat dianggap sebagai pengendalian Tipe 4, tetapi karena proses bergantung pada
prosedur, set itu merupakan pengendalian Tipe 5.
Pengendalian Tipe 3 rekayasa biasanya inheren dalam desain fisik dari pabrik pengolahan atau peralatan.
Pengendalian rekayasa ‘otomatis’ dan tidak memerlukan campur tangan manusia untuk menjadi efektif.
Kehandalan pengendalian dicapai dengan memiliki margin yang memadai antara karakteristik rekayasa penting
dari perangkat pengendalian dan berbagai potensi sistem variabilitas.
Pengendalian Tipe 4 berbasis system yang dijalankan oleh orang-orang dalam batas-batas sistem manajemen
yang telah didefinisikan. Pelaksanaannya didasarkan pada pendekatan yang diatur dengan set aturan-aturan dan
protokol. Contohnya antara lain hambatan fisik pada tanaman yang harus dibuang dan diganti untuk
pemeliharaan, atau sistem pemantauan bahaya yang membutuhkan operator untuk melakukan tindakan dalam
menanggapi kondisi, seperti tingkat gas tinggi atau pelepasan air ke luar situs. Kehandalan pengendalian dicapai
melalui sistem sekitar pengendalian, mencakup tinjauan manajemen dan tindak lanjut.
36
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pengendalian Tipe 5 berbasis prosedur, mengandalkan orang bertindak sesuai dengan aturan atau pedoman
tertulis. Kehandalan pengendalian dicapai melalui desain yang efektif dari prosedur, melalui pelatihan dan
kompetensi orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan prosedur, dan melalui pemantauan kinerja.
Pengendalian Tipe 6 APD (alat pelindung diri) umumnya untuk keamanan dan mitigatif, bergantung pada pola
pikir budaya organisasi untuk efektivitas, seperti memakai kacamata pelindung. Jika alat pelindung digunakan
untuk mengendalikan risiko kritis, harus didukung oleh proses yang kuat untuk memeriksa dan sign-off, seperti
untuk digunakan APD di ruang tertutup.
Pengendalian Tipe 7 administratif biasanya digunakan dalam manajemen risiko kesehatan, di mana orang dirotasi
untuk meminimalkan paparan ke tingkat yang ditentukan. Pengendalian tersebut harus dianggap untuk
sementara waktu, sementara pengendalian yang lebih dapat diandalkan di tingkat 1 sampai 6 dari hirarki yang
dicari.
Pengendalian Tipe 8 berbasis manusia, mengandalkan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman individu
untuk mengidentifikasi situasi berbahaya, menilai konsekuensi potensial dan bereaksi sesuai dengan itu.
Kehandalan pengendalian sangat rendah dan dicapai dengan pengalaman inheren serta kemampuan masyarakat
dan kapasitas mereka untuk mengadaptasi pengetahuan pada situasi yang sering berubah.
Mungkin terdapat tumpang tindih antar karakteristik ini dan pengendalian yang ada. Misalnya, pengendalian
tertentu mungkin memiliki beberapa karakteristik dari pengendalian prosedural dan beberapa elemen dari
pengendalian berbasis sistem. Secara umum, prinsip-prinsip berikut berlaku:
• Pengendalian rekayasa atau berbasis sistem lebih dapat diandalkan daripada prosedural atau pengendalian
berbasis manusia, namun umumnya lebih mahal atau sulit untuk diterapkan, terutama jika tidak tercakup
dalam desain asli.
• Meningkatkan kepercayaan dalam manajemen risiko dicapai dengan menerapkan pengendalian yang sangat
efektif untuk risiko dengan konsekuensi yang berpotensi tinggi.
• Tolerabilitas risiko sedikit banyak dapat dibentuk dengan menetapkan minimal tipe pengendalian untuk
keparahan tertentu konsekuensi potensial.
• Pengendalian risiko material harus didokumentasikan tujuan pengendalian dan persyaratan kinerja terkait,
apakah rekayasa, sistem, prosedur atau berbasis manusia. Tujuan pengendalian merupakan pernyataan dari
maksud desain pengendalian. Target keandalan untuk pengendalian rekayasa biasanya menentukan tingkat
pengulangan yang diperlukan dari pengendalian atau, sebaliknya, maksimal ‘failure on demand’ (kegagalan
pada permintaan) yang diperbolehkan untuk pengendalian tersebut.
Unsur-unsur ini memberikan dasar untuk efektivitas pengendalian berkelanjutan agar dapat dinilai.
3.9.2 Efektifitas kendali risiko
Menetapkan efektivitas pengendalian sangat penting (bagian sebelumnya membahas metode pemeriksaan risiko
yang memerlukan pertimbangan efektivitas pengendalian). Beberapa metode analisis risiko membantu untuk
mempertimbangkan sejauh mana pengendalian mengurangi risiko, tetapi di pertambangan pertimbangan
efektivitas pengendalian untuk pertimbangan kemungkinan peristiwa risiko dan konsekuensi sering analisis
terpisah Terdapat berbagai metode untuk mengidentifikasi dan secara kritis meninjau pengendalian berjalan
(current) dan potensi pengendalian, beberapa di antaranya melihat efektivitas pengendalian individu. Inovasi
juga sedang dikembangkan untuk pertimbangan set pengendalian (yaitu, efektivitas satu set pengendalian untuk
mencegah atau mengurangi peristiwa risiko prioritas).
Untuk buku pegangan ini, disarankan dua tipe metode analisis pengendalian: pertama, metode analisis bow-tie
untuk mengidentifikasi pengendalian terkait dengan peristiwa risiko prioritas; kedua, metode untuk membahas
dan menetapkan efektivitas pengendalian. Asumsinya adalah bahwa suatu risiko tinggi secara inheren atau
konsekuensi akan ditoleransi hanya jika pengendalian cukup efektif. Oleh karena itu, pertanyaan yang harus
dijawab: apakah saya memiliki pengendalian yang tepat dan, jika demikian, apakah efektif?
MANAJEMEN RISIKO 37
Analisis bow-tie sering dipilih karena membantu untuk secara visual mewakili pengendalian dan efektivitasnya.
Output metode bow-tie meliputi:
• deskripsi suatu peristiwa yang tak diinginkan, serta ancaman dan konsekuensinya
• identifikasi pengendalian yang mencegah suatu peristiwa yang tak diinginkan
• identifikasi pengendalian yang mengurangi konsekuensi dari suatu peristiwa yang tak diinginkan
• identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengendalian gagal atau dapat melemahkan efektivitas
pengendalian
• analisis keandalan pengendalian
• deskripsi kegiatan, tindakan, prosedur, kebijakan dan standar yang dibutuhkan untuk memantau,
mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pengendalian.
Bow-tie dibahas dalam Bagian 3.7.3 dan dalam Lampiran 1; keterangan yang lebih rinci dan pedoman penerapan
terdapat dalam Lampiran 2.
Disarankan empat langkah untuk penyeleksian dan mengoptimalkan pengendalian risiko kritis (ACARP 2015):
Langkah 1) Identifikasi peristiwa(-peristiwa) tak diinginkan yang relevan
Langkah 2) Pilih penanganan paling tepat untuk peristiwa yang tak diinginkan
Di mana risiko harus diperlakukan (daripada dieliminisasi atau diganti):
Langkah 3) Identifikasi pengendalian optimal untuk mencapai pengurangan risiko yang diminta dengan
menggunakan analisis bow-tie dalam urutuan seperti di bawah ini (yang dibahas secara rinci
dalam Lampiran 2):
1. Jelaskan peristiwa yang tak diinginkan
2. Tentukan lingkup analisis
3. Identifikasi berbagai ancaman
4. Identifikasi kemungkinan konsekuensi
5. Identifikasi pencegahan dan mitigasi pengendalian
6. Identifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting
7. Tentukan jaminan yang diperlukan
Langkah 4) Pilih metode untuk mengukur efektivitas operasional pengendalian.
Setiap langkah dibahas lebih rinci di bawah. Penting untuk diingat bahwa proses ini harus berulang, dan analisis
keluaran bow-tie harus satu set dokumen hidup yang berkala ditinjau dan diperbarui.
Langkah 1: Identifikasi peristiwa yang tak diinginkan yang relevan
Peristiwa yang tak diinginkan merupakan skenario yang berdampak tidak menguntungkan tujuan penting,
seperti operasi, keselamatan, kesehatan, lingkungan, masyarakat, dan kinerja hukum dan keuangan. Peristiwa
yang tak diinginkan dapat muncul dari ancaman, variabilitas, pengetahuan yang tidak lengkap dan hanyut
begerak dengan sendirinya dalam pekerjaan.
Setelah peristiwa yang tak diinginkan diidentifikasi, mungkin tepat untuk memprioritaskan untuk analisis lebih
lanjut.
Langkah 2: Pilih penanganan risiko terbaik untuk peristiwa yang tak diinginkan
Cara yang paling efektif untuk mengelola suatu peristiwa yang tak diinginkan ialah menyingkirkan bahaya yang
dapat menyebabkan hal itu. Jika penyingkiran bukan suatu pilihan, pertimbangkan mengganti bahaya dengan
sesuatu yang memiliki risiko lebih kecil dan minimalkan paparan. Jika eliminasi, substitusi dan mengurangi
38
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
paparan tingkat tidak mengurangi risiko ke tingkat yang berterima, identifikasi peristiwa yang tak diinginkan
yang dapat muncul dari bahaya serta pilih dan optimalkan pengendalian yang membantu memastikan
perlindungan yang efektif dari orang, aset dan lingkungan. Pilihan penanganan risiko dirangkum dalam Gambar 9.
Gambar 9: Pilihan penanganan risiko untuk peristiwa yang tak diinginkan
Meningkatkan efektifitas
Menyingkirkan bahaya
(rencanakan untuk ke luar)
Ganti bahaya
(gantilah dengan sesuatu yang lebih baik)
Kurangi paparan peristiwa
(jumlah dan lamanya)
Implementasikan pengendalian yang
– Mengurangi kemungkinan jumlah terjadinya
peristiwa yang tak diinginkan
– Mitigasi konsekuensi peristiwa yang tak
diinginkan
Hirarki Pemilihan Penanganan Risiko
Langkah 3: Identifikasi pengendalian optimal untuk mencapai pengurangan risiko yang dibutuhkan dengan
menggunakan analisis bow-tie
Minimal analisis bow-tie harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Analisis tersebut harus dikembangkan oleh tim yang terdiri dari mereka yang memahami proses bow-tie;
mereka yang memahami peristiwa yang tak diinginkan; dan mereka yang bertanggung jawab untuk tindakan,
pemantauan dan memelihara pengendalian.
• Analisis harus didasarkan pada definisi yang jelas untuk menggambarkan peristiwa yang tak diinginkan dan
untuk menentukan apa yang merupakan ancaman, konsekuensi dan pengendalian.
• Analisis harus mempertimbangkan ‘mode kegagalan pemantauan’ untuk pengendalian penting. Mode
kegagalan pengendalian harus mencakup faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengendalian gagal atau
melemahkan efektivitas. Pertimbangan mode kegagalan juga harus mengidentifikasi unsur-unsur pencegahan
kegagalan yang diperlukan untuk melindungi pengendalian terhadap kegagalan kinerja. Unsur-unsur tersebut
mungkin merupakan pengendalian tambahan atau mungkin langsung bertaut ke
• Analisis harus mengidentifikasi unsur-unsur sistem manajemen pengendalian yang diperlukan untuk
memonitor, mempertahankan dan meningkatkan pengendalian sehingga bekerja seperti yang diperlukan
bilamana diperlukan.
• Analisis harus menyajikan informasi dalam format yang membantu mereka memberlakukan dan mengelola
pengendalian membuat keputusan tentang penting dan memadainya pengendalian.
MANAJEMEN RISIKO 39
Langkah 4: Pilih metode untuk mengukur efektifitas operasional pengendalian
Pengelolaan dan optimalisasi pengendalian harus fokus pada memaksimalkan efektivitas operasional control. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengukur kinerja efektivitas pengendalian dan menggunakan hasil untuk melacak
kinerja pengendalian atas waktu dan untuk mengidentifikasi pengendalian yang perlu diperbaiki, ditambah atau
diganti. Jika pengukuran efektivitas pengendalian dilakukan dengan baik, ini akan memberikan kesempatan
untuk patokan kinerja pengendalian seluruh entitas. Selagi pengukuran efektivitas pengendalian menjadi mapan
dalam sebuah organisasi, ini harus digunakan untuk membantu menilai pengendalian kecukupan.
Efektifitas pengendalian memiliki tiga komponen:
• ketersediaan dan penggunaan pengendalian saat diperlukan
• kemampuan pengendalian untuk fungsi yang diperlukan
• sejauh mana pengendalian menghilangkan atau meminimalkan paparan ancaman atau meringankan
keparahan konsekuensi.
Pengendalian harus spesifik, terukur dan dapat diaudit, dan ukuran kuantitatif dari efektivitas lebih disukai,
terutama untuk pengendalian kritis. Namun, di mana ukuran kuantitatif tidak mungkin, berbagai metode, dari
semi-kuantitatif subyektif, dapat digunakan untuk menentukan efektivitas pengendalian (diringkas dalam
Gambar 10). Perhatikan bahwa efektivitas pengendalian dapat diukur secara berbeda tergantung pada
pengendalian dan bahwa pohon keputusan memberikan panduan untuk ini.
Gambar 10: Pedoman pohon keputusan untuk analisis efektifitas pengendalian
Mulai
Dapatkah
efektifitas dengan mudah
dikuantifikasi dengan
data aktual?
Ya
Analisis kuantitatif
efektifitas
pengendalian
Ya
Analisis pohon
efektifitas
pengendalian
Ya
Analisis matriks
efektifitas
pengendalian
Tidak
Dapatkah efektifitas
seperti diukur secara
kuantitatif?
Tidak
Apakah tindakan
semi kuantitatif untuk
efektifitas
diperlukan?
Tidak
Analisis kategorisasi
efektifitas
pengendalian
Sumber: ACARP (2015).
40
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
3.9.3 Manajemen risiko kritis
Pemantauan kinerja dan pelaporan pengendalian bahwa pengendalian tetap efektif dan kekurangan kinerja
segera diidentifikasi. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan frekuensi pemantauan dan pelaporan harus
didokumentasikan. Pelaksanaan yang efektif umumnya memerlukan penunjukan dari control owner (pihak yang
bertanggung jawab atas) pengendalian yang bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan kinerja
pengendalian. Ada juga harus menjadi sistem untuk memastikan peningkatan saat kinerja diukur turun di bawah
persyaratan minimum.
Tanggung jawab control owner harus didokumentasikan baik dalam deskripsi posisi mereka atau dalam dokumen
desain prosedur atau sistem asal pengendalian. Untuk pengendalian kritis, kinerja dapat dimasukkan sebagai
unsur dalam scorecard (kartu skor) kinerja pribadi pemilik kendali (control owner/orang yang bertanggung
jawab). Dewan Internasional Pertambangan dan Logam (ICMM) telah mengembangkan sumber daya untuk
membimbing proses ini pada tahun 2015 dalam publikasi tentang manajemen Pengendalian kritis. ICMM
mengakui bahwa manajemen pengendalian kritis merupakan langkah-perubahan dalam evolusi manajemen
risiko operasional industri mineral; tujuannya ialah agar bisnis mengembangkan rencana manajemen
pengendalian kritis untuk memfokuskan mereka pada manajemen pengendalian yang efektif untuk peristiwa
prioritas tertinggi.
Pengelolaan pengendalian kritis melibatkan peningkatan pesat keselarasan manajemen risiko dengan praktik
manajemen yang baik. Saat ini, manajemen risiko dapat dilakukan dengan koneksi terbatas pada proses
manajemen bisnis, seperti dengan menggunakan daftar risiko yang mencakup daftar panjang peristiwa potensial
dan pengendalian namun memberikan fokus manajemen yang terbatas dan karenanya nilai juga terbatas.
Pengelolaan pengendalian kritis harus mencakup manajemen risiko di beberapa titik keputusan utama,
mencakup situs secara keseluruhan dan tinjauan proses risiko; pengembangan menjadi tahap yang berbeda dari
bisnis; perubahan yang signifikan terhadap operasi atau bisnis; dan pengembangan praktik yang aman atau
sistem kerja.
Pengelolaan pengendalian kritis merupakan bagian dari pemeriksaan prioritas risiko situs keseluruhan,
merupakan bagian dari pendekatan manajemen risiko secara keseluruhan untuk siklus hidup bisnis, dan perlu
diterapkan pada semua tahap siklus.
Gambar 11 menguraikan sembilan langkah proses manajemen pengendalian kritis, enam dari yang dibutuhkan
untuk merencanakan program rencana pengelolaan pengendalian kritis sebelum final tiga langkah pelaksanaan
(ICMM 2015).
MANAJEMEN RISIKO 41
Gambar 11: Pengelolaan pengendalian kritis
Sumber: ICMM (2015).
Ada banyak loop (putaran) berulang pada Gambar 11, di mana langkah mungkin memerlukan peninjauan ulang
dari langkah sebelumnya untuk mencapai output yang diinginkan. Misalnya, loop dari langkah 7 hingga langkah 6
memperlihatkan potensi kebutuhan untuk meninjau ulang informasi dari langkah-langkah perencanaan saat
pelaksanaan situs didefinisikan. Hal ini mungkin terjadi karena kinerja pengendalian di situs bervariasi dari asumsi
yang dibuat dalam langkah-langkah perencanaan.
Bisnis harus menyadari bahwa hal ini mungkin perubahan besar dalam cara memperlakukan risiko dan mungkin
perlu untuk mengambil langkah-langkah guna mempersiapkan pengelolaan pengendalian kritis sebelum
memulai perencanaan dan pelaksanaan. Setelah sifat proses dipahami, mencakup keterlibatan penting
kepemimpinan, dianjurkan agar perusahaan meninjau kesiapannya untuk mengadopsi pengelolaan pengendalian
kritis. ICMM menyediakan alat untuk melakukan penilaian tersebut.
42
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
3.9.4 Pengelolaan peralatan kritis
Sebuah program pengelolaan peralatan amat penting (kritis) didefinisikan sebagai cara yang efektif untuk
mengelola risiko yang terkait dengan kegagalan peralatan. Program pengelolaan peralatan penting yang efektif
meliputi:
• definisi yang jelas tentang ‘peralatan kritis’ berdasarkan dampak potensial dari kegagalan peralatan dan proses
yang sistematis untuk mengidentifikasi peralatan penting, mencakup ahli teknis dan pemangku kepentingan
untuk mengembangkan ‘daftar peralatan kritis’ menentukan:
• buatan dan model peralatan
• tujuan peralatan dan persyaratan kinerja
• rincian konsekuensi potensial yang terkait dengan kegagalan peralatan
• pengujian yang diperlukan, inspeksi dan program pemeliharaan preventif
• pengujian, inspeksi dan pemeliharaan catatan
• suatu proses kerja pemeliharaan yang membedakan perencanaan kerja dan selesainya pelaporan; manajemen
melaporkan penyelesaian pengujian dan pemeliharaan peralatan kritis; pelumpuhan peralatan yang cacat atau
tidak mengikuti (bypass) prosedur persetujuan; proses keselamatan; dan pelatihan tenaga kerja.
3.10 Pemantauan dan tinjauan
Jaminan efektivitas pengendalian risiko merupakan elemen penting dari sistem; jaminan merupakan pemeriksaan
eksplisit, sistematis dan objektif dari bukti dengan tujuan memberikan penilaian independen tentang efektivitas
proses manajemen risiko dan pengendalian terhadap kriteria kinerja yang ditetapkan. Ruang lingkup harus
mencakup desain dan kinerja proses serta pengendalian untuk meminimalkan risiko proses.
Risiko perlu dipantau untuk memastikan bahwa pengendalian telah dirancang dengan baik, telah dilaksanakan
sebagaimana dimaksud dan bekerja secara efektif. Tinjauan jaminan pengendalian risiko harus dipimpin oleh
orang yang tidak langsung bertanggung jawab untuk desain maupun pelaksanaan pengendalian, namun harus
mencakup pemilik kendali dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan jaminan untuk pengendalian kritis harus
ditinjau dan disahkan oleh tim manajemen aset. Akuntabilitas untuk menyelesaikan rencana perbaikan
pengendalian yang telah disepakati harus diserahkan kepada individu, dan kemajuan rencana harus dilacak oleh
manajemen sampai selesai.
Studi kasus Northparkes (lihat kotak) adalah contoh yang baik dari kebutuhan untuk identifikasi risiko, analisis
dan ulasan pada semua tahap operasi.
MANAJEMEN RISIKO 43
STUDI KASUS: Gua blok Northparkes runtuh, November 1999
Pesan-pesan kunci
• Identifikasi risiko harus dilakukan pada semua tahap dari kelayakan hingga penutupan.
• Teknik analisis risiko harus dipilih untuk memastikan bahwa teknik tersebut tepat untuk penilaian
khusus.
• Pengendalian risiko kritis harus dipilih dan dimonitor untuk efektivitas dari waktu ke waktu dan
disesuaikan dengan perubahan kondisi.
Latar Belakang
Pada tanggal 24 November 1999, sebuah gua bawah tanah yang besar dibuat dengan metode
penambangan blok gua tiba-tiba runtuh di Northparkes Mines di New South Wales. Gua tersebut sangat
besar, dengan diameter sekitar 160 meter dan tinggi 180 meter (sekitar tiga kali sebesar opera house
Sydney). Dalam hitungan detik, penyumbat batu yang amat besar runtuh memampatkan sekitar 4 juta
meter kubik udara di dalam gua. Dengan cepat udara dengan kemampatan tinggi terdorong ke luar dari
gua melalui beberapa rute, seperti yang diperlihatkan dalam diagram, mencakup penggalian terowongan
eksplorasi tua yang tinggi di atas tempat produksi dan pada saat keruntuhan langsung membuka ke
dalam celah udara gua. Udara yang mampat masuk ke tempat penggalian eksplorasi dengan batu yang
terkurung, puing-puing dan bahan lainnya sebagai ledakan udara, yang memiliki kecepatan diperkirakan
oleh model berikutnya menjadi lebih dari 1.000 kilometer per jam. Ledakan udara menyebabkan
kerusakan besar di seluruh tempat kerja dan mengakibatkan empat orang terluka parah.
44
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tambang telah beroperasi penuh pada tahun 1997 dan dirancang untuk menarik bijih dari 130
‘drawpoints’ (pusat produksi) pada bidang horizontal lebih dari 200 meter di bawah permukaan. Batu
itu diperkirakan patah karena beratnya sendiri dan, melalui ekstraksi terkendali bijih di drawpoint untuk
menyebarkan diri (self-propagate).
Risiko ledakan udara dikenal dan awalnya dikendalikan dengan mempertahankan tumpukan muckpile
(batu pecah) di atas drawpoint, ditambah celah udara 10 meter atau kurang antara muckpile dan gua itu
sendiri. Celah udara 10 meter ini membatasi jumlah udara yang dapat dimampatkan dalam reruntuhan
batu besar. Tim pertambangan kemudian melakukan penilaian risiko kualitatif untuk mengidentifikasi
bahaya besar (major hazard) dan, untuk perlindungan ledakan udara, memilih muckpile 60 meter untuk
melindungi tempat kerja. Pengendalian ini menggantikan pengendalian celah udara 10 meter, dan celah
udara tidak lagi bagian dari strategi pengendalian. Pada saat itu, tidak ada lubang lainnya ke dalam gua.
Gua tidak terpecah-pecah seperti yang diharapkan dan akhirnya celah udara naik sampai 180 meter
pada saat keruntuhan pada tahun 1999. Selama itu, celah udara gua juga meluas melampaui terowongan
eksplorasi yang berada amat tinggi di tubuh bijih dan menciptakan celah ke dalam gua. Penilaian risio
kuantitatif lebih lanjut mengakui bahaya ledakan udara, dan sekat beton diinstalasi dalam terowongan
eksplorasi bersama alarm-alarm yang lain untuk memperingatkan kondisi tanah yang berubah. Karena
gua telah melemahkan sekat yang tidak memberi perlindungan saat gua akhirnya runtuh. Penilaian
kuantitatif atau semi-kuantitatif tidak dilakukan.
Implikasi analisis risiko dan pemantauan pengendalian kritis
Implikasi analisis risiko dan pemantauan pengendalian kritis
Pemeriksaan koronial setelah insiden tersebut menemukan bahwa industri pertambangan harus
memasukkan ke dalam semua kode praktik yang relevan atau pedoman industri untuk desain tambang
yang aman identifikasi inti risiko yang inheren dalam operasi dan metode yang diusulkan; audit
independen dari pengendalian pada tahap-tahap kelayakan dan desain tahap; dan tonggak audit ulang
untuk memastikan bahwa permasalahan yang terkait dengan keselamatan kritis desain dan strategi
tetap sesuai dan memadai di seluruh operasi. Koroner melanjutkan dengan mengatakan bahwa operator
tambang bawah tanah harus secara memadai menilai semua risiko dan mengembangkan serta
memelihara prosedur pengelolaan bahaya untuk mencakup semua bahaya yang terkait dengan metode
penambangan.
Referensi
Bailey, J (Coroner) (2003). Findings and recommendations from the ‘Inquest into the deaths of R.
Bodkin; M. House; S. Osman; C. Lloyd-Jones; on the 24th November, 1999 at the E26 Lift 1 Mine North
Parkes Mines, Parkes, New South Wales’.
Minerals Industry Safety and Health Centre and Rio Tinto (2005). Managing major hazards in the mining
industry, presentasi video.
MANAJEMEN RISIKO 45
3.10.1 Mendokumentasi hasil-hasil
Output proses identifikasi risiko perlu didokumentasikan agar:
• mengkomunikasikan semua yang dianggap peristiwa risiko
• digunakan sebagai referensi saat mengembangkan strategi untuk mengidentifikasi titik intervensi utama dan
mengembangkan tindakan yang tepat
• dijadikan acuan saat meninjau risiko selang beberapa waktu untuk mempertimbangkan situasi yang berubah
karena konsekuensi implementasi strategi atau bisnis, lingkungan, peraturan, kondisi sosial berubah
• menyimpan catatan untuk tujuan uji tuntas.
Dalam kebanyakan kasus, penilaian risiko memerlukan dokumentasi lengkap dari proses, nilai-nilai hasil penilaian
(kemungkinan, biaya dan dampak), alasan di balik keputusan, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk
menyediakan setiap penilaian.
Daftar risiko biasanya digunakan untuk memberikan informasi risiko, untuk mendokumentasikan output proses
identifikasi risiko serta untuk memberikan hasil analisis risiko dan pengembangan strategi. Khususnya isi daftar
risiko antara lain:
• tabulasi yang dianggap peristiwa risiko
• peristiwa yang dikecualikan, alasan untuk tidak memasukkan mereka, dan kemungkinan dan konsekuensinya
• hasil analisis risiko dan evaluasi (peringkat risiko atau gradasi; risiko lingkungan umumnya dinilai sebagai
‘inheren’ tanpa pengendalian di tempat dan ‘sisa’, dengan asumsi pengendalian yang efektif)
• langkah-langkah pengendalian yang ada, tindakan manajemen yang direncanakan, alokasi tanggung jawab,
dan penentuan waktu dari tindakan.
3.10.2 Garis besar daftar risiko
Informasi berikut perlu diberikan untuk setiap risiko yang diidentifikasi:
• nomor referensi unik
• tanggal pembaruan risiko terakhir
• judul singkat risiko
• deskripsi risiko
• materialitas risiko
• penilaian dari semua tipe konsekuensi
• kemungkinan peristiwa
• peringkat risiko
• tanggapan risiko, bersama-sama dengan status mereka saat ini
• Risiko pemilik.
Untuk memberikan jejak audit dan untuk membantu memahaminya untuk risiko masa depan analisis, daftar risiko
harus menyimpan informasi tentang semua risiko tertutup. Selain pemantauan kinerja rutin, risiko-risiko utama
dengan konsekuensi yang berpotensi material juga harus menjalani penilaian jaminan independen dan pelaporan
periodik.
46
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
4.0 MANAJEMEN RISIKO DI
PERTAMBANGAN
Pesan-pesan kunci
• Manajemen risiko merupakan bagian penting dari efisiensi usaha dan efektivitas dan harus menjadi
masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja.
• Tanggung jawab untuk program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan.
• Efektivitas program pengendalian risiko dan pembaruan daftar berikut insiden serius di perusahaan
atau industri harus diuji oleh audit internal.
Bagian ini menjelaskan proses manajemen risiko generik dan memperhitungkan beberapa alat risiko yang dapat
digunakan untuk manajemen risiko perusahaan, manajemen risiko operasional dan tugas kegiatan/manajemen
risiko.
4.1 Manajemen risiko perusahaan
Selama masa eksplorasi, pengembangan, produksi dan penutupan, bahaya perlu ditahan dan dikendalikan. Suatu
lapisan sosial yang lebih luas dari permasalahan politik dan budaya yang kompleks perlu ditangani dengan
berhati-hati untuk mencapai tanggung jawab sosial perusahaan, dan perusahaan yang sukses perlu mengelola
semua itu dengan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko tunggal yang didasarkan pada misi dan struktur
bisnis. Ini amat mustahil untuk berhasil jika sistem keuangan, IT, kesehatan dan keselamatan, lingkungan dan
masyarakat dan sebagainya dikembangkan secara terpisah. Elemen bersaing harus dipadatkan menjadi kerangka
kerja tunggal yang merupakan sistem yang terpadu. Kerangka kerja ini disebut manajemen risiko perusahaan.
4.1.1 Proses manajemen risiko perusahaan
Proses manajemen risiko tidak baru dan inheren dalam pikiran kita. Namun, untuk penggunaan yang berhasil
dalam suatu organisasi perlu diformalkan sehingga semua orang bekerja dengan cara yang sama untuk tujuan
yang sama. Perlu transparan, sehingga pengaruhnya dapat terus ditingkatkan, bahkan saat penilai asli tidak ada
lagi di organisasi. Gambar 12 memperlihatkan formalisasi ini seperti yang diperlihatkan pada standar internasional
ISO 31000.
MANAJEMEN RISIKO 47
Gambar 12: Proses manajemen risiko
Sumber: ISO 31000 (2009).
Komite Sponsor Organisasi Komisi Treadway (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO)) memberikan panduan berbasis prinsip untuk membantu organisasi merancang dan
menerapkan pendekatan efektif di seluruh-usaha untuk manajemen risiko melalui kerangka kerja manajemen
risiko terpadu perusahaannya (COSO 2004), yang menyatakan:
Manajemen Risiko Korporasi (Enterprise Risk Management)—Kerangka kerja terpadu ini memperluas
pengendalian internal, memberi fokus yang lebih kuat dan luas pada subyek yang lebih luas dari manajemen
risiko korporasi. Meskipun tidak dimaksudkan untuk dan tidak menggantikan kerangka kerja pengendalian
internal, melainkan hanya menggabungkan kerangka kerja pengendalian internal di dalamnya, perusahaan
dapat memutuskan untuk melihat ke kerangka kerja manajemen risiko perusahaan ini, untuk memenuhi
kebutuhan pengendalian internal mereka maupun untuk bergerak maju ke proses manajemen risiko lebih
penuh.
Kerangka kerja ini diterima secara luas dan digunakan oleh manajemen guna meningkatkan kemampuan organisasi
untuk mengelola ketidakpastian, mempertimbangkan berapa banyak risiko yang akan diterima, dan meningkatkan
pemahaman tentang peluang karena berusaha untuk meningkatkan dan melestarikan nilai pemangku kepentingan.
Gambar 13 merupakan representasi grafis COSO untuk kerangka kerja; wajah depan kubus risiko COSO memiliki
langkah-langkah hampir identik dengan ISO 31000 (yang diperlihatkan pada Gambar 12).
48
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 13: Model manajemen risiko COSO
Proses risiko tampaknya sangat jelas setelah dipahami. Namun, bahkan adopsi langkah-langkah proses yang
umum tidak berarti penerapan alat risiko tertentu; juga tidak memastikan bahwa manajemen risiko akan bekerja
untuk semua bisnis. Permasalahan ini harus diselesaikan oleh masing-masing organisasi untuk tujuan dan
kebutuhan organisasi yang spesifik.
4.1.2 Memilih alat manajemen risiko
Seperti yang dibahas dalam Bagian 3.7.4, alat penilaian risiko berkisar dari proses informal memikirkan langkahlangkah risiko untuk kegiatan sederhana, biasanya melibatkan satu orang, melalui proses yang mampu
memperkirakan frekuensi peristiwa dan menghitung rencana perawatan yang paling efektif berdasarkan
matematika pemodelan kegagalan potensial dari data historis secara resmi dicatat dan diumumkan. Memilih alat
yang salah dapat mengurangi kepercayaan dalam proses manajemen risiko.
Dua kesalahan umum dalam memilih alat risiko adalah:
• memilih alat yang tidak mampu secara efektif menganalisis, mengevaluasi dan menentukan penanganan untuk
peristiwa risiko
• memilih alat yang lebih kompleks atau memakan waktu lebih banyak dari yang diperlukan, mengingat
kesederhanaan analisis, kejelasan perawatan yang tepat, atau keduanya.
Pada dasarnya, campuran alat penilaian risiko diperlukan untuk memenuhi kompleksitas risiko yang dianalisis.
Alat kualitatif dapat berguna untuk analisis cepat dan alat kuantitatif sepenuhnya untuk risiko kritis. Sebuah
kerangka kerja yang baik akan menggabungkan kombinasi alat bagi organisasi dan untuk waktu penilaian yang
tepat untuk tujuan (fit-for-purpose). Sebagai organisasi semakin mapan, ada kemungkinan penilaian kualitatif
menjadi cenderung berkurang dan dengan demikian peningkatan dalam penilaian kuantitatif. Karena itu tidak
ada ‘winning methodology’ (metodologi yang mengalahkan yang lain) untuk manajemen risiko karena tidak ada
pengukuran kinerja yang sederhana (misalnya, sangat sulit untuk memperlihatkan bahwa bencana telah
dihindari). Setiap organisasi berbeda dalam penanganan risiko, integritas pelaporan insiden dan pergerakannya
pada skala kematangan risiko (pemula, stagnan, meningkat, menurun dan seterusnya).
MANAJEMEN RISIKO 49
4.1.3 Keterlibatan manajemen senior
Banyak kerangka kerja manajemen risiko yang telah dibangun tanpa pra-perencanaan di semua perusahaan dan
kemudian ditambal bersama-sama. Kesehatan, keselamatan, lingkungan dan dalam kebanyakan sistem risiko
bisnis secara historis telah dibangun terpisah dari satu sama lain di kebanyakan organisasi.
Bahkan organisasi yang memiliki tabel konsekuensi gabungan yang mencakup semua sumber risiko, terlihat
terbukti tidak ada konsistensi secara keseluruhan dalam produk yang selesai. Misalnya, Tabel 1 di bawah ini milik
sebuah perusahaan pertambangan global.
Tujuan tabel konsekuensi adalah guna membimbing tim penilaian risiko dalam peringkat risiko untuk mendorong
analisis yang konsisten. Tabel 1 mirip dengan yang banyak digunakan tetapi memperlihatkan inkonsistensi
signifikan yang akan menghalangi tujuan itu tercapai:
• Kerusakan properti, yang kemungkinan akan diasuransikan, memiliki peringkat kritis lima kali lebih rendah dari
laba sebelum bunga dan kerugian pajak EBIT (tidak diasuransikan, kerugian aktual) dan 30 kali lebih rendah
dari penurunan NPV.
• Demikian pula, faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan kerugian tidak konsisten satu sama lain. Dalam
sisa tabel, NPV adalah pengurangan 10 kali konsisten untuk setiap klasifikasi rendah, sedangkan EBIT dan
kerugian properti tidak konsisten dan bervariasi.
• Pedoman lingkungan menggunakan istilah ‘petaka’ (‘disastrous’), ‘serius’ dan ‘moderat’ untuk menggambarkan
dampak dan ‘panjang’, ‘menengah’ dan ‘pendek’ untuk menggambarkan masa pemulihan. Ini terbuka untuk
interpretasi dan tidak mungkin untuk diterapkan secara konsisten.
• Pedoman masyarakat/reputasi hanya memiliki 2 dari 11 catatan panduan yang berkaitan dengan bahaya
masyarakat yang nyata dan menggunakan kata-kata yang membingungkan (‘Dampak terhadap ekonomi lokal’
di tingkat 4 dan ‘dampak negatif pada ekonomi lokal’ di tingkat 3).
Ada banyak inkonsistensi lainnya, tapi tabel konsekuensi memiliki banyak karakteristik yang lazim digunakan.
Organisasi harus meninjau prosesnya untuk memastikan bahwa table tersebut logis dan tahan pemeriksaan.
50
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Table 1: Tabel konsekuensi umum
Peringkat
(rating)
5
4
3
2
1
Dampak
finansial
US$ EBIT
Kerusakan Kembalian
properti
Investasi
US$
US$ NPV
Kesehatan dan
Keselamatan
Lingkungan
Masyarakat/Reputasi
Hukum (legal) and
Kepatuhan
$100 juta + $20 juta +
kerugian
atau
keuntungan
$600 juta + • Beberapa korban
kerugian
jiwa (fatalitas)
atau
dan/atau
keuntungan • Signifikan
• Efek-efek yang tak
dapat dipulihkan
pada 10-an orang
• Kategori 5 – insiden yang
mengakibatkan petaka
lingkungan berdampak
jangka panjang yang
membutuhkan remediasi
besar
• Liputan media
internasional negatif yang
mencolok selama
beberapa hari.
• Dampak negatif signifikan
pada harga saham selama
beberapa bulan.
• Litigasi atau penuntutan
dengan ganti rugi $50
juta
• Hukuman kustodian untuk
eksekutif perusahaan
• Penutupan yang
diperpanjang oleh otorita
$20 juta - $2 juta $99,9 juta $19,9 juta
kerugian
atau
keuntungan
$60 juta - • Fatalitas tunggal
$599,9 juta
dan/atau
kerugian
• Disabilitas (cacat)
atau
berat (Disabilitas
keuntungan Permanen Akibat
Kecelakaan) atau
penyakit pada satu
orang atau lebih
• Kategori 4 - insiden yang
mengakibatkan dampak
berjangka panjang yang
membutuhkan remediasi
medium
• Liputan media nasional
selama beberapa hari
• Dampak negatif signifikan
pada harga saham selama
beberapa minggu
• Tindakan hukum
masyarakat/LSM
• Dampak pada ekonomi
setempat
• Litigasi mayor sebesar
$10juta+ dan
• Investigasi oleh otorita
yang berakibat interupsi
berjangka panjang pada
operasi
• Kemungkinan hukuman
kustodian
$2 juta $200 juta $19,9 juta
$2 juta
kerugian
atau
keuntungan
$6 juta • Cedera tubuh atau
$59,9 juta
penyakit (mis.
kerugian
keretakan tulang)
atau
dan/atau
keuntungan Kehilangan Jam
Kerja akibat
kecelakaan > 2
minggu
• Kategori 3 - insiden yang
telah menyebabkan
dampak lingkungan
moderat yang dapat
dipulihkan, berjangka
pendek, yang memerlukan
remediasi moderat
• Liputan media lokal
selama beberapa hari
• Dampak negative pada
ekonomi setempat
• Keluhan masyarakat yang
berlanjut
• Pelanggaran hukum
mayor dengan hukuman
denda
• Litigasi signifikan
melibatkan jam kerja
manajemen senior
berminggu-minggu
$200 juta $10 ribu $l,9 juta
$199,9
kerugian
ribu
atau
keuntungan
$600 juta - • Jangka panjang
• Kategori 2 - insiden yang
$5,9 juta
medium
telah menyebabkan
kerugian
kebanyakan cedera dampak lingkungan ringan
atau
atau sakit pada satu (minor) yang dapat
keuntungan orang atau lebih
dipulihkan, yang
• Cedera kerja terbatas memerlukan remediasi
• Kehilangan Jam
ringan
Kerja < 2 minggu
• Liputan media lokal
• Keluhan kepada situs
dan/atau regulator
• Pelanggaran hukum
dengan investigasi atau
laporan kepada yang
berwajib dengan tuntutan
dan/atau kemungkinan
denda moderat
<$200 juta <$10 ribu
kerugian
atau
keuntungan
<$599,9
• PPPK atau
ribu
pengobatan medis
kerugian
atau
keuntungan
• Kategori 1 - insiden yang
• Tak ada liputan media
telah menyebabkan
•T
ak ada keluhan
dampak lingkungan yang
masyarakat
dapat diabaikan (negligible)
yang dapat dipulihkan,
yang memerlukan
remediasi amat ringan
• Masalah hukum minor,
non-kepatuhan dan
pelanggaran peraturan
Sebaliknya, tabel konsekuensi yang dipertimbangkan dengan baik memperlihatkan pemahaman risiko dan
kepemimpinan dari atas. Dua indikator lainnya merupakan gambaran tentang bagaimana semua kegiatan risiko
di bidang usaha dibawa bersama-sama untuk memungkinkan pengawasan risiko yang tepat dari eksekutif dan
dewan, serta tautan langsung dan substansial antara manajemen risiko dan sistem bisnis lainnya, mencakup
penganggaran, perencanaan, pelatihan, manajemen kinerja individu dan audit internal. Contoh di bawah
menyoroti kebutuhan penting bagi dewan dan tim eksekutif untuk benar-benar meninjau kerangka kerja risiko
sebelum mengumumkannya untuk digunakan.
Salah satu organisasi besar di Australia memiliki kerangka kerja kemungkinan risiko skala gradasi yang
dijelaskan dalam hal ‘probabilitas terjadinya’. Sementara ini tidak jarang, biasanya disertai dengan
beberapa petunjuk tentang dalam periode mana probabilitas (kemungkinan besar) ini berlaku. Informasi
tambahan ini sangat penting karena, jika probabilitas adalah 50% (atau 0,5) dan periode yang
dipertimbangkan ‘per tahun’, kita akan menantikan kerugian setiap dua tahun, tetapi jika periode
probabilitas merupakan kehidupan fasilitas (katakanlah, 20 tahun), kita akan memiliki kesempatan yang
sama untuk tidak mengalami kerugian sebelum pabrik pengolahan ditutup. Kesalahan ini diakui pada
tahun 2014, tetapi tidak sebelum orang di seluruh organisasi menginterpretasikannya sendiri pada periode
sebelumnya dan penggabungan hasil dalam daftar risiko umum selama beberapa tahun. Konsekuensinya,
semua pekerjaan manajemen risiko yang telah dilakukan selama periode ini dianggap tidak penting dan
banyak kerja ulang yang diperlukan untuk mengidentifikasi di mana paparan risiko yang telah diremehkan.
MANAJEMEN RISIKO 51
4.1.4 Pengawasan risiko yang efektif
Daftar risiko dapat bervariasi secara dramatis antara situs yang berbeda dan proyek bahkan di mana skenario
risiko mirip. Meskipun situs mungkin memiliki proses risiko umum, metodologi yang disukai dan persyaratan
untuk merekam keputusan, pedoman tentang bagaimana untuk mencapai hal ini dengan cara yang sistematis
dan konsisten sangat penting. Salah satu cara untuk melakukan ini ialah mengidentifikasi risiko dalam kategori
yang telah ditentukan. Pada tingkat eksekutif atau direksi ‘gambar’ sukses dapat diuraikan bersama dengan
skenario kemunduran potensial. Kepemimpinan pasar akan membutuhkan tahunan dan keberhasilan jangka
panjang. Gambar 14 memperlihatkan ‘gambar’ tersebut.
Gambar 14: ‘Gambar’ manajemen risiko untuk keberhasilan
Gambar risiko menyediakan alat bagi para eksekutif dan komite risiko dan audit untuk melihat risiko di daerah
yang luas dari dampak dan menggali lebih dalam untuk bidang yang menjadi perhatian. Perbandingan antara
situs juga dapat dibuat dan perbedaan substansial dapat dipertanyakan.
Pesan kuncinya adalah bahwa manajemen risiko merupakan bagian penting efisiensi usaha dan efektivitas serta
harus menjadi masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja. Selanjutnya, tanggung jawab untuk
program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan. Auditor internal dapat menguji
efektivitas program pengendalian risiko dan penilaian dalam daftar risiko dapat ditinjau dan diperbarui jika
insiden dengan potensi yang serius terjadi di perusahaan atau di industri. Beberapa perusahaan telah
mematrikan hubungan tersebut ke dalam organisasi mereka, tetapi banyak yang melihat manajemen risiko
sebagai aktivitas yang berdiri sendiri.
Isi daftar risiko dan penggunaannya memperlihatkan kesehatan manajemen risiko dalam suatu organisasi.
Meskipun perusahaan pertambangan cenderung menghabiskan waktu yang signifikan pada penilaian risiko dan
daftar risiko, beberapa pertanyaan akan membantu untuk mengukur efektivitas daftar dan manfaatnya:
• Apakah respons dari manajer umum minta untuk menyebutkan lima risiko atas di perusahaan dan tiga risiko di
daerah mereka tanggung jawab penghitungan dengan daftar risiko? Jika jawabannya ya, itu tanda bahwa
petugas mempercayai daftar, atau setidaknya tahu bahwa pimpinan perusahaan mengharapkan daftar untuk
dianggap serius.
52
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Apakah ada pembagian logis dari risiko dalam register yang jelas, bukannya daftar ad hoc tanpa struktur yang
telah ditentukan?
• Apakah ada kriteria yang jelas untuk mengidentifikasi dan menilai skenario risiko?
• Apakah semua skenario risiko adalah risiko yang sebenarnya? Ada kecenderungan untuk menggunakan
pernyataan generik, seperti ‘kinerja kesehatan, keselamatan dan lingkungan (HSE) buruk’, ‘dampak reputasi’
dan ‘tantangan dalam melanjutkan operasi’ dan dan penyebab seperti ‘kelelahan ‘,’ korosi’ dan ‘kehilangan
orang penting’. Meskipun penyebab dan pengendalian merupakan bagian penting dari kinerja yang baik, itu
tidak berarti harus menjadi subyek penilaian risiko individu. Risiko harus dinyatakan sebagai hasil, seperti
‘kegagalan untuk mencapai target start-up dan target produksi’, ‘kesulitan mengakses modal karena reputasi
buruk’ atau ‘peningkatan tekanan peraturan atau penghentian operasi karena kesehatan, keselamatan atau
kinerja lingkungan’.
• Apakah daftar digunakan dengan efektif untuk manfaat organisasi? Sebagai contoh:
• Apakah manajer senior menggunakan daftar risiko dalam tinjauan triwulanan tim proyek atau selama
kunjungan lapangan?
• Apakah ada harapan tinjauan bulanan atau triwulanan proyek akan mencakup melihat risiko penting yang
akan datang dengan pandangan ‘over the horison’ (OTH) (melintas cakrawala) untuk menjelaskan lanskap
risiko perubahan?
Sebuah daftar risiko yang baik ringkas dan mencakup seluruh bisnis atau pun bergabung dengan rapi dengan
yang lain untuk mencakup seluruh bisnis.
4.1.5 Ringkasan penilaian risiko perusahaan
Karakteristik praktik kerja unggulan dalam manajemen risiko perusahaan meliputi:
• dukungan dan partisipasi yang tulus dari eksekutif dan dewan
• kerangka kerja yang dirancang khusus untuk kebutuhan perusahaan
• sejumlah kecil alat yang dianggap datang bersama-sama untuk memberikan gambaran paparan organisasi
untuk risiko besar
• pengakuan bahwa risiko bukanlah lawan kesempatan, tetapi risiko yang sering memiliki keuntungan maupun
kerugian, dan risiko yang dipertimbangkan dengan baik dapat menjadi investasi yang baik.
Dua organisasi Australia yang telah mengambil langkah menggunakan penilaian risiko terukur seluruh bisnis
untuk semua paparan bisnis bahan (baik moneter dan moral) ialah Newcrest Mining dan Orica. Konsekuensinya,
mereka dapat:
• melihat profil risiko menggunakan bar dan pie chart untuk analisis dari area fokus
• membandingkan bagian yang sama dari bisnis dan mempertanyakan atau memperbaiki mereka berdasarkan
perbedaan
• risiko agregat pada bisnis dengan komponen rantai nilai dan dengan tipe risiko
• tinjauan tanggung jawab keuangan dan sosial risiko bersama-sama atau secara terpisah pada permintaan
• memperlihatkan bagaimana mereka telah mengidentifikasi pengendalian kritis
• menyediakan perbandingan manfaat-biaya antara berbagai pilihan peningkatan risiko.
MANAJEMEN RISIKO 53
Faktor yang banyak yang dapat melemahkan manajemen risiko perusahaan perlu dipahami dan dikelola secara
aktif, mencakup:
• pendekatan non-kolaboratif di mana yang berbeda bersikeras bahwa mereka memerlukan pendekatan khusus.
Keuangan, proyek, keselamatan, kesehatan dan lingkungan pusat kegiatan semua telah dikenal untuk mengklaim
bahwa mereka memiliki kebutuhan khusus, tapi itu jarang benar. Bahkan jika kebutuhan khusus memang ada
(misalnya, untuk pemodelan proyek Monte Carlo, tingkat paparan yang aman toksikologi maksimal dan
komplikasi konsekuensi lingkungan), semua dapat dimasukkan dalam kerangka kerja pelaporan usaha.
• meremehkan apa yang dapat diatasi oleh bisnis—Penilaian risiko terkadang ‘dibungkam’ karena tenaga kerja
tidak akan dapat memahaminya, sedangkan apa yang perlu dilakukan oleh risk owner adalah membuat analisis
kompleks dimengerti. Selain itu, orang umumnya memiliki sedikit kesulitan menangkap hasil dari risiko analisis
saat diberi kesempatan, terlepas dari pendidikan atau kualifikasi mereka.
• kegagalan untuk membuat sistem risiko ‘berbicara’ ke sistem lain dalam bisnis.
• keyakinan bahwa satu alat risiko dapat melakukan segalanya—Alat paling dasar sering digunakan karena
kesederhanaannya, tetapi ini harus dihindari.
• pemimpin yang mengatakan bahwa manajemen risiko sangat penting tetapi tidak terlibat dengan analisis dan
tidak bertanggung jawab atas sistem.
Organisasi harus bertanya apakah senior, situs dan departemen manajer merujuk pada daftar risiko untuk
mengingatkan diri mereka sendiri pada masalah yang berkembang secara bertahap. Mereka juga harus bertanya
apakah peristiwa pada daftar reaktif (peristiwa yang telah terjadi) atau proaktif, dan apakah asumsi bahwa risiko
tertentu dapat terjadi dalam keadaan diasumsikan berlaku dan dibenarkan.
4.2 Pengoperasian manajemen risiko
Pengoperasian manajemen risiko dapat menjadi proses yang sederhana tetapi sangat penting untuk digunakan
oleh individu dan tim kecil yang akan melakukan suatu kegiatan untuk jangka waktu yang relatif singkat, dan di
mana orang atau orang-orang yang terlibat secara realistis dapat mengidentifikasi bahaya utama (main hazard)
yang mereka hadapi dan mengidentifikasi pengendalian yang sederhana tetapi efektif untuk mengelola bahaya
tersebut. Alat risiko yang digunakan dalam semua tahap pekerjaan di lapangan, mencakup proyek-proyek,
pengembangan dan produksi.
Bagian ini mencakup ranah yang sangat luas yang tetap untuk pekerjaan di lapangan; yaitu, relatif kompleks dan/
atau situasi hazard yang berulang kali dalam produksi dan pengolahan mineral. Biasanya, ada banyak potensi
penyebab insiden dan beberapa pengendalian yang ada di tempat untuk mengelolanya, seperti prosedur, sistem
(misalnya, perubahan manajemen) dan pengendalian ketat (penjaga, sistem shutdown, tanggul dan sebagainya).
Namun demikian, tidak ada pengendalian yang sempurna dan ada kebutuhan untuk menilai bahaya yang terus
berlanjut dalam situasi ini dan menguji untuk melihat apakah perbaikan pengendalian yang wajar dapat
mengurangi risiko lebih lanjut. Tidak ada nama resmi untuk kelompok alat-alat risiko ini, tapi kami sebutkan di sini
sebagai ‘penilaian risiko formal’. Dalam konteks ini, ‘formal’ tidak hanya berarti ditulis atau disetujui oleh staf
senior, karena penilaian keamanan tugas juga memerlukan dokumentasi dan sign-off.
54
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tabel 2 memberikan pencerahan tentang apa yang ada di dalam pengelolaan risiko formal.
Tabel 2: Penilaian formal versus kegiatan
PENILAIAN KESELAMATAN FORMAL
ANALISIS PEKERJAAN BERBAHAYA ATAU
PENILAIAN KEGIATAN
Dinding pit runtuh
Penyingkiran pompa pengeringan dari pit
Jatuh dari ketinggian
Reparasi pegangan pada jalan layang (overhead)
Pelepasan zat kimia toksik
Relokasi drum-drum bahan kimia toksik
Detonasi peledak yang tidak terencana
Pekerjaan reparasi di gudang peledak
Perhatikan bahwa kematian atau peristiwa lingkungan yang serius dapat terjadi pada siapa saja dalam contohcontoh ini. Namun, jumlah orang yang terlibat, jumlah berapa paparan yang terjadi dan kompleksitas
pertimbangan semua potensi penyebab berarti penilaian keamanan resmi membutuhkan tinjauan lebih rinci dan
keahlian, selain pemeliharaan dan perwakilan operasi yang baik, untuk melakukan analisis yang tepat.
Organisasi umumnya menyadari kebutuhan untuk praktik industri mineral yang baik. Ini berarti banyak
pengendalian khas industri sudah berada di tempat dalam operasi produksi dan pengolahan. Namun, filosofi
manajemen risiko unggulan didasarkan pada perbaikan terus-menerus, dan itu berarti ada kebutuhan untuk
terus-menerus menilai apakah:
• organisasi sekarang dalam posisi yang lebih baik untuk meningkatkan pengendalian
• pengendalian semakin memburuk seiring waktu
• ada cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu daripada saat pengendalian kunci pertama yang dipilih.
Untuk melakukan hal-hal tersebut, tujuan penilaian risiko formal yang perlu dilakukan, tercatat dalam daftar dan
ditinjau kembali setiap kali insiden terjadi dalam bisnis atau industri yang lebih luas, saat insiden kritis menjadi
jelas dalam organisasi, atau setelah periode yang telah ditentukan telah berakhir (seperti setiap dua tahun).
4.2.1 Proses manajemen risiko operasional
Proses ISO 31000 tidak berubah untuk manajemen risiko operasional. Namun, dibandingkan dengan tugas dan
kegiatan penilaian, penilaian risiko formal memerlukan identifikasi yang lebih ketat dari skenario risiko, daftar
penyebab dan pengendalian dan penilaian risiko dalam kerangka kerja perusahaan, semuanya didefinisikan
dengan ketat. Bahkan terdapat banyak varian dalam ketelitian alat pada penilaian risiko kualitatif, semi-kuantitatif
dan kuantitatif di tingkat yang lebih formal.
Penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian proses merupakan contoh yang baik penilaian risiko tingkat
dasar karena melibatkan identifikasi risiko, serta yang paling jelas mengidentifikasi penyebab dan pengendalian
yang paling diandalkan untuk menyusun rencana tindakan (bila memungkinkan) guna meningkatkan dan
menjaga pengawasan yang ketat pada pengendalian. Penilaian risiko merupakan pasangan kemungkinan dan
konsekuensi sederhana, dan matriks risiko umumnya, tetapi tidak harus, digunakan untuk memperlihatkan
berbagai tingkat peringkat risiko. Biasanya, penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian masuk, dan
dipertahankan dalam spreadsheet, yang Gambar 15 umumnya.
MANAJEMEN RISIKO 55
Gambar 15: Spreadsheet risiko umum
Untuk kebanyakan bisnis, sesuatu yang mirip dengan penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian atau
nomogram risiko sederhana akan membentuk bagian penting dari seperangkat alat penilaian risiko. Namun, dan
seperti yang dijelaskan sebelumnya, kepemimpinan risiko tidak dapat dicapai jika alat dasar seperti itu
mendominasi ruang risiko. Misalnya, membandingkan tingkat dasar penilaian risiko formal dengan langkah
pertama dalam pengolahan bijih, di mana berbagai tingkat pemisahan digunakan untuk mengatasi produk
sampingan yang semakin sulit. Secara komersial atau teknis tidak masuk akal untuk mengolah segala bijih yang
diekstaksi dengan pemisah yang canggih. Namun demikian komoditas yang tersedia untuk dijual akan
berkualitas sangat rendah jika prosesnya hanya pemisahan minyak mentah. Demikian pula, semakin besar
sensitifitas penilaian, atau lebih ekstrim kegagalan harga, alat risiko harus menjadi semakin canggih.
Harus ada pedoman yang jelas dalam rangka kerja risiko pada tingkat penilaian risiko formal yang diperlukan
berdasarkan tingkat risiko tersebut, posibilitas katastrofik, dan sensitifitas serta kompleksitas subyek dalam
peninjauan. Selain itu, bukti bahwa pedoman dipahami dan ditaati seluruh organisasi harus ada. Pada tingkat
yang lebih rinci, pada saat-saat alat penilaian risiko formal diperlukan akan jarang dibingungkan dengan kejadian
saat analisis tugas berbahaya, seperti analisis keselamatan pekerjaan atau analisis keselamatan kerja dan
lingkungan, sesuai (lihat gambar 7 dan 8 untuk deskripsi kapan berbagai alat penilaian risiko harus digunakan).
4.2.2 Ringkasan manajemen risiko operasional
Bisnis yang baik memiliki pedoman yang jelas (yang mempertimbangkan spektrum penuh alat penilaian risiko)
pada alat yang akan digunakan dan kapan harus menggunakannya. Praktik kerja unggulan berfokus pada
skenario risiko konsekuensi tertinggi, tidak peduli seberapa rendah probabilitas mereka. Untuk tambang, ini
hampir pasti menyangkut peristiwa stabilitas tanah; banjir tambang dan potensi peristiwa beberapa kematian,
mencakup antarmuka kendaraan berat/ringan dan keruntuhan tumpukan bijih/ROM; serta insiden lingkungan
yang serius, seperti jebolnya bendungan tailing dan pelepasan zat beracun atau berbahaya seperti sianida
melalui runtuhnya tangki, pecahnya pipa atau kecelakaan pada kendaraan transportasi. Beberapa risiko mungkin
jauh dari lokasi tambang tetapi masih menjadi tanggung jawab operator tambang, seperti kecelakaan pada
kendaraan transportasi yang membawa sianida atau produk dari tambang, kontaminasi air tanah atau
pencemaran sungai atau aliran tempat masyarakat lokal bergantung untuk persediaan air mereka.
Praktisi risiko terkemuka praktik kerja unggulan menentukan alat yang paling diandalkan untuk menilai peristiwa
tersebut dan menentukan apakah manajemen dalam kapasitas situs mereka atau organisasi, atau apakah
diperlukan bantuan dari luar. Dalam menentukan hal ini, organisasi harus mempertimbangkan apa yang tim
dapat pahami dan mengelola apa yang praktis bagi mereka untuk dikuasai. Apa pun keputusannya, praktik kerja
unggulan melibatkan penggunaan alat-alat yang mengkonsumsi sumber daya lebih dari alat kualitatif yang
paling dasar. Perhatikan bahwa menetapkan alat risiko mendalam (in-depth) untuk peristiwa risiko dengan
konsekuensi tertinggi sangat penting, seperti dalam menetapkan apa yang merupakan peristiwa yang tepat
untuk penilaian yang mendalam.
Organisasi kemudian perlu mempertimbangkan tingkat berikutnya dalam kompleksitas peristiwa dan
konsekuensi serta menentukan alat risiko yang akan digunakan. Hal ini penting untuk menyeimbangkan konsumsi
sumber daya dengan wawasan serta pengambilan keputusan bantuan tambahan yang menyediakan peralatan.
56
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Harus diadakan perawatan guna menghindari pemilihan salah satu alat risiko dan menggunakannya secara
eksklusif atau berlebihan—baik itu matriks sederhana atau model matematika yang hampir sempurna.
Penggunaan alat risiko harus dianalisis oleh pengguna guna memastikan pendekatan yang seimbang, dengan
memperhatikan berikut:
• Ada bahaya nyata bahwa penilaian risiko formal dasar dilemahkan oleh asumsi yang lebih sederhana.
• Pedoman kemungkinan dan konsekuensi perlu kajian menyeluruh sebelumnya.
• Nilai penilaian kualitatif risiko dapat sengaja atau tidak sengaja tertekan oleh pengerjaan penilaian sedikit demi
sedikit. Misalnya, ‘Tumpahan zat kimia dari drum A’ risiko rendah ,Tumpahan zat kimia dari drum Z merupakan
risiko menengah dan seterusnya, namun yang lebih umum ‘tumpahan zat kimia dalam penyimpanan
berbahaya’ mungkin risiko yang lebih tinggi.
• Model kemungkinan x konsekuensi hanya dapat menilai risiko dari hasil insiden tunggal.
• Ada bahaya untuk menjadi tergantung pada konsultan eksternal saat menggunakan alat risiko terukur, jika
konsultan tersebut tidak menggunakan metodologi yang dapat dikuasai organisasi secara efektif. Beberapa
perusahaan telah melibatkan personel risiko senior yang sepenuhnya terlatih dalam manajemen risiko
kuantitatif, sementara yang lain memiliki manajer risiko senior yang memahami prinsip-prinsip yang sangat
baik dan sebagai hasilnya dapat mengelola konsultan.
• Terdapat potensi untuk membuang terlalu banyak pilihan ke dalam kerangka kerja risiko. Banyak alat dan
metodologi yang tumpang tindih. Sebagai contoh, ada tumpang tindih antara contoh penilaian risiko kerja dan
pengendalian dan analisis bahaya awal (preliminary hazard analysis (PHA)); analisis lapisan perlindungan
(layers of protection analysis (Lopa)) dan tingkat integritas keselamatan (safety integrity level (SIL));
penelitian bahaya dan pengoperasian (hazard and operability study (HAZOP)) dan efek modus kegagalan dan
analisis kekritisan (failure mode effects and criticality analysis (FMECA)); dan sebagainya. Hal ini penting untuk
membuat pilihan berdasarkan kebutuhan organisasi; misalnya, HAZOP akan menjadi penting untuk proses
pemurnian logam dengan menggunakan asam atau sistem fluida bertekanan lain tapi sedikit digunakan untuk
lokasi tambang dengan hanya menggunakan dasar proses pengentalan dan pemisahan.
Organisasi harus menanyakan:
• Apakah digunakan pendekatan satu-alat- cocok-untuk-semua untuk penilaian risiko formal?
• Apakah penilaian konsekuensi sosial dan keuangan setara (yaitu, akankah mereka menyebabkan trauma pada
bisnis jika terjadi)?
• Apakah timbangan kemungkinan yang sama digunakan untuk HSE dan risiko perusahaan, dan apakah mereka
membedakan antara kemungkinan satu dalam 1.000 tahun dan satu dalam 1 juta tahun (misalnya)?
• Jika digunakan penilaian risiko kuatifikasi,
• apakah pengendalian proses internal atau berasal dari luar?
• apakah pengeluaran untuk perbaikan besar dibenarkan tanpa analisis manfaat-biaya dan kasus bisnis?
Tautan langsung perlu dibuat antara output penilaian risiko dan sistem standar perusahaan, antara lain:
• memiliki program penanganan risiko yang menginformasikan proses anggaran tahunan dan perencanaan
• memiliki kinerja terhadap program penanganan risiko sebagai bagian penting dari tinjauan kinerja pribadi dan
program bonus
• memiliki tinjauan wajib penilaian risiko yang relevan saat insiden industri internal dan eksternal terjadi
• pelacakan persentasi penyelesaian penanganan risiko dan pada tingkat eksekutif.
MANAJEMEN RISIKO 57
4.3 Manajemen risiko tugas dan kegiatan
Manajemen risiko tugas dan kegiatan umumnya ditujukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan individu.
Pekerjaan dapat diklasifikasikan sebagai rutin atau non-rutin. Pekerjaan rutin adalah yang dilakukan secara
berkala oleh tim individu atau kerja. Tujuan pekerjaan rutin tidak berubah tetapi ada perubahan potensial dalam
lingkungan kerja. Sebuah tugas rutin jika frekuensi kegiatan memungkinkan tim individu atau tim kerja untuk
mempertahankan pemahaman tentang tugas dan persyaratan pekerjaan dari satu pelaksanaan ke pelaksanaan
berikutnya. Tugas-tugas non-rutin umumnya kegiatan one-off (sekali saja). Tugas-tugas tersebut juga mencakup
kegiatan periodik tapi sangat jarang terjadi, di mana pemahaman tugas tidak mungkin dipertahankan antara
pelaksanaan tugas.
Pekerjaan juga dapat diklasifikasikan sebagai berpotensi bahaya atau tidak berpotensi bahaya. Sebuah tugas
yang berpotensi bahaya adalah tugas di mana seseorang dapat mengalami cedera serius jika tugas tersebut
tidak dilakukan dengan benar atau mungkin ada konsekuensi kesehatan jangka panjang yang serius, atau juga
mungkin risiko kerusakan lingkungan yang serius.
Organisasi praktik kerja unggulan mengelola pekerjaan rutin berpotensi bahaya melalui prosedur atau instruksi
kerja yang secara khusus mengidentifikasi bahaya, konsekuensi dan pengendaliannya. Mereka yang melakukan
pekerjaan dilatih dalam prosedur yang terkait atau instruksi kerja dan kompetensi mereka terkonfirmasi. Penilaian
kompetensi mencakup memperlihatkan pemahaman mereka tentang bahaya, konsekuensi dan pengendalian.
Konsultasi tenaga kerja juga tercakup (ini merupakan persyaratan peraturan di beberapa yurisdiksi).
Penyelia (supervisor) dalam organisasi praktik kerja unggulan memastikan bahwa orang yang melakukan
pekerjaan rutin berpotensi bahaya, memahami bahaya dan pengendaliannya. Amat sangat penting, bagi
pengawas untuk mengunjungi tempat kerja secara berkala selama jam bekerja untuk memastikan agar
pengendalian yang diperlukan ada di tempat dan efektif.
Prosedur dan instruksi kerja dalam organisasi praktik kerja unggulan yang sederhana, mudah dipahami dan sulit
untuk disalah tafsirkan. Pengembangannya telah dilakukan oleh mereka dengan pemahaman teknis yang
mendalam tentang bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan, dalam konsultasi dengan orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan. Bahaya yang terkait dengan setiap langkah dalam prosedur atau bekerja instruksi
terdaftar dan pengendalian dispesifikasi.
Pekerjaan non-rutin berpotensi berbahaya dalam organisasi praktik kerja unggulan dilakukan dengan
menggunakan analisis tugas khusus, biasa disebut sebagai analisis keselamatan kerja (job safety analysis (JSA)),
analisis keselamatan kerja dan lingkungan (job safety and environment analysis (JSEA)) atau analisis tugas
bahaya (task hazard analysis (THA)). Analisis yang telah dikembangkan oleh tim kerja melaksanakan tugas dan
telah disetujui oleh pembimbing tim kerja ini. Yang paling penting, tim kerja telah menggunakan proses analisis
untuk mengembangkan metode kerja yang bebas dari bahaya yang signifikan. Di mana bahaya tidak dapat
disingkirkan, analisis menentukan pengendalian. Seperti bekerja di bawah prosedur atau instruksi kerja, dalam
sebuah organisasi praktik kerja unggulan penyelia memastikan agar setiap orang yang melakukan pekerjaan di
bawah analisis tugas memiliki pemahaman tentang bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengendalian
yang dibutuhkan mereka. Penyelia mengunjungi tempat kerja secara teratur guna memastikan pengendalian
berada di tempat dan efektif. Organisasi praktik kerja unggulan mewajibkan analisis tugas dilakukan oleh tim
kerja yang akan melakukan pekerjaan. Mereka juga memerintahkan secara resmi bahwa JSA, JSEA atau THA
tidak dapat dipindahkan ke kelompok kerja yang lain. Mereka mengakui bahwa pembahasan dan analisis yang
dilakukan oleh kelompok kerja, dan konsensus pada pengendalian, merupakan atribut yang paling penting.
58
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Mereka yang merencanakan dan menulis JSA, JSEA atau THA perlu berasumsi bahwa perkembangan
tak terduga dapat terjadi. JSEA perlu memberikan kejelasan tentang proses yang harus diikuti dalam
keadaan seperti: khususnya, dalam situasi bagaimana pekerjaan berhenti untuk meninjau JSEA dan
siapa yang kemudian perlu terlibat?
Mungkin terdapat kebutuhan untuk menyertakan ‘hold-point’ (titik penghentian kegiatan
pengembangan sebelum dilakukan inspeksi) dalam pengelolaan pekerjaan berisiko tinggi. Hal ini dapat
memastikan agar manajemen lokal atau penyelia sebelumnya telah sepakat bagaimana mereka akan
diyakinkan bahwa semuanya telah siap untuk berangkat dari titik-titik tertentu di sepanjang urutan kerja.
Bahkan dalam pengendalian yang tercantum dalam analisis prosedur atau pekerjaan, orang masih dapat terluka
oleh bahaya minor yang tidak tercakup dalam penilaian. Mereka dapat terjatuh, dapat terkena alat atau dapat
bekerja dengan cara yang menyebabkan keseleo ringan atau kejang. Peristiwa bahaya kecil dapat melepaskan
hal-hal berbahaya ke lingkungan atau membuat masalah dengan tetangga atau masyarakat. Organisasi praktik
kerja unggulan dapat mengelola potensi luka ringan ini dan dampaknya dengan orang-orang yang menerapkan
proses sederhana, proses pribadi seperti ‘Take 5’, yang dirancang untuk digunakan oleh individu karena mereka
merencanakan dan melaksanakan tugas. Pada setiap tahap dari tugas, individu harus berpikir tentang tugas, alat
yang digunakan dan lingkungan kerja guna mengidentifikasi bagaimana mereka dapat terluka. Metode tersebut
mendorong mereka untuk berhenti sebelum mereka melakukan sesuatu; berpikir tentang apa yang mereka akan
lakukan; menilai bahaya; dan menanggapi dengan secara khusus berhati-hati dalam apa yang mereka lakukan.
Take 5 bukanlah pengganti penilaian yang lebih formal seperti dibahas di atas; namun lebih ke proses mental
yang diterapkan secara berkesinambungan oleh individu sementara pekerjaan dilakukan.
Dalam waktu belakangan, Take 5 telah bergeser dari latihan mental pribadi ke daftar periksa berbasis
kertas. Kini organisasi terkadang mempertahankan dan menganalisis Take 5 berbasis kertas untuk
memverifikasi bahwa risiko selalu dikaji. Namun, pengendalian diperlukan untuk memastikan agar
proses ini tidak terganggu oleh Take 5 lalu menjadi dangkal atau selesai lebih cepat dari waktunya untuk
memberikan ilusi pengendalian dengan bentuk hanya menghitung Take 5. Borys (2006) meragukan
efektivitas alat informal seperti halnya jika dijadikan latihan ‘kertas kerja’ yang menggambarkan
pekerjaan seperti yang dilihat oleh manajemen daripada bekerja seperti yang dilakukan. Di tempat
penghitungan seperti itu, biasanya lebih baik untuk meninjau Take 5 melalui interaksi antara penyelia
dan operator, serta mendiskusikan apakah semua bahaya telah diidentifikasi, apakah pengendalian
terbaik telah dipertimbangkan dan, yang paling penting, apakah pengendalian telah dilaksanakan.
Ketiga pertanyaan memberikan indikator terkemuka jauh lebih unggul daripada hanya menghitung
jumlah formulir yang telah dilengkapi.
MANAJEMEN RISIKO 59
Permasalahan yang secara negatif mempengaruhi penilaian risiko tugas adalah sebagai berikut:
• Kehilangan kesederhanaan, yang sulit untuk dicapai tetapi merupakan pendorong penting. Mendorong
kesederhanaan merupakan peran kepemimpinan yang penting.
• Prosedur yang terlalu banyak dan/atau terlalu rumit:
a) Prosedur dan instruksi kerja hanya boleh dikembangkan, dipelihara dan digunakan untuk pekerjaan rutin
atau untuk pekerjaan yang berpotensi bahaya di mana kegagalan untuk memenuhi persyaratan mutu
dapat berdampak material pada bisnis. Organisasi yang disiplin membatasi jumlah prosedur, tapi
benar-benar menegakkan penggunaannya.
b) Organisasi yang disiplin juga tetap menjaga prosedur singkat dan terfokus. Prosedur dirancang untuk
digunakan di lapangan oleh mereka yang melakukan pekerjaan. Mereka harus mandiri dan menyediakan
pengguna dengan hanya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan terkait dengan
aman dan dengan kualitas yang diperlukan, sekaligus melindungi lingkungan dan menghindari masalah
masyarakat. Prosedur dan instruksi kerja tidak perlu referensi dokumen lain dan mereka tidak perlu
referensi standar atau peraturan. Mereka hanya perlu menyediakan instruksi tentang bagaimana untuk
menyelesaikan tugas dengan baik dan untuk mencapai kualitas. Mereka paling baik disiapkan oleh atau
berkonsultasi dengan orang yang melakukan pekerjaan, dan jika perlu dimodifikasi oleh manajemen.
• Penggunaan yang menyesatkan dalam menilai bahaya menggunakan matriks risiko multi-dimensi. Terkadang,
metodologi tersebut digunakan untuk menemukan cara untuk melakukan tugas tanpa mengendalikan bahaya
yang inheren, bukan untuk menemukan metode alternatif atau pengendalian yang efektif. Matriks risiko
multi-dimensi terdiri dari tiga atau lebih tingkat konsekuensi dan tiga atau lebih tingkat kemungkinan.
Sementara kelompok kerja biasanya mampu menilai konsekuensi (dampak potensial dari bahaya) pada tingkat
yang berbeda, mereka jarang mampu untuk secara kompeten menilai lielihood konsekuensi yang timbul—
terutama jika pilihannya harian, mingguan, sekali setahun, atau sekali setiap 10 tahun. Umumnya, tingkat
kemungkinan relatif tidak relevan; jika konsekuensi potensial kredibel dan tidak berterima, kelompok kerja
harus mencari metode kerja yang bebas dari bahaya yang inheren.
Sebuah contoh yang berguna adalah penilaian tugas yang melibatkan keselamatan dalam pemotongan
bidang pipa baja dengan grinder (penggiling) sudut. Penggunaan grinder sudut genggam secara
inheren berbahaya. Bahkan dengan penjagaan pelindung, kickback alat ini dapat mengakibatkan cedera
yang parah pada operator. Sebuah kelompok kerja dapat mengidentifikasi potensi bahaya, tetapi
kemungkinan yang dipilih, jika sangat jarang terjadi, dapat membuat aktivitas diterima sesuai dengan
matriks risiko. Ini merupakan kegagalan yang inheren dalam menggunakan matriks risiko. Namun, jika
hal ini diakui oleh mereka menilai risiko dan ada mekanisme untuk peningkatan risiko dengan frekuensi
rendah, maka matriks risiko masih memiliki peran penting. Proses penilaian bahaya harus mendorong
tim kerja untuk mencari cara memotong pipa yang tidak melibatkan penggunaan grinder sudut di
lapangan (seperti menggunakan gas cutter atau pipe cutter untuk pemotongan pipa di bengkel).
60
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
5. IMPLEMENTASIKAN DAN
KOMUNIKASIKAN
Pesan-pesan kunci
• Program manajemen risiko yang efektif membutuhkan komitmen dan sumber daya yang memadai.
• Program harus dipimpin dari atas, dengan eksekutif yang terlibat dalam proses dan hasilnya.
• Organisasi harus mencari peluang untuk terus meningkatkan perbaikan.
• Sebuah program yang efektif bergantung pada fasilitasi risiko yang baik.
• Komunikasi yang efektif kepada semua pemangku kepentingan sangat penting.
5.1 Pendahuluan
Bagian sebelumnya menjelaskan berbagai program manajemen risiko dan solusi, namun bahkan analisis terbaik
dapat disepelekan oleh mereka yang terpengaruh jika tidak ada proses implementasi dan komunikasi yang
efektif. Organisasi terkemuka mempekerjakan profesional baik sebagai ahli risiko dan sebagai spesialis disiplin
untuk mengidentifikasi risiko, nasihat tentang pilihan pengendalian dan memantau pelaksanaan pengendalian
tersebut. Namun, keterlibatan langsung dari manajemen, bersama-sama dengan proses dan struktur untuk
menilai, memantau dan mengkomunikasikan tentang risiko dan pengendaliannya, sama pentingnya dan dibahas
dalam bagian ini.
5.2 Dewan direktur dan manajemen senior
Manajemen memiliki peran penting dalam mengendalikan risiko dengan membentuk selera risiko dan toleransi
risiko organisasi. Hal ini dilakukan dengan menentukan harapan pada isi daftar risiko dan proses bahan pelaporan
risiko. Kegagalan untuk melakukan hal ini mengakibatkan manajemen berfokus pada detil penting di beberapa
area tetapi sangat mungkin dengan mengorbankan pengawasan yang baik dari risiko di bisnis (yaitu, tidak
melihat keseluruhan dan hanya detil saja).
5.3 Kriteria kematangan dan pengambilan keputusan
Peran kepemimpinan situs adalah untuk mengarahkan perhatian pada aspek bisnis yang paling penting. Hal ini
terutama berlaku untuk manajemen risiko, di mana definisi utama keberhasilan merupakan kurangnya insiden.
Tanpa keterbukaan manajemen dalam memberikan perhatian pada pengendalian risiko, fokus sehari-hari akan
sangat mudah bergeser ke masalah yang lebih mendesak. Suatu cara yang berpikir yang berguna tentang
bagaimana organisasi mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola risiko adalah bagan kematangan
manajemen risiko industri mineral (MIRM) (NSW Department of Primary Industries 2007), versi Ladder Hudson
(Hudson 2001) diperlihatkan pada Gambar 16. Model memperlihatkan bagaimana sikap organisasi terhadap risiko
dan tindakan manajemen untuk menghadapi berbagai risiko dari hanya bereaksi terhadap masalah melalui sikap
kepatuhan sebagai strategi manajemen risiko utama melalui sebuah bangunan organisasi tangguh di mana
praktik manajemen risiko yang sangat baik dihayati di dalam organisasi (internalised). Bagan kematangan MIRM
juga memberikan hubungan yang jelas antara peningkatan budaya organisasi dan pengembangan pendekatan
sistem.
MANAJEMEN RISIKO 61
Gambar 16: Bagan kematangan MIRM
Hasil penilaian risiko sangat berguna untuk pengambilan keputusan, tetapi hanya sebagai masukan. Tidak ada
model risiko yang dapat mendikte tindakan tertentu, karena semua penilaian risiko berdasarkan asumsi dan
penyederhanaan. Indeks risiko dan hasil model merupakan cara untuk mewakili realitas, tetapi beberapa
organisasi msuk ke dalam perangkap pengelolaan model daripada risiko. Saat diberi hasil risiko, manajer harus
bertanya pertanyaan yang menyelidik, seperti:
• Apakah asumsi yang telah dibuat tentang peristiwa yang dapat memulai risiko?
• Seberapa yakinkah kita pada hasilnya?
• Bagaimana hasil telah mengacu kepada kinerja (kita dan orang lain)?
• Apakah batas-batas analisis ini?
• Apakah asumsi yang telah dibuat tentang efektivitas pengendalian dan bagaimana mereka diverifikasi?
62
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
5.4 Mengambil keputusan atas risiko
Manajemen risiko merupakan bagian dari pengambilan keputusan organisasi. Keputusan tersebut akan
diinformasi oleh pengetahuan dan proses yang dijelaskan dalam buku ini. Namun, pengambilan keputusan risiko
yang buruk telah menjadi faktor dalam sejumlah katastrofik serta korban jiwa di tempat kerja, insiden lingkungan
utama dan kemarahan besar masyarakat. Sebuah model yang menggambarkan faktor yang mempengaruhi
keputusan tentang risiko yang dikembangkan oleh Bofinger et al. (2015) mengelompokkan faktor yang
berpengaruh dalam tiga kategori:
• Faktor yang terkait dengan risiko.
• Faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal dan organisasi yang terang-terangan atau secara halus
mempengaruhi pembuat keputusan, seperti lingkungan ekonomi, tekanan keuangan bisnis, budaya organisasi
dan alokasi sumber daya.
• Faktor-faktor yang berkaitan dengan mereka yang membuat keputusan. Ini mencakup cara mereka berpikir
tentang risiko atau situasi tertentu (model mental mereka) dan dikembangkan dari tekanan pengetahuan,
pengalaman, keyakinan, sosial dan rekan sejawat, serta keadaan fisiologis (misalnya, kelelahan dan stres adalah
pengaruh yang dikenali dalam pengambilan keputusan).
Manajemen risiko yang efektif membutuhkan aplikasi terampil atas prinsip-prinsip dan alat-alat yang diuraikan
dalam buku ini dan juga membutuhkan pemahaman tentang bagaimana kedua keputusan strategis dan
operasional yang diambil dalam organisasi. Bofinger memberikan ringkasan yang berguna atas teori
pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tentang risiko.
5.5 Komunikasi risiko
Komunikasi risiko dapat diartikan berbeda, tergantung pada konteks di mana frase yang digunakan. Pertama,
dalam kaitannya dengan keterlibatan pemangku kepentingan dan proses komunikasi yang berfokus pada
mendapatkan masukan terbaik untuk penilaian yang baik dan pemahaman sebaik mungkin serta kepemilikan
oleh para pemangku kepentingan. Kedua, komunikasi risiko merupakan bidang penelitian mengapa orang
mempertanyakan logika rekayasa dan interpretasi ilmiah risiko. Hal ini terkadang disebut teori komunikasi risiko.
Kedua interpretasi ini dijelaskan di bawah ini dan dibahas secara rinci dalam Lampiran 3.
Standar ISO 31000 membutuhkan komunikasi dan konsultasi, baik dengan pemangku kepentingan internal
maupun eksternal, di mana diperlukan, pada setiap tahap proses manajemen risiko dan proses risiko secara
keseluruhan. Sebuah pendamping untuk ISO 31000 pada komunikasi dan konsultasi tentang risiko Guide HB 327
(Standar Australia 2010) Berkomunikasi dan berkonsultasi tentang risiko (Communicating and consulting about
risk), yang membahas komunikasi dan konsultasi sebagai pertimbangan penting pada setiap langkah proses
manajemen risiko serta menekankan nilai:
• membangun dialog dengan pemangku kepentingan, berfokus pada konsultasi daripada aliran informasi satu
arah
• mengembangkan rencana komunikasi untuk pemangku kepentingan internal maupun eksternal pada tahap
awal dalam proses
• memastikan agar persepsi pemangku kepentingan terhadap risiko diidentifikasi, dicatat dan diintegrasikan ke
dalam proses pengambilan keputusan
• membangun pendekatan tim konsultatif untuk menentukan konteks, memastikan semua risiko diidentifikasi
dan memastikan bahwa pandangan yang berbeda dipertimbangkan
• memfasilitasi keterlibatan dalam proses risiko.
MANAJEMEN RISIKO 63
Ini bergandengan dengan hasil evaluasi risiko teknis dan secara keseluruhan untuk menyediakan proses
manajemen risiko yang komprehensif. Alasan utama untuk mencari keterlibatan pemangku kepentingan internal
maupun eksternal ialah untuk memastikan hasil terbaik dari penilaian tersebut dan memungkinkan hasil untuk
berterima.
Saat mengkomunikasikan risiko, terutama dengan kelompok eksternal dan masyarakat, penting untuk
mengenali bahwa orang umumnya mengkhawatirkan beberapa risiko lebih dari yang diperlukan, sampai
ke titik fobia, sementara risiko lainnya diremehkan, seperti risiko kesehatan dari merokok. Ini memiliki
banyak kaitannya dengan persepsi risiko individu dan kelompok dan apakah risiko ini bersifat sukarela
atau tidak. Lampiran 3 merupakan diskusi rinci tentang aspek-aspek ini. Untuk tujuan menerapkan
program manajemen risiko yang efektif pada usaha pertambangan, penting untuk mengenali bahwa
rekayasa atau evaluasi ilmiah dari risiko mungkin tidaklah cukup untuk meredakan kekhawatiran para
pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang terlibat sepenuhnya dan benar-benar memahami
kekhawatiran mereka sangat penting untuk program manajemen risiko yang efektif. Persepsi
masyarakat seringkali didasarkan pada reaksi emosional daripada penilaian rasional, dan pengelolaan
risiko masyarakat oleh perusahaan pertambangan seringkali merupakan tugas yang sulit sampai
mustahil, membutuhkan pendekatan hati-hati dan profesional.
5.6 Struktur organisasi
Pentingnya proses manajemen risiko harus tercermin dalam struktur organisasi:
• Rantai kepemimpinan (chief of executive officer (CEO) atau managing director (MD), regional director (RD)
dan sebagainya) perlu terus-menerus menyadari lima risiko mereka dan status pengendalian untuk
masing-masing.
• Profesional risiko senior yang harus menjadi bagian dari atau melaporkan kepada komite eksekutif.
• Pertemuan eksekutif harus mencakup gambaran risiko kritis masing-masing daerah dan status pengendalian.
• Profesional risiko senior yang harus memiliki pengawasan risiko dalam semua aspek bisnis.
5.7 Fasilitator penilaian risiko
Proses penilaian risiko yang dijelaskan dalam bagian 3 dan 4 dirancang untuk mengidentifikasi dan membuat
keputusan yang tepat tentang pengendalian risiko. Proses-proses tersebut bergantung pada terdapatnya orang
yang tepat dan informasi dan secara efektif mengikuti proses yang benar. Penilaian risiko juga dipandu oleh
fasilitator yang bertanggung jawab atas kualitas hasil, membuat keterampilan dan kemampuan orang itu amat
penting untuk membuahkan hasil yang baik. Fasilitator risiko harus terlibat dalam perencanaan lokakarya untuk
memastikan lokakarya memiliki orang yang tepat, waktu yang cukup, data yang benar, proses yang benar (diikuti
secara efektif) dan notulen yang akurat.
Setiap upaya harus dilakukan untuk mengumpulkan orang yang tepat dalam satu lokasi untuk periode waktu
tertentu (dan cukup). Terkadang diperlukan kompromi. Contohnya, beberapa peserta mungkin perlu untuk
berpartisipasi dari lokasi terpencil, tetapi partisipasi terpencil harus dibatasi kepada mereka yang memiliki
masukan yang sangat spesifik; peserta inti harus melibatkan tatap muka. Orang yang tepat terkadang akan
mencakup perwakilan lembaga eksternal, terutama jika peristiwa ekstrim, seperti runtuhnya dinding bendungan
besar, yang sedang dinilai, dan mungkin mencakup polisi, layanan darurat, pemerintah daerah, ambulans,
departemen kesehatan, masyarakat dan perwakilan lainnya. Penilaian seperti itu akan menjadi latihan besar yang
membutuhkan perencanaan yang matang dan fasilitasi dan pelaporan ahli.
64
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kunci fasilitasi yang efektif adalah untuk tetap terfokus terutama pada proses yang sedang diikuti untuk
memastikan kontribusi semua orang sesuai dengan pengetahuan dan keahlian mereka. Fasilitator perlu memiliki
keterampilan dalam proses penilaian risiko dan juga mendengarkan dengan baik serta keterampilan
berkomunikasi dan kemampuan untuk mengelola dinamika kelompok. Mereka harus memiliki pengetahuan yang
cukup tentang isi diskusi untuk secara efektif membimbing kelompok, tetapi fasilitator terbaik biasanya bukan
ahli teknis sistem yang sedang dipelajari. Sebenarnya, pengetahuan yang muluk-muluk dapat mengalihkan
perhatian dari peran fasilitasi.
Tanpa fasilitator yang efektif, kelompok mungkin mengalami fokus yang terhanyut, kesalahpahaman, partisipasi
yang tidak merata, kesulitan dalam mencapai konsensus dan akhirnya konflik. Hal ini sering berguna (jika tidak
penting) untuk memiliki orang kedua yang bertindak sebagai perekam atau juru tulis lokakarya, daripada
mengharapkan fasilitator untuk melakukan peran tersebut sebagai tambahan peran fasilitasinya. Seorang penulis
yang baik akan bekerja dengan fasilitator untuk memungkinkan kelancaran diskusi dan rekaman.
Beberapa proses membutuhkan fasilitator independen/netral untuk memastikan pandangan kelompok
tertantang dan untuk mengurangi kemungkinan jatuh ke ‘groupthink’, di mana semua orang setuju daripada
mengedepankan pandangan sebaliknya. Fasilitator independen terkadang dapat mengajukan pertanyaan ‘naif’
yang bagi yang lain menyuarakan yang kurang nyaman.
5.8 Perbaikan yang berkesinambungan
Ada kebutuhan untuk terus meningkatkan organisasi pengukuran, pemantauan dan peninjauan risiko, terutama
risiko-risiko penting untuk bisnis dan orang-orangnya. Hal ini memerlukan tinjauan siklus, sistem dan proses. ISO
31000 standar (2009: 22) merangkum penilaian ini sebagai bagian integral sistem pengukuran kinerja organisasi:
Hal ini dapat diperlihatkan dengan adanya tujuan kinerja yang eksplisit mendasari pengukuran kinerja manajer
dan organisasi. Kinerja organisasi dapat dipublikasikan dan dikomunikasikan. Biasanya, akan ada minimal tinjauan
kinerja tahunan dan kemudian revisi proses, dan penetapan tujuan kinerja yang telah direvisi untuk periode
berikutnya.
Saat mempertimbangkan kematangan risiko dan perbaikan yang berkesinambungan, perlu dicatat
bahwa klaim kepatuhan ISO 31000 sering salah, karena bukannya standar kepatuhan dan sertifikasi
tidak tersedia. Seperti ISO 31000, manajemen risiko dalam bisnis pertambangan tidak statis—ini
merupakan proses perbaikan berkesinambungan.
MANAJEMEN RISIKO 65
6. KESIMPULAN
Buku pegangan ini telah menghadirkan konsep risiko utama, proses dan praktik yang umum diterapkan atau
dibutuhkan pada industri mineral Australia. Operasi pertambangan dan pengolahan mineral menghadapi
berbagai tipe risiko, mencakup risiko kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan masyarakat lingkungan dan
keselamatan, peraturan, produksi, reputasi, mineral konflik, penyuapan dan kedaulatan. Ketidakpastian risiko
yang inheren bersama-sama dengan perilaku adaptif orang dan sifat dari industri pertambangan berkontribusi
pada ketidakpastian ini, yang juga berdampak pada penilaian risiko. Dampak risiko dan pengendalian mereka
harus dievaluasi untuk dampak potensial pada posisi keuangan perusahaan.
Pesan-pesan kunci saat berupaya memahami risiko dalam bisnis pertambangan meliputi:
• Risiko kumulatif dan risiko yang mungkin dinormalisasi dari waktu ke waktu perlu pertimbangan khusus.
• Para pemangku kepentingan merupakan kelompok yang beragam yang bervariasi dalam persepsi risiko
mereka. Berkomunikasi dan terlibat dengan orang-orang yang berpotensi terkena dampak risiko industri
pertambangan merupakan elemen penting dari manajemen risiko yang baik dan menambah kredibilitas pada
proses maupun organisasi.
• Proses manajemen risiko harus mencakup siklus hidup tambang.
• Penatagunaan material menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memadukan kegiatan manajemen
risiko.
• Manfaat yang dicapai dengan manajemen risiko diukur dengan efektivitas pengendalian risiko yang
dilaksanakan; yaitu, apakah pengendalian dirancang dengan baik untuk mengendalikan risiko, apakah
diimplementasikan sebagaimana dimaksud, dan apakah berada di tempat dan bekerja secara efektif.
Saat menilai risiko, penting agar memilih alat analisis yang tepat dan menyesuaikannya dengan kompleksitas
penilaian. Selanjutnya, penilaian harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan terampil dalam proses. Tidak ada
satu alat pun yang akan memenuhi semua persyaratan. Secara umum, teknik yang lebih kompleks memberikan
hasil yang lebih akurat tetapi pada biaya jam kerja yang meningkat dan kebutuhan untuk keahlian khusus yang
lebih besar untuk menjalankan analisis. Untuk alasan ini, kombinasi teknik biasanya yang paling efisien.
Manajemen risiko bukanlah proses one-off proses—merupakan bagian penting dari efisiensi usaha dan efektivitas
dan harus menjadi masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja. Keduanya, risiko individu dan
program penanganan risiko, harus ditinjau dan ditantang secara teratur untuk memastikan bahwa tujuan terpenuhi.
Idealnya, tanggung jawab untuk program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan.
Efektivitas program pengendalian risiko dan pembaruan daftar berikut insiden serius di perusahaan atau industri
harus dilakukan dan diuji oleh audit internal.
Akhirnya, agar program manajemen risiko yang efektif berhasil, membutuhkan komitmen dan sumber daya yang
memadai. Program harus dipimpin dari atas, dengan eksekutif yang terlibat dalam proses dan hasilnya, dan
organisasi harus mencari peluang untuk terus meningkatkannya.
66
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Dua dari pesan-pesan kunci dalam semua penilaian risiko adalah:
• Sebuah program yang efektif bergantung pada fasilitasi lokakarya risiko yang baik.
• Komunikasi yang efektif kepada semua pemangku kepentingan sangat penting.
Studi kasus tambang Argyle Diamond (lihat kotak) merupakan contoh yang baik dari apa yang dapat dicapai
saat faktor-faktor ini diterapkan dengan baik.
STUDI KASUS: Tambang Argyle Diamond, Western Australia
Pada bulan Desember 2005, Rio Tinto menyetujui investasi besar untuk memperluas tambang Argyle
Diamond dalam sebuah operasi blok gua bawah tanah. Pit terbuka yang ada dijadwalkan untuk tutup
pada tahun 2010, sedangkan perpanjangan akan memungkinkan untuk terus beroperasi sampai tahun
2025. Seperti yang diharapkan untuk investasi sebesar ini, studi kelayakan mencakup penilaian risiko
yang komprehensif yang mencakup semua aspek proposal. Ini mencakup tidak hanya risiko keuangan
dan teknis yang terkait dengan perubahan metode tambang baru, tetapi juga implikasi lingkungan dan
sosial.
Tambang Argyle Diamond.
Sumber: Rio Tinto.
MANAJEMEN RISIKO 67
Tim ditugaskan untuk menilai implikasi pembangunan berkelanjutan ini berfokus, khususnya, pada
dampak keputusan pada dua masyarakat. Yang pertama terutama penduduk Pribumi/adat di daerah
East Kimberley di mana tambang berada. Dalam beberapa tahun terakhir Argyle telah mengadopsi
fokus lokalisasi yang kuat, menjauhi model fly-in fly-out (pekerja datang dan pergi), dan meningkatkan
sasaran kerja Pribumi sejumlah 40 persen. Fokus kedua pada sejumlah besar orang yang terlibat dalam
pengolahan berlian Argyle ini di daerah hilir di India—sekitar 220.000 pekerja. Dalam keputusan ini tidak
ada pilihan untuk ‘tidak melakukan apa-apa’, tetapi masing-masing alternatif memiliki kumpulan risiko
dan peluang.
Lokakarya berbasis tim digunakan untuk mengatasi risiko sosial dan peluang untuk dua daerah
masyarakat tersebut. Lokakarya yang didahului oleh riset yang ditugaskan rinci ke dalam konteks sosial
dan ekonomi kedua masyarakat tersebut, dan dampak potensial dari dua skenario. Lokakarya yang
melibatkan peserta internal maupun eksternal dan, sedapat mungkin, menggunakan protokol penilaian
risiko yang sama dengan daerah yang lebih teknis. Hal ini memungkinkan hasil yang akan mudah
diintegrasikan ke dalam daftar risiko secara keseluruhan untuk proyek tersebut. Pengendalian baru
dikembangkan untuk bidang utama dan risiko residual dihitung ulang. Risiko sosial di antara kelompok
berperingkat tertinggi untuk keseluruhan proyek. Lokakarya disajikan untuk mengidentifikasi daerahdaerah di mana manajemen proaktif dapat meningkatkan hasil positif yang terkait dengan skenario
keputusan.
Sebagai industri yang memadukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses
pengambilan keputusan, penanganan risiko sosial ekonomi eksternal dan peluang akan menjadi semakin
penting. Menjadikan permasalahan sebagai pokok utama (‘mainstreaming’) dalam proses manajemen
risiko mencerminkan signifikansi dan pentingnya permasalahan tersebut untuk sebagian besar operasi
penambangan dan pengolahan besar.
68
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
LAMPIRAN 1: ANALISIS RISIKO
Bagian 3.7 membahas pilihan untuk analisis risiko dan membahas tentang metode yang umum digunakan dalam
industri pertambangan guna penilaian kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Lampiran ini melihat pada
teknik-teknik ini secara lebih mendalam dan menjelaskan penerapan setiap proses.
Sebelum menggali informasi ini, ada beberapa peringatan: beberapa teknik sederhana yang dijelaskan telah
menjadi ‘menggoda dan menarik’, karena mereka dapat memberikan proses cepat atau cukup cepat yang sering
memberikan ilusi kuantifikasi risiko dan yang dipersepsikan terkait pemahaman risiko yang dapat diketahui
sebelumnya. Meskipun buku ini sudah menyarankan agar berhati-hati untuk mempertahankan fokus pada
pencegahan dan pengendalian, sifat ‘menggoda’ dari ‘jawaban’ angka dapat mengelabui rasionalitas ini. Khalayak
risiko harus agak mencurigai produk yang dihasilkan oleh proses analisis sederhana. Mempertanyakan hasil
tersebut akan membantu, tapi yang paling penting khalayak sasaran harus mempertanyakan apakah pencegahan
atau pengendalian telah cukup beralasan dan tepat. Seperti yang dibahas dalam Bagian 3.7.1, wawasan yang
berasal dari interaksi sosial yang menerapkan teknik mungkin merupakan manfaat terbesar. Banyak makalah
penelitian dan buku telah mengakui masalah tersebut, seperti buku Daniel Khaneman Thinking fast and slow
(Berpikir dengan cepat dan lambat) (2011), di mana diperlihatkan bagaimana bagian berpikir cepat dari otak
hampir selalu mengalahkan bagian analisis otak dengan sengaja lambat, bahkan meskipun sering kali kita tidak
menyadari itu, memperlihatkan bahwa penilaian yang dibuat dalam proses manajemen risiko sangat dipengaruhi
oleh urutan pilihan yang dihadirkan dan menciptakan bias yang mungkin dapat diprediksi tapi sulit untuk
dikendalikan. Ulasan perilaku ekonomis Hubbard (2009), Pickering & Cowley (1990), dan bahkan HSE (2009)
mengakui kekurangan analisis risiko.
Singkatnya, ini berarti sangatlah waspada terhadap metode kualitatif atau semi-kuantitatif. Sebagaimana
dinyatakan dalam Bagian 3.7.1:
Dalam praktiknya, orang dapat membalikkan analisis kualitatif teknisi di kepala mereka tanpa benar-benar
mencoba. Saat seseorang terbiasa dengan skala matriks sederhana, mereka memahami dampak pemilihan
nilai-nilai pada apakah kerja dapat diteruskan, memerlukan jeda untuk analisis lebih lanjut, memerlukan
tinjauan yang berwenang, atau memerlukan pengendalian yang lebih kuat. Melalui pemahaman ini,
pengguna dapat sadar atau tidak sadar mempengaruhi hasil.
A1.1 Pendekatan kualitatif yang umumnya diterapkan
Metode penilaian risiko kualitatif cepat dan relatif mudah digunakan, berkonsekuensi luas dan kemungkinan
dapat diidentifikasi, dapat memberikan pemahaman umum risiko perbandingan antara peristiwa risiko, dan
matriks risiko dapat digunakan untuk peristiwa risiko terpisah ke dalam peringkat (penilaian) risiko. Pentingnya
pendekatan ini ialah bahwa hal itu dapat digunakan oleh tenaga kerja pada tambang (dengan pengawasan atau
fasilitasi) dan membantu untuk memberikan proses penilaian kepada orang yang bertanggung jawab atas risiko.
Suatu proses yang sistematis dan logis biasanya diikuti selama penilaian risiko kualitatif untuk mengidentifikasi
peristiwa risiko utama dan untuk menilai konsekuensi peristiwa yang terjadi dan kemungkinan terjadinya.
Teknik penilaian risiko kualitatif menggunakan istilah deskriptif untuk menentukan kemungkinan and konsekuensi
peristiwa risiko. Contoh dari ISO 31000 menjelaskan besarnya semua konsekuensi (atau sub-rangkaian
konsekuensi, seperti secara ekonomis, finansial, lingkungan atau sosial) sebagai signifikan—level 1, minor—level 2,
moderat—level 3, mayor—level 4 atau katastrofik—level 5. Demikian juga, kemungkinan dapat ditentukan sebagai
hampir pasti—level A, likely (kemungkinan besar)—level B, possible (mungkin)—level C, unlikely (tidak
mungkin)—level D atau jarang—level E. Arti deskripsi tersebut dalam hal tingkat-tingkat berbagai tipe
konsekuensi dan tingkat kemungkinan, kemudian perlu untuk dikembangkan.
MANAJEMEN RISIKO 69
Output analisis risiko kualitatif biasanya dievaluasi dengan menggunakan format matriks risiko, seperti contoh
pada Tabel 2 pada edisi 2008 dari buku pegangan Penilaian dan manajemen risiko (Risk assessment and
management). Matriks risiko menggabungkan ambang batas penerimaan yang telah ditetapkan untuk
menentukan risiko mana yang memerlukan penanganan dan prioritas yang harus diterapkan. Dengan
menggunakan matriks, peringkat risiko untuk peristiwa risiko tertentu dapat dipilih dengan membaca di dalam
dan bawah matriks menggunakan deskriptor kemungkinan dan konsekuensi yang ditugaskan.
Dalam contoh matriks terdapat 25 kombinasi potensi risiko dan hasil risiko yang telah dibagi menjadi empat
tingkat (peringkat) risiko. Tipe matriks biasanya digunakan untuk membandingkan tingkat risiko untuk berbagai
aktivitas dan menetapkan prioritas untuk tindakan penanganan risiko.
Pendekatan kualitatif terbaik digunakan sebagai latihan cepat, dengan jumlah tertinggi (first-pass) di mana
terdapat banyak masalah risiko yang kompleks dan masalah risiko-rendah harus disaring untuk tujuan praktis.
Banyak organisasi menggunakan metode kualitatif untuk penilaian risiko yang lebih komprehensif, namun ini
perlu dilakukan dengan sangat berhati-hati karena pendekatan kualitatif memiliki kekurangan serius
dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif. Kritik utama adalah bahwa metode kualitatif kurang tepat, sulit
untuk membandingkan peristiwa berdasarkan umumnya, jarang ada pembenaran yang jelas untuk bobot
keparahan konsekuensi, dan penggunaan label emotif membuat sulit bagi komunikator risiko untuk secara
terbuka memberikan temuan penilaian risiko kepada para pemangku kepentingan. Lebih lanjut, output
pendekatan kualitatif sulit untuk dimasukkan ke dalam pertimbangan bisnis keuangan.
A1.2 Metode-metode semi-kuantitatif
Sebelum membahas metode risiko kuantitatif dan semi-kuantitatif, perlu melihat ekspresi non-matematika rumus
risiko dasar. Ekspresi ini dimaksudkan untuk membantu pengguna matrix saat memahami konsep-konsep
kuantitatif dan karenanya hanya menggunakan istilah konsekuensi dan kemungkinan:
Risiko setara dengan jumlah semua konsekuensi kredibel dibagi dengan
pasangan kemungkinan untuk suatu peristiwa tertentu.
Pendekatan semi-kuantitatif untuk penilaian risiko saat ini banyak digunakan dalam upaya untuk mengatasi
beberapa kekurangan terkait dengan pendekatan kualitatif. Namun, ada banyak perangkap untuk diwaspadai
atau mereka yang hanya menyalin dan menyisipkan produk lain organisasi. Penilaian risiko semi kuantitatif
dimaksudkan untuk memberikan prioritas yang lebih rinci dari risiko daripada hasil penilaian risiko kualitatif (label
warna atau keseriusan). Penilaian risiko semi-kuantitatif membawa pendekatan kualitatif selangkah lebih maju
dengan menghubungkan nilai-nilai atau pengganda pada kemungkinan dan pengelompokan konsekuensi.
Mungkin masalah terbesar dengan penilaian semi-kuantitatif berasal dari fakta bahwa sebenarnya tidak ada
definisi untuk itu. Misalnya, ISO 31000 mencatat bahwa itu ada tetapi tidak mendefinisikan apa itu, hanya
mencatat bahwa itu merupakan bukan kuantitatif atau kualitatif (Bagian 3.7.2). Standar ISO 31010 tentang teknik
penilaian risiko hanya menyatakan bahwa risiko semi-dikuantifikasi diukur dalam jumlah berdasarkan pada
‘formula’, yang mungkin berbeda.
A1.3 Matriks kuantifikasi konsekuensi/kemungkinan
Gambar 17 memperlihatkan contoh matriks risiko semi-kuantitatif di mana kemungkinan dan konsekuensi telah
ditetapkan tingkat bernomor yang telah dikalikan untuk menghasilkan deskripsi numerik dari penilaian risiko.
Nilai-nilai yang telah ditetapkan ke tingkat kemungkinan dan konsekuensi yang tidak terkait dengan besaran
mereka yang sebenarnya, tetapi nilai-nilai numerik yang diturunkan untuk risiko dapat dikelompokkan untuk
menghasilkan peringkat risiko yang diperlihatkan. Dalam contoh ini, peristiwa risiko ekstrim memiliki penilaian
risiko yang lebih besar dari 15, risiko tinggi merupakan antara 10 dan 15, dan seterusnya.
70
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 17: Matriks dasar peringkat risiko semi-kuantitatif
Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa hal itu memungkinkan penilaian risiko untuk ditetapkan berdasarkan
nilai-nilai risiko numerik yang dihasilkan. Kelemahan utama ialah bahwa nilai-nilai risiko numerik mungkin tidak
cukup mencerminkan risiko relatif, karena mungkin perbedaan urutan besarnya dalam peringkat kemungkinan
dan konsekuensi.
Dalam banyak kasus, pendekatan yang digunakan untuk mengatasi kelemahan di atas telah menerapkan tingkat
kemungkinan dan nilai-nilai konsekuensi yang lebih mencerminkan besarnya relatif mereka, tetapi yang bukan
ukuran mutlak. Matriks risiko semi-kuantitatif pada Gambar 18 memperlihatkan nilai risiko relatif yang akan
dihasilkan dengan mengganti deskripsi kualitatif kemungkinan dan konsekuensi dengan nilai-nilai yang lebih
mencerminkan urutan relatif besarnya mereka dan memberikan relativitas lebih realistis dalam setiap
peringkatnya.
Gambar 18: Matriks risiko semi-kuantitatif dasar dengan skala logaritmik
Dalam contoh ini, penilaian risiko jelas memperlihatkan adanya perbedaan menurut urutan besarnya antara
peringkat kemungkinan dan juga antara peringkat konsekuensi. Dengan menggunakan pendekatan ini menjadi
mungkin untuk menghasilkan angka risiko dengan mengalikan tingkat kemungkinan dan konsekuensi untuk
setiap sel dari matriks.
MANAJEMEN RISIKO 71
Misalnya, peristiwa risiko yang mungkin (tingkat kemungkinan = 0,01) dan akan memiliki konsekuensi besar
(tingkat konsekuensi = 1000) akan memperlihatkan tingkat risiko 10. Jika masalah dapat dibandingkan, maka
peristiwa ini akan menimbulkan risiko yang sama seperti peristiwa lain yang, misalnya, likely (0,1) tetapi dengan
konsekuensi lebih rendah, moderat (100).
Matriks Gambar 18 juga memperlihatkan dalam kasus ini peringkat risiko telah ditimbang untuk lebih
menekankan pada peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi (dperhatikan bahwa hal ini dilakukan dengan manuver
deskriptor risiko tetapi bukan nilai-nilai risiko, yang tetap akurat dengan rumus). Hal ini terkadang dilakukan
untuk mencerminkan toleransi organisasi yang lebih rendah dari peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi tetapi
dapat sulit untuk pembenarannya dan dapat menyesatkan dalam penekanan berlebih beberapa peristiwa risiko
(jika berbagai konsekuensi dapat dinyatakan dalam istilah yang sama, seperti dolar, misalnya).
Di mana metode ini dimaksudkan untuk digunakan pada berbagai tipe hasil (seperti keamanan, lingkungan dan
keuangan), pengembangan tabel konsekuensi yang konsisten sangat penting untuk penilaian risiko. Tabel
konsekuensi yang efektif telah dikembangkan oleh para ahli yang relevan dan untuk setiap tipe aset atau dampak
yang dipertimbangkan (misalnya, prasarana, spesies, habitat, pariwisata, warisan dan kemudahan) jelas
menggambarkan sifat dan tingkat dampak untuk setiap tingkat konsekuensi. Yang paling penting, tim ahli perlu
cukup berusaha menyelaraskan tingkat konsekuensi dalam tabel. Tabel 3 merupakan contoh domain publik dari
tabel konsekuensi yang dikembangkan untuk pernyataan dampak mayor Victoria.
Table 3: Contoh tabel konsekuensi
72
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tabel konsekuensi dapat sangat berguna untuk penilaian risiko dampak lingkungan di mana risiko aset
lingkungan dan sosial yang beragam perlu dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Pemangku
kepentingan sering memahami bahwa tabel konsekuensi tidak akan pernah menjadi sempurna, atau disepakati
oleh semua orang, tetapi mengakui bahwa jika disusun dengan baik akan memungkinkan perbandingan yang
bermanfaat antara beragam tipe peristiwa. Dengan demikian, pendekatan semi-kuantitatif tersebut telah
didukung oleh banyak kelompok pemangku kepentingan.
Singkatnya, metode penilaian risiko semi-kuantitatif berbasis matriks yang cepat dan relatif mudah digunakan,
dan dalam kasus Gambar 18 pilihan menawarkan penilaian relativitas yang jauh lebih akurat dari pada peristiwa
risiko dari Gambar 17 pilihan semi-kuantitatif dan matriks kualitatif. Namun, penilaian-penilaian tersebut tidak
menawarkan perbaikan yang signifikan dalam kemampuan untuk menentukan penilaian yang lebih akurat atau
memberikan dasar manfaat-biaya untuk pilihan penanganan (mencakup peragaan bahwa risiko serendah
mungkin patut diperdebatkan jika itu merupakan bagian dari metodologi perusahaan).
A1.4 Nomogram konsekuensi/ kemungkinan
Ada berbagai cara untuk mencoba tetap tinggal di dekat rumus risiko teoritis. Umumnya, semakin cepat
penilaian, lebih kasar nilai yang dihasilkan. Sementara penilaian risiko kualitatif cepat, dapat memberikan konsep
proporsionalitas risiko yang terdistorsi, hanya sedikit membantu pengguna untuk menangani kesulitan dalam
menilai kemungkinan untuk peristiwa yang jarang dialami di tempat kerja mereka dan memungkinkan hanya satu
pasangan kemungkinan/konsekuensi yang akan digunakan untuk prioritas tujuan. Nomogram sederhana
dimaksudkan untuk memberikan penilaian yang mengambil sedikit lebih lama dari matriks untuk melakukannya
tapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan bahkan tindakan pembenaran untuk tingkat sederhana.
MANAJEMEN RISIKO 73
Nomogram risiko telah ada selama setidaknya 40 tahun kurang disukai karena popularitas matriks marak pada
tahun 90-an. Mungkin nomogram tampak lebih teknis, kurang menarik, atau hanya tidak pernah memiliki nasib
baik untuk disukai dalam standar risiko awal, namun versi yang paling dasar hanyalah rumus yang sama seperti
matriks tapi dengan variasi yang jauh lebih besar dari estimasi nilai risiko. Namun, secara inheren diperluas untuk
mencakup beberapa bagian yang lebih dihargai dari manajemen risiko, termasuk definisi selera risiko dan analisis
manfaat-biaya dari pilihan penanganan, yang akan dijelaskan dalam bagian ini.
Nomogram dan matriks tidak hanya representasi yang berbeda dari nilai-nilai risiko yang sama. Nomogram
merupakan pendekatan matematika murni yang menawarkan nilai hampir tak terbatas (near-infinite) sedangkan
matriks menawarkan sejumlah kecil pilihan nilai risiko yang terpilih terlebih dulu. Mempertimbangkan nilai-nilai
risiko relatif dari lima pasangan konsekuensi/ kemungkinan:
• tidak signifikan dan hampir pasti
• Minor (kecil) dan mungkin sekali
• Moderat dan mungkin
• Mayor dan tidak mungkin
• Katastrofik dan langka
Gambar 19 memperlihatkan nomogram dengan penyebaran nilai-nilai risiko 1 sampai 25 (5 x 5) yang sama seperti
matriks pada Gambar 17. Lima pasangan yang dipilih melalui skor yang sama dari 13, karena mereka semua
memotong titik tengah antara skor 1 dan 25 (yaitu, 12 ditambah 1 unit mewakili nol risiko yang diabaikan dalam
matriks tetapi ada di setiap rumus matematika).
Gambar 19: Nomogram risiko sederhana dengan skala linear
Figure 19: Simple risk nomogram with linear scale
Membandingkan nilai-nilai pasangan ini pada yang ada di matriks pada Gambar 17 memberikan nilai 5-9 untuk
pasangan ini. Dengan kata lain, ada empat unit perbedaan dalam versi matriks untuk nilai tunggal dalam versi
nomogram. Variasi ini merupakan perbedaan utama dalam metode yang hanya memiliki 25 langkah pada skala
(yaitu, variasi 80% antara 5 dan 9 untuk apa yang benar-benar risiko yang sama).
74
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tabel 4: Nomogram risiko sederhana dengan skala linear
Konsekuensi
Kemungkinan
kejadiannya
Gambar 17 peringkat/
rating
Tidak signifikan
Hampir pasti/
almost certain
5
Minor (kecil)
Mungkin sekali/likely
8
Moderat
Mungkin/possible
9
Mayor
Tidak mungkin/unlikely
8
Katastrofik
Jarang sekali/rare
5
Gambar 18
peringkat/rating
Gambar 19
nomogram
1
13
Dalam istilah sederhana, nomogram tidak memungkinkan pengubahan rumus secara tidak disengaja selain untuk
memilih tipe derajat yang akan digunakan untuk garis dasi (tie line) ‘nilai risiko’, sedangkan matriks
memungkinkan pengguna untuk memanipulasi nilai-nilai.
Contoh di atas merupakan linear dengan setiap langkah kenaikan yang sama seperti yang terakhir. Seperti pada
Gambar 18, skala logaritmik dapat digunakan untuk lebih mencerminkan nilai-nilai kemungkinan yang 10 kali lebih
besar setiap langkah (misalnya, sekali dalam 10 tahun, sekali dalam 100 tahun, dan sebagainya) saat meninjau
beberapa nilai risiko yang sangat berbeda. Contoh diperlihatkan pada Gambar
Gambar 20: Monogram risiko sederhana dengan skala logaritmik
Angka 18, 19 dan 20 semua merupakan rumus murni jika rumus risiko matematika disederhanakan berdasarkan
kemungkinan dan konsekuensi, dengan nilai terbatas dalam matriks pada Gambar 18. Hal ini terbukti saat
membandingkan Tabel 4 peringkat untuk lima pasangan dijelaskan sebelumnya. Ketiga pasangan mencerminkan
nilai risiko umum untuk lima pasangan. Perhatikan bahwa penyebaran jauh lebih besar dari 0,0001 menjadi
10.000 pada angka 18 dan 20.
Nomogram di atas memiliki peningkatan lebih lanjut dan penting untuk matriks karena mungkin untuk
menambahkan kemampuan manfaat-biaya sederhana untuk alat. Gambar 21 memperlihatkan input tambahan
akan dibuat oleh penilai, khususnya estimasi persentase perubahan risiko bahwa penanganan yang diusulkan
akan membuat dan estimasi luas (mungkin kualitatif) biaya penanganan tersebut.
MANAJEMEN RISIKO 75
Gambar 21: Pilihan analisis dasar manfaat-biaya untuk monogram
Mungkin faktor dini dari menurunnya nomogram adalah fakta bahwa nomogram adalah konsep berbasis kertas
yang menggunakan penggaris dan pensil—peralatan yang antik dibandingkan dengan gambar proyeksi LCD dari
matriks di sebuah layar besar. Namun, memasukkan nilai-nilai spesifik perusahaan di dalam nomogram berarti
dapat menilai lebih banyak dan bukan hanya satu dari nilai risiko yang terbatas—dalam sebagian besar kasus, hal
itu dapat memberikan alasan untuk melanjutkan atau menolak rencana pengelolaan risiko. Namun, Gambar 22
menunjukkan bahwa proses secara keseluruhan tentu saja nampak lebih menakutkan daripada matriks nya
Gambar 22: Kalkulasi risiko terpadu dan nomogram analisis manfaat-biaya
Namun kini menjadi mungkin untuk mendapatkan kedua program perangkat lunak freeware dan dengan
pemesanan lebih dahulu untuk nomogram dengan relatif mudah, dan nomogram jauh lebih tahan terhadap
distorsi yang tak diinginkan daripada alternatif matriks.
76
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
A1.5 Semi-kuantifikasi berdasarkan spread-sheet
Dengan menggunakan rumus yang sedikit lebih maju, bersama dengan kekuatan spreadsheet, peningkatan yang
signifikan dalam manajemen risiko dapat direalisasikan. Rumus berikut merupakan ekspresi risiko yang lebih
akurat dan dapat dengan mudah diterapkan pada estimasi risiko dengan menggunakan spreadsheet seperti
Excel.
Sumber: Hogarth & Pooley (2015).
Dimana:
• c1 = kerugian terendah hasil dalam pertimbangan dan f1 merupakan frekuensi yang hasilnya diharapkan terjadi
• c2 = berikutnya, lebih parah, hasil dan f2 merupakan frekuensi terkait
• nilai cn hanyalah cara untuk mengatakan ‘et cetera’, yang berarti bahwa c3, c4 dan sebagainya merupakan
tingkat hasil yang semakin parah
• nilai fn mewakili f3, f4 dan seterusnya, frekuensi peristiwa yang terkait dengan c3, c4 dan seterusnya.
Rumus risiko ini meminta penilai untuk menentukan semua konsekuensi kepentingan dan kemudian menentukan
frekuensi masing-masing. Setelah setiap konsekuensi sudah dikalikan dengan frekuensi, jumlah semua jawaban
merupakan risiko total. Penilai harus memutuskan konsekuensi aman yang menjadi perhatian. Umumnya,
pendekatan ini hanya mempertimbangkan konsekuensi yang lebih berat (seperti skenario fatal pada
keselamatan), tapi jika diperlukan dapat melihat satu set peringkat matriks konsekuensi dari kecil, sedang, besar
dan katastrofik, mengabaikan hanya kategori ‘tidak penting’. Ada tiga alasan mengapa hanya konsekuensi yang
lebih parah yang diperhitungkan:
• Pendekatan ini membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada metode menggunakan rumus sederhana
kemungkinan x konsekuensi dan mungkin terfokus pada peristiwa yang lebih serius.
• Untuk tingkat tertentu, dapat diasumsikan bahwa manajemen yang efektif dari konsekuensi yang lebih serius
juga akan menyebabkan sedikit kerugian yang kurang serius. Perhatikan bahwa ini tidak akan terjadi di mana
peristiwa kurang parah tapi tetap menyangkut tidak berpotensi untuk membuat peristiwa besar atau
katastrofik (misalnya, penanganan manual dalam keamanan atau sosial polutan seperti kebisingan tanaman
dan bau).
• Sulit untuk menambahkan risiko total konsekuensi yang berbeda jika hubungan mereka tidak jelas. Misalnya,
apakah kematian dua kali seburuk cedera penonaktifan atau 10 kali lebih buruk?
Dalam praktiknya, rumus risiko ini telah dimodifikasi oleh banyak organisasi pertambangan besar, paling sering
dalam hal keselamatan, untuk mencerminkan berikut:
Risiko = f x p x cave
Dimana:
peristiwa risiko merupakan kerugian awal pengendalian situasi positif (juga dikenal sebagai peristiwa awal)
f = frekuensi terjadinya peristiwa risiko per tahun
p = probabilitas bahwa hasil peristiwa mengakibatkan konsekuensi minimal yang dipertimbangkan (antara 0 dan 1)
cave = konsekuensi rata-rata keseluruhan (dalam dolar, kematian, dll).
MANAJEMEN RISIKO 77
Rumus ini akan memberikan penilaian yang lebih lama dari matriks dan nomogram paling sederhana tetapi
menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko, estimasi pengurangan risiko, dan bahkan tingkat pembenaran
penanganan. Perhitungan tersebut mempertimbangkan kronologi peristiwa kerugian dan memungkinkan
pertimbangan terpisah dari aspek pencegahan dan penanggulangan peristiwa untuk penerapan hirarki risiko.
Perhatikan bahwa unit risiko biasanya kerugian per tahun, seperti $juta/tahun atau korban jiwa/tahun, namun,
seperti halnya dengan penilaian risiko kuantitatif, peristiwa paling serius cenderung terjadi sekali selama
beberapa dekade atau abad daripada per tahun, dan ini mengindikasikan jumlah yang sangat kecil.
Contoh pada Gambar 23 memperlihatkan daftar drop-down subyektif yang secara otomatis berlaku untuk
semi-kuantifikasi dalam setiap pilihan yang dibuat. Tim penilai telah memilih ‘sekali dalam 100 tahun’ untuk
sebuah lonjakan yang terjadi, terlepas dari apakah ada orang yang terluka. Mereka saat itu telah memilih opsi
bahwa sekitar 20% dari kali sebuah arus masuk terjadi setidaknya satu orang akan tewas (0,2 probabilitas), tetapi
bahwa rata-rata jumlah kematian saat kematian itu terjadi akan 3.
Gambar 23: Penilaian risiko ‘three-part spreadsheet’
Hasil yang diberikan di atas dalam satuan yang sama yang diberikan oleh penilaian risiko yang dikuantifikasi dan
karena itu memungkinkan pelaporan terpadu dari kedua metode risiko dalam kerangka kerja risiko tunggal.
Namun, sementara harus diakui bahwa semua kuantifikasi berkemungkinan salah (seperti perkiraan anggaran
tahunan atau jadwal proyek), juga harus dicatat bahwa tidak semua tingkat kuantifikasi risiko yang sama dalam
keakuratannya, dan metode ini berada di ujung bawah dari skala akurasi untuk rumus rangkaian alat yang lebih
maju. Sebuah pilihan yang berguna dalam semua alat kuantifikasi adalah untuk mengungkapkan risiko dalam hal
berapa tahun yang telah berlalu antara peristiwa-peristiwa diprediksi, selain kerugian per tahun (dalam hal ini,
166 tahun antara peristiwa bukan hanya 0,006 atau 6 x 10-3 per tahun). Sifat komprehensif spreadsheet
memungkinkan untuk dapat menimpakan (overwriting) nilai-nilai subyektif jika diinginkan. Misalnya, di mana tim
memilih frekuensi 1 dalam 100 tahun untuk peristiwa risiko dalam preferensi untuk 1 dalam 10, atau 1 dalam 1.000,
spreadsheet yang diubah seperti itu akan memungkinkan tim untuk menyisipkan, katakanlah, 1 dalam 300 tahun
jika mereka menghendakinya. Hal ini menimbulkan keakuratan tol secara signifikan, tetapi tidak untuk tingkat
pilihan kuantifikasi penuh.
78
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Mengestimasi pengurangan risiko dari rencana penanganan dapat dilakukan dalam dua cara:
• estimasi nilai-nilai baru untuk setiap langkah dalam kalkulasi (f, p dan c), atau
• estimasi persentase pengurangan dalam masing-masing dari tiga langkah tersebut.
Pilihan 1 kurang menarik tanpa pilihan timpaan’ karena membatasi penilai untuk peningkatan penurunan yang
sangat besar. Misalnya, bahkan pengurangan sekitar 50% dalam frekuensi 1 dalam 100 tahun tidak mungkin untuk
menghasilkan pengurangan untuk 1 dalam 1.000 tahun.
A1.6 Pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semikuantifikasi
Semua kecuali matriks pertama dan nomogram yang pertama kali ditampilkan di bagian ini memungkinkan
ekspresi profil risiko dalam format grafik balok (bar chart) yang memperlihatkan relativitas tulen antara risiko dan
memungkinkan pengenalan nilai-nilai risiko spesifik untuk mengekspresikan selera risiko.
Figure 24: Beberapa contoh pelaporan risiko kuantitatif
Alat spreadsheet dan nomogram akan memungkinkan perincian lebih besar pada profil dari pilihan matriks di
atas karena perhitungan tiga bagian spreadsheet ini (bandingkan kombinasi kunci dengan dua dan tiga roda)
dan sejumlah nilai risiko pada matriks (hanya sembilan dari matriks pada Gambar 18 dibandingkan dengan pilihan
yang relatif terbatas nomogram ini).
A1.7 Metode-metode kuantitatif
Penilaian risiko kuantitatif semakin diterapkan dalam industri pertambangan dan mineral karena kebutuhan bisnis
untuk mendukung keputusan keuangan, untuk dengan rata membandingkan risiko keuangan dengan risiko
lingkungan dan sosial, serta untuk memperlihatkan transparansi, konsistensi dan logika pendekatan. Namun,
pendekatan risiko kuantitatif sering tidak intuitif dan memerlukan beberapa investasi pembelajaran di muka oleh
pengambil keputusan.
Seperti tercantum dalam Bagian A1.2, hanya ada beberapa definisi resmi dari celah (gap) antara penilaian
kualitatif dan semi-kuantitatif. Namun, hal yang sama dapat dikatakan untuk celah antara semi-kuantitatif dan
penilaian kuantitatif ‘penuh’. Untuk alasan ini, dan untuk tujuan buku ini saja, kita akan membuat perbedaan
berikut antara semi-kuantifikasi dan kuantifikasi ‘penuh’.
MANAJEMEN RISIKO 79
Kuantifikasi risiko ‘penuh‘ melibatkan metodologi yang:
• menggunakan proses berbasis rumus yang mengakui ada beberapa hasil potensial yang mungkin dari
peristiwa tunggal dan bahwa semua hasil yang signifikan harus dipertimbangkan dalam perkiraan risiko
• menangkap dan memperlihatkan dalam bentuk diagram semua penyebab yang signifikan untuk, dan hasil dari,
peristiwa risiko
• menggunakan diagram(-diagram) dan perhitungan untuk memberikan indikasi kekhawatiran kegagalan paling
serius
• membantu dalam mengidentifikasi pengendalian penting untuk pengelolaan peristiwa risiko
• membantu dalam penilaian peningkatan yang mungkin dicapai oleh tindakan penanganan yang diusulkan
untuk digunakan dalam pembahasan manfaat-biaya.
Ada dua bentuk dominan dari penilaian risiko terukur di bawah definisi di atas. Satu dengan silsilah terpanjang
dan paling teknis murni umumnya diberi label QRA, yang yang merupakan singkatan dari quantitative risk
assessment (penilaian risiko kuantitatif). Pendekatan untuk penilaian risiko ini dikembangkan untuk mengatasi
proses keamanan dan petaka lingkungan yang terjadi sebelum tahun 1990 pada industri nuklir, minyak dan gas,
dan kimia. Secara matematis intensif, tetapi di mana kondisi tepat untuk aplikasi, itu yang paling berharga untuk
memperkirakan frekuensi peristiwa dan mengidentifikasi titik-titik lemah dalam pengendalian, bahkan dalam
situasi di mana peristiwa tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya. Metode tetap yang paling umum digunakan
dalam industri proses, di mana cairan yang sangat berbahaya disimpan dalam peralatan penahan tekanan yang
dapat meledak (pressure-containing equipment).
Metodologi kedua tidak memiliki label yang diakui secara luas, terutama karena saat diperkenalkan pada akhir
tahun 90-an disebut ‘semi-quantified risk assessment’ (‘penilaian risiko semi-dikuantifikasi’) dan akronim SQRA
oleh perancangnya, tetapi istilah semi-kuantitatif terbukti terlalu luas sejak diperkenalkannya standar risiko
nasional dan global. Mungkin deskripsi yang lebih baik adalah risiko ‘experience-based quantification’ (EBQ)
(‘kuantifikasi berdasarkan pengalaman’) untuk membedakannya dari matematika dan data kegagalan
berdasarkan metodologi QRA. Selama lebih dari satu dekade, EBQ telah menjadi bagian umum dari manajemen
risiko di banyak perusahaan pertambangan global dan bahkan di beberapa perusahaan minyak dan gas. Bagian
ini menjelaskan dasar-dasar keduanya dan kemudian tentang kerja unggulan komparatif dan kekurangannya.
Kedua metode mengakui kronologi umum berikut dari peristiwa petaka. Satu atau lebih potensi penyebab
hilangnya pengendalian terjadi dan pengendalian preventif dimaksudkan untuk mengelola situasi gagal untuk
melakukannya, sehingga peristiwa risiko terjadi (Gambar 25). Pada tahap ini, hasilnya sangat tergantung pada
kinerja mitigasi pengendalian untuk mencegah atau mengurangi bahaya, dan jika satu atau lebih pengendalian
tersebut gagal maka hasilnya kerugianlah yang akan terjadi.
Gambar 25: Skematik umum peristiwa risiko
80
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kedua metode menentukan peristiwa risiko pertama dan kemudian melihat penyebab potensial, pengendalian
pencegahan, pengendalian mitigasi dan berbagai hasil potensial.
A1.8 Penilaian risiko kuantitatif
QRA dibangun atas dua alat risiko utama: pohon kesalahan dan pohon peristiwa. Pohon kesalahan (Gambar 26)
dimulai dengan peristiwa risiko, yang secara tradisional disebut ‘memulai peristiwa’ di QRA dan ‘peristiwa
puncak’ saat secara khusus mengacu pada pohon kesalahan. Analisis kemudian bekerja mundur dalam waktu
untuk menentukan apa yang mungkin terjadi yang menyebabkan peristiwa seperti itu. Berikut contoh sederhana
memperlihatkan bagaimana mengambil beberapa langkah pertama guna membangun pohon kesalahan untuk
kebakaran kendaraan berat di bawah tanah.
Gambar 26: Contoh pohon kesalahan
Pemodel pohon kesalahan perlu tetap berpikiran terbuka karena kebutuhannya merupakan diagram yang
memperhitungkan semua kegagalan yang kredibel, bukan hanya yang sudah dialami. Pemodel tahu bahwa ada
tiga hal penting untuk kebakaran semakin besar tetapi dalam hal ini dapat menghilangkan faktor oksigen karena
udara dipompa seluruh tambang bawah tanah.
Di mana dua peristiwa diperlukan untuk untuk maju ke skenario berikutnya, dua peristiwa melalui apa yang
disebut gerbang ‘DAN’, yang berarti bahwa jika salah satu tidak ada, maka peristiwa tidak dapat terjadi. Bahan
bakar dan penyalaan karena itu merupakan suatu gerbang ‘DAN’. Ini merupakan situasi yang sangat berbeda dari
gerbang ‘ATAU’, di mana skenario akan maju jika hanya ada salah satu kegagalan. Secara matematis, gerbang
‘DAN’ memerlukan probabilitas dari kedua kegagalan tersebut untuk dikalikan; misalnya, jika bahan bakar
merupakan 80% kemungkinan besar akan hadir setiap tahun dan penyalaan api mungkin terjadi saat bahan
bakar hadir sekali dalam dua tahun, api diperkirakan terjadi setiap 2,5 tahun (0,8 x 0,5 = 0,4), sedangkan hasil
gerbang ‘ATAU’ pada probabilitas yang ditambahkan. Misalnya, jika hidrokarbon kemungkinan besar akan hadir 1
dalam 5 tahun dan bahan bakar padat 6 dalam 10 tahun, akan ada kehadiran bahan bakar setiap 1,25 tahun (0,2 +
0,6 = 0,8). Perhatikan bahwa proses perhitungan tidak mulai dari bagian atas pohon (dari mana contoh yang
dipilih berasal) tetapi di bagian paling bawah. Lapisan terendah dari kegagalan, di mana tidak ada cabang lanjut
dapat didefinisikan, disebut ‘peristiwa dasar’ dan perhitungan dimulai dengan frekuensi peristiwa ini dan
berlanjut dengan probabilitas yang terjadi tahap berikutnya.
MANAJEMEN RISIKO 81
Bagian kedua alur cerita dari peristiwa risiko untuk hasil prediksi ditutupi oleh pohon peristiwa (Gambar 27), yang
merupakan representasi sederhana dari banyak program peristiwa yang mungkin terjadi, tergantung pada
efektivitas pengendalian mitigasi.
Gambar 27: Contoh pohon peristiwa
Gambar 27 membawa hasil dari pohon kesalahan dan kemudian melihat probabilitas bahwa peristiwa benarbenar mengakibatkan bahaya (harm) yang nyata. Diagram memperlihatkan empat lapisan pengendalian mitigasi,
dari sistem api on-board pada kendaraan sampai total evakuasi tambang. Pada setiap titik persimpangan,
probabilitas untuk kinerja pengendalian yang sukses diperkirakan atau dihitung dengan bantuan ‘pemodelan
konsekuensi’. Dalam hal ini, peristiwa fatal diperkirakan sekali dalam 833 tahun (1/[9,6 + 2,4] x 10-4), meskipun
harus dilakukan pekerjaan lebih lanjut untuk memperkirakan jumlah korban jiwa, dengan memperhitungkan
bahwa beberapa hasil akan mengakibatkan lebih dari satu kematian dan bahwa jumlah korban jiwa mungkin
berbeda dengan beberapa peristiwa.
Pemodelan konsekuensi biasanya melibatkan program komputer yang canggih yang dirancang untuk tugastugas tertentu, yang sebagian besar ditujukan untuk tujuan keselamatan atau lingkungan (misalnya, kebakaran,
ledakan terlalu besar tekanan, asap dan pemodelan dispersi gas). Model tersebut dapat memprediksi kisaran,
intensitas, serta peringkat mortalitas dan morbiditas.
QRA jarang diterapkan selain di bidang dampak lingkungan (misalnya, radiasi dan kegagalan dinding
bendungan) kesehatan dan keselamatan, keandalan kinerja dan. Mungkin model lain terdekat risiko bisnis adalah
pemodelan Monte Carlo, di mana model matematika dari suatu proyek atau konsekuensi potensial dari keputusan
bisnis dapat dibangun dan dijalankan ribuan kali menggunakan pilihan acak dalam aturan yang ditetapkan untuk
model tertentu. Dalam istilah sederhana, hal itu setara dengan melempar dua dadu berkali-kali dan menghitung
berapa kali 12 tergulir dibandingkan dengan 11, 10 dan seterusnya. Berdasarkan hukum bilangan besar teorema,
semakin banyak lemparan, semakin dekat hasilnya akan ke kehidupan nyata. Pemodelan Monte Carlo dapat
menjadi aset besar dalam kuantifikasi risiko tetapi tidak dapat digunakan pada semua peristiwa risiko dan karena
itu tidak dapat digunakan sebagai metodologi luas (perusahaan).
Pada tahun 1999 dan 2000, ada beberapa korban jiwa dalam dua tambang emas Australia: Northparkes di New
South Wales dan Bronzewing di Western Australia. Pemilik terpisah dari kedua tambang tersebut sangat
bertekad bahwa peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi lagi serhingga mereka menugaskan konsultan QRA
untuk melakukan QRA semua skenario risiko yang fatal yang kredibel. Penilaian ini dilakukan oleh dua konsultan
risiko yang dihormati, namun QRA gagal memenuhi harapan. Alasannya kompleks dan sebagian besar khusus
untuk pertambangan, dan mencakup sebagai berikut:
82
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Manusia memainkan peran langsung dalam pertambangan (pengeboran, peledakan, scaling, mengemudi dan
sebagainya), dibandingkan dengan peran pengawasan dan pemeliharaan yang terlibat dalam proses otomatis
khas nuklir, minyak dan gas, dan pabrik kimia, dan pohon-pohon kesalahan yang secara matematis akurat
akibatnya sulit untuk memberikan hasil.
• Tidak ada database kegagalan internasional yang signifikan untuk pertambangan, sedangkan ada untuk
fasilitas proses dan penerbangan.
• Tenaga kerja tidak ‘termakan’ oleh metodologi komputer-sentrik (kotak hitam sindrom) dan tidak
mempercayai hasilnya.
Tidaklah benar untuk mengatakan bahwa QRA tidak memiliki tempat di sektor sumber daya. Sebagai contoh,
beberapa produk yang disempurnakan dalam sistem otomatis, dan operasi jarak jauh produksi tambang otomatis
kini sedang diujicobakan untuk masa depan. Namun demikian, beberapa penambang global menggunakan
kuantifikasi berdasarkan pengalamani (EBQ) sebagai alat standar di semua operasi.
A1.9 Kuantifikasi berdasarkan pengalaman
Dalam menanggapi kekurangan QRA yang dirasakan, Northparkes Mines bekerja lebih lanjut dengan konsultan
yang melakukan QRA asli untuk memperbaiki pendekatan EBQ yang tidak tergantung pada pengumpulan data
kegagalan, dan sebagai gantinya pengalaman tim penambang untuk memperkirakan frekuensi insiden yang
cukup umum dan kemudian memperkirakan probabilitas insiden maju melalui berbagai tahap ke peristiwa fatal.
Metodologi ini berasal dari yang dikembangkan di Victoria untuk digunakan oleh operator pabrik pengolahan
bahan berbahaya teknologi-rendah dari fasilitas pergudangan kimia dan pabrik pengolahan air.
Di mana QRA menggunakan pohon kesalahan dan pohon peristiwa terkait dengan peristiwa risiko, EBQ
memanfaatkan konsep bow-tie yang pertama kali dikembangkan oleh Shell dan Ameriacn Bureau of Shipping.
Sementara EBQ merupakan suatu model matematika yang efektif, analisis bow-tie dapat dipahami oleh jauh
lebih besar anggota angkatan kerja namun tidak memiliki nilai matematika yang inheren. Oleh karena itu EBQ
memasangkan penghasil bow-tie dengan spreadsheet yang sudah menghitung risiko terlebih dahulu. Dengan
mengembangkan bow-tie dalam format yang ketat, alat gabungan membantu tersebut membantu untuk
mengidentifikasi hampir semua pengendalian yang paling kritis. Perangkat lunak tersedia untuk EBQ, antara lain
spreadsheet terpadu dan penghasil bow-tie, sedangkan yang lain menggunakan produk jadi (off-the-shelf)
seperti BowtieXP, Bowtie Pro versi saat ini yang aslinya Thesis dari Shell/ABS.
Gambar 28 menyediakan tampilan tingkat tinggi dari langkah-langkah yang terlibat. Pertama membangun model
bow-tie dan, seperti dengan QRA, menentukan peristiwa risiko pertama, yang dalam kasus bow-tie membentuk
simpul di tengah. Kemudian menentukan kategori kausal (terkadang disebut jalur atau kelompok kausal) untuk
membantu tim penilai dalam mengidentifikasi secara menyeluruh semua penyebab kredibel dan untuk
membantu dalam kalkulasi risiko di kemudian hari.
MANAJEMEN RISIKO 83
Figure 28: Bow-­‐tie outline Figure 28: Bow-­‐tie outline Gambar 28: Garis besar bow-tie
Next, identify separate causes under each causal category and identify any controls in place to prevent each cause resulting in the risk event (Figure 29). Having completed the prevention side of Berikutnya,
penyebab
dalam setiap
kategori
kausal dan
mengidentifikasi
setiap
the bow-­‐tie, do tmengidentifikasi
he same process for tterpisah
he mitigation side (outcomes and the controls intended to pengendalian untuk mencegah setiap penyebab yang berakibat peristiwa risiko (Gambar 29). Setelah
mitigate them). Next, identify separate causes ubow-tie,
nder emelakukan
ach causal category nd identify any controls in place to menyelesaikan
sisi pencegahan
proses
yang samaauntuk
sisi mitigasi
(hasil
dan pengendalian
menanggulanginya).
prevent edimaksudkan
ach cause untuk
resulting in the Figure risk event Figure o2f 9). Having completed the prevention side of 29: A(nalysis controls Gambar 29: Analisis pengendalian
the bow-­‐tie, do the same process for the mitigation side (outcomes and the controls intended to mitigate them). Figure 29: Analysis of controls A1.10 Comparison of strengths and limitations 84 d
PRAKTIK
KERJA UNGGULAN
DALAM
PROGRAM
BERKESINAMBUNGAN
UNTUK
INDUSTRI PERTAMBANGAN
While the evelopment of a fault tree looks PEMBANGUNAN
simple (especially with special software doing all the maths), the modeller has a very difficult task because not all failures act independently of each A1.10 Perbandingan kekuatan keterbatasan
Sementara pengembangan pohon kesalahan terlihat sederhana (terutama dengan software khusus melakukan
yang semua matematika), pemodel memiliki tugas yang sangat sulit karena tidak semua kegagalan bertindak
secara independen dari yang lain. Beberapa kegagalan lebih mungkin terjadi jika pengendalian lain gagal karena
mungkin disebabkan oleh faktor umum, mencakup usia, korosi, kesalahan desain dan api, dan pemodelan
matematika situasi seperti itu kompleks. Sebuah pohon kesalahan dengan memperhitungkan semua cabang
yang telah selesai dan dengan interaksi antara pengendalian, dapat menjadi besar dan kompleks.
Penilaian risiko kuantitatif sepenuhnya tidak terlalu berguna untuk pengkajian penilaian risiko dampak
lingkungan, di mana terdapat banyak masalah lingkungan dan sosial yang beragam yang perlu dievaluasi dan
risikonya dikomunikasikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Orang sering tidak menerima
konsep yang menempatkan nilai uang pada peristiwa ‘intangible’ dan sering peristiwa emosi. Penilaian risiko
kuantitatif harus dirancang dan dilaksanakan dengan berhati-hati, dan untuk mengatasi banyak kelemahan yang
terkait dengan pendekatan yang lebih kualitatif. Penilaian risiko kuantitatif sangat berguna untuk pengembangan
dan pembenaran strategi penanganan risiko yang komprehensif dan untuk keputusan bisnis internal yang
melibatkan peristiwa risiko bisnis yang kompleks dan berbagai permasalahan lingkungan dan sosial. Dalam kasus
tersebut, hasil dapat segera dinyatakan dalam hal keuangan dan dimasukkan ke dalam proses perencanaan
bisnis. Namun, keberhasilan penerapan penilaian risiko kuantitatif tergantung pada ketersediaan data yang
diperlukan serta kapasitas dan komitmen organisasi untuk mengelola proses dan untuk menjadi sumber keahlian
yang dibutuhkan.
Gambar 30 and 31 diproduksi di sini dari Bagian 3.7.4; mereka akan membantu dalam penyeleksian alat analisis
risiko
Gambar 30: Pemilikan alat risiko berdasarkan tahap bisnis
PROSES-PROSES RISIKO TOTAL
Tahap
Informal
(Melangkah
mundur, Take 5
dsb., JSA/JSEA
dsb.)
Kualitatif formal
(matriks, dsb.)
Kuantitatif
formal
(QRA, EBQ,
dsb.)
PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA
Identifikasi
bahaya (hazard)
(mis. HAZOP)
Konsekuensi
(mis. Monte
Carlo,
penyebaran gas)
Integritas
kendali
(e.g. LOPA, SIL)
Konsep
Kelayakan
Rancangan/
desain
Membangun
Komisi
Operasi
Penutupan
Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat
MANAJEMEN RISIKO 85
Gambar 32: Seleksi alat risiko berbasis kompleksitas risiko
PROSES-PROSES RISIKO TOTAL
Konsekuensi
Informal
(Melangkahmundur, Take 5
dsb., JSA/JSEA,
dsb.)
Formal
(matriks, dsb.)
Formal
(QRA, EBQ,
dsb.)
PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA
Identifikasi
bahaya (hazard)
(mis. HAZOP)
Konsekuensi
(mis. Monte
Carlo,
penyebaran gas)
Integritas
pengendalian
(mis. LOPA, SIL)
Minor/kecil
Signifikan
Katastrofik
Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat
86
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
LAMPIRAN
2: ANALISIS aPENANGANAN
Appendix 2: Risk treatment—bow-­‐tie nalysis RISIKO BOW-TIE
Sections 3.8 and 3.9 explain the value and use of bow-­‐tie analysis as a powerful tool to understand risks and ontrol. This form nilai
of adan
nalysis also enables management o identify those Bagian
3.8their dan c3.9
menjelaskan
penggunaan
analisis
bow-tie tsebagai
alat
yangcritical ampuh untuk
controls that require egular m
onitoring and reporting. This memungkinkan
appendix explains the detailed memahami
risiko
danrkendali
mereka.
Bentuk
analisis juga
manajemen
untuk mengidentifikasi
application of kritis
the bmana
ow-­‐tie yang
analysis technique. pengendalian
memerlukan
pemantauan dan pelaporan rutin. Lampiran ini menjelaskan
penerapan rinci teknik analisis bow-tie.
Figures 32, 33 and 34 show a basic or simplified bow-­‐tie, the linking of bow-­‐tie controls with a Angka
33 dan 34
memperlihatkan
bow-tie
dasar
atauan yang
disederhanakan,
kaitan
pengendalian
control 32,
assurance management system table and finally advanced bow-­‐tie that includes control bow-tie
dengan
tabel
sistem
pengendalian
manajemen
jaminan
dan
akhirnya
bow-tie
lanjutan
(advanced)
yang
failure modes and failure prevention factors. In all these figures, the unwanted event being analysed mencakup
mode
kegagalan
pengendalian
dan
factor-faktor
pencegahan
kegagalan.
Dalam
semua
is shown in the centre of the bow-­‐tie (also referred to as the ‘knot’). The threats that could lead to angka-angka
ini, peristiwa yang tak diinginkan yang dianalisis ditampilkan di tengah bow-tie (juga disebut sebagai ‘simpul’).
the unwanted event are shown on the left side of the bow-­‐tie along with the control measures that Ancaman yang dapat mengarah pada event yang tak diinginkan akan ditampilkan di sisi kiri dari bow-tie
arrest (prevent or reduce) the likelihood that the unwanted event occurs. The consequences that bersama dengan langkah-langkah pengendalian yang menangkap (mencegah atau mengurangi) kemungkinan
might result from the unwanted event are shown on the right side of the bow-­‐tie along with the peristiwa yang tak diinginkan terjadi. Konsekuensi yang mungkin timbul dari peristiwa yang tak diinginkan yang
control measures need to minimise the severity of the consequences. ditampilkan di sisi kanan dari bow-tie bersama dengan langkah-langkah pengendalian perlu meminimalkan
keparahan konsekuensi.
Figure 32: A basic bow-­‐tie diagram Gambar 32: Diagram bow-tie dasar
Gambar 33: Diagram bow-tie dasar dengan tautan ke jaminan pengendalian
Gambar 33: Diagram bow-tie dasar dengan tautan ke jaminan pengendalian
Hazard
Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan pengendalian
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN JAMINAN
(CONTROL ASSURANCE MANAGEMENT SYSTEM (CAMS))
Kegiatan operasi
Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan rekayasa
Kegiatan manajemen
97 MANAJEMEN RISIKOGambar
34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian
87
Kegiatan rekayasa
Kegiatan manajemen
Gambar 34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian
Gambar 34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian
Hazard
Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan pengendalian
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN JAMINAN
Kegiatan operasi
Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan rekayasa
Kegiatan manajemen
Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan analisis bow-tie adalah:
1. Uraikan peristiwa yang tak diinginkan
Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan analisis bow-tie adalah:
2. entukan lingkup analisis
3. Identifikasi rangkaian ancaman
4. Identifikasi konsekuensi kemungkinan
98 5. Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi
6. Identifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting
7. Tentukan jaminan yang diperlukan.
A2.1 Uraikan peristiwa yang tak diinginkan
Untuk menganalisis suatu peristiwa dengan menggunakan bow-tie, perlu untuk menguraikan peristiwa tersebut.
Uraian ini menjadi simpul di tengah bow-tie. Memiliki konsistensi dalam bagaimana peristiwa yang tak diinginkan
dijelaskan membantu pemahaman, perbandingan dan tolok ukur dari informasi bow-tie pada situs, perusahaan
dan mungkin industri yang berbeda. Variabilitas dalam uraian digunakan untuk simpul yang dapat
mengakibatkan variabilitas dalam bow-tie dan dapat membahayakan identifikasi pengendalian yang efektif.
Idealnya, uraian peristiwa yang tak diinginkan harus menjelaskan sistem saat telah berubah dari yang aman ke
tidak aman, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 35. Uraian harus dari status sistem, bukan dari alasan
mengapa status sistem menghilang ke wilayah yang tidak aman. Dalam beberapa kasus, jelas bagaimana
seharusnya uraiannya. Misalnya, kebocoran bahan bakar dari tempat penyimpanan bahan bakar massal
(hilangnya penahanan BBM) dapat menjadi uraian dari suatu peristiwa yang tak diinginkan. Namun, dalam
kasus-kasus lain mungkin tidak jelas apa seharusnya uraian tersebut. Dalam contoh-contoh, diskusi dan
kebijaksanaan akan diperlukan untuk menentukan uraian yang paling tepat untuk peristiwa yang tak diinginkan.
88
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
be clear what the description should be. In those instances, discussion and discretion will be ed to determine the most appropriate description for the unwanted event. It may be helpful to k about describing the unwanted event as the situation that represents the last opportunity to vene and prevent an accident. To help with this process, some good and poor examples of mungkin membantu
berpikirin tentang
peristiwa yang tak diinginkan karena situasi yang
riptions of uIninwanted events auntuk
re shown Table menguraikan
5. mewakili kesempatan terakhir untuk campur tangan dan mencegah kecelakaan. Untuk membantu proses ini,
beberapa contoh yang baik dan yang buruk dari uraian peristiwa yang tak diinginkan diperlihatkan pada Tabel 5.
Figure 35: Safe/unsafe operating zone diagram Gambar 35: Diagram zona pengoperasian yang aman/tak aman
Zona kecelakaan tak berterima
& tak dapat dipulihkan
Zona pengoperasian tak
berterima tapi dapat
dipulihkan (zona HPI/SPI)
Sumber: diadaptasi dari Cook & Rasmussen (2005).
era
op
ng
n
ka
lih
ipu
td
pa n
da
ia
tak eras
n/
p
ka
an
go
lih
en
am
ipu as p
tak
t
td
n/
Ba
pa
ma
Da
na
sia atas
B
Pe
Zona pengoperasian yang berterima
(zona pengoperasian normal)
Tabel 5: Uraian peristiwa yang tak diinginkan yang membentuk simpul di tengah bow-tie
ce: adapted from Cook & Rasmussen (2005). URAIAN PERISTIWA YANG TAK DIINGINKAN UNTUK UNTUK SIMPUL BOW-TIE
CONTOH-CONTOH YANG BAGUS
CONTOH-CONTOH BURUK
Penyalaan api di pabrik pengolahan
Konveyor hangus terbakar (Ini konsekuensi)
Pembebasan gas tak terkendali dari tempat penyimpanan
Paparan berlebih pada pancaran partikel diesel (Ini
akibat)
Diesel particulate emissions (pancaran partikel diesel) di
tempat kerja di atas batas yang berterima
Paparan berlebih pada pancaran partikel diesel (Ini
akibat)
Gerakan atau kontak secara tak terencana oleh kendaraan
Kesalahan manusiawi (Komentar umum yang
kurang tegas)
Situasi orang atau obyek jatuh dari ketinggian
Penahan jatuh tidak digunakan (Ini pengendalian
penggunaan yang tidak efektif)
Paparan pada tenaga listrik yang tak terkendali
Isolasi yang tidak benar (Ini pelaksanaan
pengendalian yang kurang baik)
Peristiwa masuk mendadak (inrush event)
Tambang kebanjiran (Ini konsekuensi)
Kehilangan kendali strata
Dinding ambles atau anjlok (Ini konsekuensi)
Peledakan yang macet/gagal
Bahan peledak terkontaminasi (Ini mungkin
penyebab)
MANAJEMEN RISIKO 99 89
A2.2 Tentukan lingkup analisis
Ruang lingkup analisis harus mempertimbangkan tujuan dan khalayak, batas-batas analisis dan sumber daya
yang tersedia. Output harus disesuaikan dengan tujuan dan khalayak. Bow-tie yang disusun untuk kasus-kasus
keamanan resmi mungkin lebih komprehensif dan rinci daripada yang dikembangkan untuk berkomunikasi
dengan orang-orang operasi garis depan.
Ruang lingkup harus jelas dalam hal:
• daerah organisasi dan/atau fungsi
• proses operasional dan/atau fungsi
• daerah spasial
• horizon waktu
• orang untuk terlibat.
Analisis bow-tie harus dilakukan oleh tim yang mencakup orang-orang yang memahami proses bow-tie, mereka
yang memahami peristiwa yang tak diinginkan dan mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan,
memantau dan memelihara pengendalian. Orang lain yang dapat memberikan keahlian materi pelajaran
eksternal, informasi tolok ukur, atau keduanya, juga harus dipertimbangkan, karena dapat membawa perspektif
yang berbeda untuk analisis.
A2.3 Identifikasi rangkaian ancaman
Peristiwa yang tak diinginkan dapat disebabkan oleh berbagai ancaman. Berbagai penyebab harus
dipertimbangkan, bahkan mereka yang mungkin akhirnya tidak memiliki pengendalian. Mengidentifikasi berbagai
ancaman yang dapat menyebabkan suatu peristiwa yang tak diinginkan harus dilakukan dengan asumsi tidak
adanya pengendalian di tempat. Hal ini juga harus dilakukan dengan menggunakan data retrospektif (informasi
peristiwa) dan analisis prospektif. Contoh generik untuk ancaman dan penyebab diperlihatkan pada Tabel 6.
Contoh-contoh spesifik ancaman dan penyebab interaksi kendaraan yang tak diinginkan di open-cut atau
permukaan tambang diperlihatkan pada Gambar 36.
Table 6: Contoh-contoh ancaman yang dapat membawa ke peristiwa yang tak diinginkan
URAIAN ANCAMAN YANG KE SEBELAH KIRI BOW-TIE
CONTOH-CONTOH YANG BAGUS
CONTOH-CONTOH YANG BURUK
Rekayasa yang kurang memadai (desain dan pembangunan) dari domain
(mencakup tidak merancang untuk lokasi/kondisi iklim atau variasi proses
yang inheren, atau kompatibel dengan sistem interaksi, atribut mental/fisik
pengguna dan standar-standar yang diakui, juga mencakup tidak
membangun sesuai standar)
Bangunan rubuh
(Ini konsekuensi)
Pengendalian risiko yang tidak memadai
(Ini mengacu pada pengendalian)
Peristiwa cuaca buruk
(Perlu untuk merancang untuk semua kondisi
cuaca)
Kegagalan peralatan/teknologi atau komponen (mencakup masalahmasalah perancangan dan kinerja operasi)
Kegagalan pengendalian
(Ini mengacu pada pengendalian)
Manusia ‘kurang fit’ untuk bekerja (mencakup kompetensi, kesejahteraan
dan aspek fisiologis yang berkaitan dengan kebugaran untuk bekerja)
Berpuas diri atas kesalahan manusia
(Pernyataan umum dan kurang tegas)
Masalah interaksi antara elemen sistem—manusia dan teknologi (mencakup Manajemen alarm buruk
kegagalan untuk mengelola paparan risiko yang tidak perlu dan petunjuk
(Ini mengacu pada pengendalian)
yang tidak benar/buruk/kepatuhan untuk mengelola interaksi yang
diperlukan)
90
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
raction issues between system elements—both human technology (includes failure to manage unnecessary risk osures and incorrect/poor instructions/compliance to aging necessary interactions) Poor alarm management (This refers to controls) Figure 36: Examples of threats for an unwanted vehicle interaction Gambar 36: Contoh-contoh ancaman untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan
Unplanned movement o r contact made by a vehicle A2.4 Identifikasi kemungkinan konsekuensi
Peristiwa yang tak diinginkan dapat menyebabkan berbagai dampak dan hasil, dari yang dapat diabaikan sampai
yang katastrofik. Dampak atau hasil dari suatu peristiwa yang tak diinginkan disebut akibatnya. Hal ini penting
101 untuk mencoba mengidentifikasi berbagai kemungkinan akibat yang mungkin terjadi jika peristiwa yang tak
diinginkan terjadi dan jika tidak pengendalian yang meringankan tidak ada di tempat. Dapat mencakup tak ada
dampak (nyaris) dan dampak peristiwa sekunder, serta dampak akut dan kronis pada manusia, aset, lingkungan,
reputasi dan kinerja keuangan. Contoh akibat tertentu yang mungkin hasil dari interaksi kendaraan yang tak
diinginkan dalam sebuah tambang terbuka diperlihatkan pada Gambar 37. Harus ada tumpang tindih antara
konsekuensi yang disorot pada bow-tie dan yang dijelaskan dalam matriks risiko (lihat Tabel 7 untuk contoh).
Table 7: Contoh-contoh konsekuensi yang dapat dihasilkan saat suatu peristiwa yang tak diinginkan terjadi
URAIAN KONSEKUENSI YANG KE SEBELAH KANAN BOW-TIE
CONTOH-CONTOH BAGUS
CONTOH-CONTOH BURUK
Peristiwa sekunder (mencakup ‘efek domino’ atau peristiwa ‘reaksi
berantai’ seperti penyalaan dari tumpahan mudah terbakar atau ledakan
awan debu
Penyebaran kantung udara (airbag)
(Ini tentang kinerja pengendalian)
Membahayakan (harm) manusia (mencakup kematian, cedera akut dan
kronis, gangguan kesehatan akut dan kronis)
Membahayakan karyawan
(Jika mengabaikan kontraktor/publik)
Kerusakan aset (mencakup kerusakan asset milik sendiri/internal dan aset
eksternal/orang lain)
Kerusakan pada pelindung kebakaran
(Ini tentang pengendalian erosi)
Kerusakan lingkungan (mencakup bahaya terhadap udara, tanah dan air di
dalam dan luar lokasi)
Pemanasan global
(Harus lebih spesifik, mis. peningkatan emisi
karbon)
Kerugian produksi (mencakup kehilangan kemampuan memproses,
penurunan kualitas produk dan volume serta gangguan rantai pasokan)
Desain pabrik pengolahan yang kurang
memadai
(Ini merupakan ancaman)
Kerusakan reputasi (mencakup kerusakan dalam perusahaan dan dengan
masyarakat, regulator dan pemangku kepentingan lainnya)
Jumlah artikel berita yang merusak
(jika jalan lain kerusakan diabaikan)
MANAJEMEN RISIKO 91
Figure 37: Examples consequences for an unwanted vehicle interaction Gambar 36: Contoh-contoh ancaman untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan
A2.5 Identify prevention and mitigation controls A2.5 Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi
A control is an object or human action that of itself will arrest or mitigate an unwanted event sequence. Arresting controls merupakan
are used to reduce of unwanted events occurring. Mitigating Pengendalian
obyeklikelihood atau tindakan
manusia
yang
itu sendiri
akan meredam (arrest) atau memitigasi
controls limit urutan
the adverse e
ffects o
f a
n u
nwanted e
vent i
f i
t d
oes o
ccur. T
he d
ecision t
ree s
hown in untuk menurunkan kemungkinan
peristiwa yang tak diinginkan. Pengendalian yang meredam digunakan
Figure 38 has peristiwa
been constructed assist with tterjadi.
he determination of a control. This definition oefek
f yang takto diinginkan
Pengendalian
mitigasi
membatasi
samping suatu peristiwa yang tak
control means that elements such as pPohon
olicies, keputusan
procedures yang
and ‘common sense’ apada
re not Gambar
controls. 38 telah dibangun untuk membantu
diinginkan
jika terjadi.
diperlihatkan
These elements may be important in helping to maintain effective cini
ontrol and bahwa
prevent unsur-unsur
control penentuan
pengendalian.
Definisi
pengendalian
berarti
seperti kebijakan, prosedur dan
failure, which i
s d
iscussed b
elow. ‘akal sehat’ bukan pengendalian. Unsur-unsur ini mungkin penting dalam membantu untuk mempertahankan
pengendalian yang efektif dan mencegah kegagalan pengendalian, yang dibahas di bawah.
Figure 38: Decision tree for determining risk controls Gambar 38: Pohon keputusan untuk menentukan pengendalian risiko
Mulai
Apakah,
itu sendiri
adalah obyek fisik, sistem
teknologi, dan/atau
tindakan manusia
Tidak
Bukan
pengendalian
Ya
Apakah,
itu sendiri,
meredam (arrest) atau
memitigasi suatu urutan
peristiwa yang tak
diinginkan?
Tidak
103 Ya
Apakah kinerja
yang diperlukan dapat
dispesifikasi, diukur,
dan diaudit?
Tidak
Ya
PENGENDALIAN
of a control that meets the criteria set out in the decision tree is shown in Figure 39. In e, the control is aPRAKTIK
sign indicating to drivers DALAM
that the safe maximum speed tBERKESINAMBUNGAN
hat is 92
KERJA UNGGULAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
miting driving speed to 40 km/hr is a human action and, if the limit is observed, a vehicle ped with a reasonable margin of safety before an accident occurs. The reduced speed at Sebuah contoh pengendalian yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pohon keputusan diperlihatkan
pada Gambar 39. Dalam contoh ini, pengendalian adalah tanda yang memperlihatkan ke pengemudi bahwa
kecepatan maksimal yang aman adalah 40 km/jam. Membatasi kecepatan sampai 40 km/jam merupakan
tindakan manusia dan, jika batas tersebut diamati, kendaraan dapat berhenti dengan margin keselamatan yang
wajar sebelum kecelakaan terjadi. Kecepatan yang berkurang pada saat dampak memitigasi konsekuensi
kematian, kinerja yang dapat dispesifikasikan (misalnya, 40 km/jam), terukur dengan kamera kecepatan dan
diaudit dengan mengumpulkan informasi kecepatan dibandingkan informasi fatalitas, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 39.
Orang mungkin kurang yakin apakah unsur-unsur tertentu merupakan pengendalian atau bukan. Dalam kasus
tersebut, perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Jika Anda dalam bahaya, apakah elemen tersebut akan menjadi sesuatu yang akan membantu mencegah
Anda, pabrik pengolahan dan lingkungan dirugikan? Dan apakah Anda dapat memeriksa apakah unsur ini
bekerja atau akan bekerja seperti yang diperlukan saat diperlukan? Jika jawabannya ya, maka elemen tersebut
mungkin pengendalian. Jika tidak, maka elemen mungkin elemen pengendalian pencegahan kegagalan atau
elemen pengendalian rencana pengelolaan jaminan.
• Apakah elemen tersebut sesuatu yang amat penting untuk mencegah atau memitigasi peristiwa yang tak
diinginkan? Jika demikian, itu mungkin yang terbaik ditempatkan sebagai pengendalian.
Figure 39: Example of a control Gambar 39: Contoh suatu pengendalian
Suatu pengendalian untuk memitigasi fatalitas pejalan
kaki anak-anak di luar sekolah.
Pengendalian ini adalah pengemudi kendaraan yang mengemudi pada kecepatan yang ditetapkan
yaitu 40km/jam atau kurang yang dapat diukur melalui kamera kecepatan dan dapat diaudit
dengan kecepatan dibandingkan data fatalitas.
Untuk memastikan pemilihan perangkat (set) pengendalian optimal, penting untuk mempertimbangkan hal
berikut:
To ensure the selection of optimal control sets, it is important to consider the following: • Kecukupan pengendalian secara individu: Ini merupakan penilaian apakah pengendalian yang dipilih dirancang
untuk
memberikan
tindakancpengendalian
diinginkan
danckeandalan
• Adequacy of individual ontrols: This is yang
an assessment of dengan
whether kekuatan
the selected ontrol is saat diperlukan.
Jika pengendalian
secara
individu
dinilai
tidak
cukup
kuat
dan
tidak
dapat
diandalkan,
agar
designed to robustly and reliably deliver the desired control action when needed. If adianjurkan
n
pengendalian
diganti
dengan
pengendalian
yang
lebih
baik
atau
dilengkapi
dengan
pengendalian
tambahan.
individual control is assessed as not being sufficiently robust and reliable, it is recommended
Tabel yang
terkait
di
bawah
ini
telah
disediakan
sebagai
contoh
bagaimana
kecukupan
pengendalian
secara
that the control be replaced by a better control or be supplemented with additional individu
mungkin
dievaluasi.
controls. The linked tables below have been provided as an example illustration of how the
• Kecukupan
rangkaian
(suites)
pengendalian:
ini pemeriksaan untuk menentukan apakah ada satu set
adequacy of individual controls might be Penilaian
evaluated. lengkap
pengendalian
pada
setiap
lengan
bow-tie.
Idealnya,
ada w
pengendalian
• Adequacy of control suites: This assessment is a check to dharus
etermine hether there iyang
s a mengintervensi
pada semua
tahap
urutan
kecelakaan
dari
awal
sampai
akhir
pada
kedua
sisi
bow-tie.
complete set of controls on each arm of the bow-­‐tie. Ideally, there should be controls that
intervene at all stages of the accident sequence from early to late on both sides of the bow-­‐
tie. MANAJEMEN
Figures 40 aRISIKO
nd 41 give examples, but it is recommended that before using these figures and table they should be reviewed and tailored to the event being analysed and to the particular organisational context. Guidelines can then be provided on how to assess adequacy. For example, a 93
Angka 40 dan 41 memberikan contoh, tapi sebelum menggunakan angka-angka dan tabel haruslah ditinjau dan
disesuaikan dengan peristiwa yang dianalisis dan konteks organisasi tertentu. Kemudian pedoman dapat
diberikan tentang cara untuk menilai kecukupan. Misalnya, sebuah situs dapat menyarankan bahwa setidaknya
harus ada satu pengendalian ‘yang sangat memadai’ atau dua pengendalian ‘sangat baik’ untuk setiap tahap
urutan kecelakaan.
Gambar 40: Contoh matriks yang dapat digunakan untuk secara subyektif menentukan kecukupan
Figure 40: Example of a matrix that can be used to subjectively determine control adequacy pengendalian
Bekerja pada
75%-0%
skenario/area
Excellent
(hebat)
Very Good
(amat bagus)
Good
(bagus)
Poor
(buruk)
Very poor
(amat buruk)
Bekerja pada
>95%
skenario/area
Excellent
(hebat)
Excellent
(hebat)
Very Good
(amat bagus)
Good
(bagus)
Poor
(buruk)
Very poor
(amat buruk)
Bekerja pada
90%-95%
skenario/area
Bekerja pada
<50%
skenario/area
Bekerja pada
90%-95%
skenario/area
Very Good
(amat bagus)
Very Good
(amat bagus)
Good
(bagus)
Good
(bagus)
Poor
(buruk)
Very poor
(amat buruk)
Good
(bagus)
Good
(bagus)
Good
(bagus)
Poor
(buruk)
Poor
(buruk)
Very poor
(amat buruk)
Poor
(buruk)
Poor
(buruk)
Poor
(buruk)
Poor
(buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Very poor
(amat buruk)
Bekerja pada
>50%
skenario/area
Tak ada
komponen
tindakan
manusia untuk
dikendalikan
Komponen pengendalian: cakupan, ketersediaan dan keandalan TINDAKAN MANUSIA
Komponen pengendalian: cakupan, ketersediaan dan keandalan OBYEK/TEKNOLOGI
Bekerja pada
>95% skenario/
area
Bekerja pada
75%-90%
skenario/area
Tak ada obyek/
teknologi untuk
dikendalikan
Bekerja pada
50%-75%
skenario/area
KUALITAS
PENGENDALIAN
Bekerja pada
50%-75%
skenario/area
DAMPAK PENGENDALIAN - Derajat dampak pengendalian pada risiko sisa (residual)
Benturan
ringan
Very good adequacy
Marginally
(kecukupan amat
adequate
bagus)
(kecukupan sedang)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
Inadequate
(tidak cukup)
Very Good
(amat bagus)
Very good adequacy Very good adequacy
Marginally
(kecukupan amat
(kecukupan amat
adequate
bagus)
(kecukupan sedang)
bagus)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
Inadequate
(tidak cukup)
Very good adequacy Very good adequacy
Marginally
adequate
(kecukupan amat
(kecukupan amat
(kecukupan sedang)
bagus)
bagus)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
Inadequate
(tidak cukup)
Marginally
Marginally
adequate
adequate
(kecukupan sedang) (kecukupan sedang)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
Inadequate
(tidak cukup)
Inadequate
(tidak cukup)
Inadequate
(tidak cukup)
Inadequate
(tidak cukup)
Inadequate
(tidak cukup)
Excellent
(hebat)
Adanya/tindakan
pengendalian
berpotensi
meningkatkan
risiko residual
Good
(bagus)
Adanya/tindakan
Adanya/tindakan
Kehadiran/tindakan
pengendalian
pengendalian secara
pengendalian sedikit
mengurangi risiko
signifikan mengurangi
menurunkan risiko
risiko residual. Tidak residual. Tidak adanya/
residual
kegagalan
adanya/kegagalan
Kehadiran/tindakan
pengendalian
pengendalian secara
pengendalian sedikit
meningkatkan risiko
signifikan
meningkatkan risiko
residual
meningkatkan risiko
residual
residual
Tidak ada/bukan Benturan yang
benturan
merugikan
Adanya/tindakan
atau tidak adanya/
kegagalan
pengendalian tidak
mengubah risiko
residual
Very poor
(amat buruk)
94
Benturan
Poor
(buruk)
EFEKTIFITAS
PENGENDALIAN
CONTROL QUALITY from matrix one
Tentukan kualitas
pengendalian dengan
matriks di atas.
Kemudian gunakan
kualitas pengendalian
dan penilaian Anda
atas dampak
pengendalian untuk
menentukan
efektifitas dengan
matriks di sebelah
kanan
Benturan
signifikan
Highly adequate
(kecukupan
amat tinggi)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
Poor adequacy
(kecukupan
kurang)
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
106 Gambar 41: Contoh rangkaian pengendalian untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan di tambang terbuka
PREVENTATIVE
CONTROLS
Bow-tie ini memberikan contoh dua set interaksi kendaraan yang tak diinginkan di tambang terbuka
MANAJEMEN RISIKO 95
A2.6 Mode kegagalan identifikasi pengendalian penting
Hal ini penting guna mengidentifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting, merupakan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan kegagalan pengendalian atau dapat menyebabkan kinerja pengendalian lama
kelamaan terkikis. Mode kegagalan dapat diatasi secara rinci dengan menggunakan bow-tie lanjutan atau dapat
diatasi seperti dibahas dalam Bagian A2.7. Jika metode yang terakhir yang dipilih, lebih berkemungkinan sesuatu
akan terlewatkan, sedangkan jika ditangani dengan bow-tie lanjutan ada kejelasan bagaimana pengendalian
secara individu akan dikelola. Minimal, mengidentifikasi mode kegagalan pengendalian harus dipertimbangkan
untuk:
• pengendalian yang berdampak signifikan pada peredaman kemungkinan besar penyebab
• pengendalian yang meredam sejumlah penyebab yang berbeda
• pengendalian yang memitigasi konsekuensi katastrofik/parah
• pengendalian yang memitigasi sejumlah konsekuensi yang berbeda.
Contoh beberapa mode kegagalan pengendalian dan elemen pencegahan kegagalan tercantum dalam Tabel 8,
sedangkan Gambar 42 memperlihatkan diagram bow-tie khas menggunakan contoh interaksi kendaraan yang
tak diinginkan di sebuah tambang terbuka.
Bow-tie lanjutan memperluas analisis bow-tie untuk mencakup:
• identifikasi modus kegagalan pengendalian, yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan pengendalian atau melemahkan efektivitas pengendalian
• identifikasi elemen pencegahan kegagalan, yang merupakan elemen pengendalian tambahan atau elemen
sistem pengendalian manajemen jaminan yang diperlukan untuk mengatasi mode kegagalan.
Tabel 8: Contoh-contoh faktor-faktor pengendalian erosi dan elemen-elemen pencegahan erosi dengan tipe
pengendalian
TIPE
PENGENDALIAN
Benda-benda
fisik
CONTOH KEGAGALAN PENGENDALIAN
MODE MENURUT TIPE PENGENDALIAN
CONTOH KEGAGALAN
ELEMEN-ELEMEN PENCEGAHAN
Pemakaian/korosi
Spesifikasi desain
Kerusakan
Program pemantauan kondisi
Salah penempatan obyek sementara
Pencegahan dan pemeliharaan macet/mogok
(breakdown)
Prosedur respons atas kerusakan
Sistem teknologi
Pemakaian/korosi
Kerusakan
Kegagalan komponen
Kegagalan sistem
Perubahan perangkat lunak/kode
Spesifikasi desain
Program pemantauan kondisi
Pemeliharaan pencegahan
Prosedur respons kerusakan
Manajemen perubahan
Tindakan
manusia
Lainnya
96
Normalisasi penyimpangan
Desensitisasi (misalnya untuk alarm,
tanda-tanda)
Erosi kompetensi dan keterampilan
Faktor ketersediaan (mis. beban
kerja, gangguan)
Program induksi dan pelatihan
Situasi/kondisi lingkungan yang
buruk (pencahayaan mis.
kebisingan, rumah tangga)
Kegagalan mengelola perubahan
Standar lingkungan kerja dan program
pemantauan
Program mentoring (bimbingan)
Penilaian berbasis kompetensi dan ulasan
Pengelolaan perubahan kebijakan dan proses,
mencakup audit
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 42: Contoh bow-tie untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan dengan beberapa mode kegagalan
dan faktor pencegahan kegagalan teridentifikasi
MANAJEMEN RISIKO 97
A2.7 Tentukan jaminan yang diperlukan
Jaminan mengidentifikasi barang-barang yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian tetap tersedia,
handal, dapat diulang dan responsif seriring waktu. Item-item jaminan harus dapat dispesifikasi, diamati dan
diaudit. Gambar 43 memperlihatkan pohon keputusan untuk mengidentifikasi pengendalian dan item-item
jaminan.
Gambar 43: Pohon keputusan untuk item-item pengendalian dan jaminan
Mulai
Apakah,
itu sendiri
adalah suatu obyek fisik,
sistem teknologi,
dan/atau tindakan
manusia?
Tidak
Bukan
pengendalian
Tidak
Ya
PENGENDALIAN
Bukan
item
jaminan
Apakah kegiatan
membantu mencegah
erosi kinerja?
No
Yes
Ya
Apakah kinerja
yang diperlukan dapat
dispesifikasi, diukur,
dan diaudit?
No
Yes
Ya
Apakah,
itu sendiri
meredam atau
memitigasi suatu urutan
peristiwa yang tak
diinginkan?
Apakah kegiatan
membantu mencegah
kegagalan
pengendalian?
Tidak
Apakah kegiatan
dapat dispesifikasi, diukur,
dan diaudit?
No
Yes
ITEM JAMINAN
Dalam bow-tie lanjutan, identifikasi item-item jaminan lebih rinci, dalam hal itu juga mencakup beberapa unsur
pencegahan erosi, seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya. Gambar 44 memperlihatkan bow-tie
dengan item-item sistem pengendalian manajemen jaminan untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan.
Persyaratan jaminan kemudian dapat diringkas sebagai program pengendalian yang menyoroti elemen penting
untuk pemantauan.
98
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 44: Pohon keputusan untuk pengendalian dan item-item jaminan
MANAJEMEN RISIKO 99
LAMPIRAN 3: KOMUNIKASI RISIKO
Seperti yang dibahas dalam Bagian 5.4, komunikasi risiko yang efektif mencakup pemangku kepentingan internal
dan eksternal sangat penting dalam mencapai hasil terbaik dalam penilaian risiko dan penerimaan oleh orang lain.
A3.1 Teori komunikasi risiko
Terkadang orang mengkhawatirkan hal-hal lebih dari yang mereka butuhkan, dan terkadang mereka tidak cukup
khawatir. Sejarah lebih jelas daripada masa depan dalam menekankan kepentingan ini. Misalnya, orang
seharusnya jauh lebih khawatir tentang merokok pada tahun 60-an dan 70-an saat data penyebab kanker
paru-paru yang signifikan mulai tersedia, tetapi orang-orang khawatir tentang hal yang sebenarnya tidak perlu
bahwa virus komputer akan mengalahkan kita semua pada tanggal 1 Januari 2000, yang kenyataannya datang
dan pergi tanpa suatu peristiwa yang mengganggu.
Beberapa orang menggambarkan risiko sebagai nyata (real) atau dirasa (perceived), dengan ‘real’ mencerminkan
pandangan ilmiah dan ‘perceived’ mencerminkan pandangan emosional. Masalah dengan mengabaikan
‘perceived’ sebagai risiko signifikan secara nyata adalah bahwa terkadang terbukti benar. Dengan kata lain,
terkadang ‘firasat’ orang-orang yang benar dan para ilmuwan telah ketinggalan cerita. Di sektor sumber daya,
terdapat banyak contoh kegugupan orang yang dipecat oleh ‘pengetahuan’ teknis, mencakup peleburan
platform lepas pantai Occidental Piper Alpha ke dalam Laut Utara pada tahun 1988, runtuhnya sebuah tambang
emas di awal blok caving di Australia di 1999 dan tumpahan sianida Baia Mare di Rumania dari fasilitas produksi
emas Aurul yang menyebabkan bencana lingkungan pada tiga negara pada tahun 2000.
Karena itu komunikasi risiko yang baik hanya dapat dicapai jika kedua belah pihak mengakui beberapa validitas
dalam sistem evaluasi risiko lain. Jika ini terdengar seperti sebuah pernyataan tidak mungkin untuk diasumsikan,
pikirkan lagi. Ada ahli bedah mata yang memakai kacamata karena mereka tidak ingin menjalani operasi laser
namun mereka memberitahu klien mereka, dengan meyakinkan, bahwa prosedur laser mata memiliki tingkat
keberhasilan yang sangat tinggi. Ada insinyur transmisi listrik yang dapat membantah secara ilmiah bahwa
radiasi elektromagnetik tidak berbahaya tetapi tidak akan mengizinkan keluarganya untuk hidup di bawah
saluran listrik. Kebanyakan orang memiliki ‘unexplainable fears’ (‘ketakutan yang tak dapat dijelaskan’)—label lain
dari ‘perceived risk’ (risiko yang dirasakan).
Sebagai hasil dari kompleksitas metode evaluasi risiko, tidak dapat diasumsikan bahwa mengutip ilmu akan
memecahkan masalah. Hanya dengan memasuki komunikasi dua arah yang tulus dapat yang dicapai.
A3.2 Apakah komunikasi risiko itu?
Vincent Covello, Peter Sandman dan Paul Slovic mempelopori banyak teori komunikasi risiko saat ini di
pertengahan tahun 80-an, dan kerja gabungan mereka tetap tak tertandingi sampai saat ini sebagai dasar untuk
komunikasi risiko yang baik. Mereka terkadang bekerja sama dan sering sendirian untuk mengungkapkan kunci
penting untuk komunikasi risiko yang baik, dan bagian berikut ini mengambil banyak dari pengalaman kerja
mereka.
Banyak organisasi pertambangan menganggap interaksi masyarakat sebagai salah satu dari nilai-nilai organisasi
formal mereka, tetapi tetap ada bahaya bahwa organisasi masuk ke komunikasi risiko dengan berkeyakinan
bahwa telah melakukan perbuatan baik dengan bersabar terhadap para pemangku kepentingan yang kurang
terinformasi. Namun, ini bukan cara orang di luar industri melihat situasinya.
100 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Bahkan, industri umumnya dalam, katakanlah, operasi pabrik produksi, tidak secara sukarela mengakui interaksi
masyarakat sebagai faktor utama; melainkan karena terpaksa setelah petaka besar di seluruh dunia. Awalnya,
merupakan industri kimia yang begitu tidak dipercaya oleh masyarakat sehingga mereka menemukan bahwa
sulit untuk mendapatkan izin untuk mengoperasikan fasilitas produksi di mana saja di dunia Barat dan regulasi
berat baru dari industri ini amat mempersulit bisnis. Chemical Manufacturers’ Trade Association (CMTA) (Asosiasi
Dagang Pabrik-Pabrik Kimia) memulai Responsible Care Program (Program Kepedulian Bertanggung Jawab),
yang melibatkan semboyan ‘Track us, don’t trust us’ (‘Lacak kami, jangan mempercayai kami’). Segera setelah itu,
sektor minyak dan gas dan industri pertambangan terpaksa mengikutinya. Sebagian besar medan laga ini
mencakup sekitar kesehatan, keselamatan dan risiko lingkungan dari operasi-operasi mereka.
Ini harus dipahami dengan jelas bahwa membahas risiko operasi penambangan bersikap terbuka terhadap
masyarakat bukan merupakan tindakan kemurahan hati; itu merupakan masalah minta izin untuk mengekstrak
mineral berharga melalui teknik yang sangat agresif di tanah yang sebelumnya tak tersentuh. Hal ini tidak
menjadi ramah atau baik hati; itu memuluskan jalan untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham,
yang merupakan harapan yang tepat dan bahkan diatur oleh dewan korporasi. Dr Peter Sandman seorang
konsultan komunikasi risiko yang mungkin paling sering digunakan oleh industri mineral. Dia membuat poin ini
jelas saat ia mengatakan kepada perusahaan bahwa OK untuk memaksa pemangku kepentingan, bahkan jika sisi
negatifnya lebih besar daripada terbalik untuk pemangku kepentingan itu, asalkan Anda yakin proyek Anda tidak
akan secara fisik atau psikologis merugikan mereka dan mereka tidak dapat memperpanjang atau menghentikan
Anda atau proyek Anda (Sandman 2008). Namun, ia juga menunjukkan bahwa situasi ini merupakan peristiwa
langka pada abad media sosial dan mesin pelacak internet (internet search engines).
Paul Slovic (1999) mendukung gagasan bahwa kekuatan rakyat di daerah persepsi risiko hampir terlewatkan,
tidak dicentang dan bertanya-tanya pada akhir abad ke-20 ini apakah ini baik untuk masyarakat secara
keseluruhan, memperlihatkan bahwa ‘ilmu muda tentang penilaian risiko terlalu rapuh, terlalu tidak langsung,
untuk menang dalam suasana bermusuhan.’
Dalam satu setengah dekade sejak Slovic menulis, bahwa penilaian dan manajemen risiko telah menikmati
pertumbuhan yang cukup besar setelah diakui, banyak yang dikarenakan standar risiko perintis Manajemen risiko
AS/NZS4360: 2004 dan yang timbul kemudian Manajemen risiko—prinsip-prinsip dan pedoman ISO 31000:
2009. Namun, sementara standar ini telah membawa industri bersama-sama dengan tema yang sama, hal ini
tidak berarti bagi pemangku kepentingan yang tak gentar yang tidak berpendapat sama tentang risiko. Karena
itu komunikasi risiko yang baik amat sangat penting untuk kelangsungan hidup dan bukan hanya untuk masalah
menenangkan.
Komunikasi risiko yang efektif merupakan bagian penting dari membangun kepercayaan masyarakat,
meningkatkan pemahaman dalam masyarakat tentang pertambangan dan pengolahan mineral dan risiko yang
terkait, serta membantu industri untuk lebih memahami pandangan para pemangku kepentingan yang mungkin
terpengaruh oleh kegiatan tersebut. Proses komunikasi risiko harus dua arah agar menjadi bermakna; yaitu, harus
melibatkan mendengarkan sebanyak berbicara, dengan bukti berbasis respons yang jelas pada interaksi ini.
Sementara hal ini mungkin terkesan jelas, merupakan hal umum bahkan sampai saat ini bagi suatu organisasi untuk
‘menghadiri’ suatu pertemuan kelompok masyarakat, tak sabar menunggu kapan pertanyaan lewat dan untuk
kemudian melanjutkan bisnis kembali seperti biasa, setelah memastikan bahwa masyarakat tahu semua faktanya
dan bahwa kasusnya telah diterima. Kepemimpinan industri melibatkan pengakuan hak mereka yang cenderung
dipengaruhi oleh kegiatan tambang untuk terlibat dalam desain, bangunan, operasi dan penutupan fasilitas
tambang atau pengolahan dan kemudian mengembalikan daerah yang terkena dengan kondisi yang patut.
MANAJEMEN RISIKO 101
A3.3 Prinsip-prinsip komunikasi risiko
Pada tahun 1988, Vincent Covello, bersama-sama dengan Frederick Allen, menulis Seven cardinal rules of risk
communication (Tujuh aturan pokok komunikasi risiko) untuk Badan Perlindungan Lingkungan di AS. Ketujuh
aturan secara singkat dijelaskan di bawah ini. Paragraf berikut masing-masing tidak dari karya Covello dan Allen
tetapi disediakan untuk membantu memperjelas maksud dari tujuh aturan tersebut.
1. Menerima dan melibatkan masyarakat sebagai mitra.
Seorang mitra setara, bukan orang yang perlu dididik atau diperbaiki. Tujuannya untuk memastikan bahwa
mitra Anda memahami hal-hal yang Anda yakini relevan dengan situasi mereka sehingga diskusi yang
efektif dapat terjadi. Mereka tidak harus mendukung keyakinan Anda bahwa komunikasi yang berarti telah
terjadi.
2. Rencanakan dengan matang dan evaluasi upaya Anda.
Tidak semua situasi sama. Tujuan, khalayak dan situasi berubah, sehingga rumus tetap untuk komunikasi
risiko jarang dipraktikkan. Analisis setiap kegiatan komunikasi secara individual.
3. Dengarkan kepedulian/kekhawatiran sepsifik mereka.
Poin 1 berbicara tentang kebutuhan untuk menyediakan informasi yang mungkin tidak dimiliki oleh
pemangku kepentingan, namun mungkin ada informasi yang Anda lewatkan juga. Orang sering menilai
dari perilaku daripada dari data yang disajikan, jadi pastikan untuk memperhitungkan kebutuhan mereka.
4. Jujurlah, terus terang, dan terbuka.
Kepercayaan dibangun seiring waktu, tetapi dapat hilang dalam sekejap. Jangan pernah berbohong,
sedapat mungkin tahan secara etis dan sesuai kontrak dan bila memungkinkan biarkan komitmen Anda
‘dilacak’. Ingatlah bahwa pada abad ke-21 hampir tidak mungkin untuk menyimpan rahasia untuk waktu
yang lama.
5. Bekerja dengan sumber yang kredibel lainnya.
Peter Sandman menggunakan istilah ‘duel PhD’ untuk menggambarkan situasi di mana para ahli tidak
bersepakat pada isu risiko, memperlihatkan bahwa khalayak mungkin mengabaikan semua ahli daripada
memilih pemenang. Bekerja dengan orang lain, bahkan jika rentang nilai risiko merupakan hasil yang telah
disepakati, lebih baik daripada pihak-pihak saling mendiskreditkan satu sama lain.
6. Memenuhi kebutuhan media.
Baik media tradisional maupun sosial tertarik terutama dalam sirkulasi dan khalayak atau pada tampilan
halaman, posting dan retweet, masing-masing. Dalam konteks ini, relevansi pada konsumen, drama dan
kesederhanaan memiliki fokus yang lebih besar dari akurasi dan hasil yang positif bagi pihak-pihak yang
terlibat.
7. Berbicara dengan jelas dan dengan santun.
Jika orang takut, akuilah; jika orang atau lingkungan telah dirugikan, berempatilah dengan mereka yang
menderita. Biarkan diri Anda mengartikulasikan perasaan Anda sendiri jika berkaitan, tapi hati-hati untuk
memastikan agar ada keseimbangan moral antara ketakutan mereka dan Anda (misalnya, jangan
sekali-kali mempertentangkan kepedulian moral dengan kepedulian finansial).
102 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
A3.4 Menilai perlawanan pemangku kepentingan
Meskipun ada keuntungan yang besar dalam memiliki proses tunggal untuk risiko, ada juga kebutuhan untuk
menghindari kemarahan besar pemangku kepentingan. Alasan untuk ini ialah bahwa ISO dan proses risiko lain
didirikan pada perkembangan logis. Pertimbangkan beberapa dari masalah untuk memaksakan potensi
ketakutan dan masalah kemarahan besar ke dalam proses ISO sebagai ‘hazardous event’ (peristiwa berbahaya).
Langkah identifikasi risiko mengundang definisi sumber peristiwa berbahaya yang akan dinilai. Dalam kesehatan,
keselamatan dan persyaratan lingkungan, ini biasanya didasarkan pada sumber energi: energi kimia (misalnya,
cairan beracun); energi listrik (kejutan); (energi panas (api)); energi kinetik (tabrakan); energi potensial (jatuh dari
ketinggian), energi tekanan (ledakan); dan seterusnya. Dalam hal energi yang merusak, menyebabkan kerusakan
fisik kepada para pemangku kepentingan atau lingkungan yang tercakup dalam pekerjaan risiko HSE, jadi
mungkin maksud dalam mengelola permasalahan pemangku kepentingan adalah untuk mengelola risiko pada
organisasi.
Analisis risiko mengundang pengidentifikasian penyebab dan pengendalian serta pengidentifikasian tingkat
risiko. Namun, penyebab keprihatinan pemangku kepentingan setidaknya sebanyak di bidang psikologi di bidang
ekstraksi mineral, kesehatan dan keselamatan atau ilmu lingkungan. Layak untuk bertanya, ‘Kapankah insiden
pemangku kepentingan terjadi? Apakah saat pemangku kepentingan marah, saat pemangku kepentingan yang
memiliki kekuasaan untuk membahayakan organisasi marah, atau saat ada kebutuhan untuk bisnis untuk
memberikan respons? ‘
Jika menempatkan komunikasi risiko langsung ke dalam proses risiko sebagai peristiwa risiko tidak bekerja,
diletakkan di mana dalam proses manajemen risiko? Kemarahan besar pemangku kepentingan merupakan
penyebab proyek tertunda, pemberitahuan penutupan dari regulator, dan hukum yang tidak masuk akal dari
pemerintah, dan lain-lain. Komunikasi risiko yang baik merupakan pengendalian penting terhadap peristiwa
tersebut, dan juga terhadap tekanan bagi para pemangku kepentingan yang benar-benar marah. Oleh karena itu
dapat dikatakan sangat efektif bahwa komunikasi risiko merupakan pengendalian kunci dalam menghindari
kekhawatiran pemangku kepentingan dan perbedaan pendapat (kemarahan) yang dapat membawa kerugian
operasional yang cukup besar untuk organisasi Anda. Meskipun ada beberapa yang akan membantah bahwa
dampak utama amat penting (substantial) perbedaan pendapat pemangku kepentingan adalah kerusakan
reputasi dan kerugian non-operasional, dampak utama terhadap perusahaan yang bereputasi buruk adalah
finansial, walaupun melalui kerugian investasi dan bukan kerugian produksi. Argumen ini tidak mencegah
organisasi bekerja keras untuk membangun reputasi yang baik ke poin di mana organisasi dapat dibedakan dari
rekan-rekan sejawatnya oleh publik atau pemangku kepentingan lainnya—memang, ini merupakan kesempatan
yang dapat direalisasikan dengan bantuan proses manajemen risiko. Namun demikian, harus diakui bahwa
penghindaran kerugian keuangan melalui komunikasi risiko yang buruk merupakan pendorong yang lebih umum
dialami untuk tindakan manajemen risiko di industri mineral daripada kesempatan untuk iktikad baik
pembangunan. Secara khusus, realisasi dan penerimaan tersebut cenderung menghasilkan komunikasi risiko
yang lebih baik oleh organisasi (lihat ‘Trustworthy sources versus untrustworthy sources’ (‘Sumber yang dapat
dipercaya versus sumber yang tidak dapat dipercaya’) di bawah).
Untuk melakukan komunikasi risiko dengan baik, kita masih perlu mengatasi kenyataan bahwa kita bukan
psikolog, dan cara praktik kerja unggulan melakukan hal itu berarti untuk menerapkan pembelajaran penelitian
dan saran dari orang-orang seperti Covello, Sandman, Slovic dan ahli lainnya dalam proses yang dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh operator pertambangan. Berpuluh-puluh tahun penelitian oleh para ahli merupakan
pembelajaran yang masih harus disuling menjadi model komunikasi risiko tunggal (US Department of Homeland
Security 2012: 2).
Pendekatan yang baik telah dibangun selama bertahun-tahun oleh perusahaan yang telah belajar dari kesalahan
mereka sendiri dan teman-teman sejawat mereka, tetapi umumnya tidak disediakan secara luas, meskipun
sebagian besar perusahaan mineral utama berbagi di area pengalaman tanggung jawab sosial. Namun, untuk
tujuan buku ini, proses kepemilikan pada Gambar 45 digunakan sebagai salah satu contoh sistematis melakukan
fungsi pengendalian kritis ini dengan baik.
MANAJEMEN RISIKO 103
Gambar 45: Pendekatan sistematik pada komunikasi risiko
Sumber: GHD Pty Ltd (2015).
A3.5 Definisi masalah/isu
Beberapa masalah komunikasi risiko mudah untuk diidentifikasi karena masalah-masalah tersebut telah
mengakibatkan kerugian pada industri mineral di masa lalu. Permasalahan mungkin mencakup kesulitan
mendapatkan persetujuan lingkungan atau warisan untuk melanjutkan, atau kegagalan untuk meyakinkan
tetangga bahwa fasilitas Anda aman bagi mereka yang tinggal di sekitarnya. Namun, fokus sepenuhnya pada apa
yang telah terjadi di masa lalu dapat menyebabkan Anda tertinggal dalam menanggapi peristiwa yang muncul.
Peter Sandman mengelompokkan berbagai penyebab potensi ketakutan dan kemarahan besar menjadi 12 faktor
utama (Sandman 2003: 13), memperhatikan bahwa komunikasi risiko peneliti cenderung setuju bahwa jumlahnya
lebih dari 20 generator ketakutan. Untuk tujuan buku ini, 12 faktor Sandman telah dibagi menjadi dua kategori:
factor-faktor tentang bahaya yang dirasakan, dan faktor-faktor tentang lingkungan di mana komunikasi
berlangsung.
Kategori pertama dapat dengan mudah digunakan sebagai daftar yang cepat untuk mengidentifikasi masalah
yang terlihat oleh pemangku kepentingan sebagai risiko lebih tinggi dari yang terlihat oleh organisasi. Ini
merupakan karakteristik bahaya yang membingungkan. Kategori kedua tidak dapat membuat kekuatan reaksi
yang jauh lebih besar. Jika faktor-faktor bahaya tidak ada, kemungkinan lingkungan komunikasi akan kurang
berpengaruh daripada jika ada faktor bahaya. Namun demikian, kelompok kedua dapat mengakibatkan
kemarahan besar bahkan jika tidak mengakibatkan rasa takut. Dalam kasus ketakutan, komunikasi risiko yang
baik merupakan pengendalian utama, tetapi dalam kasus kemarahan besar tanpa rasa takut, tujuh prinsip
Vincent Covello untuk komunikasi yang baik masih memiliki efek positif.
Faktor Sandman berasal dari model risiko psikometrik Paul Slovic dan dijelaskan di bawah (Sandman 2004).
Faktor-faktor yang tercantum dalam Tabel 9 dan dijelaskan di bawah.
Table 9: Pohon keputusan untuk item-item pengendalian dan jaminan
TENTANG BAHAYA (HAZARD)
TETANG LINGKUNGAN KOMUNIKASI
Kenal versus asing
Sukarela versus terpaksa
Tidak mengesankan versus mengesankan
Dikendalikan secara individual versus dikendalikan
oleh orang lain
Tidak takut versus ketakutan
Sumber yang dapat dipercaya versus sumber yang
tidak dapat dipercaya
Kronis versus katastrofik
Proses responsif versus proses yang tidak responsif
Alami versus industrial
Tidak relevan secara moral versus relevan secara
moral
Dapat diketahui versus tak dapat diketahui
Adil versus tidak adil
104 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kenal versus asing
Di beberapa bagian dunia, orang naik gajah tapi akan takut untuk naik mobil; orang lain hidup dan berjalan-jalan
sekitar di gunung-gunung tinggi tetapi akan gentar gedung-gedung tinggi di kota. Kita kurang khawatir
terhadap apa yang kita ketahui dengan baik. Di bidang pertambangan, saat saat karyawan terlalu nyaman
dengan bahan peledak atau tanah tanpa jaminan, ini dapat menjadi masalah dan merupakan zona komunikasi
risiko yang valid. Namun, sebagian besar masalah pemangku kepentingan eksternal dalam industri mineral
melibatkan orang yang terlalu khawatir tentang hal-hal yang menurut industri seharusnya tidak perlu.
Mengurangi jargon dan memilih istilah yang kita semua dapat pahami dapat menjadi bantuan besar dalam
menjaga agar orang tetap tenang.
Tidak mengesankan versus mengesankan
Déjà vu adalah sebutan yang kita berikan kepada perasaan yang kita alami saat ini sebelumnya. Penelitian tidak
jelas dalam hal penyebabnya, tapi apa yang pasti ialah bahwa orang tidak membutuhkan data sulit untuk
membuat kaitan persuasif dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya (Lewis 2012).
Tentu saja, jika Anda pernah mengalami rumah Anda di dekat lokasi tambang lenyap masuk di telan tanah karena
ambles, Anda akan jauh lebih peduli daripada kebanyakan orang lain yang mendengar bahwa pengembangan
tambang menghampiri kota Anda. Namun, kaitan kemudahan untuk diingat tidak harus sedemikian kuat untuk
menyebabkan efek yang sama. Mungkin Anda melihat liputan media tentang peristiwa serupa, atau membacanya
dalam novel atau melihatnya di film petaka. Mungkin ada saudara yang meninggal di tambang saat Anda masih
muda dan Anda ingat ibu Anda menangis tak terhiburkan. Kesan tersebut bahkan tidak harus tentang
pertambangan, dan mungkin salah satu dari enam indra Anda yang menentukannya.
Saat mempertimbangkan kenangan sebagai alat yang mengingatkan, ingatlah bahwa itu harus terjadi pada
sejumlah besar orang untuk membentuk suatu potensi kemarahan besar—dan karena itu menjadi masalah yang
berpotensi mahal bagi organisasi Anda untuk diperbaiki. Jika hanya satu orang atau keluarga, Anda mungkin
ingin mencoba untuk mengatasi masalah ini dalam beberapa cara dari perspektif nilai-nilai perusahaan, tetapi
tidak demikian halnya dengan masalah komunikasi risiko industri untuk bisnis kecuali jika orang atau keluarga
memiliki kekuatan untuk menyebarkan keprihatinan mereka.
Tidak takut versus ketakutan
Jika Anda diberitahu oleh dokter bahwa Anda mengidap penyakit serius dengan kesempatan 50% untuk
bertahan hidup, mungkin lutut Anda akan terasa lemah. Saat Anda menenangkan diri dan dengan gemetar
bertanya, ‘Apakah itu kanker, Dok?’, Anda lega saat dia mengatakan Anda mengidap emfisema ringan. Hal ini
karena beberapa hal, seperti kanker (tapi bukan penyakit jantung), hiu dan ular (tapi bukan nyamuk), dan radiasi
nuklir (tapi bukan api), entah bagaimana dapat membuat kita benar-benar takut dan akibatnya kita
meningkatkan risiko yang didukung data. Misalnya, semua berpotensi membunuh dalam tanda kurung di atas
menyebabkan lebih banyak kematian daripada contoh menakutkan yang terkait.
Daftar hal-hal yang yang ditakuti orang dapat dimunculkan atau memudar dari waktu ke waktu, dan suatu
budaya mungkin takut terhadap sesuatu sedangkan yang lain tidak. Juga, beberapa rasa takut mempengaruhi
beberapa individu lebih dari yang lain dan biasanya diberi label ‘fobia’. Beberapa dari antaranya mempengaruhi
sejumlah besar (relatif) orang, seperti arachnophobia (takut laba-laba) dan claustrophobia (ruang terbatas).
Lainnya kurang umum tetapi langsung berkaitan dengan pertambangan, seperti acousticophobia (kebisingan)
dan amathophobia (debu).
Saat mempertimbangkan pengaruh Anda pada pemangku kepentingan, Anda perlu mempertimbangkan di
mana Anda berada dan apakah satu individu atau hanya kelompok yang cukup besar dapat mengganggu bisnis
Anda jika mereka menganggap kegiatan Anda sebagai jauh lebih berbahaya daripada yang Anda lakukan.
MANAJEMEN RISIKO 105
Kronis versus katastrofik
Ada 14.461 kematian di jalan per tahun di Australia pada dekade ke 2013 (DIRD 2013), namun hilangnya 202
warga Australia dalam pemboman Bali tahun 2002 menghasilkan berita utama di koran dan TV daripada semua
kematian di jalan dalam lebih dari satu dekade itu. Pemerintah Australia menerima bahwa merokok
menyebabkan lebih dari 50 kematian yang berkaitan dengan merokok setiap hari (Australian Government
Quitline online), namun merokok masih legal karena 50 orang tersebut tidak terguling di satu lokasi. Seandainya
mereka terguling di satu lokasi, mungkin merokok akan dibuat ilegal dalam beberapa bulan. Entah bagaimana,
kerusakan pada struktur masyarakat jauh lebih besar saat banyak orang meninggal dalam satu peristiwa.
Penambang sedikit banyak tahu tentang hal ini, dan satu kesalahan umum yang mereka lakukan adalah
menyembunyikan diri dari hasil yang paling kredibel dari suatu peristiwa jika mereka merasa bahwa risiko sangat
rendah dan bahwa hal itu akan mengkhawatirkan pemangku kepentingan eksternal untuk melihatnya diakui
dalam perhitungan risiko. Sering diperdebatkan bahwa hal ini dilakukan untuk menghindari membuat orang
khawatir, tapi sebenarnya biasanya bahwa hal itu dilakukan untuk menghindari respons yang ditakuti, ‘Oh, jadi
Anda mengakui petaka dapat terjadi!’
Bahkan, sangat jarang bagi pemangku kepentingan yang bersangkutan untuk memiliki estimasi yang lebih
rendah dari Anda tentang seberapa besar kemungkinan peristiwanya, dan tanpa transparansi dari Anda mereka
bahkan mungkin berpendapat peristiwa ini lebih buruk daripada yang sebenarnya. Namun, jika perhitungan risiko
Anda memperlihatkan bahwa Anda mengakui bahwa mungkin ada skenario petaka, tetapi frekuensinya sangat,
sangat rendah, Anda setidaknya membuka kemungkinan untuk meyakinkan mereka bahwa Anda tulus (genuine)
(lihat ‘Sumber yang dapat dipercaya versus sumber yang tidak dapat dipercaya’).
Alami versus industrial
Kaum religius siap untuk percaya bahwa kesulitan yang mengerikan yang terjadi di Bumi, meliputi kelaparan dan
petaka alam, merupakan bagian dari gambar yang lebih besar bahwa tidak dapat berharap untuk memahaminya.
Konsekuensinya, mereka menerima hal-hal tersebut seperti kehendak Tuhan. Atheis tidak percaya bahwa ada
makhluk maha kuasa yang memegang kendali, namun mereka umumnya menerima bahwa kita tidak memiliki
kuasa atas planet kecil kita, apalagi alam semesta yang luas di mana kita berada. Dengan kata lain, sebagian
besar orang percaya bahwa beberapa hal ‘memang begitu’. Namun demikian, orang-orang sakit siap untuk
menerimanya sebagai ‘bagian dari hidup’ tidak mencakup apa-apa yang membahayakan (causes harm) dalam
pencarian keuntungan pemegang saham atau pribadi.
Kebanyakan orang memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang membimbing mereka sepanjang hidup mereka,
dan salah satu yang paling umum dari nilai-nilai tersebut adalah bahwa kesejahteraan rakyat dan lingkungan kita
sangat berharga dan tidak dapat menjadi subyek yang ditukar dengan keuangan.
Alam versus industrial merupakan faktor yang kompleks karena melibatkan rasa apa yang ‘benar’, dan itu
merupakan konsep yang sangat subyektif. Secara umum, perkembangan ilmiah revolusioner kemungkinan akan
dianggap buruk pada faktor ini. Kini revolusi di bidang bioteknologi, rekayasa genetika dan bahkan ‘fracking’, tapi
penerbangan pernah dianggap dengan cara yang sama: ‘Jika Tuhan ingin kita terbang, Ia akan memberi kita sayap!’
Namun, kesenjangan antara toleransi bahaya dari kekuatan alam yang kuat dan bahaya yang diciptakan atas
nama tujuan organisasi tidak sesederhana saklar on-off. Beberapa upaya manusia dianggap sedikit lebih
mendekati kemurnian daripada yang lain. Misalnya, rumah sakit ada untuk menyelamatkan nyawa dan penuh
dengan ahli bedah dan perawat yang bekerja keras yang mencoba untuk menyelamatkan nyawa. Namun, sebuah
artikel penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 di Amerika Serikat (James 2013) menemukan bahwa lebih
dari 400.000 orang per tahun meninggal karena kesalahan medis di rumah sakit di Amerika selama periode dari
tahun 2008 sampai 2011. Dalam periode yang hampir sama (2009-12), terdapat kurang dari 100 kematian per
tahun di semua tambang di Amerika Serikat (US Department of Labor 2015).
Sekarang tanyakanlah pada diri sendiri: mengapa industri yang menyebabkan 4.000 kali lebih banyak orang mati
akibat kesalahan dari pertambangan ditoleransi tanpa pemberontakan di jalan-jalan? Jawaban yang sederhana
adalah bahwa tujuan utama sebuah rumah sakit untuk mengurangi bahaya (harm), dan ini cocok dengan konsep
106 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
kita tentang apa yang alami dan yang diprinsipkan jauh lebih dari penambangan karena tujuan utama
penambangan adalah untuk meningkatkan pendapatan.
Dapat diketahui versus tidak dapat diketahui
Saat ahli yang berkualifikasi tinggi dan biasanya sangat dihormati kurang setuju pada jawaban untuk masalah
keamanan, hasilnya merupakan kebingungan yang seringkali lebih besar dari yang ada sebelumnya. Bayangkan
bahwa salah satu dari dua profesor terkemuka di perubahan iklim mengatakan bahwa pemanasan global akan
menyebabkan suhu meningkat di Australia 2°C pada tahun 2050 dan yang lain mendebat keras bahwa itu akan
naik 10°C. Sandman mencatat poin mencolok berikut:
• Orang akan menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak memiliki jawaban sama sekali, dan bahwa
kebenaran juga mungkin bahkan lebih tinggi dari 10°C atau lebih rendah dari 2°C.
• Memiliki dua profesor bersama-sama merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa kenaikan akan
berada di antara 2°C dan 10°C, semua orang akan menerima bahwa ilmu masuk akal.
Sebuah bentuk yang tak dapat diketahui terjadi saat bahaya yang dikhawatirkan tidak segera terbukti bagi
mereka yang terkena dampak. Sebagai contoh, perhatikan seseorang yang telah diberitahu bahwa atap mereka
yang baru saja dipotong mengandung asbestos di dalamnya. Mereka tidak tahu apakah mereka telah menghirup
salah satu serat yang mematikan, dan bahkan jika ada serat asbes dalam diri mereka, mereka tidak tahu apakah
mereka akan lolos tanpa cedera atau akan mengindap asbestosis, kanker paru-paru atau mesothelioma. Berada
di sekitar radiasi nuklir atau emisi timah mirip seperti di atas, tetapi jika Anda berada di sekitar batu layang atau
pelepasan sianida Anda akan tidak ragu apakah Anda beruntung atau tidak.
Setiap peristiwa yang dapat terwujud di situs Anda yang dapat dimasukkan ke dalam kategori ini harus
menghasilkan kehati-hatian dalam berpikir melalui program komunikasi pemangku kepentingan.
Sukarela versus terpaksa
Beberapa bisnis yang sukses di seluruh dunia mengenakan biaya uang untuk menakut-nakuti orang. Dimana
orang pernah menganggap naik bigger dipper (peluncur) mengerikan dan ski sebagai petualangan, sekarang
ribuan orang dengan sukarela melompat dari platform seratus meter atau lebih di atas tanah dengan hanya tali
elastis pencegah benturan dengan tanah atau air jauh di bawah. Istilah yang memberi bayangan kegiatan ekstrim
‘menyenangkan’ antara lain ‘arung’, ‘G force, ‘terjun bebas’, ‘kandang hiu’, ‘paintball’ (perang-perangan dengan
menggunakan peluru cat) dan seterusnya. Tapi bayangkan saja dipaksa untuk melakukan salah satu dari kegiatan
ini yang bertentangan dengan keinginan Anda.
Ada perbedaan besar antara memilih untuk melakukan sesuatu yang berbahaya dan tidak diberi pilihan. Sekali
lagi, bagaimana pun, ada derajat sukarela. Misalnya, karyawan di industri pertambangan dan mineral, terutama di
pengaturan fly-in fly-out, secara sukarela untuk melakukan pekerjaan yang memiliki bahaya yang inheren, tapi
bahkan mereka tidak secara sukarela bekerja untuk sebuah organisasi yang tidak memiliki pelindung ketinggian
untuk mereka pada agenda perusahaan. Namun, orang-orang di daerah yang tidak memperoleh manfaat
langsung dari fasilitas tambang atau pengolahan dan akan sangat senang jika perusahaan pindah jauh lebih dekat
ke akhir skala paksaan. Memang benar bahwa mereka dapat pindah menjauh, tapi itu mungkin bukan keputusan
bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan seperti yang didapatkan oleh perusahaan dan karyawan.
Saat menghadapi situasi seperti ini, setiap situs harus mencoba untuk memberikan pilihan pada tingkat apa saja
untuk bergerak lebih jauh di sepanjang ujung skala sukarela. Sebagai contoh, ada banyak kesempatan saat
sebuah perusahaan telah membahas panjang lebar tentang bagaimana cara terbaik untuk meminimalkan
dampak kegiatan dalam masyarakat setempat. Namun, gerakan yang signifikan sepanjang skala sukarela dapat
diperoleh dengan memberi masyarakat pilihan yang tersedia dan membiarkan mereka memutuskannya.
MANAJEMEN RISIKO 107
Dikendalikan secara individual versus dikendalikan oleh orang lain
Kebanyakan kita pernah menjadi penumpang mobil saat kita menyadari kita mencoba untuk menekan pedal rem
yang tak ada di bagian kita duduk. Ini mungkin karena kita akan mengerem lebih awal dari sopir, tetapi lebih
mungkin lagi kita hanya percaya pengemudi harus mengerem sebelumnya karena mereka tidak mengemudi
semahir kita mengemudi. Studi selama puluhan tahun telah memperlihatkan sebanyak 81% dari pengemudi
percaya bahwa mereka berada di atas rata-rata dalam keterampilan mengemudi, suatu hal yang tidak mungkin
(Svenson 1981).
Asumsikan Anda seorang tukang yang kompeten dan bekerja bersama seorang tukang kayu kelas satu. Jika
salah satu dari Anda harus memegang paku sementara yang lain memukul dengan palu, ada kemungkinan
bahwa Anda akan memilih menggunakan palu. Itu hanyalah sifat manusia untuk tidak menempatkan
keselamatan Anda sepenuhnya di tangan orang lain. Ini bahkan lebih lagi pada kasus saat ‘orang lain’ merupakan
organisasi yang besar yang terbeban dengan memaksimalkan keuntungan bagi investor.
Sekali lagi, tujuannya untuk memberikan sebanyak mungkin pengendalian bagi para pemangku kepentingan
eksternal semampu Anda. Salah satu pendekatan yang mungkin mendorong perwakilan dari masyarakat untuk
mendirikan komite penasihat untuk pengelolaan tambang, dengan lingkup yang disetujui terlebih dahulu, dan
pendanaan kecil untuk memastikan bahwa hal itu dapat melaksanakan peran secara efektif.
Sumber yang dapat dipercaya dan sumber yang tak dapat dipercaya
Penelitian pada tahun 2014 meneliti lebih dari 600 pria dan wanita Australia tentang bagaimana 30 profesi dinilai
untuk ‘etika dan kejujuran’ (Morgan 2014). Perawat pada tingkat teratas (tidak mengherankan), tapi lima profesi
dasar di bawah (yang terburuk terakhir) politisi, pemimpin serikat buruh, agen real estat, orang-orang periklanan
dan penjual mobil. Tidak perlu jenius untuk memahami bahwa orang yang mengaku lebih banyak dari yang
mereka dapat berikan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat, dan tidak perlu dijelaskan bahwa
komunikasi lebih bermanfaat saat masing-masing pihak mempercayai yang lain.
Umumnya orang mulai dengan kepercayaan yang penuh dan baru setelah melakukan sesuatu yang buruk lalu
kehilangan kepercayaan. Namun lain halnya dengan industri. Beberapa industri global telah kehilangan
kepercayaan dari masyarakat berpuluh tahun lalu: industri kimia dengan petaka Flixborough, Seveso dan Bhopal;
industri nuklir dengan Windscale, Three Mile Island dan Chernobyl; minyak dan gas dengan Amoco Cadiz, Piper
Alpha dan Exxon Valdez; dan pertambangan dengan Aberfan, Val di Stava dan Ok Tedi, antara lain. Tak satu pun
dari industri tersebut dapat mulai tanpa dicurigai sejak petaka tersebut.
Industri kimia yang pertama mengetahui mereka harus mendapatkan kepercayaan kembali bahkan diizinkan
untuk beroperasi di lingkungan apa pun di sebagian besar dunia. Pada tahun 1988, Chemical Manufacturers
Association (Asosiasi Manufaktur Kimia) yang mewakili hampir 200 produsen kimia di AS, menciptakan
Responsible Care Program (Program Perawatan yang Bertanggung Jawab) untuk mencoba sedikit demi sedikit
memenangkan kembali kepercayaan kepada mereka yang hilang (Reisch 1988). Upaya ini awal dari apa yang
umumnya sekarang disebut ‘tanggung jawab sosial perusahaan’ untuk mencapai dan menjaga izin sosial untuk
beroperasi. Namun, industri kimia menyadari bahwa ini akan memakan waktu dan bahwa mereka tidak akan
dapat mengandalkan kepercayaan interim. Mereka kemudian menggunakan slogan ‘Lacak kami, jangan
mempercayai kami’, suatu pengakuan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan telah
mencoba untuk menurunkan faktor ‘dikendalikan oleh orang lain’ untuk mengkompensasi.
Satu dekade setelah program itu diumumkan, ada perasaan campur aduk tentang seberapa suksesnya dalam hal
kinerja sosial yang nyata, tapi itu cukup untuk menyelamatkan industri dari situasi petaka pada tahun 1988 itu.
Beberapa perusahaan yang sukses seperti Dow Chemical berusaha keras untuk memberikan informasi kepada
perwakilan dari masyarakat lokal sehingga orang dapat melacak kinerja yang mempengaruhi mereka, dan
memenangkan banyak penghargaan untuk pekerjaan ini selama dekade berikutnya.
108 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Proses responsif versus proses non-responsif
Salah satu yang aneh tentang manajemen perusahaan ialah bahwa setiap manajer cenderung berperilaku di
tempat kerja dengan cara yang mereka tahu tidak patut jika diterapkan di rumah. Misalnya, bayangkan Anda
mengunjungi teman dan menumpahkan anggur merah di atas karpet krem baru yang indah mereka. Anda akan
meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk kecanggungan Anda dan pergi bergegas untuk mencari sesuatu
untuk membereskan tumpahan anggur itu, tapi kemudian dihibur oleh teman Anda yang dengan bergurau
mengatakan, seseorang suatu kali tentu akan ‘membaptis’ karpet kami, dan Anda dipersilakan duduk kembali
dan bersantai karena dia memiliki teknik sederhana untuk membersihkannya dalam waktu singkat.
Sekarang bayangkan betapa berbedanya respons tuan rumah jika Anda menyangkal semua tanggung jawab
untuk tumpahan dengan alasan karena ada wanita yang menyenggol lengan Anda, dan karpet teman Anda
tersebut seharusnya berwarna gelap setidaknya yang di ruang tamu. Taktik seperti akan akan terlihat konyol jika
terjadi di rumah. Namun organisasi cenderung untuk mengambil sikap seperti itu, dan hal ini juga sering
disarankan oleh penasihat perusahaan saat ada perdebatan tentang tanggung jawab untuk insiden. Proses
responsif berarti menanggapi dengan cepat dan bertanggung jawab atas kesalahan organisasi Anda.
Tentu saja ada kebutuhan untuk berhati-hati di ranah hukum, tapi insiden harus ditangani dalam kerangka kerja
yang memperlihatkan kepedulian yang murni, pengakuan bahwa Anda tidak putih seperti salju, dan bermaksud
untuk memperbaikinya. Dalam industri minyak, perbedaan antara mendemonstrasikan proses responsif dengan
baik dan sangat buruk dapat disorot dengan pertimbangan tumpahan minyak Exxon Valdez dan American Trader
di Prince William Sound pada tahun 1989 dan di lepas pantai California pada tahun 1990.
Dalam waktu 48 jam sejak Exxon Valdez menabrak karang, presiden Exxon Shipping Company telah mencoba
menyalahkan kapten kapal, pilot dan penjaga pantai (Devlin 2007). Namun, BP setelah belajar dari yang diderita
Exxon, siap untuk memperlihatkan baik kemajuan responsif maupun logika hukum ketika ketua BP America saat
itu memberikan pernyataan kepada wartawan, ‘Pengacara kami mengatakan itu bukan kesalahan kami. Tapi kami
merasa hal itu kesalahan kami dan kami akan bertindak seakan-akan itu memang kesalahan kami sendiri ‘(The
Conversation 2015). Dalam pernyataan sederhana ini, BP telah mempertahankan hak untuk berdebat tanggung
jawab di pengadilan sementara membiarkan semua orang tahu bahwa pemimpinnya merasa sangat tidak
nyaman dan akan memperbaikinya sesegera mungkin.
Pelajaran di sini adalah bukannya respons BP lebih baik dari respons Exxon dalam situasi darurat (keduanya
memberikan respons yang secara teknik logis); juga bukannya BP perusahaan yang lebih baik dalam komunikasi
pemangku kepentingan di seluruh dewan, karena perusahaan tersebut kurang baik komunikasinya di seluruh
petaka Deepwater Horizon. Hal ini hanya bukti bahwa orang-orang teknis, media dan hukum dapat bekerja
secara harmonis untuk memperlihatkan proses responsif yang menguntungkan semua orang sehabis suatu
peristiwa masyarakat atau lingkungan yang signifikan terjadi.
Tidak relevan secara moral versus relevan secara moral
Area lain di mana organisasi dapat dengan mudah tergelincir didasarkan pada prinsip bahwa argumen moral
hanya dapat diatasi dengan argumen moral lain. Misalnya, sebuah tambang yang merupakan tulang punggung
keuangan kota negara tidak dapat hanya membayar untuk bagian yang digunakannya dari air waduk yang lebih
dari pengguna lain selama musim kemarau. Air hujan tidak dilihat sebagai sesuatu yang harus dijual kepada
penawar tertinggi—air hujan tersebut diberikan tanpa biaya oleh alam dan yang kaya tidak harus mendapatkan
lebih dari bagian mereka.
Dalam memberikan alasan agar mendapatkan cukup air agar tambang dapat bekerja, ancaman terhadap
pekerjaan lokal merupakan masalah sosial yang nyata yang secara moral dapat dikatakan sebagai alasan untuk
menjaga tambang terbuka. Setelah membawa masalah ini ke pemerintah daerah sebagai kebutuhan bersama,
organisasi dapat masuk ke dalam diskusi tentang langkah-langkah dukungan yang mungkin membayar
kemurahan hati dari orang-orang (misalnya, dengan program subsidi sederhana untuk penggalian bendungan
pertanian yang lebih besar, irigasi yang lebih efisien atau instalasi hujan rumah tangga atau tanki air limbah
rumah tangga).
MANAJEMEN RISIKO 109
Singkatnya, hal itu merupakan sistem barter berbasis moralitas, di mana tidak ada uang dan tidak ada ancaman
yang dipertukarkan.
Adil versus tidak adil
Ini merupakan bentuk sederhana dari perhitungan risiko: apakah mereka yang menanggung sebagian besar
risiko mendapatkan bagian manfaat yang cukup? Dalam situasi ini, itu merupakan OK untuk berbicara tentang
uang—tapi itu tidak hanya tentang uang.
Misalnya, jika manajer pabrik hidup dari berbagai emisi dari tumpukan smelter dan anggota angkatan kerja boleh
dikatakan semua yang menopangnya, yang akan memberi kesan bahwa manajer sebenarnya tidak percaya pada
perhitungan risiko perusahaan, bahwa apa pun yang dikatakan di tempat kerja tentang kerjasama tim, manajer
sebenarnya bukan salah satu dari tim, atau bahwa memang kedua proposisi tersebut benar.
Orang terkadang akan menerima risiko tanpa imbalan yang sesuai jika seseorang atau sesuatu yang mereka
pedulikan penerima sebagian dari manfaat tersebut. Masyarakat telah dikenal mentolerir sebagian risiko jika
menguntungkan mereka yang tidak mampu untuk menangkis secara efektif untuk diri mereka sendiri, seperti
tunawisma, orang tua, orang sakit atau mereka yang lapar. Misalnya, sebuah taman perusahaan yang didanai di
kota setempat harus selalu memiliki taman bermain, karena anak-anak merupakan cara yang bagus untuk
mendapatkan poin keadilan.
110
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
REFERENSI
ACARP (Australian Coal Association Research Programme) (2015). Selection and optimisation of controls, report
C23007 (Dr Maureen Hassall et al.).
Bofinger, C, Hayes, J, Bearman, C, Viner, D (2015). OHS risk and decision-making in The core body of knowledge
for OHS professionals. Tullamarine, Victoria: Safety Institute of Australia.
Borys, D (2009). Exploring risk-awareness as a cultural approach to safety: exposing the gap between work as
imagined and work as actually performed. Safety Science Monitor, 13(2).
CDMP (2005). Community risk assessment and risk reduction action plan, Government of the People’s Republic
of Bangladesh, Participatory Action Plan Development process advanced by CNRS, ITAD – UK, University of
Newcastle & University of Durham, UK.
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) (2004). Enterprise risk
management—integrated framework, executive summary, September, www.coso.org.
Cross, J (2012). Risk. In HASPA (Health and Safety Professionals Alliance), The core body of knowledge for
generalist OHS professionals. Tullamarine, Victoria: Safety Institute of Australia, www.ohsbok.org.au.
DEFRA (Department for Environment, Food and Rural Affairs) (2011). Guidelines for environmental risk
assessment and management, Collaborative Centre of Excellence in Understanding and Managing Natural and
Environmental Risks, Cranfield University, commissioned by DEFRA.
Dekker, S (2014). The field guide to understanding ‘human error’, 3rd edition, Surrey, England.
Devlin (2007). Crisis management planning and execution, S Auerbach Publications, Florida.
DIRD (Department of Infrastructure and Regional Development) (2013). Road deaths, Australia 2013, statistical
summary. DIRD:Canberra.
Drexhage, J, Murphy, D (2010), Sustainable development: from Bruntland to Rio 2010, United Nations, New York.
Enhealth (2012). Environmental health risk assessment: guidelines for assessing human health risks from
environmental hazards.
Hale, A, Borys, D, Else, D (2012). Management of safety rules and procedures: a review of the literature, IOSH,
Wigston, UK.
Health Canada (1995a). Investigating human exposure to contaminants in the environment: a community
handbook.
Health Canada (1995b). Investigating human exposure to contaminants in the environment: a handbook for
exposure calculations.
Hollnagel, E (2009). The ETTO principle: efficiency–thoroughness trade-off. Why things that go right sometimes
go wrong, Surrey, UK.
MANAJEMEN RISIKO 111
HSE (UK Health and Safety Executive) (2009). Behavioural economics: a review of the literature and proposals
for further research in the context of workplace health and safety (Sapsford, D, Phythian-Adams, S, Apps, E),
prepared by the University of Liverpool for the HSE.
Hubbard, DW (2009). The failure of risk management: why it’s broken and how to fix it.
ICMM (International Council on Mining and Metals) (2015). A guide to good practice: health and safety critical
control management, ICMM, London.
IFC (International Finance Corporation) (2012). Performance standards on environmental and social sustainability,
http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/115482804a0255db96fbffd1a5d13d27/PS_English_2012_Full-Document.
pdf?MOD=AJPERES
ISO 31000 (2009). Risk management—principles and guidelines, Standards Australia, Sydney.
James, JT (2013). A new, evidence-based estimate of patient harms associated with hospital care.
Khaneman, D (2011). Thinking fast and slow.
Lewis, JG (2012). Neuroscience of déjà vu, Psychology Today, posted 14 August.
Marsh, (2014). Developments in anti-bribery and corruption: the impetus for Australian companies to take action,
Marsh Pty Ltd.
MCA (Minerals Council of Australia) (2005). Enduring value: the Australian Minerals Industry framework for
sustainable development, MCA, Canberra.
Morgan (2014). Roy Morgan Image of Professions Survey 2014: nurses still most highly regarded, followed by
doctors, pharmacists and High Court judges, Roy Morgan Research, Melbourne, 11 April 2014, http://www.
roymorgan.com.au/findings/5531-image-of-professions-2014-201404110537.
NSW Department of Primary Industries (2007). Risk: minerals industry safety and health risk management
guideline, MDG 1010, Mine Safety Operations Division, January.
Pickering, A, Cowley, S (1990). Risk matrices: implied accuracy and false assumptions, Journal of Health & Safety
Research & Practice, October, 2(1).
Reason, J (1990). Human error, Cambridge University Press, UK.
Reisch (1998). Responsible care: doing it right, Business, 76(43).
Safe Work Australia (2012). Managing risks to health and safety at the workplace, fact sheet.
Sandman (2003). Responding to community outrage: strategies for risk management, AIHA, Fairfax, Virginia.
Sandman (2004). A quick introduction to risk perception, http://www2.wpro.who.int/internet/files/eha/toolkit/
web/Technical%20References/Risk%20Communication%20and%20Public%20Information/Introduction%20
Risk%20Perception.pdf.
Sandman (2008). Managing justified outrage: outrage management when your opponents are substantively right
(Situation 2), Peter Sandman Risk Communication website.
Slovic, P (1999). Trust, emotion, sex, politics, and science: surveying the risk-assessment battlefield,
Risk Analysis, 19:698.
Standards Australia (2010). HB 327:2010 Communicating and consulting about risk.
112
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Svenson (1981). Are we all less risky and more skilful than our fellow drivers? Acta Psychologica,
47(2):143–148.
US Department of Homeland Security (2012). Understanding risk communication theory: a guide for emergency
managers and communicators, Human Factors/Behavioural Sciences Division, Science and Technology
Directorate.
US Department of Labor (2015). Mine safety and health at a glance, Mine Safety and Health Administration.
Viner, D (2015). Occupational risk control—predicting and preventing the unwanted. London.
MANAJEMEN RISIKO 113
GLOSARIUM
Amukan kemarahanAmukan kemarahan adalah luapan emosi dan kebencian yang dipicu oleh cedera
atau penghinaan.
Analisis risikoProses sistematis yang digunakan untuk memahami sifat risiko dan berusaha
mengurangi tingkat risikonya. Analisis ini memberikan dasar untuk evaluasi risiko
dan keputusan tentang penanganan risiko.
AncamanKemungkinan bahwa kerentanan dapat dimanfaatkan untuk menyebabkan
kerusakan pada sistem, lingkungan, atau personil.
Bahaya (Hazard)
Sumber potensi kerusakan atau cedera.
Daftar risiko Sebuah daftar risiko mencatat hasil identifikasi risiko dan proses penilaian secara
sistematis, biasanya disusun dalam tabel. Daftar ini mendefinisikan skenario risiko,
hasil penilaian, tindakan pengendalian risiko dan pertanggungjawaban.
EBQSingkatan dari Experience based quantification, atau kuantifikasi berdasarkan
pengalaman.
Evaluasi risiko Proses membandingkan tingkat risiko terhadap kriteria risiko.
HAZOP
Singkatan dari hazard and operability, atau Barang berbahaya dan pengoperasian.
HSECSingkatan dari health, safety, environment and community, atau kesehatan,
keamanan, lingkungan, dan masyarakat.
Izin sosial untuk beroperasiPengakuan dan penerimaan kontribusi perusahaan terhadap masyarakat tempat ia
beroperasi, melebihi pemenuhan persyaratan hukum dasar, menuju upaya
pengembangan dan pemeliharaan hubungan yang konstruktif dengan para
pemangku kepentingan yang diperlukan agar bisnis dapat berkelanjutan. Pada
dasarnya, azas ini berupaya mendapatkan hubungan baik yang berdasarkan atas
asas kejujuran dan saling menghormati.
JSASingkatan dari job safety analysis atau analisis keselamatan kerja.
JSEASingkatan dari job safety and environment analysis, atau keselamatan kerja dan
analisis lingkungan.
Kelompok paparanKelompok pekerja yang memiliki profil paparan umum yang sama karena kemiripan
yang sama dan frekuensi dari tugas yang mereka lakukan, bahan dan proses dengan mana
mereka bekerja, dan cara yang sama mereka melakukan tugas-tugas.
Keterlibatan MasyarakatHubungan yang strategis dan direncanakan dengan seksama dengan masyarakat
dan individu yang tinggal di dekat aktivitas pertambangan dan berpotensi terkena
dampaknya. Keterlibatan yang efektif biasanya mencakup langkah mengidentifikasi
dan memprioritaskan para pemangku kepentingan, melakukan dialog untuk
memahami kepentingan mereka dalam suatu masalah dan kekhawatiran yang
mungkin ada, dan bersama mereka mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut,
dan memberikan tanggapan atas tindakan yang diambil.
114
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kriteria risiko Kerangka acuan yang menjadi dasar penilaian tingkat pentingnya (signifikansi)
suatu risiko.
LOPA
Singkatan dari layer of protection analysis, atau analisis lapisan perlindungan
Manajemen risiko Proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan potensi peluang sambil
mengelola efek samping.
Net present value (NPV)/Sebuah pengukuran yang digunakan untuk memutuskan apakah akan melanjutkan
nilai bersih saat ini investasi. Nilai ini dihitung dengan menambahkan semua manfaat yang diharapkan
dan mengurangi semua perkiraan biaya dari investasi, baik sekarang dan di masa
depan. Jika NVP negatif, maka investasi tidak dapat dibenarkan berdasarkan hasil
yang diharapkan. Jika NVP positif, maka dapat dibenarkan secara finansial.
Organisasi non Sebuah kelompok nirlaba atau asosiasi yang diselenggarakan di luar struktur politik
pemerintah atau dilembagakan untuk mewujudkan tujuan sosial tertentu (seperti perlindungan
lembaga swadaya lingkungan) atau melayani konstituen tertentu (seperti masyarakat adat). Kegiatan
masyarakat LSM berkisar dari penelitian, penyebaran informasi, pelatihan, organisasi lokal, dan
pelayanan masyarakat untuk advokasi hukum, melobi untuk perubahan legislatif,
dan pembangkangan sipil. LSM memiliki berbagai ukuran mulai dari kelompokkelompok kecil dalam masyarakat tertentu hingga kelompok dengan keanggotaan
besar dengan lingkup nasional atau internasional.
Pemangku kepentinganOrang dan organisasi yang dapat mempengaruhi atau terpengaruh oleh, atau
menganggap diri mereka akan terpengaruh oleh, suatu keputusan, aktivitas atau
risiko.
Pembangunan yangPembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan
berkelanjutan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Pengendalian risiko Proses, kebijakan, perangkat, praktik atau tindakan lain yang ada yang bertindak
untuk meminimalkan risiko negatif atau meningkatkan peluang positif.
Pihak yang bertanggung Orang dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk memastikan tingkat
jawab atas pengendalian pengendalian yang tepat diterapkan dan dioperasikan secara efektif pada suatu area
risiko utama.
Program StewardshipProgram Stewardship (Pengelolaan yang Baik dan Bertanggung Jawab) yang
(Pengelolaan yang Baikmenyeluruh dan berlaku pada sumber daya, proses dan produk dan karena itu,
dan Bertanggung mencakup siklus hidup yang penuh. Program ini merupakan program tindakan
Jawab) atas bahan terpadu yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua bahan, proses, barang
dan/atau jasa yang diproduksi, dikonsumsi dan dibuang dilakukan dengan cara yang
bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Proses manajemen risiko Penerapan yang sistematis dari kebijakan, prosedur dan praktik dari manajemen
untuk tugas mengomunikasikan, membangun konteks, mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, menangani, memantau dan mengkaji risiko.
QRA Singkatan dari quantitative risk analysis, atau analisis risiko kuantitatif.
RisikoKemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan. Sering
dinyatakan dalam bentuk suatu peristiwa atau keadaan dan konsekuensi yang
mungkin terjadi dari peristiwa atau keadaan tersebut.
Risiko bertahapSebuah peristiwa risiko yang terjadi selama jangka waktu yang panjang dan
merupakan perwakilan dari berbagai jenis pencemaran lingkungan (Misalnya
kebocoran perlahan dari area penahanan hidrokarbon, rembesan asam atau emisi ke
atmosfer).
MANAJEMEN RISIKO 115
Risiko operasionalRisiko yang berfokus untuk menangani aspek-aspek operasi yang mungkin lebih
sistemik terhadap proses penambangan dan operasi sehari-hari dari tambang.
Risiko pada seluruh Kerangka kerja manajemen risiko yang menyeluruh, yang mendefinisikan ruang
perusahaan lingkup kerangka kerja dari jenis-jenis risiko dan proses manajemen risiko utama
yang dilaksanakan di seluruh organisasi untuk mengelola risiko dengan cara yang
sistematis dan holistik.
Risiko strategis Risiko-risiko yang berhubungan dengan saling ketergantungan antara kegiatan
operasi dan lingkungan bisnis yang lebih luas.
SIL
Singkatan dari safety integrity level, atau tingkat integritas keselamatan.
Simulasi Monte Carlo Sebuah metode untuk secara iteratif mengevaluasi sebuah model deterministik
dengan menggunakan serangkaian nomor acak sebagai masukan. Metode ini sering
digunakan ketika modelnya kompleks, nonlinear, atau melibatkan banyak parameter
yang tidak pasti.
Tingkat kepentingan Sebuah ekspresi dari makna signifikansi atau tingkat kepentingan yang relatif dari
suatu masalah tertentu dalam konteks organisasi secara keseluruhan.
116
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan
Download