MANAJEMEN RISIKO Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan Agustus 2016 INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU MANAJEMEN RISIKO Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan Agustus 2016 INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU Peringatan (Disclaimer) Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan. Publikasi ini telah dikembangkan oleh kelompok kerja yang terdiri dari para ahli, perwakilan industri, pemerintah serta non-pemerintah. Upaya dari semua anggota kelompok kerja sangat dihargai. Pandangan dan pendapat yang diutarakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari Pemerintah Australia atau Menteri Luar Negeri, (Minister for Foreign Affairs) Menteri Perdagangan dan Penanaman Modal (Minister for Trade and Investment) dan Menteri Sumber Daya dan Australia Utara (Minister for Resources and Northern Australia). Meskipun berbagai upaya yang pantas telah dilakukan untuk memastikan isi publikasi ini berasarkan pada fakta-fakta yang benar, Persemakmuran tidak menerima pertanggungjawaban dalam hal keakuratan atau kelengkapan materi, dan tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun yang mungkin timbul secara langsung atau tidak langsung melalui penggunaan, atau mengandalkan pada isi publikasi ini. Para pengguna buku pegangan ini harus ingat bahwa buku ini dimaksudkan sebagai rujukan umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan kebutuhan nasihat profesional yang relevan dengan situasi khusus dari masingmasing pengguna. Rujukan pada perusahaan atau produk dalam buku pegangan ini tidak boleh dianggap sebagai dukungan Pemerintah Australia bagi perusahaan-perusahaan tersebut atau produk-produknya. Dukungan bagi Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan (LPSDP) diberikan oleh program bantuan Australia yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade), karena nilai laporan dalam memberikan studi bimbingan dan kasus praktis untuk digunakan dan diterapkan di negara-negara berkembang. Gambar sampul: istockphoto.com. © Commonwealth of Australia 2016 Karya ini berhak cipta. Selain dari penggunakan sebagaimana yang diizinkan berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta 1968, tidak ada bagian yang dapat digandakan dengan proses apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Persemakmuran. Permintaan dan pertanyaan terkait penggandaan dan hak-hak harus ditujukan ke Commonwealth Copyright Administration, Attorney-General’s Department, Robert Garran Offices, National Circuit, Canberra ACT 2600 atau diposting di www.ag.gov.au/cca Agustus 2016. ii PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Daftar Isi SAMBUTAN vi PRAKATAvii 1.0 PENDAHULUAN 1 1.1 Praktik Kerja Kerja Unggulan dalam Program Pengembangan Berkelanjutan 1 1.2 Khalayak 1 1.3 Buku pegangan manajemen risiko 1 1.4 Pengembangan buku pegangan 1 1.5 Lingkup 2 1.5.1 Pendekatan ke ‘keberlanjutan’ 2 1.5.2 Konteks bisnis 2 1.5.3 Manajemen risiko 3 2.0 IKHTISAR MANAJEMEN RISIKO 2.1 Prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif 2.2 Tipe-tipe risiko 2.2.1 Kesehatan dan keselamatan tempat kerja 2.2.2 Risiko lingkungan 2.2.3 Risiko lingkungan alami 2.2.4 Risiko masyarakat 2.2.5 Risiko hukum dan peraturan 2.2.6 Risiko produksi 2.2.7 Risiko reputasi 2.2.8 Risiko penutupan dan pasca-penutupan (warisan) 2.2.9 Bahan mineral yang bertentangan 2.2.10 Suap 2.3 Risiko dan ketidakpastian 2.4 Risiko dan kesalahan manusiawi 2.5 Risiko kumulatif 2.6 Pemangku kepentingan 2.7 Risiko time line (penentuan waktu) untuk manajemen risiko 2.8 Menerapkan proses-proses risiko pada rantai nilai material 2.9 Dampak finansial (langsung dan tak langsung) 4 4 5 5 5 5 5 6 7 7 10 13 14 14 15 16 16 16 17 18 3.0 ANALISIS DAN PENGENDALIAN RISIKO 3.1 Kata pengantar 3.2 Proses-proses manajemen risiko generik 3.3 Komunikasi dan konsultasi 3.4 Menetapkan konteks 3.5 Identifikasi sumber-sumber bahaya (hazard) atau ancaman 3.6 Mengidentifikasi risiko 3.7 Menganalisis risiko 3.7.1 Pendekatan kualitatif terhadap penilaian risiko 3.7.2 Metode semi-kuantitatif 19 19 19 20 20 21 21 23 23 24 MANAJEMEN RISIKO iii 3.7.3 Metode kuantitatif Penilaian risiko kuantitatif Kuantifikasi berbasis pengalaman 3.7.4 Perbandingan kekuatan dan batasan 3.8 Mengevaluasi risiko 3.9 Memperlakukan risiko 3.9.1 Merancang kendali risiko 3.9.2 Efektifitas kendali risiko 3.9.3 Manajemen risiko kritis 3.9.4 Pengelolaan peralatan kritis 3.10 Pemantauan dan tinjauan 3.10.1 Mendokumentasi hasil-hasil 3.10.2 Garis besar daftar risiko 28 29 31 31 35 36 36 37 41 43 43 46 46 4.0 MANAJEMEN RISIKO DI PERTAMBANGAN 4.1 Manajemen risiko perusahaan 4.1.1 Proses manajemen risiko perusahaan 4.1.2 Memilih alat manajemen risiko 4.1.3 Keterlibatan manajemen senior 4.1.4 Pengawasan risiko yang efektif 4.1.5 Ringkasan penilaian risiko perusahaan 4.2 Pengoperasian manajemen risiko 4.2.1 Proses manajemen risiko operasional 4.2.2 Ringkasan manajemen risiko operasional 4.3 Manajemen risiko tugas dan kegiatan 47 47 47 49 50 52 53 54 55 56 58 5.0 IMPLEMENTASIKAN DAN KOMUNIKASIKAN 5.1 Pendahuluan 5.2 Dewan direktur dan manajemen senior 5.3 Kriteria kematangan dan pengambilan keputusan 5.4 Mengambil keputusan atas risiko 5.5 Komunikasi risiko 5.6 Struktur organisasi 5.7 Fasilitator penilaian risiko 5.8 Perbaikan yang berkesinambungan 61 61 61 61 63 63 64 64 65 6.0 KESIMPULAN 66 LAMPIRAN 1: ANALISIS RISIKO A1.1 Pendekatan kualitatif yang umumnya diterapkan A1.2 Metode-metode semi-kuantitatif A1.3 Matriks kuantifikasi konsekuensi/kemungkinan A1.4 Nomogram konsekuensi/ kemungkinan A1.5 Semi-kuantifikasi berdasarkan spread-sheet A1.6 Pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semi-kuantifikasi A1.7 Metode-metode kuantitatif A1.8 Penilaian risiko kuantitatif 69 69 70 70 73 77 79 79 81 iv PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN A1.9 Kuantifikasi berdasarkan pengalaman A1.10 Perbandingan kekuatan keterbatasan LAMPIRAN 2: ANALISIS PENANGANAN RISIKO BOW-TIE A2.1 Uraikan peristiwa yang tak diinginkan A2.2 Tentukan lingkup analisis A2.3 Identifikasi rangkaian ancaman A2.4 Identifikasi kemungkinan konsekuensi A2.5 Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi A2.6 Identify failure modes for important controls A2.7 Tentukan jaminan yang diperlukan LAMPIRAN 3: KOMUNIKASI RISIKO A3.1 Teori komunikasi risiko A3.2 Apakah komunikasi risiko itu? A3.3 Prinsip-prinsip komunikasi risiko A3.4 Menilai perlawanan pemangku kepentingan A3.5 Definisi masalah/isu REFERENSI 83 85 87 88 90 90 91 92 96 98 100 100 100 102 103 104 111 GLOSARIUM114 STUDI KASUS: Studi Kasus: Manajemen risiko proyek Ok Tedi, Papua New Guinea Studi Kasus: Menggunakan penilaian risiko kuantitatif untuk menetapkan asuransi finansial pasca-penutupan, tambang emas Martha Gold mine, Waihi, New Zealand Studi Kasus: Dampak tambang tembaga Mount Lyell Copper di Macquarie Harbour, Tasmania Studi Kasus: Gua blok Northparkes runtuh, November 1999 Studi Kasus: Tambang Argyle Diamond, Western Australia MANAJEMEN RISIKO 8 10 33 44 67 v SAMBUTAN Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan dikelola oleh komite pengarah yang diketuai oleh Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains (Department of Industry, Innovation and Science) Pemerintah Australia. Ketujuh belas tema yang ada di dalam program dikembangkan oleh kelompok kerja pemerintah, industri, penelitian, akademik dan masyarakat. Buku pegangan praktik kerja unggulan ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa kerjasama dan partisipasi aktif dari semua anggota kelompok kerja. Phil Turner selaku lead author sangat menghargai para co-author berikut ini yang telah berpartisipasi dalam menyusun naskah Buku pegangan Manajemen risiko (Risk management) yang direvisi pada tahun 2016 dan mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka dan para pemberi pekerjaan (employer) yang telah menyetujui untuk menyediakan waktu dan keahlian mereka untuk program ini: KONTRIBUTOR ANGGOTA KONTAK Mr Graham Brown www.grahamabrown.com.au Dr Dennis Else www.brookfieldmultiplex.com Associate Professor Jan Hayes www.rmit.edu.au Professor Jim Joy www.jimjoy.com.au Dr Andrew Lewin www.bhpbilliton.com Associate Professor Tony Pooley www.unisa.edu.au/ Ms Pam Pryor www.ohsbok.org.au Mr Phil Turner www.vedantaresources.com www.jktech.com.au Mr Martin Webb vi www.mmg.com PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN PRAKATA Buku pegangan dalam seri Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan (Leading Practice Sustainable Development Program for the Mining Industry) telah diterbitkan untuk berbagi pengalaman dan keahlian Australia yang terkemuka di dunia dalam pengelolaan dan perencanaan tambang. Buku pegangan ini memberikan pedoman praktis tentang aspek-aspek ekonomi dan sosial dari semua tahapan ekstraksi mineral, mulai dari eksplorasi ke konstruksi, operasi dan hingga akhirnya penutupan tambang. Australia adalah pemimpin dunia di bidang pertambangan, dan keahlian nasional kita telah digunakan untuk memastikan bahwa buku-buku pegangan ini memberikan bimbingan masa kini dan berguna pada praktik kerja unggulan. Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains Australia telah memberikan manajemen teknis dan koordinasi untuk buku pegangan, bekerjasama dengan industri swasta dan para mitra pemerintah negara bagian. Program bantuan luar negeri Australia, yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, telah bersama-sama mendanai pembaharuan buku pegangan ini sebagai pengakuan terhadap peran utama dari sektor pertambangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Pertambangan adalah industri global, dan perusahaan-perusahaan Australia merupakan investor aktif serta penjelajah di hampir semua provinsi pertambangan di seluruh dunia. Pemerintah Australia mengakui bahwa industri pertambangan yang lebih baik berarti lebih banyak pertumbuhan, lapangan kerja, investasi dan perdagangan, dan bahwa manfaat ini harus mengalir melalui standar hidup yang lebih tinggi untuk semua orang. Sebuah komitmen yang kuat untuk praktik kerja unggulan dalam pembangunan berkesinambungan sangat penting untuk keunggulan pertambangan. Dengan menerapkan praktik kerja unggulan memungkinkan perusahaan untuk memberikan nilai bertahan, menjaga reputasi mereka atas kualitas dalam iklim investasi yang kompetitif, dan memastikan dukungan yang kuat dari masyarakat setempat dan pemerintah. Memahami praktik kerja unggulan juga penting untuk mengelola risiko dan memastikan bahwa industri pertambangan memberikan potensi penuh. Buku pegangan ini dirancang untuk memberikan informasi penting kepada operator tambang, masyarakat dan regulator. Buku-buku berisi studi kasus untuk membantu semua sektor industri pertambangan, di dalam dan di luar persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan resmi. Kami merekomendasikan buku-buku pegangan Praktik kerja unggulan ini kepada Anda dan berharap Anda akan menemukan bahwa buku-buku tersebut praktis untuk digunakan. Senator The Hon Matt Canavan The Hon Julie Bishop MP Menteri Sumber Daya dan Australia Utara Menteri Luar Negeri MANAJEMEN RISIKO vii viii PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 1. PENDAHULUAN 1.1 P raktik Kerja Kerja Unggulan dalam Program Pengembangan Berkelanjutan Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkelanjutan menargetkan permasalahan utama yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dalam industri pertambangan. Buku pedoman praktik kerja unggulan yang diterbitkan melalui program ini menyediakan informasi dan studi kasus untuk menggambarkan bagaimana keberlanjutan dapat dicapai. Buku pegangan ini relevan untuk semua tahap kehidupan tambang, dari eksplorasi dan pembangunan sampai operasi, penutupan dan rehabilitasi. 1.2 Khalayak Target utama buku ini ialah mereka yang mengelola operasi pertambangan dan pengolahan terkait, mencakup mereka yang terlibat dalam perancangan dan pembangunan. Merupakan tanggung jawab manajer tambang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko serta mengambil tindakan untuk mengendalikan mereka. Buku pedoman juga menargetkan para pemangku kepentingan sektor pertambangan seperti regulator, kontraktor, konsultan, organisasi non-pemerintah (LSM), masyarakat tambang dan mahasiswa. Tujuannya untuk menyediakan kepada semua pemangku kepentingan pandangan umum praktik yang baik dan untuk menyediakan tim manajemen situs informasi tentang bagaimana praktik tersebut dapat diterapkan. 1.3 Buku pegangan manajemen risiko Buku pegangan ini memberikan panduan praktik kerja unggulan tentang penilaian risiko dan manajemen risiko. Operasi pertambangan sering inheren berbahaya dan sektor ini juga padat modal, yang berarti kegagalan proyek dan operasional dapat sangat mahal. Kegagalan juga dapat menyebabkan kerugian besar kehidupan atau dampak permanen dan signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat dekat tambang. Mengingat konteks ini, manajemen risiko harus menjadi proses inti dan keterampilan di sektor pertambangan. Historis kinerja industri, bagaimana pun, memperlihatkan bahwa diperlukan pekerjaan untuk memastikan proyek-proyek pertambangan dan operasi menggunakan manajemen risiko untuk efek terbaik. Para praktisi manajemen risiko praktik kerja unggulan baru-baru ini mengubah fokus mereka dari penilaian risiko ke pengelolaan pengendalian. Hal ini telah secara signifikan meningkatkan proses manajemen risiko serta mengurangi potensi terjadinya peristiwa yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan dan hasil-hasilnya. Buku pegangan ini menyoroti pergeseran fokus dan memberikan pedoman bagaimana manfaat dapat dicapai oleh perusahaan dengan mengikuti pendekatan yang sama. 1.4 Pengembangan buku pegangan Edisi pertama diterbitkan pada tahun 2008 sebagai output dari kelompok kerja yang terdiri dari kalangan industri, pemerintah dan penasihat akademi. Edisi kedua ini merupakan hasil dari tinjauan secara keseluruhan dan penyegaran seri Praktik Kerja Unggulan dalam Pengembangan Berkelanjutan. MANAJEMEN RISIKO 1 1.5 Lingkup Buku pegangan ini merupakan salah satu seri yang menangani praktik berkelanjutan dan menetapkan bagaimana manajemen risiko diposisikan dalam bisnis yang berkelanjutan. 1.5.1 Pendekatan ke ‘keberlanjutan’ PBB mendefinisikan ‘pembangunan berkelanjutan’ sebagai ‘memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri’ (Drexhage & Murphy 2010). Dalam arti bisnis, keberlanjutan merupakan pengelolaan dan koordinasi tuntutan lingkungan, sosial dan keuangan dan keprihatinan untuk memastikan keberhasilan yang bertanggung jawab, etis dan berkelanjutan. Keberlanjutan dianggap memiliki tiga persyaratan inti atau ‘pilar’ yang membahas aspek-aspek sosial, lingkungan dan ekonomi1, dan tujuan tersebut memiliki perpanjangan waktu untuk pengembalian usaha. Masing-masing dari tiga pilar—sosial, lingkungan dan ekonomi—memiliki sejumlah komponen yang berbedabeda, tergantung pada apakah mereka diperhitungkan dalam konteks global, nasional atau lokal dan apakah pertimbangan oleh pemerintah, bisnis atau kelompok kepentingan lainnya. Deskripsi yang berguna dari komponen-komponen dari tiga pilar untuk organisasi adalah yang diterbitkan oleh Lembaga Perlindungan Lingkungan AS (US Environment Protection Agency).2 Sementara buku pegangan Manajemen risiko memiliki aplikasi yang luas, dalam hal bahwa uraian dari tiga pilar keberlanjutan fokusnya merupakan: • sosial: keselamatan dan kesehatan karyawan dan masyarakat, partisipasi, keamanan sumber daya • lingkungan: layanan ekosistem, rekayasa hijau, udara dan kualitas air, penekan lingkungan, integritas sumber daya. Sementara keberlanjutan ekonomi menggunakan alat yang berbeda untuk manajemen risiko yang tidak dibahas dalam buku ini, terdapat tumpang tindih dan antar-ketergantungan pada tiga pilar sosial, lingkungan dan ekonomi tersebut. Risiko lingkungan dan ekonomi dari pertambangan umumnya diidentifikasi dan dikelola dengan baik, tetapi risiko sosial tetap menjadi area yang lebih menantang bagi industri mineral. Risiko sosial dapat terwujud dalam berbagai cara—melalui permasalahan Pribumi, pengembangan masyarakat, masalah tenaga kerja dan sebagainya. Hubungan antara risiko sosial, lingkungan dan ekonomi sering tidak jelas atau tidak mudah untuk diklarifikasi—namun tetap harus dimasukkan ke dalam manajemen risiko untuk memastikan bahwa industri mineral berkontribusi kuat untuk pembangunan berkelanjutan. 1.5.2 Konteks bisnis Sementara kasus bisnis untuk manajemen risiko yang efektif harus diakui, proyek industri pertambangan dan operasi terus menderita insiden yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan, dan akibat substansial yang mempengaruhi profitabilitas mereka, reputasi dan izin untuk beroperasi. Hal ini terjadi melalui pemahaman yang buruk atau aplikasi yang buruk dari proses manajemen risiko atau karena manajemen risiko diterapkan ke kegiatan terbatas aspek bisnis dan kegiatan yang sebenarnya tidak perlu. 1 Lihat PBB, http://www.un.org/en/ga/president/65/issues/sustdev.shtml. 2 Lihat http://epa.gov/ncer/rfa/forms/sustainability_primer_v7.pdf. 2 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Manajemen risiko yang baik dicapai melalui penerapan proses berkelanjutan yang sistematis. Hal ini juga membutuhkan aplikasi terampil dan masukan fungsional mendalam untuk mengidentifikasi risiko dan penilaian. Manajemen risiko juga perlu diterapkan secara holistik di seluruh situs, bukan hanya untuk bidang yang diminati bagi tim manajemen saat ini, dan pada semua tahap siklus hidup tambang, khususnya: • eksplorasi dan penemuan • konsep, urutan besarnya, pra-kelayakan, kelayakan, desain dan persetujuan proyek • fasilitas pengolahan pembangunan dan mengawasi (komisioning) tambang dan mineral • operasi, pemeliharaan dan produksi • penutupan, penyelesaian (dekomisioning) dan rehabilitasi • pemantauan pasca-penutupan. Setiap tahap menyajikan tantangan signifikan dari perspektif manajemen risiko. Misalnya, eksplorasi di daerah baru dapat meningkatkan risiko geologi, lingkungan, sosial, kedaulatan dan ekonomi; tahap operasi akan mencakup risiko masyarakat, kesehatan, keselamatan, lingkungan, peraturan dan reputasi; penutupan akan melibatkan masyarakat, regulasi dan risiko reputasi. Bahkan di mana kelompok risiko serupa, sifat khusus risiko akan bervariasi dan perlu analisis dan pengendalian terpisah. Manajemen risiko yang efektif dapat meminimalkan potensi proyek atau operasi menderita peristiwa dan hasil yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan. Bila diterapkan dengan baik dan transparan, dapat: • melindungi kinerja keuangan • menjaga kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan • membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal • mengamankan perizinan legal dan sosial untuk beroperasi. 1.5.3 Manajemen risiko Manajemen risiko pada industri pertambangan harus diterapkan pada semua aspek dari siklus hidup tambang, mencakup penambangan, pengolahan dan penatagunaan hilir mineral dan produk logam. Standar AS/NZS ISO 31000: Manajemen risiko—prinsip-prinsip dan pedoman menyediakan kerangka kerja umum untuk menetapkan konteks dan mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memproses, memantau dan mengkomunikasikan risiko. Buku pegangan ini disusun menurut standar tersebut dengan memberi bimbingan manajemen risiko praktis bagi manajer industri pertambangan dan menguraikan risiko yang paling umum yang mempengaruhi industri yang secara substansial dalam kendali manajemen situs. Hal ini juga menyajikan contoh-contoh kerangka kerja manajemen risiko utama dan alat-alat yang dapat digunakan untuk menilai dan mengelola risiko. Bab-bab utama buku ini menguraikan analisis, identifikasi dan evaluasi risiko dan membahas bagaimana dapat dikendalikan melalui perencanaan yang tepat dan pengambilan keputusan. Akhirnya, buku ini menekankan pentingnya komunikasi, baik secara internal maupun eksternal, seluruh penilaian risiko dan proses manajemen. MANAJEMEN RISIKO 3 2.0 IKHTISAR MANAJEMEN RISIKO Pesan-pesan kunci • Operasi tambang dan pengolahan mineral menghadapi berbagai macam risiko, mencakup kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan masyarakat lingkungan dan keselamatan, peraturan, produksi, reputasi, mineral konflik (bahan-bahan mineral yang bertentangan) dan penyuapan. • Dampak berbagai risiko dan pengendaliannya harus dievaluasi terhadap dampak potensial pada posisi keuangan, reputasi perusahaan dan izin untuk beroperasi. • Risiko yang mungkin dinormalisasi dari waktu ke waktu perlu pertimbangan khusus. • Risiko kumulatif mungkin juga perlu pertimbangan khusus. • Pemangku kepentingan adalah kelompok yang memiliki persepsi beragam yang bervariasi terhadap risiko. Berkomunikasi dan terlibat dengan orang-orang yang berpotensi terkena dampak risiko industri pertambangan merupakan elemen penting dari manajemen risiko yang baik dan menambah kredibilitas baik proses dan organisasi. • Proses manajemen risiko harus mencakup siklus hidup dari tambang (Life-of-Mine (LoM)). • Penatagunaan bahan menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memadukan kegiatan manajemen risiko, terutama dalam konteks standar manajemen lingkungan dan pengembangan kualitas baru, yang memerlukan pertimbangan kegiatan siklus hidup, produk dan layanan jasa. 2.1 Prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif Dewan Mineral Australia telah mengembangkan program untuk menyediakan kerangka kerja formal dan konsisten untuk praktik berkelanjutan dalam industri pertambangan Australia berjudul Nilai bertahan (Enduring value) (MCA 2005). Nilai bertahan menguraikan 10 prinsip yang mendorong anggota dewan untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka ambil dan praktik-praktik yang mereka terapkan selaras dengan kepentingan mereka dan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. Prinsip-prinsip mencakup dasar-dasar tata etika, manajemen risiko dan keterlibatan transparan, serta prinsip-prinsip individual yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan, hak karyawan, pengembangan masyarakat dan pengelolaan lingkungan. Pada intinya, kerangka kerja ini dimaksudkan guna membantu perusahaan pertambangan melampaui kepatuhan hukum dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan berkelanjutan. Prinsip 4 Nilai bertahan mengharuskan perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen risiko berdasarkan data yang valid dan ilmu yang nalar dan berkonsultasi dengan pihak yang berkepentingan dan yang terkena dampak dalam identifikasi, penilaian dan manajemen sosial, kesehatan, keselamatan, lingkungan dan dampak ekonomi yang terkait dengan kegiatan tambang dan pengolahan mineral. Hal ini untuk memastikan agar risiko diulas secara komprehensif dan para pemangku kepentingan terinformasi. ISO 31000 melangkah lebih jauh dan membuat daftar prinsip-prinsip manajemen risiko yang efektif yang harus tercermin dalam kerangka kerja manajemen risiko organisasi. 4 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.2 Tipe-tipe risiko 2.2.1 Kesehatan dan keselamatan tempat kerja Risiko kesehatan dan keselamatan dapat diperhitungkan di bawah dua judul ‘keselamatan’ dan ‘kesehatan’, karena memberikan tantangan yang berbeda dalam pengelolaan. Risiko keamanan yang ditandai dengan konsekuensi akut, mulai dari cedera ringan yang membutuhkan perawatan pertolongan pertama atau kehilangan waktu kerja (lost-time) karena cedera yang lebih serius melalui cacat permanen atau kematian. Risiko tersebut berkisar dari yang berkonsekuensi relatif rendah (lowconsequence) yang mungkin cukup sering terjadi untuk peristiwa langka tapi berpotensi katastrofik (bencana). Risiko kesehatan mungkin hasil paparan tunggal atau ganda yang mengarah ke penyakit akut atau kronis atau cacat. Seringkali konsekuensi tersebut hanya terwujud dalam jangka waktu panjang dan dapat dengan mudah diabaikan dalam urgensi untuk mengelola masalah yang lebih mendesak. 2.2.2 Risiko lingkungan Kegiatan tambang dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap lingkungan, mungkin dampak pertambangan langsung, mencakup kegiatan tambang terbuka (open-cut) serta kegiatan penambangan bawah tanah, pembuangan limbah dan pembangunan prasarana. Kegiatan juga mungkin mencakup penggunaan sumber daya, seperti penggunaan air permukaan dan air bawah tanah, bahan tambang, pembangunan pelabuhan dan operasi, ditambah limbah dan emisi yang mungkin mencakup pengerukan dan pembuangan limbah serta pencemaran udara yang disebabkan oleh pertambangan dan peleburan. Perusahaan pertambangan dilaporkan telah mempekerjakan para profesional yang mutakhir dalam bidang lingkungan dari industri apa saja di Australia, yang memperlihatkan pentingnya manajemen risiko lingkungan untuk pertambangan. 2.2.3 Risiko lingkungan alami Lingkungan alami dapat berinteraksi dengan kegiatan penambangan dan pengolahan mineral dalam dua cara. Pertama, risiko lingkungan dapat didefinisikan dalam hal dampak kegiatan eksplorasi, penambangan atau pengolahan mineral pada lingkungan, yang biasanya merupakan fokus utama penilaian risiko lingkungan. Penting juga untuk diingat bahwa lingkungan dapat menimbulkan risiko terhadap keberlanjutan operasi pertambangan, seperti menggenangi tambang atau menyebabkan luberan air proses sehabis hujan lebat, atau sebaliknya, saat periode kering yang panjang yang berarti pasokan air tidak dapat memenuhi permintaan. Kedua, dampak terhadap flora, fauna dan ekosistem mungkin memiliki berbagai dampak tidak langsung pada bisnis, seperti kemarahan besar publik yang menyebabkan kerusakan reputasi, keterlambatan start-up (mulai beroperasi) atau larangan, biaya penutupan dan rehabilitasi, serta risiko warisan yang berlangsung setelah penutupan. 2.2.4 Risiko masyarakat Risiko masyarakat menyikapi dampak langsung pada penduduk lokal dan potensi untuk mempengaruhi kesehatan maupun keselamatan masyarakat. Dampak langsung berkisar dari tekanan pada sumber daya seperti air dan listrik untuk perpindahan potensi populasi yang membutuhkan pemukiman dan penyediaan layanan ekonomi dan sosial yang penting. Dampak kesehatan dan keselamatan dapat terjadi segera tetapi sering berjangka panjang. Pancaran ke udara, air atau tanah, masalah kesehatan yang berkaitan dengan pertumbuhan operasi atau proyek dan migrasi masyarakat ke daerah dengan budaya, tekanan sosial atau prasarana yang dikonsekuensikan, semua perlu dipertimbangkan. Misalnya, penyakit menular dapat menyebar dari perluasan MANAJEMEN RISIKO 5 yang cepat dan migrasi pekerja keliling dan masyarakat. Di mana masalah kesehatan masyarakat tersebut lazim, perusahaan tambang dapat memilih untuk mendanai program kesehatan atau menyediakan prasarana masyarakat di daerah terpencil. Pendekatan seperti itu menarik manfaat baik bagi masyarakat dan perusahaan, seperti kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan karyawan perusahaan yang saling terkait. Tiga referensi yang berguna pada penilaian risiko kesehatan lingkungan, sebagai berikut: Pedoman penilaian kesehatan lingkungan untuk penilaian risiko kesehatan manusia dari bahaya lingkungan (Environmental health risk assessment guidelines for assessing human health risks from environmental hazards) (Enhealth 2012) Publikasi Australia ini menyajikan kerangka kerja menggabungkan penilaian risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko. Ini merupakan rincian langkah-langkah khusus untuk penilaian risiko kesehatan lingkungan—khususnya masuknya toksikologi, epidemiologi, penilaian paparan dan penilaian dosis-respons dalam penentuan risiko untuk populasi umum, sub-kelompok atau individu. Meneliti paparan manusia pada pencemar dalam lingkungan Penelitian ini terdiri dari dua buku pegangan: sebuah buku pegangan masyarakat yang memberikan informasi pada penilaian deskriptif pemaparan dan mengembangkan profil kesehatan bagi masyarakat (Health Canada 1995a) serta buku pegangan untuk perhitungan paparan yang menggambarkan proses langkah-demi-langkah untuk menghitung paparan lingkungan pencemar, mencakup bahan kimia dan radionuklida (Health Canada 1995b). Metode yang disajikan mungkin digunakan untuk para profesional kesehatan untuk melakukan penilaian paparan dan dapat membantu masyarakat untuk memahami proses dan metode yang biasanya mengikuti untuk penilaian tersebut. Standar kinerja IFC pada lingkungan dan sosial yang berkelanjutan (IFC 2012), Publikasi ini, diterbitkan oleh International Finance Corporation (bagian dari Bank Dunia), memberikan panduan berharga bagi perusahaan tambang. 2.2.5 Risiko hukum dan peraturan Keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kesehatan dan keselamatan masyarakat tunduk pada peraturan. Kegagalan untuk mengatasi persyaratan peraturan menciptakan risiko bagi perusahaan yang dapat memiliki konsekuensi serius, mencakup kerangka kerja waktu berlarut-larut untuk perijinan, penuntutan, penutupan paksa, serta konsekuensi produksi dan reputasi. Kedua risiko saat ini dan masa depan berkenaan dengan pemenuhan peraturan pada operasi perlu ditangani, seperti kegagalan untuk mengenali persyaratan peraturan baru dan yang baru muncul, dapat membatasi kelincahan bisnis operasi dan kemampuan untuk mengatasi perubahan. Sebagian besar peraturan pemerintah mencerminkan harapan publik. Harapan untuk perubahan peraturan dapat dimulai secara lokal, dapat digerakkan secara nasional oleh kerangka kerja legislatif atau dapat dipengaruhi oleh tren internasional. Peraturan di negara bagian lain juga dapat secara langsung mempengaruhi industri mineral Australia melalui pembatasan pasar. Proses regulasi berusaha untuk memastikan agar tenaga kerja, masyarakat dan kesehatan lingkungan dilindungi dan agar ‘hak untuk tahu’ masyarakat tentang risiko yang relevan dipertahankan. Sampai saat ini, peraturan telah dibingkai terutama di sekitar kegiatan operasional atau ‘izin untuk beroperasi’. Baru-baru ini, peraturan juga dikembangkan untuk ‘izin untuk memasarkan’, dimana risiko yang terkait dengan penggunaan produk hilir juga dievaluasi. 6 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Kebijakan dan praktik peraturan berubah secara regular sebagai prioritas politik dan pandangan tentang perubahan praktik terbaik. Keterlibatan dengan para pembuat kebijakan dan birokrat lainnya dapat memberikan peringatan dini akan potensi masalah, dan kesempatan yang ada untuk bisnis untuk mendahului undang-undang masa depan dan mendapatkan keuntungan kompetitif. Industri pertambangan juga memiliki risiko kedaulatan, yang berkaitan dengan kesewenang-wenangan peraturan atau perubahan lainnya yang dikenakan oleh pemerintah yang secara fundamental mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi. Contohnya mencakup perubahan royalti dan pajak atau perampasan aset. 2.2.6 Risiko produksi Risiko produksi harus berhasil menguasai dan mempertahankan kegiatan operasional atau untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan diidentifikasi. Risiko produksi diidentifikasi di area proses yang mempengaruhi volume produksi atau kualitas produk dan, pada akhirnya, biaya dan arus pendapatan dari bisnis. Risiko ini sebagian besar ekonomis tetapi mungkin berkaitan erat dengan risiko non-ekonomi. Misalnya, masalah kepatuhan sosial dan lingkungan mungkin dipicu oleh perubahan dalam produksi. Demikian pula, masalah lingkungan dan sosial dapat mempengaruhi produksi; misalnya, pertambangan atau pengolahan mungkin perlu untuk dihentikan jika angin meniupkan pencemaran menuju pusat populasi. Contoh risiko produksi mencakup kegagalan pit atau runtuhnya tanah menyebabkan aliran bijih untuk dihentikan atau dibatasi; pabrik besar atau kegagalan peralatan menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan; serta estimasi ulang sumber daya dan cadangan karena jatuhnya harga logam. Proses keselamatan merupakan area utama potensi risiko pada pertambangan, misalnya di pertambangan uranium di mana insiden proses dapat sangat merusak reputasi dan menarik perhatian peraturan yang signifikan; di pertambangan bijih besi di mana badan bijih mengandung asbes yang harus disingkirkan sebelum izin ekspor diberikan dan limbah kemudian disimpan secara permanen; dan di penambang emas, di mana sianida merupakan masalah yang signifikan. 2.2.7 Risiko reputasi Dalam beberapa hal risiko reputasi merupakan konsekuensi berkesinambungan dari banyak kategori risiko lainnya. Manajemen risiko yang efektif cenderung berdampak positif pada reputasi operasi, menawarkan peluang baru untuk pertumbuhan, kegiatan berkelanjutan dan akses ke pasar-pasar yang baru. Manajemen risiko yang buruk—atau kurang identifikasi dan analisis terhadap potensi konsekuensi—mungkin berdampak negatif pada reputasi dan dapat berkonsekuensi penutupan proses tambang dan mineral sebelum waktunya (prematur) jika reputasi rusak sampai masyarakat setempat, pemerintah, pemangku kepentingan lainnya, atau kombinasi dari mereka, mengambil tindakan terhadap perusahaan. Studi kasus Ok Tedi (lihat kotak) berisi banyak pesan dan konsekuensi yang mungkin dapat merusak reputasi. MANAJEMEN RISIKO 7 STUDI KASUS: M anajemen risiko proyek Ok Tedi, Papua New Guinea Pesan-pesan kunci • Saat manajemen risiko tidak dilakukan secara menyeluruh, dapat menyebabkan dampak serius pada arus aliran kegiatan tambang, perusahaan individu dan industri pertambangan. • Keberlanjutan mensyaratkan bahwa hubungan yang kompleks antara berbagai risiko dipahami dengan baik, terutama potensi keterkaitan antar risiko lingkungan, sosial, politik, ekonomi dan reputasi. Latar Belakang Proyek tembaga-emas Ok Tedi adalah nama yang mudah diingat dalam industri pertambangan. Deposit ditemukan pada tahun 1960 dan kemudian dikembangkan oleh sebuah konsorsium internasional yang dipimpin oleh BHP Ltd di pertengahan tahun 80-an. Proyek ini terletak di Star Mountains di bagian barat Papua New Guinea (PNG). Wilayah terpencil ini memiliki curah hujan yang tinggi dan pegunungan yang curam dan terjal, rawan longsor dan juga dalam area seismik aktif. Tantangan rekayasa untuk limbah pertambangan dan pengelolaan lingkungan dalam konteks ini sangat signifikan. Risiko Risiko yang signifikan berada di garis depan perdebatan tentang Ok Tedi sejak awal mula—risiko yang besar, risiko lingkungan, sosial (terutama yang berkenaan dengan masyarakat adat di wilayah tersebut) dan risiko ekonomi yang umumnya terkait dengan negara berkembang, termasuk risiko pemerintah dan tata kelola (governance) (misalnya, Pintz 1984). Risiko dan konsekuensi Pembangunan bendungan tailing dimulai tetapi kemudian ditinggalkan pada tahun 1984 karena tanah longsor hebat yang secara efektif menghancurkan bendungan. Selanjutnya, kepada Ok Tedi diberikan izin untuk tailing dari tambang yang akan dibuang ke tetangga ke Sungai Fly. Pada tahun 1994, penduduk desa sebelah hilir dari tambang Ok Tedi mengambil tindakan hukum terhadap BHP Ltd, mengklaim dampak lingkungan dan sosial yang luas sebagai konsekuensi dari tailing yang dibuang ke sungai. Sengketa pengadilan ini telah diselesaikan pada tahun 1996, dengan perusahaan melakukan pembayaran kompensasi dan komitmen untuk mempelajari pilihan pengelolaan limbah tambang di masa depan. Kasus ini menyebabkan kerusakan serius, tidak hanya pada reputasi perusahaan BHP, tetapi juga pada reputasi industri pertambangan global. Pada tahun 2002 BHP menghentikan keterlibatannya dalam proyek tersebut, mentransfer pengendalian mayoritas Ok Tedi ke Sustainable Development Program Ltd PNG yang baru. 8 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tambang Ok Tedi . Sumber: Tinjauan Ok Tedi Mine CMCA Manajemen risiko Ada banyak risiko yang perlu dipertimbangkan dengan proyek seperti Ok Tedi. Batas luas dan sifat dari dampak lingkungan ini menghadirkan banyak dan berbagai risiko—selama operasi dan juga selama penutupan, dan rehabilitasi berikutnya. Risiko sosial sulit untuk dinilai—siapa yang menerima keuntungan versus dampak negatif—lebih rumit lagi karena persepsi yang berbeda-beda dari sifat risiko sosial (dalam PNG dan eksternal di negara maju). Awalnya dampak ekonomi dan risiko proyek mungkin tampak mudah untuk ditentukan dan dinilai, namun biaya dan eksternalitas yang berasal dari dampak lingkungan dan sosial dapat sangat signifikan dan berdampak pada ekonomi proyek. Operasi proyek pertambangan besar menyajikan berbagai risiko tata kelola dan pemerintah. Misalnya, saat pemerintah merupakan investor minoritas dalam proyek-proyek (penerima royalti dan pajak) serta regulator, konflik kepentingan yang dirasakan dan kebutuhan transparansi memberikan tantangan utama. Proyek Ok Tedi dan dilema yang ditimbukan tersebut tidak khas di dunia—berbagai segi sifat dan saling berkaitan dari risiko merupakan intisari perdebatan tentang keberlanjutan. Industri pertambangan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan berupaya memahami keterkaitan yang kompleks antara risiko sosial, lingkungan, ekonomi dan tata kelola. Kasus Ok Tedi telah membantu mengangkat kesadaran akan masalah ini di industri pertambangan serta ranah publik bersama dengan kebutuhan untuk menerapkan manajemen risiko yang baik untuk proyek-proyek besar dan kompleks tersebut serta meningkatkan pendekatan industri pertambangan global terhadap risiko dan keberlanjutan. Referensi Pintz, WS (1984), Ok Tedi: ‘Evolution of a Third World Mining Project, Mining Journal Books, London, UK, hlm. 206. MANAJEMEN RISIKO 9 Dalam konteks pemasaran produk, produsen yang bertanggung jawab juga menghargai nilai yang dimulai oleh ‘pemasok pilihan’, yang mencerminkan secara positif pada seluruh perusahaan, bukan hanya pada operasi pertambangan tertentu. Reputasi positif dapat dibangun dan ditingkatkan dengan kinerja yang baik di mata pemangku kepentingan, namun itu hanya dapat dicapai melalui komunikasi risiko yang efektif dan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tentang risiko. 2.2.8 Risiko penutupan dan pasca-penutupan (warisan) Risiko yang terkait dengan tahap-tahap penutupan dan pasca-penutupan dalam siklus kehidupan tambang meliputi konsekuensi ekonomis dan non-ekonomis. Risiko ini berjangka panjang, dan harapan masyarakat, pemerintah, pemilik tanah, pemilik tetangga properti lokal dan organisasi non-pemerintah (LSM) perlu diperhitungkan. Sebuah proses penutupan terencana dan dikelola akan melindungi masyarakat dari konsekuensi yang tak diinginkan jauh setelah perusahaan tambang telah meninggalkan daerahnya dan akan melindungi reputasi perusahaan. Strategi penutupan beberapa operasi tambang dapat mencakup inisiatif untuk menciptakan warisan abadi yang meningkatkan nilai-nilai sosial dan/atau lingkungan di sekeliling tambang dan masyarakat sekitar. Dengan cara ini, reputasi perusahaan pertambangan akan ditingkatkan. Penutupan juga dapat menjadi latihan yang sangat mahal: Studi kasus tambang emas Martha Gold (lihat kotak) memperlihatkan bagaimana penilaian risiko yang baik dan program pengendalian yang terstruktur dengan baik mengurangi potensi kewajiban penutupan perusahaan secara dramatis. STUDI KASUS: M enggunakan penilaian risiko kuantitatif untuk menetapkan asuransi finansial pascapenutupan, tambang emas Martha Gold mine, Waihi, New Zealand Waihi Gold Company (WGC) telah mengoperasikan Martha tambang terbukanya di Selandia Baru sejak 1988. WGC mengajukan permintaan izinnya pada tahun 1977 untuk memperpanjang tujuh tahun lagi setelah habis masa hidup seperti dalam rencana dan telah diizinkan. Di bawah proses perizinan regulator meminta bond (financial assurance) pasca-penutupan yang akan berlanjut melampaui periode penutupan. Tujuan bond (jaminan keuangan/obligasi) pasca-penutupan merupakan untuk mengganti kerugian masyarakat Selandia Baru terhadap biaya pengelolaan situs dan untuk pencegahan atau remediasi risiko peristiwa lingkungan yang dapat terjadi di masa depan. Jaminan pasca-penutupan harus ada untuk selamanya. Anti-pertambangan dan kelompok lobi lingkungan menyatakan bahwa diperlukan bond lebih dari $100 juta. WGC ingin memasukkan obligasi yang sebanding dengan tingkat risiko pasca-penutupan. WGC mengusulkan bahwa pada penutupan, tanah saat ini di dalam dan sekitar lubang tambang dan daerah yang diduduki oleh tailing dan fasilitas pembuangan limbah batuan akan dipindahkan ke sebuah badan perwalian amal (charitable trust) yang khusus dimodali, yang kemudian akan memikul tanggung jawab untuk manajemen berkelanjutan dan pemeliharaan aset, serta untuk perbaikan setiap peristiwa risiko yang tidak direncanakan. Struktur permodalan bond Potensi biaya masa depan untuk mengelola dan memelihara situs dibagi menjadi empat kategori: Biaya dasar: Biaya kegiatan yang dikenal dan diperlukan—administrasi, pemeliharaan, pemantauan. 10 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Asuransi liabilitas publik: Biaya premi tahunan untuk kewajiban hukum publik (pihak ketiga) asuransi. Asuransi risiko industri dan khusus (Industrial and special risk (ISR)): Biaya premi tahunan untuk risiko potensi terjadinya peristiwa mendadak yang tidak menentu dan tidak diperkirakan untuk terjadi, tetapi yang memang dapat terjadi (misalnya pelepasan tailing atau kegagalan struktur saluran ke luar danau pit). Biaya risiko masalah bertahap: Potensi biaya risiko bertahap yang tidak dapat diasuransikan yaitu peristiwa yang tidak menentu dan tidak diperkirakan untuk terjadi, tetapi yang memang dapat terjadi (misalnya, kualitas air danau pit yang memburuk, drainase rembesan batuan asam, emisi debu) dan juga yang tidak dapat diasuransikan maupun tidak dapat diasuransikan dengan biaya yang efektif. Estimasi biaya dasar kegiatan yang dikenal untuk mengelola dan memelihara situs, dan estimasi biaya asuransi umum relatif sederhana dan biaya diperkirakan dengan cara yang biasa menggunakan diskonto arus kas (discounted cash flow) untuk menghasilkan komponen ini dari dana kapitalisasi. Tantangan bagi proyek ini untuk secara wajar memperkirakan, namun konservatif, nilai dolar untuk cadangan asuransi ISR dan untuk terjadinya potensi risiko peristiwa bertahap yang tidak dapat diasuransikan. Penilaian risiko Proses identifikasi risiko formal dilakukan dengan menggunakan panel ahli yang terdiri dari manajer bagian WGC dan keahlian spesialis eksternal. Disiplin ilmu yang diwakili merupakan geokimia, hidrogeokimia, hidrogeologi, hukum, dan rekayasa (pertambangan, bendungan tailing, lingkungan, penggilingan, pengolahan air dan geoteknik). Panel mengidentifikasi sekitar 95 peristiwa risiko kredibel (yang dapat terjadi), yang mencakup, misalnya, stabilitas dinding pit, pemukiman, dampak peledakan, kerusakan aset warisan, kebisingan, semburan pipa, tumpahan bahan kimia, perubahan peraturan, kontaminasi tanah, debu, bahan berbahaya, dampak satwa liar, lalu lintas, dampak visual dan nilai properti. Banyak peristiwa risiko yang teridentifikasi yang tidak termasuk dalam pertimbangan bond pascapenutupan atas dasar mereka hanya ada selama operasi tambang dan aktivitas penutupan, dan/atau yang tidak mungkin atau tidak penting setelah penutupan. 10 risiko pasca-penutupan yang disertakan dalam analisis obligasi pasca-penutupan adalah: ketidakstabilan dinding pit, kegagalan struktur saluran ke luar air danau pit, kualitas air danau pit, kualitas air tampungan kolam, rembesan memotong tailing, rembesan memotong batuan sisa, perimeter tanggul drainase batuan masam, pelepasan katastrofik tailing, pelepasan rembesan, dan kualitas air kolam tailing. Peristiwa risiko dibagi lagi dalam dua sub-kelompok: ISR dan bertahap. Peristiwa katastrofik yang tiba-tiba diidentifikasi sebagai dapat diasuransikan dan tercakup dalam pengelompokan ISR, pelepasan katastrofik tailing sebagai peristiwa risiko utama dalam kelompok ini. Untuk peristiwa risiko bertahap, pendekatan kuantitatif pemodelan risiko digunakan untuk penilaian risiko. Risiko dihitung sebagai produk dari kemungkinan (likelihood) dan biaya kejadian untuk setiap peristiwa risiko. Biaya risiko, yang membentuk komponen risiko bertahap dana pemodalan, dihitung sebagai jumlah dari biaya terjadinya masalah risiko berperingkat tertinggi yang berkontribusi 95 persen dari total risiko untuk kelompok tersebut. MANAJEMEN RISIKO 11 Jumlah pemodalan bond Biaya dasar pasca-penutupan Perkiraan biaya dasar kegiatan untuk yang kegitatan yang dikenal untuk mengelola dan memelihara situs $550.000 (net present value, NPV). Biaya asuransi liabilitas publik Biaya untuk memberikan perlindungan sejumlah $5 juta diperkirakan $130.000 (NPV). Biaya asuransi ISR Biaya risiko kelompok ISR ($12 juta) digunakan untuk menjelaskan dan menegosiasikan persyaratan penutup ISR ke pialang (broker) asuransi. Pialang mengindikasikan bahwa premi tahunan yang diperlukan $45.000 untuk perlindungan $12 juta, akan melindungi sampai dengan $50 juta. Premi ini kemudian digunakan untuk menghitung komponen ISR dari ikatan kapitalisasi. NPV dari premi ISR tahunan sebesar $45.000 per tahun, diskon selama 50 tahun bahwa potensi untuk peristiwa pelepasan tailing yang diasumsikan akan ada, sejumlah $960.000. Tambang Martha, Waihi, New Zealand. Sumber: Newmont 12 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Biaya masalah risiko bertahap Untuk komponen bertahap, biaya risiko ($4 juta) mewakili biaya yang harus disediakan untuk melindungi terjadinya peristiwa risiko pasca-penutupan bertahap. Kesimpulan Dengan menggunakan proses di atas, diperkirakan jumlah total sekitar $5,6 juta akan memungkinkan trust (badan perwalian) untuk melakukan pengelolaan lahan dan pemeliharaan tanggung jawabnya selamanya. Saat proposal obligasi diajukan ke regulator, struktur bond dan kuantum diterima tanpa tantangan. Dalam sidang Mahkamah Lingkungan berikutnya, hakim memilih untuk mengumpulkan jumlah hingga $6 juta, dan WGC membukukan jumlah pemodalan bond tersebut. Proses ini tunduk pada tinjauan tahunan dan WGC akan memiliki kesempatan untuk mengevaluasi kembali dan mengubah profil risiko pasca-penutupan. Ada harapan bahwa, dari waktu ke waktu, fokus ini akan memungkinkan bond pemodalan akan jauh berkurang. 2.2.9 Bahan mineral yang bertentangan Pada tahun 2012, Securities and Exchange Commission AS mengadopsi suatu aturan yang mewajibkan perusahaan untuk secara terbuka mengungkapkan penggunaan ‘mineral konflik’ yang berasal dari Republik Demokratik Kongo atau negara yang berdampingan. Aturan ini membahas peran perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang mengekploitasi pekerja ilegal dan memperdagangkan sumber daya serta menganggap perusahaan-perusahaan AS bertanggung jawab. Australia belum mengadopsi peraturan serupa, tetapi penguasa AS dapat mempengaruhi perusahaan Australia karena membutuhkan perusahaan-perusahaan AS untuk menyelidiki dan mengungkapkan apakah produk mereka mengandung mineral konflik. Beberapa perusahaan sumber daya Australia memiliki operasi yang luas di Afrika, dan ini diharapkan terus meningkat. Mineral konflik mencakup timah, tantalum, tungsten dan emas yang berasal dari wilayah Afrika yang dilanda perang saudara. Perdagangan mineral tersebut mendanai kelompok pemberontak bersenjata yang beroperasi di zona konflik, dan perusahaan berisiko terkait dalam masalah potensi pelanggaran hak asasi manusia dan tanggung jawab sosial perusahaan serta masalah etika. Perusahaan Australia yang beroperasi di daerah konflik harus menentukan apakah produk mereka mencakup mineral konflik dan melacak tujuan mineral tersebut. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat membuat organisasi bertanggung jawab secara hukum di bawah kekuasaan AS jika mineral tersebut ditelusuri ke produk Amerika, terutama elektronik. Mempertahankan posisi perusahaan membutuhkan pertimbangan berhati-hati, karena mungkin menemui kesulitan dalam melacak volume rendah, mineral bernilai tinggi ini. Praktik kerja unggulan menyarankan perusahaan Australia yang beroperasi di daerah konflik untuk mencakup mineral konflik dalam penilaian dan dokumentasi risiko bahwa mereka tidak berurusan dengan mineral seperti, antara lain, membeli dari penambang rakyat atau pedagang yang membeli mineral dari mereka. Ini merupakan kepentingan utama para aktivis dan LSM serta instansi pemerintah di seluruh dunia. Kegagalan untuk memperlihatkan uji tuntas mengenai mineral konflik dapat berdampak buruk pada reputasi dan pangsa harga perusahaan, serta membatasi sumber keuangan. MANAJEMEN RISIKO 13 2.2.10 Suap Menurut Marsh (2014), bagian 70.2 dari Undang-Undang KUHP Australia, yang berkaitan dengan penyuapan pejabat asing, membuat suatu pelanggaran untuk menyuap pejabat publik asing, bahkan jika suap yang dianggap ‘kebiasaan, perlu atau dibutuhkan dalam situasi tersebut’, dan bahkan jika terdapat ‘toleransi resmi suap’. Suap dibuat saat manfaat yang didapatkan tidak sah dan itu dibuat untuk tujuan mempengaruhi hasil yang dibutuhkan dari seorang pejabat. Berdasarkan hukum Australia, manfaat jauh melampaui uang dan dapat mencakup hal seperti beasiswa, pelatihan dan banyak manfaat lainnya. ‘Fasilitas pembayaran’ berjumlah kecil mungkin tidak dianggap suap, asalkan pembayaran tidak berarti dan dibuat untuk mempengaruhi pengaturan waktu bukan hasil dari fungsi kecil, rutin. Pemerintah Australia menyarankan agar individu dan perusahaan berupaya untuk selalu menolak melakukan pembayaran fasilitasi. Situasi ini menantang, seperti di beberapa negara di mana perusahaan pertambangan Australia mengoperasikan praktik suap yang mungkin diharapkan dan umum tanpa mengindahkan undang-undang setempat mengenai hal itu, dan hukum tidak ditegakkan sekuat seperti wilayah di yurisdiksi lain. KUHP Australia menempatkan tanggung jawab pada organisasi untuk memastikan agar karyawan mereka tidak terlibat dalam prilaku yang merupakan tindakan penyuapan. Organisasi berkewajiban untuk akrab dengan hukum dan menyadari tipe kegiatan mana yang legal dan yang illegal saat berinteraksi dengan pejabat asing. Selain itu, pelanggaran akan menerapkan ‘terlepas dari hasil suap atau dugaan perlunya pembayaran’. Hukuman untuk penyuapan menurut hukum Australia amat ketat. Seseorang dapat dipenjara hingga 10 tahun atau denda hingga maksimal $1,7 juta. Untuk badan usaha, denda dapat tiga kali lipat nilai manfaat yang diperoleh (jika mereka dapat memastikan manfaat tersebut), 10% dari omset tahunan perusahaan (dalam kasus di mana nilai manfaat tidak dapat dipastikan) atau $17 juta, mana yang lebih tinggi. Kewajiban perusahaan meliputi sampai ke tindakan karyawan dan lain-lain yang bekerja atas namanya. Perusahaan pertambangan Australia harus mengikuti praktik kerja unggulan dengan menempatkan di tempat kerangka kerja manajemen risiko yang efektif yang meliputi penyuapan dan korupsi serta menciptakan budaya kepatuhan, dimulai dengan manajemen senior. Karyawan dan rekan Australia dan luar negeri juga harus terinformasi sepenuhnya dan terlatih dalam kebutuhan perusahaan. Audit yang tepat dari pembayaran yang dilakukan di luar negeri merupakan manajemen risiko yang penting dan teknik uji kelayakan. 2.3 Risiko dan ketidakpastian ‘Risiko’ bukan istilah yang mudah untuk didefinisikan, sehingga ada berbagai definisi (Cross 2012). Sementara risiko sering dianggap dalam hal kemungkinan sesuatu yang terjadi dan tingkat keparahan hasilnya, risiko sebagai sebuah konsep lebih kompleks, dan bahwa kompleksitas tersebut perlu dipahami. AS/NZS ISO 31000 mendefinisikan risiko sebagai ‘efek ketidakpastian pada tujuan’, di mana ketidakpastian mungkin berkaitan dengan kekurangan informasi, pemahaman atau pengetahuan tentang suatu peristiwa, konsekuensinya atau kemungkinan. Saat membuat keputusan sebagai bagian dari pengelolaan risiko, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah ilmu mutlak, melainkan tentang mengelola ketidakpastian untuk mencapai tujuan yang mungkin mencakup tujuan sosial, lingkungan dan ekonomi. Risiko juga bersifat keadaan tertentu dan harus dinamis, berulang dan responsif terhadap perubahan. Risiko biasanya dianggap baik dari segi ancaman dan peluang. Namun, untuk tujuan buku ini, yang pembaca utamanya manajemen operasional situs, risiko dianggap hanya sebagai identifikasi, analisis dan pengelolaan ancaman. 14 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tantangan keberlanjutan dalam industri pertambangan adalah mengkoordinasikan kegiatan untuk mengelola berbagai risiko yang akan mengubah seluruh siklus LoM dan dengan keadaan yang berubah, dengan tujuan menyeimbangkan pilar sosial, lingkungan dan ekonomi. Penting untuk diingat bahwa penilaian risiko berbasis asumsi bahwa suatu peristiwa akan atau tidak akan terjadi atau yang akan ada pada intensitas yang diasumsikan. Jika asumsi tidak benar, penilaian mungkin cacat. Misalnya, kegagalan untuk menilai dengan benar cuaca ekstrim dapat menyebabkan tambang kebanjiran atau penutupan karena kekurangan air. Kegagalan untuk secara akurat menilai reaksi masyarakat untuk operasi pertambangan dapat menyebabkan penutupan operasi dan bahkan perubahan dalam undang-undang untuk menampung reaksi mereka. Sifat pertambangan menyajikan berbagai ketidakpastian, yang mungkin berasal dari faktor global, nasional atau lokal. Ketidakpastian tersebut dapat berkaitan dengan faktor-faktor teknis dan manusia; dampak lingkungan; manfaat sosial; faktor ekonomi, seperti biaya energi, harga komoditas dan nilai tukar; geologi dan kondisi iklim; dan risiko politik. Untuk mengelola risiko secara efektif, ketidakpastian dan tidak dapat diprediksikan harus diakui dan kesenjangan informasi diisi untuk mengurangi ketidakpastian. Selain pekerjaan teknis yang komprehensif, hal ini memerlukan keterlibatan dengan para pemangku kepentingan yang relevan yang akan memiliki persepsi yang berbeda dari ketidakpastian dan berbagai aspek pertambangan. 2.4 Risiko dan kesalahan manusiawi Ketidakpastian risiko juga berasal dari tindakan orang-orang di semua lapisan dan dari pengetahuan bahwa aturan dan prosedur tidak akan selalu diikuti. Penelitian pada banyak industri telah menemukan tingkat tinggi ketidakpatuhan, dan bahwa manajer biasanya melebih-lebihkan tingkat kepatuhan. Alasan untuk ketidakpatuhan bervariasi, tapi mencakup kurangnya kesadaran, prosedur tidak dapat dijalankan, prosedur yang terlalu ketat atau memakan waktu, dan terdapat metode yang lebih baik (Hale et al. 2012). Hal ini tidak berarti aturan dan prosedur tidak diperlukan atau tidak penting, namun penilaian risiko tidak harus didasarkan pada asumsi kepatuhan penuh dengan prosedur. Dampak asumsi tersebut telah dibuktikan dalam banyak bencana, seperti ledakan kilang minyak Macondo Gulf. Sebuah model populer penyebab kecelakaan adalah model ‘Swiss cheese’ (Reason 1997), yang dianggap sebagai variasi perilaku orang-orang di lapangan dan menyebabkan tiga taksonomi kesalahan: ‘slip or lapse’ (‘selip atau selang’), ‘mistake’ (‘kesalahan’) dan ‘violation’ (‘pelanggaran’) (Reason 1990). Hal ini penting untuk memahami taksonomi yang berbeda-beda terebut, seperti tipe kesalahan yang berbeda yang dikurangi dengan cara yang berbeda, terutama bila dibandingkan dengan respons yang paling umum dalam menanggulangi kesalahan melalui pelatihan. Tugas desain, peralatan desain, faktor lingkungan, kelelahan dan prosedur yang buruk, kesemuanya dapat berkontribusi untuk kemungkinan kesalahan dan akan memerlukan intervensi berbeda dan lebih kompleks. Perspektif lain alasan untuk kesalahan berasal dari prinsip efficiency-thoroughness trade-off (ETTO) (prinsip pertukaran efisiensi-ketelitian) yang menyatakan bahwa ‘dalam kegiatan sehari-hari orang secara rutin membuat pilihan antara efisien dan ketelitian, karena jarang untuk memilih keduanya pada waktu yang sama. Jika tuntutan untuk produktivitas atau kinerja tinggi, ketelitian berkurang sampai tujuan produktivitas terpenuhi. Jika permintaan untuk keselamatan tinggi, efisiensi berkurang sampai tujuan keselamatan produktivitas terpenuhi’ (Hollnagel 2009: 15). Hollnagel berpandangan bahwa orang memiliki preferensi untuk efisiensi dan akan mengubah perilaku mereka untuk itu. Adaptasi untuk efisiensi ini dapat positif dan inovatif jika aspek-aspek potensial negatif diidentifikasi dan dikelola. Adaptasi dapat lebih dalam dari kegagalan kepatuhan, pemahaman risiko atau efisiensi. Secara bertahap, kita menjadi lebih sadar bahwa selama jam kerja normal orang akan terus beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan perubahan di dalamnya. Tantangannya adalah untuk menciptakan percakapan terbuka guna mengidentifikasi skenario seperti ini dan baik sanksi atau pun adaptasi atau rencana dan mendesain kebutuhan tersebut. MANAJEMEN RISIKO 15 2.5 Risiko kumulatif Proses manajemen risiko di industri mineral sering fokus pada risiko yang terkait dengan pengoperasian fasilitas tunggal. Di mana operasi tambang tunggal terletak jauh terpencil, pendekatan tersebut mungkin masuk akal. Namun, di mana kegiatan tambang dan pengolahan mineral berada di tengah kelompok, dalam hubungannya dengan industri lain atau di dekat dengan masyarakat yang sensitif atau reseptor lingkungan, mungkin dampak kumulatif perlu dipertimbangkan. Risiko kumulatif dapat disebabkan efek agregat operasi beberapa penambangan di suatu wilayah atau kombinasi dampak yang berbeda dari satu tambang (seperti kebisingan, udara, air dan masalah kemudahan visual). Risiko kumulatif cenderung kurang jelas, seperti yang sering halus dan tersebar seiring waktu. Untuk risiko kesehatan, dan lingkungan, ilmu pengetahuan terus memberikan perbaikan metode pemantauan dan evaluasi. Masyarakat menganggap dampak kumulatif dari semua kegiatan tambang di daerah mereka sangat serius, dan sangat penting untuk disadari dalam era informasi modern yang jika risiko kumulatif tidak diakui dan dikelola dengan baik akan menjadi dampak signifikan pada izin sosial yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi. 2.6 Pemangku kepentingan Pemangku kepentingan adalah orang-orang dan organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh atau menganggap diri mereka dipengaruhi oleh keputusan, kegiatan atau risiko. Pemangku kepentingan dapat mencakup manajer, pekerja/karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat setempat, pemilik lahan, pemilik perusahaan atau pemegang saham dan, dalam kasus risiko kumulatif, operator lain di daerah. Pemangku kepentingan memahami dan melihat risiko dari berbagai sudut dan bereaksi sesuai sudut pandang mereka. Komponen penting dari semua proses manajemen risiko adalah komunikasi risiko. Komponen harus merupakan proses dua arah, proaktif di semua tahapan siklus LoM, serta konsisten dan responsif terhadap umpan balik. Penerapan dini prinsip-prinsip manajemen risiko meletakkan dasar bagi hubungan yang baik di seluruh siklus LoM. Terdapat banyak contoh hubungan yang rusak pada tahap eksplorasi atau penemuan atau selama studi kelayakan tambang, yang menciptakan kesulitan dalam hubungan dengan pemangku kepentingan yang dapat terbawa sampai tahap pembangunan, operasional dan penutupan tambang. Permasalahan ini mungkin memerlukan upaya tambahan manajemen yang signifikan, menunda mulainya proyek atau memberi dampak yang merugikan LoM. Karena solusi teknis untuk risiko direncanakan dan dilaksanakan, efektivitas dari solusi harus dimintakan dukungan dari para pemangku kepentingan agar bekelanjutan dan membangun kepercayaan dalam proses manajemen risiko. Bagian 5.5 buku ini mencakup diskusi tentang komunikasi risiko dan keterlibatan pemangku kepentingan. 2.7 Risiko time line (penentuan waktu) untuk manajemen risiko Risiko proyek pertambangan perlu dipertimbangkan seiring jangka waktu panjang yang akan didasarkan pada asumsi tentang profil risiko jangka panjang operasi pertambangan. Misalnya, tujuan penutupan tambang dan rehabilitasi perlu didefinisikan selama tahap pengembangan proyek (kelayakan dan desain). Proses prediksi ini membutuhkan masukan dari pihak berwenang dan pemangku kepentingan masyarakat setempat. Regulator biasanya memerlukan mekanisme jaminan untuk memastikan bahwa dana tersedia untuk menangani situasi di mana tujuan rehabilitasi penutupan dan lokasi tambang tidak terpenuhi. Sementara proses perencanaan ini mungkin tidak menjadi tanggung jawab pengelola situs, semua manajer harus menyadari lingkup proses perencanaan dan manajemen risiko ditambah implikasi untuk operasi saat ini (untuk informasi lebih lanjut lihat buku pedoman praktik kerja unggulan Penutupan tambang dan Rehabilitasi tambang). 16 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.8 Menerapkan proses-proses risiko pada rantai nilai material Penatagunaan merupakan pengelolaan bahan, sumber daya dan produk di seluruh siklus hidup mereka untuk memaksimalkan nilai dan mengelola dampak lingkungan dan dampak sosial yang timbul dari produksi dan penggunaannya dengan lebih baik. Pendekatan penatagunaan material berfokus pada penciptaan sistem terpadu untuk mengelola bahan sepanjang siklus hidup mereka, terutama limbah, zat berbahaya dan produk. Dengan demkian berpotensi untuk menyediakan kerangka kerja pusat di mana fungsi penting lainnya, seperti manajemen risiko, dapat ditautkan. Gambar 1 menggambarkan contoh generik rantai nilai material. Gambar 1: Penatagunaan rantai nilai material generik untuk industri mineral Sumber: Rio Tinto. Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan atau pembuangan yang kurang layak dari beberapa bahan, terdapat kebutuhan untuk tindakan industri proaktif pada penatagunaan material. Tantangan ini sudah ditangani oleh beberapa perusahaan dalam perilaku mereka dari penilaian siklus hidup yang luas untuk produk utama. Kegagalan industri untuk menanggapi dengan tepat merupakan kecenderungan yang mengarah ke prinsip-prinsip manajemen material yang dikenakan melalui regulasi; misalnya, undang-undang REACH (registration, evaluation and authorization of chemicals) (pendaftaran, evaluasi dan otorisasi bahan kimia) di Uni Eropa dan NSW dan Peraturan Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas di Australia (Extended Producer Responsibility Regulations in Australia). Rantai nilai penatagunaan material dalam pengidentifikasian zat kimia yang ada dalam bijih yang dipasok; digunakan dalam pengolahan mineral; dipancarkan dalam pengolahan primer mineral atau pemurnian hilir, peleburan, dan manufaktur; atau dipancarkan selama pembuangan atau daur ulang di akhir masa pakai produk. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu untuk mengidentifikasi zat kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia atau lingkungan: • Apakah karakteristik kimiawi dan mineralogi bijih saat diekstraksi, termasuk zat berharga dan ketidakmurnian alami? • Bahan kimia apakah yang disediakan dan digunakan dalam operasi pengolahan mineral? • Bagaimanakah bahan kimia pengolahan diproduksi, diangkut dan disimpan sebelum digunakan? • Emisi apakah yang menarik yang terjadi dalam proses mineral atau ekstraksi logam dan pengolahan selanjutnya? • Bagaimanakah emisi dikendalikan? MANAJEMEN RISIKO 17 • Bagaimanakah aliran limbah berbahaya dikelola? • Ketidakmurnian apakah yang penting yang terkandung dalam produk yang dijual dan diangkut ke pelanggan? • Apakah ada pengolahan zat kimia sisa yang menjadi keprihatinan para pemangku kepentingan (seperti sianida)? • Bagaimanakah nasib zat kimia dalam produk? Setelah informasi ini dikumpulkan, rantai pasokan mineral (hulu dan hilir) dan pemangku kepentingan yang tertarik pada zat-zat kimia dapat diidentifikasi. Para pemangku kepentingan (masyarakat, regulator, pemasok, pelanggan, produsen, transporter, operator pabrik) perlu terinformasi tentang zat kimia yang menjadi perhatian mereka, seperti: • sifat zat kimia, apakah alami dalam produk atau ditambahkan • kemungkinan jalur paparan dan kendali yang diperlukan untuk melindungi karyawan dan masyarakat • pilihan yang tersedia untuk mengurangi, daur ulang, denaturasi dan membuang zat prioritas • prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat • informasi di tempat transportasi, penyimpanan, penanganan dan penggunaan. Konsep penatagunaan material mendasari definisi aliran bahan dan zat kimia yang terkait dengan produksi pertambangan dan mineral. Hal ini membantu mengidentifikasi para pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan bahan yang mungkin perlu terlibat dalam kegiatan manajemen risiko. Sementara langkah-langkah awal pendekatan penatagunaan material memberikan data yang berguna untuk manajemen risiko, fokus yang lebih luas pada pengelolaan materi yang mengalir di seluruh rantai nilai dalam kemitraan dengan pengguna lain, mendasari pengelolaan risiko secara keseluruhan bagi masyarakat dan kesehatan lingkungan. 2.9 Dampak finansial (langsung dan tak langsung) Dampak finansial atau konsekuensi ekonomis yang berkaitan dengan pembelanjaan modal, jadwal, biaya operasi, produksi dan pendapatan harus dievaluasi terhadap semua tipe risiko yang diidentifikasi untuk kegiatan operasi ini. Konsekuensi mungkin negatif atau positif dan berpotensi untuk mempengaruhi profitabilitas dan nilai bersih sekarang (NPV) dari operasi. Penilaian harus relatif terhadap ukuran operasi atau proyek, atau sejalan dengan definisi materialitas perusahaan. Sementara dampak keuangan pengendalian risiko pembangunan berkelanjutan yang diusulkan harus dianggap sebagai bagian dari manajemen risiko, peristiwa risiko keuangan tidak dipertimbangkan dalam buku ini. Namun, mungkin ada risiko keuangan signifikan yang timbul dari permasalahan lingkungan seperti remediasi lokasi yang terkontaminasi (lokasi tambang sering otomatis ditetapkan sebagai situs yang terkontaminasi bawah undangundang); kerugian finansial yang berkaitan dengan penuntutan (kesehatan lingkungan dan tempat kerja dan keselamatan); risiko dari peristiwa lingkungan yang ekstrim menyebabkan penutupan sementara atau penutupan tambang dengan implikasi keuangan konsekuen; risiko kedaulatan yang mencegah proyek yang direncanakan dari persidangan; dan masih banyak lagi. 18 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 3. A NALISIS DAN PENGENDALIAN RISIKO Pesan-pesan kunci • Manfaat yang dicapai dengan manajemen risiko diukur dengan efektivitas pengendalian yang dilaksanakan (yaitu, apakah pengendalian telah dirancang dengan baik untuk mengendalikan risiko), apakah pengendalian diterapkan sebagaimana dimaksud dan apakah pengendalian berada di tempat dan bekerja secara efektif. • Alat analisis risiko harus digunakan secara berhati-hati oleh orang-orang yang terlatih dan terampil dalam penggunaan dan tujuannya. • Berbagai macam pendekatan penilaian risiko tersedia untuk industri pertambangan. Penting agar para pembuat keputusan memilih teknik penilaian risiko yang tepat untuk aplikasi dan informasi kebutuhan mereka. • Teknik yang lebih kompleks umumnya memberikan hasil yang lebih akurat tetapi dengan biaya peningkatan waktu, keterlibatan dan membutuhkan keahlian khusus yang lebih besar untuk menjalankan analisis. Kombinasi teknik mungkin terbukti paling efisien. • Penilaian risiko bukanlah proses sekali saja, namun memerlukan tinjauan rutin hasil penilaian risiko. 3.1 Kata pengantar Kepentingan bisnis dari identifikasi, analisis dan manajemen risiko untuk industri pertambangan telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir. Konsekuensinya, berbagai metode manajemen risiko juga telah diperluas. Organisasi harus memilih kombinasi penilaian risiko dan pilihan manajemen yang paling tepat untuk mencapai tujuan khusus mereka dalam anggaran yang tersedia dan garis waktu. Bagian ini dirancang untuk membantu proses seleksi. Peristiwa atau permasalahan yang diidentifikasi sebagai ‘risiko tinggi’ harus dipilih untuk aksi mitigasi (tindak penanggulangan) prioritas yang lebih tinggi untuk menurunkan kemungkinan peristiwa, mengurangi konsekuensi jika peristiwa tersebut terjadi, atau keduanya. 3.2 Proses-proses manajemen risiko generik Kebanyakan manajer dan profesional teknis yang terkait dengan industri mineral Australia akan akrab dengan proses penilaian risiko dan manajemen risiko yang lebih luas yang meliputi identifikasi, analisis, evaluasi dan penanganan risiko. Secara historis, pendekatan manajemen risiko telah difokuskan pada aspek teknis manajemen risiko. Pendekatan risiko kontemporer seperti yang dijelaskan dalam ISO 31000:2009 Manajemen risiko—prinsipprinsip dan pedoman sekarang lebih menekankan pada komunikasi pada setiap tahap manajemen risiko. Penting bagi praktisi risiko dan manajer untuk sepenuhnya menghargai hubungan antara manajemen risiko yang efektif, komunikasi risiko dan proses penilaian risiko teknis. Elemen-elemen utama ISO 31000 adalah: 1) Berkomunikasi dan berkonsultasi 2) Menetapkan konteks 3) Mengidentifikasi sumber bahaya (hazard) atau ancaman (langkah tambahan ini tidak terdapat dalam ISO 31000, dan dimaksudkan untuk menghindari perangkap yang dihadapi dengan melompat langsung ke identifikasi risiko—lihat Bagian 3.5) MANAJEMEN RISIKO 19 4) Mengidentifikasi risiko 5) Menganalisis risiko 6) Mengevaluasi risiko 7) Menanggulangi risiko 8) Memantau dan memberi tinjauan. 3.3 Komunikasi dan konsultasi Komunikasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal yang sesuai pada setiap tahap dari proses manajemen risiko dan tentang proses secara keseluruhan sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkualitas guna penilaian risiko dan untuk mengembangkan pengendalian yang efektif. Lihat Bagian 5.5 untuk pembahasan rinci komunikasi risiko. 3.4 Menetapkan konteks Menetapkan konteks eksternal dan internal di mana sisa proses akan berlangsung menetapkan latar belakang untuk proses manajemen risiko, sifat kegiatan dan berbagai dampak potensial. Hal ini menyebabkan identifikasi stakeholder utama, perumusan tujuan manajemen risiko dan struktur, serta kriteria evaluasi risiko. Ruang lingkup proses manajemen risiko kemudian didefinisikan. Langkah pertama adalah untuk memahami aktivitas yang dianalisis dan menjelaskan arti pentingnya bagi bisnis, dari mana tujuan penilaian dapat dikembangkan. Analisis risiko dimaksudkan untuk menilai risiko yang ditimbulkan oleh sejumlah kegiatan dan situasi dalam industri mineral, seperti: • pekerjaan proyek dalam organisasi • risiko yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan untuk lingkungan yang lebih luas (aplikasi analisis dampak lingkungan) • estimasi biaya keuangan dari peristiwa risiko • risiko keselamatan publik • risiko keselamatan pekerja • penyeleksian pilihan paling berisiko • penentuan jaminan keuangan (bond atau trust) • estimasi transfer risiko melalui akuisisi dan divestasi. Evaluasi proyek membutuhkan deskripsi yang komprehensif yang dengan gamblang mengartikulasikan tujuan, manfaat dan biaya proyek, mencakup jadwal kegiatan, prasarana baru atau perubahan prasarana yang ada, tatap muka dengan operasi yang ada, dan dampak potensial proyek. Konteks penilaian risiko menentukan tipe output yang dibutuhkan, pendekatan yang dilakukan dan rincian yang diperlukan. Berbagai metodologi tersedia, mencakup pendekatan kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Penilaian risiko dapat digunakan untuk pandangan sekilas perusahaan untuk memprioritaskan risiko dan pilihan screen (saringan) melalui pendefinisan fokus manajemen atau peristiwa tertentu dan tugas yang direncanakan. Deskripsi konteks membantu menentukan struktur yang diperlukan untuk penilaian, serta sifat dan tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan peristiwa risiko yang penting (pokokpokok spesialis, nama, pengalaman, reputasi, kapasitas konseptual). 20 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 3.5 Identifikasi sumber-sumber bahaya (hazard) atau ancaman Terdapat kecenderungan untuk maju langsung ke identifikasi risiko setelah menetapkan konteks. Konteks perlu diselaraskan guna memastikan agar mereka yang terlibat melihat potensi peristiwa risiko secara lebih luas dan tidak hanya membawa pengetahuan pribadi atau pengetahuan kolektif dan pengalaman mereka. Sebelum mulai mengidentifikasi peristiwa risiko, akan membantu untuk menyusun naskah daftar bahaya atau ancaman yang dapat digunakan dalam kaitannya dengan proses penambangan yang sedang diperiksa guna mengembangkan serangkaian peristiwa risiko untuk analisis. Di daerah keamanan, cara yang sangat efektif untuk melakukan ini adalah fokus pada potensi sumber daya energi dan kemudian berpikir melalui hasil yang tak diinginkan yang mungkin timbul dari hilangnya pengendalian atas properti energi-energi tersebut yang berpotensi merusak (Viner 2015). Energi harus dilepaskan untuk menyebabkan kerusakan fisik, sehingga sumber daya energi harus diidentifikasi sebelum peristiwa risiko dijelaskan. Energi di sektor pertambangan secara alami inheren dalam pekerjaan atau pun bagian proses kerja yang diperlukan, dan banyak yang hadir dalam jumlah besar, sehingga pelepasan yang tak diinginkan dapat menyebabkan kerusakan fisik yang serius (major). Untuk daerah lingkungan, merupakan hal yang umum untuk berpikir dalam hal jalur dan reseptor dan peran yang dilakukan oleh mereka masing-masing dalam membingkai pernyataan risiko yang jelas (DEFRA 2011). Hal ini lebih intuitif dibandingkan dengan model energi dalam keselamatan atau bahkan indikator moneter yang lebih jelas di dalam keuangan, tetapi jika digunakan dengan berhati-hati akan memungkinkan identifikasi yang baik atas sumber bahaya. Dalam masyarakat, hal ini berpotensi untuk menjadi lebih kabur saat faktor-faktor seperti sektor rentan dan elemen masyarakat perlu dipertimbangkan (CDMP 2005). Sekali lagi, asalkan digunakan dengan berhati-hati untuk secara jelas mengidentifikasi ancaman, apa yang dimaksudkan akan tercapai. Faktor utama risiko masyarakat merupakan persepsi proyek pertambangan atau operasi yang diusulkan dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan, keselamatan dan lingkungan masyarakat yang terkena dampak. Seringkali, persepsi ini dipengaruhi secara negatif oleh media atau kelompok oposisi kecil tetapi vokal, yang pernyataan emosinya tidak cukup untuk dijawab dengan fakta-fakta. Fokusnya dapat melampaui keselamatan, lingkungan dan masyarakat untuk menutupi hubungan pemerintah atau perubahan harga komoditas. Dalam semua kasus, ancaman harus diidentifikasi dan dipahami sehingga risiko dapat dikelola secara efektif, antara lain dengan pengumpulan pengetahuan tentang besarnya dan sifat ancaman. Tujuannya untuk memastikan bahwa tim penilaian risiko jelas dan kompak tentang sumber bahaya atau ancaman sebelum pindah ke langkah kedua yaitu mengidentifikasi risiko untuk analisis. 3.6 Mengidentifikasi risiko Setelah bahaya dipahami, identifikasilah di mana, kapan, mengapa dan bagaimana peristiwa dapat dicegah, dikurangi, ditunda atau meningkatkan pencapaian tujuan. Pemahaman yang jelas tentang risiko dan faktor-faktor yang berkontribusi diperlukan untuk mengidentifikasi dan menguraikan risiko serta menganalisis dampak potensial terhadap lingkungan, organisasi atau kegiatan. Tujuan proses identifikasi risiko adalah untuk memahami semua peristiwa risiko utama yang relevan dengan proyek, kegiatan atau konteks situasional lainnya; mendefinisikan hubungan sebab-akibatnya; mengidentifikasi sifat dan tingkat semua konsekuensi potensial (misalnya, keuangan, lingkungan, sosial, ekonomi, keamanan); dan memahami kemungkinan terjadinya. Semua informasi yang diperoleh selama identifikasi risiko digunakan dalam analisis risiko berikutnya dan penilaian. Sebagian besar informasi risiko diperoleh dari operator yang berpengalaman dan spesialis tema pokok yang bersama-sama memahami kegiatan yang akan dilakukan dan dampak potensial mereka pada bisnis dan aset di lingkungan yang lebih luas. Berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan eksternal saat situasi risiko dapat memiliki konsekuensi masyarakat yang lebih luas dan berbagai sudut pandang pemangku kepentingan diperlukan untuk memberikan definisi yang lebih baik atas risiko. Informasi dari para ahli paling sering diperoleh dari lokakarya yang khusus diadakan dan ditindaklanjuti, serta konsultasi dengan operator yang berpengalaman, spesialis dan tim mereka. MANAJEMEN RISIKO 21 Lokakarya tentang pengidentifikasian risiko biasanya disusun dan difasilitasi oleh analis spesialis risiko. Manfaat pendekatan lokakarya untuk identifikasi risiko meliputi berikut ini: • Informasi yang diperoleh secara langsung relevan dengan penilaian risiko. • Proses yang tepat diikuti. • Waktu dan keahlian yang tersedia dimanfaatkan secara efektif. Sebelum suatu lokakarya, analis risiko, dalam konsultasi dengan manajer proyek atau risk owner (orang yang bertanggung jawab atas risiko), mengembangkan pemahaman yang baik tentang proyek. Mereka meninjau data yang tersedia, mengidentifikasi bahaya atau ancaman yang relevan, mengembangkan daftar awal peristiwa risiko, mengembangkan hubungan sebab-akibat awal, dan mengembangkan struktur penilaian risiko ke titik di mana model penilaian risiko awal (kualitatif atau kuantitatif) dapat dihasilkan. Lokakarya dapat bervariasi panjangnya dari beberapa jam sampai beberapa hari (tergantung pada konteks dan ruang lingkup). Agenda biasanya dimulai dengan perkenalan, briefing (pengarahan singkat) keselamatan, ringkasan konteks, pengenalan pendekatan penilaian risiko yang akan digunakan, peran peserta, output yang diperlukan dari lokakarya, dan briefing tentang bagaimana informasi yang tersedia akan digunakan dalam proses penilaian risiko. Lokakarya ini awalnya berfokus pada identifikasi peristiwa risiko. Daftar awal peristiwa risiko biasanya disajikan pada pertemuan tersebut dan para peserta kemudian diminta untuk terlibat dalam sesi brainstorming (curah pendapat) singkat untuk menambah daftar, tanpa banyak diskusi. Untuk sisa lokakarya (sebagian besar waktu dialokasikan), fasilitator secara sistematis menuntun peserta melalui daftar lengkap peristiwa risiko. Selama proses itu, para peserta menggambarkan jalur sebab-akibat yang juga disebut sebagai skenario risiko, dan menggambarkan jangkauan mereka pada konsekuensi potensial dan kemungkinan. Untuk menentukan konsekuensi, operator dan spesialis tema pokok diminta untuk menggambarkan sifat dan besarnya konsekuensi jika peristiwa risiko yang diberikan terjadi dalam rentang waktu yang diberikan. Penilaian mereka seringkali didasarkan pada: • peristiwa sebelumnya di tempat atau di tempat organisasi lain • peristiwa di industri lokal, regional dan global • peristiwa sebelumnya dalam konteks bisnis lain dan pengaturan lingkungan • penilaian dari pengalaman dan industri mereka sendiri • laporan media dan komunikasi dari pihak yang berkepentingan. Persyaratan utama ialah memahami dan menggambarkan ketidakpastian yang terkait dengan besarnya semua tipe konsekuensi. Untuk penilaian risiko kualitatif, peserta dapat diminta untuk membuktikan kebenaran keputusan mereka pada konsekuensi berdasarkan pada apa yang paling masuk akal. Lokakarya ini selesai saat semua peristiwa risiko telah dibahas dan telah dimasukkan dalam penilaian risiko atau dikecualikan dengan alasan bahwa mereka tidak relevan, tidak mungkin atau bukan material konsekuensi. 22 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 3.7 Menganalisis risiko Tujuan analisis risiko untuk menghasilkan output yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sifat dan distribusi risiko, serta untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola risiko. Sebelum memulai analisis risiko, penting untuk tidak membuang-buang waktu menganalisis risiko yang diketahui dan dipahami, yang sudah memiliki spesifik, pengendalian di tempat. Dalam kasus tersebut, lanjutkan langsung ke penanganan risiko untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian (Safe Work Australia 2012). Metode kualitatif menggunakan istilah deskriptif untuk mengidentifikasi dan mencatat konsekuensi dan kemungkinan peristiwa serta risiko yang dikonsekuensikan. Metode kuantitatif mengidentifikasi kemugkinan terjadinya sebagai frekuensi atau probabilitas. Konsekuensi didentifikasi dalam skala relatif (urutan besarnya) atau dalam hal nilai-nilai tertentu (misalnya, perkiraan biaya, jumlah korban jiwa atau jumlah individual yang hilang dari spesies langka). Metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan untuk memperbaiki ketidakpastian dalam perkiraan kuantitatif. Penting untuk memahami bahwa semua analisis risiko didasarkan pada asumsi; yaitu, diasumsikan bahwa peristiwa tertentu akan (atau tidak akan) terjadi di tempat dan waktu tertentu dan dalam keadaan yang diasumsikan. Jika asumsi-asumsi tidak benar, maka penilaian risiko tentu saja cacat. Oleh karena itu penting bahwa asumsi yang digunakan divalidasi sebanyak mungkin dan bahwa jangkauan terluas skenario risiko diteliti. Sebelum semua keadaan telah diselidiki, berbahaya untuk berasumsi bahwa sesuatu tidak dapat terjadi. Untuk risiko kritis, seperti yang dapat mengkonsekuensikan kematian atau kehancuran bisnis, menilai probabilitas dapat merugikan proses manajemen risiko. Estimasi kemungkinan peristiwa langka sangat tidak akurat, dan etika penerapan perkiraan kemungkinan pada peristiwa tersebut dapat diragukan. 3.7.1 Pendekatan kualitatif terhadap penilaian risiko Metode kualitatif paling sering diterapkan, karena cepat dan relatif mudah digunakan. Konsekuensi luas dan kemungkinan dapat diidentifikasi serta dapat memberikan pemahaman umum dari risiko komparatif peristiwa, menggunakan matriks risiko peristiwa yang terpisah ke dalam kelas risiko (peringkat). Proses yang sistematis dan logis diikuti untuk mengidentifikasi peristiwa risiko utama dan untuk menilai kemungkinan dan konsekuensinya. Output biasanya dievaluasi dengan menggunakan matriks risiko yang menggabungkan ambang batas (threshold) yang telah ditentukan untuk penanganan yang diperlukan dan prioritas yang harus diterapkan. Proses ini diuraikan dalam Lampiran 1. Untuk metode kualitatif, penting untuk menginvestasikan waktu dalam mengembangkan skala penilaian yang tepat untuk kemungkinan, konsekuensi dan risiko yang dihasilkan. Berbagai situasi risiko yang mungkin dihadapi dalam lingkup latihan harus dipertimbangkan saat mengembangkan skala penilaian. Konsep materialitas juga harus digunakan untuk menentukan signifikansi dari konsekuensi untuk organisasi secara keseluruhan dan unit manajemen. Deskriptor yang jelas perlu disusun untuk setiap tingkat kemungkinan dan konsekuensi guna memungkinkan penilaian komparatif yang akan dibuat. Set (kumpulan) berbagai deskriptor yang dapat dikembangkan untuk berbagai tipe konsekuensi, dan harus dipertimbangkan kesetaraan deskriptor yang berbeda untuk setiap tingkat konsekuensi. (lihat Lampiran 1 untuk contoh tabel konsekuensi). MANAJEMEN RISIKO 23 Sementara penilaian risiko kualitatif berguna karena dapat digunakan oleh tenaga kerja (dengan pengawasan atau fasilitasi) dan membantu untuk memberikan kepemilikan proses penilaian risiko, penilaian tersebut memiliki keterbatasan yang signifikan yang mempengaruhi validitas dan aplikasinya. (Bofinger et al. 2015). Kekuatan besar yang terkandung dalam proses kualitatif ialah menyatukan beragam individu yang berpengalaman dengan wawasan teknis dan praktis dalam proses sosial untuk saling ’berpantulan’ (bounce off) dan memamerkan apa yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat begitu. Namun, penilaian kualitatif juga dapat menjadikan proses ini bias sehingga dapat dengan mudah unggul (prevail). Jadi, sementara proses sosial lokakarya risiko sangat kuat, menyuling (distilling) wawasan besar menjadi matriks risiko sederhana dapat merusak dampak dan kehilangan detil penting. Lampiran 1 berisi diskusi rinci tentang keterbatasan penilaian risiko kualitatif. Pada praktiknya, orang dapat membalikkan analisis rekayasa kualitatif di kepala mereka tanpa benar-benar mencobanya. Saat orang terbiasa dengan skala matriks sederhana, mereka memahami dampak dari nilai-nilai pilihan terhadap apakah pekerjaan dapat dilanjutkan, memerlukan jeda untuk analisis lebih lanjut, memerlukan tinjauan otoritas yang lebih tinggi, atau memerlukan pengendalian lebih kuat. Melalui pemahaman ini, sadar atau tidak sadar pengguna dapat mempengaruhi hasilnya. 3.7.2 Metode semi-kuantitatif Saat berpindah dari matriks kualitatif ke metode kuantitatif, rumus risiko dasar dapat dinyatakan dalam istilah non-matematis, yang dapat membantu pemahaman tentang konsep kuantitatif: Risiko setara dengan jumlah semua konsekuensi kredibel dibagi dengan memasangkan (pairing) kemungkinan untuk peristiwa tertentu. Pendekatan semi-kuantitatif digunakan secara luas dalam upaya untuk mengatasi beberapa kekurangan yang terkait dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan prioritas yang lebih rinci dari risiko daripada penilaian risiko kualitatif dan mengambil pendekatan kualitatif, selangkah lebih maju dengan menghubungkan nilai-nilai atau pengganda untuk kemungkinan dan konsekuensi pengelompokan. Salah satu masalah terbesar dengan penilaian semi-kuantitatif berasal dari fakta bahwa itu belum didefinisikan. Misalnya, ISO 31000 mencatat bahwa penilaian semi-kuantitatif ada tetapi tidak mendefinisikannya, hanya mengidentifikasi bahwa itu bukan kuantitatif dan juga bukan kualitatif. Standar ISO 31010 yang melengkapi teknik penilaian risiko hanya menyatakan bahwa risiko yang semi-dikuantifikasikan diukur dalam jumlah berbasis ‘formula’, yang mungkin berbeda. Dalam penggunaan metode semi-kuantitatif di berbagai tipe hasil (seperti keamanan, lingkungan dan keuangan), pengembangan tabel konsekuensi yang konsisten sangat penting untuk penilaian risiko. Tabel konsekuensi yang efektif telah dikembangkan oleh para ahli dan untuk setiap tipe aset atau dampak yang dipertimbangkan (misalnya, prasarana, spesies, habitat, pariwisata, warisan dan kemudahan), jelas menggambarkan sifat dan tingkat dampak untuk setiap tingkat konsekuensi. Yang paling penting, tim ahli perlu cukup berupaya dalam menyelaraskan tingkat konsekuensi di seluruh tabel. Periksa, misalnya, tabel konsekuensi yang ditampilkan pada Lampiran 1 yang dikembangkan untuk pernyataan dampak lingkungan utama Victoria. Tabel konsekuensi dapat sangat berguna untuk penilaian dampak lingkungan di mana risiko aset lingkungan dan sosial yang beragam perlu dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan sering memahami bahwa tabel konsekuensi tidak akan pernah menjadi sempurna, atau disepakati oleh semua orang, tetapi mengakui bahwa jika disusun dengan baik akan memungkinkan perbandingan yang bermanfaat antara beragam tipe peristiwa. Oleh karena itu, pendekatan semi-kuantitatif telah didukung oleh banyak kelompok pemangku kepentingan. 24 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Konsekuensi–matriks kemungkinan Lampiran 1 memperlihatkan contoh matriks risiko semi-kuantitatif di mana kemungkinan dan konsekuensi telah ditetapkan pada tingkat-tingkat bernomor yang telah dikalikan untuk menghasilkan deskripsi numerik penilaian risiko. Nilai-nilai yang ditetapkan ke kemungkinan dan konsekuensi yang tidak terkait dengan besaran nyata mereka, yang belum dihitung, tetapi memberikan nilai numerik yang diperoleh untuk memungkinkan pengelompokan risiko guna menghasilkan peringkat risiko indikatif. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan memungkinkan penilaian risiko untuk ditetapkan berdasarkan nilai-nilai risiko numerik yang dihaslkan. Kekurangan yang utama adalah bahwa nilai-nilai tidak mungkin cukup mencerminkan risiko relatif peristiwa karena perbedaan urutan besarannya dalam kelas-kelas kemungkinan dan konsekuensi. Untuk mengatasi hal ini, nilai-nilai kemungkinan dan konsekuensi yang lebih dekat mencerminkan besaran relatifnya dapat diterapkan, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 1. Peringkat risiko dapat di timbang untuk lebih menekankan pada peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi dengan memanipulasi deskriptor risiko. Hal ini kadang dilakukan untuk mencerminkan toleransi organisasi yang lebih rendah dari peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi tetapi dapat sulit untuk pembenarannya dan dapat menyesatkan dalam menekankan secara berlebihan beberapa peristiwa risiko (jika berbagai konsekuensi dapat dinyatakan dalam istilah yang sama, seperti dolar, misalnya). Singkatnya, metode penilaian risiko semi-kuantitatif berbasis matriks cepat dan relatif mudah digunakan, tetapi tidak menawarkan perbaikan yang signifikan dalam kemampuan untuk menentukan penilaian yang lebih akurat atau memberikan dasar manfaat biaya untuk pilihan penanganan, termasuk memperlihatkan risiko tersebut cukup rendah untuk dipraktekkan. Konsekuensi–nomogram kemungkinan Ada berbagai cara untuk mencoba memperkirakan rumus teoritis risiko. Umumnya, semakin cepat penilaian, lebih kasar nilai yang dihasilkan. Sementara penilaian risiko kualitatif cepat, dapat memberikan konsep terdistorsi proporsionalitas risiko. Hal ini juga hanya sedikit membantu pengguna untuk menangani kesulitan dalam menilai kemungkinan untuk peristiwa yang jarang dialami di tempat kerja mereka dan hanya satu pasangan konsekuensikemungkinan untuk tujuan prioritas. Nomogram sederhana dimaksudkan untuk memberikan penilaian dengan sedikit lebih panjang dari matriks tapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan bahkan tindakan pembenaran untuk tingkat sederhana. Nomogram risiko telah ada selama setidaknya 40 tahun tetapi tidak disukai karena popularitas matriks yang marak pada tahun 90-an. Mungkin nomogram tampak lebih teknis, kurang menarik, atau hanya tidak pernah memiliki nasib baik untuk disukai dalam standar risiko awal. Versi paling dasar hanya rumus yang sama seperti matriks namun dengan variasi yang jauh lebih besar dari nilai risiko estimasi. Namun, secara inheren diperluas untuk mencakup beberapa bagian yang lebih terhormat dari manajemen risiko, mencakup definisi selera risiko (risk appetite) dan manfaat-biaya dari pilihan analisis treatment, yang akan dijelaskan nanti pada bagian ini. Lampiran 1 melihat lebih dekat nomogram dengan 5 x 5 penyebaran yang sama dari nilai-nilai risiko sebagai matriks dan menggambarkan tingkat yang lebih besar pemahaman dan akurasi yang dapat diharapkan. Berbeda dengan pendekatan matriks, nomogram tidak memungkinkan pengubahan rumus secara kebetulan selain untuk memilih tipe skala untuk garis horizontal ‘nilai risiko’. Lampiran 1 memperlihatkan nomogram menggunakan kedua linear dan skala logaritmik. Yang terakhir dapat digunakan untuk lebih mencerminkan nilai-nilai kemungkinan yang 10 kali lebih besar dalam setiap langkah (seperti sekali dalam 10 tahun atau sekali dalam 100 tahun) saat meninjau beberapa nilai risiko yang sangat berbeda. Nomogram juga memiliki keuntungan dapat mencakup manfaat-biaya. Juga, dengan komputer modern, spread sheet (lembar kerja) dan grafik nilai-nilai tertentu perusahaan dapat tertanam dalam nomogram dan melakukan lebih dari hanya menilai satu dari sejumlah nilai risiko; khususnya, dapat memberikan kasus untuk maju atau menolak rencana penanganan risiko yang diusulkan. Sementara proses keseluruhan dapat terlihat lebih menakutkan daripada matriks, hal ini dapat diatasi dengan program perangkat lunak freeware yang dipesan terlebih dahulu. Pada dasarnya, nomogram jauh lebih tahan terhadap distorsi yang tak diinginkan dari matriks. MANAJEMEN RISIKO 25 Semi-kuantifikasi berbasis spreadsheet Menggunakan rumus risiko sedikit lebih maju dan bersama-sama dengan spreadsheet dapat menghasilkan ekspresi risiko yang lebih akurat, dan rumus dapat dengan mudah dimodifikasi untuk digunakan sebagai dasar untuk pendekatan yang lebih akurat untuk risiko estimasi (lihat Lampiran 1). Rumus risiko meminta penilai untuk menentukan semua konsekuensi kepentingan dan kemudian menentukan frekuensi masing-masing. Setelah setiap konsekuensi dikalikan dengan frekuensi, jumlah dari semua jawaban merupakan risiko total. Penilai harus meyebutkan konsekuensi apa yang menjadi perhatiannya. Umumnya, pendekatan ini hanya mempertimbangkan konsekuensi yang lebih berat (seperti skenario fatal pada keselamatan), tapi dapat melihat satu set peringkat matriks konsekuensi dari kecil, sedang, besar dan katastrofik, mengabaikan hanya kategori ‘tidak penting’. Ada tiga alasan untuk ini: • Pendekatan ini membutuhkan waktu sedikit lebih banyak daripada metode menggunakan rumus sederhana kemungkinan x konsekuensi dan mungkin terfokus pada peristiwa yang lebih serius. • Sedikit banyak, dapat diasumsikan bahwa manajemen efektif atas konsekuensi yang lebih serius juga akan menyebabkan sedikit kerugian yang kurang serius. Tidaklah demikian halnya di mana peristiwa yang menjadi perhatian kurang parah, tidak berpotensi untuk membuat peristiwa besar (major) atau katastrofik (seperti penanganan manual dalam pencemar kesehatan atau sosial seperti kebisingan tanaman dan bau). • Sulit untuk menambahkan jumlah risiko konsekuensi yang berbeda-beda jika hubungannya tidak jelas; misalnya, apakah sebuah kematian dua kali lebih buruk daripada cedera kecacatan atau 10 kali lebih buruk? Pendekatan lembar kerja ini membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari matriks dan nomogram sederhana tetapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan estimasi pengurangan risiko, dan bahkan tingkat pembenaran penanganan. Perhitungan tersebut mempertimbangkan kronologi peristiwa kerugian dan memungkinkan pertimbangan terpisah dari aspek pencegahan dan mitigasi peristiwa untuk penerapan hirarki risiko. Unit risiko biasanya kerugian per tahun, seperti $juta/tahun atau korban jiwa/tahun. Seperti penilaian risiko kuantitatif, peristiwa paling serius cenderung terjadi sekali selama beberapa dekade atau abad daripada setiap tahunnya. Pilihan-pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semi-kuantifikasi Semua kecuali matriks pertama dan nomogram pertama yang dibahas dalam bagian ini memungkinkan ekspresi profil risiko dalam format bar chart (diagram alur) yang memperlihatkan relativitas murni (genuine) antar risiko dan memungkinkan pengenalan nilai-nilai risiko spesifik untuk mengekspresikan selera risiko. Gambar 2 contoh profil risiko dalam grafik bar. 26 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 2: Contoh-contoh pelaporan risiko menggunakan grafis bar Alat-alat spreadsheet dan nomogram memungkinkan perincian lebih besar dalam profil daripada pilihan matrix karena perhitungan tiga bagian spreadsheet dan terbatasnya jumlah nilai risiko pada matriks—hanya sembilan pada beberapa matriks, dibandingkan dengan pilihan yang relatif tak terbatas nomogram ini, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3: Contoh-contoh pelaporan risiko menggunakan nomogram MANAJEMEN RISIKO 27 3.7.3 Metode kuantitatif Penilaian risiko kuantitatif semakin diterapkan dalam industri pertambangan dan mineral untuk: • mendukung keputusan-keputusan finansial • secara membandingkan risiko finansial dengan risiko lingkungan dan sosial • memperlihatkan tranparansi, konsistensi dan logika penilaian. Namun, pendekatan risiko kuantitatif sering tidak intuitif dan membutuhkan beberapa investasi di muka dalam pembelajaran oleh pengambil keputusan. Sama seperti kesenjangan antara penilaian kualitatif dan semikuantitatif yang didefinisikan dengan buruk, sehingga merupakan salah satu di antara semi-kuantitatif dan penilaian ‘penuh’ kuantitatif. Untuk tujuan buku ini, kuantifikasi penuh risiko melibatkan metodologi yang: • menggunakan proses berbasis formula, mengakui bahwa beberapa hasil potensial yang mungkin dari peristiwa tunggal dan bahwa semua hasil yang signifikan harus dipertimbangkan dalam nilai risiko yang dihasilkan • menangkap dan memperlihatkan dalam bentuk diagram semua penyebab yang signifikan untuk dan hasil dari peristiwa risiko • menggunakan diagram (-diagram) dan perhitungan untuk memperlihatkan keprihatinan kegagalan paling serius • membantu dalam mengidentifikasi pengendalian penting untuk pengelolaan peristiwa risiko • membantu dalam penilaian manfaat risiko yang mungkin dicapai oleh tindakan penanganan yang diusulkan untuk digunakan dalam pembahasan manfaat-biaya. Ada dua bentuk dominan dari penilaian risiko terukur di bawah definisi ini. Satu dengan silsilah terpanjang dan paling teknis murni umumnya diberi label QRA (quantitative risk assessment) (penilaian risiko kuantitatif). Pendekatan ini dikembangkan untuk mengatasi keamanan proses dan katastrofik lingkungan yang terjadi sebelum tahun 1990 dalam nuklir, minyak dan gas, dan industri kimia. Secara matematis intensif, tetapi di mana kondisi benar untuk aplikasi itu merupakan hal yang paling berharga untuk mengestimasi frekuensi peristiwa dan mengidentifikasi titik-titik lemah dalam pengendalian, bahkan dalam situasi di mana peristiwa tersebut tidak pernah terjadi. Metode ini biasa digunakan dalam proses di mana cairan yang sangat berbahaya disimpan dalam peralatan bertekanan. Metodologi kedua tidak memiliki label yang diakui secara luas, terutama karena saat diperkenalkan pada akhir tahun 90-an itu diberi nama ‘penilaian risiko semi-kuantitatif’ (‘semi-quantitative risk assessment’) dan akronim ‘SQRA’ oleh perancangnya, namun istilah semi-kuantitatif kemudian terbukti menjadi terlalu luas sejak diperkenalkannya standar risiko nasional dan global. Mungkin deskripsi yang lebih baik adalah ‘berdasarkan pengalaman-kuantifikasi’ (‘experience-based quantification’) (EBQ) risiko untuk membedakannya dari matematika dan data kegagalan berdasarkan metodologi QRA. Selama lebih dari satu dekade, EBQ telah menjadi bagian umum dari manajemen risiko di banyak perusahaan pertambangan global dan di beberapa perusahaan minyak dan gas. Bagian ini menjelaskan dasar-dasar keduanya dan kemudian membandingkan kelebihan dan kekurangan mereka. QRA dan EBQ keduanya mengakui kronologi umum peristiwa petaka (disastrous) yang memungkinkan peristiwa terjadi: pertama, satu atau lebih penyebab potensial hilangnya pengendalian terjadi; kedua, pengendalian preventif dimaksudkan untuk mengelola situasi kegagalan. Pada tahap ini, hasilnya sangat tergantung pada kinerja pengendalian mitigasi untuk mencegah atau mengurangi bahaya dan, jika pengendalian tersebut gagal, satu atau lebih kerugian akan terjadi. Kedua metode menentukan peristiwa (atau peristiwa awal) dan kemudian melihat penyebab potensial, pengendalian pencegahan, pengendalian mitigasi dan berbagai hasil potensial. Insiden ini merupakan peristiwa risiko yang dianalisis, seperti pelepasan energi berbahaya. Hal ini juga disebut ‘peristiwa puncak’ di beberapa perangkat lunak bow-tie. Gambar 4 memperlihatkan penyebab dan hasil skematis dari peristiwa risiko dan, yang paling penting, pencegahan dan mitigasi pengendalian. 28 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 4: Skematik umum peristiwa risiko Penilaian risiko kuantitatif QRA didasarkan pada dua alat risiko utama, pohon kesalahan (fault tree) dan pohon peristiwa (event tree), yang dibahas secara rinci dalam Lampiran 1. Pohon kesalahan dimulai dengan peristiwa risiko, yang secara tradisional disebut peristiwa awal (‘initiating’ event) di QRA dan peristiwa puncak saat secara khusus mengacu pada pohon kesalahan. Analisis bekerja mundur dalam waktu untuk menentukan apa yang mungkin terjadi yang menyebabkan peristiwa seperti itu. Contoh sederhana dalam Gambar 5 memperlihatkan bagaimana mengambil beberapa langkah pertama guna membangun pohon kesalahan untuk kebakaran kendaraan berat di bawah tanah. Pemodel pohon kesalahan perlu tetap berpikiran terbuka karena kebutuhannya merupakan diagram yang menganggap semua kegagalan yang kredibel, bukan hanya yang sudah dialami. Pemodel tahu bahwa ada tiga hal penting untuk kebakaran semakin besar tetapi dalam hal ini dapat menghilangkan faktor oksigen karena udara dipompa seluruh tambang bawah tanah. Di mana dua peristiwa diperlukan untuk untuk maju ke skenario berikutnya, dua peristiwa melalui apa yang disebut gerbang ‘DAN’, yang berarti bahwa jika salah satu tidak ada, maka peristiwa tidak dapat terjadi. Bahan bakar dan penyalaan (ignition) karena itu merupakan suatu gerbang ‘DAN’. Ini merupakan situasi yang sangat berbeda dari gerbang ‘ATAU’, di mana skenario akan maju jika hanya ada salah satu kegagalan. Pohon kesalahan matematis menghitung probabilitas dari peristiwa yang terjadi. Gambar 5: Pohon kesalahan yang khas MANAJEMEN RISIKO 29 Bagian kedua dari alur cerita, dari peristiwa risiko sampai hasil prediksi, ditutupi oleh pohon peristiwa, yang merupakan representasi dari banyak program peristiwa yang mungkin terjadi, tergantung pada efektivitas pengendalian mitigasi. Pohon peristiwa pada Gambar 6 membawa hasil dari pohon kesalahan dengan menganalisis probabilitas bahwa peristiwa berakibat yang membahayakan dan menghitung probabilitas setiap tingkat bahaya yang mungkin terjadi. Pada setiap titik persimpangan, probabilitas untuk kinerja yang sukses atas pengendalian diperkirakan atau dihitung dengan bantuan ‘pemodelan konsekuensi’, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 1. Gambar 6: Pohon peristiwa yang khas QRA jarang diterapkan di bidang lain selain kesehatan dan keselamatan, keandalan kinerja dan dampak lingkungan (radiasi, dam kegagalan dinding, dll). Mungkin model lain yang terdekat dalam risiko bisnis adalah pemodelan Monte Carlo, di mana model matematika dari suatu proyek atau konsekuensi potensial dari keputusan bisnis dapat dibangun dan dijalankan ribuan kali menggunakan pilihan acak dalam aturan yang ditetapkan untuk model tertentu. Dalam istilah sederhana, itu setara dengan melempar dua dadu berkali-kali dan menghitung berapa kali 12 yang tergulir dibandingkan dengan 11, 10 dan seterusnya. Berdasarkan hukum bilangan besar teorema, semakin banyak lemparan, semakin dekat hasilnya ke kehidupan nyata. Pemodelan Monte Carlo dapat menjadi aset besar dalam kuantifikasi risiko tetapi tidak dapat digunakan pada semua peristiwa risiko dan karena itu tidak dapat digunakan sebagai metodologi luas (perusahaan). Namun, hasil Monte Carlo efektif dapat menginformasikan nilai-nilai yang dihasilkan oleh QRA dan EBQ. Pada awal abad ini, dua penilaian QRA komprehensif dari semua skenario risiko fatal yang kredibel yang dilakukan sebagai respons untuk memisahkan beberapa peristiwa kematian di tambang Australia, tetapi analisis kemudian mengungkapkan bahwa QRA gagal memenuhi harapan. Alasan yang kompleks dan sebagian besar khusus untuk pertambangan: • Manusia memainkan peran langsung dalam penambangan (pengeboran, peledakan, scaling, mengemudi, dll.) dibandingkan dengan peran otomatis pengawasan dan pemeliharaan yang biasanya terlibat dalam pembangkit nuklir, minyak dan gas dan kimia. Konsekuensinya, pohon kesalahan matematis yang akurat sulit untuk memberikan hasil. • Tidak ada database internasional yang penting yang gagal untuk pertambangan, sedangkan tidak demikian halnya untuk fasilitas proses dan penerbangan. • Tenaga kerja tidak ‘termakan’ (‘buy in’) untuk penggunaan metodologi computer-centric (black box syndrome) dan tidak mempercayai hasilnya. 30 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Namun, tidaklah benar untuk mengatakan bahwa QRA tidak memiliki tempat di sektor sumber daya. Sebagai contoh, beberapa produk yang disempurnakan dalam sistem otomatis, dan operasi jarak jauh dari produksi tambang otomatis sedang diujicobakan untuk penggunaan masa depan. Namun demikian, beberapa penambang global menggunakan EBQ sebagai alat standar di semua situs karena sifat transparannya dan penerimaannya oleh tenaga kerja. Kuantifikasi berbasis pengalaman Dalam menanggapi pengenalan akan kekurangan di pertambangan QRA, suatu perusahaan melakukan pekerjaan lebih lanjut untuk memperbaiki pendekatan EBQ yang tidak tergantung pada pengumpulan data kegagalan. Membangun di atas proses yang dikembangkan untuk operator dengan tingkat bahaya rendah di pabrik pengolahan, seperti penggudangan bahan kimia dan pengolahan air tanaman, perusahaan menggunakan tim penambang guna mengestimasi frekuensi insiden yang cukup umum, dan kemudian mengestimasi probabilitas insiden yang maju melalui berbagai tahap ke peristiwa fatal. Di mana QRA menggunakan pohon kesalahan dan pohon peristiwa terkait dengan peristiwa risiko, EBQ menggunakan konsep bow-tie (dasi kupu-kupu) yang pertama kali dikembangkan oleh Shell dan American Bureau of Shipping. Sementara pohon kesalahan yang didasarkan pada model matematika, pohon peristiwa dapat dipahami oleh lebih banyak tenaga kerja tetapi tidak memiliki nilai matematika yang inheren. Oleh karena itu EBQ memasangkan penghasil bow-tie dengan spreadsheet yang sudah menghitung risiko terlebih dahulu. Dengan mengembangkan bow-tie dalam format yang ketat, alat gabungan pembantu tersebut membantu mengidentifikasi hampir semua pengendalian yang paling kritis. Perangkat lunak tersedia untuk EBQ, antara lain spreadsheet terpadu dan penghasil bow-tie. Proses ini dijelaskan secara rinci dalam Lampiran 2 dan pada dasarnya melibatkan pembangunan model bow-tie itu dengan insiden sebagai simpul di tengah. Kemudian kategori kausal (atau jalur kausal atau kelompok) didefinisikan untuk membantu tim penilai mengidentifikasi secara menyeluruh semua penyebab yang kredibel dan untuk membantu dalam menyebarkan beban risiko. Akhirnya, pengendalian diidentifikasi dan tingkat kekritisan mereka dinilai. Yang paling kritis menjalani analisis lebih lanjut untuk ketergantungan, penerimaan tenaga kerja dan bagaimana kinerja akan dipantau dan dipelihara. 3.7.4 Perbandingan kekuatan dan batasan Semua teknik analisis risiko memiliki kekuatan dan kelemahan, yang dibahas dalam Lampiran 1. Umumnya, teknik yang lebih kompleks memberikan hasil yang lebih akurat tetapi pada biaya waktu yang meningkat dan kebutuhan untuk keahlian khusus yang lebih luas untuk menjalankan analisis. Seringkali, ada biaya dalam pemahaman yang menurun dan karena itu penerimaan hasilnya oleh para pemangku kepentingan. Gambar 7 dan 8 mungkin membantu saat memilih alat analisis risiko. MANAJEMEN RISIKO 31 Gambar 7: Pemilihan alat risiko pada tahap bisnis PROSES-PROSES RISIKO TOTAL Tahap Informal (Melangkah mundur, Take 5 dsb., JSA/JSEA dsb.) Kualitatif formal (matriks, dsb.) Kuantitatif formal (QRA, EBQ, dsb.) PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA Identifikasi bahaya (hazard) (mis. HAZOP) Konsekuensi (mis. Monte Carlo, Penyebaran gas) Integritas kendali (e.g. LOPA, SIL) Konsep Kelayakan Rancangan/ desain Membangun Komisi Operasi Penutupan Gambar 8: Pemilihan alat risiko berbasis konsekuensi risiko PROSES-PROSES RISIKO TOTAL Konsekuensi Informal (Melangkahmundur, Take 5 dsb., JSA Formal (matriks, dsb.) Formal (QRA, EBQ, dsb.) PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA Identifikasi bahaya (hazard) (mis. HAZOP) Konsekuensi (mis. Monte Carlo, gas dispersion) Integritas pengendalian (mis. LOPA, SIL) Minor/kecil Signifikan Katastrofik Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat Saat memilih teknik risiko analisis, perhatikan butir-butir berikut: • Teknik kualitatif sederhana, mudah digunakan dan sangat berguna untuk memilah-milah risiko serta menetapkan di tingkat mana dalam suatu organisasi risiko perlu ditinggikan. • Teknik kualitatif tidak mungkin untuk bertahan dalam pemeriksaan; karena kompleksitas skenario meningkat, ini menjadi lebih jelas. • Teknik semi-kuantitatif dapat digunakan hampir semudah teknik kualitatif dan umumnya memberikan wawasan yang lebih dalam sifat risiko dan pengendalian yang diperlukan. Teknik tersebut juga cenderung memberikan lebih banyak keseragaman dalam analisis risiko. • Penilaian risiko kuantitatif harus dirancang dan dilaksanakan dengan berhati-hati, namun saat dilakukan dengan baik akan mengatasi banyak kelemahan yang terkait dengan pendekatan yang lebih kualitatif. • Penilaian risiko kuantitatif sangat berguna untuk pengembangan dan pembenaran strategi penanganan risiko yang komprehensif dan untuk keputusan bisnis internal yang melibatkan peristiwa risiko bisnis yang kompleks dan berbagai permasalahan lingkungan dan sosial. Dalam kasus tersebut, hasil dapat segera dinyatakan dalam hal kesetaraan keuangan dan dimasukkan ke dalam perencanaan bisnis. • Penilaian risiko kuantitatif kurang berguna untuk penilaian risiko dampak lingkungan di mana banyak isu lingkungan dan sosial yang beragam yang perlu dievaluasi dan risiko yang dikomunikasikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Orang sering tidak menerima konsep menempatkan nilai dolar pada peristiwa ‘intangible’ (tak dapat diraba) dan sering peristiwa emosi. 32 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN • Sementara pengembangan pohon kesalahan terlihat sebagai tugas sederhana (terutama dengan software khusus yang melakukan semua matematika), pemodel memiliki tugas yang sangat sulit karena tidak semua kegagalan berlaku secara bebas dari satu dengan yang lain. Beberapa kegagalan lebih mungkin terjadi jika pengendalian lain gagal, karena mungkin disebabkan oleh faktor umum yang mencakup usia, korosi, kesalahan desain, kebakaran dan sebagainya, dan pemodelan matematika untuk situasi seperti itu kompleks. Sebuah pohon kesalahan dengan semua cabang selesai dan dengan memperhitungkan interaksi antara pengendalian dapat menjadi sangat besar dan sangat kompleks. • Keberhasilan penerapan penilaian risiko kuantitatif tergantung pada kesiapan data yang dibutuhkan, kapasitas dan komitmen organisasi untuk mengelola proses dan ketersediaan keahlian yang dibutuhkan. Saat mempertimbangkan kesiapan data, dampak pada Macquarie Harbour dari tambang tembaga Mount Lyell (lihat kotak) membuat studi kasus yang baik dari kebutuhan untuk penilaian dasar risiko pada data yang akurat dan untuk memvalidasi atau menolak asumsi yang dibuat. STUDI KASUS: D ampak tambang tembaga Mount Lyell Copper di Macquarie Harbour, Tasmania Operasi 100 tahun dari tambang tembaga Mount Lyell Mining and Railway Company Ltd di Queenstown, Tasmania, menghasilkan lebih dari 100 juta meter kubik limbah tambang, terak smelter dan humus yang disetorkan ke King River dan Macquarie Harbour. Meskipun penghentian penimbunan tailing, tailing terpapar di tepi sungai dan di delta terus menerus melindi besi, mangan, aluminium dan tembaga, yang telah memberikan kontribusi besar terhadap beban logam di perairan dan endapan sediment Macquarie Harbour. Pada pertengahan tahun 90-an, Remediation Research and Demonstration Program (Program Perbaikan Penelitian dan Demonstrasi) Mount Lyell, yang dilakukan bersama oleh Ilmuwan Pengawasan dan kemudian Departemen Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Tanah Tasmania, bertujuan untuk menilai risiko lingkungan dari pelepasan logam dari operasi penambangan dan untuk mengembangkan sebuah strategi remediasi. Lokasi geografis tambang tembaga Mt Lyell Copper mine. Sumber: Google Maps. MANAJEMEN RISIKO 33 Sebuah penilaian risiko awal tembaga di perairan Macquarie Harbour dibandingkan data pemantauan untuk tembaga di perairan pertengahan salinitas dengan data literatur tentang toksisitas tembaga untuk berbagai spesies muara. Hal ini memperlihatkan bahwa ada kemungkinan lebih besar dari 0,98 konsentrasi tembaga yang terlarut di pelabuhan, akan melebihi konsentrasi tembaga berbahaya (dengan 50 per keyakinan persen) bagi setidaknya lima persen dari spesies. Konsentrasi tembaga terlarut setinggi 500 mg/L telah dilaporkan di perairan permukaan pelabuhan dekat muara King River, meskipun konsentrasi khas berkisar dari 10μg/L untuk 100 μg/L tembaga. Teknik elektrokimia memperlihatkan bahwa proporsi yang signifikan dari tembaga terlarut dalam bentuk kimia yang berpotensi tersedia untuk penyerapan ke dalam organisme air. Ikan, masyarakat invertebrata bentik dan fitoplankton ditemukan memiliki kelimpahan yang lebih rendah dan/atau keanekaragaman spesies daripada di muara tenggara Australia lainnya. Sebuah studi komprehensif kemudian dilakukan untuk menilai dampak lingkungan dari pelepasan logam dari tambang dan smelter sebagai bagian dari pengembangan strategi remediasi. Bentuk-bentuk kimia (spesiasi tembaga) dan ketersediaan potensi mereka untuk muara organisme di perairan Macquarie Harbour diselidiki menggunakan pendekatan yang sekarang digariskan dalam pedoman kualitas air ANZECC-ARMCANZ (2000). Ini mencakup studi tentang spesiasi kimia tembaga dan penilaian toksisitas langsung (DTA) menggunakan mikroalga, krustasea dan flounder (ikan sebelah) remaja. Menggunakan elektrokimia dan teknik resin, DTA mengungkapkan bahwa tidak ada efek signifikan pada pertumbuhan alga, crustacea dan kelangsungan hidup ikan flounder, peraturan-osmo atau akumulasi tembaga pada ikan flounder. Hasil ini sangat berlawanan dengan hasil dari teknik spesiasi kimia yang memperlihatkan bahwa tembaga di perairan pelabuhan itu berpotensi bioavailable (ketersedian hayati fenolik senyawa) Pemeriksaan lebih lanjut memperlihatkan bahwa perairan tersebut tidak beracun ke Nitzschiaclosterium mikroalga, meskipun faktanya mereka mengandung konsentrasi tembaga lebih besar dari yang diketahui, menyebabkan efek penghambatan pada alga ini (Stauber et al. 2000). Ameliorasi toksisitas tembaga mungkin karena mengikat bahan organik terlarut pada permukaan sel alga, mencegah tembaga mengikat dan serapan ganggang tersebut. Studi kasus ini memperlihatkan ketidakcukupan mengandalkan satu baris bukti dalam penilaian risiko. Penilaian tingkat skrining berdasarkan analisis kimia dan data literatur saja mungkin melebih-lebihkan atau meremehkan risiko. Untuk mengevaluasi risiko dengan lebih baik dan mengembangkan pilihan remediasi yang tepat, investigasi khusus situs—mencakup analisis spesiasi kimia, penilaian toksisitas langsung dan pemantauan biologis yang dituangkan dalam pedoman ANZECC-ARMCANZ (2000) yang berlaku— yang sering diperlukan, bersama-sama dengan pemahaman tentang mekanisme toksisitas. 34 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN King River. Sumber: Jenny Stauber, CSIRO. Referensi ANZECC–ARMCANZ (2000). Australian and New Zealand Guidelines for Fresh and Marine Water Quality, National Water Quality Management Strategy, Australian and New Zealand Environment and Conservation Council and Agricultural & Resource Management Council of Australia and New Zealand, Canberra. Stauber, JL, Benning, RJ, Hales, LT, Eriksen, RS Novak, B (2000). ‘Copper bioavailability and amelioration of toxicity in Macquarie Harbour, Tasmania, Australia’, Marine and Freshwater Research, 51:1–10. 3.8 Mengevaluasi risiko Mengevaluasi risiko merupakan area yang kompleks di mana, dalam arti murni, tingkat risiko dibandingkan dengan kriteria penerimaan yang telah ditetapkan untuk memfasilitasi keputusan tentang penanganan. Ada beberapa industri yang menerapkan hal ini dan hasil penilaian lebih mutlak, memungkinkan pemahaman tentang tingkat risiko dengan diterima atau tidaknya kriteria dan kejelasan keputusan tentang tingkat serta sifat penanganan dan prioritas. Walaupun demikian, ini jarang terjadi di bidang pertambangan. Karena cairan dan sifat proses penambangan yang berubah-ubah, analisis risiko cenderung untuk memberikan perbandingan risiko sebagai output daripada penilaian mutlak. Alat yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi risiko adalah tabel konsekuensi, seperti yang diperlihatkan pada Lampiran A1.3. Evaluasi yang lebih rinci mendasarkan pada meningkatnya popularitas metodologi bow-tie dan mempertimbangkan beberapa konsekuensi sebagai masukan untuk evaluasi. Lampiran A2.4 membahas hal ini cukup mendetail. Juga relevan untuk evaluasi dan dibahas dalam Lampiran 2 adalah jaminan pengendalian. Meskipun tidak persis evaluasi risiko, jika dilakukan dengan baik dapat mempengaruhi proses evaluasi dengan menyoroti peluang-peluang yang paling mungkin untuk menjadi sukses. MANAJEMEN RISIKO 35 3.9 Memperlakukan risiko Penanganan risiko melibatkan pengembangan dan penerapan strategi biaya-efektif spesifik dan rencana tindakan untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya. Strategi dan rencana biasanya melibatkan peningkatan pengendalian yang ada atau pengenalan pengendalian baru untuk mengurangi risiko. 3.9.1 Merancang kendali risiko Perancangan pengendalian risiko bertujuan untuk memastikan agar efektivitas pengendalian risiko tepat, mengingat konsekuensi potensial yang terkait dengan risiko. Sementara konsekuensi meningkat, terdapat kebutuhan untuk memiliki tingkat yang lebih besar dari keyakinan bahwa pengendalian risiko akan efektif. Penanganan risiko umumnya harus mengikuti hirarki yang berterima dari pengendalian, yang dalam urutan pilihan merupakan: 1. Eliminasi bahaya atau ancaman 2. Minimalisasi atau mengganti bahaya atau ancaman 3. Pengendalian risiko menggunakan perangkat rekayasa yang tidak memerlukan aktuasi manusia 4. Pengendalian risiko menggunakan perangkat yang membutuhkan aktuasi manusia 5. Pengendalian risiko dengan prosedur 6. Pengendalian risiko dengan alat pelindung diri (APD) 7. Pengendalian risiko melalui cara-cara administratif (seperti rotasi pekerjaan untuk membatasi paparan) 8. Pengendalian risiko dengan peringatan dan meningkatkan kesadaran. (Diadaptasi dari Departemen Industri Primer NSW 2007.) Dalam operasi yang ada, penghapusan atau modifikasi bahaya mungkin kurang praktis, sehingga fokus akan pada pengendalian Tipe 3 sampai 8. Pengendalian risiko umumnya digambarkan sebagai rekayasa, sistem, prosedur atau berbasis manusia. Ada dua catatan penting saat mempertimbangkan hirarki: • Hirarki ini didasarkan pada dampak, tanpa mengacu pada pencegahan yang lebih disukai dari mitigasi. Sementara terkadang saat mitigasi berdampak terbesar, pengguna harus menyadari bahwa tujuannya adalah pencegahan risiko. • Pengendalian dapat menghubungkan satu sama lain, dan yang terendah pada hirarki harus dianggap sebagai tingkat yang dicapai. Misalnya, bahan pra-pemanasan untuk menghindari ledakan kelembaban saat pengisian tungku logam cair dapat dianggap sebagai pengendalian Tipe 4, tetapi karena proses bergantung pada prosedur, set itu merupakan pengendalian Tipe 5. Pengendalian Tipe 3 rekayasa biasanya inheren dalam desain fisik dari pabrik pengolahan atau peralatan. Pengendalian rekayasa ‘otomatis’ dan tidak memerlukan campur tangan manusia untuk menjadi efektif. Kehandalan pengendalian dicapai dengan memiliki margin yang memadai antara karakteristik rekayasa penting dari perangkat pengendalian dan berbagai potensi sistem variabilitas. Pengendalian Tipe 4 berbasis system yang dijalankan oleh orang-orang dalam batas-batas sistem manajemen yang telah didefinisikan. Pelaksanaannya didasarkan pada pendekatan yang diatur dengan set aturan-aturan dan protokol. Contohnya antara lain hambatan fisik pada tanaman yang harus dibuang dan diganti untuk pemeliharaan, atau sistem pemantauan bahaya yang membutuhkan operator untuk melakukan tindakan dalam menanggapi kondisi, seperti tingkat gas tinggi atau pelepasan air ke luar situs. Kehandalan pengendalian dicapai melalui sistem sekitar pengendalian, mencakup tinjauan manajemen dan tindak lanjut. 36 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Pengendalian Tipe 5 berbasis prosedur, mengandalkan orang bertindak sesuai dengan aturan atau pedoman tertulis. Kehandalan pengendalian dicapai melalui desain yang efektif dari prosedur, melalui pelatihan dan kompetensi orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan prosedur, dan melalui pemantauan kinerja. Pengendalian Tipe 6 APD (alat pelindung diri) umumnya untuk keamanan dan mitigatif, bergantung pada pola pikir budaya organisasi untuk efektivitas, seperti memakai kacamata pelindung. Jika alat pelindung digunakan untuk mengendalikan risiko kritis, harus didukung oleh proses yang kuat untuk memeriksa dan sign-off, seperti untuk digunakan APD di ruang tertutup. Pengendalian Tipe 7 administratif biasanya digunakan dalam manajemen risiko kesehatan, di mana orang dirotasi untuk meminimalkan paparan ke tingkat yang ditentukan. Pengendalian tersebut harus dianggap untuk sementara waktu, sementara pengendalian yang lebih dapat diandalkan di tingkat 1 sampai 6 dari hirarki yang dicari. Pengendalian Tipe 8 berbasis manusia, mengandalkan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman individu untuk mengidentifikasi situasi berbahaya, menilai konsekuensi potensial dan bereaksi sesuai dengan itu. Kehandalan pengendalian sangat rendah dan dicapai dengan pengalaman inheren serta kemampuan masyarakat dan kapasitas mereka untuk mengadaptasi pengetahuan pada situasi yang sering berubah. Mungkin terdapat tumpang tindih antar karakteristik ini dan pengendalian yang ada. Misalnya, pengendalian tertentu mungkin memiliki beberapa karakteristik dari pengendalian prosedural dan beberapa elemen dari pengendalian berbasis sistem. Secara umum, prinsip-prinsip berikut berlaku: • Pengendalian rekayasa atau berbasis sistem lebih dapat diandalkan daripada prosedural atau pengendalian berbasis manusia, namun umumnya lebih mahal atau sulit untuk diterapkan, terutama jika tidak tercakup dalam desain asli. • Meningkatkan kepercayaan dalam manajemen risiko dicapai dengan menerapkan pengendalian yang sangat efektif untuk risiko dengan konsekuensi yang berpotensi tinggi. • Tolerabilitas risiko sedikit banyak dapat dibentuk dengan menetapkan minimal tipe pengendalian untuk keparahan tertentu konsekuensi potensial. • Pengendalian risiko material harus didokumentasikan tujuan pengendalian dan persyaratan kinerja terkait, apakah rekayasa, sistem, prosedur atau berbasis manusia. Tujuan pengendalian merupakan pernyataan dari maksud desain pengendalian. Target keandalan untuk pengendalian rekayasa biasanya menentukan tingkat pengulangan yang diperlukan dari pengendalian atau, sebaliknya, maksimal ‘failure on demand’ (kegagalan pada permintaan) yang diperbolehkan untuk pengendalian tersebut. Unsur-unsur ini memberikan dasar untuk efektivitas pengendalian berkelanjutan agar dapat dinilai. 3.9.2 Efektifitas kendali risiko Menetapkan efektivitas pengendalian sangat penting (bagian sebelumnya membahas metode pemeriksaan risiko yang memerlukan pertimbangan efektivitas pengendalian). Beberapa metode analisis risiko membantu untuk mempertimbangkan sejauh mana pengendalian mengurangi risiko, tetapi di pertambangan pertimbangan efektivitas pengendalian untuk pertimbangan kemungkinan peristiwa risiko dan konsekuensi sering analisis terpisah Terdapat berbagai metode untuk mengidentifikasi dan secara kritis meninjau pengendalian berjalan (current) dan potensi pengendalian, beberapa di antaranya melihat efektivitas pengendalian individu. Inovasi juga sedang dikembangkan untuk pertimbangan set pengendalian (yaitu, efektivitas satu set pengendalian untuk mencegah atau mengurangi peristiwa risiko prioritas). Untuk buku pegangan ini, disarankan dua tipe metode analisis pengendalian: pertama, metode analisis bow-tie untuk mengidentifikasi pengendalian terkait dengan peristiwa risiko prioritas; kedua, metode untuk membahas dan menetapkan efektivitas pengendalian. Asumsinya adalah bahwa suatu risiko tinggi secara inheren atau konsekuensi akan ditoleransi hanya jika pengendalian cukup efektif. Oleh karena itu, pertanyaan yang harus dijawab: apakah saya memiliki pengendalian yang tepat dan, jika demikian, apakah efektif? MANAJEMEN RISIKO 37 Analisis bow-tie sering dipilih karena membantu untuk secara visual mewakili pengendalian dan efektivitasnya. Output metode bow-tie meliputi: • deskripsi suatu peristiwa yang tak diinginkan, serta ancaman dan konsekuensinya • identifikasi pengendalian yang mencegah suatu peristiwa yang tak diinginkan • identifikasi pengendalian yang mengurangi konsekuensi dari suatu peristiwa yang tak diinginkan • identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengendalian gagal atau dapat melemahkan efektivitas pengendalian • analisis keandalan pengendalian • deskripsi kegiatan, tindakan, prosedur, kebijakan dan standar yang dibutuhkan untuk memantau, mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pengendalian. Bow-tie dibahas dalam Bagian 3.7.3 dan dalam Lampiran 1; keterangan yang lebih rinci dan pedoman penerapan terdapat dalam Lampiran 2. Disarankan empat langkah untuk penyeleksian dan mengoptimalkan pengendalian risiko kritis (ACARP 2015): Langkah 1) Identifikasi peristiwa(-peristiwa) tak diinginkan yang relevan Langkah 2) Pilih penanganan paling tepat untuk peristiwa yang tak diinginkan Di mana risiko harus diperlakukan (daripada dieliminisasi atau diganti): Langkah 3) Identifikasi pengendalian optimal untuk mencapai pengurangan risiko yang diminta dengan menggunakan analisis bow-tie dalam urutuan seperti di bawah ini (yang dibahas secara rinci dalam Lampiran 2): 1. Jelaskan peristiwa yang tak diinginkan 2. Tentukan lingkup analisis 3. Identifikasi berbagai ancaman 4. Identifikasi kemungkinan konsekuensi 5. Identifikasi pencegahan dan mitigasi pengendalian 6. Identifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting 7. Tentukan jaminan yang diperlukan Langkah 4) Pilih metode untuk mengukur efektivitas operasional pengendalian. Setiap langkah dibahas lebih rinci di bawah. Penting untuk diingat bahwa proses ini harus berulang, dan analisis keluaran bow-tie harus satu set dokumen hidup yang berkala ditinjau dan diperbarui. Langkah 1: Identifikasi peristiwa yang tak diinginkan yang relevan Peristiwa yang tak diinginkan merupakan skenario yang berdampak tidak menguntungkan tujuan penting, seperti operasi, keselamatan, kesehatan, lingkungan, masyarakat, dan kinerja hukum dan keuangan. Peristiwa yang tak diinginkan dapat muncul dari ancaman, variabilitas, pengetahuan yang tidak lengkap dan hanyut begerak dengan sendirinya dalam pekerjaan. Setelah peristiwa yang tak diinginkan diidentifikasi, mungkin tepat untuk memprioritaskan untuk analisis lebih lanjut. Langkah 2: Pilih penanganan risiko terbaik untuk peristiwa yang tak diinginkan Cara yang paling efektif untuk mengelola suatu peristiwa yang tak diinginkan ialah menyingkirkan bahaya yang dapat menyebabkan hal itu. Jika penyingkiran bukan suatu pilihan, pertimbangkan mengganti bahaya dengan sesuatu yang memiliki risiko lebih kecil dan minimalkan paparan. Jika eliminasi, substitusi dan mengurangi 38 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN paparan tingkat tidak mengurangi risiko ke tingkat yang berterima, identifikasi peristiwa yang tak diinginkan yang dapat muncul dari bahaya serta pilih dan optimalkan pengendalian yang membantu memastikan perlindungan yang efektif dari orang, aset dan lingkungan. Pilihan penanganan risiko dirangkum dalam Gambar 9. Gambar 9: Pilihan penanganan risiko untuk peristiwa yang tak diinginkan Meningkatkan efektifitas Menyingkirkan bahaya (rencanakan untuk ke luar) Ganti bahaya (gantilah dengan sesuatu yang lebih baik) Kurangi paparan peristiwa (jumlah dan lamanya) Implementasikan pengendalian yang – Mengurangi kemungkinan jumlah terjadinya peristiwa yang tak diinginkan – Mitigasi konsekuensi peristiwa yang tak diinginkan Hirarki Pemilihan Penanganan Risiko Langkah 3: Identifikasi pengendalian optimal untuk mencapai pengurangan risiko yang dibutuhkan dengan menggunakan analisis bow-tie Minimal analisis bow-tie harus memiliki karakteristik sebagai berikut: • Analisis tersebut harus dikembangkan oleh tim yang terdiri dari mereka yang memahami proses bow-tie; mereka yang memahami peristiwa yang tak diinginkan; dan mereka yang bertanggung jawab untuk tindakan, pemantauan dan memelihara pengendalian. • Analisis harus didasarkan pada definisi yang jelas untuk menggambarkan peristiwa yang tak diinginkan dan untuk menentukan apa yang merupakan ancaman, konsekuensi dan pengendalian. • Analisis harus mempertimbangkan ‘mode kegagalan pemantauan’ untuk pengendalian penting. Mode kegagalan pengendalian harus mencakup faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengendalian gagal atau melemahkan efektivitas. Pertimbangan mode kegagalan juga harus mengidentifikasi unsur-unsur pencegahan kegagalan yang diperlukan untuk melindungi pengendalian terhadap kegagalan kinerja. Unsur-unsur tersebut mungkin merupakan pengendalian tambahan atau mungkin langsung bertaut ke • Analisis harus mengidentifikasi unsur-unsur sistem manajemen pengendalian yang diperlukan untuk memonitor, mempertahankan dan meningkatkan pengendalian sehingga bekerja seperti yang diperlukan bilamana diperlukan. • Analisis harus menyajikan informasi dalam format yang membantu mereka memberlakukan dan mengelola pengendalian membuat keputusan tentang penting dan memadainya pengendalian. MANAJEMEN RISIKO 39 Langkah 4: Pilih metode untuk mengukur efektifitas operasional pengendalian Pengelolaan dan optimalisasi pengendalian harus fokus pada memaksimalkan efektivitas operasional control. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur kinerja efektivitas pengendalian dan menggunakan hasil untuk melacak kinerja pengendalian atas waktu dan untuk mengidentifikasi pengendalian yang perlu diperbaiki, ditambah atau diganti. Jika pengukuran efektivitas pengendalian dilakukan dengan baik, ini akan memberikan kesempatan untuk patokan kinerja pengendalian seluruh entitas. Selagi pengukuran efektivitas pengendalian menjadi mapan dalam sebuah organisasi, ini harus digunakan untuk membantu menilai pengendalian kecukupan. Efektifitas pengendalian memiliki tiga komponen: • ketersediaan dan penggunaan pengendalian saat diperlukan • kemampuan pengendalian untuk fungsi yang diperlukan • sejauh mana pengendalian menghilangkan atau meminimalkan paparan ancaman atau meringankan keparahan konsekuensi. Pengendalian harus spesifik, terukur dan dapat diaudit, dan ukuran kuantitatif dari efektivitas lebih disukai, terutama untuk pengendalian kritis. Namun, di mana ukuran kuantitatif tidak mungkin, berbagai metode, dari semi-kuantitatif subyektif, dapat digunakan untuk menentukan efektivitas pengendalian (diringkas dalam Gambar 10). Perhatikan bahwa efektivitas pengendalian dapat diukur secara berbeda tergantung pada pengendalian dan bahwa pohon keputusan memberikan panduan untuk ini. Gambar 10: Pedoman pohon keputusan untuk analisis efektifitas pengendalian Mulai Dapatkah efektifitas dengan mudah dikuantifikasi dengan data aktual? Ya Analisis kuantitatif efektifitas pengendalian Ya Analisis pohon efektifitas pengendalian Ya Analisis matriks efektifitas pengendalian Tidak Dapatkah efektifitas seperti diukur secara kuantitatif? Tidak Apakah tindakan semi kuantitatif untuk efektifitas diperlukan? Tidak Analisis kategorisasi efektifitas pengendalian Sumber: ACARP (2015). 40 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 3.9.3 Manajemen risiko kritis Pemantauan kinerja dan pelaporan pengendalian bahwa pengendalian tetap efektif dan kekurangan kinerja segera diidentifikasi. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan frekuensi pemantauan dan pelaporan harus didokumentasikan. Pelaksanaan yang efektif umumnya memerlukan penunjukan dari control owner (pihak yang bertanggung jawab atas) pengendalian yang bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan kinerja pengendalian. Ada juga harus menjadi sistem untuk memastikan peningkatan saat kinerja diukur turun di bawah persyaratan minimum. Tanggung jawab control owner harus didokumentasikan baik dalam deskripsi posisi mereka atau dalam dokumen desain prosedur atau sistem asal pengendalian. Untuk pengendalian kritis, kinerja dapat dimasukkan sebagai unsur dalam scorecard (kartu skor) kinerja pribadi pemilik kendali (control owner/orang yang bertanggung jawab). Dewan Internasional Pertambangan dan Logam (ICMM) telah mengembangkan sumber daya untuk membimbing proses ini pada tahun 2015 dalam publikasi tentang manajemen Pengendalian kritis. ICMM mengakui bahwa manajemen pengendalian kritis merupakan langkah-perubahan dalam evolusi manajemen risiko operasional industri mineral; tujuannya ialah agar bisnis mengembangkan rencana manajemen pengendalian kritis untuk memfokuskan mereka pada manajemen pengendalian yang efektif untuk peristiwa prioritas tertinggi. Pengelolaan pengendalian kritis melibatkan peningkatan pesat keselarasan manajemen risiko dengan praktik manajemen yang baik. Saat ini, manajemen risiko dapat dilakukan dengan koneksi terbatas pada proses manajemen bisnis, seperti dengan menggunakan daftar risiko yang mencakup daftar panjang peristiwa potensial dan pengendalian namun memberikan fokus manajemen yang terbatas dan karenanya nilai juga terbatas. Pengelolaan pengendalian kritis harus mencakup manajemen risiko di beberapa titik keputusan utama, mencakup situs secara keseluruhan dan tinjauan proses risiko; pengembangan menjadi tahap yang berbeda dari bisnis; perubahan yang signifikan terhadap operasi atau bisnis; dan pengembangan praktik yang aman atau sistem kerja. Pengelolaan pengendalian kritis merupakan bagian dari pemeriksaan prioritas risiko situs keseluruhan, merupakan bagian dari pendekatan manajemen risiko secara keseluruhan untuk siklus hidup bisnis, dan perlu diterapkan pada semua tahap siklus. Gambar 11 menguraikan sembilan langkah proses manajemen pengendalian kritis, enam dari yang dibutuhkan untuk merencanakan program rencana pengelolaan pengendalian kritis sebelum final tiga langkah pelaksanaan (ICMM 2015). MANAJEMEN RISIKO 41 Gambar 11: Pengelolaan pengendalian kritis Sumber: ICMM (2015). Ada banyak loop (putaran) berulang pada Gambar 11, di mana langkah mungkin memerlukan peninjauan ulang dari langkah sebelumnya untuk mencapai output yang diinginkan. Misalnya, loop dari langkah 7 hingga langkah 6 memperlihatkan potensi kebutuhan untuk meninjau ulang informasi dari langkah-langkah perencanaan saat pelaksanaan situs didefinisikan. Hal ini mungkin terjadi karena kinerja pengendalian di situs bervariasi dari asumsi yang dibuat dalam langkah-langkah perencanaan. Bisnis harus menyadari bahwa hal ini mungkin perubahan besar dalam cara memperlakukan risiko dan mungkin perlu untuk mengambil langkah-langkah guna mempersiapkan pengelolaan pengendalian kritis sebelum memulai perencanaan dan pelaksanaan. Setelah sifat proses dipahami, mencakup keterlibatan penting kepemimpinan, dianjurkan agar perusahaan meninjau kesiapannya untuk mengadopsi pengelolaan pengendalian kritis. ICMM menyediakan alat untuk melakukan penilaian tersebut. 42 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 3.9.4 Pengelolaan peralatan kritis Sebuah program pengelolaan peralatan amat penting (kritis) didefinisikan sebagai cara yang efektif untuk mengelola risiko yang terkait dengan kegagalan peralatan. Program pengelolaan peralatan penting yang efektif meliputi: • definisi yang jelas tentang ‘peralatan kritis’ berdasarkan dampak potensial dari kegagalan peralatan dan proses yang sistematis untuk mengidentifikasi peralatan penting, mencakup ahli teknis dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan ‘daftar peralatan kritis’ menentukan: • buatan dan model peralatan • tujuan peralatan dan persyaratan kinerja • rincian konsekuensi potensial yang terkait dengan kegagalan peralatan • pengujian yang diperlukan, inspeksi dan program pemeliharaan preventif • pengujian, inspeksi dan pemeliharaan catatan • suatu proses kerja pemeliharaan yang membedakan perencanaan kerja dan selesainya pelaporan; manajemen melaporkan penyelesaian pengujian dan pemeliharaan peralatan kritis; pelumpuhan peralatan yang cacat atau tidak mengikuti (bypass) prosedur persetujuan; proses keselamatan; dan pelatihan tenaga kerja. 3.10 Pemantauan dan tinjauan Jaminan efektivitas pengendalian risiko merupakan elemen penting dari sistem; jaminan merupakan pemeriksaan eksplisit, sistematis dan objektif dari bukti dengan tujuan memberikan penilaian independen tentang efektivitas proses manajemen risiko dan pengendalian terhadap kriteria kinerja yang ditetapkan. Ruang lingkup harus mencakup desain dan kinerja proses serta pengendalian untuk meminimalkan risiko proses. Risiko perlu dipantau untuk memastikan bahwa pengendalian telah dirancang dengan baik, telah dilaksanakan sebagaimana dimaksud dan bekerja secara efektif. Tinjauan jaminan pengendalian risiko harus dipimpin oleh orang yang tidak langsung bertanggung jawab untuk desain maupun pelaksanaan pengendalian, namun harus mencakup pemilik kendali dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan jaminan untuk pengendalian kritis harus ditinjau dan disahkan oleh tim manajemen aset. Akuntabilitas untuk menyelesaikan rencana perbaikan pengendalian yang telah disepakati harus diserahkan kepada individu, dan kemajuan rencana harus dilacak oleh manajemen sampai selesai. Studi kasus Northparkes (lihat kotak) adalah contoh yang baik dari kebutuhan untuk identifikasi risiko, analisis dan ulasan pada semua tahap operasi. MANAJEMEN RISIKO 43 STUDI KASUS: Gua blok Northparkes runtuh, November 1999 Pesan-pesan kunci • Identifikasi risiko harus dilakukan pada semua tahap dari kelayakan hingga penutupan. • Teknik analisis risiko harus dipilih untuk memastikan bahwa teknik tersebut tepat untuk penilaian khusus. • Pengendalian risiko kritis harus dipilih dan dimonitor untuk efektivitas dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan perubahan kondisi. Latar Belakang Pada tanggal 24 November 1999, sebuah gua bawah tanah yang besar dibuat dengan metode penambangan blok gua tiba-tiba runtuh di Northparkes Mines di New South Wales. Gua tersebut sangat besar, dengan diameter sekitar 160 meter dan tinggi 180 meter (sekitar tiga kali sebesar opera house Sydney). Dalam hitungan detik, penyumbat batu yang amat besar runtuh memampatkan sekitar 4 juta meter kubik udara di dalam gua. Dengan cepat udara dengan kemampatan tinggi terdorong ke luar dari gua melalui beberapa rute, seperti yang diperlihatkan dalam diagram, mencakup penggalian terowongan eksplorasi tua yang tinggi di atas tempat produksi dan pada saat keruntuhan langsung membuka ke dalam celah udara gua. Udara yang mampat masuk ke tempat penggalian eksplorasi dengan batu yang terkurung, puing-puing dan bahan lainnya sebagai ledakan udara, yang memiliki kecepatan diperkirakan oleh model berikutnya menjadi lebih dari 1.000 kilometer per jam. Ledakan udara menyebabkan kerusakan besar di seluruh tempat kerja dan mengakibatkan empat orang terluka parah. 44 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tambang telah beroperasi penuh pada tahun 1997 dan dirancang untuk menarik bijih dari 130 ‘drawpoints’ (pusat produksi) pada bidang horizontal lebih dari 200 meter di bawah permukaan. Batu itu diperkirakan patah karena beratnya sendiri dan, melalui ekstraksi terkendali bijih di drawpoint untuk menyebarkan diri (self-propagate). Risiko ledakan udara dikenal dan awalnya dikendalikan dengan mempertahankan tumpukan muckpile (batu pecah) di atas drawpoint, ditambah celah udara 10 meter atau kurang antara muckpile dan gua itu sendiri. Celah udara 10 meter ini membatasi jumlah udara yang dapat dimampatkan dalam reruntuhan batu besar. Tim pertambangan kemudian melakukan penilaian risiko kualitatif untuk mengidentifikasi bahaya besar (major hazard) dan, untuk perlindungan ledakan udara, memilih muckpile 60 meter untuk melindungi tempat kerja. Pengendalian ini menggantikan pengendalian celah udara 10 meter, dan celah udara tidak lagi bagian dari strategi pengendalian. Pada saat itu, tidak ada lubang lainnya ke dalam gua. Gua tidak terpecah-pecah seperti yang diharapkan dan akhirnya celah udara naik sampai 180 meter pada saat keruntuhan pada tahun 1999. Selama itu, celah udara gua juga meluas melampaui terowongan eksplorasi yang berada amat tinggi di tubuh bijih dan menciptakan celah ke dalam gua. Penilaian risio kuantitatif lebih lanjut mengakui bahaya ledakan udara, dan sekat beton diinstalasi dalam terowongan eksplorasi bersama alarm-alarm yang lain untuk memperingatkan kondisi tanah yang berubah. Karena gua telah melemahkan sekat yang tidak memberi perlindungan saat gua akhirnya runtuh. Penilaian kuantitatif atau semi-kuantitatif tidak dilakukan. Implikasi analisis risiko dan pemantauan pengendalian kritis Implikasi analisis risiko dan pemantauan pengendalian kritis Pemeriksaan koronial setelah insiden tersebut menemukan bahwa industri pertambangan harus memasukkan ke dalam semua kode praktik yang relevan atau pedoman industri untuk desain tambang yang aman identifikasi inti risiko yang inheren dalam operasi dan metode yang diusulkan; audit independen dari pengendalian pada tahap-tahap kelayakan dan desain tahap; dan tonggak audit ulang untuk memastikan bahwa permasalahan yang terkait dengan keselamatan kritis desain dan strategi tetap sesuai dan memadai di seluruh operasi. Koroner melanjutkan dengan mengatakan bahwa operator tambang bawah tanah harus secara memadai menilai semua risiko dan mengembangkan serta memelihara prosedur pengelolaan bahaya untuk mencakup semua bahaya yang terkait dengan metode penambangan. Referensi Bailey, J (Coroner) (2003). Findings and recommendations from the ‘Inquest into the deaths of R. Bodkin; M. House; S. Osman; C. Lloyd-Jones; on the 24th November, 1999 at the E26 Lift 1 Mine North Parkes Mines, Parkes, New South Wales’. Minerals Industry Safety and Health Centre and Rio Tinto (2005). Managing major hazards in the mining industry, presentasi video. MANAJEMEN RISIKO 45 3.10.1 Mendokumentasi hasil-hasil Output proses identifikasi risiko perlu didokumentasikan agar: • mengkomunikasikan semua yang dianggap peristiwa risiko • digunakan sebagai referensi saat mengembangkan strategi untuk mengidentifikasi titik intervensi utama dan mengembangkan tindakan yang tepat • dijadikan acuan saat meninjau risiko selang beberapa waktu untuk mempertimbangkan situasi yang berubah karena konsekuensi implementasi strategi atau bisnis, lingkungan, peraturan, kondisi sosial berubah • menyimpan catatan untuk tujuan uji tuntas. Dalam kebanyakan kasus, penilaian risiko memerlukan dokumentasi lengkap dari proses, nilai-nilai hasil penilaian (kemungkinan, biaya dan dampak), alasan di balik keputusan, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk menyediakan setiap penilaian. Daftar risiko biasanya digunakan untuk memberikan informasi risiko, untuk mendokumentasikan output proses identifikasi risiko serta untuk memberikan hasil analisis risiko dan pengembangan strategi. Khususnya isi daftar risiko antara lain: • tabulasi yang dianggap peristiwa risiko • peristiwa yang dikecualikan, alasan untuk tidak memasukkan mereka, dan kemungkinan dan konsekuensinya • hasil analisis risiko dan evaluasi (peringkat risiko atau gradasi; risiko lingkungan umumnya dinilai sebagai ‘inheren’ tanpa pengendalian di tempat dan ‘sisa’, dengan asumsi pengendalian yang efektif) • langkah-langkah pengendalian yang ada, tindakan manajemen yang direncanakan, alokasi tanggung jawab, dan penentuan waktu dari tindakan. 3.10.2 Garis besar daftar risiko Informasi berikut perlu diberikan untuk setiap risiko yang diidentifikasi: • nomor referensi unik • tanggal pembaruan risiko terakhir • judul singkat risiko • deskripsi risiko • materialitas risiko • penilaian dari semua tipe konsekuensi • kemungkinan peristiwa • peringkat risiko • tanggapan risiko, bersama-sama dengan status mereka saat ini • Risiko pemilik. Untuk memberikan jejak audit dan untuk membantu memahaminya untuk risiko masa depan analisis, daftar risiko harus menyimpan informasi tentang semua risiko tertutup. Selain pemantauan kinerja rutin, risiko-risiko utama dengan konsekuensi yang berpotensi material juga harus menjalani penilaian jaminan independen dan pelaporan periodik. 46 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 4.0 MANAJEMEN RISIKO DI PERTAMBANGAN Pesan-pesan kunci • Manajemen risiko merupakan bagian penting dari efisiensi usaha dan efektivitas dan harus menjadi masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja. • Tanggung jawab untuk program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan. • Efektivitas program pengendalian risiko dan pembaruan daftar berikut insiden serius di perusahaan atau industri harus diuji oleh audit internal. Bagian ini menjelaskan proses manajemen risiko generik dan memperhitungkan beberapa alat risiko yang dapat digunakan untuk manajemen risiko perusahaan, manajemen risiko operasional dan tugas kegiatan/manajemen risiko. 4.1 Manajemen risiko perusahaan Selama masa eksplorasi, pengembangan, produksi dan penutupan, bahaya perlu ditahan dan dikendalikan. Suatu lapisan sosial yang lebih luas dari permasalahan politik dan budaya yang kompleks perlu ditangani dengan berhati-hati untuk mencapai tanggung jawab sosial perusahaan, dan perusahaan yang sukses perlu mengelola semua itu dengan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko tunggal yang didasarkan pada misi dan struktur bisnis. Ini amat mustahil untuk berhasil jika sistem keuangan, IT, kesehatan dan keselamatan, lingkungan dan masyarakat dan sebagainya dikembangkan secara terpisah. Elemen bersaing harus dipadatkan menjadi kerangka kerja tunggal yang merupakan sistem yang terpadu. Kerangka kerja ini disebut manajemen risiko perusahaan. 4.1.1 Proses manajemen risiko perusahaan Proses manajemen risiko tidak baru dan inheren dalam pikiran kita. Namun, untuk penggunaan yang berhasil dalam suatu organisasi perlu diformalkan sehingga semua orang bekerja dengan cara yang sama untuk tujuan yang sama. Perlu transparan, sehingga pengaruhnya dapat terus ditingkatkan, bahkan saat penilai asli tidak ada lagi di organisasi. Gambar 12 memperlihatkan formalisasi ini seperti yang diperlihatkan pada standar internasional ISO 31000. MANAJEMEN RISIKO 47 Gambar 12: Proses manajemen risiko Sumber: ISO 31000 (2009). Komite Sponsor Organisasi Komisi Treadway (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO)) memberikan panduan berbasis prinsip untuk membantu organisasi merancang dan menerapkan pendekatan efektif di seluruh-usaha untuk manajemen risiko melalui kerangka kerja manajemen risiko terpadu perusahaannya (COSO 2004), yang menyatakan: Manajemen Risiko Korporasi (Enterprise Risk Management)—Kerangka kerja terpadu ini memperluas pengendalian internal, memberi fokus yang lebih kuat dan luas pada subyek yang lebih luas dari manajemen risiko korporasi. Meskipun tidak dimaksudkan untuk dan tidak menggantikan kerangka kerja pengendalian internal, melainkan hanya menggabungkan kerangka kerja pengendalian internal di dalamnya, perusahaan dapat memutuskan untuk melihat ke kerangka kerja manajemen risiko perusahaan ini, untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal mereka maupun untuk bergerak maju ke proses manajemen risiko lebih penuh. Kerangka kerja ini diterima secara luas dan digunakan oleh manajemen guna meningkatkan kemampuan organisasi untuk mengelola ketidakpastian, mempertimbangkan berapa banyak risiko yang akan diterima, dan meningkatkan pemahaman tentang peluang karena berusaha untuk meningkatkan dan melestarikan nilai pemangku kepentingan. Gambar 13 merupakan representasi grafis COSO untuk kerangka kerja; wajah depan kubus risiko COSO memiliki langkah-langkah hampir identik dengan ISO 31000 (yang diperlihatkan pada Gambar 12). 48 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 13: Model manajemen risiko COSO Proses risiko tampaknya sangat jelas setelah dipahami. Namun, bahkan adopsi langkah-langkah proses yang umum tidak berarti penerapan alat risiko tertentu; juga tidak memastikan bahwa manajemen risiko akan bekerja untuk semua bisnis. Permasalahan ini harus diselesaikan oleh masing-masing organisasi untuk tujuan dan kebutuhan organisasi yang spesifik. 4.1.2 Memilih alat manajemen risiko Seperti yang dibahas dalam Bagian 3.7.4, alat penilaian risiko berkisar dari proses informal memikirkan langkahlangkah risiko untuk kegiatan sederhana, biasanya melibatkan satu orang, melalui proses yang mampu memperkirakan frekuensi peristiwa dan menghitung rencana perawatan yang paling efektif berdasarkan matematika pemodelan kegagalan potensial dari data historis secara resmi dicatat dan diumumkan. Memilih alat yang salah dapat mengurangi kepercayaan dalam proses manajemen risiko. Dua kesalahan umum dalam memilih alat risiko adalah: • memilih alat yang tidak mampu secara efektif menganalisis, mengevaluasi dan menentukan penanganan untuk peristiwa risiko • memilih alat yang lebih kompleks atau memakan waktu lebih banyak dari yang diperlukan, mengingat kesederhanaan analisis, kejelasan perawatan yang tepat, atau keduanya. Pada dasarnya, campuran alat penilaian risiko diperlukan untuk memenuhi kompleksitas risiko yang dianalisis. Alat kualitatif dapat berguna untuk analisis cepat dan alat kuantitatif sepenuhnya untuk risiko kritis. Sebuah kerangka kerja yang baik akan menggabungkan kombinasi alat bagi organisasi dan untuk waktu penilaian yang tepat untuk tujuan (fit-for-purpose). Sebagai organisasi semakin mapan, ada kemungkinan penilaian kualitatif menjadi cenderung berkurang dan dengan demikian peningkatan dalam penilaian kuantitatif. Karena itu tidak ada ‘winning methodology’ (metodologi yang mengalahkan yang lain) untuk manajemen risiko karena tidak ada pengukuran kinerja yang sederhana (misalnya, sangat sulit untuk memperlihatkan bahwa bencana telah dihindari). Setiap organisasi berbeda dalam penanganan risiko, integritas pelaporan insiden dan pergerakannya pada skala kematangan risiko (pemula, stagnan, meningkat, menurun dan seterusnya). MANAJEMEN RISIKO 49 4.1.3 Keterlibatan manajemen senior Banyak kerangka kerja manajemen risiko yang telah dibangun tanpa pra-perencanaan di semua perusahaan dan kemudian ditambal bersama-sama. Kesehatan, keselamatan, lingkungan dan dalam kebanyakan sistem risiko bisnis secara historis telah dibangun terpisah dari satu sama lain di kebanyakan organisasi. Bahkan organisasi yang memiliki tabel konsekuensi gabungan yang mencakup semua sumber risiko, terlihat terbukti tidak ada konsistensi secara keseluruhan dalam produk yang selesai. Misalnya, Tabel 1 di bawah ini milik sebuah perusahaan pertambangan global. Tujuan tabel konsekuensi adalah guna membimbing tim penilaian risiko dalam peringkat risiko untuk mendorong analisis yang konsisten. Tabel 1 mirip dengan yang banyak digunakan tetapi memperlihatkan inkonsistensi signifikan yang akan menghalangi tujuan itu tercapai: • Kerusakan properti, yang kemungkinan akan diasuransikan, memiliki peringkat kritis lima kali lebih rendah dari laba sebelum bunga dan kerugian pajak EBIT (tidak diasuransikan, kerugian aktual) dan 30 kali lebih rendah dari penurunan NPV. • Demikian pula, faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan kerugian tidak konsisten satu sama lain. Dalam sisa tabel, NPV adalah pengurangan 10 kali konsisten untuk setiap klasifikasi rendah, sedangkan EBIT dan kerugian properti tidak konsisten dan bervariasi. • Pedoman lingkungan menggunakan istilah ‘petaka’ (‘disastrous’), ‘serius’ dan ‘moderat’ untuk menggambarkan dampak dan ‘panjang’, ‘menengah’ dan ‘pendek’ untuk menggambarkan masa pemulihan. Ini terbuka untuk interpretasi dan tidak mungkin untuk diterapkan secara konsisten. • Pedoman masyarakat/reputasi hanya memiliki 2 dari 11 catatan panduan yang berkaitan dengan bahaya masyarakat yang nyata dan menggunakan kata-kata yang membingungkan (‘Dampak terhadap ekonomi lokal’ di tingkat 4 dan ‘dampak negatif pada ekonomi lokal’ di tingkat 3). Ada banyak inkonsistensi lainnya, tapi tabel konsekuensi memiliki banyak karakteristik yang lazim digunakan. Organisasi harus meninjau prosesnya untuk memastikan bahwa table tersebut logis dan tahan pemeriksaan. 50 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Table 1: Tabel konsekuensi umum Peringkat (rating) 5 4 3 2 1 Dampak finansial US$ EBIT Kerusakan Kembalian properti Investasi US$ US$ NPV Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Masyarakat/Reputasi Hukum (legal) and Kepatuhan $100 juta + $20 juta + kerugian atau keuntungan $600 juta + • Beberapa korban kerugian jiwa (fatalitas) atau dan/atau keuntungan • Signifikan • Efek-efek yang tak dapat dipulihkan pada 10-an orang • Kategori 5 – insiden yang mengakibatkan petaka lingkungan berdampak jangka panjang yang membutuhkan remediasi besar • Liputan media internasional negatif yang mencolok selama beberapa hari. • Dampak negatif signifikan pada harga saham selama beberapa bulan. • Litigasi atau penuntutan dengan ganti rugi $50 juta • Hukuman kustodian untuk eksekutif perusahaan • Penutupan yang diperpanjang oleh otorita $20 juta - $2 juta $99,9 juta $19,9 juta kerugian atau keuntungan $60 juta - • Fatalitas tunggal $599,9 juta dan/atau kerugian • Disabilitas (cacat) atau berat (Disabilitas keuntungan Permanen Akibat Kecelakaan) atau penyakit pada satu orang atau lebih • Kategori 4 - insiden yang mengakibatkan dampak berjangka panjang yang membutuhkan remediasi medium • Liputan media nasional selama beberapa hari • Dampak negatif signifikan pada harga saham selama beberapa minggu • Tindakan hukum masyarakat/LSM • Dampak pada ekonomi setempat • Litigasi mayor sebesar $10juta+ dan • Investigasi oleh otorita yang berakibat interupsi berjangka panjang pada operasi • Kemungkinan hukuman kustodian $2 juta $200 juta $19,9 juta $2 juta kerugian atau keuntungan $6 juta • Cedera tubuh atau $59,9 juta penyakit (mis. kerugian keretakan tulang) atau dan/atau keuntungan Kehilangan Jam Kerja akibat kecelakaan > 2 minggu • Kategori 3 - insiden yang telah menyebabkan dampak lingkungan moderat yang dapat dipulihkan, berjangka pendek, yang memerlukan remediasi moderat • Liputan media lokal selama beberapa hari • Dampak negative pada ekonomi setempat • Keluhan masyarakat yang berlanjut • Pelanggaran hukum mayor dengan hukuman denda • Litigasi signifikan melibatkan jam kerja manajemen senior berminggu-minggu $200 juta $10 ribu $l,9 juta $199,9 kerugian ribu atau keuntungan $600 juta - • Jangka panjang • Kategori 2 - insiden yang $5,9 juta medium telah menyebabkan kerugian kebanyakan cedera dampak lingkungan ringan atau atau sakit pada satu (minor) yang dapat keuntungan orang atau lebih dipulihkan, yang • Cedera kerja terbatas memerlukan remediasi • Kehilangan Jam ringan Kerja < 2 minggu • Liputan media lokal • Keluhan kepada situs dan/atau regulator • Pelanggaran hukum dengan investigasi atau laporan kepada yang berwajib dengan tuntutan dan/atau kemungkinan denda moderat <$200 juta <$10 ribu kerugian atau keuntungan <$599,9 • PPPK atau ribu pengobatan medis kerugian atau keuntungan • Kategori 1 - insiden yang • Tak ada liputan media telah menyebabkan •T ak ada keluhan dampak lingkungan yang masyarakat dapat diabaikan (negligible) yang dapat dipulihkan, yang memerlukan remediasi amat ringan • Masalah hukum minor, non-kepatuhan dan pelanggaran peraturan Sebaliknya, tabel konsekuensi yang dipertimbangkan dengan baik memperlihatkan pemahaman risiko dan kepemimpinan dari atas. Dua indikator lainnya merupakan gambaran tentang bagaimana semua kegiatan risiko di bidang usaha dibawa bersama-sama untuk memungkinkan pengawasan risiko yang tepat dari eksekutif dan dewan, serta tautan langsung dan substansial antara manajemen risiko dan sistem bisnis lainnya, mencakup penganggaran, perencanaan, pelatihan, manajemen kinerja individu dan audit internal. Contoh di bawah menyoroti kebutuhan penting bagi dewan dan tim eksekutif untuk benar-benar meninjau kerangka kerja risiko sebelum mengumumkannya untuk digunakan. Salah satu organisasi besar di Australia memiliki kerangka kerja kemungkinan risiko skala gradasi yang dijelaskan dalam hal ‘probabilitas terjadinya’. Sementara ini tidak jarang, biasanya disertai dengan beberapa petunjuk tentang dalam periode mana probabilitas (kemungkinan besar) ini berlaku. Informasi tambahan ini sangat penting karena, jika probabilitas adalah 50% (atau 0,5) dan periode yang dipertimbangkan ‘per tahun’, kita akan menantikan kerugian setiap dua tahun, tetapi jika periode probabilitas merupakan kehidupan fasilitas (katakanlah, 20 tahun), kita akan memiliki kesempatan yang sama untuk tidak mengalami kerugian sebelum pabrik pengolahan ditutup. Kesalahan ini diakui pada tahun 2014, tetapi tidak sebelum orang di seluruh organisasi menginterpretasikannya sendiri pada periode sebelumnya dan penggabungan hasil dalam daftar risiko umum selama beberapa tahun. Konsekuensinya, semua pekerjaan manajemen risiko yang telah dilakukan selama periode ini dianggap tidak penting dan banyak kerja ulang yang diperlukan untuk mengidentifikasi di mana paparan risiko yang telah diremehkan. MANAJEMEN RISIKO 51 4.1.4 Pengawasan risiko yang efektif Daftar risiko dapat bervariasi secara dramatis antara situs yang berbeda dan proyek bahkan di mana skenario risiko mirip. Meskipun situs mungkin memiliki proses risiko umum, metodologi yang disukai dan persyaratan untuk merekam keputusan, pedoman tentang bagaimana untuk mencapai hal ini dengan cara yang sistematis dan konsisten sangat penting. Salah satu cara untuk melakukan ini ialah mengidentifikasi risiko dalam kategori yang telah ditentukan. Pada tingkat eksekutif atau direksi ‘gambar’ sukses dapat diuraikan bersama dengan skenario kemunduran potensial. Kepemimpinan pasar akan membutuhkan tahunan dan keberhasilan jangka panjang. Gambar 14 memperlihatkan ‘gambar’ tersebut. Gambar 14: ‘Gambar’ manajemen risiko untuk keberhasilan Gambar risiko menyediakan alat bagi para eksekutif dan komite risiko dan audit untuk melihat risiko di daerah yang luas dari dampak dan menggali lebih dalam untuk bidang yang menjadi perhatian. Perbandingan antara situs juga dapat dibuat dan perbedaan substansial dapat dipertanyakan. Pesan kuncinya adalah bahwa manajemen risiko merupakan bagian penting efisiensi usaha dan efektivitas serta harus menjadi masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja. Selanjutnya, tanggung jawab untuk program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan. Auditor internal dapat menguji efektivitas program pengendalian risiko dan penilaian dalam daftar risiko dapat ditinjau dan diperbarui jika insiden dengan potensi yang serius terjadi di perusahaan atau di industri. Beberapa perusahaan telah mematrikan hubungan tersebut ke dalam organisasi mereka, tetapi banyak yang melihat manajemen risiko sebagai aktivitas yang berdiri sendiri. Isi daftar risiko dan penggunaannya memperlihatkan kesehatan manajemen risiko dalam suatu organisasi. Meskipun perusahaan pertambangan cenderung menghabiskan waktu yang signifikan pada penilaian risiko dan daftar risiko, beberapa pertanyaan akan membantu untuk mengukur efektivitas daftar dan manfaatnya: • Apakah respons dari manajer umum minta untuk menyebutkan lima risiko atas di perusahaan dan tiga risiko di daerah mereka tanggung jawab penghitungan dengan daftar risiko? Jika jawabannya ya, itu tanda bahwa petugas mempercayai daftar, atau setidaknya tahu bahwa pimpinan perusahaan mengharapkan daftar untuk dianggap serius. 52 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN • Apakah ada pembagian logis dari risiko dalam register yang jelas, bukannya daftar ad hoc tanpa struktur yang telah ditentukan? • Apakah ada kriteria yang jelas untuk mengidentifikasi dan menilai skenario risiko? • Apakah semua skenario risiko adalah risiko yang sebenarnya? Ada kecenderungan untuk menggunakan pernyataan generik, seperti ‘kinerja kesehatan, keselamatan dan lingkungan (HSE) buruk’, ‘dampak reputasi’ dan ‘tantangan dalam melanjutkan operasi’ dan dan penyebab seperti ‘kelelahan ‘,’ korosi’ dan ‘kehilangan orang penting’. Meskipun penyebab dan pengendalian merupakan bagian penting dari kinerja yang baik, itu tidak berarti harus menjadi subyek penilaian risiko individu. Risiko harus dinyatakan sebagai hasil, seperti ‘kegagalan untuk mencapai target start-up dan target produksi’, ‘kesulitan mengakses modal karena reputasi buruk’ atau ‘peningkatan tekanan peraturan atau penghentian operasi karena kesehatan, keselamatan atau kinerja lingkungan’. • Apakah daftar digunakan dengan efektif untuk manfaat organisasi? Sebagai contoh: • Apakah manajer senior menggunakan daftar risiko dalam tinjauan triwulanan tim proyek atau selama kunjungan lapangan? • Apakah ada harapan tinjauan bulanan atau triwulanan proyek akan mencakup melihat risiko penting yang akan datang dengan pandangan ‘over the horison’ (OTH) (melintas cakrawala) untuk menjelaskan lanskap risiko perubahan? Sebuah daftar risiko yang baik ringkas dan mencakup seluruh bisnis atau pun bergabung dengan rapi dengan yang lain untuk mencakup seluruh bisnis. 4.1.5 Ringkasan penilaian risiko perusahaan Karakteristik praktik kerja unggulan dalam manajemen risiko perusahaan meliputi: • dukungan dan partisipasi yang tulus dari eksekutif dan dewan • kerangka kerja yang dirancang khusus untuk kebutuhan perusahaan • sejumlah kecil alat yang dianggap datang bersama-sama untuk memberikan gambaran paparan organisasi untuk risiko besar • pengakuan bahwa risiko bukanlah lawan kesempatan, tetapi risiko yang sering memiliki keuntungan maupun kerugian, dan risiko yang dipertimbangkan dengan baik dapat menjadi investasi yang baik. Dua organisasi Australia yang telah mengambil langkah menggunakan penilaian risiko terukur seluruh bisnis untuk semua paparan bisnis bahan (baik moneter dan moral) ialah Newcrest Mining dan Orica. Konsekuensinya, mereka dapat: • melihat profil risiko menggunakan bar dan pie chart untuk analisis dari area fokus • membandingkan bagian yang sama dari bisnis dan mempertanyakan atau memperbaiki mereka berdasarkan perbedaan • risiko agregat pada bisnis dengan komponen rantai nilai dan dengan tipe risiko • tinjauan tanggung jawab keuangan dan sosial risiko bersama-sama atau secara terpisah pada permintaan • memperlihatkan bagaimana mereka telah mengidentifikasi pengendalian kritis • menyediakan perbandingan manfaat-biaya antara berbagai pilihan peningkatan risiko. MANAJEMEN RISIKO 53 Faktor yang banyak yang dapat melemahkan manajemen risiko perusahaan perlu dipahami dan dikelola secara aktif, mencakup: • pendekatan non-kolaboratif di mana yang berbeda bersikeras bahwa mereka memerlukan pendekatan khusus. Keuangan, proyek, keselamatan, kesehatan dan lingkungan pusat kegiatan semua telah dikenal untuk mengklaim bahwa mereka memiliki kebutuhan khusus, tapi itu jarang benar. Bahkan jika kebutuhan khusus memang ada (misalnya, untuk pemodelan proyek Monte Carlo, tingkat paparan yang aman toksikologi maksimal dan komplikasi konsekuensi lingkungan), semua dapat dimasukkan dalam kerangka kerja pelaporan usaha. • meremehkan apa yang dapat diatasi oleh bisnis—Penilaian risiko terkadang ‘dibungkam’ karena tenaga kerja tidak akan dapat memahaminya, sedangkan apa yang perlu dilakukan oleh risk owner adalah membuat analisis kompleks dimengerti. Selain itu, orang umumnya memiliki sedikit kesulitan menangkap hasil dari risiko analisis saat diberi kesempatan, terlepas dari pendidikan atau kualifikasi mereka. • kegagalan untuk membuat sistem risiko ‘berbicara’ ke sistem lain dalam bisnis. • keyakinan bahwa satu alat risiko dapat melakukan segalanya—Alat paling dasar sering digunakan karena kesederhanaannya, tetapi ini harus dihindari. • pemimpin yang mengatakan bahwa manajemen risiko sangat penting tetapi tidak terlibat dengan analisis dan tidak bertanggung jawab atas sistem. Organisasi harus bertanya apakah senior, situs dan departemen manajer merujuk pada daftar risiko untuk mengingatkan diri mereka sendiri pada masalah yang berkembang secara bertahap. Mereka juga harus bertanya apakah peristiwa pada daftar reaktif (peristiwa yang telah terjadi) atau proaktif, dan apakah asumsi bahwa risiko tertentu dapat terjadi dalam keadaan diasumsikan berlaku dan dibenarkan. 4.2 Pengoperasian manajemen risiko Pengoperasian manajemen risiko dapat menjadi proses yang sederhana tetapi sangat penting untuk digunakan oleh individu dan tim kecil yang akan melakukan suatu kegiatan untuk jangka waktu yang relatif singkat, dan di mana orang atau orang-orang yang terlibat secara realistis dapat mengidentifikasi bahaya utama (main hazard) yang mereka hadapi dan mengidentifikasi pengendalian yang sederhana tetapi efektif untuk mengelola bahaya tersebut. Alat risiko yang digunakan dalam semua tahap pekerjaan di lapangan, mencakup proyek-proyek, pengembangan dan produksi. Bagian ini mencakup ranah yang sangat luas yang tetap untuk pekerjaan di lapangan; yaitu, relatif kompleks dan/ atau situasi hazard yang berulang kali dalam produksi dan pengolahan mineral. Biasanya, ada banyak potensi penyebab insiden dan beberapa pengendalian yang ada di tempat untuk mengelolanya, seperti prosedur, sistem (misalnya, perubahan manajemen) dan pengendalian ketat (penjaga, sistem shutdown, tanggul dan sebagainya). Namun demikian, tidak ada pengendalian yang sempurna dan ada kebutuhan untuk menilai bahaya yang terus berlanjut dalam situasi ini dan menguji untuk melihat apakah perbaikan pengendalian yang wajar dapat mengurangi risiko lebih lanjut. Tidak ada nama resmi untuk kelompok alat-alat risiko ini, tapi kami sebutkan di sini sebagai ‘penilaian risiko formal’. Dalam konteks ini, ‘formal’ tidak hanya berarti ditulis atau disetujui oleh staf senior, karena penilaian keamanan tugas juga memerlukan dokumentasi dan sign-off. 54 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tabel 2 memberikan pencerahan tentang apa yang ada di dalam pengelolaan risiko formal. Tabel 2: Penilaian formal versus kegiatan PENILAIAN KESELAMATAN FORMAL ANALISIS PEKERJAAN BERBAHAYA ATAU PENILAIAN KEGIATAN Dinding pit runtuh Penyingkiran pompa pengeringan dari pit Jatuh dari ketinggian Reparasi pegangan pada jalan layang (overhead) Pelepasan zat kimia toksik Relokasi drum-drum bahan kimia toksik Detonasi peledak yang tidak terencana Pekerjaan reparasi di gudang peledak Perhatikan bahwa kematian atau peristiwa lingkungan yang serius dapat terjadi pada siapa saja dalam contohcontoh ini. Namun, jumlah orang yang terlibat, jumlah berapa paparan yang terjadi dan kompleksitas pertimbangan semua potensi penyebab berarti penilaian keamanan resmi membutuhkan tinjauan lebih rinci dan keahlian, selain pemeliharaan dan perwakilan operasi yang baik, untuk melakukan analisis yang tepat. Organisasi umumnya menyadari kebutuhan untuk praktik industri mineral yang baik. Ini berarti banyak pengendalian khas industri sudah berada di tempat dalam operasi produksi dan pengolahan. Namun, filosofi manajemen risiko unggulan didasarkan pada perbaikan terus-menerus, dan itu berarti ada kebutuhan untuk terus-menerus menilai apakah: • organisasi sekarang dalam posisi yang lebih baik untuk meningkatkan pengendalian • pengendalian semakin memburuk seiring waktu • ada cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu daripada saat pengendalian kunci pertama yang dipilih. Untuk melakukan hal-hal tersebut, tujuan penilaian risiko formal yang perlu dilakukan, tercatat dalam daftar dan ditinjau kembali setiap kali insiden terjadi dalam bisnis atau industri yang lebih luas, saat insiden kritis menjadi jelas dalam organisasi, atau setelah periode yang telah ditentukan telah berakhir (seperti setiap dua tahun). 4.2.1 Proses manajemen risiko operasional Proses ISO 31000 tidak berubah untuk manajemen risiko operasional. Namun, dibandingkan dengan tugas dan kegiatan penilaian, penilaian risiko formal memerlukan identifikasi yang lebih ketat dari skenario risiko, daftar penyebab dan pengendalian dan penilaian risiko dalam kerangka kerja perusahaan, semuanya didefinisikan dengan ketat. Bahkan terdapat banyak varian dalam ketelitian alat pada penilaian risiko kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif di tingkat yang lebih formal. Penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian proses merupakan contoh yang baik penilaian risiko tingkat dasar karena melibatkan identifikasi risiko, serta yang paling jelas mengidentifikasi penyebab dan pengendalian yang paling diandalkan untuk menyusun rencana tindakan (bila memungkinkan) guna meningkatkan dan menjaga pengawasan yang ketat pada pengendalian. Penilaian risiko merupakan pasangan kemungkinan dan konsekuensi sederhana, dan matriks risiko umumnya, tetapi tidak harus, digunakan untuk memperlihatkan berbagai tingkat peringkat risiko. Biasanya, penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian masuk, dan dipertahankan dalam spreadsheet, yang Gambar 15 umumnya. MANAJEMEN RISIKO 55 Gambar 15: Spreadsheet risiko umum Untuk kebanyakan bisnis, sesuatu yang mirip dengan penilaian risiko di tempat kerja dan pengendalian atau nomogram risiko sederhana akan membentuk bagian penting dari seperangkat alat penilaian risiko. Namun, dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, kepemimpinan risiko tidak dapat dicapai jika alat dasar seperti itu mendominasi ruang risiko. Misalnya, membandingkan tingkat dasar penilaian risiko formal dengan langkah pertama dalam pengolahan bijih, di mana berbagai tingkat pemisahan digunakan untuk mengatasi produk sampingan yang semakin sulit. Secara komersial atau teknis tidak masuk akal untuk mengolah segala bijih yang diekstaksi dengan pemisah yang canggih. Namun demikian komoditas yang tersedia untuk dijual akan berkualitas sangat rendah jika prosesnya hanya pemisahan minyak mentah. Demikian pula, semakin besar sensitifitas penilaian, atau lebih ekstrim kegagalan harga, alat risiko harus menjadi semakin canggih. Harus ada pedoman yang jelas dalam rangka kerja risiko pada tingkat penilaian risiko formal yang diperlukan berdasarkan tingkat risiko tersebut, posibilitas katastrofik, dan sensitifitas serta kompleksitas subyek dalam peninjauan. Selain itu, bukti bahwa pedoman dipahami dan ditaati seluruh organisasi harus ada. Pada tingkat yang lebih rinci, pada saat-saat alat penilaian risiko formal diperlukan akan jarang dibingungkan dengan kejadian saat analisis tugas berbahaya, seperti analisis keselamatan pekerjaan atau analisis keselamatan kerja dan lingkungan, sesuai (lihat gambar 7 dan 8 untuk deskripsi kapan berbagai alat penilaian risiko harus digunakan). 4.2.2 Ringkasan manajemen risiko operasional Bisnis yang baik memiliki pedoman yang jelas (yang mempertimbangkan spektrum penuh alat penilaian risiko) pada alat yang akan digunakan dan kapan harus menggunakannya. Praktik kerja unggulan berfokus pada skenario risiko konsekuensi tertinggi, tidak peduli seberapa rendah probabilitas mereka. Untuk tambang, ini hampir pasti menyangkut peristiwa stabilitas tanah; banjir tambang dan potensi peristiwa beberapa kematian, mencakup antarmuka kendaraan berat/ringan dan keruntuhan tumpukan bijih/ROM; serta insiden lingkungan yang serius, seperti jebolnya bendungan tailing dan pelepasan zat beracun atau berbahaya seperti sianida melalui runtuhnya tangki, pecahnya pipa atau kecelakaan pada kendaraan transportasi. Beberapa risiko mungkin jauh dari lokasi tambang tetapi masih menjadi tanggung jawab operator tambang, seperti kecelakaan pada kendaraan transportasi yang membawa sianida atau produk dari tambang, kontaminasi air tanah atau pencemaran sungai atau aliran tempat masyarakat lokal bergantung untuk persediaan air mereka. Praktisi risiko terkemuka praktik kerja unggulan menentukan alat yang paling diandalkan untuk menilai peristiwa tersebut dan menentukan apakah manajemen dalam kapasitas situs mereka atau organisasi, atau apakah diperlukan bantuan dari luar. Dalam menentukan hal ini, organisasi harus mempertimbangkan apa yang tim dapat pahami dan mengelola apa yang praktis bagi mereka untuk dikuasai. Apa pun keputusannya, praktik kerja unggulan melibatkan penggunaan alat-alat yang mengkonsumsi sumber daya lebih dari alat kualitatif yang paling dasar. Perhatikan bahwa menetapkan alat risiko mendalam (in-depth) untuk peristiwa risiko dengan konsekuensi tertinggi sangat penting, seperti dalam menetapkan apa yang merupakan peristiwa yang tepat untuk penilaian yang mendalam. Organisasi kemudian perlu mempertimbangkan tingkat berikutnya dalam kompleksitas peristiwa dan konsekuensi serta menentukan alat risiko yang akan digunakan. Hal ini penting untuk menyeimbangkan konsumsi sumber daya dengan wawasan serta pengambilan keputusan bantuan tambahan yang menyediakan peralatan. 56 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Harus diadakan perawatan guna menghindari pemilihan salah satu alat risiko dan menggunakannya secara eksklusif atau berlebihan—baik itu matriks sederhana atau model matematika yang hampir sempurna. Penggunaan alat risiko harus dianalisis oleh pengguna guna memastikan pendekatan yang seimbang, dengan memperhatikan berikut: • Ada bahaya nyata bahwa penilaian risiko formal dasar dilemahkan oleh asumsi yang lebih sederhana. • Pedoman kemungkinan dan konsekuensi perlu kajian menyeluruh sebelumnya. • Nilai penilaian kualitatif risiko dapat sengaja atau tidak sengaja tertekan oleh pengerjaan penilaian sedikit demi sedikit. Misalnya, ‘Tumpahan zat kimia dari drum A’ risiko rendah ,Tumpahan zat kimia dari drum Z merupakan risiko menengah dan seterusnya, namun yang lebih umum ‘tumpahan zat kimia dalam penyimpanan berbahaya’ mungkin risiko yang lebih tinggi. • Model kemungkinan x konsekuensi hanya dapat menilai risiko dari hasil insiden tunggal. • Ada bahaya untuk menjadi tergantung pada konsultan eksternal saat menggunakan alat risiko terukur, jika konsultan tersebut tidak menggunakan metodologi yang dapat dikuasai organisasi secara efektif. Beberapa perusahaan telah melibatkan personel risiko senior yang sepenuhnya terlatih dalam manajemen risiko kuantitatif, sementara yang lain memiliki manajer risiko senior yang memahami prinsip-prinsip yang sangat baik dan sebagai hasilnya dapat mengelola konsultan. • Terdapat potensi untuk membuang terlalu banyak pilihan ke dalam kerangka kerja risiko. Banyak alat dan metodologi yang tumpang tindih. Sebagai contoh, ada tumpang tindih antara contoh penilaian risiko kerja dan pengendalian dan analisis bahaya awal (preliminary hazard analysis (PHA)); analisis lapisan perlindungan (layers of protection analysis (Lopa)) dan tingkat integritas keselamatan (safety integrity level (SIL)); penelitian bahaya dan pengoperasian (hazard and operability study (HAZOP)) dan efek modus kegagalan dan analisis kekritisan (failure mode effects and criticality analysis (FMECA)); dan sebagainya. Hal ini penting untuk membuat pilihan berdasarkan kebutuhan organisasi; misalnya, HAZOP akan menjadi penting untuk proses pemurnian logam dengan menggunakan asam atau sistem fluida bertekanan lain tapi sedikit digunakan untuk lokasi tambang dengan hanya menggunakan dasar proses pengentalan dan pemisahan. Organisasi harus menanyakan: • Apakah digunakan pendekatan satu-alat- cocok-untuk-semua untuk penilaian risiko formal? • Apakah penilaian konsekuensi sosial dan keuangan setara (yaitu, akankah mereka menyebabkan trauma pada bisnis jika terjadi)? • Apakah timbangan kemungkinan yang sama digunakan untuk HSE dan risiko perusahaan, dan apakah mereka membedakan antara kemungkinan satu dalam 1.000 tahun dan satu dalam 1 juta tahun (misalnya)? • Jika digunakan penilaian risiko kuatifikasi, • apakah pengendalian proses internal atau berasal dari luar? • apakah pengeluaran untuk perbaikan besar dibenarkan tanpa analisis manfaat-biaya dan kasus bisnis? Tautan langsung perlu dibuat antara output penilaian risiko dan sistem standar perusahaan, antara lain: • memiliki program penanganan risiko yang menginformasikan proses anggaran tahunan dan perencanaan • memiliki kinerja terhadap program penanganan risiko sebagai bagian penting dari tinjauan kinerja pribadi dan program bonus • memiliki tinjauan wajib penilaian risiko yang relevan saat insiden industri internal dan eksternal terjadi • pelacakan persentasi penyelesaian penanganan risiko dan pada tingkat eksekutif. MANAJEMEN RISIKO 57 4.3 Manajemen risiko tugas dan kegiatan Manajemen risiko tugas dan kegiatan umumnya ditujukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan individu. Pekerjaan dapat diklasifikasikan sebagai rutin atau non-rutin. Pekerjaan rutin adalah yang dilakukan secara berkala oleh tim individu atau kerja. Tujuan pekerjaan rutin tidak berubah tetapi ada perubahan potensial dalam lingkungan kerja. Sebuah tugas rutin jika frekuensi kegiatan memungkinkan tim individu atau tim kerja untuk mempertahankan pemahaman tentang tugas dan persyaratan pekerjaan dari satu pelaksanaan ke pelaksanaan berikutnya. Tugas-tugas non-rutin umumnya kegiatan one-off (sekali saja). Tugas-tugas tersebut juga mencakup kegiatan periodik tapi sangat jarang terjadi, di mana pemahaman tugas tidak mungkin dipertahankan antara pelaksanaan tugas. Pekerjaan juga dapat diklasifikasikan sebagai berpotensi bahaya atau tidak berpotensi bahaya. Sebuah tugas yang berpotensi bahaya adalah tugas di mana seseorang dapat mengalami cedera serius jika tugas tersebut tidak dilakukan dengan benar atau mungkin ada konsekuensi kesehatan jangka panjang yang serius, atau juga mungkin risiko kerusakan lingkungan yang serius. Organisasi praktik kerja unggulan mengelola pekerjaan rutin berpotensi bahaya melalui prosedur atau instruksi kerja yang secara khusus mengidentifikasi bahaya, konsekuensi dan pengendaliannya. Mereka yang melakukan pekerjaan dilatih dalam prosedur yang terkait atau instruksi kerja dan kompetensi mereka terkonfirmasi. Penilaian kompetensi mencakup memperlihatkan pemahaman mereka tentang bahaya, konsekuensi dan pengendalian. Konsultasi tenaga kerja juga tercakup (ini merupakan persyaratan peraturan di beberapa yurisdiksi). Penyelia (supervisor) dalam organisasi praktik kerja unggulan memastikan bahwa orang yang melakukan pekerjaan rutin berpotensi bahaya, memahami bahaya dan pengendaliannya. Amat sangat penting, bagi pengawas untuk mengunjungi tempat kerja secara berkala selama jam bekerja untuk memastikan agar pengendalian yang diperlukan ada di tempat dan efektif. Prosedur dan instruksi kerja dalam organisasi praktik kerja unggulan yang sederhana, mudah dipahami dan sulit untuk disalah tafsirkan. Pengembangannya telah dilakukan oleh mereka dengan pemahaman teknis yang mendalam tentang bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan, dalam konsultasi dengan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan. Bahaya yang terkait dengan setiap langkah dalam prosedur atau bekerja instruksi terdaftar dan pengendalian dispesifikasi. Pekerjaan non-rutin berpotensi berbahaya dalam organisasi praktik kerja unggulan dilakukan dengan menggunakan analisis tugas khusus, biasa disebut sebagai analisis keselamatan kerja (job safety analysis (JSA)), analisis keselamatan kerja dan lingkungan (job safety and environment analysis (JSEA)) atau analisis tugas bahaya (task hazard analysis (THA)). Analisis yang telah dikembangkan oleh tim kerja melaksanakan tugas dan telah disetujui oleh pembimbing tim kerja ini. Yang paling penting, tim kerja telah menggunakan proses analisis untuk mengembangkan metode kerja yang bebas dari bahaya yang signifikan. Di mana bahaya tidak dapat disingkirkan, analisis menentukan pengendalian. Seperti bekerja di bawah prosedur atau instruksi kerja, dalam sebuah organisasi praktik kerja unggulan penyelia memastikan agar setiap orang yang melakukan pekerjaan di bawah analisis tugas memiliki pemahaman tentang bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengendalian yang dibutuhkan mereka. Penyelia mengunjungi tempat kerja secara teratur guna memastikan pengendalian berada di tempat dan efektif. Organisasi praktik kerja unggulan mewajibkan analisis tugas dilakukan oleh tim kerja yang akan melakukan pekerjaan. Mereka juga memerintahkan secara resmi bahwa JSA, JSEA atau THA tidak dapat dipindahkan ke kelompok kerja yang lain. Mereka mengakui bahwa pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh kelompok kerja, dan konsensus pada pengendalian, merupakan atribut yang paling penting. 58 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Mereka yang merencanakan dan menulis JSA, JSEA atau THA perlu berasumsi bahwa perkembangan tak terduga dapat terjadi. JSEA perlu memberikan kejelasan tentang proses yang harus diikuti dalam keadaan seperti: khususnya, dalam situasi bagaimana pekerjaan berhenti untuk meninjau JSEA dan siapa yang kemudian perlu terlibat? Mungkin terdapat kebutuhan untuk menyertakan ‘hold-point’ (titik penghentian kegiatan pengembangan sebelum dilakukan inspeksi) dalam pengelolaan pekerjaan berisiko tinggi. Hal ini dapat memastikan agar manajemen lokal atau penyelia sebelumnya telah sepakat bagaimana mereka akan diyakinkan bahwa semuanya telah siap untuk berangkat dari titik-titik tertentu di sepanjang urutan kerja. Bahkan dalam pengendalian yang tercantum dalam analisis prosedur atau pekerjaan, orang masih dapat terluka oleh bahaya minor yang tidak tercakup dalam penilaian. Mereka dapat terjatuh, dapat terkena alat atau dapat bekerja dengan cara yang menyebabkan keseleo ringan atau kejang. Peristiwa bahaya kecil dapat melepaskan hal-hal berbahaya ke lingkungan atau membuat masalah dengan tetangga atau masyarakat. Organisasi praktik kerja unggulan dapat mengelola potensi luka ringan ini dan dampaknya dengan orang-orang yang menerapkan proses sederhana, proses pribadi seperti ‘Take 5’, yang dirancang untuk digunakan oleh individu karena mereka merencanakan dan melaksanakan tugas. Pada setiap tahap dari tugas, individu harus berpikir tentang tugas, alat yang digunakan dan lingkungan kerja guna mengidentifikasi bagaimana mereka dapat terluka. Metode tersebut mendorong mereka untuk berhenti sebelum mereka melakukan sesuatu; berpikir tentang apa yang mereka akan lakukan; menilai bahaya; dan menanggapi dengan secara khusus berhati-hati dalam apa yang mereka lakukan. Take 5 bukanlah pengganti penilaian yang lebih formal seperti dibahas di atas; namun lebih ke proses mental yang diterapkan secara berkesinambungan oleh individu sementara pekerjaan dilakukan. Dalam waktu belakangan, Take 5 telah bergeser dari latihan mental pribadi ke daftar periksa berbasis kertas. Kini organisasi terkadang mempertahankan dan menganalisis Take 5 berbasis kertas untuk memverifikasi bahwa risiko selalu dikaji. Namun, pengendalian diperlukan untuk memastikan agar proses ini tidak terganggu oleh Take 5 lalu menjadi dangkal atau selesai lebih cepat dari waktunya untuk memberikan ilusi pengendalian dengan bentuk hanya menghitung Take 5. Borys (2006) meragukan efektivitas alat informal seperti halnya jika dijadikan latihan ‘kertas kerja’ yang menggambarkan pekerjaan seperti yang dilihat oleh manajemen daripada bekerja seperti yang dilakukan. Di tempat penghitungan seperti itu, biasanya lebih baik untuk meninjau Take 5 melalui interaksi antara penyelia dan operator, serta mendiskusikan apakah semua bahaya telah diidentifikasi, apakah pengendalian terbaik telah dipertimbangkan dan, yang paling penting, apakah pengendalian telah dilaksanakan. Ketiga pertanyaan memberikan indikator terkemuka jauh lebih unggul daripada hanya menghitung jumlah formulir yang telah dilengkapi. MANAJEMEN RISIKO 59 Permasalahan yang secara negatif mempengaruhi penilaian risiko tugas adalah sebagai berikut: • Kehilangan kesederhanaan, yang sulit untuk dicapai tetapi merupakan pendorong penting. Mendorong kesederhanaan merupakan peran kepemimpinan yang penting. • Prosedur yang terlalu banyak dan/atau terlalu rumit: a) Prosedur dan instruksi kerja hanya boleh dikembangkan, dipelihara dan digunakan untuk pekerjaan rutin atau untuk pekerjaan yang berpotensi bahaya di mana kegagalan untuk memenuhi persyaratan mutu dapat berdampak material pada bisnis. Organisasi yang disiplin membatasi jumlah prosedur, tapi benar-benar menegakkan penggunaannya. b) Organisasi yang disiplin juga tetap menjaga prosedur singkat dan terfokus. Prosedur dirancang untuk digunakan di lapangan oleh mereka yang melakukan pekerjaan. Mereka harus mandiri dan menyediakan pengguna dengan hanya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan terkait dengan aman dan dengan kualitas yang diperlukan, sekaligus melindungi lingkungan dan menghindari masalah masyarakat. Prosedur dan instruksi kerja tidak perlu referensi dokumen lain dan mereka tidak perlu referensi standar atau peraturan. Mereka hanya perlu menyediakan instruksi tentang bagaimana untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan untuk mencapai kualitas. Mereka paling baik disiapkan oleh atau berkonsultasi dengan orang yang melakukan pekerjaan, dan jika perlu dimodifikasi oleh manajemen. • Penggunaan yang menyesatkan dalam menilai bahaya menggunakan matriks risiko multi-dimensi. Terkadang, metodologi tersebut digunakan untuk menemukan cara untuk melakukan tugas tanpa mengendalikan bahaya yang inheren, bukan untuk menemukan metode alternatif atau pengendalian yang efektif. Matriks risiko multi-dimensi terdiri dari tiga atau lebih tingkat konsekuensi dan tiga atau lebih tingkat kemungkinan. Sementara kelompok kerja biasanya mampu menilai konsekuensi (dampak potensial dari bahaya) pada tingkat yang berbeda, mereka jarang mampu untuk secara kompeten menilai lielihood konsekuensi yang timbul— terutama jika pilihannya harian, mingguan, sekali setahun, atau sekali setiap 10 tahun. Umumnya, tingkat kemungkinan relatif tidak relevan; jika konsekuensi potensial kredibel dan tidak berterima, kelompok kerja harus mencari metode kerja yang bebas dari bahaya yang inheren. Sebuah contoh yang berguna adalah penilaian tugas yang melibatkan keselamatan dalam pemotongan bidang pipa baja dengan grinder (penggiling) sudut. Penggunaan grinder sudut genggam secara inheren berbahaya. Bahkan dengan penjagaan pelindung, kickback alat ini dapat mengakibatkan cedera yang parah pada operator. Sebuah kelompok kerja dapat mengidentifikasi potensi bahaya, tetapi kemungkinan yang dipilih, jika sangat jarang terjadi, dapat membuat aktivitas diterima sesuai dengan matriks risiko. Ini merupakan kegagalan yang inheren dalam menggunakan matriks risiko. Namun, jika hal ini diakui oleh mereka menilai risiko dan ada mekanisme untuk peningkatan risiko dengan frekuensi rendah, maka matriks risiko masih memiliki peran penting. Proses penilaian bahaya harus mendorong tim kerja untuk mencari cara memotong pipa yang tidak melibatkan penggunaan grinder sudut di lapangan (seperti menggunakan gas cutter atau pipe cutter untuk pemotongan pipa di bengkel). 60 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 5. IMPLEMENTASIKAN DAN KOMUNIKASIKAN Pesan-pesan kunci • Program manajemen risiko yang efektif membutuhkan komitmen dan sumber daya yang memadai. • Program harus dipimpin dari atas, dengan eksekutif yang terlibat dalam proses dan hasilnya. • Organisasi harus mencari peluang untuk terus meningkatkan perbaikan. • Sebuah program yang efektif bergantung pada fasilitasi risiko yang baik. • Komunikasi yang efektif kepada semua pemangku kepentingan sangat penting. 5.1 Pendahuluan Bagian sebelumnya menjelaskan berbagai program manajemen risiko dan solusi, namun bahkan analisis terbaik dapat disepelekan oleh mereka yang terpengaruh jika tidak ada proses implementasi dan komunikasi yang efektif. Organisasi terkemuka mempekerjakan profesional baik sebagai ahli risiko dan sebagai spesialis disiplin untuk mengidentifikasi risiko, nasihat tentang pilihan pengendalian dan memantau pelaksanaan pengendalian tersebut. Namun, keterlibatan langsung dari manajemen, bersama-sama dengan proses dan struktur untuk menilai, memantau dan mengkomunikasikan tentang risiko dan pengendaliannya, sama pentingnya dan dibahas dalam bagian ini. 5.2 Dewan direktur dan manajemen senior Manajemen memiliki peran penting dalam mengendalikan risiko dengan membentuk selera risiko dan toleransi risiko organisasi. Hal ini dilakukan dengan menentukan harapan pada isi daftar risiko dan proses bahan pelaporan risiko. Kegagalan untuk melakukan hal ini mengakibatkan manajemen berfokus pada detil penting di beberapa area tetapi sangat mungkin dengan mengorbankan pengawasan yang baik dari risiko di bisnis (yaitu, tidak melihat keseluruhan dan hanya detil saja). 5.3 Kriteria kematangan dan pengambilan keputusan Peran kepemimpinan situs adalah untuk mengarahkan perhatian pada aspek bisnis yang paling penting. Hal ini terutama berlaku untuk manajemen risiko, di mana definisi utama keberhasilan merupakan kurangnya insiden. Tanpa keterbukaan manajemen dalam memberikan perhatian pada pengendalian risiko, fokus sehari-hari akan sangat mudah bergeser ke masalah yang lebih mendesak. Suatu cara yang berpikir yang berguna tentang bagaimana organisasi mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola risiko adalah bagan kematangan manajemen risiko industri mineral (MIRM) (NSW Department of Primary Industries 2007), versi Ladder Hudson (Hudson 2001) diperlihatkan pada Gambar 16. Model memperlihatkan bagaimana sikap organisasi terhadap risiko dan tindakan manajemen untuk menghadapi berbagai risiko dari hanya bereaksi terhadap masalah melalui sikap kepatuhan sebagai strategi manajemen risiko utama melalui sebuah bangunan organisasi tangguh di mana praktik manajemen risiko yang sangat baik dihayati di dalam organisasi (internalised). Bagan kematangan MIRM juga memberikan hubungan yang jelas antara peningkatan budaya organisasi dan pengembangan pendekatan sistem. MANAJEMEN RISIKO 61 Gambar 16: Bagan kematangan MIRM Hasil penilaian risiko sangat berguna untuk pengambilan keputusan, tetapi hanya sebagai masukan. Tidak ada model risiko yang dapat mendikte tindakan tertentu, karena semua penilaian risiko berdasarkan asumsi dan penyederhanaan. Indeks risiko dan hasil model merupakan cara untuk mewakili realitas, tetapi beberapa organisasi msuk ke dalam perangkap pengelolaan model daripada risiko. Saat diberi hasil risiko, manajer harus bertanya pertanyaan yang menyelidik, seperti: • Apakah asumsi yang telah dibuat tentang peristiwa yang dapat memulai risiko? • Seberapa yakinkah kita pada hasilnya? • Bagaimana hasil telah mengacu kepada kinerja (kita dan orang lain)? • Apakah batas-batas analisis ini? • Apakah asumsi yang telah dibuat tentang efektivitas pengendalian dan bagaimana mereka diverifikasi? 62 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 5.4 Mengambil keputusan atas risiko Manajemen risiko merupakan bagian dari pengambilan keputusan organisasi. Keputusan tersebut akan diinformasi oleh pengetahuan dan proses yang dijelaskan dalam buku ini. Namun, pengambilan keputusan risiko yang buruk telah menjadi faktor dalam sejumlah katastrofik serta korban jiwa di tempat kerja, insiden lingkungan utama dan kemarahan besar masyarakat. Sebuah model yang menggambarkan faktor yang mempengaruhi keputusan tentang risiko yang dikembangkan oleh Bofinger et al. (2015) mengelompokkan faktor yang berpengaruh dalam tiga kategori: • Faktor yang terkait dengan risiko. • Faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal dan organisasi yang terang-terangan atau secara halus mempengaruhi pembuat keputusan, seperti lingkungan ekonomi, tekanan keuangan bisnis, budaya organisasi dan alokasi sumber daya. • Faktor-faktor yang berkaitan dengan mereka yang membuat keputusan. Ini mencakup cara mereka berpikir tentang risiko atau situasi tertentu (model mental mereka) dan dikembangkan dari tekanan pengetahuan, pengalaman, keyakinan, sosial dan rekan sejawat, serta keadaan fisiologis (misalnya, kelelahan dan stres adalah pengaruh yang dikenali dalam pengambilan keputusan). Manajemen risiko yang efektif membutuhkan aplikasi terampil atas prinsip-prinsip dan alat-alat yang diuraikan dalam buku ini dan juga membutuhkan pemahaman tentang bagaimana kedua keputusan strategis dan operasional yang diambil dalam organisasi. Bofinger memberikan ringkasan yang berguna atas teori pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tentang risiko. 5.5 Komunikasi risiko Komunikasi risiko dapat diartikan berbeda, tergantung pada konteks di mana frase yang digunakan. Pertama, dalam kaitannya dengan keterlibatan pemangku kepentingan dan proses komunikasi yang berfokus pada mendapatkan masukan terbaik untuk penilaian yang baik dan pemahaman sebaik mungkin serta kepemilikan oleh para pemangku kepentingan. Kedua, komunikasi risiko merupakan bidang penelitian mengapa orang mempertanyakan logika rekayasa dan interpretasi ilmiah risiko. Hal ini terkadang disebut teori komunikasi risiko. Kedua interpretasi ini dijelaskan di bawah ini dan dibahas secara rinci dalam Lampiran 3. Standar ISO 31000 membutuhkan komunikasi dan konsultasi, baik dengan pemangku kepentingan internal maupun eksternal, di mana diperlukan, pada setiap tahap proses manajemen risiko dan proses risiko secara keseluruhan. Sebuah pendamping untuk ISO 31000 pada komunikasi dan konsultasi tentang risiko Guide HB 327 (Standar Australia 2010) Berkomunikasi dan berkonsultasi tentang risiko (Communicating and consulting about risk), yang membahas komunikasi dan konsultasi sebagai pertimbangan penting pada setiap langkah proses manajemen risiko serta menekankan nilai: • membangun dialog dengan pemangku kepentingan, berfokus pada konsultasi daripada aliran informasi satu arah • mengembangkan rencana komunikasi untuk pemangku kepentingan internal maupun eksternal pada tahap awal dalam proses • memastikan agar persepsi pemangku kepentingan terhadap risiko diidentifikasi, dicatat dan diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan • membangun pendekatan tim konsultatif untuk menentukan konteks, memastikan semua risiko diidentifikasi dan memastikan bahwa pandangan yang berbeda dipertimbangkan • memfasilitasi keterlibatan dalam proses risiko. MANAJEMEN RISIKO 63 Ini bergandengan dengan hasil evaluasi risiko teknis dan secara keseluruhan untuk menyediakan proses manajemen risiko yang komprehensif. Alasan utama untuk mencari keterlibatan pemangku kepentingan internal maupun eksternal ialah untuk memastikan hasil terbaik dari penilaian tersebut dan memungkinkan hasil untuk berterima. Saat mengkomunikasikan risiko, terutama dengan kelompok eksternal dan masyarakat, penting untuk mengenali bahwa orang umumnya mengkhawatirkan beberapa risiko lebih dari yang diperlukan, sampai ke titik fobia, sementara risiko lainnya diremehkan, seperti risiko kesehatan dari merokok. Ini memiliki banyak kaitannya dengan persepsi risiko individu dan kelompok dan apakah risiko ini bersifat sukarela atau tidak. Lampiran 3 merupakan diskusi rinci tentang aspek-aspek ini. Untuk tujuan menerapkan program manajemen risiko yang efektif pada usaha pertambangan, penting untuk mengenali bahwa rekayasa atau evaluasi ilmiah dari risiko mungkin tidaklah cukup untuk meredakan kekhawatiran para pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang terlibat sepenuhnya dan benar-benar memahami kekhawatiran mereka sangat penting untuk program manajemen risiko yang efektif. Persepsi masyarakat seringkali didasarkan pada reaksi emosional daripada penilaian rasional, dan pengelolaan risiko masyarakat oleh perusahaan pertambangan seringkali merupakan tugas yang sulit sampai mustahil, membutuhkan pendekatan hati-hati dan profesional. 5.6 Struktur organisasi Pentingnya proses manajemen risiko harus tercermin dalam struktur organisasi: • Rantai kepemimpinan (chief of executive officer (CEO) atau managing director (MD), regional director (RD) dan sebagainya) perlu terus-menerus menyadari lima risiko mereka dan status pengendalian untuk masing-masing. • Profesional risiko senior yang harus menjadi bagian dari atau melaporkan kepada komite eksekutif. • Pertemuan eksekutif harus mencakup gambaran risiko kritis masing-masing daerah dan status pengendalian. • Profesional risiko senior yang harus memiliki pengawasan risiko dalam semua aspek bisnis. 5.7 Fasilitator penilaian risiko Proses penilaian risiko yang dijelaskan dalam bagian 3 dan 4 dirancang untuk mengidentifikasi dan membuat keputusan yang tepat tentang pengendalian risiko. Proses-proses tersebut bergantung pada terdapatnya orang yang tepat dan informasi dan secara efektif mengikuti proses yang benar. Penilaian risiko juga dipandu oleh fasilitator yang bertanggung jawab atas kualitas hasil, membuat keterampilan dan kemampuan orang itu amat penting untuk membuahkan hasil yang baik. Fasilitator risiko harus terlibat dalam perencanaan lokakarya untuk memastikan lokakarya memiliki orang yang tepat, waktu yang cukup, data yang benar, proses yang benar (diikuti secara efektif) dan notulen yang akurat. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengumpulkan orang yang tepat dalam satu lokasi untuk periode waktu tertentu (dan cukup). Terkadang diperlukan kompromi. Contohnya, beberapa peserta mungkin perlu untuk berpartisipasi dari lokasi terpencil, tetapi partisipasi terpencil harus dibatasi kepada mereka yang memiliki masukan yang sangat spesifik; peserta inti harus melibatkan tatap muka. Orang yang tepat terkadang akan mencakup perwakilan lembaga eksternal, terutama jika peristiwa ekstrim, seperti runtuhnya dinding bendungan besar, yang sedang dinilai, dan mungkin mencakup polisi, layanan darurat, pemerintah daerah, ambulans, departemen kesehatan, masyarakat dan perwakilan lainnya. Penilaian seperti itu akan menjadi latihan besar yang membutuhkan perencanaan yang matang dan fasilitasi dan pelaporan ahli. 64 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Kunci fasilitasi yang efektif adalah untuk tetap terfokus terutama pada proses yang sedang diikuti untuk memastikan kontribusi semua orang sesuai dengan pengetahuan dan keahlian mereka. Fasilitator perlu memiliki keterampilan dalam proses penilaian risiko dan juga mendengarkan dengan baik serta keterampilan berkomunikasi dan kemampuan untuk mengelola dinamika kelompok. Mereka harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang isi diskusi untuk secara efektif membimbing kelompok, tetapi fasilitator terbaik biasanya bukan ahli teknis sistem yang sedang dipelajari. Sebenarnya, pengetahuan yang muluk-muluk dapat mengalihkan perhatian dari peran fasilitasi. Tanpa fasilitator yang efektif, kelompok mungkin mengalami fokus yang terhanyut, kesalahpahaman, partisipasi yang tidak merata, kesulitan dalam mencapai konsensus dan akhirnya konflik. Hal ini sering berguna (jika tidak penting) untuk memiliki orang kedua yang bertindak sebagai perekam atau juru tulis lokakarya, daripada mengharapkan fasilitator untuk melakukan peran tersebut sebagai tambahan peran fasilitasinya. Seorang penulis yang baik akan bekerja dengan fasilitator untuk memungkinkan kelancaran diskusi dan rekaman. Beberapa proses membutuhkan fasilitator independen/netral untuk memastikan pandangan kelompok tertantang dan untuk mengurangi kemungkinan jatuh ke ‘groupthink’, di mana semua orang setuju daripada mengedepankan pandangan sebaliknya. Fasilitator independen terkadang dapat mengajukan pertanyaan ‘naif’ yang bagi yang lain menyuarakan yang kurang nyaman. 5.8 Perbaikan yang berkesinambungan Ada kebutuhan untuk terus meningkatkan organisasi pengukuran, pemantauan dan peninjauan risiko, terutama risiko-risiko penting untuk bisnis dan orang-orangnya. Hal ini memerlukan tinjauan siklus, sistem dan proses. ISO 31000 standar (2009: 22) merangkum penilaian ini sebagai bagian integral sistem pengukuran kinerja organisasi: Hal ini dapat diperlihatkan dengan adanya tujuan kinerja yang eksplisit mendasari pengukuran kinerja manajer dan organisasi. Kinerja organisasi dapat dipublikasikan dan dikomunikasikan. Biasanya, akan ada minimal tinjauan kinerja tahunan dan kemudian revisi proses, dan penetapan tujuan kinerja yang telah direvisi untuk periode berikutnya. Saat mempertimbangkan kematangan risiko dan perbaikan yang berkesinambungan, perlu dicatat bahwa klaim kepatuhan ISO 31000 sering salah, karena bukannya standar kepatuhan dan sertifikasi tidak tersedia. Seperti ISO 31000, manajemen risiko dalam bisnis pertambangan tidak statis—ini merupakan proses perbaikan berkesinambungan. MANAJEMEN RISIKO 65 6. KESIMPULAN Buku pegangan ini telah menghadirkan konsep risiko utama, proses dan praktik yang umum diterapkan atau dibutuhkan pada industri mineral Australia. Operasi pertambangan dan pengolahan mineral menghadapi berbagai tipe risiko, mencakup risiko kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan masyarakat lingkungan dan keselamatan, peraturan, produksi, reputasi, mineral konflik, penyuapan dan kedaulatan. Ketidakpastian risiko yang inheren bersama-sama dengan perilaku adaptif orang dan sifat dari industri pertambangan berkontribusi pada ketidakpastian ini, yang juga berdampak pada penilaian risiko. Dampak risiko dan pengendalian mereka harus dievaluasi untuk dampak potensial pada posisi keuangan perusahaan. Pesan-pesan kunci saat berupaya memahami risiko dalam bisnis pertambangan meliputi: • Risiko kumulatif dan risiko yang mungkin dinormalisasi dari waktu ke waktu perlu pertimbangan khusus. • Para pemangku kepentingan merupakan kelompok yang beragam yang bervariasi dalam persepsi risiko mereka. Berkomunikasi dan terlibat dengan orang-orang yang berpotensi terkena dampak risiko industri pertambangan merupakan elemen penting dari manajemen risiko yang baik dan menambah kredibilitas pada proses maupun organisasi. • Proses manajemen risiko harus mencakup siklus hidup tambang. • Penatagunaan material menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memadukan kegiatan manajemen risiko. • Manfaat yang dicapai dengan manajemen risiko diukur dengan efektivitas pengendalian risiko yang dilaksanakan; yaitu, apakah pengendalian dirancang dengan baik untuk mengendalikan risiko, apakah diimplementasikan sebagaimana dimaksud, dan apakah berada di tempat dan bekerja secara efektif. Saat menilai risiko, penting agar memilih alat analisis yang tepat dan menyesuaikannya dengan kompleksitas penilaian. Selanjutnya, penilaian harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan terampil dalam proses. Tidak ada satu alat pun yang akan memenuhi semua persyaratan. Secara umum, teknik yang lebih kompleks memberikan hasil yang lebih akurat tetapi pada biaya jam kerja yang meningkat dan kebutuhan untuk keahlian khusus yang lebih besar untuk menjalankan analisis. Untuk alasan ini, kombinasi teknik biasanya yang paling efisien. Manajemen risiko bukanlah proses one-off proses—merupakan bagian penting dari efisiensi usaha dan efektivitas dan harus menjadi masukan utama untuk anggaran tahunan dan program kerja. Keduanya, risiko individu dan program penanganan risiko, harus ditinjau dan ditantang secara teratur untuk memastikan bahwa tujuan terpenuhi. Idealnya, tanggung jawab untuk program penanganan risiko harus dikaitkan dengan kinerja dan kemajuan. Efektivitas program pengendalian risiko dan pembaruan daftar berikut insiden serius di perusahaan atau industri harus dilakukan dan diuji oleh audit internal. Akhirnya, agar program manajemen risiko yang efektif berhasil, membutuhkan komitmen dan sumber daya yang memadai. Program harus dipimpin dari atas, dengan eksekutif yang terlibat dalam proses dan hasilnya, dan organisasi harus mencari peluang untuk terus meningkatkannya. 66 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Dua dari pesan-pesan kunci dalam semua penilaian risiko adalah: • Sebuah program yang efektif bergantung pada fasilitasi lokakarya risiko yang baik. • Komunikasi yang efektif kepada semua pemangku kepentingan sangat penting. Studi kasus tambang Argyle Diamond (lihat kotak) merupakan contoh yang baik dari apa yang dapat dicapai saat faktor-faktor ini diterapkan dengan baik. STUDI KASUS: Tambang Argyle Diamond, Western Australia Pada bulan Desember 2005, Rio Tinto menyetujui investasi besar untuk memperluas tambang Argyle Diamond dalam sebuah operasi blok gua bawah tanah. Pit terbuka yang ada dijadwalkan untuk tutup pada tahun 2010, sedangkan perpanjangan akan memungkinkan untuk terus beroperasi sampai tahun 2025. Seperti yang diharapkan untuk investasi sebesar ini, studi kelayakan mencakup penilaian risiko yang komprehensif yang mencakup semua aspek proposal. Ini mencakup tidak hanya risiko keuangan dan teknis yang terkait dengan perubahan metode tambang baru, tetapi juga implikasi lingkungan dan sosial. Tambang Argyle Diamond. Sumber: Rio Tinto. MANAJEMEN RISIKO 67 Tim ditugaskan untuk menilai implikasi pembangunan berkelanjutan ini berfokus, khususnya, pada dampak keputusan pada dua masyarakat. Yang pertama terutama penduduk Pribumi/adat di daerah East Kimberley di mana tambang berada. Dalam beberapa tahun terakhir Argyle telah mengadopsi fokus lokalisasi yang kuat, menjauhi model fly-in fly-out (pekerja datang dan pergi), dan meningkatkan sasaran kerja Pribumi sejumlah 40 persen. Fokus kedua pada sejumlah besar orang yang terlibat dalam pengolahan berlian Argyle ini di daerah hilir di India—sekitar 220.000 pekerja. Dalam keputusan ini tidak ada pilihan untuk ‘tidak melakukan apa-apa’, tetapi masing-masing alternatif memiliki kumpulan risiko dan peluang. Lokakarya berbasis tim digunakan untuk mengatasi risiko sosial dan peluang untuk dua daerah masyarakat tersebut. Lokakarya yang didahului oleh riset yang ditugaskan rinci ke dalam konteks sosial dan ekonomi kedua masyarakat tersebut, dan dampak potensial dari dua skenario. Lokakarya yang melibatkan peserta internal maupun eksternal dan, sedapat mungkin, menggunakan protokol penilaian risiko yang sama dengan daerah yang lebih teknis. Hal ini memungkinkan hasil yang akan mudah diintegrasikan ke dalam daftar risiko secara keseluruhan untuk proyek tersebut. Pengendalian baru dikembangkan untuk bidang utama dan risiko residual dihitung ulang. Risiko sosial di antara kelompok berperingkat tertinggi untuk keseluruhan proyek. Lokakarya disajikan untuk mengidentifikasi daerahdaerah di mana manajemen proaktif dapat meningkatkan hasil positif yang terkait dengan skenario keputusan. Sebagai industri yang memadukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pengambilan keputusan, penanganan risiko sosial ekonomi eksternal dan peluang akan menjadi semakin penting. Menjadikan permasalahan sebagai pokok utama (‘mainstreaming’) dalam proses manajemen risiko mencerminkan signifikansi dan pentingnya permasalahan tersebut untuk sebagian besar operasi penambangan dan pengolahan besar. 68 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN LAMPIRAN 1: ANALISIS RISIKO Bagian 3.7 membahas pilihan untuk analisis risiko dan membahas tentang metode yang umum digunakan dalam industri pertambangan guna penilaian kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Lampiran ini melihat pada teknik-teknik ini secara lebih mendalam dan menjelaskan penerapan setiap proses. Sebelum menggali informasi ini, ada beberapa peringatan: beberapa teknik sederhana yang dijelaskan telah menjadi ‘menggoda dan menarik’, karena mereka dapat memberikan proses cepat atau cukup cepat yang sering memberikan ilusi kuantifikasi risiko dan yang dipersepsikan terkait pemahaman risiko yang dapat diketahui sebelumnya. Meskipun buku ini sudah menyarankan agar berhati-hati untuk mempertahankan fokus pada pencegahan dan pengendalian, sifat ‘menggoda’ dari ‘jawaban’ angka dapat mengelabui rasionalitas ini. Khalayak risiko harus agak mencurigai produk yang dihasilkan oleh proses analisis sederhana. Mempertanyakan hasil tersebut akan membantu, tapi yang paling penting khalayak sasaran harus mempertanyakan apakah pencegahan atau pengendalian telah cukup beralasan dan tepat. Seperti yang dibahas dalam Bagian 3.7.1, wawasan yang berasal dari interaksi sosial yang menerapkan teknik mungkin merupakan manfaat terbesar. Banyak makalah penelitian dan buku telah mengakui masalah tersebut, seperti buku Daniel Khaneman Thinking fast and slow (Berpikir dengan cepat dan lambat) (2011), di mana diperlihatkan bagaimana bagian berpikir cepat dari otak hampir selalu mengalahkan bagian analisis otak dengan sengaja lambat, bahkan meskipun sering kali kita tidak menyadari itu, memperlihatkan bahwa penilaian yang dibuat dalam proses manajemen risiko sangat dipengaruhi oleh urutan pilihan yang dihadirkan dan menciptakan bias yang mungkin dapat diprediksi tapi sulit untuk dikendalikan. Ulasan perilaku ekonomis Hubbard (2009), Pickering & Cowley (1990), dan bahkan HSE (2009) mengakui kekurangan analisis risiko. Singkatnya, ini berarti sangatlah waspada terhadap metode kualitatif atau semi-kuantitatif. Sebagaimana dinyatakan dalam Bagian 3.7.1: Dalam praktiknya, orang dapat membalikkan analisis kualitatif teknisi di kepala mereka tanpa benar-benar mencoba. Saat seseorang terbiasa dengan skala matriks sederhana, mereka memahami dampak pemilihan nilai-nilai pada apakah kerja dapat diteruskan, memerlukan jeda untuk analisis lebih lanjut, memerlukan tinjauan yang berwenang, atau memerlukan pengendalian yang lebih kuat. Melalui pemahaman ini, pengguna dapat sadar atau tidak sadar mempengaruhi hasil. A1.1 Pendekatan kualitatif yang umumnya diterapkan Metode penilaian risiko kualitatif cepat dan relatif mudah digunakan, berkonsekuensi luas dan kemungkinan dapat diidentifikasi, dapat memberikan pemahaman umum risiko perbandingan antara peristiwa risiko, dan matriks risiko dapat digunakan untuk peristiwa risiko terpisah ke dalam peringkat (penilaian) risiko. Pentingnya pendekatan ini ialah bahwa hal itu dapat digunakan oleh tenaga kerja pada tambang (dengan pengawasan atau fasilitasi) dan membantu untuk memberikan proses penilaian kepada orang yang bertanggung jawab atas risiko. Suatu proses yang sistematis dan logis biasanya diikuti selama penilaian risiko kualitatif untuk mengidentifikasi peristiwa risiko utama dan untuk menilai konsekuensi peristiwa yang terjadi dan kemungkinan terjadinya. Teknik penilaian risiko kualitatif menggunakan istilah deskriptif untuk menentukan kemungkinan and konsekuensi peristiwa risiko. Contoh dari ISO 31000 menjelaskan besarnya semua konsekuensi (atau sub-rangkaian konsekuensi, seperti secara ekonomis, finansial, lingkungan atau sosial) sebagai signifikan—level 1, minor—level 2, moderat—level 3, mayor—level 4 atau katastrofik—level 5. Demikian juga, kemungkinan dapat ditentukan sebagai hampir pasti—level A, likely (kemungkinan besar)—level B, possible (mungkin)—level C, unlikely (tidak mungkin)—level D atau jarang—level E. Arti deskripsi tersebut dalam hal tingkat-tingkat berbagai tipe konsekuensi dan tingkat kemungkinan, kemudian perlu untuk dikembangkan. MANAJEMEN RISIKO 69 Output analisis risiko kualitatif biasanya dievaluasi dengan menggunakan format matriks risiko, seperti contoh pada Tabel 2 pada edisi 2008 dari buku pegangan Penilaian dan manajemen risiko (Risk assessment and management). Matriks risiko menggabungkan ambang batas penerimaan yang telah ditetapkan untuk menentukan risiko mana yang memerlukan penanganan dan prioritas yang harus diterapkan. Dengan menggunakan matriks, peringkat risiko untuk peristiwa risiko tertentu dapat dipilih dengan membaca di dalam dan bawah matriks menggunakan deskriptor kemungkinan dan konsekuensi yang ditugaskan. Dalam contoh matriks terdapat 25 kombinasi potensi risiko dan hasil risiko yang telah dibagi menjadi empat tingkat (peringkat) risiko. Tipe matriks biasanya digunakan untuk membandingkan tingkat risiko untuk berbagai aktivitas dan menetapkan prioritas untuk tindakan penanganan risiko. Pendekatan kualitatif terbaik digunakan sebagai latihan cepat, dengan jumlah tertinggi (first-pass) di mana terdapat banyak masalah risiko yang kompleks dan masalah risiko-rendah harus disaring untuk tujuan praktis. Banyak organisasi menggunakan metode kualitatif untuk penilaian risiko yang lebih komprehensif, namun ini perlu dilakukan dengan sangat berhati-hati karena pendekatan kualitatif memiliki kekurangan serius dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif. Kritik utama adalah bahwa metode kualitatif kurang tepat, sulit untuk membandingkan peristiwa berdasarkan umumnya, jarang ada pembenaran yang jelas untuk bobot keparahan konsekuensi, dan penggunaan label emotif membuat sulit bagi komunikator risiko untuk secara terbuka memberikan temuan penilaian risiko kepada para pemangku kepentingan. Lebih lanjut, output pendekatan kualitatif sulit untuk dimasukkan ke dalam pertimbangan bisnis keuangan. A1.2 Metode-metode semi-kuantitatif Sebelum membahas metode risiko kuantitatif dan semi-kuantitatif, perlu melihat ekspresi non-matematika rumus risiko dasar. Ekspresi ini dimaksudkan untuk membantu pengguna matrix saat memahami konsep-konsep kuantitatif dan karenanya hanya menggunakan istilah konsekuensi dan kemungkinan: Risiko setara dengan jumlah semua konsekuensi kredibel dibagi dengan pasangan kemungkinan untuk suatu peristiwa tertentu. Pendekatan semi-kuantitatif untuk penilaian risiko saat ini banyak digunakan dalam upaya untuk mengatasi beberapa kekurangan terkait dengan pendekatan kualitatif. Namun, ada banyak perangkap untuk diwaspadai atau mereka yang hanya menyalin dan menyisipkan produk lain organisasi. Penilaian risiko semi kuantitatif dimaksudkan untuk memberikan prioritas yang lebih rinci dari risiko daripada hasil penilaian risiko kualitatif (label warna atau keseriusan). Penilaian risiko semi-kuantitatif membawa pendekatan kualitatif selangkah lebih maju dengan menghubungkan nilai-nilai atau pengganda pada kemungkinan dan pengelompokan konsekuensi. Mungkin masalah terbesar dengan penilaian semi-kuantitatif berasal dari fakta bahwa sebenarnya tidak ada definisi untuk itu. Misalnya, ISO 31000 mencatat bahwa itu ada tetapi tidak mendefinisikan apa itu, hanya mencatat bahwa itu merupakan bukan kuantitatif atau kualitatif (Bagian 3.7.2). Standar ISO 31010 tentang teknik penilaian risiko hanya menyatakan bahwa risiko semi-dikuantifikasi diukur dalam jumlah berdasarkan pada ‘formula’, yang mungkin berbeda. A1.3 Matriks kuantifikasi konsekuensi/kemungkinan Gambar 17 memperlihatkan contoh matriks risiko semi-kuantitatif di mana kemungkinan dan konsekuensi telah ditetapkan tingkat bernomor yang telah dikalikan untuk menghasilkan deskripsi numerik dari penilaian risiko. Nilai-nilai yang telah ditetapkan ke tingkat kemungkinan dan konsekuensi yang tidak terkait dengan besaran mereka yang sebenarnya, tetapi nilai-nilai numerik yang diturunkan untuk risiko dapat dikelompokkan untuk menghasilkan peringkat risiko yang diperlihatkan. Dalam contoh ini, peristiwa risiko ekstrim memiliki penilaian risiko yang lebih besar dari 15, risiko tinggi merupakan antara 10 dan 15, dan seterusnya. 70 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 17: Matriks dasar peringkat risiko semi-kuantitatif Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa hal itu memungkinkan penilaian risiko untuk ditetapkan berdasarkan nilai-nilai risiko numerik yang dihasilkan. Kelemahan utama ialah bahwa nilai-nilai risiko numerik mungkin tidak cukup mencerminkan risiko relatif, karena mungkin perbedaan urutan besarnya dalam peringkat kemungkinan dan konsekuensi. Dalam banyak kasus, pendekatan yang digunakan untuk mengatasi kelemahan di atas telah menerapkan tingkat kemungkinan dan nilai-nilai konsekuensi yang lebih mencerminkan besarnya relatif mereka, tetapi yang bukan ukuran mutlak. Matriks risiko semi-kuantitatif pada Gambar 18 memperlihatkan nilai risiko relatif yang akan dihasilkan dengan mengganti deskripsi kualitatif kemungkinan dan konsekuensi dengan nilai-nilai yang lebih mencerminkan urutan relatif besarnya mereka dan memberikan relativitas lebih realistis dalam setiap peringkatnya. Gambar 18: Matriks risiko semi-kuantitatif dasar dengan skala logaritmik Dalam contoh ini, penilaian risiko jelas memperlihatkan adanya perbedaan menurut urutan besarnya antara peringkat kemungkinan dan juga antara peringkat konsekuensi. Dengan menggunakan pendekatan ini menjadi mungkin untuk menghasilkan angka risiko dengan mengalikan tingkat kemungkinan dan konsekuensi untuk setiap sel dari matriks. MANAJEMEN RISIKO 71 Misalnya, peristiwa risiko yang mungkin (tingkat kemungkinan = 0,01) dan akan memiliki konsekuensi besar (tingkat konsekuensi = 1000) akan memperlihatkan tingkat risiko 10. Jika masalah dapat dibandingkan, maka peristiwa ini akan menimbulkan risiko yang sama seperti peristiwa lain yang, misalnya, likely (0,1) tetapi dengan konsekuensi lebih rendah, moderat (100). Matriks Gambar 18 juga memperlihatkan dalam kasus ini peringkat risiko telah ditimbang untuk lebih menekankan pada peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi (dperhatikan bahwa hal ini dilakukan dengan manuver deskriptor risiko tetapi bukan nilai-nilai risiko, yang tetap akurat dengan rumus). Hal ini terkadang dilakukan untuk mencerminkan toleransi organisasi yang lebih rendah dari peristiwa konsekuensi yang lebih tinggi tetapi dapat sulit untuk pembenarannya dan dapat menyesatkan dalam penekanan berlebih beberapa peristiwa risiko (jika berbagai konsekuensi dapat dinyatakan dalam istilah yang sama, seperti dolar, misalnya). Di mana metode ini dimaksudkan untuk digunakan pada berbagai tipe hasil (seperti keamanan, lingkungan dan keuangan), pengembangan tabel konsekuensi yang konsisten sangat penting untuk penilaian risiko. Tabel konsekuensi yang efektif telah dikembangkan oleh para ahli yang relevan dan untuk setiap tipe aset atau dampak yang dipertimbangkan (misalnya, prasarana, spesies, habitat, pariwisata, warisan dan kemudahan) jelas menggambarkan sifat dan tingkat dampak untuk setiap tingkat konsekuensi. Yang paling penting, tim ahli perlu cukup berusaha menyelaraskan tingkat konsekuensi dalam tabel. Tabel 3 merupakan contoh domain publik dari tabel konsekuensi yang dikembangkan untuk pernyataan dampak mayor Victoria. Table 3: Contoh tabel konsekuensi 72 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tabel konsekuensi dapat sangat berguna untuk penilaian risiko dampak lingkungan di mana risiko aset lingkungan dan sosial yang beragam perlu dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan sering memahami bahwa tabel konsekuensi tidak akan pernah menjadi sempurna, atau disepakati oleh semua orang, tetapi mengakui bahwa jika disusun dengan baik akan memungkinkan perbandingan yang bermanfaat antara beragam tipe peristiwa. Dengan demikian, pendekatan semi-kuantitatif tersebut telah didukung oleh banyak kelompok pemangku kepentingan. Singkatnya, metode penilaian risiko semi-kuantitatif berbasis matriks yang cepat dan relatif mudah digunakan, dan dalam kasus Gambar 18 pilihan menawarkan penilaian relativitas yang jauh lebih akurat dari pada peristiwa risiko dari Gambar 17 pilihan semi-kuantitatif dan matriks kualitatif. Namun, penilaian-penilaian tersebut tidak menawarkan perbaikan yang signifikan dalam kemampuan untuk menentukan penilaian yang lebih akurat atau memberikan dasar manfaat-biaya untuk pilihan penanganan (mencakup peragaan bahwa risiko serendah mungkin patut diperdebatkan jika itu merupakan bagian dari metodologi perusahaan). A1.4 Nomogram konsekuensi/ kemungkinan Ada berbagai cara untuk mencoba tetap tinggal di dekat rumus risiko teoritis. Umumnya, semakin cepat penilaian, lebih kasar nilai yang dihasilkan. Sementara penilaian risiko kualitatif cepat, dapat memberikan konsep proporsionalitas risiko yang terdistorsi, hanya sedikit membantu pengguna untuk menangani kesulitan dalam menilai kemungkinan untuk peristiwa yang jarang dialami di tempat kerja mereka dan memungkinkan hanya satu pasangan kemungkinan/konsekuensi yang akan digunakan untuk prioritas tujuan. Nomogram sederhana dimaksudkan untuk memberikan penilaian yang mengambil sedikit lebih lama dari matriks untuk melakukannya tapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko dan bahkan tindakan pembenaran untuk tingkat sederhana. MANAJEMEN RISIKO 73 Nomogram risiko telah ada selama setidaknya 40 tahun kurang disukai karena popularitas matriks marak pada tahun 90-an. Mungkin nomogram tampak lebih teknis, kurang menarik, atau hanya tidak pernah memiliki nasib baik untuk disukai dalam standar risiko awal, namun versi yang paling dasar hanyalah rumus yang sama seperti matriks tapi dengan variasi yang jauh lebih besar dari estimasi nilai risiko. Namun, secara inheren diperluas untuk mencakup beberapa bagian yang lebih dihargai dari manajemen risiko, termasuk definisi selera risiko dan analisis manfaat-biaya dari pilihan penanganan, yang akan dijelaskan dalam bagian ini. Nomogram dan matriks tidak hanya representasi yang berbeda dari nilai-nilai risiko yang sama. Nomogram merupakan pendekatan matematika murni yang menawarkan nilai hampir tak terbatas (near-infinite) sedangkan matriks menawarkan sejumlah kecil pilihan nilai risiko yang terpilih terlebih dulu. Mempertimbangkan nilai-nilai risiko relatif dari lima pasangan konsekuensi/ kemungkinan: • tidak signifikan dan hampir pasti • Minor (kecil) dan mungkin sekali • Moderat dan mungkin • Mayor dan tidak mungkin • Katastrofik dan langka Gambar 19 memperlihatkan nomogram dengan penyebaran nilai-nilai risiko 1 sampai 25 (5 x 5) yang sama seperti matriks pada Gambar 17. Lima pasangan yang dipilih melalui skor yang sama dari 13, karena mereka semua memotong titik tengah antara skor 1 dan 25 (yaitu, 12 ditambah 1 unit mewakili nol risiko yang diabaikan dalam matriks tetapi ada di setiap rumus matematika). Gambar 19: Nomogram risiko sederhana dengan skala linear Figure 19: Simple risk nomogram with linear scale Membandingkan nilai-nilai pasangan ini pada yang ada di matriks pada Gambar 17 memberikan nilai 5-9 untuk pasangan ini. Dengan kata lain, ada empat unit perbedaan dalam versi matriks untuk nilai tunggal dalam versi nomogram. Variasi ini merupakan perbedaan utama dalam metode yang hanya memiliki 25 langkah pada skala (yaitu, variasi 80% antara 5 dan 9 untuk apa yang benar-benar risiko yang sama). 74 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Tabel 4: Nomogram risiko sederhana dengan skala linear Konsekuensi Kemungkinan kejadiannya Gambar 17 peringkat/ rating Tidak signifikan Hampir pasti/ almost certain 5 Minor (kecil) Mungkin sekali/likely 8 Moderat Mungkin/possible 9 Mayor Tidak mungkin/unlikely 8 Katastrofik Jarang sekali/rare 5 Gambar 18 peringkat/rating Gambar 19 nomogram 1 13 Dalam istilah sederhana, nomogram tidak memungkinkan pengubahan rumus secara tidak disengaja selain untuk memilih tipe derajat yang akan digunakan untuk garis dasi (tie line) ‘nilai risiko’, sedangkan matriks memungkinkan pengguna untuk memanipulasi nilai-nilai. Contoh di atas merupakan linear dengan setiap langkah kenaikan yang sama seperti yang terakhir. Seperti pada Gambar 18, skala logaritmik dapat digunakan untuk lebih mencerminkan nilai-nilai kemungkinan yang 10 kali lebih besar setiap langkah (misalnya, sekali dalam 10 tahun, sekali dalam 100 tahun, dan sebagainya) saat meninjau beberapa nilai risiko yang sangat berbeda. Contoh diperlihatkan pada Gambar Gambar 20: Monogram risiko sederhana dengan skala logaritmik Angka 18, 19 dan 20 semua merupakan rumus murni jika rumus risiko matematika disederhanakan berdasarkan kemungkinan dan konsekuensi, dengan nilai terbatas dalam matriks pada Gambar 18. Hal ini terbukti saat membandingkan Tabel 4 peringkat untuk lima pasangan dijelaskan sebelumnya. Ketiga pasangan mencerminkan nilai risiko umum untuk lima pasangan. Perhatikan bahwa penyebaran jauh lebih besar dari 0,0001 menjadi 10.000 pada angka 18 dan 20. Nomogram di atas memiliki peningkatan lebih lanjut dan penting untuk matriks karena mungkin untuk menambahkan kemampuan manfaat-biaya sederhana untuk alat. Gambar 21 memperlihatkan input tambahan akan dibuat oleh penilai, khususnya estimasi persentase perubahan risiko bahwa penanganan yang diusulkan akan membuat dan estimasi luas (mungkin kualitatif) biaya penanganan tersebut. MANAJEMEN RISIKO 75 Gambar 21: Pilihan analisis dasar manfaat-biaya untuk monogram Mungkin faktor dini dari menurunnya nomogram adalah fakta bahwa nomogram adalah konsep berbasis kertas yang menggunakan penggaris dan pensil—peralatan yang antik dibandingkan dengan gambar proyeksi LCD dari matriks di sebuah layar besar. Namun, memasukkan nilai-nilai spesifik perusahaan di dalam nomogram berarti dapat menilai lebih banyak dan bukan hanya satu dari nilai risiko yang terbatas—dalam sebagian besar kasus, hal itu dapat memberikan alasan untuk melanjutkan atau menolak rencana pengelolaan risiko. Namun, Gambar 22 menunjukkan bahwa proses secara keseluruhan tentu saja nampak lebih menakutkan daripada matriks nya Gambar 22: Kalkulasi risiko terpadu dan nomogram analisis manfaat-biaya Namun kini menjadi mungkin untuk mendapatkan kedua program perangkat lunak freeware dan dengan pemesanan lebih dahulu untuk nomogram dengan relatif mudah, dan nomogram jauh lebih tahan terhadap distorsi yang tak diinginkan daripada alternatif matriks. 76 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN A1.5 Semi-kuantifikasi berdasarkan spread-sheet Dengan menggunakan rumus yang sedikit lebih maju, bersama dengan kekuatan spreadsheet, peningkatan yang signifikan dalam manajemen risiko dapat direalisasikan. Rumus berikut merupakan ekspresi risiko yang lebih akurat dan dapat dengan mudah diterapkan pada estimasi risiko dengan menggunakan spreadsheet seperti Excel. Sumber: Hogarth & Pooley (2015). Dimana: • c1 = kerugian terendah hasil dalam pertimbangan dan f1 merupakan frekuensi yang hasilnya diharapkan terjadi • c2 = berikutnya, lebih parah, hasil dan f2 merupakan frekuensi terkait • nilai cn hanyalah cara untuk mengatakan ‘et cetera’, yang berarti bahwa c3, c4 dan sebagainya merupakan tingkat hasil yang semakin parah • nilai fn mewakili f3, f4 dan seterusnya, frekuensi peristiwa yang terkait dengan c3, c4 dan seterusnya. Rumus risiko ini meminta penilai untuk menentukan semua konsekuensi kepentingan dan kemudian menentukan frekuensi masing-masing. Setelah setiap konsekuensi sudah dikalikan dengan frekuensi, jumlah semua jawaban merupakan risiko total. Penilai harus memutuskan konsekuensi aman yang menjadi perhatian. Umumnya, pendekatan ini hanya mempertimbangkan konsekuensi yang lebih berat (seperti skenario fatal pada keselamatan), tapi jika diperlukan dapat melihat satu set peringkat matriks konsekuensi dari kecil, sedang, besar dan katastrofik, mengabaikan hanya kategori ‘tidak penting’. Ada tiga alasan mengapa hanya konsekuensi yang lebih parah yang diperhitungkan: • Pendekatan ini membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada metode menggunakan rumus sederhana kemungkinan x konsekuensi dan mungkin terfokus pada peristiwa yang lebih serius. • Untuk tingkat tertentu, dapat diasumsikan bahwa manajemen yang efektif dari konsekuensi yang lebih serius juga akan menyebabkan sedikit kerugian yang kurang serius. Perhatikan bahwa ini tidak akan terjadi di mana peristiwa kurang parah tapi tetap menyangkut tidak berpotensi untuk membuat peristiwa besar atau katastrofik (misalnya, penanganan manual dalam keamanan atau sosial polutan seperti kebisingan tanaman dan bau). • Sulit untuk menambahkan risiko total konsekuensi yang berbeda jika hubungan mereka tidak jelas. Misalnya, apakah kematian dua kali seburuk cedera penonaktifan atau 10 kali lebih buruk? Dalam praktiknya, rumus risiko ini telah dimodifikasi oleh banyak organisasi pertambangan besar, paling sering dalam hal keselamatan, untuk mencerminkan berikut: Risiko = f x p x cave Dimana: peristiwa risiko merupakan kerugian awal pengendalian situasi positif (juga dikenal sebagai peristiwa awal) f = frekuensi terjadinya peristiwa risiko per tahun p = probabilitas bahwa hasil peristiwa mengakibatkan konsekuensi minimal yang dipertimbangkan (antara 0 dan 1) cave = konsekuensi rata-rata keseluruhan (dalam dolar, kematian, dll). MANAJEMEN RISIKO 77 Rumus ini akan memberikan penilaian yang lebih lama dari matriks dan nomogram paling sederhana tetapi menawarkan keuntungan dalam prioritas risiko, estimasi pengurangan risiko, dan bahkan tingkat pembenaran penanganan. Perhitungan tersebut mempertimbangkan kronologi peristiwa kerugian dan memungkinkan pertimbangan terpisah dari aspek pencegahan dan penanggulangan peristiwa untuk penerapan hirarki risiko. Perhatikan bahwa unit risiko biasanya kerugian per tahun, seperti $juta/tahun atau korban jiwa/tahun, namun, seperti halnya dengan penilaian risiko kuantitatif, peristiwa paling serius cenderung terjadi sekali selama beberapa dekade atau abad daripada per tahun, dan ini mengindikasikan jumlah yang sangat kecil. Contoh pada Gambar 23 memperlihatkan daftar drop-down subyektif yang secara otomatis berlaku untuk semi-kuantifikasi dalam setiap pilihan yang dibuat. Tim penilai telah memilih ‘sekali dalam 100 tahun’ untuk sebuah lonjakan yang terjadi, terlepas dari apakah ada orang yang terluka. Mereka saat itu telah memilih opsi bahwa sekitar 20% dari kali sebuah arus masuk terjadi setidaknya satu orang akan tewas (0,2 probabilitas), tetapi bahwa rata-rata jumlah kematian saat kematian itu terjadi akan 3. Gambar 23: Penilaian risiko ‘three-part spreadsheet’ Hasil yang diberikan di atas dalam satuan yang sama yang diberikan oleh penilaian risiko yang dikuantifikasi dan karena itu memungkinkan pelaporan terpadu dari kedua metode risiko dalam kerangka kerja risiko tunggal. Namun, sementara harus diakui bahwa semua kuantifikasi berkemungkinan salah (seperti perkiraan anggaran tahunan atau jadwal proyek), juga harus dicatat bahwa tidak semua tingkat kuantifikasi risiko yang sama dalam keakuratannya, dan metode ini berada di ujung bawah dari skala akurasi untuk rumus rangkaian alat yang lebih maju. Sebuah pilihan yang berguna dalam semua alat kuantifikasi adalah untuk mengungkapkan risiko dalam hal berapa tahun yang telah berlalu antara peristiwa-peristiwa diprediksi, selain kerugian per tahun (dalam hal ini, 166 tahun antara peristiwa bukan hanya 0,006 atau 6 x 10-3 per tahun). Sifat komprehensif spreadsheet memungkinkan untuk dapat menimpakan (overwriting) nilai-nilai subyektif jika diinginkan. Misalnya, di mana tim memilih frekuensi 1 dalam 100 tahun untuk peristiwa risiko dalam preferensi untuk 1 dalam 10, atau 1 dalam 1.000, spreadsheet yang diubah seperti itu akan memungkinkan tim untuk menyisipkan, katakanlah, 1 dalam 300 tahun jika mereka menghendakinya. Hal ini menimbulkan keakuratan tol secara signifikan, tetapi tidak untuk tingkat pilihan kuantifikasi penuh. 78 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Mengestimasi pengurangan risiko dari rencana penanganan dapat dilakukan dalam dua cara: • estimasi nilai-nilai baru untuk setiap langkah dalam kalkulasi (f, p dan c), atau • estimasi persentase pengurangan dalam masing-masing dari tiga langkah tersebut. Pilihan 1 kurang menarik tanpa pilihan timpaan’ karena membatasi penilai untuk peningkatan penurunan yang sangat besar. Misalnya, bahkan pengurangan sekitar 50% dalam frekuensi 1 dalam 100 tahun tidak mungkin untuk menghasilkan pengurangan untuk 1 dalam 1.000 tahun. A1.6 Pilihan pelaporan yang diperbaiki dengan metode semikuantifikasi Semua kecuali matriks pertama dan nomogram yang pertama kali ditampilkan di bagian ini memungkinkan ekspresi profil risiko dalam format grafik balok (bar chart) yang memperlihatkan relativitas tulen antara risiko dan memungkinkan pengenalan nilai-nilai risiko spesifik untuk mengekspresikan selera risiko. Figure 24: Beberapa contoh pelaporan risiko kuantitatif Alat spreadsheet dan nomogram akan memungkinkan perincian lebih besar pada profil dari pilihan matriks di atas karena perhitungan tiga bagian spreadsheet ini (bandingkan kombinasi kunci dengan dua dan tiga roda) dan sejumlah nilai risiko pada matriks (hanya sembilan dari matriks pada Gambar 18 dibandingkan dengan pilihan yang relatif terbatas nomogram ini). A1.7 Metode-metode kuantitatif Penilaian risiko kuantitatif semakin diterapkan dalam industri pertambangan dan mineral karena kebutuhan bisnis untuk mendukung keputusan keuangan, untuk dengan rata membandingkan risiko keuangan dengan risiko lingkungan dan sosial, serta untuk memperlihatkan transparansi, konsistensi dan logika pendekatan. Namun, pendekatan risiko kuantitatif sering tidak intuitif dan memerlukan beberapa investasi pembelajaran di muka oleh pengambil keputusan. Seperti tercantum dalam Bagian A1.2, hanya ada beberapa definisi resmi dari celah (gap) antara penilaian kualitatif dan semi-kuantitatif. Namun, hal yang sama dapat dikatakan untuk celah antara semi-kuantitatif dan penilaian kuantitatif ‘penuh’. Untuk alasan ini, dan untuk tujuan buku ini saja, kita akan membuat perbedaan berikut antara semi-kuantifikasi dan kuantifikasi ‘penuh’. MANAJEMEN RISIKO 79 Kuantifikasi risiko ‘penuh‘ melibatkan metodologi yang: • menggunakan proses berbasis rumus yang mengakui ada beberapa hasil potensial yang mungkin dari peristiwa tunggal dan bahwa semua hasil yang signifikan harus dipertimbangkan dalam perkiraan risiko • menangkap dan memperlihatkan dalam bentuk diagram semua penyebab yang signifikan untuk, dan hasil dari, peristiwa risiko • menggunakan diagram(-diagram) dan perhitungan untuk memberikan indikasi kekhawatiran kegagalan paling serius • membantu dalam mengidentifikasi pengendalian penting untuk pengelolaan peristiwa risiko • membantu dalam penilaian peningkatan yang mungkin dicapai oleh tindakan penanganan yang diusulkan untuk digunakan dalam pembahasan manfaat-biaya. Ada dua bentuk dominan dari penilaian risiko terukur di bawah definisi di atas. Satu dengan silsilah terpanjang dan paling teknis murni umumnya diberi label QRA, yang yang merupakan singkatan dari quantitative risk assessment (penilaian risiko kuantitatif). Pendekatan untuk penilaian risiko ini dikembangkan untuk mengatasi proses keamanan dan petaka lingkungan yang terjadi sebelum tahun 1990 pada industri nuklir, minyak dan gas, dan kimia. Secara matematis intensif, tetapi di mana kondisi tepat untuk aplikasi, itu yang paling berharga untuk memperkirakan frekuensi peristiwa dan mengidentifikasi titik-titik lemah dalam pengendalian, bahkan dalam situasi di mana peristiwa tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya. Metode tetap yang paling umum digunakan dalam industri proses, di mana cairan yang sangat berbahaya disimpan dalam peralatan penahan tekanan yang dapat meledak (pressure-containing equipment). Metodologi kedua tidak memiliki label yang diakui secara luas, terutama karena saat diperkenalkan pada akhir tahun 90-an disebut ‘semi-quantified risk assessment’ (‘penilaian risiko semi-dikuantifikasi’) dan akronim SQRA oleh perancangnya, tetapi istilah semi-kuantitatif terbukti terlalu luas sejak diperkenalkannya standar risiko nasional dan global. Mungkin deskripsi yang lebih baik adalah risiko ‘experience-based quantification’ (EBQ) (‘kuantifikasi berdasarkan pengalaman’) untuk membedakannya dari matematika dan data kegagalan berdasarkan metodologi QRA. Selama lebih dari satu dekade, EBQ telah menjadi bagian umum dari manajemen risiko di banyak perusahaan pertambangan global dan bahkan di beberapa perusahaan minyak dan gas. Bagian ini menjelaskan dasar-dasar keduanya dan kemudian tentang kerja unggulan komparatif dan kekurangannya. Kedua metode mengakui kronologi umum berikut dari peristiwa petaka. Satu atau lebih potensi penyebab hilangnya pengendalian terjadi dan pengendalian preventif dimaksudkan untuk mengelola situasi gagal untuk melakukannya, sehingga peristiwa risiko terjadi (Gambar 25). Pada tahap ini, hasilnya sangat tergantung pada kinerja mitigasi pengendalian untuk mencegah atau mengurangi bahaya, dan jika satu atau lebih pengendalian tersebut gagal maka hasilnya kerugianlah yang akan terjadi. Gambar 25: Skematik umum peristiwa risiko 80 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Kedua metode menentukan peristiwa risiko pertama dan kemudian melihat penyebab potensial, pengendalian pencegahan, pengendalian mitigasi dan berbagai hasil potensial. A1.8 Penilaian risiko kuantitatif QRA dibangun atas dua alat risiko utama: pohon kesalahan dan pohon peristiwa. Pohon kesalahan (Gambar 26) dimulai dengan peristiwa risiko, yang secara tradisional disebut ‘memulai peristiwa’ di QRA dan ‘peristiwa puncak’ saat secara khusus mengacu pada pohon kesalahan. Analisis kemudian bekerja mundur dalam waktu untuk menentukan apa yang mungkin terjadi yang menyebabkan peristiwa seperti itu. Berikut contoh sederhana memperlihatkan bagaimana mengambil beberapa langkah pertama guna membangun pohon kesalahan untuk kebakaran kendaraan berat di bawah tanah. Gambar 26: Contoh pohon kesalahan Pemodel pohon kesalahan perlu tetap berpikiran terbuka karena kebutuhannya merupakan diagram yang memperhitungkan semua kegagalan yang kredibel, bukan hanya yang sudah dialami. Pemodel tahu bahwa ada tiga hal penting untuk kebakaran semakin besar tetapi dalam hal ini dapat menghilangkan faktor oksigen karena udara dipompa seluruh tambang bawah tanah. Di mana dua peristiwa diperlukan untuk untuk maju ke skenario berikutnya, dua peristiwa melalui apa yang disebut gerbang ‘DAN’, yang berarti bahwa jika salah satu tidak ada, maka peristiwa tidak dapat terjadi. Bahan bakar dan penyalaan karena itu merupakan suatu gerbang ‘DAN’. Ini merupakan situasi yang sangat berbeda dari gerbang ‘ATAU’, di mana skenario akan maju jika hanya ada salah satu kegagalan. Secara matematis, gerbang ‘DAN’ memerlukan probabilitas dari kedua kegagalan tersebut untuk dikalikan; misalnya, jika bahan bakar merupakan 80% kemungkinan besar akan hadir setiap tahun dan penyalaan api mungkin terjadi saat bahan bakar hadir sekali dalam dua tahun, api diperkirakan terjadi setiap 2,5 tahun (0,8 x 0,5 = 0,4), sedangkan hasil gerbang ‘ATAU’ pada probabilitas yang ditambahkan. Misalnya, jika hidrokarbon kemungkinan besar akan hadir 1 dalam 5 tahun dan bahan bakar padat 6 dalam 10 tahun, akan ada kehadiran bahan bakar setiap 1,25 tahun (0,2 + 0,6 = 0,8). Perhatikan bahwa proses perhitungan tidak mulai dari bagian atas pohon (dari mana contoh yang dipilih berasal) tetapi di bagian paling bawah. Lapisan terendah dari kegagalan, di mana tidak ada cabang lanjut dapat didefinisikan, disebut ‘peristiwa dasar’ dan perhitungan dimulai dengan frekuensi peristiwa ini dan berlanjut dengan probabilitas yang terjadi tahap berikutnya. MANAJEMEN RISIKO 81 Bagian kedua alur cerita dari peristiwa risiko untuk hasil prediksi ditutupi oleh pohon peristiwa (Gambar 27), yang merupakan representasi sederhana dari banyak program peristiwa yang mungkin terjadi, tergantung pada efektivitas pengendalian mitigasi. Gambar 27: Contoh pohon peristiwa Gambar 27 membawa hasil dari pohon kesalahan dan kemudian melihat probabilitas bahwa peristiwa benarbenar mengakibatkan bahaya (harm) yang nyata. Diagram memperlihatkan empat lapisan pengendalian mitigasi, dari sistem api on-board pada kendaraan sampai total evakuasi tambang. Pada setiap titik persimpangan, probabilitas untuk kinerja pengendalian yang sukses diperkirakan atau dihitung dengan bantuan ‘pemodelan konsekuensi’. Dalam hal ini, peristiwa fatal diperkirakan sekali dalam 833 tahun (1/[9,6 + 2,4] x 10-4), meskipun harus dilakukan pekerjaan lebih lanjut untuk memperkirakan jumlah korban jiwa, dengan memperhitungkan bahwa beberapa hasil akan mengakibatkan lebih dari satu kematian dan bahwa jumlah korban jiwa mungkin berbeda dengan beberapa peristiwa. Pemodelan konsekuensi biasanya melibatkan program komputer yang canggih yang dirancang untuk tugastugas tertentu, yang sebagian besar ditujukan untuk tujuan keselamatan atau lingkungan (misalnya, kebakaran, ledakan terlalu besar tekanan, asap dan pemodelan dispersi gas). Model tersebut dapat memprediksi kisaran, intensitas, serta peringkat mortalitas dan morbiditas. QRA jarang diterapkan selain di bidang dampak lingkungan (misalnya, radiasi dan kegagalan dinding bendungan) kesehatan dan keselamatan, keandalan kinerja dan. Mungkin model lain terdekat risiko bisnis adalah pemodelan Monte Carlo, di mana model matematika dari suatu proyek atau konsekuensi potensial dari keputusan bisnis dapat dibangun dan dijalankan ribuan kali menggunakan pilihan acak dalam aturan yang ditetapkan untuk model tertentu. Dalam istilah sederhana, hal itu setara dengan melempar dua dadu berkali-kali dan menghitung berapa kali 12 tergulir dibandingkan dengan 11, 10 dan seterusnya. Berdasarkan hukum bilangan besar teorema, semakin banyak lemparan, semakin dekat hasilnya akan ke kehidupan nyata. Pemodelan Monte Carlo dapat menjadi aset besar dalam kuantifikasi risiko tetapi tidak dapat digunakan pada semua peristiwa risiko dan karena itu tidak dapat digunakan sebagai metodologi luas (perusahaan). Pada tahun 1999 dan 2000, ada beberapa korban jiwa dalam dua tambang emas Australia: Northparkes di New South Wales dan Bronzewing di Western Australia. Pemilik terpisah dari kedua tambang tersebut sangat bertekad bahwa peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi lagi serhingga mereka menugaskan konsultan QRA untuk melakukan QRA semua skenario risiko yang fatal yang kredibel. Penilaian ini dilakukan oleh dua konsultan risiko yang dihormati, namun QRA gagal memenuhi harapan. Alasannya kompleks dan sebagian besar khusus untuk pertambangan, dan mencakup sebagai berikut: 82 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN • Manusia memainkan peran langsung dalam pertambangan (pengeboran, peledakan, scaling, mengemudi dan sebagainya), dibandingkan dengan peran pengawasan dan pemeliharaan yang terlibat dalam proses otomatis khas nuklir, minyak dan gas, dan pabrik kimia, dan pohon-pohon kesalahan yang secara matematis akurat akibatnya sulit untuk memberikan hasil. • Tidak ada database kegagalan internasional yang signifikan untuk pertambangan, sedangkan ada untuk fasilitas proses dan penerbangan. • Tenaga kerja tidak ‘termakan’ oleh metodologi komputer-sentrik (kotak hitam sindrom) dan tidak mempercayai hasilnya. Tidaklah benar untuk mengatakan bahwa QRA tidak memiliki tempat di sektor sumber daya. Sebagai contoh, beberapa produk yang disempurnakan dalam sistem otomatis, dan operasi jarak jauh produksi tambang otomatis kini sedang diujicobakan untuk masa depan. Namun demikian, beberapa penambang global menggunakan kuantifikasi berdasarkan pengalamani (EBQ) sebagai alat standar di semua operasi. A1.9 Kuantifikasi berdasarkan pengalaman Dalam menanggapi kekurangan QRA yang dirasakan, Northparkes Mines bekerja lebih lanjut dengan konsultan yang melakukan QRA asli untuk memperbaiki pendekatan EBQ yang tidak tergantung pada pengumpulan data kegagalan, dan sebagai gantinya pengalaman tim penambang untuk memperkirakan frekuensi insiden yang cukup umum dan kemudian memperkirakan probabilitas insiden maju melalui berbagai tahap ke peristiwa fatal. Metodologi ini berasal dari yang dikembangkan di Victoria untuk digunakan oleh operator pabrik pengolahan bahan berbahaya teknologi-rendah dari fasilitas pergudangan kimia dan pabrik pengolahan air. Di mana QRA menggunakan pohon kesalahan dan pohon peristiwa terkait dengan peristiwa risiko, EBQ memanfaatkan konsep bow-tie yang pertama kali dikembangkan oleh Shell dan Ameriacn Bureau of Shipping. Sementara EBQ merupakan suatu model matematika yang efektif, analisis bow-tie dapat dipahami oleh jauh lebih besar anggota angkatan kerja namun tidak memiliki nilai matematika yang inheren. Oleh karena itu EBQ memasangkan penghasil bow-tie dengan spreadsheet yang sudah menghitung risiko terlebih dahulu. Dengan mengembangkan bow-tie dalam format yang ketat, alat gabungan membantu tersebut membantu untuk mengidentifikasi hampir semua pengendalian yang paling kritis. Perangkat lunak tersedia untuk EBQ, antara lain spreadsheet terpadu dan penghasil bow-tie, sedangkan yang lain menggunakan produk jadi (off-the-shelf) seperti BowtieXP, Bowtie Pro versi saat ini yang aslinya Thesis dari Shell/ABS. Gambar 28 menyediakan tampilan tingkat tinggi dari langkah-langkah yang terlibat. Pertama membangun model bow-tie dan, seperti dengan QRA, menentukan peristiwa risiko pertama, yang dalam kasus bow-tie membentuk simpul di tengah. Kemudian menentukan kategori kausal (terkadang disebut jalur atau kelompok kausal) untuk membantu tim penilai dalam mengidentifikasi secara menyeluruh semua penyebab kredibel dan untuk membantu dalam kalkulasi risiko di kemudian hari. MANAJEMEN RISIKO 83 Figure 28: Bow-­‐tie outline Figure 28: Bow-­‐tie outline Gambar 28: Garis besar bow-tie Next, identify separate causes under each causal category and identify any controls in place to prevent each cause resulting in the risk event (Figure 29). Having completed the prevention side of Berikutnya, penyebab dalam setiap kategori kausal dan mengidentifikasi setiap the bow-­‐tie, do tmengidentifikasi he same process for tterpisah he mitigation side (outcomes and the controls intended to pengendalian untuk mencegah setiap penyebab yang berakibat peristiwa risiko (Gambar 29). Setelah mitigate them). Next, identify separate causes ubow-tie, nder emelakukan ach causal category nd identify any controls in place to menyelesaikan sisi pencegahan proses yang samaauntuk sisi mitigasi (hasil dan pengendalian menanggulanginya). prevent edimaksudkan ach cause untuk resulting in the Figure risk event Figure o2f 9). Having completed the prevention side of 29: A(nalysis controls Gambar 29: Analisis pengendalian the bow-­‐tie, do the same process for the mitigation side (outcomes and the controls intended to mitigate them). Figure 29: Analysis of controls A1.10 Comparison of strengths and limitations 84 d PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN While the evelopment of a fault tree looks PEMBANGUNAN simple (especially with special software doing all the maths), the modeller has a very difficult task because not all failures act independently of each A1.10 Perbandingan kekuatan keterbatasan Sementara pengembangan pohon kesalahan terlihat sederhana (terutama dengan software khusus melakukan yang semua matematika), pemodel memiliki tugas yang sangat sulit karena tidak semua kegagalan bertindak secara independen dari yang lain. Beberapa kegagalan lebih mungkin terjadi jika pengendalian lain gagal karena mungkin disebabkan oleh faktor umum, mencakup usia, korosi, kesalahan desain dan api, dan pemodelan matematika situasi seperti itu kompleks. Sebuah pohon kesalahan dengan memperhitungkan semua cabang yang telah selesai dan dengan interaksi antara pengendalian, dapat menjadi besar dan kompleks. Penilaian risiko kuantitatif sepenuhnya tidak terlalu berguna untuk pengkajian penilaian risiko dampak lingkungan, di mana terdapat banyak masalah lingkungan dan sosial yang beragam yang perlu dievaluasi dan risikonya dikomunikasikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Orang sering tidak menerima konsep yang menempatkan nilai uang pada peristiwa ‘intangible’ dan sering peristiwa emosi. Penilaian risiko kuantitatif harus dirancang dan dilaksanakan dengan berhati-hati, dan untuk mengatasi banyak kelemahan yang terkait dengan pendekatan yang lebih kualitatif. Penilaian risiko kuantitatif sangat berguna untuk pengembangan dan pembenaran strategi penanganan risiko yang komprehensif dan untuk keputusan bisnis internal yang melibatkan peristiwa risiko bisnis yang kompleks dan berbagai permasalahan lingkungan dan sosial. Dalam kasus tersebut, hasil dapat segera dinyatakan dalam hal keuangan dan dimasukkan ke dalam proses perencanaan bisnis. Namun, keberhasilan penerapan penilaian risiko kuantitatif tergantung pada ketersediaan data yang diperlukan serta kapasitas dan komitmen organisasi untuk mengelola proses dan untuk menjadi sumber keahlian yang dibutuhkan. Gambar 30 and 31 diproduksi di sini dari Bagian 3.7.4; mereka akan membantu dalam penyeleksian alat analisis risiko Gambar 30: Pemilikan alat risiko berdasarkan tahap bisnis PROSES-PROSES RISIKO TOTAL Tahap Informal (Melangkah mundur, Take 5 dsb., JSA/JSEA dsb.) Kualitatif formal (matriks, dsb.) Kuantitatif formal (QRA, EBQ, dsb.) PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA Identifikasi bahaya (hazard) (mis. HAZOP) Konsekuensi (mis. Monte Carlo, penyebaran gas) Integritas kendali (e.g. LOPA, SIL) Konsep Kelayakan Rancangan/ desain Membangun Komisi Operasi Penutupan Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat MANAJEMEN RISIKO 85 Gambar 32: Seleksi alat risiko berbasis kompleksitas risiko PROSES-PROSES RISIKO TOTAL Konsekuensi Informal (Melangkahmundur, Take 5 dsb., JSA/JSEA, dsb.) Formal (matriks, dsb.) Formal (QRA, EBQ, dsb.) PROSES-PROSES PENDUKUNG UTAMA Identifikasi bahaya (hazard) (mis. HAZOP) Konsekuensi (mis. Monte Carlo, penyebaran gas) Integritas pengendalian (mis. LOPA, SIL) Minor/kecil Signifikan Katastrofik Hijau – alat risiko yang dipilih, Merah – alat risiko yang tidak dipilih atau alat risiko yang kurang tepat 86 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN LAMPIRAN 2: ANALISIS aPENANGANAN Appendix 2: Risk treatment—bow-­‐tie nalysis RISIKO BOW-TIE Sections 3.8 and 3.9 explain the value and use of bow-­‐tie analysis as a powerful tool to understand risks and ontrol. This form nilai of adan nalysis also enables management o identify those Bagian 3.8their dan c3.9 menjelaskan penggunaan analisis bow-tie tsebagai alat yangcritical ampuh untuk controls that require egular m onitoring and reporting. This memungkinkan appendix explains the detailed memahami risiko danrkendali mereka. Bentuk analisis juga manajemen untuk mengidentifikasi application of kritis the bmana ow-­‐tie yang analysis technique. pengendalian memerlukan pemantauan dan pelaporan rutin. Lampiran ini menjelaskan penerapan rinci teknik analisis bow-tie. Figures 32, 33 and 34 show a basic or simplified bow-­‐tie, the linking of bow-­‐tie controls with a Angka 33 dan 34 memperlihatkan bow-tie dasar atauan yang disederhanakan, kaitan pengendalian control 32, assurance management system table and finally advanced bow-­‐tie that includes control bow-tie dengan tabel sistem pengendalian manajemen jaminan dan akhirnya bow-tie lanjutan (advanced) yang failure modes and failure prevention factors. In all these figures, the unwanted event being analysed mencakup mode kegagalan pengendalian dan factor-faktor pencegahan kegagalan. Dalam semua is shown in the centre of the bow-­‐tie (also referred to as the ‘knot’). The threats that could lead to angka-angka ini, peristiwa yang tak diinginkan yang dianalisis ditampilkan di tengah bow-tie (juga disebut sebagai ‘simpul’). the unwanted event are shown on the left side of the bow-­‐tie along with the control measures that Ancaman yang dapat mengarah pada event yang tak diinginkan akan ditampilkan di sisi kiri dari bow-tie arrest (prevent or reduce) the likelihood that the unwanted event occurs. The consequences that bersama dengan langkah-langkah pengendalian yang menangkap (mencegah atau mengurangi) kemungkinan might result from the unwanted event are shown on the right side of the bow-­‐tie along with the peristiwa yang tak diinginkan terjadi. Konsekuensi yang mungkin timbul dari peristiwa yang tak diinginkan yang control measures need to minimise the severity of the consequences. ditampilkan di sisi kanan dari bow-tie bersama dengan langkah-langkah pengendalian perlu meminimalkan keparahan konsekuensi. Figure 32: A basic bow-­‐tie diagram Gambar 32: Diagram bow-tie dasar Gambar 33: Diagram bow-tie dasar dengan tautan ke jaminan pengendalian Gambar 33: Diagram bow-tie dasar dengan tautan ke jaminan pengendalian Hazard Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan pengendalian SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN JAMINAN (CONTROL ASSURANCE MANAGEMENT SYSTEM (CAMS)) Kegiatan operasi Kegiatan pemeliharaan Kegiatan rekayasa Kegiatan manajemen 97 MANAJEMEN RISIKOGambar 34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian 87 Kegiatan rekayasa Kegiatan manajemen Gambar 34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian Gambar 34: Bow-tie lanjutan dengan faktor-faktor pengendalian Hazard Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan pengendalian SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN JAMINAN Kegiatan operasi Kegiatan pemeliharaan Kegiatan rekayasa Kegiatan manajemen Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan analisis bow-tie adalah: 1. Uraikan peristiwa yang tak diinginkan Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan analisis bow-tie adalah: 2. entukan lingkup analisis 3. Identifikasi rangkaian ancaman 4. Identifikasi konsekuensi kemungkinan 98 5. Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi 6. Identifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting 7. Tentukan jaminan yang diperlukan. A2.1 Uraikan peristiwa yang tak diinginkan Untuk menganalisis suatu peristiwa dengan menggunakan bow-tie, perlu untuk menguraikan peristiwa tersebut. Uraian ini menjadi simpul di tengah bow-tie. Memiliki konsistensi dalam bagaimana peristiwa yang tak diinginkan dijelaskan membantu pemahaman, perbandingan dan tolok ukur dari informasi bow-tie pada situs, perusahaan dan mungkin industri yang berbeda. Variabilitas dalam uraian digunakan untuk simpul yang dapat mengakibatkan variabilitas dalam bow-tie dan dapat membahayakan identifikasi pengendalian yang efektif. Idealnya, uraian peristiwa yang tak diinginkan harus menjelaskan sistem saat telah berubah dari yang aman ke tidak aman, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 35. Uraian harus dari status sistem, bukan dari alasan mengapa status sistem menghilang ke wilayah yang tidak aman. Dalam beberapa kasus, jelas bagaimana seharusnya uraiannya. Misalnya, kebocoran bahan bakar dari tempat penyimpanan bahan bakar massal (hilangnya penahanan BBM) dapat menjadi uraian dari suatu peristiwa yang tak diinginkan. Namun, dalam kasus-kasus lain mungkin tidak jelas apa seharusnya uraian tersebut. Dalam contoh-contoh, diskusi dan kebijaksanaan akan diperlukan untuk menentukan uraian yang paling tepat untuk peristiwa yang tak diinginkan. 88 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN be clear what the description should be. In those instances, discussion and discretion will be ed to determine the most appropriate description for the unwanted event. It may be helpful to k about describing the unwanted event as the situation that represents the last opportunity to vene and prevent an accident. To help with this process, some good and poor examples of mungkin membantu berpikirin tentang peristiwa yang tak diinginkan karena situasi yang riptions of uIninwanted events auntuk re shown Table menguraikan 5. mewakili kesempatan terakhir untuk campur tangan dan mencegah kecelakaan. Untuk membantu proses ini, beberapa contoh yang baik dan yang buruk dari uraian peristiwa yang tak diinginkan diperlihatkan pada Tabel 5. Figure 35: Safe/unsafe operating zone diagram Gambar 35: Diagram zona pengoperasian yang aman/tak aman Zona kecelakaan tak berterima & tak dapat dipulihkan Zona pengoperasian tak berterima tapi dapat dipulihkan (zona HPI/SPI) Sumber: diadaptasi dari Cook & Rasmussen (2005). era op ng n ka lih ipu td pa n da ia tak eras n/ p ka an go lih en am ipu as p tak t td n/ Ba pa ma Da na sia atas B Pe Zona pengoperasian yang berterima (zona pengoperasian normal) Tabel 5: Uraian peristiwa yang tak diinginkan yang membentuk simpul di tengah bow-tie ce: adapted from Cook & Rasmussen (2005). URAIAN PERISTIWA YANG TAK DIINGINKAN UNTUK UNTUK SIMPUL BOW-TIE CONTOH-CONTOH YANG BAGUS CONTOH-CONTOH BURUK Penyalaan api di pabrik pengolahan Konveyor hangus terbakar (Ini konsekuensi) Pembebasan gas tak terkendali dari tempat penyimpanan Paparan berlebih pada pancaran partikel diesel (Ini akibat) Diesel particulate emissions (pancaran partikel diesel) di tempat kerja di atas batas yang berterima Paparan berlebih pada pancaran partikel diesel (Ini akibat) Gerakan atau kontak secara tak terencana oleh kendaraan Kesalahan manusiawi (Komentar umum yang kurang tegas) Situasi orang atau obyek jatuh dari ketinggian Penahan jatuh tidak digunakan (Ini pengendalian penggunaan yang tidak efektif) Paparan pada tenaga listrik yang tak terkendali Isolasi yang tidak benar (Ini pelaksanaan pengendalian yang kurang baik) Peristiwa masuk mendadak (inrush event) Tambang kebanjiran (Ini konsekuensi) Kehilangan kendali strata Dinding ambles atau anjlok (Ini konsekuensi) Peledakan yang macet/gagal Bahan peledak terkontaminasi (Ini mungkin penyebab) MANAJEMEN RISIKO 99 89 A2.2 Tentukan lingkup analisis Ruang lingkup analisis harus mempertimbangkan tujuan dan khalayak, batas-batas analisis dan sumber daya yang tersedia. Output harus disesuaikan dengan tujuan dan khalayak. Bow-tie yang disusun untuk kasus-kasus keamanan resmi mungkin lebih komprehensif dan rinci daripada yang dikembangkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang operasi garis depan. Ruang lingkup harus jelas dalam hal: • daerah organisasi dan/atau fungsi • proses operasional dan/atau fungsi • daerah spasial • horizon waktu • orang untuk terlibat. Analisis bow-tie harus dilakukan oleh tim yang mencakup orang-orang yang memahami proses bow-tie, mereka yang memahami peristiwa yang tak diinginkan dan mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan, memantau dan memelihara pengendalian. Orang lain yang dapat memberikan keahlian materi pelajaran eksternal, informasi tolok ukur, atau keduanya, juga harus dipertimbangkan, karena dapat membawa perspektif yang berbeda untuk analisis. A2.3 Identifikasi rangkaian ancaman Peristiwa yang tak diinginkan dapat disebabkan oleh berbagai ancaman. Berbagai penyebab harus dipertimbangkan, bahkan mereka yang mungkin akhirnya tidak memiliki pengendalian. Mengidentifikasi berbagai ancaman yang dapat menyebabkan suatu peristiwa yang tak diinginkan harus dilakukan dengan asumsi tidak adanya pengendalian di tempat. Hal ini juga harus dilakukan dengan menggunakan data retrospektif (informasi peristiwa) dan analisis prospektif. Contoh generik untuk ancaman dan penyebab diperlihatkan pada Tabel 6. Contoh-contoh spesifik ancaman dan penyebab interaksi kendaraan yang tak diinginkan di open-cut atau permukaan tambang diperlihatkan pada Gambar 36. Table 6: Contoh-contoh ancaman yang dapat membawa ke peristiwa yang tak diinginkan URAIAN ANCAMAN YANG KE SEBELAH KIRI BOW-TIE CONTOH-CONTOH YANG BAGUS CONTOH-CONTOH YANG BURUK Rekayasa yang kurang memadai (desain dan pembangunan) dari domain (mencakup tidak merancang untuk lokasi/kondisi iklim atau variasi proses yang inheren, atau kompatibel dengan sistem interaksi, atribut mental/fisik pengguna dan standar-standar yang diakui, juga mencakup tidak membangun sesuai standar) Bangunan rubuh (Ini konsekuensi) Pengendalian risiko yang tidak memadai (Ini mengacu pada pengendalian) Peristiwa cuaca buruk (Perlu untuk merancang untuk semua kondisi cuaca) Kegagalan peralatan/teknologi atau komponen (mencakup masalahmasalah perancangan dan kinerja operasi) Kegagalan pengendalian (Ini mengacu pada pengendalian) Manusia ‘kurang fit’ untuk bekerja (mencakup kompetensi, kesejahteraan dan aspek fisiologis yang berkaitan dengan kebugaran untuk bekerja) Berpuas diri atas kesalahan manusia (Pernyataan umum dan kurang tegas) Masalah interaksi antara elemen sistem—manusia dan teknologi (mencakup Manajemen alarm buruk kegagalan untuk mengelola paparan risiko yang tidak perlu dan petunjuk (Ini mengacu pada pengendalian) yang tidak benar/buruk/kepatuhan untuk mengelola interaksi yang diperlukan) 90 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN raction issues between system elements—both human technology (includes failure to manage unnecessary risk osures and incorrect/poor instructions/compliance to aging necessary interactions) Poor alarm management (This refers to controls) Figure 36: Examples of threats for an unwanted vehicle interaction Gambar 36: Contoh-contoh ancaman untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan Unplanned movement o r contact made by a vehicle A2.4 Identifikasi kemungkinan konsekuensi Peristiwa yang tak diinginkan dapat menyebabkan berbagai dampak dan hasil, dari yang dapat diabaikan sampai yang katastrofik. Dampak atau hasil dari suatu peristiwa yang tak diinginkan disebut akibatnya. Hal ini penting 101 untuk mencoba mengidentifikasi berbagai kemungkinan akibat yang mungkin terjadi jika peristiwa yang tak diinginkan terjadi dan jika tidak pengendalian yang meringankan tidak ada di tempat. Dapat mencakup tak ada dampak (nyaris) dan dampak peristiwa sekunder, serta dampak akut dan kronis pada manusia, aset, lingkungan, reputasi dan kinerja keuangan. Contoh akibat tertentu yang mungkin hasil dari interaksi kendaraan yang tak diinginkan dalam sebuah tambang terbuka diperlihatkan pada Gambar 37. Harus ada tumpang tindih antara konsekuensi yang disorot pada bow-tie dan yang dijelaskan dalam matriks risiko (lihat Tabel 7 untuk contoh). Table 7: Contoh-contoh konsekuensi yang dapat dihasilkan saat suatu peristiwa yang tak diinginkan terjadi URAIAN KONSEKUENSI YANG KE SEBELAH KANAN BOW-TIE CONTOH-CONTOH BAGUS CONTOH-CONTOH BURUK Peristiwa sekunder (mencakup ‘efek domino’ atau peristiwa ‘reaksi berantai’ seperti penyalaan dari tumpahan mudah terbakar atau ledakan awan debu Penyebaran kantung udara (airbag) (Ini tentang kinerja pengendalian) Membahayakan (harm) manusia (mencakup kematian, cedera akut dan kronis, gangguan kesehatan akut dan kronis) Membahayakan karyawan (Jika mengabaikan kontraktor/publik) Kerusakan aset (mencakup kerusakan asset milik sendiri/internal dan aset eksternal/orang lain) Kerusakan pada pelindung kebakaran (Ini tentang pengendalian erosi) Kerusakan lingkungan (mencakup bahaya terhadap udara, tanah dan air di dalam dan luar lokasi) Pemanasan global (Harus lebih spesifik, mis. peningkatan emisi karbon) Kerugian produksi (mencakup kehilangan kemampuan memproses, penurunan kualitas produk dan volume serta gangguan rantai pasokan) Desain pabrik pengolahan yang kurang memadai (Ini merupakan ancaman) Kerusakan reputasi (mencakup kerusakan dalam perusahaan dan dengan masyarakat, regulator dan pemangku kepentingan lainnya) Jumlah artikel berita yang merusak (jika jalan lain kerusakan diabaikan) MANAJEMEN RISIKO 91 Figure 37: Examples consequences for an unwanted vehicle interaction Gambar 36: Contoh-contoh ancaman untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan A2.5 Identify prevention and mitigation controls A2.5 Identifikasi pengendalian pencegahan dan mitigasi A control is an object or human action that of itself will arrest or mitigate an unwanted event sequence. Arresting controls merupakan are used to reduce of unwanted events occurring. Mitigating Pengendalian obyeklikelihood atau tindakan manusia yang itu sendiri akan meredam (arrest) atau memitigasi controls limit urutan the adverse e ffects o f a n u nwanted e vent i f i t d oes o ccur. T he d ecision t ree s hown in untuk menurunkan kemungkinan peristiwa yang tak diinginkan. Pengendalian yang meredam digunakan Figure 38 has peristiwa been constructed assist with tterjadi. he determination of a control. This definition oefek f yang takto diinginkan Pengendalian mitigasi membatasi samping suatu peristiwa yang tak control means that elements such as pPohon olicies, keputusan procedures yang and ‘common sense’ apada re not Gambar controls. 38 telah dibangun untuk membantu diinginkan jika terjadi. diperlihatkan These elements may be important in helping to maintain effective cini ontrol and bahwa prevent unsur-unsur control penentuan pengendalian. Definisi pengendalian berarti seperti kebijakan, prosedur dan failure, which i s d iscussed b elow. ‘akal sehat’ bukan pengendalian. Unsur-unsur ini mungkin penting dalam membantu untuk mempertahankan pengendalian yang efektif dan mencegah kegagalan pengendalian, yang dibahas di bawah. Figure 38: Decision tree for determining risk controls Gambar 38: Pohon keputusan untuk menentukan pengendalian risiko Mulai Apakah, itu sendiri adalah obyek fisik, sistem teknologi, dan/atau tindakan manusia Tidak Bukan pengendalian Ya Apakah, itu sendiri, meredam (arrest) atau memitigasi suatu urutan peristiwa yang tak diinginkan? Tidak 103 Ya Apakah kinerja yang diperlukan dapat dispesifikasi, diukur, dan diaudit? Tidak Ya PENGENDALIAN of a control that meets the criteria set out in the decision tree is shown in Figure 39. In e, the control is aPRAKTIK sign indicating to drivers DALAM that the safe maximum speed tBERKESINAMBUNGAN hat is 92 KERJA UNGGULAN PROGRAM PEMBANGUNAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN miting driving speed to 40 km/hr is a human action and, if the limit is observed, a vehicle ped with a reasonable margin of safety before an accident occurs. The reduced speed at Sebuah contoh pengendalian yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pohon keputusan diperlihatkan pada Gambar 39. Dalam contoh ini, pengendalian adalah tanda yang memperlihatkan ke pengemudi bahwa kecepatan maksimal yang aman adalah 40 km/jam. Membatasi kecepatan sampai 40 km/jam merupakan tindakan manusia dan, jika batas tersebut diamati, kendaraan dapat berhenti dengan margin keselamatan yang wajar sebelum kecelakaan terjadi. Kecepatan yang berkurang pada saat dampak memitigasi konsekuensi kematian, kinerja yang dapat dispesifikasikan (misalnya, 40 km/jam), terukur dengan kamera kecepatan dan diaudit dengan mengumpulkan informasi kecepatan dibandingkan informasi fatalitas, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 39. Orang mungkin kurang yakin apakah unsur-unsur tertentu merupakan pengendalian atau bukan. Dalam kasus tersebut, perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Jika Anda dalam bahaya, apakah elemen tersebut akan menjadi sesuatu yang akan membantu mencegah Anda, pabrik pengolahan dan lingkungan dirugikan? Dan apakah Anda dapat memeriksa apakah unsur ini bekerja atau akan bekerja seperti yang diperlukan saat diperlukan? Jika jawabannya ya, maka elemen tersebut mungkin pengendalian. Jika tidak, maka elemen mungkin elemen pengendalian pencegahan kegagalan atau elemen pengendalian rencana pengelolaan jaminan. • Apakah elemen tersebut sesuatu yang amat penting untuk mencegah atau memitigasi peristiwa yang tak diinginkan? Jika demikian, itu mungkin yang terbaik ditempatkan sebagai pengendalian. Figure 39: Example of a control Gambar 39: Contoh suatu pengendalian Suatu pengendalian untuk memitigasi fatalitas pejalan kaki anak-anak di luar sekolah. Pengendalian ini adalah pengemudi kendaraan yang mengemudi pada kecepatan yang ditetapkan yaitu 40km/jam atau kurang yang dapat diukur melalui kamera kecepatan dan dapat diaudit dengan kecepatan dibandingkan data fatalitas. Untuk memastikan pemilihan perangkat (set) pengendalian optimal, penting untuk mempertimbangkan hal berikut: To ensure the selection of optimal control sets, it is important to consider the following: • Kecukupan pengendalian secara individu: Ini merupakan penilaian apakah pengendalian yang dipilih dirancang untuk memberikan tindakancpengendalian diinginkan danckeandalan • Adequacy of individual ontrols: This is yang an assessment of dengan whether kekuatan the selected ontrol is saat diperlukan. Jika pengendalian secara individu dinilai tidak cukup kuat dan tidak dapat diandalkan, agar designed to robustly and reliably deliver the desired control action when needed. If adianjurkan n pengendalian diganti dengan pengendalian yang lebih baik atau dilengkapi dengan pengendalian tambahan. individual control is assessed as not being sufficiently robust and reliable, it is recommended Tabel yang terkait di bawah ini telah disediakan sebagai contoh bagaimana kecukupan pengendalian secara that the control be replaced by a better control or be supplemented with additional individu mungkin dievaluasi. controls. The linked tables below have been provided as an example illustration of how the • Kecukupan rangkaian (suites) pengendalian: ini pemeriksaan untuk menentukan apakah ada satu set adequacy of individual controls might be Penilaian evaluated. lengkap pengendalian pada setiap lengan bow-tie. Idealnya, ada w pengendalian • Adequacy of control suites: This assessment is a check to dharus etermine hether there iyang s a mengintervensi pada semua tahap urutan kecelakaan dari awal sampai akhir pada kedua sisi bow-tie. complete set of controls on each arm of the bow-­‐tie. Ideally, there should be controls that intervene at all stages of the accident sequence from early to late on both sides of the bow-­‐ tie. MANAJEMEN Figures 40 aRISIKO nd 41 give examples, but it is recommended that before using these figures and table they should be reviewed and tailored to the event being analysed and to the particular organisational context. Guidelines can then be provided on how to assess adequacy. For example, a 93 Angka 40 dan 41 memberikan contoh, tapi sebelum menggunakan angka-angka dan tabel haruslah ditinjau dan disesuaikan dengan peristiwa yang dianalisis dan konteks organisasi tertentu. Kemudian pedoman dapat diberikan tentang cara untuk menilai kecukupan. Misalnya, sebuah situs dapat menyarankan bahwa setidaknya harus ada satu pengendalian ‘yang sangat memadai’ atau dua pengendalian ‘sangat baik’ untuk setiap tahap urutan kecelakaan. Gambar 40: Contoh matriks yang dapat digunakan untuk secara subyektif menentukan kecukupan Figure 40: Example of a matrix that can be used to subjectively determine control adequacy pengendalian Bekerja pada 75%-0% skenario/area Excellent (hebat) Very Good (amat bagus) Good (bagus) Poor (buruk) Very poor (amat buruk) Bekerja pada >95% skenario/area Excellent (hebat) Excellent (hebat) Very Good (amat bagus) Good (bagus) Poor (buruk) Very poor (amat buruk) Bekerja pada 90%-95% skenario/area Bekerja pada <50% skenario/area Bekerja pada 90%-95% skenario/area Very Good (amat bagus) Very Good (amat bagus) Good (bagus) Good (bagus) Poor (buruk) Very poor (amat buruk) Good (bagus) Good (bagus) Good (bagus) Poor (buruk) Poor (buruk) Very poor (amat buruk) Poor (buruk) Poor (buruk) Poor (buruk) Poor (buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Very poor (amat buruk) Bekerja pada >50% skenario/area Tak ada komponen tindakan manusia untuk dikendalikan Komponen pengendalian: cakupan, ketersediaan dan keandalan TINDAKAN MANUSIA Komponen pengendalian: cakupan, ketersediaan dan keandalan OBYEK/TEKNOLOGI Bekerja pada >95% skenario/ area Bekerja pada 75%-90% skenario/area Tak ada obyek/ teknologi untuk dikendalikan Bekerja pada 50%-75% skenario/area KUALITAS PENGENDALIAN Bekerja pada 50%-75% skenario/area DAMPAK PENGENDALIAN - Derajat dampak pengendalian pada risiko sisa (residual) Benturan ringan Very good adequacy Marginally (kecukupan amat adequate bagus) (kecukupan sedang) Poor adequacy (kecukupan kurang) Inadequate (tidak cukup) Very Good (amat bagus) Very good adequacy Very good adequacy Marginally (kecukupan amat (kecukupan amat adequate bagus) (kecukupan sedang) bagus) Poor adequacy (kecukupan kurang) Inadequate (tidak cukup) Very good adequacy Very good adequacy Marginally adequate (kecukupan amat (kecukupan amat (kecukupan sedang) bagus) bagus) Poor adequacy (kecukupan kurang) Inadequate (tidak cukup) Marginally Marginally adequate adequate (kecukupan sedang) (kecukupan sedang) Poor adequacy (kecukupan kurang) Inadequate (tidak cukup) Inadequate (tidak cukup) Inadequate (tidak cukup) Inadequate (tidak cukup) Inadequate (tidak cukup) Excellent (hebat) Adanya/tindakan pengendalian berpotensi meningkatkan risiko residual Good (bagus) Adanya/tindakan Adanya/tindakan Kehadiran/tindakan pengendalian pengendalian secara pengendalian sedikit mengurangi risiko signifikan mengurangi menurunkan risiko risiko residual. Tidak residual. Tidak adanya/ residual kegagalan adanya/kegagalan Kehadiran/tindakan pengendalian pengendalian secara pengendalian sedikit meningkatkan risiko signifikan meningkatkan risiko residual meningkatkan risiko residual residual Tidak ada/bukan Benturan yang benturan merugikan Adanya/tindakan atau tidak adanya/ kegagalan pengendalian tidak mengubah risiko residual Very poor (amat buruk) 94 Benturan Poor (buruk) EFEKTIFITAS PENGENDALIAN CONTROL QUALITY from matrix one Tentukan kualitas pengendalian dengan matriks di atas. Kemudian gunakan kualitas pengendalian dan penilaian Anda atas dampak pengendalian untuk menentukan efektifitas dengan matriks di sebelah kanan Benturan signifikan Highly adequate (kecukupan amat tinggi) Poor adequacy (kecukupan kurang) Poor adequacy (kecukupan kurang) PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN 106 Gambar 41: Contoh rangkaian pengendalian untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan di tambang terbuka PREVENTATIVE CONTROLS Bow-tie ini memberikan contoh dua set interaksi kendaraan yang tak diinginkan di tambang terbuka MANAJEMEN RISIKO 95 A2.6 Mode kegagalan identifikasi pengendalian penting Hal ini penting guna mengidentifikasi mode kegagalan untuk pengendalian penting, merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pengendalian atau dapat menyebabkan kinerja pengendalian lama kelamaan terkikis. Mode kegagalan dapat diatasi secara rinci dengan menggunakan bow-tie lanjutan atau dapat diatasi seperti dibahas dalam Bagian A2.7. Jika metode yang terakhir yang dipilih, lebih berkemungkinan sesuatu akan terlewatkan, sedangkan jika ditangani dengan bow-tie lanjutan ada kejelasan bagaimana pengendalian secara individu akan dikelola. Minimal, mengidentifikasi mode kegagalan pengendalian harus dipertimbangkan untuk: • pengendalian yang berdampak signifikan pada peredaman kemungkinan besar penyebab • pengendalian yang meredam sejumlah penyebab yang berbeda • pengendalian yang memitigasi konsekuensi katastrofik/parah • pengendalian yang memitigasi sejumlah konsekuensi yang berbeda. Contoh beberapa mode kegagalan pengendalian dan elemen pencegahan kegagalan tercantum dalam Tabel 8, sedangkan Gambar 42 memperlihatkan diagram bow-tie khas menggunakan contoh interaksi kendaraan yang tak diinginkan di sebuah tambang terbuka. Bow-tie lanjutan memperluas analisis bow-tie untuk mencakup: • identifikasi modus kegagalan pengendalian, yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pengendalian atau melemahkan efektivitas pengendalian • identifikasi elemen pencegahan kegagalan, yang merupakan elemen pengendalian tambahan atau elemen sistem pengendalian manajemen jaminan yang diperlukan untuk mengatasi mode kegagalan. Tabel 8: Contoh-contoh faktor-faktor pengendalian erosi dan elemen-elemen pencegahan erosi dengan tipe pengendalian TIPE PENGENDALIAN Benda-benda fisik CONTOH KEGAGALAN PENGENDALIAN MODE MENURUT TIPE PENGENDALIAN CONTOH KEGAGALAN ELEMEN-ELEMEN PENCEGAHAN Pemakaian/korosi Spesifikasi desain Kerusakan Program pemantauan kondisi Salah penempatan obyek sementara Pencegahan dan pemeliharaan macet/mogok (breakdown) Prosedur respons atas kerusakan Sistem teknologi Pemakaian/korosi Kerusakan Kegagalan komponen Kegagalan sistem Perubahan perangkat lunak/kode Spesifikasi desain Program pemantauan kondisi Pemeliharaan pencegahan Prosedur respons kerusakan Manajemen perubahan Tindakan manusia Lainnya 96 Normalisasi penyimpangan Desensitisasi (misalnya untuk alarm, tanda-tanda) Erosi kompetensi dan keterampilan Faktor ketersediaan (mis. beban kerja, gangguan) Program induksi dan pelatihan Situasi/kondisi lingkungan yang buruk (pencahayaan mis. kebisingan, rumah tangga) Kegagalan mengelola perubahan Standar lingkungan kerja dan program pemantauan Program mentoring (bimbingan) Penilaian berbasis kompetensi dan ulasan Pengelolaan perubahan kebijakan dan proses, mencakup audit PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 42: Contoh bow-tie untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan dengan beberapa mode kegagalan dan faktor pencegahan kegagalan teridentifikasi MANAJEMEN RISIKO 97 A2.7 Tentukan jaminan yang diperlukan Jaminan mengidentifikasi barang-barang yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian tetap tersedia, handal, dapat diulang dan responsif seriring waktu. Item-item jaminan harus dapat dispesifikasi, diamati dan diaudit. Gambar 43 memperlihatkan pohon keputusan untuk mengidentifikasi pengendalian dan item-item jaminan. Gambar 43: Pohon keputusan untuk item-item pengendalian dan jaminan Mulai Apakah, itu sendiri adalah suatu obyek fisik, sistem teknologi, dan/atau tindakan manusia? Tidak Bukan pengendalian Tidak Ya PENGENDALIAN Bukan item jaminan Apakah kegiatan membantu mencegah erosi kinerja? No Yes Ya Apakah kinerja yang diperlukan dapat dispesifikasi, diukur, dan diaudit? No Yes Ya Apakah, itu sendiri meredam atau memitigasi suatu urutan peristiwa yang tak diinginkan? Apakah kegiatan membantu mencegah kegagalan pengendalian? Tidak Apakah kegiatan dapat dispesifikasi, diukur, dan diaudit? No Yes ITEM JAMINAN Dalam bow-tie lanjutan, identifikasi item-item jaminan lebih rinci, dalam hal itu juga mencakup beberapa unsur pencegahan erosi, seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya. Gambar 44 memperlihatkan bow-tie dengan item-item sistem pengendalian manajemen jaminan untuk interaksi kendaraan yang tak diinginkan. Persyaratan jaminan kemudian dapat diringkas sebagai program pengendalian yang menyoroti elemen penting untuk pemantauan. 98 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Gambar 44: Pohon keputusan untuk pengendalian dan item-item jaminan MANAJEMEN RISIKO 99 LAMPIRAN 3: KOMUNIKASI RISIKO Seperti yang dibahas dalam Bagian 5.4, komunikasi risiko yang efektif mencakup pemangku kepentingan internal dan eksternal sangat penting dalam mencapai hasil terbaik dalam penilaian risiko dan penerimaan oleh orang lain. A3.1 Teori komunikasi risiko Terkadang orang mengkhawatirkan hal-hal lebih dari yang mereka butuhkan, dan terkadang mereka tidak cukup khawatir. Sejarah lebih jelas daripada masa depan dalam menekankan kepentingan ini. Misalnya, orang seharusnya jauh lebih khawatir tentang merokok pada tahun 60-an dan 70-an saat data penyebab kanker paru-paru yang signifikan mulai tersedia, tetapi orang-orang khawatir tentang hal yang sebenarnya tidak perlu bahwa virus komputer akan mengalahkan kita semua pada tanggal 1 Januari 2000, yang kenyataannya datang dan pergi tanpa suatu peristiwa yang mengganggu. Beberapa orang menggambarkan risiko sebagai nyata (real) atau dirasa (perceived), dengan ‘real’ mencerminkan pandangan ilmiah dan ‘perceived’ mencerminkan pandangan emosional. Masalah dengan mengabaikan ‘perceived’ sebagai risiko signifikan secara nyata adalah bahwa terkadang terbukti benar. Dengan kata lain, terkadang ‘firasat’ orang-orang yang benar dan para ilmuwan telah ketinggalan cerita. Di sektor sumber daya, terdapat banyak contoh kegugupan orang yang dipecat oleh ‘pengetahuan’ teknis, mencakup peleburan platform lepas pantai Occidental Piper Alpha ke dalam Laut Utara pada tahun 1988, runtuhnya sebuah tambang emas di awal blok caving di Australia di 1999 dan tumpahan sianida Baia Mare di Rumania dari fasilitas produksi emas Aurul yang menyebabkan bencana lingkungan pada tiga negara pada tahun 2000. Karena itu komunikasi risiko yang baik hanya dapat dicapai jika kedua belah pihak mengakui beberapa validitas dalam sistem evaluasi risiko lain. Jika ini terdengar seperti sebuah pernyataan tidak mungkin untuk diasumsikan, pikirkan lagi. Ada ahli bedah mata yang memakai kacamata karena mereka tidak ingin menjalani operasi laser namun mereka memberitahu klien mereka, dengan meyakinkan, bahwa prosedur laser mata memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Ada insinyur transmisi listrik yang dapat membantah secara ilmiah bahwa radiasi elektromagnetik tidak berbahaya tetapi tidak akan mengizinkan keluarganya untuk hidup di bawah saluran listrik. Kebanyakan orang memiliki ‘unexplainable fears’ (‘ketakutan yang tak dapat dijelaskan’)—label lain dari ‘perceived risk’ (risiko yang dirasakan). Sebagai hasil dari kompleksitas metode evaluasi risiko, tidak dapat diasumsikan bahwa mengutip ilmu akan memecahkan masalah. Hanya dengan memasuki komunikasi dua arah yang tulus dapat yang dicapai. A3.2 Apakah komunikasi risiko itu? Vincent Covello, Peter Sandman dan Paul Slovic mempelopori banyak teori komunikasi risiko saat ini di pertengahan tahun 80-an, dan kerja gabungan mereka tetap tak tertandingi sampai saat ini sebagai dasar untuk komunikasi risiko yang baik. Mereka terkadang bekerja sama dan sering sendirian untuk mengungkapkan kunci penting untuk komunikasi risiko yang baik, dan bagian berikut ini mengambil banyak dari pengalaman kerja mereka. Banyak organisasi pertambangan menganggap interaksi masyarakat sebagai salah satu dari nilai-nilai organisasi formal mereka, tetapi tetap ada bahaya bahwa organisasi masuk ke komunikasi risiko dengan berkeyakinan bahwa telah melakukan perbuatan baik dengan bersabar terhadap para pemangku kepentingan yang kurang terinformasi. Namun, ini bukan cara orang di luar industri melihat situasinya. 100 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Bahkan, industri umumnya dalam, katakanlah, operasi pabrik produksi, tidak secara sukarela mengakui interaksi masyarakat sebagai faktor utama; melainkan karena terpaksa setelah petaka besar di seluruh dunia. Awalnya, merupakan industri kimia yang begitu tidak dipercaya oleh masyarakat sehingga mereka menemukan bahwa sulit untuk mendapatkan izin untuk mengoperasikan fasilitas produksi di mana saja di dunia Barat dan regulasi berat baru dari industri ini amat mempersulit bisnis. Chemical Manufacturers’ Trade Association (CMTA) (Asosiasi Dagang Pabrik-Pabrik Kimia) memulai Responsible Care Program (Program Kepedulian Bertanggung Jawab), yang melibatkan semboyan ‘Track us, don’t trust us’ (‘Lacak kami, jangan mempercayai kami’). Segera setelah itu, sektor minyak dan gas dan industri pertambangan terpaksa mengikutinya. Sebagian besar medan laga ini mencakup sekitar kesehatan, keselamatan dan risiko lingkungan dari operasi-operasi mereka. Ini harus dipahami dengan jelas bahwa membahas risiko operasi penambangan bersikap terbuka terhadap masyarakat bukan merupakan tindakan kemurahan hati; itu merupakan masalah minta izin untuk mengekstrak mineral berharga melalui teknik yang sangat agresif di tanah yang sebelumnya tak tersentuh. Hal ini tidak menjadi ramah atau baik hati; itu memuluskan jalan untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham, yang merupakan harapan yang tepat dan bahkan diatur oleh dewan korporasi. Dr Peter Sandman seorang konsultan komunikasi risiko yang mungkin paling sering digunakan oleh industri mineral. Dia membuat poin ini jelas saat ia mengatakan kepada perusahaan bahwa OK untuk memaksa pemangku kepentingan, bahkan jika sisi negatifnya lebih besar daripada terbalik untuk pemangku kepentingan itu, asalkan Anda yakin proyek Anda tidak akan secara fisik atau psikologis merugikan mereka dan mereka tidak dapat memperpanjang atau menghentikan Anda atau proyek Anda (Sandman 2008). Namun, ia juga menunjukkan bahwa situasi ini merupakan peristiwa langka pada abad media sosial dan mesin pelacak internet (internet search engines). Paul Slovic (1999) mendukung gagasan bahwa kekuatan rakyat di daerah persepsi risiko hampir terlewatkan, tidak dicentang dan bertanya-tanya pada akhir abad ke-20 ini apakah ini baik untuk masyarakat secara keseluruhan, memperlihatkan bahwa ‘ilmu muda tentang penilaian risiko terlalu rapuh, terlalu tidak langsung, untuk menang dalam suasana bermusuhan.’ Dalam satu setengah dekade sejak Slovic menulis, bahwa penilaian dan manajemen risiko telah menikmati pertumbuhan yang cukup besar setelah diakui, banyak yang dikarenakan standar risiko perintis Manajemen risiko AS/NZS4360: 2004 dan yang timbul kemudian Manajemen risiko—prinsip-prinsip dan pedoman ISO 31000: 2009. Namun, sementara standar ini telah membawa industri bersama-sama dengan tema yang sama, hal ini tidak berarti bagi pemangku kepentingan yang tak gentar yang tidak berpendapat sama tentang risiko. Karena itu komunikasi risiko yang baik amat sangat penting untuk kelangsungan hidup dan bukan hanya untuk masalah menenangkan. Komunikasi risiko yang efektif merupakan bagian penting dari membangun kepercayaan masyarakat, meningkatkan pemahaman dalam masyarakat tentang pertambangan dan pengolahan mineral dan risiko yang terkait, serta membantu industri untuk lebih memahami pandangan para pemangku kepentingan yang mungkin terpengaruh oleh kegiatan tersebut. Proses komunikasi risiko harus dua arah agar menjadi bermakna; yaitu, harus melibatkan mendengarkan sebanyak berbicara, dengan bukti berbasis respons yang jelas pada interaksi ini. Sementara hal ini mungkin terkesan jelas, merupakan hal umum bahkan sampai saat ini bagi suatu organisasi untuk ‘menghadiri’ suatu pertemuan kelompok masyarakat, tak sabar menunggu kapan pertanyaan lewat dan untuk kemudian melanjutkan bisnis kembali seperti biasa, setelah memastikan bahwa masyarakat tahu semua faktanya dan bahwa kasusnya telah diterima. Kepemimpinan industri melibatkan pengakuan hak mereka yang cenderung dipengaruhi oleh kegiatan tambang untuk terlibat dalam desain, bangunan, operasi dan penutupan fasilitas tambang atau pengolahan dan kemudian mengembalikan daerah yang terkena dengan kondisi yang patut. MANAJEMEN RISIKO 101 A3.3 Prinsip-prinsip komunikasi risiko Pada tahun 1988, Vincent Covello, bersama-sama dengan Frederick Allen, menulis Seven cardinal rules of risk communication (Tujuh aturan pokok komunikasi risiko) untuk Badan Perlindungan Lingkungan di AS. Ketujuh aturan secara singkat dijelaskan di bawah ini. Paragraf berikut masing-masing tidak dari karya Covello dan Allen tetapi disediakan untuk membantu memperjelas maksud dari tujuh aturan tersebut. 1. Menerima dan melibatkan masyarakat sebagai mitra. Seorang mitra setara, bukan orang yang perlu dididik atau diperbaiki. Tujuannya untuk memastikan bahwa mitra Anda memahami hal-hal yang Anda yakini relevan dengan situasi mereka sehingga diskusi yang efektif dapat terjadi. Mereka tidak harus mendukung keyakinan Anda bahwa komunikasi yang berarti telah terjadi. 2. Rencanakan dengan matang dan evaluasi upaya Anda. Tidak semua situasi sama. Tujuan, khalayak dan situasi berubah, sehingga rumus tetap untuk komunikasi risiko jarang dipraktikkan. Analisis setiap kegiatan komunikasi secara individual. 3. Dengarkan kepedulian/kekhawatiran sepsifik mereka. Poin 1 berbicara tentang kebutuhan untuk menyediakan informasi yang mungkin tidak dimiliki oleh pemangku kepentingan, namun mungkin ada informasi yang Anda lewatkan juga. Orang sering menilai dari perilaku daripada dari data yang disajikan, jadi pastikan untuk memperhitungkan kebutuhan mereka. 4. Jujurlah, terus terang, dan terbuka. Kepercayaan dibangun seiring waktu, tetapi dapat hilang dalam sekejap. Jangan pernah berbohong, sedapat mungkin tahan secara etis dan sesuai kontrak dan bila memungkinkan biarkan komitmen Anda ‘dilacak’. Ingatlah bahwa pada abad ke-21 hampir tidak mungkin untuk menyimpan rahasia untuk waktu yang lama. 5. Bekerja dengan sumber yang kredibel lainnya. Peter Sandman menggunakan istilah ‘duel PhD’ untuk menggambarkan situasi di mana para ahli tidak bersepakat pada isu risiko, memperlihatkan bahwa khalayak mungkin mengabaikan semua ahli daripada memilih pemenang. Bekerja dengan orang lain, bahkan jika rentang nilai risiko merupakan hasil yang telah disepakati, lebih baik daripada pihak-pihak saling mendiskreditkan satu sama lain. 6. Memenuhi kebutuhan media. Baik media tradisional maupun sosial tertarik terutama dalam sirkulasi dan khalayak atau pada tampilan halaman, posting dan retweet, masing-masing. Dalam konteks ini, relevansi pada konsumen, drama dan kesederhanaan memiliki fokus yang lebih besar dari akurasi dan hasil yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat. 7. Berbicara dengan jelas dan dengan santun. Jika orang takut, akuilah; jika orang atau lingkungan telah dirugikan, berempatilah dengan mereka yang menderita. Biarkan diri Anda mengartikulasikan perasaan Anda sendiri jika berkaitan, tapi hati-hati untuk memastikan agar ada keseimbangan moral antara ketakutan mereka dan Anda (misalnya, jangan sekali-kali mempertentangkan kepedulian moral dengan kepedulian finansial). 102 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN A3.4 Menilai perlawanan pemangku kepentingan Meskipun ada keuntungan yang besar dalam memiliki proses tunggal untuk risiko, ada juga kebutuhan untuk menghindari kemarahan besar pemangku kepentingan. Alasan untuk ini ialah bahwa ISO dan proses risiko lain didirikan pada perkembangan logis. Pertimbangkan beberapa dari masalah untuk memaksakan potensi ketakutan dan masalah kemarahan besar ke dalam proses ISO sebagai ‘hazardous event’ (peristiwa berbahaya). Langkah identifikasi risiko mengundang definisi sumber peristiwa berbahaya yang akan dinilai. Dalam kesehatan, keselamatan dan persyaratan lingkungan, ini biasanya didasarkan pada sumber energi: energi kimia (misalnya, cairan beracun); energi listrik (kejutan); (energi panas (api)); energi kinetik (tabrakan); energi potensial (jatuh dari ketinggian), energi tekanan (ledakan); dan seterusnya. Dalam hal energi yang merusak, menyebabkan kerusakan fisik kepada para pemangku kepentingan atau lingkungan yang tercakup dalam pekerjaan risiko HSE, jadi mungkin maksud dalam mengelola permasalahan pemangku kepentingan adalah untuk mengelola risiko pada organisasi. Analisis risiko mengundang pengidentifikasian penyebab dan pengendalian serta pengidentifikasian tingkat risiko. Namun, penyebab keprihatinan pemangku kepentingan setidaknya sebanyak di bidang psikologi di bidang ekstraksi mineral, kesehatan dan keselamatan atau ilmu lingkungan. Layak untuk bertanya, ‘Kapankah insiden pemangku kepentingan terjadi? Apakah saat pemangku kepentingan marah, saat pemangku kepentingan yang memiliki kekuasaan untuk membahayakan organisasi marah, atau saat ada kebutuhan untuk bisnis untuk memberikan respons? ‘ Jika menempatkan komunikasi risiko langsung ke dalam proses risiko sebagai peristiwa risiko tidak bekerja, diletakkan di mana dalam proses manajemen risiko? Kemarahan besar pemangku kepentingan merupakan penyebab proyek tertunda, pemberitahuan penutupan dari regulator, dan hukum yang tidak masuk akal dari pemerintah, dan lain-lain. Komunikasi risiko yang baik merupakan pengendalian penting terhadap peristiwa tersebut, dan juga terhadap tekanan bagi para pemangku kepentingan yang benar-benar marah. Oleh karena itu dapat dikatakan sangat efektif bahwa komunikasi risiko merupakan pengendalian kunci dalam menghindari kekhawatiran pemangku kepentingan dan perbedaan pendapat (kemarahan) yang dapat membawa kerugian operasional yang cukup besar untuk organisasi Anda. Meskipun ada beberapa yang akan membantah bahwa dampak utama amat penting (substantial) perbedaan pendapat pemangku kepentingan adalah kerusakan reputasi dan kerugian non-operasional, dampak utama terhadap perusahaan yang bereputasi buruk adalah finansial, walaupun melalui kerugian investasi dan bukan kerugian produksi. Argumen ini tidak mencegah organisasi bekerja keras untuk membangun reputasi yang baik ke poin di mana organisasi dapat dibedakan dari rekan-rekan sejawatnya oleh publik atau pemangku kepentingan lainnya—memang, ini merupakan kesempatan yang dapat direalisasikan dengan bantuan proses manajemen risiko. Namun demikian, harus diakui bahwa penghindaran kerugian keuangan melalui komunikasi risiko yang buruk merupakan pendorong yang lebih umum dialami untuk tindakan manajemen risiko di industri mineral daripada kesempatan untuk iktikad baik pembangunan. Secara khusus, realisasi dan penerimaan tersebut cenderung menghasilkan komunikasi risiko yang lebih baik oleh organisasi (lihat ‘Trustworthy sources versus untrustworthy sources’ (‘Sumber yang dapat dipercaya versus sumber yang tidak dapat dipercaya’) di bawah). Untuk melakukan komunikasi risiko dengan baik, kita masih perlu mengatasi kenyataan bahwa kita bukan psikolog, dan cara praktik kerja unggulan melakukan hal itu berarti untuk menerapkan pembelajaran penelitian dan saran dari orang-orang seperti Covello, Sandman, Slovic dan ahli lainnya dalam proses yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh operator pertambangan. Berpuluh-puluh tahun penelitian oleh para ahli merupakan pembelajaran yang masih harus disuling menjadi model komunikasi risiko tunggal (US Department of Homeland Security 2012: 2). Pendekatan yang baik telah dibangun selama bertahun-tahun oleh perusahaan yang telah belajar dari kesalahan mereka sendiri dan teman-teman sejawat mereka, tetapi umumnya tidak disediakan secara luas, meskipun sebagian besar perusahaan mineral utama berbagi di area pengalaman tanggung jawab sosial. Namun, untuk tujuan buku ini, proses kepemilikan pada Gambar 45 digunakan sebagai salah satu contoh sistematis melakukan fungsi pengendalian kritis ini dengan baik. MANAJEMEN RISIKO 103 Gambar 45: Pendekatan sistematik pada komunikasi risiko Sumber: GHD Pty Ltd (2015). A3.5 Definisi masalah/isu Beberapa masalah komunikasi risiko mudah untuk diidentifikasi karena masalah-masalah tersebut telah mengakibatkan kerugian pada industri mineral di masa lalu. Permasalahan mungkin mencakup kesulitan mendapatkan persetujuan lingkungan atau warisan untuk melanjutkan, atau kegagalan untuk meyakinkan tetangga bahwa fasilitas Anda aman bagi mereka yang tinggal di sekitarnya. Namun, fokus sepenuhnya pada apa yang telah terjadi di masa lalu dapat menyebabkan Anda tertinggal dalam menanggapi peristiwa yang muncul. Peter Sandman mengelompokkan berbagai penyebab potensi ketakutan dan kemarahan besar menjadi 12 faktor utama (Sandman 2003: 13), memperhatikan bahwa komunikasi risiko peneliti cenderung setuju bahwa jumlahnya lebih dari 20 generator ketakutan. Untuk tujuan buku ini, 12 faktor Sandman telah dibagi menjadi dua kategori: factor-faktor tentang bahaya yang dirasakan, dan faktor-faktor tentang lingkungan di mana komunikasi berlangsung. Kategori pertama dapat dengan mudah digunakan sebagai daftar yang cepat untuk mengidentifikasi masalah yang terlihat oleh pemangku kepentingan sebagai risiko lebih tinggi dari yang terlihat oleh organisasi. Ini merupakan karakteristik bahaya yang membingungkan. Kategori kedua tidak dapat membuat kekuatan reaksi yang jauh lebih besar. Jika faktor-faktor bahaya tidak ada, kemungkinan lingkungan komunikasi akan kurang berpengaruh daripada jika ada faktor bahaya. Namun demikian, kelompok kedua dapat mengakibatkan kemarahan besar bahkan jika tidak mengakibatkan rasa takut. Dalam kasus ketakutan, komunikasi risiko yang baik merupakan pengendalian utama, tetapi dalam kasus kemarahan besar tanpa rasa takut, tujuh prinsip Vincent Covello untuk komunikasi yang baik masih memiliki efek positif. Faktor Sandman berasal dari model risiko psikometrik Paul Slovic dan dijelaskan di bawah (Sandman 2004). Faktor-faktor yang tercantum dalam Tabel 9 dan dijelaskan di bawah. Table 9: Pohon keputusan untuk item-item pengendalian dan jaminan TENTANG BAHAYA (HAZARD) TETANG LINGKUNGAN KOMUNIKASI Kenal versus asing Sukarela versus terpaksa Tidak mengesankan versus mengesankan Dikendalikan secara individual versus dikendalikan oleh orang lain Tidak takut versus ketakutan Sumber yang dapat dipercaya versus sumber yang tidak dapat dipercaya Kronis versus katastrofik Proses responsif versus proses yang tidak responsif Alami versus industrial Tidak relevan secara moral versus relevan secara moral Dapat diketahui versus tak dapat diketahui Adil versus tidak adil 104 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Kenal versus asing Di beberapa bagian dunia, orang naik gajah tapi akan takut untuk naik mobil; orang lain hidup dan berjalan-jalan sekitar di gunung-gunung tinggi tetapi akan gentar gedung-gedung tinggi di kota. Kita kurang khawatir terhadap apa yang kita ketahui dengan baik. Di bidang pertambangan, saat saat karyawan terlalu nyaman dengan bahan peledak atau tanah tanpa jaminan, ini dapat menjadi masalah dan merupakan zona komunikasi risiko yang valid. Namun, sebagian besar masalah pemangku kepentingan eksternal dalam industri mineral melibatkan orang yang terlalu khawatir tentang hal-hal yang menurut industri seharusnya tidak perlu. Mengurangi jargon dan memilih istilah yang kita semua dapat pahami dapat menjadi bantuan besar dalam menjaga agar orang tetap tenang. Tidak mengesankan versus mengesankan Déjà vu adalah sebutan yang kita berikan kepada perasaan yang kita alami saat ini sebelumnya. Penelitian tidak jelas dalam hal penyebabnya, tapi apa yang pasti ialah bahwa orang tidak membutuhkan data sulit untuk membuat kaitan persuasif dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya (Lewis 2012). Tentu saja, jika Anda pernah mengalami rumah Anda di dekat lokasi tambang lenyap masuk di telan tanah karena ambles, Anda akan jauh lebih peduli daripada kebanyakan orang lain yang mendengar bahwa pengembangan tambang menghampiri kota Anda. Namun, kaitan kemudahan untuk diingat tidak harus sedemikian kuat untuk menyebabkan efek yang sama. Mungkin Anda melihat liputan media tentang peristiwa serupa, atau membacanya dalam novel atau melihatnya di film petaka. Mungkin ada saudara yang meninggal di tambang saat Anda masih muda dan Anda ingat ibu Anda menangis tak terhiburkan. Kesan tersebut bahkan tidak harus tentang pertambangan, dan mungkin salah satu dari enam indra Anda yang menentukannya. Saat mempertimbangkan kenangan sebagai alat yang mengingatkan, ingatlah bahwa itu harus terjadi pada sejumlah besar orang untuk membentuk suatu potensi kemarahan besar—dan karena itu menjadi masalah yang berpotensi mahal bagi organisasi Anda untuk diperbaiki. Jika hanya satu orang atau keluarga, Anda mungkin ingin mencoba untuk mengatasi masalah ini dalam beberapa cara dari perspektif nilai-nilai perusahaan, tetapi tidak demikian halnya dengan masalah komunikasi risiko industri untuk bisnis kecuali jika orang atau keluarga memiliki kekuatan untuk menyebarkan keprihatinan mereka. Tidak takut versus ketakutan Jika Anda diberitahu oleh dokter bahwa Anda mengidap penyakit serius dengan kesempatan 50% untuk bertahan hidup, mungkin lutut Anda akan terasa lemah. Saat Anda menenangkan diri dan dengan gemetar bertanya, ‘Apakah itu kanker, Dok?’, Anda lega saat dia mengatakan Anda mengidap emfisema ringan. Hal ini karena beberapa hal, seperti kanker (tapi bukan penyakit jantung), hiu dan ular (tapi bukan nyamuk), dan radiasi nuklir (tapi bukan api), entah bagaimana dapat membuat kita benar-benar takut dan akibatnya kita meningkatkan risiko yang didukung data. Misalnya, semua berpotensi membunuh dalam tanda kurung di atas menyebabkan lebih banyak kematian daripada contoh menakutkan yang terkait. Daftar hal-hal yang yang ditakuti orang dapat dimunculkan atau memudar dari waktu ke waktu, dan suatu budaya mungkin takut terhadap sesuatu sedangkan yang lain tidak. Juga, beberapa rasa takut mempengaruhi beberapa individu lebih dari yang lain dan biasanya diberi label ‘fobia’. Beberapa dari antaranya mempengaruhi sejumlah besar (relatif) orang, seperti arachnophobia (takut laba-laba) dan claustrophobia (ruang terbatas). Lainnya kurang umum tetapi langsung berkaitan dengan pertambangan, seperti acousticophobia (kebisingan) dan amathophobia (debu). Saat mempertimbangkan pengaruh Anda pada pemangku kepentingan, Anda perlu mempertimbangkan di mana Anda berada dan apakah satu individu atau hanya kelompok yang cukup besar dapat mengganggu bisnis Anda jika mereka menganggap kegiatan Anda sebagai jauh lebih berbahaya daripada yang Anda lakukan. MANAJEMEN RISIKO 105 Kronis versus katastrofik Ada 14.461 kematian di jalan per tahun di Australia pada dekade ke 2013 (DIRD 2013), namun hilangnya 202 warga Australia dalam pemboman Bali tahun 2002 menghasilkan berita utama di koran dan TV daripada semua kematian di jalan dalam lebih dari satu dekade itu. Pemerintah Australia menerima bahwa merokok menyebabkan lebih dari 50 kematian yang berkaitan dengan merokok setiap hari (Australian Government Quitline online), namun merokok masih legal karena 50 orang tersebut tidak terguling di satu lokasi. Seandainya mereka terguling di satu lokasi, mungkin merokok akan dibuat ilegal dalam beberapa bulan. Entah bagaimana, kerusakan pada struktur masyarakat jauh lebih besar saat banyak orang meninggal dalam satu peristiwa. Penambang sedikit banyak tahu tentang hal ini, dan satu kesalahan umum yang mereka lakukan adalah menyembunyikan diri dari hasil yang paling kredibel dari suatu peristiwa jika mereka merasa bahwa risiko sangat rendah dan bahwa hal itu akan mengkhawatirkan pemangku kepentingan eksternal untuk melihatnya diakui dalam perhitungan risiko. Sering diperdebatkan bahwa hal ini dilakukan untuk menghindari membuat orang khawatir, tapi sebenarnya biasanya bahwa hal itu dilakukan untuk menghindari respons yang ditakuti, ‘Oh, jadi Anda mengakui petaka dapat terjadi!’ Bahkan, sangat jarang bagi pemangku kepentingan yang bersangkutan untuk memiliki estimasi yang lebih rendah dari Anda tentang seberapa besar kemungkinan peristiwanya, dan tanpa transparansi dari Anda mereka bahkan mungkin berpendapat peristiwa ini lebih buruk daripada yang sebenarnya. Namun, jika perhitungan risiko Anda memperlihatkan bahwa Anda mengakui bahwa mungkin ada skenario petaka, tetapi frekuensinya sangat, sangat rendah, Anda setidaknya membuka kemungkinan untuk meyakinkan mereka bahwa Anda tulus (genuine) (lihat ‘Sumber yang dapat dipercaya versus sumber yang tidak dapat dipercaya’). Alami versus industrial Kaum religius siap untuk percaya bahwa kesulitan yang mengerikan yang terjadi di Bumi, meliputi kelaparan dan petaka alam, merupakan bagian dari gambar yang lebih besar bahwa tidak dapat berharap untuk memahaminya. Konsekuensinya, mereka menerima hal-hal tersebut seperti kehendak Tuhan. Atheis tidak percaya bahwa ada makhluk maha kuasa yang memegang kendali, namun mereka umumnya menerima bahwa kita tidak memiliki kuasa atas planet kecil kita, apalagi alam semesta yang luas di mana kita berada. Dengan kata lain, sebagian besar orang percaya bahwa beberapa hal ‘memang begitu’. Namun demikian, orang-orang sakit siap untuk menerimanya sebagai ‘bagian dari hidup’ tidak mencakup apa-apa yang membahayakan (causes harm) dalam pencarian keuntungan pemegang saham atau pribadi. Kebanyakan orang memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang membimbing mereka sepanjang hidup mereka, dan salah satu yang paling umum dari nilai-nilai tersebut adalah bahwa kesejahteraan rakyat dan lingkungan kita sangat berharga dan tidak dapat menjadi subyek yang ditukar dengan keuangan. Alam versus industrial merupakan faktor yang kompleks karena melibatkan rasa apa yang ‘benar’, dan itu merupakan konsep yang sangat subyektif. Secara umum, perkembangan ilmiah revolusioner kemungkinan akan dianggap buruk pada faktor ini. Kini revolusi di bidang bioteknologi, rekayasa genetika dan bahkan ‘fracking’, tapi penerbangan pernah dianggap dengan cara yang sama: ‘Jika Tuhan ingin kita terbang, Ia akan memberi kita sayap!’ Namun, kesenjangan antara toleransi bahaya dari kekuatan alam yang kuat dan bahaya yang diciptakan atas nama tujuan organisasi tidak sesederhana saklar on-off. Beberapa upaya manusia dianggap sedikit lebih mendekati kemurnian daripada yang lain. Misalnya, rumah sakit ada untuk menyelamatkan nyawa dan penuh dengan ahli bedah dan perawat yang bekerja keras yang mencoba untuk menyelamatkan nyawa. Namun, sebuah artikel penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 di Amerika Serikat (James 2013) menemukan bahwa lebih dari 400.000 orang per tahun meninggal karena kesalahan medis di rumah sakit di Amerika selama periode dari tahun 2008 sampai 2011. Dalam periode yang hampir sama (2009-12), terdapat kurang dari 100 kematian per tahun di semua tambang di Amerika Serikat (US Department of Labor 2015). Sekarang tanyakanlah pada diri sendiri: mengapa industri yang menyebabkan 4.000 kali lebih banyak orang mati akibat kesalahan dari pertambangan ditoleransi tanpa pemberontakan di jalan-jalan? Jawaban yang sederhana adalah bahwa tujuan utama sebuah rumah sakit untuk mengurangi bahaya (harm), dan ini cocok dengan konsep 106 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN kita tentang apa yang alami dan yang diprinsipkan jauh lebih dari penambangan karena tujuan utama penambangan adalah untuk meningkatkan pendapatan. Dapat diketahui versus tidak dapat diketahui Saat ahli yang berkualifikasi tinggi dan biasanya sangat dihormati kurang setuju pada jawaban untuk masalah keamanan, hasilnya merupakan kebingungan yang seringkali lebih besar dari yang ada sebelumnya. Bayangkan bahwa salah satu dari dua profesor terkemuka di perubahan iklim mengatakan bahwa pemanasan global akan menyebabkan suhu meningkat di Australia 2°C pada tahun 2050 dan yang lain mendebat keras bahwa itu akan naik 10°C. Sandman mencatat poin mencolok berikut: • Orang akan menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak memiliki jawaban sama sekali, dan bahwa kebenaran juga mungkin bahkan lebih tinggi dari 10°C atau lebih rendah dari 2°C. • Memiliki dua profesor bersama-sama merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa kenaikan akan berada di antara 2°C dan 10°C, semua orang akan menerima bahwa ilmu masuk akal. Sebuah bentuk yang tak dapat diketahui terjadi saat bahaya yang dikhawatirkan tidak segera terbukti bagi mereka yang terkena dampak. Sebagai contoh, perhatikan seseorang yang telah diberitahu bahwa atap mereka yang baru saja dipotong mengandung asbestos di dalamnya. Mereka tidak tahu apakah mereka telah menghirup salah satu serat yang mematikan, dan bahkan jika ada serat asbes dalam diri mereka, mereka tidak tahu apakah mereka akan lolos tanpa cedera atau akan mengindap asbestosis, kanker paru-paru atau mesothelioma. Berada di sekitar radiasi nuklir atau emisi timah mirip seperti di atas, tetapi jika Anda berada di sekitar batu layang atau pelepasan sianida Anda akan tidak ragu apakah Anda beruntung atau tidak. Setiap peristiwa yang dapat terwujud di situs Anda yang dapat dimasukkan ke dalam kategori ini harus menghasilkan kehati-hatian dalam berpikir melalui program komunikasi pemangku kepentingan. Sukarela versus terpaksa Beberapa bisnis yang sukses di seluruh dunia mengenakan biaya uang untuk menakut-nakuti orang. Dimana orang pernah menganggap naik bigger dipper (peluncur) mengerikan dan ski sebagai petualangan, sekarang ribuan orang dengan sukarela melompat dari platform seratus meter atau lebih di atas tanah dengan hanya tali elastis pencegah benturan dengan tanah atau air jauh di bawah. Istilah yang memberi bayangan kegiatan ekstrim ‘menyenangkan’ antara lain ‘arung’, ‘G force, ‘terjun bebas’, ‘kandang hiu’, ‘paintball’ (perang-perangan dengan menggunakan peluru cat) dan seterusnya. Tapi bayangkan saja dipaksa untuk melakukan salah satu dari kegiatan ini yang bertentangan dengan keinginan Anda. Ada perbedaan besar antara memilih untuk melakukan sesuatu yang berbahaya dan tidak diberi pilihan. Sekali lagi, bagaimana pun, ada derajat sukarela. Misalnya, karyawan di industri pertambangan dan mineral, terutama di pengaturan fly-in fly-out, secara sukarela untuk melakukan pekerjaan yang memiliki bahaya yang inheren, tapi bahkan mereka tidak secara sukarela bekerja untuk sebuah organisasi yang tidak memiliki pelindung ketinggian untuk mereka pada agenda perusahaan. Namun, orang-orang di daerah yang tidak memperoleh manfaat langsung dari fasilitas tambang atau pengolahan dan akan sangat senang jika perusahaan pindah jauh lebih dekat ke akhir skala paksaan. Memang benar bahwa mereka dapat pindah menjauh, tapi itu mungkin bukan keputusan bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan seperti yang didapatkan oleh perusahaan dan karyawan. Saat menghadapi situasi seperti ini, setiap situs harus mencoba untuk memberikan pilihan pada tingkat apa saja untuk bergerak lebih jauh di sepanjang ujung skala sukarela. Sebagai contoh, ada banyak kesempatan saat sebuah perusahaan telah membahas panjang lebar tentang bagaimana cara terbaik untuk meminimalkan dampak kegiatan dalam masyarakat setempat. Namun, gerakan yang signifikan sepanjang skala sukarela dapat diperoleh dengan memberi masyarakat pilihan yang tersedia dan membiarkan mereka memutuskannya. MANAJEMEN RISIKO 107 Dikendalikan secara individual versus dikendalikan oleh orang lain Kebanyakan kita pernah menjadi penumpang mobil saat kita menyadari kita mencoba untuk menekan pedal rem yang tak ada di bagian kita duduk. Ini mungkin karena kita akan mengerem lebih awal dari sopir, tetapi lebih mungkin lagi kita hanya percaya pengemudi harus mengerem sebelumnya karena mereka tidak mengemudi semahir kita mengemudi. Studi selama puluhan tahun telah memperlihatkan sebanyak 81% dari pengemudi percaya bahwa mereka berada di atas rata-rata dalam keterampilan mengemudi, suatu hal yang tidak mungkin (Svenson 1981). Asumsikan Anda seorang tukang yang kompeten dan bekerja bersama seorang tukang kayu kelas satu. Jika salah satu dari Anda harus memegang paku sementara yang lain memukul dengan palu, ada kemungkinan bahwa Anda akan memilih menggunakan palu. Itu hanyalah sifat manusia untuk tidak menempatkan keselamatan Anda sepenuhnya di tangan orang lain. Ini bahkan lebih lagi pada kasus saat ‘orang lain’ merupakan organisasi yang besar yang terbeban dengan memaksimalkan keuntungan bagi investor. Sekali lagi, tujuannya untuk memberikan sebanyak mungkin pengendalian bagi para pemangku kepentingan eksternal semampu Anda. Salah satu pendekatan yang mungkin mendorong perwakilan dari masyarakat untuk mendirikan komite penasihat untuk pengelolaan tambang, dengan lingkup yang disetujui terlebih dahulu, dan pendanaan kecil untuk memastikan bahwa hal itu dapat melaksanakan peran secara efektif. Sumber yang dapat dipercaya dan sumber yang tak dapat dipercaya Penelitian pada tahun 2014 meneliti lebih dari 600 pria dan wanita Australia tentang bagaimana 30 profesi dinilai untuk ‘etika dan kejujuran’ (Morgan 2014). Perawat pada tingkat teratas (tidak mengherankan), tapi lima profesi dasar di bawah (yang terburuk terakhir) politisi, pemimpin serikat buruh, agen real estat, orang-orang periklanan dan penjual mobil. Tidak perlu jenius untuk memahami bahwa orang yang mengaku lebih banyak dari yang mereka dapat berikan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat, dan tidak perlu dijelaskan bahwa komunikasi lebih bermanfaat saat masing-masing pihak mempercayai yang lain. Umumnya orang mulai dengan kepercayaan yang penuh dan baru setelah melakukan sesuatu yang buruk lalu kehilangan kepercayaan. Namun lain halnya dengan industri. Beberapa industri global telah kehilangan kepercayaan dari masyarakat berpuluh tahun lalu: industri kimia dengan petaka Flixborough, Seveso dan Bhopal; industri nuklir dengan Windscale, Three Mile Island dan Chernobyl; minyak dan gas dengan Amoco Cadiz, Piper Alpha dan Exxon Valdez; dan pertambangan dengan Aberfan, Val di Stava dan Ok Tedi, antara lain. Tak satu pun dari industri tersebut dapat mulai tanpa dicurigai sejak petaka tersebut. Industri kimia yang pertama mengetahui mereka harus mendapatkan kepercayaan kembali bahkan diizinkan untuk beroperasi di lingkungan apa pun di sebagian besar dunia. Pada tahun 1988, Chemical Manufacturers Association (Asosiasi Manufaktur Kimia) yang mewakili hampir 200 produsen kimia di AS, menciptakan Responsible Care Program (Program Perawatan yang Bertanggung Jawab) untuk mencoba sedikit demi sedikit memenangkan kembali kepercayaan kepada mereka yang hilang (Reisch 1988). Upaya ini awal dari apa yang umumnya sekarang disebut ‘tanggung jawab sosial perusahaan’ untuk mencapai dan menjaga izin sosial untuk beroperasi. Namun, industri kimia menyadari bahwa ini akan memakan waktu dan bahwa mereka tidak akan dapat mengandalkan kepercayaan interim. Mereka kemudian menggunakan slogan ‘Lacak kami, jangan mempercayai kami’, suatu pengakuan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan telah mencoba untuk menurunkan faktor ‘dikendalikan oleh orang lain’ untuk mengkompensasi. Satu dekade setelah program itu diumumkan, ada perasaan campur aduk tentang seberapa suksesnya dalam hal kinerja sosial yang nyata, tapi itu cukup untuk menyelamatkan industri dari situasi petaka pada tahun 1988 itu. Beberapa perusahaan yang sukses seperti Dow Chemical berusaha keras untuk memberikan informasi kepada perwakilan dari masyarakat lokal sehingga orang dapat melacak kinerja yang mempengaruhi mereka, dan memenangkan banyak penghargaan untuk pekerjaan ini selama dekade berikutnya. 108 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Proses responsif versus proses non-responsif Salah satu yang aneh tentang manajemen perusahaan ialah bahwa setiap manajer cenderung berperilaku di tempat kerja dengan cara yang mereka tahu tidak patut jika diterapkan di rumah. Misalnya, bayangkan Anda mengunjungi teman dan menumpahkan anggur merah di atas karpet krem baru yang indah mereka. Anda akan meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk kecanggungan Anda dan pergi bergegas untuk mencari sesuatu untuk membereskan tumpahan anggur itu, tapi kemudian dihibur oleh teman Anda yang dengan bergurau mengatakan, seseorang suatu kali tentu akan ‘membaptis’ karpet kami, dan Anda dipersilakan duduk kembali dan bersantai karena dia memiliki teknik sederhana untuk membersihkannya dalam waktu singkat. Sekarang bayangkan betapa berbedanya respons tuan rumah jika Anda menyangkal semua tanggung jawab untuk tumpahan dengan alasan karena ada wanita yang menyenggol lengan Anda, dan karpet teman Anda tersebut seharusnya berwarna gelap setidaknya yang di ruang tamu. Taktik seperti akan akan terlihat konyol jika terjadi di rumah. Namun organisasi cenderung untuk mengambil sikap seperti itu, dan hal ini juga sering disarankan oleh penasihat perusahaan saat ada perdebatan tentang tanggung jawab untuk insiden. Proses responsif berarti menanggapi dengan cepat dan bertanggung jawab atas kesalahan organisasi Anda. Tentu saja ada kebutuhan untuk berhati-hati di ranah hukum, tapi insiden harus ditangani dalam kerangka kerja yang memperlihatkan kepedulian yang murni, pengakuan bahwa Anda tidak putih seperti salju, dan bermaksud untuk memperbaikinya. Dalam industri minyak, perbedaan antara mendemonstrasikan proses responsif dengan baik dan sangat buruk dapat disorot dengan pertimbangan tumpahan minyak Exxon Valdez dan American Trader di Prince William Sound pada tahun 1989 dan di lepas pantai California pada tahun 1990. Dalam waktu 48 jam sejak Exxon Valdez menabrak karang, presiden Exxon Shipping Company telah mencoba menyalahkan kapten kapal, pilot dan penjaga pantai (Devlin 2007). Namun, BP setelah belajar dari yang diderita Exxon, siap untuk memperlihatkan baik kemajuan responsif maupun logika hukum ketika ketua BP America saat itu memberikan pernyataan kepada wartawan, ‘Pengacara kami mengatakan itu bukan kesalahan kami. Tapi kami merasa hal itu kesalahan kami dan kami akan bertindak seakan-akan itu memang kesalahan kami sendiri ‘(The Conversation 2015). Dalam pernyataan sederhana ini, BP telah mempertahankan hak untuk berdebat tanggung jawab di pengadilan sementara membiarkan semua orang tahu bahwa pemimpinnya merasa sangat tidak nyaman dan akan memperbaikinya sesegera mungkin. Pelajaran di sini adalah bukannya respons BP lebih baik dari respons Exxon dalam situasi darurat (keduanya memberikan respons yang secara teknik logis); juga bukannya BP perusahaan yang lebih baik dalam komunikasi pemangku kepentingan di seluruh dewan, karena perusahaan tersebut kurang baik komunikasinya di seluruh petaka Deepwater Horizon. Hal ini hanya bukti bahwa orang-orang teknis, media dan hukum dapat bekerja secara harmonis untuk memperlihatkan proses responsif yang menguntungkan semua orang sehabis suatu peristiwa masyarakat atau lingkungan yang signifikan terjadi. Tidak relevan secara moral versus relevan secara moral Area lain di mana organisasi dapat dengan mudah tergelincir didasarkan pada prinsip bahwa argumen moral hanya dapat diatasi dengan argumen moral lain. Misalnya, sebuah tambang yang merupakan tulang punggung keuangan kota negara tidak dapat hanya membayar untuk bagian yang digunakannya dari air waduk yang lebih dari pengguna lain selama musim kemarau. Air hujan tidak dilihat sebagai sesuatu yang harus dijual kepada penawar tertinggi—air hujan tersebut diberikan tanpa biaya oleh alam dan yang kaya tidak harus mendapatkan lebih dari bagian mereka. Dalam memberikan alasan agar mendapatkan cukup air agar tambang dapat bekerja, ancaman terhadap pekerjaan lokal merupakan masalah sosial yang nyata yang secara moral dapat dikatakan sebagai alasan untuk menjaga tambang terbuka. Setelah membawa masalah ini ke pemerintah daerah sebagai kebutuhan bersama, organisasi dapat masuk ke dalam diskusi tentang langkah-langkah dukungan yang mungkin membayar kemurahan hati dari orang-orang (misalnya, dengan program subsidi sederhana untuk penggalian bendungan pertanian yang lebih besar, irigasi yang lebih efisien atau instalasi hujan rumah tangga atau tanki air limbah rumah tangga). MANAJEMEN RISIKO 109 Singkatnya, hal itu merupakan sistem barter berbasis moralitas, di mana tidak ada uang dan tidak ada ancaman yang dipertukarkan. Adil versus tidak adil Ini merupakan bentuk sederhana dari perhitungan risiko: apakah mereka yang menanggung sebagian besar risiko mendapatkan bagian manfaat yang cukup? Dalam situasi ini, itu merupakan OK untuk berbicara tentang uang—tapi itu tidak hanya tentang uang. Misalnya, jika manajer pabrik hidup dari berbagai emisi dari tumpukan smelter dan anggota angkatan kerja boleh dikatakan semua yang menopangnya, yang akan memberi kesan bahwa manajer sebenarnya tidak percaya pada perhitungan risiko perusahaan, bahwa apa pun yang dikatakan di tempat kerja tentang kerjasama tim, manajer sebenarnya bukan salah satu dari tim, atau bahwa memang kedua proposisi tersebut benar. Orang terkadang akan menerima risiko tanpa imbalan yang sesuai jika seseorang atau sesuatu yang mereka pedulikan penerima sebagian dari manfaat tersebut. Masyarakat telah dikenal mentolerir sebagian risiko jika menguntungkan mereka yang tidak mampu untuk menangkis secara efektif untuk diri mereka sendiri, seperti tunawisma, orang tua, orang sakit atau mereka yang lapar. Misalnya, sebuah taman perusahaan yang didanai di kota setempat harus selalu memiliki taman bermain, karena anak-anak merupakan cara yang bagus untuk mendapatkan poin keadilan. 110 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN REFERENSI ACARP (Australian Coal Association Research Programme) (2015). Selection and optimisation of controls, report C23007 (Dr Maureen Hassall et al.). Bofinger, C, Hayes, J, Bearman, C, Viner, D (2015). OHS risk and decision-making in The core body of knowledge for OHS professionals. Tullamarine, Victoria: Safety Institute of Australia. Borys, D (2009). Exploring risk-awareness as a cultural approach to safety: exposing the gap between work as imagined and work as actually performed. Safety Science Monitor, 13(2). CDMP (2005). Community risk assessment and risk reduction action plan, Government of the People’s Republic of Bangladesh, Participatory Action Plan Development process advanced by CNRS, ITAD – UK, University of Newcastle & University of Durham, UK. COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) (2004). Enterprise risk management—integrated framework, executive summary, September, www.coso.org. Cross, J (2012). Risk. In HASPA (Health and Safety Professionals Alliance), The core body of knowledge for generalist OHS professionals. Tullamarine, Victoria: Safety Institute of Australia, www.ohsbok.org.au. DEFRA (Department for Environment, Food and Rural Affairs) (2011). Guidelines for environmental risk assessment and management, Collaborative Centre of Excellence in Understanding and Managing Natural and Environmental Risks, Cranfield University, commissioned by DEFRA. Dekker, S (2014). The field guide to understanding ‘human error’, 3rd edition, Surrey, England. Devlin (2007). Crisis management planning and execution, S Auerbach Publications, Florida. DIRD (Department of Infrastructure and Regional Development) (2013). Road deaths, Australia 2013, statistical summary. DIRD:Canberra. Drexhage, J, Murphy, D (2010), Sustainable development: from Bruntland to Rio 2010, United Nations, New York. Enhealth (2012). Environmental health risk assessment: guidelines for assessing human health risks from environmental hazards. Hale, A, Borys, D, Else, D (2012). Management of safety rules and procedures: a review of the literature, IOSH, Wigston, UK. Health Canada (1995a). Investigating human exposure to contaminants in the environment: a community handbook. Health Canada (1995b). Investigating human exposure to contaminants in the environment: a handbook for exposure calculations. Hollnagel, E (2009). The ETTO principle: efficiency–thoroughness trade-off. Why things that go right sometimes go wrong, Surrey, UK. MANAJEMEN RISIKO 111 HSE (UK Health and Safety Executive) (2009). Behavioural economics: a review of the literature and proposals for further research in the context of workplace health and safety (Sapsford, D, Phythian-Adams, S, Apps, E), prepared by the University of Liverpool for the HSE. Hubbard, DW (2009). The failure of risk management: why it’s broken and how to fix it. ICMM (International Council on Mining and Metals) (2015). A guide to good practice: health and safety critical control management, ICMM, London. IFC (International Finance Corporation) (2012). Performance standards on environmental and social sustainability, http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/115482804a0255db96fbffd1a5d13d27/PS_English_2012_Full-Document. pdf?MOD=AJPERES ISO 31000 (2009). Risk management—principles and guidelines, Standards Australia, Sydney. James, JT (2013). A new, evidence-based estimate of patient harms associated with hospital care. Khaneman, D (2011). Thinking fast and slow. Lewis, JG (2012). Neuroscience of déjà vu, Psychology Today, posted 14 August. Marsh, (2014). Developments in anti-bribery and corruption: the impetus for Australian companies to take action, Marsh Pty Ltd. MCA (Minerals Council of Australia) (2005). Enduring value: the Australian Minerals Industry framework for sustainable development, MCA, Canberra. Morgan (2014). Roy Morgan Image of Professions Survey 2014: nurses still most highly regarded, followed by doctors, pharmacists and High Court judges, Roy Morgan Research, Melbourne, 11 April 2014, http://www. roymorgan.com.au/findings/5531-image-of-professions-2014-201404110537. NSW Department of Primary Industries (2007). Risk: minerals industry safety and health risk management guideline, MDG 1010, Mine Safety Operations Division, January. Pickering, A, Cowley, S (1990). Risk matrices: implied accuracy and false assumptions, Journal of Health & Safety Research & Practice, October, 2(1). Reason, J (1990). Human error, Cambridge University Press, UK. Reisch (1998). Responsible care: doing it right, Business, 76(43). Safe Work Australia (2012). Managing risks to health and safety at the workplace, fact sheet. Sandman (2003). Responding to community outrage: strategies for risk management, AIHA, Fairfax, Virginia. Sandman (2004). A quick introduction to risk perception, http://www2.wpro.who.int/internet/files/eha/toolkit/ web/Technical%20References/Risk%20Communication%20and%20Public%20Information/Introduction%20 Risk%20Perception.pdf. Sandman (2008). Managing justified outrage: outrage management when your opponents are substantively right (Situation 2), Peter Sandman Risk Communication website. Slovic, P (1999). Trust, emotion, sex, politics, and science: surveying the risk-assessment battlefield, Risk Analysis, 19:698. Standards Australia (2010). HB 327:2010 Communicating and consulting about risk. 112 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Svenson (1981). Are we all less risky and more skilful than our fellow drivers? Acta Psychologica, 47(2):143–148. US Department of Homeland Security (2012). Understanding risk communication theory: a guide for emergency managers and communicators, Human Factors/Behavioural Sciences Division, Science and Technology Directorate. US Department of Labor (2015). Mine safety and health at a glance, Mine Safety and Health Administration. Viner, D (2015). Occupational risk control—predicting and preventing the unwanted. London. MANAJEMEN RISIKO 113 GLOSARIUM Amukan kemarahanAmukan kemarahan adalah luapan emosi dan kebencian yang dipicu oleh cedera atau penghinaan. Analisis risikoProses sistematis yang digunakan untuk memahami sifat risiko dan berusaha mengurangi tingkat risikonya. Analisis ini memberikan dasar untuk evaluasi risiko dan keputusan tentang penanganan risiko. AncamanKemungkinan bahwa kerentanan dapat dimanfaatkan untuk menyebabkan kerusakan pada sistem, lingkungan, atau personil. Bahaya (Hazard) Sumber potensi kerusakan atau cedera. Daftar risiko Sebuah daftar risiko mencatat hasil identifikasi risiko dan proses penilaian secara sistematis, biasanya disusun dalam tabel. Daftar ini mendefinisikan skenario risiko, hasil penilaian, tindakan pengendalian risiko dan pertanggungjawaban. EBQSingkatan dari Experience based quantification, atau kuantifikasi berdasarkan pengalaman. Evaluasi risiko Proses membandingkan tingkat risiko terhadap kriteria risiko. HAZOP Singkatan dari hazard and operability, atau Barang berbahaya dan pengoperasian. HSECSingkatan dari health, safety, environment and community, atau kesehatan, keamanan, lingkungan, dan masyarakat. Izin sosial untuk beroperasiPengakuan dan penerimaan kontribusi perusahaan terhadap masyarakat tempat ia beroperasi, melebihi pemenuhan persyaratan hukum dasar, menuju upaya pengembangan dan pemeliharaan hubungan yang konstruktif dengan para pemangku kepentingan yang diperlukan agar bisnis dapat berkelanjutan. Pada dasarnya, azas ini berupaya mendapatkan hubungan baik yang berdasarkan atas asas kejujuran dan saling menghormati. JSASingkatan dari job safety analysis atau analisis keselamatan kerja. JSEASingkatan dari job safety and environment analysis, atau keselamatan kerja dan analisis lingkungan. Kelompok paparanKelompok pekerja yang memiliki profil paparan umum yang sama karena kemiripan yang sama dan frekuensi dari tugas yang mereka lakukan, bahan dan proses dengan mana mereka bekerja, dan cara yang sama mereka melakukan tugas-tugas. Keterlibatan MasyarakatHubungan yang strategis dan direncanakan dengan seksama dengan masyarakat dan individu yang tinggal di dekat aktivitas pertambangan dan berpotensi terkena dampaknya. Keterlibatan yang efektif biasanya mencakup langkah mengidentifikasi dan memprioritaskan para pemangku kepentingan, melakukan dialog untuk memahami kepentingan mereka dalam suatu masalah dan kekhawatiran yang mungkin ada, dan bersama mereka mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut, dan memberikan tanggapan atas tindakan yang diambil. 114 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Kriteria risiko Kerangka acuan yang menjadi dasar penilaian tingkat pentingnya (signifikansi) suatu risiko. LOPA Singkatan dari layer of protection analysis, atau analisis lapisan perlindungan Manajemen risiko Proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan potensi peluang sambil mengelola efek samping. Net present value (NPV)/Sebuah pengukuran yang digunakan untuk memutuskan apakah akan melanjutkan nilai bersih saat ini investasi. Nilai ini dihitung dengan menambahkan semua manfaat yang diharapkan dan mengurangi semua perkiraan biaya dari investasi, baik sekarang dan di masa depan. Jika NVP negatif, maka investasi tidak dapat dibenarkan berdasarkan hasil yang diharapkan. Jika NVP positif, maka dapat dibenarkan secara finansial. Organisasi non Sebuah kelompok nirlaba atau asosiasi yang diselenggarakan di luar struktur politik pemerintah atau dilembagakan untuk mewujudkan tujuan sosial tertentu (seperti perlindungan lembaga swadaya lingkungan) atau melayani konstituen tertentu (seperti masyarakat adat). Kegiatan masyarakat LSM berkisar dari penelitian, penyebaran informasi, pelatihan, organisasi lokal, dan pelayanan masyarakat untuk advokasi hukum, melobi untuk perubahan legislatif, dan pembangkangan sipil. LSM memiliki berbagai ukuran mulai dari kelompokkelompok kecil dalam masyarakat tertentu hingga kelompok dengan keanggotaan besar dengan lingkup nasional atau internasional. Pemangku kepentinganOrang dan organisasi yang dapat mempengaruhi atau terpengaruh oleh, atau menganggap diri mereka akan terpengaruh oleh, suatu keputusan, aktivitas atau risiko. Pembangunan yangPembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan berkelanjutan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pengendalian risiko Proses, kebijakan, perangkat, praktik atau tindakan lain yang ada yang bertindak untuk meminimalkan risiko negatif atau meningkatkan peluang positif. Pihak yang bertanggung Orang dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk memastikan tingkat jawab atas pengendalian pengendalian yang tepat diterapkan dan dioperasikan secara efektif pada suatu area risiko utama. Program StewardshipProgram Stewardship (Pengelolaan yang Baik dan Bertanggung Jawab) yang (Pengelolaan yang Baikmenyeluruh dan berlaku pada sumber daya, proses dan produk dan karena itu, dan Bertanggung mencakup siklus hidup yang penuh. Program ini merupakan program tindakan Jawab) atas bahan terpadu yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua bahan, proses, barang dan/atau jasa yang diproduksi, dikonsumsi dan dibuang dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Proses manajemen risiko Penerapan yang sistematis dari kebijakan, prosedur dan praktik dari manajemen untuk tugas mengomunikasikan, membangun konteks, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, menangani, memantau dan mengkaji risiko. QRA Singkatan dari quantitative risk analysis, atau analisis risiko kuantitatif. RisikoKemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan. Sering dinyatakan dalam bentuk suatu peristiwa atau keadaan dan konsekuensi yang mungkin terjadi dari peristiwa atau keadaan tersebut. Risiko bertahapSebuah peristiwa risiko yang terjadi selama jangka waktu yang panjang dan merupakan perwakilan dari berbagai jenis pencemaran lingkungan (Misalnya kebocoran perlahan dari area penahanan hidrokarbon, rembesan asam atau emisi ke atmosfer). MANAJEMEN RISIKO 115 Risiko operasionalRisiko yang berfokus untuk menangani aspek-aspek operasi yang mungkin lebih sistemik terhadap proses penambangan dan operasi sehari-hari dari tambang. Risiko pada seluruh Kerangka kerja manajemen risiko yang menyeluruh, yang mendefinisikan ruang perusahaan lingkup kerangka kerja dari jenis-jenis risiko dan proses manajemen risiko utama yang dilaksanakan di seluruh organisasi untuk mengelola risiko dengan cara yang sistematis dan holistik. Risiko strategis Risiko-risiko yang berhubungan dengan saling ketergantungan antara kegiatan operasi dan lingkungan bisnis yang lebih luas. SIL Singkatan dari safety integrity level, atau tingkat integritas keselamatan. Simulasi Monte Carlo Sebuah metode untuk secara iteratif mengevaluasi sebuah model deterministik dengan menggunakan serangkaian nomor acak sebagai masukan. Metode ini sering digunakan ketika modelnya kompleks, nonlinear, atau melibatkan banyak parameter yang tidak pasti. Tingkat kepentingan Sebuah ekspresi dari makna signifikansi atau tingkat kepentingan yang relatif dari suatu masalah tertentu dalam konteks organisasi secara keseluruhan. 116 PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan