Oleh Arizkha Fitri 1641012201 HIGH ALERT MEDICATION Pengertian High-alert medications adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan. (ISMP, 2014) Pembagian Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike) dan kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike) Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi Kelompok sitostatika Peresepan dan Instruksi Medis Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep, indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA / NORUM harus menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan dengan jelas dosis dan satuan obat Contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan IR 15 International Unit Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan dalam keadaan emergency. (Bambang et.al,2011) Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan, satuan, dll) Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu : Ditulis dengan huruf kapital Satuan tertentu harus ditulis lengkap Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya (Bambang et.al,2011) Penyimpanan Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”. (Bambang et.al,2011) LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan (warning) untuk keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip dan pengucapannya / namanya mirip TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi/menerima instruksi (Bambang et.al,2011) Lokasi penyimpanan obat high alert berada di logistik farmasi dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam jumlah yang terbatas. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan obatobatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label ‘Peringatan: high alert medications’ pada tutup luar tempat penyimpanan. (Bambang et.al,2011) Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications,berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar pengasuh/perawat pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak/empat yang berisi high alert medications harus diberi label. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas dengan menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam troli atau cabinet yangmemiliki kunci. (Bambang et.al,2011) Penyiapan Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai Pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan. (Bambang et.al,2011) Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat diserahkan kepada perawat. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap (Bambang et.al,2011) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label khusus. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang berkompeten. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM (Look Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat memberi / menerima instruksi. (Bambang et.al,2011) Pengecekan Ganda Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi, atau perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama). (Bambang et.al,2011) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda /verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut: Setiap akan memberikan injeksi obat Untuk infuse: Saat terapi inisial Saat terdapat perubahan konsentrasi obat Saat pemberian bolus Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien Setiap terjadi perubahan dosis obat Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter. (Bambang et.al,2011) Pemberian Label “HIGH ALERT” “LASA” Untuk elektrolit Untuk obat-obat yang konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “ High Alert Double Check” pada obat. termasuk kelompok LASA / NORUM Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker LASA pada tempat penyimpanan obat. - Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat. Cara Pengenceran di Ruang Perawatan KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 mL) harus diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL : 10mL pelarut (WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10 mEQ/100mL. Pemberian KCl melalui perifer diberikan secara perlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10mEQ/Jam (atau 10mEqKCl dalam 100mL pelarut/jam) Pemberian obat KCL melalui central line (vena sentral) konsentrasi maksimum adalah 20mEq/100mL, kecepatan infuse maksimum 20mEq KCl dalam 100mL pelarut/jam) (Bambang et.al,2011) NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infuse tidak lebih dari 100mL/jam Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan sebelum digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1 mL Na. Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk pemberian bolus dengan kecepatan maksimum 10 mEq/Menit. Untuk penggunaan infuse drip, diencerkan dengan perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip infuse dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg BB/jam. (Bambang et.al,2011) Penyerahan Sebelum memberikan obat high alert kepada pasien maka harus dilakukan pemeriksaan kembali (double check) secara independen : a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter. b. Ketepatan perhitungan dosis obat. c. Identitas pasien. Obat high alert infus harus dipastikan : a. Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump). b. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di setiap ujung jalur selang. (Bambang et.al,2011) Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, pengantar menjelaskan kepada penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan menyerahkan formulir pencatatan obat. (Bambang et.al,2011) Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat, maka harus disebutkan secara lantang semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan didokumentasikan dengan baik oleh yang lainnya. (Bambang et.al,2011) Hal – hal yang harus diperhatikan Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat High alert Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high alert Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan pemberian obat (Bambang et.al,2011) Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High alert Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin kebenaran obat high alert yang digunakan Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan (Bambang et.al,2011) Daftar Obat High Alert ISMP, 2014 ISMP, 2014 ISMP, 2014 LASA (Look Alike Sound Alike) NORUM (Nama Obat Rupa Mirip) hidraALAzine hidrOXYzine ceREBYx ceLEBRex vinBLASTine vinCRIStine chlorproPAMIDE chlorproMAZINE glipiZIde glYBURIde DAUNOrubicine dOXOrubicine Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL Referensi Bambang Hermanto, Irma Risdiana, Sabtanti Harimurti. 2011. Pengelolaan Obat High Alert Medication Pada Tahap Distribusi dan Penyimpanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Institute for Safe Medication Practices. 2014. Terima Kasih