i Datar isi HALAMAN SAMPUL KATA PENANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN KB I. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran KB II. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil KB III. Keterampilan Mengelola Kelas KB IV. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran haja DAFTAR RUJUKAN ii Kata Pengantar Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang. Tabalong, 15 April 2021 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan dasar mengajar merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan peranya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menegah. Dari tiga penjelasan tugas utama guru dan dosen diawal tersebut (mendidik, mengajar, membimbing) banyak terjadi didalam kegiatan proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar guru dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik agar dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu dalam 2 pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Dalam kegiatan proses pembelajaran guru menentukan terlebih dahulu rencana pembelajaran yang paling efektif dengan meperhatikan latar belakang pengetahuan peserta didik dan tujuan pembelajaran, karena setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda didalam menyerap informasi dan berbeda dalam cara menunjukan kemampuannya dalam memahami pengetahuan. Karena 2 dalam pembelajaran guru memiliki andil yang sangat besar terhadapat keberhasilan pembealajaran disekolah minat, bakat, kemampuan dan potensi yang dimilki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru, sehingga harus berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan,dengan melakukan berbagai inovasi mulai dari menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini, adalah : 1. Bagaimana cara membuka dan menutup pelajaran yang baik dan benar. 2. Bagaimana cara membimbing diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran. 3. Bagaimana cara Mengelola kelas. 4. Bagaimana cara mengajar kelompok kecil dan perorangan. C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini, adalah : 1. Mengetahui cara membuka dan menutup pelajaran yang baik dan benar. 2. Mengetahui cara membimbing diskusi kelompok pembelajaran. 3. Mengetahui cara mengelola kelas. 4. Mengetahui cara mengajar kelompok kecil dan perorangan. kecil dalam 3 BAB II PEMBAHASAN KB 1. KETERAMPILAN DAN MENUTUP PELAJARAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN Secara Umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan. Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik yang telah dibahas. Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah: Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar. Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah: Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai 4 B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN 1. Membuka Pelajaran Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai berikut: a. Menarik perhatian siswa Menarik perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Memvariasikan gaya mengajar guru Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan pola interaksi yang bervariasi b. Menimbulkan motivasi Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, diantaranya: Sikap hangat dan antusias Menimbulkan rasa ingin tahu Mengemukakan ide yang bertentangan Memperhatikan minat siswa c. Memberi acuan Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas Mengajukan pertanyaan-pertanyaan 5 d. Membuat kaitan Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha guru untuk mengaitkan pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran. 2. Menutup Pelajaran Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut: a. Meninjau kembali (mereviu) Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1) Merangkum inti pelajaran Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung selama proses pembelajaran. 2) Membuat rangkuman Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap inti pelajaran. b. Menilai (mengevaluasi) Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut. 1) Tanya jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan, kelompok, atau klasikal. 2) Mendemonstrasikan keterampilan 3) Mengaplikasikan ide baru 4) Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas 5) Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula c. Memberi tindak lanjut Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa: 6 1) Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti pekerjaan rumah (PR) 2) Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memcahkan masalah berdasarkan konsep yang baru dipelajari C. Peranan Media Pembelajaran Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta berkesinambungan. 1. Bermakna Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang diingatkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai. 2. Berurutan dan berkesinambungan Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatanyang lepas-lepas dan berdiri sendiri. KB 2. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL A. RASIONAL Untuk menguasai ketrampilan bermusyawarh atau berdiskusi diperlukan diperlukan latihan secara sistematis karena keterampilan ini tidak dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk berlatih menguasai keterampilan ini dengan keterlibatan langsung dalam berbagai diskusi kelompok. Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan 7 perkataan lain, dominasi guru didalam kelasharuslah dikurangi sehingga tersedia kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta mampu mengungkapakan pikiran dan perasaannya dengan baik. B. PENGERTIAN Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta beromunikasi secara bebas dan langsung. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya. Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan kelopok C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL 1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi Kemukakan masalah-masalah khusus Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan Rangkum hasil pembicaraan diskusi. 8 2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat. Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai, sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas. 3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik. Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian, kita hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara antara lain sebagai berikut: Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati 4. Meningkatkan usulan peserta didik. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menantang peserta didik untuk berpikir. Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat Mengajukan pertanyaan yang mengunadang banyak pendapata atau jawaban Memberikan waktu untuk berpikir Memberikan dukungan kepada usulan pendapat peserta didik dengan penuh perhatian 5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi Mencoba memancing usulan peserta didik yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana. Mungkin kita sering menjumpai peserta didik yang sangat pasif, seakan-akan tidak mau terlibat dalam kegiatan diskusi. Jika demikian, kita perlu melibatkan 9 mereka secara khusus. Sesekali kita berikan pertanyaan khusus untuk berpendapat. Atau dapat juga kita lakukan dengan membuat pertanyaan agar dijawab melalui tulisan. Jawaban dari peserta didik yang tidak aktif tersebut kita bacakan secara khusus di depan kelas lalu kita memberikan apresiasi. Kadang mereka tidak mau terlibat diskusi bukan berarti tidak peduli, namun boleh jadi karena demam panggung, demophobi, tidak terbiasa berbicara di depan publik Mencegah terjadinya pembicaran serentak dengan memberi giliran kepada setiap orang, terutama yang pendiam terlebih dahulu Secara bijaksana usahakan mencegah orang yang suka memonopoli pembicaraan Mendorong setiap orang untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan untuk melanjutkan diskusi dengan brtitik tolak dari salah satu pendapat jika diskusi menemui jalan buntu atau mengambil jalan tengah. 6. Menutup diskusi Dengan bersama-sama, kita membuat rangkuman hasil diskusi Kita perlu memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi Kita lakukan evaluasi bersama atas proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai D. PRINSIP PENGGUNAAN Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan tersebut adalah sebagai berikut: 10 1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan 2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topic / masalah yang memerlukan informasi / pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkanya. Keunggulan dan kelemahan 1. Keuntungan diskusi kelompok kecil Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil: Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Termotivasi oleh kehadiran teman Mengurangi sifat pemalu Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok, Meningkatkan pemahaman diri anak Melatih sisa untuk berfikir kritis Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa 2. Kelemahan diskusi kelompok kecil Waktu belajar lebih panjang Dapat terjadi pemborosan waktu Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif Dominasi siswa tertentu dalam diskusi 11 Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran KB 3. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS A. RASIONAL DAN PENGERTIAN Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan pembelajaran. Misalnya , pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung,ruangan kelas yang bersih dan terang , media pembelajaran yang menarik dan hubungan timbal balik yang baik antara guru dengan murid. Oleh karena itu , guru perlu menguasai ketrampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut. B. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL Pada umumnya didalam proses pembelajaran terjadinya dua kegiatan yang berbeda , tetapi terintegrasi , yaitu kegiatan pengelolaan dan kegiatan instruksional. Kegiatan pengeloalaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara atau, mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif, seperti membuat aturan dikelas atau tata tertib. Kemudian Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang yang diarahkan untuk membantu siswa mengusasai kemampuan yang diharapkan, seperti memberi penjelasan ,mendiagnosis kesulitan belajaran dan menyusun lembar kerja. C. KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN Komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari ketrampilan yang bersifat preventif dan ketrampilan yang bersifat represif. Ketrampilan yang 12 bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya gangguan ,yang dapat ditunjukkan dengan : 1) Ketrampilan yang bersifat Preventif 2) Ketrampilan yang bersifat Represif Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal disamping harus menghindari sejumlah perilaku yang dianggap mudah menimbulkan gangguan. KB 4. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN Keterampilan mengajara kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks dan menuntut penguasaan keterampilan dasar mengajar sebelumnya. Ini berarti bahwa untuk dapat menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan guru dituntut untuk menguasai keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, serta mengelola kelas. Untuk memudahkan guru menguasai kemampuan tersebut, maka di dalam materi ini mencakup rasional, pengertian, variasi pengorganisasian, serta komponen-komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. A. RASIONAL Sebagai individu pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yan lainnya. Di dalam kehidupan sekolah, keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi siswa. Ini berarti bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri. Namun nyatanya dalam kondisi sekolah saat ini, guru memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama. Kegiatan kelompok kecil dan perorangan 13 memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Dari pihak siswa belajar dalam kelompok kecildan perorangan memungkinkan mereka meningkatkan keterlibatannya dalam kegiatan pembelajaran. Dari segi hubungan guru dengan siswa, penggunaan model kegiatan kelompok kecil dan perorangan akan membuat hubungan lebih akrab, yang berarti guru dapat mengenal siswanya lebih baik. Dengan demikian, penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan sebagai variasi dari kegiatan klasikal akan dapat mengurangi kelemahan kegiatan klasikal, disamping memantapkan dampak positif yang ditimbulkannya yaitu kebiasaan melakukan interaksi sosial pada kalangan yang lebih luas. B. PENGERTIAN Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal. Dalam konteks ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok kecil atau perorangan. Dengan demikian, para siswa akan mengalami kegiatan belajra secara klasikal, kolompok kecil, dan perorangan sesuai dengan hakikat topik yang sedang dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai. Pengajaran kelompok kecil ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa. 2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kempuan, dan minatnya sendiri. 3) Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya. 4) Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai. 14 C. Variasi Pengorganisasian Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping menuntut perubahan peran guru, juga menuntut adanya perubahan dalam pengelolaan. Pengaturan kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan dapat dibuat dengan berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat topik yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh kepbkebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh kepada pengelolaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. D. Komponen Keterampilan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen pokok yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu komponen yang berkaitan dengan penanganan orang dan tugas. Keempat kelompok komponen keterampilan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi Perlu diketahui bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Suasana yang demikian itu, dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut : Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa. Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa. Memberikan respons positif terhadap buah pikiran yang dikemukakan siswa. 15 Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh ucapan yang tulus. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman. 2) Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik, guru harus menguasai keterampilan berikut : Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah yang akan dipecahkan. Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan yang perlu dilakukan, serta alokasi waktu untuk kegiatan tersebut. Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-lain. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar yang dicapai. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai siswa. 3) Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai keterampilan, antara lain sebagai berikut : 16 Memberikan penguatan yang sesuai. Mengembangkan supervisi proses awal. Mengadakan supervisi proses lanjut. Melakukan supervisi pemanduan. 4) Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru adalah membantu siswa baik secara kelompok maupun perorangan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdiri dari 4 subkomponen yang terdiri dari : Membantu siswa menerapkan tujuan pembelajaran. Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa. Berperan dan bertindak sebagai penasihat bagi siswa apabila diperlukan. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum bisa bagi banyak guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan secara efektif maka perlu memperhatikan hal-hal berikut : Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, mulai dengan pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan pengorganisasian siswa, sumber, materi, rungan, serta waktu yang diperlukan. 17 Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan pemantapan, yang memberi kesempatan siswa saling belajar. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efekti, guru perlu mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap dipakai seperti modul 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran hanya terjadi pada awal dan akhir pelajaran. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatansiswa dalam pembelajaran. Syarat-syarat diskusi kelompok kecil antara lain : jumlah anggota kelompok 3 – 9 orang, terjadinya tatap muka informal, ada tujuan yang ingin dicapai dan berlangsung secara sistematis. Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika terpenuhi syarat-syarat berikut : 1. Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru – siswa dan antar siswa. 2. Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara dan minat sendiri. 3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya. 4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar. 5. Guru dapat memainkan berbagai peran. 19 B. SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil makalah, maka kami menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Keterampilan mengajar yang sudah dimiliki oleh guru saat ini meskipun sudah dalam kategori baik masih perlu untuk lebih ditingkatkan agar dapat lebih digunakan secara optimal demi tercapainya proses pembelajaran yang berkualitas. 2. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan maksimal, saat proses kegiatan pembelajaran guru hendaknya selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada saat kegiatan tatap muka sehingga guru mempunyai pedoman pembelajaran. 20 DAFTAR RUJUKAN Abimanyu, S. (1984). Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Jakarta : P2LPTK Ditjen Dikti. Boechtal, N.M (1973). Individualizing Instruction Sanity.Chicago: Follett Publishing Company. and Keeping your Bolla, J.I. (1982). Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta: Tim Pengembangan PPL P3G. Gale, J.A. (1974). Group Work in Schools. Sydney: McGraw Hill. Jones, S.E, Bamlund, D.C. & Haiman, F.S. (1980). The Dynamics of Discussion Communication in Small Groups. New York: Harper & Row Publishers. Turney, C, dkk., (1973) Sydney Micro Skills. Handbook Series 4 dan 5. Sydney: Sydney University. Wardani, I.G.A.K. (1984a). Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti. Wardani, I.G.A.K. (1984b). Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil dan Perorangan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti. Weber, W.A (1977). Classroom Management. Dalam J.M Cooper (Editor). Classroom Teaching Skills: A handbook, 284 – 349. Lexington: D.C.Heath and Company. Wragg. E.C & Dooley, P.A (1984). Class management during teaching practice. Dalam E.C. Wragg (ed). Classroom Teaching Skills, 21 – 46. New York: Nichols Publishing Company.