NAMA : ARI KURNIAWAN PUTRA NPM : 20001047055 Email : [email protected] Jawab !!! 1. A. Akuntansi forensik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian penipuan dan kejahatan kerah putih Akuntansi Forensik menekankan tiga area utama: dukungan litigasi, investigasi dan penyelesaian sengketa. B. Akuntan forensik berperan memberikan pendapat hukum dalam pengadilan (litigation). Disamping itu, ada juga peran akuntan forensik dalam bidang hukum diluar pengadilan (non itigation) misalnya dalam membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa, perumusan perhitungan ganti rugi dan upaya menghitung dampak pemutusan / pelanggaran kontrak. Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan (investigative services) dan jasa litigasi (litigation services). Jasa Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan, yang mana mereka menguasai pengetahuan tentang akuntansi mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penipuan, dan misinterpretasi. Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang pemeriksa penipuan dan jasa-jasa akuntansi forensik yang ditawarkan untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami dalam kasus perceraian. Sehingga, tim audit harus menjalani pelatihan dan diberitahu tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik di dalam praktek audit dan kebutuhan akan adanya spesialis forensik untuk membantu memecahkan masalah. C. karena Akuntan forensic berfungsi mengamati dan memahami gejala fraud secara makro pada tingkat perekonomian negara. Di sebabkan adanya potensi fraud maupun yang benar-benar fraud mempunyai daya hancur yang luar biasa dan mampu menghancurkan pemerintahan, bisnis, pendidikan, departemen maupun sector-sector lain. Fraud sendiri bisa diartikan sebagai penyimpangan atau kecurangan yang dilakukan dalam lembaga atau organisasi. D. menurut saya sangat penting akuntansi forensic harus ada di Indonesia karena akan menguak adanya tindak pidana korupsi dengan audit biasa pada suatu perusahaan. BPK (badan pemeriksaan keuangan) perlu alat yang lebih dalam dan handal dalam membongkar indikasi adanya korupsi atau tindak penyelewengan lainnya di dalam Pemerintahan ataupun dalam BUMN dan BUMD alat yang di perlukan yaitu Akuntansi forensik ataupun Audit Forensik. 2. Perbedaan antara Akutan Forensik dan Akuntan umum (Auditor) : Ruang lingkup : Akuntan forensic Di sejumlah Negara seperti Australia, Canada dan Amerika Serikat, kantor akuntan forensik memberikan jasa dukungan atas proses litigasi (misalnya di pengadilan) dan jasa investigasi. Sementara ruang lingkupnya meliputi di antaranya penilaian bisnis dalam suatu sengketa antar perusahaan, penghitungan klaim kecelakaan terkait asuransi, penghitungan kekayaan dalam kasus perceraian, serta pendeteksian dan investigasi atas kasus fraud. Jadi fraud hanyalah salah satu ruang lingkup pekerjaan yang ditangani oleh akuntan forensik. Akuntan umum (auditor) Akuntan publik menurut peraturan pemerintah hanya memiliki 2 layanan saja. Yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. 1. Jasa Atestasi Jasa atestasi adalah jasa untuk memberikan pertimbangan atau pernyataan mengenai pernyataan sebuah laporan usaha telah sesuai dengan standar dan telah ditetapkan. Ada tiga bentuk dari jasa atestasi akuntan publik: 1. Audit atas laporan keuangan perusahaan/organisasi 2. Review laporan keuangan 3. Jasa atestasi lainnya Ruang lingkup publik yang luas sehingga perlu dibahas lebih lanjut tentang ruang lingkup akuntansi sektor publik. Domain atau ruang lingkup publik meliputi badanbadan pemerintahan (pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan unit kerja pemerintah. Lembaga sektor publik meliputi perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD), yayasan, organisasi politik dan organisasi massa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), universitas, dan organisasi nirlaba lainnya. Dari segi lingkungan, sektor publik dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan historis sehingga bersifat heterogen. 2. Jasa Non Atestasi Jasa non atestasi dilakukan oleh auditor dengan tidak memberikan pendapat, keyakinan, dan pernyataan terkait laporan usaha suatu perusahaan. Ada 3 jenis jasa non atestasi, yaitu: Jasa konsultasi manajemen 2. Jasa perpajakan 3. Jasa perencanaan untuk sistem suatu organisasi Tak bisa dipungkiri bahwa peran akuntan publik sangatlah penting baik untuk perusahaan pemerintah maupun swasta. Ruang lingkup yang dikerjakan akuntan ini meliputi perusahaan milik negara, LSM, universitas, dan organisasi nirlaba lainnya. Badan-badan pemerintah mulai dari pemerintah pusat, daerah, dan unit kerja pemerintah juga termasuk di dalamnya. 1. Karakteristik Akuntan forensikPemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang unik. Di samping keahlian teknis, seorang pemeriksa fraud yang sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi secara adil (fair), tidak memihak, sahih (mengikuti perundang-undangan) dan akurat, serta mampu melaporkan fakta fakta yang dikumpulkan dan kemudian melaporkannya dengan akurat dan lengkap. Pemeriksa fraud adalah gabungan Antara pengacara, akuntan, kriminolog, dan detektif atau investigator. Kemampuan berinteraksi dengan manusia sangat menentukan dan juga pemeriksa fraud harus mempunyai kemampuan teknis untuk mengerti konsep-konsep keuangan dan kemampuan untuk menarik kesimpulan terhadapnya. Sangat penting bagi pemeriksa untuk menyederhanakan konsep-konsep keuangan sehingga para saksi dapat memahami apa yang dimaksudnya. Akuntan umum Integritas Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal sehingga dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang dilakukannya. Objektivitas Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang tinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi terkait aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal menilai secara seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam memutuskan. Kerahasiaan Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang mereka dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan untuk melakukannya. Kompetensi Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal. Dasar Hukum Akuntan forensik Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pengertian fraud seperti Pasal 362 tentang Pencurian, Pasal 368 tentang Pemerasan dan Pengancaman, Pasal 372 tentang Penggelapan, Pasal 378 tentang Perbuatan Curang, Pasal 396 tentang Merugikan Pemberi Piutang dalam Keadaan Pailit, Pasal 406 tentang Menghancurkan atau Merusakkan Barang, Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425 dan 435 yang secara khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999). Akuntan umum 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional; 6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Fungsional Auditor; 7. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 55/KEPMEN-KP/2013 tentang Pemberian Kuasa Penandatangan Keputusan tentang Pengangkatan, Kepangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 12. Peraturan Bersama Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya; Tugas Akuntansi Forensik Terdapat 4 pilar utama dalam memerangi kecurangan, yaitu : 1.Pencegahan kecurangan (fraud prevention) 2.Pendeteksian dini kecurangan (early fraud detection) 3.Investigasi kecurangan (fraud investigation) 4.Penegakan hukum atau penjatuhan sanksi (follow-up legal action) Berdasarkan 4 pilar utama dalam rangka memerangi kecurangan tersebut, peran penting dariinternal auditor dalam ikut membantu memerangi perbuatan kecurangan khususnya mencakup : ·Preventing Fraud (mencegah kecurangan) ·Detecting Fraud (mendeteksi kecurangan) ·Investigating Fraud (melakukan investigasi kecurangan) Tugas-tugas Auditor (akuntansi Umum) Merencanakan, mengendalikan, dan mencatat setiap pekerjaannya. Memahami sistem akuntansi. Mendapatkan bukti audit agar mampu memberikan kesimpulan secara rasional. Memastikan dan mengevaluasi pengendalian intern serta melakukan compliance test. Meninjau ulang laporan keuangan yang relevan. Tanggung Jawab Akuntasni forensic Tanggungjawab internal auditor dalam pencegahan, pendeteksian dan menginvstigasi perbuatan kecurangan masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan dalam profesi audit, khususnya pada lembaga audit internal. Namun demikian tidak bisa dibantah baha internal auditor memegang peranan penting dalam mendukung penerapan good corporate governance. Keterlibatan internal auditor dengan aktivitas operasional sehari-hari termasuk keterlibatan dalam proses pelaporan transaksi keuangan dan struktur pengendalian intern memberi kesempatan internal auditor untuk melakukan penilaian secara berkala dan menyeluruh atas aspek-aspek kegiatan/operasional perusahaan yang memiliki risiko tinggi. tanggung jawab Auditor sebagai berikut: 1.Perencanaan, Pengendalian Dan Pencatatan Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjaannya. 2.Sistem Akuntansi Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. 3.Bukti Audit Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional. 4.Pengendalian Intern Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melalukan compliance test. 5.Meninjau Ulang Laporan Keuangan Yang Relevan Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan. 3. Sangat setuju penanaman budaya anti korupsi sejak dini karena kita ketahui bersama pada tanggal 29 januari 2019 indeks persepsi korupsi (IPK) di tahun 2019 negara Indonesia naik menjadi angka 38 sehingga Menurut Transparency International Indonesia atau TII Indonesia menduduki peringkat ke 89 negara terkorup di dunia (news.detik.com). Dalam menamkan pendidikan antikorupsi kepada anak sejak usia dini ini seharusnya yang menjadi promotor adalah dimulai dari keluarga (orang tua) pada saat dirumah, kemudian guru pada saat disekolah, kemudian berlanjut aparat penegak hukum seperti POLRI dan KPK serta lembaga dan juga masyarakat atau peran mahasiswa yang terjun langsung turun kelapangan seperti dengan cara melakukan sosialisasi dan memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada para pelajar terkait tentang pembelajaran korupsi yang meliputi pengertian korupsi, tindakan apa saja yang bisa dikatakan perilaku korupsi baik dari segi perilaku saat disekolah dan juga di luar sekolah, memberikan cara bagaimana mencegah perbuatan korupsi, serta memberikan pemahaman tentang ancaman hukuman apabila seorang melakukan tindak pidana korupsi. Sehingga dengan melakukan pelajaran antikorupsi tersebut para pelajar akan takut untuk melakukan perbuatan korupsi. Para orang tua, guru, aparat penegak hukum harus berperan aktif mengajarkan dan menanamkan karakter antikorupsi kepada pelajar seperti dengan memberikan 9 nilai karakter anti korupsi, yaitu : Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. 4. Gaya manajemen dalam perusahaan terbagi atas manajemen dan gejala pada karyawan / pegawai. Pelaku kecurangan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan karyawan / pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuanga (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan karyawan/pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). Pelaku kecurangan di atas dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu: manajemen dan karyawan. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut. 5. Menurut pendapat saya memang pengendalian internal yang baik tidak dapat mencegah terjadinya fraud mengapa karena kurangnya sumber daya dan factor manusia, dalam pengambilan keputusan, Terjadi gangguan dalam pengambilan keputusan karena manusianya tidak paham, tidak cermat, atau tidak peduli. Kolusi muncul karena ada lebih dari satu manusia bersekongkol. Pengabaian terjadi karena pimpinan sebagai manusia tidak amanah. Demikian besarnya peran faktor manusia tersebut dan juga sumber daya lainnya belum diberdayakan secara optimal, maka mencari manusia yang berkompeten menjadi poin penting untuk mencegah kegagalan pengendalian intern.. Ahli dalam konteks pengendalian intern bisa dimaknai lebih luas sebagai berkompeten, berkomitmen, dan berintegritas. Dan dikatakan juga pada karya tulis ilmiah yang berjudul PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN OLEH INTERNAL AUDITOR yang di buat Oleh : Amrizal, Ak, MM, CFE bahwa Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.