ESSAY Teknologi Informasi Sebagai Jembatan Pengembangan Layanan Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Amanda Rohmatul Ummah (200111600444) Alina Septia Nindiarto (200111600468) Nurul Aini (200111600434) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Menggenggam dunia seperti sudah buka sebuah kemustahilan saat ini, pertukaran informasi mengalir tanpa hambatan batas waktu dan ruang. Perkembangan teknologi indonesia berkembang sangat pesat yang tumbuh bersamaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang menciptakan alat alat komunikasi canggih. Teknologi informasi merupakan suatu rancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Teknologi informasi memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, memproses, melindungi, mentransmisikan dan memperoleh informasi secara umum. Komponen teknologi informasi diantaranya adlah Hardware, software, database, jaringan atau network, dan tak kalah penting adalah orang yang mengoperasikan. Teknologi informasi hadir sebagai fasilitator dan teknologi telekomunikasi dan media komunikasi pengiriman informasi sehingga pesan atau informasi tersebut tersampaikan dan dapat dipahami dengan baik. teknologi informasi terimplementasikan dalam layanan bimbingan konseling sebagai salah satu komponen program yaitu Dukungan sistem, dimana teknologi informasi ini adalah sebagai sarana dan prasarana media komunikasi dalam konseling. memasuki era globalisasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta luasnya informasi, hal ini menuntut dunia bimbingan dan konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungan agar dapat memenuhi sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas. Penggunaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling dapat memudahkan konselor dalam menyusun, mencari, dan mengolah data serta menjaga kerahasiaan suatu data, sebab teknologi dapat menjaga dan mengunci akses data tersebut agar tidak mudah diakses oleh sembarang orang. Penerapan teknologi informasi dalam bidang layanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari adanya penyelenggaraan dukungan sistem berupa saranaprasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Bimbingan merupakan upaya untuk membantu individu dalam membantu mengoptimalkan individu, sedangkan konseling merupakan suatu upaya untuk membantu individu melalui proses interaksi pribadi antara konseli dengan konselor, agar konseli dapat memahami dirinya sendiri beserta lingkungan sekitarnya, serta mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan. Bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari pendidikan yang harus membuka diri dengan teknologi. proses pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat membuat siswa menjadi mandiri sehingga pengembangan diri siswa dapat optimal, tercapai melalui teknologi sebagai tools atau alat bantu maupun layanan berbasis teknologi informasi. Dewasa ini kita tidak dapat memungkiri ketergantungan sebagian besar aktivitas manusia dengan teknologi, termasuk dalam bimbingan dan konseling. Dalam perkembangannya hingga saat ini, Bimbingan dan Konseling telah mengalami berbagai perubahan yang memungkinkan hal tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga konselor dapat memberikan layanan secara online atau virtual. tidak dapat dipungkiri perkembangan zaman ini menjadi sebuah tuntunan untuk layanan bimbingan konseling untuk mengembangkan berbagai macam media dan metode untuk mengimprovisasi layanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan kebutuhan siswa dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Penggunaan teknologi informasi adalah salah satu bentuk perwujudan sebagai upaya pengembangan kompetensi yang diharapkan mampu menunjang kinerja konselor dalam menampilkan kemampuan kerja yang profesional dalam memberi dan menyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi bukan hanya bermanfaat bagi guru BK atau konselor, tetapi juga bermanfaat bagi siswa sebagai konseli. bagi konselor, teknologi informasi dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi, memudahkan konselor sebagai sumber informasi dan segala sumber jawaban, pemanfaatan teknologi informasi secara tepat da relevan oleh konselor, memungkinkan konselor untuk menjadi fasilitator, mentor, pengarah yang baik, serta dapat memberi pilihan dan tanggung jawab pada siswa untuk mengalami peristiwa dan pengalaman mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi juga bermanfaat bagi siswa sebagai konseli dan subjek dari layanan bimbingan konseling, dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk memicu ketertarikan siswa untuk memanfaatkan (mengikuti) dengan penuh dukungan, seperti dalam hal minat, motivasi, perhatian, dan sikap agar merasa betah untuk melibatkan diri dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling, memungkinkan siswa untuk menjadi partisipan yang baik, saling membagikan atau sharing pengalaman serta keterampilan bersama, siswa dapat belajar dan mengambil manfaat dari layanan bimbingan dan konseling secara kolaboratif, karena layanan dapat dilaksanakan secara klasikal atau kelompok, membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri, memecahkan masalah – masalah pribadi serta sosial dan mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi, dan mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konseling serta berbagai macam sumber informasi yang penting bagi pengenbangan diri siswa. Bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan konseling diantaranya adalah metode online dengan menggunakan perangkat komputer sebagai perantara, konseli sekarang memiliki opsi pilihan selain bertatap muka langsung dengan konselor dengan metode online ini, yaitu dengan cara melalui e-mail, telephone, chatting dengan berbagai aplikasi chat, web blog, atau video conference seperti zoom meeting, google meet dan lain lain. Metode ini dapat di manfaatkan oleh konselor dan konseli untuk membicarakan masalah, terapi, konsultasi, serta membuat janji untuk pertemuan layanan selanjutnya. Dari tahun ke tahun, sudah banyak sekali penelitian dan pengembangan teknologi informasi dalam bidang bimbingan dan konseling. Seperti dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono8[9](2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karir untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa. Dan Di pertengahan tahun 2007 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meluncurkan software analisis tugas perkembangan berbasis komputer yang diberi nama ATP. Dengan banyaknya sekali penelitian dalam pengembangan teknologi informasi dalam layanan bimbingan dan konseling, diharapkan dapat mampu membuat mendukung terus proses layanan bimbingan dan konseling, agar dapat mampu berkembang, dan juga dapat mampu memberikan kinerja efisiensi dan efektifitas dalam layanan bimbingan dan konseling. Karena disini teknologi informasi sangat penting dalam BK karena tuntutan profesional seorang konselor dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Sehingga potensi kemudahan yang dapat diberikan dalam menggunakan teknologi informasi dapat meningkatkan produktivitas layanan serta kualitas layanan yang diberikan kepada peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Andi Setiawan, M. (februari 2016). PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi,, 46-49. Diana, V. (2018). PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI. PROSIDING SEMINAR NASIONAL, 272-278. Sumarwiyah, & Zamroni, E. (volume 2 No. 1). Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa. FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al-Banjari, 1-13. Triyono, & Dwi Febriani, R. (2018). PENTINGNYA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI. JUANG: Jurnal Wahana Konseling, 74-82.