Kerangka Acuan Kerja (KAK) PENYUSUNAN KEBIJAKAN TEKNIS PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Tahun 2021 Jasa Konsultansi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR JL. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110.Telepon (021) 7398618, Fax (021)7398620 Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Program : Dukungan Manajemen Hasil (outcome) Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan teknis yang terukur melalui pelaksanaan perencanaan dan pemrograman pengembangan infrastruktur wilayah yang efektif Unit Eselon II : Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Kegiatan : Perencanaan Infrastruktur PUPR Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya Pedoman Kebijakan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah Jenis Keluaran : Laporan Pendahuluan Laporan Antara Laporan Draft Akhir Laporan Akhir Buku Pedoman Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah Volume dan Satuan Keluaran 5 Laporan Pendahuluan (Output) 5 Laporan Antara 5 Laporan Draft Akhir 5 Laporan Akhir 100 Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 100 Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah 100 Buku Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah Dalam melakukan penyusunan Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah, penyedia Jasa Konsultansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Uraian Pendahuluan 1 Latar Belakang Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) sebagai salah satu unit organisasi Kementerian PUPR bertugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu program pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berbasis pengembangan wilayah yang juga menyelenggarakan beberapa fungsi di antaranya: 1) pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR; 2) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana terpadu pembangunan infrastruktur PUPR; dan 3) pelaksanaan administrasi BPIW. Tugas dan fungsi BPIW yang berbasis pendekatan kewilayahan sejalan dengan arahan RPJMN 2020-2024 dimana dalam pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, pemerintah membuat rencana berbasis kewilayahan yang mensinergikan beberapa sektor di dalamnya secara holistic. BPIW mengeluarkan kebijakan teknis dan rencana terpadu program berbasis kewilayahan mengambil peran dalam memberikan arahan pembangunan infrastruktur khususnya bidang PUPR kepada unit organisasi di lingkup Kementerian PUPR dan juga kepada K/L terkait lainnya. Untuk dapat memenuhi arahan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementerian PUPR 2020-2024 maka perlu adanya pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu program berbasis kewilayahan. Hal ini diperlukan supaya kebijakan teknis dan rencana terpadu program pembangunan infrastruktur PUPR yang dihasilkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta dapat di ukur kinerja implementasinya. Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR menyebutkan bahwa Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau memiliki tugas melakukan penyusunan rencana induk, sinkronisasi dan penyusunan prioritisasi program dan strategis pembiayaan jangka menengah dan tahunan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah di wilayah Pulau. Oleh karena itu, Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional bertugas untuk mengeluarkan kebijakan teknis terkait dengan penyusunan Rencana Induk (RI) dan penyusunan program jangka menengah (PJM) pengembangan infrastruktur PUPR yang dilakukan oleh Pusat Wilayah. Kajian ini berfokus untuk menghasilkan kebijakan teknis tentang RI dan PJM pembangunan infrastruktur PUPR dalam mendukung pengembangan wilayah berdasarkan koridor pertumbuhan dan pemerataan yang di dalamnya mencakup kawasan strategis nasional antara lain, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Kota Metropolitan, Kota Baru, Kota Sedang Kota Kecil, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), Kawasan Perbatasan Darat dan Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT). Perlu dipahami bahwa setiap daerah dalam masing-masing pulau memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dimungkinkan adanya tahapan yang perlu perhatian khusus dalam tahapan proses penyusunan rencana pembangunan infrastruktur PUPR berbasis kawasan. Kebijakan teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi unit-unit organisasi Kementerian PUPR khususnya BPIW dalam melakukan penyusunan perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur jangka panjang maupun jangka menengah. Selain itu, untuk legalitas kebijakan teknis yang dihasilkan maka perlu kiranya ditetapkan sebagai suatu produk hukum/ peraturan yang sah. 2 Maksud Tujuan 3 Sasaran 4 Lokasi Kegiatan dan Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah: Merumuskan tata cara penyusunan rencana induk (RI) dan program jangka menengah (PJM) berbasis kawasan sehingga dapat menghasilkan muatan produk perencanaan dan pemrograman yang komprehensif; Menyusun pedoman penyusunan rencana induk dan PJM pengembangan infrastruktur PUPR sehingga dapat menjadi acuan perencanaan pembangunan infrastruktur bagi unit organisasi di lingkup Kementerian PUPR khususnya di lingkup BPIW; Menghasilkan mekanisme yang jelas dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR. Tersusunnya kebijakan teknis penyusunan dokumen perencanaan dan pemrograman Rencana Induk dan PJM berbasis kawasan untuk masingmasing pulau termasuk mekanisme pengendalian dan mitigasi risiko pelaksanaannya; Tersusunnya draft peraturan/produk hukum mendukung legalitas kebijakan teknis penyusunan perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah FGD Untuk mendukung terlaksananya kegiatan penyiapan Pedoman Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah maka perlu dilakukan antara lain rapat internal dan Focus Group Discussion (FGD). Pertemuan para Ahli (Expert Meeting) ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai mekanisme penyusunan rencana dan program yang telah dilakukan oleh Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah (Puswil) selama ini yang kemudian akan dilakukan identifikasi dan pemetaan komponen kegiatannya. Pertemuan ini dilakukan sebanyak 16 (enam belas) kali di Jakarta dengan peserta berjumlah 20 orang mengundang pejabat atau staf yang berkompeten dalam menangani kegiatan substansi di bidangnya masing-masing pada setiap Puswil. Dua orang narasumber akan dihadirkan antara lain berasal dari lingkup Bappenas, Kementerian Keuangan, Kemenpan, BPKP atau profesional. Selain itu, diadakan juga rapat membahas persiapan dan progress pelaksanaan kegiatan berupa rapat laporan pendahuluan, laporan antara, dan draft laporan akhir yang seluruhnya akan di adakan di Jakarta masing-masing rapat terdiri dari 25 orang peserta termasuk 1 orang narasumber eselon II dan 1 orang moderator. Untuk mendapatkan masukan terkait progres pekerjaan yang dilaksanakan maka akan dilaksanakan 2 (dua) kali FGD yang pertama di adakan di Jakarta terdiri dari 50 peserta termasuk narasumber eselon II, eselon III dan moderator. FGD Jakarta ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyampaikan hasil pengolahan informasi yang diperoleh selama Expert Meeting berupa rumusan draft awal tata cara atau tahapan penyusunan RI dan PJM infrastruktur PUPR mendukung pengembangan wilayah berbasis kawasan. Diharapkan dari FGD Jakarta ini dapat menjaring masukan atau konfirmasi hasil Expert Meeting untuk menjadi dasar penyempurnaan hasil akhir penyusunan kebijakan teknis. Sedangkan FGD berikutnya di adakan di Bali dengan jumlah peserta 40 (empat puluh) orang bertujuan untuk menyampaikan hasil penyempurnaan dari rumusan awal kebijakan teknis dan juga mendiskusikan rumusan konsep legal dari kebijakan teknis yang disusun untuk ditetapkan dalam mekanisme peraturan. FGD Jakarta - Target peserta : 50 (lima puluh) orang - Jumlah Narasumber : 4 (empat) orang (Bappenas, Kemenkeu, Kemenpan, BPKP) - Jumlah Moderator : 2 (dua) orang FGD Bali - Target peserta - Jumlah Narasumber Kemenkeu) - Jumlah Moderator 5 6 7 8 9 : 45 (empat puluh lima) orang : 4 (empat) orang (Bappenas, Kemenpan, BPKP, : 2 (dua) orang Survey Survey Bali ditujukan untuk mendapatkan informasi dan masukan terkait proses perencanaan dan pemrograman pengembangan wilayah provinsi Bali bagian Selatan yang saat ini terjadi ketimpangan dengan pengembangan wilayah di Bali bagian Utara dan masukan terhadap rumusan kebijakan teknis perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR yang sedang disusun dari sudut pandang pemerintah daerah. Untuk keperluan tersebut, perlu kunjungan ke Bappeda Provinsi Bali dan Bappeda Kabupaten Buleleng. Sumber Kegiatan ini di biayai dari sumber pendanaan DIPA APBN Satker Pusat Pendanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Tahun Anggaran 2021, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah) termasuk pajak sebagaimana RAB terlampir. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Ir. Zevi Azzaino, M.Sc.,Ph.D Organisasi Proyek/ Satuan Kerja : Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pejabat Nasional Pembuat Komitmen Referensi - Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Hukum Pembangunan Nasional; - Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional; - Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; - Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; - Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Studi A. Judul : Buku Tata Laksana Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan Terdahulu Infrastruktur Wilayah Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Tahun Pelaksanaan : 2017 B. Judul : SOP Unit Kerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Tahun : 2017 C. Judul : SOP Kesekretariatan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Tahun Pelaksanaan : 2017 Lingkup Kegiatan a. Melakukan review terhadap SOTK BPIW sebagaimana yang termuat dalam Permen PUPR Nomor 13 Tahun 2020 dalam rangka identifikasi tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan BPIW; b. Melakukan review SOP dari unit kerja/ organisasi/ kementerian/ Lembaga khususnya yang terkait dengan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan pemrograman; c. Melakukan review literatur mekanisme pembiayaan infrastruktur; 10 Metodologi 11 Keluaran d. Merumuskan tahapan penyusunan dokumen Rencana Induk pembangunan infrastruktur PUPR yang ideal berbasis pengembangan wilayah melalui studi literatur yang valid dan reliable; e. Merumuskan tahapan penyusunan PJM mendukung kawasan strategis nasional berbasis pengembangan wilayah melalui studi literatur yang valid dan reliable; f. Melakukan pertemuan dengan para pimpinan unit kerja atau staf yang berkompeten dalam memahami proses penyusunan rencana induk dan pjm dalam suatu rapat internal dengan tujuan mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk merumuskan tata kerja yang diperlukan; g. Menyelenggarakan Focus Group Discussion untuk menyampaikan konsep penyusunan awal (draft) kebijakan teknis penyusunan RI dan PJM pembangunan infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah dan menjaring masukan untuk penyempurnaan rancangan (draft) yang sedang disusun; h. Menyusun kebijakan teknis penyusunan rencana RI dan kebijakan teknis PJM pembangunan infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah; i. Menyusun buku bagan alur SOP kebijakan teknis penyusunan RI dan PJM pembangunan infrastruktur PUPR beserta narasinya; j. Merumuskan konsep legalisasi dokumen kebijakan teknis penyusunan RI dan PJM pembangunan infrastruktur PUPR. Tim konsultan harus melaksanakan metodologi secara sistematis dan terukur untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang akuntabel dan reliable. Metodologi tersebut dilampirkan dalam Rencana Mutu Kontrak. A. Keluaran Sesuai dengan Lingkup Pekerjaan: 1. Hasil rapat dan diskusi dengan unit kerja di lingkungan BPIW terkait pengumpulan data dan informasi pendukung penyusunan pedoman perencanaan dan pemrograman berupa notulensi; 2. Rekaman audio visual kegiatan rapat dan FGD; 3. Daftar risiko dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemrograman beserta rekomendasi mitigasi atau pengendalian risiko; 4. Hasil analisis notulensi rapat internal dan literature review dokumen proses perencanaan dan dokumen pemrograman; 5. Proceeding Focus Group Discussion B. Keluaran dalam bentuk Dokumen atau Laporan: - 5 Laporan Pendahuluan - 5 Laporan Antara - 5 Laporan Draft Akhir - 5 Laporan Akhir - 100 Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah - 100 Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah - 100 Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah 12 Peralatan dan Penyedia jasa menyediakan peralatan dan material penunjang antara lain tapi Material dari tidak terbatas pada peralatan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang Penyedia Jasa diperlukan dalam menunjang pencapaian target keluaran kegiatan. Konsultansi 13 Jangka Waktu Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender Penyelesaian terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Kegiatan Pejabat Pembuat Komitmen 14 Personil Pekerjaan dilaksanakan secara kontraktual dengan menggunakan tenaga ahli sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga ahli tersebut terdiri dari: Posisi Kualifikasi Pendidikan Tenaga Ahli: Tenaga Ahli Legal Drafting (Team Leader) Tenaga Ahli Bidang Perencanaan Tenaga Ahli Bidang Pemrograman Tenaga Ahli Bidang Perencanaan S-2 Hukum Keahlian - S-2 Kebijakan Publik S-1 Planologi/ Perencanaan Wilayah S-1 Teknik Sipil/ Perencanaan Wilayah Tenaga Ahli S-2 Ekonomi Bidang Pembangunan Pembiayaan Infrastruktur Asisten Tenaga Ahli Asisten Tenaga S-1 Hukum Ahli Legal Drafting Asisten Tenaga S-1 Kebijakan Ahli Bidang Publik Pemrograman Asisten Tenaga S-1 Teknik Ahli Bidang Perencanaan Perencanaan Wilayah Kota Asisten Tenaga S-1 Ahli Bidang Manajemen Perencanaan Tenaga Pendukung Tenaga D-3 Teknik Pendukung Informatika Operator Komputer Tenaga D-3 Sekretaris Pendukung Sekretaris SKA Klasifikasi Bidang Planologi kualifikasi Ahli Muda SKA Klasifikasi Bidang Manajemen Proyek Kualifikasi Ahli Muda Jumlah Orang Bulan Pengalaman Min 3 tahun 1 orang x 8 bulan Min 3 tahun 1 orang x 8 bulan Min 3 tahun 1 orang x 7 bulan Min 3 tahun 1 orang x 7 bulan Min 3 tahun 1 orang x 6 bulan 1 orang x 4 bulan 1 orang x 4 bulan 1 orang x 4 bulan 1 orang x 3 bulan 1 orang x 8 bulan 1 orang x 8 bulan Asisten Tenaga Ahli Bidang Legal Drafting dibutuhkan untuk membantu dalam pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait produkproduk hukum mengenai tahapan dan SOP penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan pemrograman. Asisten Tenaga Ahli Bidang Perencanaan dibutuhkan untuk membantu dalam 15 Kualifikasi Badan Usaha 16 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 17 Laporan Pendahuluan 18 Laporan Antara 19 Draft Laporan Akhir pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait tahapan dan SOP penyusunan dokumen perencanaan Asisten Tenaga Ahli Bidang Pemrograman dibutuhkan untuk membantu dalam pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait tahapan dan SOP penyusunan dokumen pemrograman. Asisten Tenaga Ahli Bidang Manajemen Proyek dibutuhkan untuk membantu dalam pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait quality assurance produk yang akan dihasilkan. Kualifikasi Badan Usaha Menengah dengan sub bidang klasifikasi layanan jasa perencana dan perancang perkotaan (PR101), jasa perencanaan wilayah (PR102) atau atau jasa pengembangan pemanfaatan ruang (PR104). Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan. Beberapa aspek yang termasuk dalam laporan pendahuluan antara lain: dasar pemikiran kajian dimana termasuk di dalamnya latar belakang kajian, rumusan permasalahan, kajian literatur, kerangka pemikiran, metodologi pengolahan data serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan termasuk di dalamnya uraian mengenai jadwal dan agenda dari setiap rapat internal yang dilaksanakan dengen Puswil. Laporan diserahakan sejumlah 5 (lima) rangkap dan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dikeluarkannya SPMK beserta soft filenya ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip. Laporan Pendahuluan dibahas dalam suatu forum pembahasan dengan Tim Teknis. Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya tidak terbatas pada: 1. Latar belakang, dasar pemikiran (telahaan teori atau studi terdahulu), rumusan permasalahan, kerangka berpikir dan metodologi pengolahan data; 2. Analisis atau rumusan awal hasil pengolahan informasi diskusi expert meeting baik internal BPIW maupun eksternal; 3. Analisis identifikasi risiko yang berpotensi mengganggu proses penyusunan RI dan PJM serta usulan mitigasi/ pengendaliannya; 4. Resume hasil pekerjaan; Laporan harus dibahas untuk mendapatkan hasil perbaikan dan diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip, Laporan Antara dibahas dalam suatu forum pembahasan dengan Tim Teknis. Draft Laporan Akhir memuat hasil pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya, tidak terbatas pada: 1. Latar belakang, dasar pemikiran (telahaan teori atau studi terdahulu), rumusan permasalahan, kajian literatur, kerangka berpikir dan metodologi pengolahan data; 2. Draft dokumen kebijakan teknis penyusunan rencana induk pengembangan infrastruktur wilayah pulau bidang PUPR berbasis kawasan dan dokumen kebijakan teknis penyusunan program jangka menengah pengembangan infrastruktur wilayah bidang PUPR berbasis kawasan; 3. Draft SOP (bagan alir) kebijakan teknis penyusunan rencana induk pengembangan infrastruktur wilayah dan kebijakan teknis penyusunan pemrograman; 4. Kawasan yang dimaksud pada poin 3 antara lain tidak terbatas pada mendukung kawasan strategis nasional berikut: KSPN, KI, KEK, Kota Metropolitan, Kota Kecil Kota Sedang, KPPN dan PPKT; 5. Draft rumusan konsep legalisasi kebijakan teknis. 20 Laporan Akhir 21 Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 22 Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah 23 Buku Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Seluruh kegiatan telah didiskusikan dengan tim teknis, diserahkan sesudah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Laporan Draft Akhir di serahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah SPMK terbit, dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip serta softcopynya setelah mendapatkan masukan pada Rapat Pembahasan Draft Laporan Akhir. a. Laporan Akhir memuat seluruh kegiatan yang telah di diskusikan dengan tim teknis, memperoleh masukan dari para ahli dan narasumber lainnya dan merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari laporan draft final dengan memperhatikan sasaran dan ruang lingkup kajian yang tertuang dalam notulensi rapat; b. Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender setelah SPMK ditanda tangani; c. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy Laporan Akhir harus diserahkan kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD; d. Laporan tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasan dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK. Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah memuat tata cara, muatan, standar dan prosedur pelaksanaan penyusunan dokumen rencana induk: a. Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dicetak sebanyak 100 (seratus) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender setelah SPMK di tandatangani. b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD. c. Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasan dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah memuat tata cara, muatan, standar dan prosedur pelaksanaan penyusunan dokumen program jangka menengah: a. Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur dicetak sebanyak 100 (seratus) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender setelah SPMK di tandatangani. b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD. c. Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasna dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK Buku Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah memuat bagan alir kegiatan perencanaan dan pemrograman; a. Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah dicetak sebanyak 100 (seratus) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender setelah SPMK di tandatangani. b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan Wilayah 24 25 26 Draft Konsep Produk Hukum/ Peraturan Legalisasi Pedoman Teknis Produk Dalam Negeri Persyaratan Bersama 27 Pengumpulan Data Lapangan 28 Alih Pengetahuan kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD. Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasna dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK Draft konsep surat/ peraturan untuk legalisasi pedoman teknis yang dihasilkan C. Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri. Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku harus dipatuhi. Data yang dikumpulkan data primer dan sekunder berupa peraturan, notulensi, best practices perencanaan dan pemrograrnan serta data-data lain yang diperlukan melalui rapat internal dan literatur review. Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menvelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan Semua bentuk data, dokumen, foto atau peralatan yang dipergunakan selama pekerjaan dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan (Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah). Sa Mengetahui, Pejabat Pembuat Kornitmen a:z:#a:IIS.t'engembangan Infrastruktur asional !YAM·