Uploaded by User32455

6. 20210114 KAK Penyusunan Kebijakan Teknis

advertisement
Kerangka Acuan Kerja
(KAK)
PENYUSUNAN KEBIJAKAN TEKNIS PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
Tahun 2021
Jasa Konsultansi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR
JL. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110.Telepon (021) 7398618, Fax
(021)7398620
Kementerian Negara/ Lembaga
: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Eselon I
:
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program
:
Dukungan Manajemen
Hasil (outcome)
Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan teknis yang terukur
melalui
pelaksanaan
perencanaan
dan
pemrograman
pengembangan infrastruktur wilayah yang efektif
Unit Eselon II
:
Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional
Kegiatan
:
Perencanaan Infrastruktur PUPR
Indikator Kinerja Kegiatan
:
Tersedianya
Pedoman
Kebijakan
Teknis
Pelaksanaan
Penyusunan Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
Jenis Keluaran
:

Laporan Pendahuluan

Laporan Antara

Laporan Draft Akhir

Laporan Akhir

Buku Pedoman Teknis Perencanaan dan Pemrograman
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Volume dan Satuan Keluaran

5 Laporan Pendahuluan
(Output)

5 Laporan Antara

5 Laporan Draft Akhir

5 Laporan Akhir

100 Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah

100
Buku
Pedoman
Teknis
Pemrograman
Pengembangan Infrastruktur Wilayah

100 Buku Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan
dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Dalam melakukan penyusunan Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, penyedia Jasa Konsultansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Uraian Pendahuluan
1
Latar
Belakang
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) sebagai salah satu unit
organisasi Kementerian PUPR bertugas untuk melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan rencana terpadu program pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat berbasis pengembangan wilayah yang
juga menyelenggarakan beberapa fungsi di antaranya: 1) pelaksanaan koordinasi
dan sinkronisasi program keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR; 2)
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana terpadu pembangunan
infrastruktur PUPR; dan 3) pelaksanaan administrasi BPIW. Tugas dan fungsi
BPIW yang berbasis pendekatan kewilayahan sejalan dengan arahan RPJMN
2020-2024 dimana dalam pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, pemerintah
membuat rencana berbasis kewilayahan yang mensinergikan beberapa sektor di
dalamnya secara holistic. BPIW mengeluarkan kebijakan teknis dan rencana
terpadu program berbasis kewilayahan mengambil peran dalam memberikan
arahan pembangunan infrastruktur khususnya bidang PUPR kepada unit
organisasi di lingkup Kementerian PUPR dan juga kepada K/L terkait lainnya.
Untuk dapat memenuhi arahan pembangunan nasional yang tertuang dalam
RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementerian PUPR 2020-2024 maka perlu
adanya pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu
program berbasis kewilayahan. Hal ini diperlukan supaya kebijakan teknis dan
rencana terpadu program pembangunan infrastruktur PUPR yang dihasilkan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien serta dapat di ukur kinerja
implementasinya. Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR menyebutkan bahwa Pusat
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau memiliki tugas melakukan
penyusunan rencana induk, sinkronisasi dan penyusunan prioritisasi program dan
strategis pembiayaan jangka menengah dan tahunan, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR berdasarkan
pendekatan pengembangan wilayah di wilayah Pulau. Oleh karena itu, Pusat
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional bertugas untuk mengeluarkan
kebijakan teknis terkait dengan penyusunan Rencana Induk (RI) dan penyusunan
program jangka menengah (PJM) pengembangan infrastruktur PUPR yang
dilakukan oleh Pusat Wilayah.
Kajian ini berfokus untuk menghasilkan kebijakan teknis tentang RI dan PJM
pembangunan infrastruktur PUPR dalam mendukung pengembangan wilayah
berdasarkan koridor pertumbuhan dan pemerataan yang di dalamnya mencakup
kawasan strategis nasional antara lain, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN), Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan
Kota Metropolitan, Kota Baru, Kota Sedang Kota Kecil, Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional (KPPN), Kawasan Perbatasan Darat dan Pulau-pulau Kecil
Terluar (PPKT). Perlu dipahami bahwa setiap daerah dalam masing-masing pulau
memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dimungkinkan adanya tahapan
yang perlu perhatian khusus dalam tahapan proses penyusunan rencana
pembangunan infrastruktur PUPR berbasis kawasan.
Kebijakan teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi unit-unit organisasi
Kementerian PUPR khususnya BPIW dalam melakukan penyusunan perencanaan
dan pemrograman pembangunan infrastruktur jangka panjang maupun jangka
menengah. Selain itu, untuk legalitas kebijakan teknis yang dihasilkan maka perlu
kiranya ditetapkan sebagai suatu produk hukum/ peraturan yang sah.
2
Maksud
Tujuan
3
Sasaran
4
Lokasi
Kegiatan
dan Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah:
 Merumuskan tata cara penyusunan rencana induk (RI) dan program jangka
menengah (PJM) berbasis kawasan sehingga dapat menghasilkan muatan
produk perencanaan dan pemrograman yang komprehensif;
 Menyusun pedoman penyusunan rencana induk dan PJM pengembangan
infrastruktur PUPR sehingga dapat menjadi acuan perencanaan
pembangunan infrastruktur bagi unit organisasi di lingkup Kementerian
PUPR khususnya di lingkup BPIW;
 Menghasilkan mekanisme yang jelas dalam penyusunan dokumen
perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR.
 Tersusunnya kebijakan teknis penyusunan dokumen perencanaan dan
pemrograman Rencana Induk dan PJM berbasis kawasan untuk masingmasing pulau termasuk mekanisme pengendalian dan mitigasi risiko
pelaksanaannya;
 Tersusunnya draft peraturan/produk hukum mendukung legalitas kebijakan
teknis penyusunan perencanaan dan pemrograman pembangunan
infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah
FGD
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan penyiapan Pedoman Pelaksanaan
Penyusunan Perencanaan dan Pemrograman Pengembangan Infrastruktur
Wilayah maka perlu dilakukan antara lain rapat internal dan Focus Group
Discussion (FGD).
Pertemuan para Ahli (Expert Meeting) ditujukan untuk mengumpulkan informasi
mengenai mekanisme penyusunan rencana dan program yang telah dilakukan
oleh Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah (Puswil) selama ini yang
kemudian akan dilakukan identifikasi dan pemetaan komponen kegiatannya.
Pertemuan ini dilakukan sebanyak 16 (enam belas) kali di Jakarta dengan peserta
berjumlah 20 orang mengundang pejabat atau staf yang berkompeten dalam
menangani kegiatan substansi di bidangnya masing-masing pada setiap Puswil.
Dua orang narasumber akan dihadirkan antara lain berasal dari lingkup Bappenas,
Kementerian Keuangan, Kemenpan, BPKP atau profesional.
Selain itu, diadakan juga rapat membahas persiapan dan progress pelaksanaan
kegiatan berupa rapat laporan pendahuluan, laporan antara, dan draft laporan
akhir yang seluruhnya akan di adakan di Jakarta masing-masing rapat terdiri dari
25 orang peserta termasuk 1 orang narasumber eselon II dan 1 orang moderator.
Untuk mendapatkan masukan terkait progres pekerjaan yang dilaksanakan maka
akan dilaksanakan 2 (dua) kali FGD yang pertama di adakan di Jakarta terdiri dari
50 peserta termasuk narasumber eselon II, eselon III dan moderator. FGD Jakarta
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyampaikan hasil pengolahan informasi
yang diperoleh selama Expert Meeting berupa rumusan draft awal tata cara atau
tahapan penyusunan RI dan PJM infrastruktur PUPR mendukung pengembangan
wilayah berbasis kawasan. Diharapkan dari FGD Jakarta ini dapat menjaring
masukan atau konfirmasi hasil Expert Meeting untuk menjadi dasar
penyempurnaan hasil akhir penyusunan kebijakan teknis. Sedangkan FGD
berikutnya di adakan di Bali dengan jumlah peserta 40 (empat puluh) orang
bertujuan untuk menyampaikan hasil penyempurnaan dari rumusan awal
kebijakan teknis dan juga mendiskusikan rumusan konsep legal dari kebijakan
teknis yang disusun untuk ditetapkan dalam mekanisme peraturan.
FGD Jakarta
- Target peserta
: 50 (lima puluh) orang
- Jumlah Narasumber :
4 (empat) orang (Bappenas, Kemenkeu,
Kemenpan, BPKP)
- Jumlah Moderator : 2 (dua) orang
FGD Bali
- Target peserta
- Jumlah Narasumber
Kemenkeu)
- Jumlah Moderator
5
6
7
8
9
: 45 (empat puluh lima) orang
: 4 (empat) orang (Bappenas, Kemenpan, BPKP,
: 2 (dua) orang
Survey
Survey Bali ditujukan untuk mendapatkan informasi dan masukan terkait proses
perencanaan dan pemrograman pengembangan wilayah provinsi Bali bagian
Selatan yang saat ini terjadi ketimpangan dengan pengembangan wilayah di Bali
bagian Utara dan masukan terhadap rumusan kebijakan teknis perencanaan dan
pemrograman infrastruktur PUPR yang sedang disusun dari sudut pandang
pemerintah daerah. Untuk keperluan tersebut, perlu kunjungan ke Bappeda
Provinsi Bali dan Bappeda Kabupaten Buleleng.
Sumber
Kegiatan ini di biayai dari sumber pendanaan DIPA APBN Satker Pusat
Pendanaan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Tahun Anggaran 2021, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp.
2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah) termasuk pajak sebagaimana RAB
terlampir.
Nama
dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Ir. Zevi Azzaino, M.Sc.,Ph.D
Organisasi
Proyek/ Satuan Kerja : Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pejabat
Nasional
Pembuat
Komitmen
Referensi
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Hukum
Pembangunan Nasional;
- Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
- Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Studi
A. Judul : Buku Tata Laksana Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan
Terdahulu
Infrastruktur Wilayah
Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Tahun Pelaksanaan : 2017
B. Judul : SOP Unit Kerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Tahun : 2017
C. Judul : SOP Kesekretariatan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pelaksana Studi : Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Tahun Pelaksanaan : 2017
Lingkup
Kegiatan
a. Melakukan review terhadap SOTK BPIW sebagaimana yang termuat dalam
Permen PUPR Nomor 13 Tahun 2020 dalam rangka identifikasi tugas dan
fungsi unit kerja di lingkungan BPIW;
b. Melakukan review SOP dari unit kerja/ organisasi/ kementerian/ Lembaga
khususnya yang terkait dengan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan
dan pemrograman;
c. Melakukan review literatur mekanisme pembiayaan infrastruktur;
10 Metodologi
11 Keluaran
d. Merumuskan tahapan penyusunan dokumen Rencana Induk pembangunan
infrastruktur PUPR yang ideal berbasis pengembangan wilayah melalui studi
literatur yang valid dan reliable;
e. Merumuskan tahapan penyusunan PJM mendukung kawasan strategis
nasional berbasis pengembangan wilayah melalui studi literatur yang valid
dan reliable;
f. Melakukan pertemuan dengan para pimpinan unit kerja atau staf yang
berkompeten dalam memahami proses penyusunan rencana induk dan pjm
dalam suatu rapat internal dengan tujuan mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan untuk merumuskan tata kerja yang diperlukan;
g. Menyelenggarakan Focus Group Discussion untuk menyampaikan konsep
penyusunan awal (draft) kebijakan teknis penyusunan RI dan PJM
pembangunan infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah dan
menjaring masukan untuk penyempurnaan rancangan (draft) yang sedang
disusun;
h. Menyusun kebijakan teknis penyusunan rencana RI dan kebijakan teknis
PJM pembangunan infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah;
i. Menyusun buku bagan alur SOP kebijakan teknis penyusunan RI dan PJM
pembangunan infrastruktur PUPR beserta narasinya;
j. Merumuskan konsep legalisasi dokumen kebijakan teknis penyusunan RI
dan PJM pembangunan infrastruktur PUPR.
Tim konsultan harus melaksanakan metodologi secara sistematis dan terukur
untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang akuntabel dan reliable. Metodologi
tersebut dilampirkan dalam Rencana Mutu Kontrak.
A. Keluaran Sesuai dengan Lingkup Pekerjaan:
1. Hasil rapat dan diskusi dengan unit kerja di lingkungan BPIW terkait
pengumpulan data dan informasi pendukung penyusunan pedoman
perencanaan dan pemrograman berupa notulensi;
2. Rekaman audio visual kegiatan rapat dan FGD;
3. Daftar risiko dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pemrograman beserta rekomendasi mitigasi atau pengendalian
risiko;
4. Hasil analisis notulensi rapat internal dan literature review dokumen
proses perencanaan dan dokumen pemrograman;
5. Proceeding Focus Group Discussion
B. Keluaran dalam bentuk Dokumen atau Laporan:
- 5 Laporan Pendahuluan
- 5 Laporan Antara
- 5 Laporan Draft Akhir
- 5 Laporan Akhir
- 100 Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
- 100 Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
- 100 Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
12 Peralatan dan
Penyedia jasa menyediakan peralatan dan material penunjang antara lain tapi
Material dari
tidak terbatas pada peralatan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang
Penyedia Jasa
diperlukan dalam menunjang pencapaian target keluaran kegiatan.
Konsultansi
13 Jangka Waktu
Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender
Penyelesaian
terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari
Kegiatan
Pejabat Pembuat Komitmen
14 Personil
Pekerjaan dilaksanakan secara kontraktual dengan menggunakan tenaga ahli
sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga ahli tersebut terdiri dari:
Posisi
Kualifikasi
Pendidikan
Tenaga Ahli:
Tenaga
Ahli
Legal Drafting
(Team Leader)
Tenaga
Ahli
Bidang
Perencanaan
Tenaga
Ahli
Bidang
Pemrograman
Tenaga
Ahli
Bidang
Perencanaan
S-2 Hukum
Keahlian
-
S-2 Kebijakan
Publik
S-1 Planologi/
Perencanaan
Wilayah
S-1
Teknik
Sipil/
Perencanaan
Wilayah
Tenaga
Ahli S-2 Ekonomi
Bidang
Pembangunan
Pembiayaan
Infrastruktur
Asisten Tenaga Ahli
Asisten Tenaga S-1 Hukum
Ahli
Legal
Drafting
Asisten Tenaga S-1 Kebijakan
Ahli
Bidang Publik
Pemrograman
Asisten Tenaga S-1
Teknik
Ahli
Bidang Perencanaan
Perencanaan
Wilayah Kota
Asisten Tenaga S-1
Ahli
Bidang Manajemen
Perencanaan
Tenaga Pendukung
Tenaga
D-3
Teknik
Pendukung
Informatika
Operator
Komputer
Tenaga
D-3 Sekretaris
Pendukung
Sekretaris
SKA
Klasifikasi
Bidang
Planologi
kualifikasi
Ahli Muda
SKA
Klasifikasi
Bidang
Manajemen
Proyek
Kualifikasi
Ahli Muda
Jumlah
Orang
Bulan
Pengalaman
Min 3 tahun
1 orang x 8
bulan
Min 3 tahun
1 orang x 8
bulan
Min 3 tahun
1 orang x 7
bulan
Min 3 tahun
1 orang x 7
bulan
Min 3 tahun
1 orang x 6
bulan
1 orang x 4
bulan
1 orang x 4
bulan
1 orang x 4
bulan
1 orang x 3
bulan
1 orang x 8
bulan
1 orang x 8
bulan
Asisten Tenaga Ahli Bidang Legal Drafting dibutuhkan untuk membantu dalam
pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait produkproduk hukum mengenai tahapan dan SOP penyusunan dokumen perencanaan
dan pelaksanaan pemrograman.
Asisten Tenaga Ahli Bidang Perencanaan dibutuhkan untuk membantu dalam
15 Kualifikasi
Badan Usaha
16 Jadwal
Pelaksanaan
Kegiatan
17 Laporan
Pendahuluan
18 Laporan
Antara
19 Draft Laporan
Akhir
pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait tahapan dan
SOP penyusunan dokumen perencanaan
Asisten Tenaga Ahli Bidang Pemrograman dibutuhkan untuk membantu dalam
pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait tahapan dan
SOP penyusunan dokumen pemrograman.
Asisten Tenaga Ahli Bidang Manajemen Proyek dibutuhkan untuk membantu
dalam pengumpulan dan pengolahan data baik primer atau sekunder terkait
quality assurance produk yang akan dihasilkan.
Kualifikasi Badan Usaha Menengah dengan sub bidang klasifikasi layanan jasa
perencana dan perancang perkotaan (PR101), jasa perencanaan wilayah (PR102)
atau atau jasa pengembangan pemanfaatan ruang (PR104).
Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender terhitung
sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat
Komitmen
Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam
pelaksanaan kegiatan. Beberapa aspek yang termasuk dalam laporan pendahuluan
antara lain: dasar pemikiran kajian dimana termasuk di dalamnya latar belakang
kajian, rumusan permasalahan, kajian literatur, kerangka pemikiran, metodologi
pengolahan data serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan termasuk di dalamnya uraian mengenai jadwal dan agenda dari setiap
rapat internal yang dilaksanakan dengen Puswil.
Laporan diserahakan sejumlah 5 (lima) rangkap dan diserahkan paling lambat 1
(satu) bulan sejak dikeluarkannya SPMK beserta soft filenya ditargetkan untuk
Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip. Laporan
Pendahuluan dibahas dalam suatu forum pembahasan dengan Tim Teknis.
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan, termasuk di
dalamnya tidak terbatas pada:
1. Latar belakang, dasar pemikiran (telahaan teori atau studi terdahulu),
rumusan permasalahan, kerangka berpikir dan metodologi pengolahan
data;
2. Analisis atau rumusan awal hasil pengolahan informasi diskusi expert
meeting baik internal BPIW maupun eksternal;
3. Analisis identifikasi risiko yang berpotensi mengganggu proses
penyusunan RI dan PJM serta usulan mitigasi/ pengendaliannya;
4. Resume hasil pekerjaan;
Laporan harus dibahas untuk mendapatkan hasil perbaikan dan diserahkan
selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK,
Tim Teknis dan Arsip, Laporan Antara dibahas dalam suatu forum pembahasan
dengan Tim Teknis.
Draft Laporan Akhir memuat hasil pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya,
tidak terbatas pada:
1. Latar belakang, dasar pemikiran (telahaan teori atau studi terdahulu),
rumusan permasalahan, kajian literatur, kerangka berpikir dan metodologi
pengolahan data;
2. Draft dokumen kebijakan teknis penyusunan rencana induk
pengembangan infrastruktur wilayah pulau bidang PUPR berbasis
kawasan dan dokumen kebijakan teknis penyusunan program jangka
menengah pengembangan infrastruktur wilayah bidang PUPR berbasis
kawasan;
3. Draft SOP (bagan alir) kebijakan teknis penyusunan rencana induk
pengembangan infrastruktur wilayah dan kebijakan teknis penyusunan
pemrograman;
4. Kawasan yang dimaksud pada poin 3 antara lain tidak terbatas pada
mendukung kawasan strategis nasional berikut: KSPN, KI, KEK, Kota
Metropolitan, Kota Kecil Kota Sedang, KPPN dan PPKT;
5. Draft rumusan konsep legalisasi kebijakan teknis.
20 Laporan Akhir
21 Buku
Pedoman
Teknis
Perencanaan
Pengembangan
Infrastruktur
Wilayah
22 Buku
Pedoman
Teknis
Pemrograman
Pengembangan
Infrastruktur
Wilayah
23 Buku Bagan
Alir Kebijakan
Teknis
Perencanaan
dan
Pemrograman
Pengembangan
Infrastruktur
Seluruh kegiatan telah didiskusikan dengan tim teknis, diserahkan sesudah
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Laporan Draft Akhir di serahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah SPMK
terbit, dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja,
Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip serta softcopynya setelah
mendapatkan masukan pada Rapat Pembahasan Draft Laporan Akhir.
a. Laporan Akhir memuat seluruh kegiatan yang telah di diskusikan dengan
tim teknis, memperoleh masukan dari para ahli dan narasumber lainnya
dan merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari laporan draft final
dengan memperhatikan sasaran dan ruang lingkup kajian yang tertuang
dalam notulensi rapat;
b. Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 8 bulan
kalender setelah SPMK ditanda tangani;
c. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy Laporan Akhir harus
diserahkan kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD;
d. Laporan tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasan
dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya
diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK.
Buku Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
memuat tata cara, muatan, standar dan prosedur pelaksanaan penyusunan
dokumen rencana induk:
a. Pedoman Teknis Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
dicetak sebanyak 100 (seratus) buku diserahkan paling lambat 8 bulan
kalender setelah SPMK di tandatangani.
b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan
kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD.
c. Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan
pembahasan dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait
serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat
Jenderal, PPK
Buku Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah
memuat tata cara, muatan, standar dan prosedur pelaksanaan penyusunan
dokumen program jangka menengah:
a. Pedoman Teknis Pemrograman Pengembangan Infrastruktur dicetak
sebanyak 100 (seratus) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender
setelah SPMK di tandatangani.
b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan
kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD.
c. Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan
pembahasna dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait
serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat
Jenderal, PPK
Buku Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman
Pengembangan Infrastruktur Wilayah memuat bagan alir kegiatan perencanaan
dan pemrograman;
a. Bagan Alir Kebijakan Teknis Perencanaan dan Pemrograman
Pengembangan Infrastruktur Wilayah dicetak sebanyak 100 (seratus)
buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender setelah SPMK di
tandatangani.
b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy buku harus diserahkan
Wilayah
24
25
26
Draft Konsep
Produk
Hukum/
Peraturan
Legalisasi
Pedoman
Teknis
Produk Dalam
Negeri
Persyaratan
Bersama
27 Pengumpulan
Data Lapangan
28
Alih
Pengetahuan
kepada pemberi tugas dalam rangkap 5 (lima) set FD.
Pedoman tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan
pembahasna dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait
serta hasilnya diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat
Jenderal, PPK
Draft konsep surat/ peraturan untuk legalisasi pedoman teknis yang dihasilkan
C.
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku harus dipatuhi.
Data yang dikumpulkan data primer dan sekunder berupa peraturan, notulensi,
best practices perencanaan dan pemrograrnan serta data-data lain yang diperlukan
melalui rapat internal dan literatur review.
Jika diperlukan,
Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban
untuk
menvelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
Semua bentuk data, dokumen, foto atau peralatan yang dipergunakan selama pekerjaan
dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan (Satuan Kerja Pusat
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah).
Sa
Mengetahui,
Pejabat Pembuat Kornitmen
a:z:#a:IIS.t'engembangan Infrastruktur
asional
!YAM·
Download