Kepemimpinan Bapa Dalam Keluarga Kristen Hari ini kita akan merenungkan: panggilan seorang bapa dalam keluarga kristen. Sebuah Refleksi dari Matius 4:1-10 & Yohanes 21:15-19 #DARI KEDAGINGAN MENUJU PERSEKUTUAN Godaan 1 (Mat. 4:3). Menuruti Keinginan Daging Iblis mengerti keadaan fisik Yesus yang lelah, ia kemudian memanfaatkan kelemahan tubuh ini untuk menjatuhkannya. Ia meminta Yesus mengubah batu menjadi roti. Apakah Yesus tidak bisa memenuhi keinginan Iblis? Jawabannya: bisa ! Tetapi Yesus tidak mau sekalipun Dia lapar, Ia memilih taat kepada Bapa, untuk menunaikan misi penyelamatan dunia dari sekedar pemuasan keinginan daging. Bukankah permintaan Iblis sangat bagus …? Bapa sebagai seorang pemimpin keluarga, sering terjebak dalam godaan daging. Ingin melakukan apapun dan kapanpun demi sepotong roti. ‘Sepotong roti’ inilah yang sering membuat kita tidak taat kepada kehendak Bapa. Keinginan daging, telah menjebak para bapa kristen hidup hanya untuk menunaikan rutinitas, jadwal yang padat, agenda-agenda dan berbagai kesibukan demi ‘sepotong roti’. # PANGGILAN BAPA 1 (Yoh. 21:15-17) Bapa Dipanggil Untuk Bersekutu Dengan Allah Keinginan daging menjebak orang pada kehidupan yang melelahkan, sibuk dan membahayakan keluarga. Bapa-bapa kristen harus kembali merenungkan pertanyaan Yesus kepada Petrus: ‘apakah engkau mengasihi Aku ?’ ‘Sepotong roti’ memang penting; tetapi materi tidak boleh membuat kita jauh dari Allah. Keinginan daging telah membuat banyak bapa Kristen hidup dikendalikan oleh kasih akan diri sendiri (Gal. 5:19-21) dan melupakan pentingnya mengasihi Allah. Bapa-bapa Kristen harus menjadi pribadi milik Kristus. Menjadi pemimpin keluarga yang tunduk dibawah kendali dan otoritas Allah dan memiliki kehidupan yang berbuah (Gal. 5:22-23) Refleksi: Menurut Saudara, lingkaran manakah yang menggambarkan kehidupan Saudara saat ini ? Kita tidak akan bisa memimpin keluarga kita dengan kasih; tanpa terlebih dahulu mengalami kasih Allah. Kita tidak akan bisa menerima pasangan dan anakanak apa adanya; tanpa menyadari bahwa Allah telah menerima kita apa adanya. Kita tidak akan bisa menjadi imam dan pengantara keluarga kepada Allah; tanpa adanya hubungan pribadi yang harmonis dengan Allah. MEMIMPIN KELUARGA KRISTEN berarti MENYERAHKAN DIRI UNTUK DIPIMPIN OLEH KRISTUS ## DARI EGOISME MENUJU PELAYANAN Godaan 2 (Mat. 4:6) Merasa Hebat Iblis meminta Yesus untuk terjun dari bubungan Bait Suci. Jika Yesus melakukan permintaan Iblis, maka tentu Ia akan mendapat banyak tepukan, sorakan, pujian dan sanjungan. Yesus menolak hal itu; Ia datang dengan melupakan semua keinginan untuk menjadi hebat Yesus tidak mau jatuh dalam jebakan ‘merasa hebat’ sekalipun Ia memiliki segala sesuatu (Filipi 2:1-10). Ia layak menerima hormat, pujian dan kemuliaan; namun Ia tinggalkan segala hak yang seharusnya Ia terima, Ia memilih mengosongkan diri dan mati di kayu salib. Egoisme, seringkali menjebak seorang bapa Kristen. Itulah sebabnya ada bapa yang bersikap otoriter; mengontrol segala sesuatu dan memaksakan kehendak sebab ia merasa bahwa ia adalah pemimpin. Bapa merasa harus mendapat PELAYANAN dari semua anggota keluarga; tanpa mengingat bahwa ia dipanggil untuk melayani. ## PANGGILAN BAPA 2 (Yoh. 21:17b) Gembalakanlah domba-dombaKu… Setelah Yesus mendapat kepastian komitmen Petrus untuk mengasihi-Nya; Ia baru memberi tugas kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombaNya. Bapa sebagai pemimpin dalam keluarga dipanggil untuk menjadi gembala. Semua anggota keluarga adalah domba-domba yang dipercayakan Allah untuk digembalakan oleh para bapa. # Menjadi gembala berarti menjamin kebutuhan domba-dombanya terpenuhi. # Menjadi gembala berarti berdiri di depan dan menghalau ancaman yang membahayakan domba # Menjadi gembala berarti berada disamping kawanan domba untuk menjadi kawan # Menjadi gembala berarti berada dibelakang kawanan domba dan menopang si domba ketika ia terjatuh Bapa dipanggil untuk MELAYANI keluarga; Bukan Menuntut DILAYANI MENJADI SEORANG BAPA berarti MENJADI SEORANG GEMBALA ### DARI PLEASURE ORIENTED MENUJU FAITHFUL ORIENTED Godaan 3 (Mat. 4:9) Menguasai Segala Hal Iblis menunjukkan kepada Yesus segala kekayaan dunia dan berjanji akan memberikan semua harta yang dilihat-Nya tersebut kepada-Nya jika Ia mau sujud menyembah Iblis. Yesus digoda untuk menguasai semua penglihatan yang ditunjukkan Iblis kepada-Nya; asal Dia mau menyembah si Iblis. Siapa yang tidak mau memiliki dan menguasai segala sesuatu di dunia ini? Namun Yesus menolak tawaran Iblis, sebab Ia memang datang bukan untuk menjadi penguasa, Ia datang untuk menjadi pelayan Seringkali godaan Iblis muncul dalam bentuk kenikmatan materi, kekuasaan, kesenangan dan segala yang kenikmatan yang bisa kita saksikan dengan mata dan kita raih dengan jalan pintas. Segala kenikmatan dunia yang ditawarkan Iblis melalui mata kita menuntut bayaran yang amat mahal; pemyembahan – pemberhalaan. Cara melihat ‘pemberhalaan’ ini sangat mudah: 1. Apa yang pertama kali kita lakukan setiap kali bangun tidur? 2. Apa yang kita lakukan dan pikirkan saat kita sendirian? 3. Apa yang paling sering mengisi hati dan pikiran kita? ### PANGGILAN BAPA 3 (Yoh. 21:18) …orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ketempat yang tidak kau kehendaki… Setelah Yesus menegaskan panggilan Petrus untuk menggembalakan domba-domba; Ia mengajarkan lagi prinsip penting tentang kedewasaan rohani. Para bapa Kristen, dipanggil untuk hidup dalam penyangkalan diri dan taat sampai akhir sebagaimana Petrus teladankan. Penyangkalan diri memungkinkan bapa untuk menolak bujuk rayu Iblis yang mengajak kita menikmati segala kenikmatan yang terlihat oleh mata dengan jalan pintas. Perhatikan, berapa banyak keluarga yang menjadi disfungsi hanya karena bapa dalam keluarga tersebut tergoda untuk menikmati kenikmatan dunia yang ditawarkan Iblis melalui mata mereka....