Identifikasi Komposisi dan Geometri Mineral menggunakan Ore Microscopy dalam Aplikasi Metallurgy Za Munarfan Putra 20/467405/PTK/13466 Tujuan Mengetahu data komposisi dan mineralogi yang meliputi; ➢ Mineral bijih logam atau mineral bijih bukan logam, Mineral gangue, Berat jenis, Kelarutan, Aktivitas radikal, Sifat magnetik dan cleavability (sifat sliming, Sheeting dan coating Seperti sericite, Clays, Talk, Covellite, dll.). ➢ Phases baru dalam produk buatan (slags, Mattes, Speisses, sinters, dll.) seperti Keadaan oksidasi, mineral yang tidak dapat ditembus (mineral dengan Seperti dalam bijih besi tertentu atau Bi dalam bijih timbal. Dll.), Komposisi kimiawi dari mineral (unsur lain yang terkandung dalam larutan padat. Seperti Fe dalam sfalerit. Ag dalam tetrahedrit, dll.) Mengetahui data Geometris (Tekstur dan Struktur) yang meliputi; ➢ Mineral bijih logam, mineral bijih bukan logam, mineral non bijih logam, mineral Gangue. ➢ Jenis penguncian (seperti tarnish, coating, veining, etc.), porosity, pitting, dll. ➢ Data kuantitatif yang meliputi: Jumlah mineral bijih logam atau Jumlah mineral bijih non logam atau Jumlah mineral non bijih logam atau mineral gangue. Metode ➢ Metode Kualitatif, metode ini ada empat kategori yang di gunakan yaitu: (1) sifat optik; (2) sifat kekerasan; (3) Struktur dan morfologi fase; (4) tekstur yang merupakan karakteristik dari beberapa fase ketika terjadi keterkaitan dengan fase tertentu lainnya. ➢ Metode Kuantitatif, metode ini mengunakan indentor Vickers (piramida berbentuk persegi) dan Knoop (piramida memanjang). Pengukuran kekerasan Vickers memberikan angka kekerasan Vickers (VHN) untuk suatu material. Angka kekerasan didefinisikan sebagai rasio beban yang diterapkan ke indentor (gaya gram atau kilogram) dibagi dengan bidang kontak tayangan (milimeter persegi). Indentor Vickers adalah piramida berlian berbasis persegi dengan sudut 130 ° antara permukaan yang berlawanan, sehingga lekukan sempurna terlihat sebagai persegi dengan diagonal yang sama (meskipun sebenarnya ini adalah lubang piramidal dengan kedalaman maksimum sepertujuh panjang diagonal ). Dengan informasi kuantitatif tentang sifat kualitatif dan geometris dapat di ketahui ukuran butir relatif atau ukuran partikel, ukuran penguncian relatif, jumlah relatif lokal, perbandingan proporsi mineral individu dalam partikel terkunci, analisis kimiawi sampel (tailing, bijih, konsentrat, dll.), Diperkirakan atau dihitung berdasarkan data penghitungan partikel. Hasil Dalam pengolahan beberapa bijih yang ukuran sangat halus sangat susah untuk di ekstraksi sehingga menjadi sampah dalam proses pengolahan dan metalurgi. Dengan melakukan Analisa ore microscopy dapat di ketahui sifat, karakteristik, kekerasan serta ukuran butir dari bijih yang terdapat dalam satu mineral serta hubungan antar partikel pengotor di dalam suatu proses metalurgi, sehingga dapat di pilih metode grinding (Penhancuran) dan jenis reagent yang akan di gunakan dalam tahap flotasi dalam ekstaksi bijih,sehingga menghasilkan bijih yang maksimal dan ekonomis. Referensi Craig, J. R., and Vaughan, D. J., Applications of Ore Microscopy in Mineral Technology, Capter 11. Craig, J. R., and Vughan, D. J., Mineral Identification Qualitative Methods, Capter 3.