Uploaded by User102541

HOME VISIT DMT2 (SITI BULKIS - 14710163)

advertisement
LAPORAN HOME VISIT
PUSKESMAS CANDI
DIABETES MELITUS TIPE 2
Disusunoleh:
Siti Bulkis
14710163
Pembimbing:
dr. M. Arif Frijanto
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
HOME VISIT
PELAKSANAAN HOME VISIT TERHADAP
DIABETES MELITUS TIPE 2
PUSKESMAS CANDI KABUPATEN SIDOARJO
Laporan Home Visit
inisebagaisalahsatupersyaratanuntukdapatmengikutiujianprofesidokter di
FakultasKedokteranUniversitas WijayaKusuma Surabaya
Oleh
Siti Bulkis
14710163
Menyetujui
KepalaPuskesmas Candi
DokterPembimbing
dr. Siti Murtafiah
dr.M. Arif Frijanto
ii
KATA PENGANTAR
PujisyukurkepadaTuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan kepada penulis atas terlaksananya Home Visit terhadap Diabetes
Melitus Tipe 2di Puskesmas Candi, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.
Penulisan Laporan Home Visit ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kondisi pasien dengan keadaan keseluruhan baik yang menyangkut kehidupan
social, ekonomi, pelayanan kesehatan dan lingkungannya.
Laporan Home Visit ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Siti Murtafiah., selaku Kepala Puskesmas Candi yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Home Visit terhadap
pasien di wilayah kerja Puskesmas Candi.
2. dr. M. Arif Frijanto, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan Laporan Home Visit ini.
3. Seluruh staf dan pegawai Puskesmas Candi yang ikut memfasilitasi dan
membantu penulis dalam melaksanakan Home Visit ini.
4. Teman - teman Dokter Muda di Puskesmas Candi tahun 2017, yang senantiasa
mendukung penulis dalam menyelesaikan Laporan Home Visit ini.
5. Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu - persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan Laporan Home Visit ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Home Visit ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membaangun demi sempurnanya tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga
Laporan Home Visit ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.
Candi,
Mei 2017
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................... .iv
Berkas Pembinaan Keluarga .......................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 2
A. Latar Belakang ............................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB II HASIL KUNJUNGAN ....................................................................... 5
A. Identitas Pasien ............................................................................................ .5
B. Anamnesis .................................................................................................... .5
C. Anamnesis Sistem ........................................................................................ .7
D. Pemeriksaan Fisik ........................................................................................ 8
E. Pemeriksaan Penujang ................................................................................. 11
F. Resume ......................................................................................................... 11
G. Patient Centered Diagnosis .......................................................................... 12
H. Penatalaksanaan ........................................................................................... 12
I. Follow Up .................................................................................................... 13
1. Follow Up .............................................................................................. 13
2. APGAR .................................................................................................. 15
3. SCREEM................................................................................................ 20
4. Genogram ............................................................................................... 21
5. Perilaku Pasien ....................................................................................... 21
4
6. Faktor Pelayanan Kesehatan .................................................................. 22
7. Faktor Lingkungan Pasien ..................................................................... 22
8. Identifikasi Masalah Berdasarkan Teori Bloom .................................... 24
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 26
A. PembahasanPermasalahan yang Ditemukan ................................................ 26
1. Masalah Aktif......................................................................................... 26
2. Faktor Risiko .......................................................................................... 29
B. Intervensi dalam Bentuk Giant Chart ......................................................... 31
C. Rencana Kegiatan Pembuatan.......................................................................32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 33
A. Kesimpulan .................................................................................................. 33
B. Saran ............................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 35
LAMPIRAN ...................................................................................................... 37
5
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Candi Sidoarjo
No. RM :
Tanggal kunjungan pertama kali : 27 April 2017
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
: Tn. M. Suratno
Alamat lengkap
: Perumahan Mutiara Citra Asri Blok II J
No. 35. Simorame, Kecamatan Candi Sidoarjo, Jawa Timur.
Bentuk Keluarga
: Nuclear Family
Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No
Nama
1
M.Suratno
2
Ny.Marni
Kedudukan
dalam
keluarga
Kepala
Keluarga
Isteri
3
Farah
4
Salsa
L/
P
Umur
(th)
L
49
P
58
Anak
P
20
Anak
P
10
Sumber: Data Kartu Keluarga
6
Pendidikan
Pekerjaan
Tamat SD/
Sederajat
Tamat SD/
Sederajat
SMA/
Sederajat
SD/
Sederajat
Penjual
Nasi kuning
Ibu rumah
tangga
Penjual Nasi
kuning
Sekolah
Pasien
Klinik
(Y/T)
Y
Ket
T
DM
T2
-
T
-
T
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang
semakin meningkat prevalensinya di masa mendatang. Indonesia menempati
peringkat keempat negara dengan penderita DM terbanyak di dunia. World Heatlh
Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah pasien di Indonesia dari 8.4
juta pada tahun 2000 menjadi 21.3 juta pada tahun 2030. 4 Kasus Diabetes
Melitus tipe 2 (DMT2) sebagai kasus yang paling banyak dijumpai mempunyai
latar belakang berupa genetik, resistensi insulin, dan insufisiensi sel beta pankreas
dalam memproduksi insulin. Salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi
DMT2 adalah pola makan yang tidak sehat meliputi diet tinggi karbohidrat dan
lemak, kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji dengan kandungan natrium
tinggi, dan konsumsi makanan rendah serat.
Empat pilar utama pengelolaan DMT2 adalah perencanaan makan, latihan
jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik, dan penyuluhan. Perencanaan makan
merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan DMT2. Perencanaan
makan bertujuan membantu penderita DMT2 memperbaiki kebiasaan makan
sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa, lemak, dan tekanan darah.
Keberhasilan perencanaan makan bergantung pada perilaku penderita DMT2
dalam menjalani anjuran makan yang diberikan.Ketidakpatuhan pasien dalam
perencanaan makan merupakan salah satu kendala dalam pengobatan Diabetes
Melitus tipe 2 (DMT2). Data laporan WHO tahun 2003 menunjukkan kurang dari
50% pasien DM di negara berkembang mematuhi pengaturan makan yang
diberikan. Perilaku terkait kepatuhan diet merupakan suatu hal yang spesifik dan
berbeda antar individu.
Faktor predisposisi ketidakpatuhan diet penderita DMT2 adalah kurang
7
pengetahuan mengenai diet DMT2, kurang kepercayaan terhadap efektivitas diet,
dan persepsi yang salah terhadap keseriusan penyakit yakni dengan anggapan
bahwa DMT2 yang diderita merupakan DM kering yang tidak mempunyai risiko
komplikasi. Faktor pemungkin ketidak patuhan diet penderita DMT2 adalah
kurang ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas edukasi dan konseling gizi.
Faktor penguat ketidakpatuhan diet penderita DMT2 adalah anjuran teman untuk
mengkonsumsi berbagai macam makanan fungsional, kurangnya dukungan
keluarga dan kurangnya dukungan edukasi dan konseling dari petugas kesehatan.
Puskesmas mempunyai peran penting dalam menunjang program pencegahan
primer DM maupun pencegahan komplikasi DM.
kasus ini diambil di daerah yang masuk ke dalam Wilayahkerja Puskesmas
Candi Kabupaten Sidoarjo. Pasien berjenis kelamin Laki-laki, usia 49 tahun
yaituseorang pasien yang di diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) oleh
salah satu dokter di Puskesmas Candi.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kondisi pasien dengan keadaan
keseluruhan baik yang menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi, pelayanan
kesehatan dan lingkungan?
C. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kondisi pasien dengan keadaan
keseluruhan baik yang menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi, pelayanan
kesehatan dan lingkungan.
Tujuan Khusus
1. Identifikasi pasien
2. Identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
3. Identifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
4. Identifikasi faktor kturunan pasien melalui Genogram
5. Identifikasi faktor pelayanan Kesehatan
8
6. Identifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
7. Identifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial ekonomi, dsb)
D. Manfaat
Manfaat dari dilakukakannya homevisit:
1. Bagi pasien dan keluarganya
Pasien dan keluarganya bisa lebih dekat dengan tenaga medis dan merasa
lebih diperhatikan, sehingga diharapkan pasien dapat lebih cepat sembuh.
2. Pelayanan kesehatan
Dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, lebih
menyeluruh kepada pasien.
3. Puskesmas
Dapat memantau secara langsung pasien serta lingkungan sekitarnya, serta
dapat mengidentifikasi masalah kesehatan untuk memperbaiki kualitas
kesehatan.
9
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
1. Identifikasi Pasien
A. Identitas Pasien
1. Nama
:
Tn. M. S.
2. Umur
:
94 tahun
3. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
4. Pekerjaan
:
Penjual Tahu
5. Pendidikan
:
SD /sederajat
6. Agama
:
Islam
7. Alamat
:
Perumahan Citra Asri Blok J, No.35,
Simorame, Kec. Candi, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur
8. Suku/Bangsa
:
Jawa / Indonesia
9. Hobi
:
Jalan-jlan dan kuliner
10. Tanggal periksa
:
27 April 2017
B. Anamnesis
1.Keluhan Utama: Luka dikaki
2.Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang pasien laki-laki umur 49 tahun datang berobat Kepuskesmas Candi
dengan keluhan luka dikaki kirinya sulit sembuh, luka tersebut dirasakan
pasien sudah hampir 1 bulan ini, luka tersebut terus menerus mengeluarkan
nanah, pasien merasa tidak terlalu sakit dengan adanya luka itu. Menurut
pasien luka itu awalnya hanya gatal biasa dan tiba-tiba sudah bernanah.
10
Biasanya pasien membersihkan sendiri lukanya dengan membeli
rivanol dan betadin diapotik terdekat. Pasien juga mengeluh sering merasa
lemas ± satu minggu ini. Lemas dirasakan hampir disetiap waktu, pasien
merasa tidak bersemangat dan sering mengantuk, selain itu pasien juga
sering merasa haus, lapar, sering bangun pada malam hari untuk buang air
kecil 3-4 kali, 3 tahun yang lalu pasien mengaku berat badannya 90 kg
sekarang turun 60 kg. Keluhan lain mual (-), muntah (-), sesak (-). Setiap dua
minggu sekali pasien ke apotek terdekat untuk melakukan cek gula
darahnya, dan setiap satu bulan sekali pasien rutin datang ke puskesmas
Candi untuk datang kontrol dan mengambil obat untuk penyakitnya.
3.Riwayat Penyakit Dahulu:
a) Riwayat Diabetes Melitus
:
Pasien mengatakan tiga tahun
yang lalu pasien sudah didiagnosan menderita penyakit Diabetes Melitus
oleh salah satu dokter yang praktek disebuah klinik daerah Sidoarjo
setelah melakukan pemeriksaan guladarah dua kali dengan dua kali
kunjungan.
b) Riwayat Alergi Obat
:
Disangkal.
c) Riwayat Asma
:
Disangkal
d) Riwayat Hipertensi
:
Disangkal.
e) Riwayat Penyakit Lain
:
Disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a) Riwayat Diabetes Melitus
:
Menurut pengakuan pasien kedua orang
tua pasien adalah penderita penyakit Diabetes Melitus dan ke dua orang
tua pasien sudah meninggal sekitar 10 tahun yang lalu.
b) Riwayat Alergi Obat
:
11
Disangkal.
c) Riwayat Asma
:
Disangkal.
d) Riwayat Hipertensi
:
Disangkal.
e) Riwayat Penyakit Lain
:
Disangkal.
a) Riwayat merokok
:
Disangkal
b) Riwayat keluarga merokok
:
Kedua orang tua perokok
c) Riwayat olah raga
:
Jarang sekali
d) Riwayat Konsumsi Alkohol
:
Disangkal
e) Riwayat Konsumsi makanan manis
:
Pasien mengaku menyukai
5. Riwayat Kebiasaan
makanan yang manis dan hobi kuliner.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita merupakan seorang tulang punggung keluarga yang tinggal
serumah bersama istri danduaorang anaknya anak pertama berusia 20 tahun, dan
anak ke dua berusia 10 tahun. Penderita mempunyai usaha warung nasi kuning
yang dijalankan bersama istri, sehari pendapatan kotor 400.000-600.00.000
Rupiah.
7. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-hari 3 kali, Makan nasi satu porsi sehari hari dan
lauk pauk seperti tahu, tempe, ayam, telur, dan sayuran.. Penderita jarang makan
daging, ikan, dan buah.
C. AnamnesisSistem
1. Kulit
:Kuning langsat, kulit gatal (-), kemerahan (-)
2. Kepala
:Nyeri dikepala bagian belakang (+), pusing (+), rambut
tidak rontok, Luka (-), Benjolan (-)
12
3. Mata
:Penglihatan kabur (-), kemerahan (-), Kuning (-),
Nyeri (-)
4. Hidung
:Tersumbat (-), mimisan (-), gatal (-)
5. Telinga
:Pendengaran berkurang (-), Berdenging (-), Keluar cairan (-)
6. Mulut
:Sariawan (-), mulut kering (-)
7. Tenggorokan
: Sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan
: Sesak nafas (-), Batuk (-), Batuk darah (-)
9. Kadiovaskuler : Berdebar-debar (+),
10. Gastrointestinal:Nyeri uluhati (+), Mual (-), muntah (-), Nafsu makan
menurun, nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria :BAK lancar, 4-5 kali/hari, warna kekuningan
12. Neurologik
: Kejang (-), lumpuh (-)
13. Psikiatrik
: Emosi stabil, Mudah marah (-)
14. Muskuloskeletal: Kaku sendi (-), Nyeri lutut (-), Nyeri otot (-)
15. Ekstremitas
:Dalam batas normal
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Cukup, kesadaran composmentis (GCS E4V5M6), kesan gizi cukup.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
a. Tanda Vital
1) Tensi
:120 /90 mmHg
2) Nadi
:82 x/menit,Regular
3) Pernafasan
:20 x/menit
4) Suhu
:37oC
b. Status gizi ( BMI ) :
1) BB
:60 kg
2) TB
:165 cm
3) BMI
:𝑇𝐡(π‘š)2 =
𝐡𝐡
3. Kulit
13
60
(1,65)2
= 22,0
a. Warna
:Sawo matang, Jejas (-), Eritema (-),
Sianosis (-), pada kaki kiri terdapat luka
b. Kepala
:Tidak ada luka, rambut tidak mudah
dicabut, Massa (-).
4. Mata
a. Conjunctiva anemis (-/-)
b. Sklera ikterik (-/-)
c. Pupil isokor (3mm/3mm)
d. Reflek kornea (+/+)
e. Katarak (-/-)
f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
a. Nafas cuping hidung (-/-)
b. Sekret (-/-)
c. Epistaksis (-/-)
d. Deformitas hidung (-)
6. Mulut
a. Bibir sianosis (-)
b. Lidah kotor (-)
c. Papil lidah atrofi (-)
d. Tepi lidah hiperemis (-)
e. Stomatitis (-)
7. Telinga
a. Sekret (-/-)
b. Othorea (-/-)
c. Cuping telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
a. Tonsil T1/T1
b. Pharing hiperemis (-/-)
9. Leher
JVP tidak meningkat, & limfe (-)
14
10. Thoraks
Simetris (+/+), retraksi (-)
a. Cor :
I
: Ictus cordis tampak
P
: Ictus cordis kuat angkat
P
: Batas kiri atas: ICS II Parasternal line Sinistra
Batas kanan atas: ICS II Parasternal lineDextra
Batas kiri bawah: ICS V Midclavicular line Sinistra
Batas kanan bawah: ICS IV Parasternal line Dextra
Batas jantung kesan tidak melebar
A
: S1 tunggal,S2 tunggal.Murmur (-), bising (-)
b. Pulmo :
Pemeriksaan dilakukan dari depan dan belakang, posisi berbaring
dan duduk.
I : Simetris (+/+)
P : Fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: Suara dasar vesikuler
Rhonki
-
Wheezing
-
+
+
-
+
+
-
-
-
+
+
-
-
-
-
11. Abdomen
I : Scar (-), bekas operasi (-) Spidernevi (-)
A : Bising usus (+) normal
P : Supel, Nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tak teraba
P : Timpani seluruh lapang perut
12. Ektremitas
: Akral hangat (+), edema (-), CRT
<2’.
13. Sistem genetalia
: dalam batas normal
14. Pemeriksaan Neurologik
15
Fungsi Luhur
: Dalam batas normal
Fungsi Vegetatif
: Dalam batas normal
Fungsi Sensorik
: Dalam batas normal
Fungsi motoric
: Dalam batas normal
15. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan
: Baik, perawatan diri cukup
Kesadaran
: Kualitatif tidak berubah, kuantitatif
compos mentis
Afek
: Appropriate
Psikomotor
:Normoaktif
Proses piker
:Tidak dievaluasi
E. Pemeriksaan Penunjang :Diusulkan untuk :
•
Pemeriksaan gula darah acak
•
Pemeriksaan gula darah puasa
•
Penmeriksaan HbA1C minimal 6 bulan sekali
F. Resume
Seorang pasien laki-laki umur 49 tahun datang berobat
Kepuskesmas Candi dengan keluhan luka dikaki kirinya sulit sembuh,
luka tersebut dirasakan pasien sudah hampir 1 bulan ini, luka tersebut
terus menerus mengeluarkan nanah, pasien merasa tidak terlalu sakit
dengan adanya luka itu. Menurut pasien luka itu awalnya hanya gatal
biasa dan tiba-tiba sudah bernanah. Pasien juga mengeluh sering merasa
lemas ± satu minggu ini. Lemas dirasakan hampir disetiap waktu, pasien
merasa tidak bersemangat dan sering mengantuk, selain itu pasien juga
sering merasa haus, lapar, sering bangun pada malam hari untuk buang
air kecil 3- 4 kali, 3 tahun yang lalu pasien mengaku berat badannya 90
kg sekarang turun 60 kg. Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran
: Compos menntis,
(G4, C5, S6). Pasien
mengatakan nyeri pada ulu hati, Mual (-), muntah (-).Telinga berdenging
16
(-), sesak (-), mimisan (-). Pasien secara rutin setiap satu minggu sekali
berobat ke Puskesmas untuk mengobati penyakit darah tingginya.Pasien
mengkonsumsi obat Diabetes Melitus yang diberikan dokter, namun
terkadang pasien lupa untuk mengkonsumsi obat tersebut. Makanan yang
mengandung manis terkadang masih dikonsumsi pasien. Keluarga dan
lingkungan sekitar tidak ada yang sakit seperti ini.Pasien mengatakan
sebelumnya tidak pernah sakit parah.
Pada pemeriksaan fisik sekarang didapatkan keadaan umum cukup,
composmentis. Tanda vital T:120 /90 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/menit,
S:370C, BB:60 kg, TB:165 cm, status gizi οƒ BMI= 22,0 (gizi baik).
G. Patient Centered Diagnosis
1. Diagnosis Biologis
Diabetes Melitus Tipe 2
2. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Kondisi lingkungan dan rumah yang cukup.
b. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit.
c. Pola diet kurang baik
H. Penatalaksanaan
1. Non-Medikamentosa
a. Konseling dan Edukasi
1) Memberitahu pasien dan keluarga bahwa pengobatan harus
dilakukan secara adekuat agar kadar gula darah terkontrol.
Memberitahu pasien dan keluarga untuk mengurangi makanan
yang bersifat manis.
2) Tidak dianjurkan merokok dan konsumsi alkohol
3) Diet rendah garam dan konsumsi buah dan sayur
4) Olah raga.
17
2. Medikamentosa
Terapi farmakologis adalah dengan menggunakan obat-obatan
antidiabetes melitus.Masing-masing obat antidiabetes memiliki
efektivitas dan keamanan dalam pengobatan diabetes mellitus terapi
farmakologi diabetes mellitus terdiri dari:
a. Insulin
b. Oral Anti Diabetik
I.
Follow Up
S
Pasien mengeluh kaki kirinya masih mengeluarkan nanah, nyeri,
pasien juga mengeluhkan pengelihatan pasien mulai kabur, dan
masih sering merasa mengantuk dan haus. Sakit kepala (-), mual (), muntah (-), keluhan lain (-).
O
KU: Cukup :Kes: Composmentis
Tanda Vital:
Tekanan darah : 130/ 80 mmHg
Nadi: 83 x/ menit
Suhu: 36,50C
Pernafasan: 20x/ menit
Status Generalis:
K/L: a/i/c/d: -/-/-/Thoraks
a. Cor
18
I: Ictus cordis tampak
P: Ictus cordis angkat kuat
P: Batas jantung kesan normal
A: S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Pulmo
I: Simetris (+/+)
P: Fremitus raba kanan sama dengan kiri
P: Sonor/ Sonor
A: Vesikuler/Vesikuler, Rhonki (-/-),Wheezing (-/-)
Abdomen
I: Flat (+), distended (-), Scar (-)
A: Bising usus (+) normal
P: Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, ginjal tidak teraba
P: Timpani seluruh lapang abdomen
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-)
Status Neurologis:Dalam batas normal
Status Psikiatri:Dalam batas normal
A
Diabetes Melitus Tipe 2
19
P
ο‚·
R/ Tablet. Glibenclamid 5 mg No. XXX
S I dd Tab I a.c
ο‚·
R/ Tab. Amoxycillin 500 mg No. XV
S 3 dd Tab I
ο‚·
R/ Tab. Asamefenamat 500mg No. XV
S 3 dd Tab I
1. APGAR
Adaptation
Dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu membicarakannya
kepada anggota keluarganya dengan cara mengungkapkan apa yang
menjadi keluhannya. Penyakit pasien dirasakan mengganggu aktivitasnya
sehari-hari. Akan tetapi dengan adanya dukungan dari keluarga dan petugas
kesehatan yang sering memberi penyuluhan kepada pasien, sangat memberi
motivasi pasien untuk berobat dan rajin mengontrol kadar gula darahnya
serta menjaga pola makan meskipun kadang-kadang lupa. Penderita dan
keluarga yakin penyakitnya dapat diatasi bila ia mematuhi aturan
pengobatan.
Partnership
Istri pasiensangat mendukung dan meyakinkan bahwa penderita bisa
dapat mengatasi penyakitnya dengan selalu mengingatkan untuk meminum
obat, rajin control, dan menjaga pola makan. Komunikasi antar anggota
keluarga juga berjalan dengan cukup baik.
Growth
Tn. MSmengetahui bahwa ia harus sabar menghadapi penyakitnya,
dengan cara rutin mengkonsumsi obat, selalu kontrol ke puskesmas candi,
20
dan juga mematuhi saran yang diberikan oleh dokter yang merawatnya.
Selama ini pasien selalu menaati aturan yang dianjurkan oleh dokter.
Affection
Tn. MS merasa interaksinya dan kasih sayang dengan keluarga cukup
baik. Dimana Istridan kedua saudaranya cukup peduli dengan kesehatannya.
Penderita menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.
Resolve
Tn. MS
merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia
dapatkan dari keluarganya.
APGAR Tn. MS Terhadap Keluarga
A
Sering/
Kadang
selalu
-kadang /tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke οƒ–
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan
kasih
sayangnya
saya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan οƒ–
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik.
21
οƒ–
Jarang
APGAR Ny. M Terhadap Keluarga
A
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
-kadang /tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke οƒ–
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan
kasih
sayangnya
οƒ–
saya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan οƒ–
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9fungsi keluarga dalam keadaan baik.
APGAR NnSL Terhadap Keluarga
A
Sering/
Kadang
selalu
-kadang /tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke οƒ–
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
22
Jarang
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan
kasih
sayangnya
οƒ–
saya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan οƒ–
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik
APGAR Nn FRTerhadap Keluarga
A
Sering/
Kadang
selalu
-kadang /tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke οƒ–
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan
kasih
sayangnya
saya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan οƒ–
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik.
23
οƒ–
Jarang
APGAR An SL Terhadap Keluarga
A
Sering/
Kadang
selalu
-kadang /tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke οƒ–
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya οƒ–
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan
kasih
sayangnya
saya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan οƒ–
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik.
24
οƒ–
Jarang
2. SCREEM
KET
SUMBER
PATHOLOGY
Sosial
Interaksi sosial yang baik antar anggota +
keluarga.
Partisipasi
mereka
dalam
masyarakat cukup baik.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya +
Cultural
cukup, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat Pengajian,hajatan, dll jika
kondisi
kesehatan
memungkinkan.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan
Pemahaman agama cukup. Penderita dan +
Religius
Agama
menawarkan keluarga rajin sholat lima waktu.
pengalaman spiritual yang baik
untuk ketenangan individu yang
tidak didapatkan dari yang lain
Ekonomi
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah, +
untuk
kebutuhan
primer
sudah
bisa
terpenuhi.
Edukasi
Tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan +
penderita masih tergolong rendah.
Medical
Mampu membiayai pelayanan kesehatan +
Pelayanan kesehatan puskesmas yang lebih baik dalam mencari pelayanan
memberikan perhatian khusus kesehatan
terhadap kasus penderita
keluarga
ini
biasanya
menggunakan Puskesmas.
Keterangan: Berdasarkan tabel SCREEM tidak didapatkan permasalahan
pada keluarga penderita. Hanya saja masih minimnya tingkat pendidikan
25
pasien perlu menjadi perhatian.Hal ini bisa mempengaruhi pengetahuan dan
pola berpikir dalam pengasuhan dan perawatan.
3. Genogram
Alamat Lengkap :
Ds.
Klagen
RT04/RW04,
Desa
Tropodo,
Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur.
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
A
B
Sumber Informasi: Data Kartu Keluarga
Keterangan:
A : Penderita (Tn. M.S)
B : Istri penderita (Ny. M)
C : Anak Penderita (Nn. FR)
D : Anak penderita (An.SL)
: Meninggal dunia
4. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan untuk masalah kesehatan, pasien tidak
memiliki jaminan kesehatan.Posisi rumah pasien juga terlalu jauh
dariPuskesmas Candi.Setiap sakit, meskipun jarak dari rumah ke
puskesmas jauh, pasien tetap rutin datang kontrol ke Puskesmas
Candi.
5. Perilaku Pasien
Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
a. Faktor Perilaku Keluarga
26
Tn. MSsaat ini berumur 49 tahun dan tinggal bersama istri
dan kedua anaknya.Pasien secara rutin setiap satu minggu sekali
berobat ke Puskesmas Candi untuk mengobati penyakit Diabetes
Melitusnya.Pasien mengkonsumsi obat diabetes melitusnya yang
diberikan oleh dokter puskesmas, namun terkadang pasien lupa
untuk mengkonsumsi obat tersebut. Makanan yang mengandung
manis-manis terkadang masih dikonsumsi pasien.
Lingkungan rumah mereka cukup sehat, namun pada saat
memasuki ruangan tengah dan bagian dapur rumah pasien terlihat
berantakan,karena pasien seorang penjual nasi kuning dimana
peralatan memasak terlihat masih berantakan dan belum
dibereskan,pecahayaan sedikit, ventilasi udara kurang. Kebutuhan
air sehari-hari dari PDAM Kabupaten Sidoarjo.
b. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
ekomoni menengah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan
dari penghasilan usaha jual nasi kuning yang dilakukan rutin
setiap hari juga menerima pesanan untuk hajatan. Dari total semua
penghasilan tersebut keluarga dapat memenuhi kebutuhan seharihari dan kebutuhan yang lainnya.
Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memadai, tetapi
pencahayaan masih kurang cukup, dan ventilasi yang cukup. Rumah
memiliki fasilitas jamban keluarga. Fasilitas kesehatan yang sering
dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah praktek dokter, klinik
terdekat, dan Puskesmas Candi Sidoarjo.
6. Faktor Lingkungan Pasien
a. Gambaran Lingkungan
Tn. MS ini tinggal di sebuah rumah yang berdempetan
dengan rumah tetangganya,ada pekarangan rumah, dan sisi depan
27
memiliki pagar pembatas. Terdiri dari teras, ruang menonton TV,
ruang tamu,kamar tidur,dapur, dan kamar mandi + WC. Terdiri
dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu depan, dan samping. Setiap ruang
tidak ada jendela.
Lantai rumah terbuat dari keramik.Ventilasi dan penerangan
rumah cukup.Atap rumah tersusun dari genteng.Kamar memiliki
tempat tidur untuk meletakan kasur dengan sprei. Dinding rumah
berupa tembok yang dicatpermanen. Perabotan rumah tangga
tidak terlalu banyak tetapi cukup.Sumber air untuk kebutuhan
sehari-harinya menggunakan PDAM.Pasien saat ini tinggal di
daerah Perumahan Mutiara Citra Asri dengan kondisi lingkungan
yang bersih, tetapi kondisi rumah pasien bagian dalam terutama
bagian dapur, yang terkesan kurang rapi dan kurang bersih, serta
letaknya berdekatan dengan rumah tetangga, dan ventilasi sedikit
kurang.
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 8m x 12
mmenghadap keutara.Rumah terdiri dari satu lantai, terdapat tiga
kamar tidur, satu ruang keluarga dan ruang tamu, satu dapur dan
satu kamar mandi yang dipergunakan dan dihuni oleh 4orang.
Terdiri dari 2 pintu keluar padabagian depan dan samping rumah.
Lantai rumah ruang tamu adalahkeramik dan beberapa berupa
semen, dapur juga berupa plester. Ventilasikurang, penerangan
rumah akan cahaya mataharikurang. Atap rumah tersusun dari
genteng dan tanpa plavon.Dalam masing - masing kamar terdapat
1 kasur.Di ruang tamu tidak ada kursi dan mejahanya ada
TV.Dinding rumah ruang tamu terbuat dari batubata yang
diplester semen, di cat permanen.Perabotan rumah tangga
minim.Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan air PDAM Sidoarjo.Kebersihan rumahkurang.
Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor elpigi dan
dapurnya terletak di belakang disebelah kamar mandi.
28
b. Denah Rumah
7. Identifikasi Masalah Berdasarkan Teori Bloom
a. Masalah Aktif
1) Diabtes Melitus Tipe 2
b. Faktor Risiko
1) Kurangnya aktifitas fisik
2) Konsumsi makanan manis
3) Keturunan
29
4) Obesitas
5) Etnis
6) Merokok
7) Alkohol
Diagram Permasalahan Pasien
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan,
yang ada dengan faktor-faktor risiko ada dalam kehidupan pasien)
Faktor Lingkungan
Fisik
1. Obesitas
2. Usia
3. Keturunan
4. Etnis
5. Stres psikologis
Sosial, Pendidikan, Pengetahuan
1. Kondisi Ekonomi Menengah
2. Pengetahuan yang kurang
tentang DMT2
DERAJAT KESEHATAN
(Tn. MS, 49Tahun)
Faktor Perilaku
1. Pola makan
2. Kurangnya aktifitas fisik
3. Ketidak teraturan konsumsi obat
darah tinggi
30
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Permasalahan yang Ditemukan
1. Masalah Aktif: Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan atau defenisi produksi insulin oleh
sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Ditjen Bina Farmasi &
ALKES, 2005).
Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabêtês yang
berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai
keadaan di mana terjadi produksi urin yang melimpah pada penderita
(Lawrence, 1994). Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit
yang melibatkan hormon endokrin pankreas, antara lain insulin dan
glukagon. Manifestasi utamanya mencakup gangguan metabolisme
lipid, karbohidrat, dan protein yang pada gilirannya merangsang
kondisi
hiperglikemia.
Kondisi
hiperglikemia
tersebut
akan
berkembang menjadi diabetes mellitus dengan berbagai macam
bentuk manifestasi komplikasi (Unger dan Foster, 1992). Terdapat
beberapa definisi yang dapat merepresentasikan penyebab, perantara
dan wujud komplikasi tersebut. Diabetes mellitus menurut Beenen
(1996) adalah suatu sindrom yang mempunyai ciri kondisi
hiperglikemik kronis, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, terkait dengan defisiensi sekresi dan/atau aksi insulin secara
absolut atau relatif, sedangkan Kahn (1995) memberikan definisi
31
diabetes mellitus sebagai sindrom kompleks yang terkait dengan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dengan ciri-ciri
hiperglikemik dan gangguan metabolisme glukosa, serta terkait secara
patologis dengan komplikasi mikrovaskuler yang spesifik, penyakit
mikrovaskuler sekunder pada perkembangan aterosklerosis, dan
beberapa komplikasi yang lain meliputi neuropati, komplikasi dengan
kehamilan, dan memperparah kondisi infeksi.
Diabetes adalah suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak
normal, suatu resiko komplikasi spesifik perkembangan mikrovaskular
dan ditandai dengan adanya peningkatan komplikasi perkembangan
makrovaskuler. Secara umum, ketiga elemen diatas telah digunakan
untuk mencoba menemukan diagnosis atau penyembuhan diabetes
(Mogensen, 2007).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, Diabetes
Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO
(1980) dikatakan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat
diterangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara
umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik
dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana
didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin.
Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing
manis atau penyakit gula. DM memang tidak dapat di definisikan
secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan gejala yang timbul pada
diri seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2005).
Di Indonesia, jumlah penyandang DM semakin tahun semakin
menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Pada tahun 2000,
32
jumlah penyandang di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan
diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
nanti. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia berada di peringkat
keempat jumlah penyandang DM di dunia setelah Amerika Serikat,
India, dan Cina menurut Reputrawati dalam Hans (2008). Tingginya
prevalensi DM di Indonesia, dan perkiraan adanya peningkatan di
tahun-tahun mendatang menyebabkan perlunya antisipasi dan tidakan
segera dalam penatalaksanaan DM.
Penatalaksanaan DM meliputi dua pendekatan, yaitu pendekatan
tanpa obat dan pendekatan dengan obat. Pendekatan tanpa obat
dilakukan dengan cara pengaturan pola makanan dan latihan jasmani,
sedangkan pendekatan dengan obat dilakukan manakala pendekatan
tanpa obat saja kurang efektif (Direktorat Bina Farmasi Komunitas &
Klinik, 2005). Penatalaksanaan DM secara terpadu membutuhkan
sinergi dari berbagai pihak mulai dari dokter, penyandang DM,
perawat, ahli gizi, laboratorium. Perubahan pola makan serba instant,
tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein, ditambah
kurangnya olahraga menjadikan semakin banyak orang mengalami
obesitas. Kondisi ini harus dicegah karena selain mengurangi estetika
penampilan diri, obesitas juga memicu timbulnya beragam penyakit
seperti diabetes mellitus (DM).
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling umum
ditemukan. Penyakit ini ditandai oleh hiperglikemia dan glikosuria
(Budiyanto, 2002). Di antara tipe DM yang ada, DM tipe 2 adalah
jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Kekerapan DM
tipe 2 di Indonesia berkisar antara 1,5-2,3% kurang lebih 15 tahun
yang lalu, tetapi pada tahun 2001 survei terakhir di Jakarta (Depok)
menunjukkan kenaikan yang sangat nyata yaitu menjadi 12,8%
(Suyono, 2005). Menurut Sujudi (2003), sekitar 2,5 juta jiwa atau
1,3% dari penduduk Indonesia setiap tahun meninggal dunia karena
33
komplikasi DM. WHO memastikan peningkatan penderita DM tipe 2
paling banyak akan terjadi di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Sebagian peningkatan jumlah penderita DM tipe 2 karena
kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan DM. Pengetahuan pasien
tentang pengelolaan DM sangat penting untuk mengontrol kadar
glukosa darah. Penderita DM yang mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang diabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya,
akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga dapat hidup
lebih lama (Basuki, 2005).
2. Faktor Risiko
Adapun Faktor resikonya yaitu (Rakhmadany, 2010):
1. Unchangeable Risk Factor
1. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
mengidap diabetes mellitus, karena kelainan gen yang
mengakibatkan tubuhnya tak dapat
menghasilkan insulin
dengan baik.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang
secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.
Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia
rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka
yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka
lagi terhadap insulin.
2. Changeable risk factor
1. Stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari
makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk
meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki
34
efek penenang sementara untuk meredakan stress, tetapi gula
dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko
terkena diabetes mellitus.
2. Pola Makan yang Salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan keduanya
meningkatkan resiko terkena diabetes mellitus. Kurang gizi
(malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan berat badan
lebih (obesitas) mengakibatkan gangguan kerja insulin (
resistensi insulin).
3. Minimnya Aktivitas Fisik
Setiap gerakan tubuh dengan tujuan meningkatkan dan
mengeluarkan tenaga dan energi, yang biasa dilakukan atau
aktivitas sehari-hari sesuai profesi atau pekerjaan. Sedangkan
faktor resiko penderita DM adalah mereka yang memiliki
aktivitas minim, sehingga pengeluaran tenaga dan energi hanya
sedikit.
4. Obesitas
80% dari penderita NIDDM adalah Obesitas/gemuk.
5. Merokok
Sebuah universitas di Swiss membuat suatu analisis 25
kajian yang menyelidiki hubungan antara merokok dan
diabetes yang disiarkan antara 1992 dan 2006, dengan
sebanyak 1,2 juta peserta yang ditelusuri selama 30 tahun.
Mereka mendapati resiko bahkan lebih tinggi bagi perokok
berat. Mereka yang menghabiskan sedikitnya 20 batang rokok
sehari memiliki resiko terserang diabetes 62% lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Merokok
dapat mengakibatkan kondisi yang tahan terhadap insulin, kata
para peneliti tersebut. Itu berarti merokok dapat mencampuri
cara tubuh memanfaatkan insulin. Kekebalan tubuh terhadap
insulin biasanya mengawali terbentuknya Diabetes tipe 2.
35
6. Hipertensi
Pada
orang
dengan
diabetes
mellitus,
hipertensi
berhubungan dengan resistensi insulin dan abnormalitas pada
sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik yang
meningkatkan
morbiditas.
Abnormalitas
metabolik
berhubungan dengan peningkatan diabetes mellitus pada
kelainan fungsi tubuh/ disfungsi endotelial. Sel endotelial
mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur
struktur fungsi pembuluh darah.
B. Intervensi dalam Bentuk Giant Chart
Tabel Prioritas Jalan Keluar
No
Masalah
Efektivitas
M
I
V
Efesiensi
C
1
2
Melakukan kegiatan olah raga rutin
Melakukan pemeriksaan gula darah
3
3
2
2
2
3
4
5
Hasil
𝑀π‘₯𝐼π‘₯𝑉
𝑃=
𝐢
3
3,6
3
Penyuluhan tentang Diabetes Melitus
5
4
4
2
40
4
Pengukuran tekanan darah secara
rutin
3
3
3
2
13,5
Keterangan :
P
: Prioritas jalan keluar
M
: Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I
: Implementasi, kelanggengan selesainya masalah
V
: Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C
: Cost, biaya yanga diperlukan
36
Rencana Kegiatan Pembuatan
No
Kegiatan
Sasaran
Target
1
Pembentukan
Tim
Petugas
puskesmaspemegang
program non PTM
2
Penyusunan
Panitia yang sudah
terbentuk
3
Pelaksanaan
Masyarakat wilayah
kerja Puskesmas
Simorame
4
Evaluasi
Masyarakat wilayah
kerja Puskesmas
Candi dan Petugas
Kesehatan
Petugas
puskesmas
pemegang
program non
PTM
Tersusun
rencana
kegiatan
penyuluhan
DMT2
Meningkatkan
pengetahuan
tentang DMT2
mulai dari
gejala,
pengobatan,
cara
pencegahan, dan
komplikasi
Terkontrolnya
Kadar gula
darah pasien
Volume
Kegiatan
1 kali
Rincian
Kegiatan
Penyuluhan
Lokasi
Pelaksanaan
Balai Desa
Tenaga
Pelaksanaan
Tenaga
puskesmas
Dokter, Bidan ,
Kader
Jadwal
1 kali
Penyuluhan
Balai Desa
Panitia yang
sudah terbentuk
Kamis
Meja, kursi,
alat tulis
1 kali
Penyuluhan
Balai Desa
Tenaga
puskesmas
Dokter, Bidan ,
Kader
Minggu
ketiga
Leaflet,
laptop +
LCD, meja,
kursi, dan
alat tulis
1 bulan
Penyuluhan
Balai desa
Tenaga
puskesmas
Dokter, Bidan ,
Kader
Tiap bulan
Alat tulis
37
Senin
Kebutuhan
Pelaksanaan
Meja, kursi,
alat tulis
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis:
a. Tn. MS(49 tahun) menderita DMT2
b. Status gizi Tn. MS berdasarkan BMI termasuk dalam kategori gizi
baik.
c. Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Tn. MS cukup sehat.
2. Segi Psikologis:
a. Hubungan antara anggota keluarga terjalin akrab.
b. Pengetahuan akanDiabetes Militus yang masih kurang yang
berhubungan dengan tingkat pendidikan keluarga pasien yang
masih rendah.
c. Tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi obat yang baik,
mendukung untuk pencgahan komplikasi yang buruk ke pasien.
3. Segi Sosial Ekonomi:
a. Tidak ada masalah dari segi sosial masyarakat
b. Tidak ada masalah dari segi ekonomi dalam keluarga ini yang
berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang didapatkan
termasuk informasi tentang kesehatan keluarga.
4. Segi Fisik:
a. Rumah kurang ventilasi lingkungan sekitar tempat tinggal pasien
cukup bersih.
38
B. SARAN
1. Untuk masalah medis dilakukan langkah-langkah:
a. Preventif
: Makan-makanan bergizi sehari-hari,
dan
olahraga secara rutin, dan mengurangi konsumsi
makanan yang manis.
b. Promotif
: Edukasi penderita dan keluarga mengenai
Diabetes Melitus Tipe 2 dan pengobatannya oleh
petugas kesehatan atau dokter yang menangani.
c. Kuratif
: Saat ini penderita sedang dalam pengobatan rawat
jalan.
d. Rehabilitatif
: Mengembalikan kepercayaan diri Tn. MS
sehingga tetap memiliki semangat untuk tetap
meminum obat dan rutin kontrol gula darah.
2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang sudah
cukup bersih, dilakukan langkah-langkah:
a. Promotif
: Edukasi penderita dan anggota keluarga untuk
tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
rumah.
3. Untuk masalah persepsi mengenai penyakit Diabetes Militus,
dilakukan langkah-langkah:
a. Promotif
: Memberikan pengertian dan pemahaman kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit
Diabetes Melitus Tipe 2, pencegahan, lama
pengobatan, serta komplikasi yang dapat terjadi.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetes Care. 2004;27(Suppl 1):S5-S10.
2.Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000 (IONI 2000). Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan. Departeman Kesehatan Republik Indonesia,
2000.
4.Koda-Kimble MA and Carlisle BA, Diabetes Mellitus, in Koda-Kimble MA and
Young LY (Eds.) Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, seventh Ed.,
Lippincott Williams & Walkins, 2001, p. 48-1 – 48-92.
5.Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2011. hlm.4-10, 15-29.
6.American Diabetes Association. Diagnosis And Classification Of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care 2011;34:s62-9
7.Waspadji S. Komplikasi kronik diabetes: Mekanisme terjadinya, diagnosis dan
strateg pengelolaan. Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadi-brata M,
Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hlm.1874-8.
8.Sugondo S. Farmakoterapi pada pengendalian glikemia diabetes melitus tipe 2.
Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4.
9.Jakarta:
Pusat
Penerbitan
2006.hlm.1882-5.
Konsesus
Departemen
Pencegahan
Ilmu
dan
Penyakit
Dalam
Pengelolaan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia, Perkeni, 2006.
40
FKUI;
Nasional
10.ADA, Standards of Medical Carein Diabetes 2007. Diabetes Care 30:S4 S41,
2007
11.Adhi , Bayu.T1, Rodiyatul F. S. dan Hermansyah,2011. An Early Detection
Method of Type-2 Diabetes Mellitus in Public Hospital. Telkomnika, Vol.9, No.2,
August 2011, pp. 287~294.
12.Agustina, Tri ,2009.Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus Di Poli
Penyakit Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang
Konsultasi Gizi. KTI D3. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
13.Indraswari, Wiwi.2010.Hubungan Indeks Glikemik Asupan MakananDengan
Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe-2 Di
Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo. Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu Gizi ,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.
14.Waspadji, Sarwono dkk., 2009. PedomanDiet Diabetes Melitus. Jakarta:
FKUI.WHO, 1999.
15.Defenition, Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus and Its
Complication.
16.Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2009.Informasi Sosialite Obat Indonesia
(vol. 44). Jakarta: ASFI.
17.Rochman, Abdul. 2011. Ilmu Penyakit Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: ebook KlikDok
41
LAMPIRAN
Rumah pasien tampak depan
42
43
Ruang Tamu dan Ruang Keluarga Pasien
44
Tempat Mencuci dan Menjemur Pakaian
45
Kamar anak pasien
Kamar utama pasein
46
Ruang Makan
47
Dapur Rumah Pasien
48
Kamar Mandi
49
Foto Bersama Pasien
50
Download