Uploaded by User104828

AntoniusFajarHermanto-1807113429-Tugas10Kewirausahaan

advertisement
TUGAS 10
KEWIRAUSAHAAN
PROSES INOVASI DAN PENGELOLAANNYA
Teknik Sipil S1 - Kelas C
Dosen Pengampu :
Ir. Drs. Trimaijon, MT.
Nama Mahasiswa :
Antonius Fajar Hermanto
1807113429
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS RIAU
2021
Modul kuliah 8
Proses Inovasi dan Pengelolaannya
Pengantar
Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung
terus menerus, meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi
(Damanpour dkk dalam Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997). De Jong & Den Hartog (2003)
merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap sebagai berikut:
a. Melihat kesempatan bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan- kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena
adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola
kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau
adanya indikasi trends yang sedang berubah.
b. Mengeluarkan ide. Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan
menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau
memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam
mengeluarkan ide adalah mengombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep
yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja.
Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja yaitu ketidaksesuaian
antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.
c. Implementasi. Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada tahapan
ini
sering
juga
disebut
tahapan
konvergen.
Untuk
mengembangkan
ide
dan
mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil.
Perilaku Inovasi Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja keras. Seorang
yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide kreatif. Usaha menjadi juara
meliputi membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan bernegosiasi.
Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan kekuatan
dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
d. Aplikasi. Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun,
menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam
bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.
Proses inovasi (http;//infomgt.bi.no/euram/material/p-luno.doc), terdiri atas:
a. mengeluarkan ide yaitu meliputi pembentukan rancangan teknis dan desain.
b. resolusi masalah yaitu meliputi mengambil keputusan dan memecah ide ke dalam komponen
yang lebih kecil, menentukan prioritas untuk tiap komponen atau elemen, membagi alternatif
masalah, dan menilai desain alternatif menggunakan kriteria yang telah dipaparkan dalam
tahap pertama fase yang menciptakan penemuan dalam proses inovasi adalah adopsi dan
implementasi
Proses inovasi (http:/faculty.babson.edu/gordon/ manuscript/ECIS05.doc) adalah sebagai
berikut:
a. Inisiasi yaitu kegiatan yang mencakup keputusan dalam organisasi untuk mengadopsi inovasi
b. pengembangan yaitu kegiatan yang meliputi desain dan pengembangan produk dan
perencanaan proses inovasi dalam fase inovasijadi fase ini meliputi mengeluarkan ide dan
pemecahan masalah
c. implementasi yaitu kegiatan ini meliputi penerapan desain inovasi yang telah dibuat
sebelumnya dalam fase pengembangan
Adair (1996) mengatakan ada 3 fase dalam proses inovasi sebagai berikut:
a. Generating ideas. Keterlibatan individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk memperbaiki
produk, proses dan layanan yang ada dan menciptkaan sesuatu yang baru.
b. Harvesting ideas. Melibatkan sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan mengevaluasi ideide.
c. Developing and implementing these ideas. Mengembangkan ide-ide yang tekah terkumpul dan
selanjutnya mengimplementasikan ide tersebut.
Hussey (2003) berupaya membentuknya dalam tahapan dan dibuat dengan akronim
EASIER yaitu:
1.
Envisioning yaitu proses ini meliputi penyamaan pandangan mengenai masa depan untuk
membentuk tujuan berinovasi. Visi ini harus meliputi ukuran, inovasi apa yang dilakukan
untuk organisasi, ruang lingkup inovasi, dan bagaimana visi tersebut sesuai dengan visi
organisasi.
2.
Activating yaitu penyampaian visi ke publik agar tercapai sebuah komitmen terhadap visi
sehingga strategi akan relevan dengan visi begitupula dengan implementasi visi.
3.
Supporting yaitu tahapan ini merupakan upaya seorang pemimpin tidak hanya di dalam
memberikan perintah dan instruksi kepada bawahan, namun juga keterampilan di dalam
menginspirasi bawahannya untuk bertindak inovatif. Dalam hal ini diperlukan kepekaan
pemimpin dalam memahami bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin hendaknya bersikap
emphatik.
4.
Installing yaitu pada tahapan ini merupakan tahapan implementasi. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah kompleksitas strategi yang diperlukan dalam berinovasi dan konsekuensi
yang diterima. Berikut ini beberapa hal yang dapat
membantu seseorang di dalam memberikan masukan dalam implementasi sebuah inovasi
sebagai berikut:
a. meyakinkan bahwa konsekuensi yang terjadi dapat dipahami kemudian,
b. mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan membawa perubahan,
c. mengalokasikan tanggung jawab dari berbagai tindakan yang diterima,
d. memprioritaskan tindakan yang diterima,
e. memberikan anggaran yang sesuai, mengatur tim kerja dan struktur yang dibutuhkan,
f.
mengalokasikan orang-orang yang tepat,
g. dan menentukan kebijakan yang dibutuhkan untuk memperlancar implementasi inovasi.
5.
Ensuring yaitu kegiatan yang meliputi monitoring dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk
meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat waktu dan sesuai rencana. Apabila
tidak sesuai dengan rencana maka rencana alternative apa yang dapat diambil. Selain itu,
tahapan ini juga dipergunakan untuk memantau apakah hasil sesuai dengan yang diharapkan
sehingga apabila tidak, maka akan dibuat langkah penyesuaian.
6.
Recognizing yaitu tahapan ini meliputi segala macam bentuk penghargaan terhadap bentuk
inovasi. Hal tidak hanya meliputi reward dalam bentuk finansial tapi dapat juga berbentuk
kepercayaan, ucapan terima kasih yang tulus, serta bentuk promosi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahap dalam
proses inovasi adalah sebagai berikut:
1. Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau dipersepsikan
sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya, perilaku
inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
2. Mengeluarkan ide. Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah
maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang sebanyakbanyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.
3. Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang
muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar
pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide
yang realistic yang diterima, sementara ide yang kurang realistic dibuang. Kajian dilakukan
terus menerus sampai ditemukan alternative yang paling mempunyai probabilitas sukses yang
paling besar.
4. Implementasi. Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko
berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya David Mc Clelland
menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang.
Hal ini berakaitan dengan probabilitas untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan
pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau berinovasi.
4. Pengelolaan Perilaku Inovatif
Bharawaj & Menon pada tahun 2000 melakukan survey lebih dari 600 unit bisnis
mendapatkan hasil bahwa yang menentukan inovasi pada level organisasi adalah: (a) mekanisme
kreativitas individual, (b) mekanisme kreativitas organisasi, dan (c) ke dua faktor secara bersamasama (Hyland & Beckett, 2004).
Ulrich (dalam Hyland & Beckett, 2004) mengatakan bahwa ada 3 premis yang berkaitan
dengan inovasi yaitu persoalan inovasi, inovasi itu multifaceted, dan inovasi sebuah budaya
Hickman & Raia (dalam Hyland & Beckett, 2004) mengatakan bahwa inovasi dapat
terjadi dalam lingkungan yang berfikir divergen, imajinasi, ketidakaturan, uncertainty, dan
toleransi terhadap ambigiusitas. Bukan dalam sistem berfikir konvergen yang mempertahankan
aturan organisasi.
Strategi apa yang perlu diperhatikan dalam memunculkan inovasi? Pertama, perlu
mempertimbangkan pertambahan keuntungan yang akan dicapai. Hal ini dapat dilakukan melalui
pengukuran sampai sejauh mana kompetitor akan sulit mengikuti langkah yang diambil. Kedua
apakah ada kemungkinan untuk memperluas keuntungan yang akan diperoleh (Hussey, 2003).
Dengan demikian, bagian akhir dari sebuah inovasi adalah sejauh mana langkah yang diambil
dapat menguntungkan dan tidak diambil keuntungannya oleh pesaing dan mendapatkan
keuntungan.
Hussey berupaya membentuknya dalam tahapan yang disebut dengan EASIER
yakni:
a.
Envisioning. Proses ini meliputi penyamaan pandangan mengenai masa depan untuk
membentuk tujuan berinovasi. Visi ini harus meliputi ukuran, inovasi apa yang dilakukan
untuk organisasi, ruang lingkup inovasi, dan bagaimana visi tersebut sesuai dengan visi
perusahaan.
b.
Activating. Tahap ini meliputi penyampaian visi ke publik. Dengan demikian, akan tercapai
sebuah komitmen terhadap visi sehingga strategi akan relevan dengan visi begitu pula dengan
implementasi visi.
c.
Supporting. Dalam tahap ini merupakan upaya seorang pemimpin tidak hanya di dalam
memberikan perintahdan instruksi kepada bawahan, namun juga keterampilan di dalam
menginspirasi bawahannya untuk bertindak inovatif. Dalam hal ini diperlukan kepekaan
pemimpin dalam memahami bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin hendaknya bersikap
emphatic.
d.
Installing. Tahap ini merupakan tahapan implementasi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah kompleksitas strategi yang diperlukan dalam berinovasi dan konsekuensi yang
diterima. Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang di dalam
mempertimbangkan implementasi sebuah inovasi: meyakinkan bahwa konsekuensi yang
terjadi dapat dipahami kemudian, mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan
membawa perubahan, mengalokasikan tanggung jawab dari berbagai tindakan yang diterima,
memprioritaskan tindakan yang diterima, memberikan anggaran yang sesuai, mengatur tim
kerja dan struktur yang dibutuhkan, mengalokasikan orang-orang yang tepat, dan
menentukan kebijakan yang dibutuhkan untuk memperlancar implementasi inovasi.
e.
Ensuring. Dalam tahap ini kegiatannya meliputi pemantauan dan evaluasi. Hal ini dilakukan
untuk meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat waktu dan sesuai rencana.
Apabila tidak sesuai dengan rencana maka rencana apa yang dapat diambil. Selain itu,
tahapan ini juga dipergunakan untuk memantau apakah hasil sesuai dengan yang diharapkan
sehingga apabila tidak, maka akan dibuat langkah penyesuaian.
f.
Recognizing. Dalam tahap ini meliputi segala macam bentuk penghargaan terhadap bentuk
inovasi. Hal tidak hanya meliputi pengukuhan dalam bentuk financial tetapi dapat juga
berbentuk kepercayaan, ucapan terima kasih yang tulus, serta bentuk promosi.
Inovasi terjadi dalam setiap fase dalam bisnis, yang merupakan bagian esensial dari
strategi bisnis. Namun demikian, inovasi bukan sekedar kreativitas individu (Adair, 1996). Stein
& Woodman (Brazeal & Herbert,1997) mengatakan bahwa inovasi adalah implementasi yang
berhasil dari ide-ide kreatif.
Inovasi merupakan proses berfikir mengenai ide yang baru dalam rangka memuaskan
pelanggan (Adair, 1996). Oleh karenanya, inovasi yang efektif harus melibatkan tiga dimensi yang
saling tumpang tindih yaitu individu – tim – organisasi. Persoalannya organisasi tidak mempunyai
ide yang baru, demikian juga dengan tim, tetapi yang mempunyai ide yang baru adalah individu.
Oleh karenanya inovasi membutuhkan tim (Adair, 1996).
Budaya atau kepribadian kelompok memainkan peran penting dalam inovasi. Beberapa
budaya mendukung inovasi tetapi yang lain tidak. Ketika invididu seorang yang kreatif dan
membangun sebuah tim dengan kemampuan pemecahan masalah yang kreatif, kurang optimal jika
lingkungan organisasi kurang menghargai pendapat ide- ide baru (Adair, 1996).
Organisasi inovatif dikatakan Bryd & Brown (2003) adalah sebagai berikut:
a.
adanya dorongan bagi para anggotanya untuk bekerja secara mandiri
b.
memberikan penghargaan kepada para anggota yang memiliki arahan tersendiri (innerdirected) dan mengembangkan ide-ide mereka
c.
menilai keunikan dan bakat tiap kontributor
d.
menampilkan ketangguhan ketika menghadapi hambatan
e.
mengetahui bagaimana cara berkembang di lingkungan yang ambigu/ tidak menentu
f.
menciptakan lingkungan yang setiap orang yang berada di dalamnya dihargai dan dinilai
karena menjadi dirinya sendiri
g.
memperkenalkan perilaku penerimaan yang baik
Download