BAB 7 PERSEDIAAN Pengendalian Persediaan Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian Melaporkannya dengan benar dalam laporan keuangan Melindungi Persediaan • Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai saat persediaan diterima. • Dokumen berikut merupakan dokumen yang sering digunakan untuk pengendalian persediaan: Pesanan pembelian Laporan penerimaan Faktur pemasok Melindungi Persediaan - 2 Pesanan pembelian (purchase order) memberi wewenang atas pembelian suatu barang dari pemasok. Laporan penerimaan harus dilengkapi sebagai catatan awal penerimaan persediaan. Melindungi Persediaan - 3 • Tindakan keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan dan pencurian oleh pelanggan atau karyawan. Menyimpan persediaan di area dengan akses terbatas Barang berharga mahal dipajang dalam lemari terkunci. Menggunakan cermin dua arah, kamera, dan penjaga keamanan. Melaporkan Persediaan Penghitungan fisik persediaan atau jumlah persediaan harus dilakukan mendekati akhir tahun. Pastikan kuantitas persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan akurat. Biaya perolehan persediaan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Menggunakan satu dari tiga asumsi arus biaya persediaan. Asumsi Arus Biaya Persediaan • Masalah akuntansi muncul saat barang yang identik diperoleh dengan biaya berbeda pada periode tertentu. • Saat suatu barang dijual, perlu dilakukan penentuan biaya per unit dengan menggunakan asumsi arus biaya dan metode biaya persediaan terkait. Asumsi Arus Biaya Persediaan-2 Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan • Asumsikan tiga unit identik dari barang X dibeli selama bulan Mei: Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan-2 • Asumsikan satu unit dijual senilai Rp20.000 pada 30 Mei. Metode Biaya Persediaan Identifikasi Spesifik • Unit yang terjual dikenali dengan pembelian tertentu (spesifik). • Persediaan akhir terdiri atas banyaknya unit yang tersisa dalam persediaan. • Sebagai contoh, jika pada 18 Mei unit yang terjual adalah berikut. - Biaya yang dibebankan pada unit terjual Rp13.000 - Laba kotor Rp7.000, dan - Persediaan akhir Rp23.000. Masuk-pertama, keluar-pertama (FIFO) metode persediaan biaya Diasumsikan unit yang terjual adalah unit yang pertama dibeli Persediaan akhir berasal dari barangbarang yang dibeli paling akhir Masuk-terakhir, keluar-pertama (LIFO) metode biaya persediaan Diasumsikan unit yang terjual adalah unit terakhir Persediaan akhir berasal dari barangbarang yang paling pertama dibeli FIFO Vs. LIFO Metode Biaya Rata-rata Tertimbang Beban pokok penjualan dan persediaan akhir ditentukan dengan metode biaya ratarata tertimbang. Metode biaya rata-rata tertimbang Metode Biaya Persediaan dalam Sistem Persediaan Perpetual • Data barang 127B digunakan sebagai sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. ilustrasi Metode Masuk-Pertama, KeluarPertama (FIFO) • Biaya dimasukkan dalam beban pokok penjualan dengan urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi. • Metode sering konsisten dengan arus fisik atau pergerakan barang. • Metode FIFO memberikan hasil yang kurang lebih sama dengan hasil yang diperoleh dari metode identifikasi biaya spesifik. Tampilan 3 Ayat Jurnal dan Akun Persediaan Perpetual (FIFO) Metode Masuk-Terakhir, Keluar-Pertama (LIFO) Biaya unit yang terjual merupakan biaya dari pembelian yang terakhir. Tampilan 4 Ayat Jurnal dan Akun Persediaan Perpetual (LIFO) Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang • Dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata-rata tertimbang dihitung setiap ada pembelian yang dilakukan. • Biaya unit ini digunakan untuk menentukan beban pokok penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan nilai rata-rata baru dihitung. • Teknik ini disebut rata-rata bergerak. Tampilan 5 Ayat Jurnal dan Akun Persediaan Perpetual (Biaya Rata-Rata Tertimbang) Metode Biaya Persediaan dalam Sistem Persediaan Periodik • Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan. • Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat beban pokok penjualan. • Penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya persediaan dan beban pokok penjualan. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama (FIFO) • Kita akan menggunakan data yang sama dengan barang 127B dalam contoh persediaan perpetual. • Persediaan awal dan pembelian barang 127B pada bulan Januari adalah sebagai berikut: Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama (FIFO) -2 • Penghitungan fisik pada tanggal 31 Januari menunjukkan terdapat sisa persediaan sebanyak 800 unit. • Biaya 800 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31 Januari dihitung sebagai berikut. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama (FIFO)-3 • Beban pokok penjualan sebesar Rp26.720.000, seperti ditunjukkan berikut ini. Tampilan 6 Arus Biaya FIFO Metode Masuk-Terakhir, Keluar Pertama (LIFO) • Biaya 800 unit dalam persediaan akhir per 31 Januari adalah Rp16.000.000 yang terdiri atas 800 unit persediaan awal dengan biaya per unit Rp20.000 Tampilan 7 Arus Biaya LIFO Metode Biaya Rata-rata Tertimbang Metode Biaya Rata-rata Tertimbang-2 • Data barang 127B akan digunakan sebagai berikut: • Biaya pada persediaan akhir 31 Januari adalah sebagai berikut. Membandingkan Metode Biaya Persediaan • FIFO, LIFO, dan persediaan rata-rata tertimbang biasanya akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk: 1. 2. 3. 4. Beban pokok penjualan Laba kotor Laba bersih Persediaan akhir Membandingkan Metode Biaya Persediaan-2 • Menggunakan sistem persediaan perpetual Tampilan 8 Pengaruh dari Perubahan Biaya (Harga): Metode Biaya FIFO dan LIFO Melaporkan Persediaan dalam Laporan Keuangan • Baya merupakan dasar utama dalam penilaian persediaan dalam laporan keuangan. • Persediaan dinilai berdasarkan pertimbangan lain selain biaya dalam kasus berikut. 1. Biaya penggantian barang dalam persediaan berada di bawah biaya yang dicatat. 2. persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan normal yang disebabkan oleh kondisi barang rusak, perubahan mode, atau sebab lainnya. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara Biaya atau Pasar Bila biaya penggantian barang < Biaya pembelian awal, Gunakan metode LCM, mana lebih rendah antara nilai pasar atau biaya perolehan. • Nilai pasar, yang dimaksud adalah biaya penggantian untuk mendapatkan barang sejenis pada tanggal persediaan. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara Biaya atau Pasar-2 Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara Biaya dengan Nilai Realisasi Bersih Nilai realisasi bersih = Perkiraan Harga Jual – Biaya Pelepasan Langsung Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara Biaya dengan Nilai Realisasi Bersih • Diasumsikan bahwa data di bawah ini merupakan data mengenai sebuah persediaan yang rusak. • Harga asli > nilai realisasi bersihnya • Barang (persediaan) dinilai pada nilai realisasi bersihnya. • Nilai realisasi bersih = Rp800.000 – Rp150.000 = Rp650.000 Persediaan di Laporan Posisi Keuangan • Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar dalam laporan posisi keuangan. • Hal-hal berikut juga dilaporkan: 1. Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata tertimbang) 2. Metode penilaian persediaan (biaya, atau nilai pasar atau biaya yang lebih rendah) Persediaan di Laporan Posisi Keuangan TAMPILAN 10 Pengaruh Kesalahan Persediaan pada Laporan Laba Rugi Periode Berjalan TAMPILAN 11 Pengaruh Kesalahan Persediaan pada Laporan Laba Rugi Selama 2 Tahun Tampilan 12 Pengaruh Kesalahan Persediaan pada Laporan Laba Rugi Selama Periode Berjalan Analisis dan Interpretasi Keuangan Persediaan harus tersimpan dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan agar mencegah terjadinya kehilangan penjualan. terlalu banyak persediaan mengurangi likuiditas perusahaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan operasional. Kelebihan persediaan meningkatkan beban penyimpanan dan pajak properti. Kelebihan persediaan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan, atau perubahan dalam pola pelanggan. Perputaran Persediaan • Mengukur hubungan antara volume barang terjual dan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode tertentu. • Semakin besar perputaran persediaan maka pengelolaan persediaan semakin efisien dan efektif. Perputaran Persediaan-2 Perputaran persediaan PT Matahari Putra Prima Tbk. Jumlah hari penjualan dalam persediaan • Ukuran kasar atas lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh, menjual, dan mengganti persediaan. • Beban pokok penjualan harian rata-rata ditentukan dengan membagi beban pokok penjualan dengan 365. Jumlah hari penjualan dalam persediaan-2 • Jumlah hari penjualan dalam persediaan untuk PT Matahari Putra Prima Tbk., dihitung sebagai berikut. Matahari Vs Ace Lampiran Memperkirakan Biaya Persediaan Metode Retail Metode Laba Kotor Metode Ritel untuk Memperkirakan Biaya Persediaan • Metode persediaan ritel diterapkan dengan cara berikut ini. • Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual pada biaya (at cost) dan pada harga ritel. • Langkah 2. Hitung rasio biaya terhadap harga ritel atas biaya yang tersedia untuk dijual. • Langkah 3. Hitung persediaan akhir pada harga ritel dengan mengurangkan penjualan bersih dari persediaan tersedia untuk dijual pada harga ritel. • Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan mengalikan persediaan akhir pada harga ritel dengan rasio biaya terhadap harga ritel. TAMPILAN 13 Menghitung Biaya dengan Metode Ritel Metode Laba Kotor untuk Memperkirakan Biaya Persediaan • Metode laba kotor diterapkan dengan cara sebagai berikut. • Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual pada biaya (at cost). • Langkah 2. Hitung perkiraan laba kotor dengan mengalikan penjualan bersih dengan persentase laba kotor. • Langkah 3. Hitung perkiraan beban pokok penjualan dengan mengurangkan perkiraan laba kotor dari penjualan bersih. • Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan mengurangkan perkiraan beban pokok penjualan dari persediaan tersedia untuk dijual.. TAMPILAN 14 Memperkirakan Persediaan dengan Metode Laba Kotor