i SUARA DAKWAH ISLAM DALAM MUSIK RELIGI BIMBO 1974-1980

advertisement
SUARA DAKWAH ISLAM DALAM MUSIK RELIGI BIMBO 1974-1980:
SUATU KAJIAN SEJARAH SENI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Yudha Adipradana
NIM : 1111022000015
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan sudah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Ferbruari 2017
Yudha Adipradana
ii
iii
iv
DEDIKASI
Didedikasikan untuk Ibundaku almh. Ratna Nurmala, Ayahandaku Bambang
Setiono dan adik tercintaku Dhea Prastika Setiono.
v
ABSTRAK
Yudha Adipradana
Suara Dakwah Islam dalam Musik Religi Bimbo Tahun 1974-1980
Musik merupakan sesuatu yang sifatnya universal. Termasuk musik yang
bertemakan rohani, atau biasa disebut musik religi. Dalam perkembangannya,
musik religi Islam di Indonesia termasuk salah satu musik musiman, karena pada
zaman sekarang musik-musik religi hanya tenar pada saat bulan Ramadhan saja.
Awal perkembangan musik religi Islam di Indonesia, salah satu pencetusnya
adalah grup band asal Bandung yang berdiri pada tahun 1967, yaitu Bimbo. Pada
awalnya Bimbo bukanlah sebuah band religi melainkan band pop yang lagulagunya masih bertemakan cinta, politik, lingkungan dan humor.
Namun ada sesuatu yang membuatnya pindah haluan menjadi musik religi
Islam, yaitu saat pertemuannya dengan sastrawan ternama Taufiq Ismail. Pada
akhirnya Taufik Ismail sering menuliskan beberapa puisi untuk dijadikan lagu
oleh Bimbo. Lagu-lagu religi yang dituliskan dalam bentuk puisi oleh Taufiq
Ismail dan dijadikan lagu oleh Bimbo berjumlah 68 lagu. Grup band Bimbo
kemudian semakin sukses dan konsisten dalam aliran musik religi Islam. Bahkan
berpengaruh dalam perkembangan musik di Indonesia.
Kata Kunci:Suara Dakwah Islam, Musik Religi Bimbo, Sejarah, 1974-1980
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur untuk Allah Subhanahu
wata’ala yang telah memberikan nikmat yang tiada terhitung, dan dengan kasih
sayang-Nya kita dapat terus bernapas dan berbuat di dunia ini. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita nabi Muhammad Saw.
Banyak
rintangan
dan
hambatan
yang
penulis
hadapi
dalam
merampungkan skripsi yang berjudul: Suara Dakwah Islam dalam musik Religi
Bimbo 1974-1980: Suatu Kajian Sejarah Seni. Namun, semua rintangan dan
hambatan itu bisa terlewati sedikit demi sedikit dan setahap demi setahap dengan
usaha dan kerja keras. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
setulus-tulusnya kepada mereka semua, di antaranya:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag. selaku Dekan Faultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Nurhasan, MA. selaku Ketua Program Studi Sejarah dan
Peradaban Islam yang telah membantu penulis selama menjadi
mahasiswa dalam beberapa hal yang berhubungan dengan birokrasi
universitas sehingga segalanya menjadi mudah.
4. Ibu Sholikatus Sa’diyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Sejarah
dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu penulis saat menjadi
mahasiswa di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam tercinta ini baik yang
vii
berkenaan dengan surat menyurat maupun motivasi untuk terus
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Bunda Imas Emalia, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang
memberikan banyak masukan serta saran kepada penulis untuk terus
mencari sumber primer dalam penulisan sejarah, serta segala kemudahan
yang penulis dapatkan ketika menjadi mahasiswa bimbingan beliau.
6. Bunda Tati Hartimah, MA. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan kewajiban
menulis skripsi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang
banyak bermanfaat.
8. Seluruh staff pegawai Fakultas Adab dan Humaniora yang telah baik
membantu segala urusan akademik dan administrasi.
9. Samsudin Hardjakusumah (Sam Bimbo), selaku narasumber dan juga
personil Bimbo yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah
kesibukannya untuk penulis wawancarai.
10. Taufiq Ismail, selaku narasumber dan juga pencipta lagu-lagu religi dari
Bimbo yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya
untuk penulis wawancarai.
11. Keluargaku, Ibundaku almh. Ratna Nurmala, Ayahandaku Bambang
Setiono dan adik tercintaku Dhea Prastika Setiono yang selalu
memberikan dukungan setiap hari baik moril maupun materi tak
viii
terhingga dan didikan di rumah ini menjadikan penulis menjadi pribadi
yang memiliki karakter.
12. Bapak Irjen. Drs. Anton Bachrul Alam, SH. MBA atau biasa saya
panggil Pakde Anton selaku kakak dari almarhumah ibuku, yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah ini dari segi
moril maupun materi.
13. Keluarga Om Kenmada Wijayanto, yang telah memberi tempat singgah
bagi penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara di Bandung.
14. Dyah Diu Djemba Wati, yang telah membantu penulis dalam melakukan
pencarian sumber, penelitian dan wawancara, serta memberi motivasi.
15. Himpunanku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas
Adab dan Humaniora (KOFAH) Cabang Ciputat, yang telah menjadi
tempat penulis belajar berorganisasi dan belajar banyak hal. Terima
kasih kepada senior-junior yang tidak bisa disebutkan namanya satupersatu. Namun penulis harus berterima kasih kepada Dini Hafizah,
Danty, Lilis, dan Fika, teman-teman seperjuangan di komisariat.
16. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung,
yang telah memberikan tempat singgah bagi penulis saat di Bandung
guna melakukan penelitian.
17. Teman-teman seperjuangan di SPI 2011, dan senior-juniornya yang
saking banyaknya sehingga tidak bisa disebutkan satu-persatu, namun
penulis merasa harus berterima kasih kepada, Bang Mayong, Bang
Johan, Firdaus, Ahmad Al-Faiz, Ikhwanuddin, Illham, Humaedi, Indi,
ix
Ririn, Wilda dan Naufan sahabat penulis yang banyak membantu selama
masa perkuliahan ini.
18. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ-SPI) Sejarah dan
Peradaban Islam, Senat Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora
(SEMA-FAH) Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan
Humaniora (DEMA-FAH) tempat penulis meluangkan waktu untuk
berproses dan berorganisasi.
19. Teman-teman di kosan. Luthfi, Rizqal, Abror, Opang dan Tama yang
sehari-hari menjadi teman berbincang penulis dan menemani penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
20. Teman-teman band Broken Street dan Broken Street Crew, yang
menjadi wadah penulis dalam menyalurkan bakat musik dan menambah
wawasan musik penulis. Terima kasih kepada Cipay, Angki, Blek, Kule,
Abe dan Gerry yang masih kompak hingga sekarang.
21. Teman-teman Satukan Kepalan Crew (SKC), komunitas musik tempat
penulis menambah teman dan wawasan mengenai musik, terima kasih
kepada, Squad To Attack (Bedul dan Degol), Bopak, Hendra, Arif, Deni
dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis jelaskan satu-persatu.
22. Teman-teman KKN Kemping, Ibnu, Fikri, Doni, Bayu, Afif, Acep,
Syifa, Fitri, Ziah, Shofa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iv
DEDIKASI ............................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9
D. Kajian Pustaka ............................................................................... 10
E. Kerangka Teori dan Pendekatan ..................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 14
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA BIMBO ................................................. 18
A.1 . Sekilas Mengenai Keluarga Bimbo ............................................ 18
A.2. Latar Belakang Terbentuknya Bimbo ......................................... 21
B. Perkembangan Bimbo dan Musik Pop di Indonesia ...................... 28
xi
C. Pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail ....................................... 32
BAB III PERKEMBANGAN MUSIK RELIGI DI INDONESIA
1974-1980 ........................................................................................... 37
A. Awal Muncul Musik Religi ........................................................... 37
B. Bimbo:Peletak Dasar Musik Pop Religi di Indonesia ................... 41
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM MUSIK RELIGI BIMBO ............... 46
A. Pesan Dakwah dan Nilai-nilai Islam yang Terdapat pada Lagu-lagu
Bimbo ............................................................................................ 46
B. Tema-tema Syair dalam Musik Bimbo .......................................... 48
B.1 Tasawuf .................................................................................. 45
B.2 Aqidah .................................................................................... 56
B.3 Ibadah ..................................................................................... 63
B.4 Akhlak .................................................................................... 70
B.5 Sosial ...................................................................................... 74
BAB V
RESPONS MASYRAKAT ATAS MUSIK RELIGI BIMBO ...... 79
A. Keluarga ....................................................................................... 79
B. Penggubah Syair .......................................................................... 80
C. Pemain Musik .............................................................................. 81
D. Musikus ........................................................................................ 83
E.
Lembaga Penyiaran ...................................................................... 88
F.
Pemerintah .................................................................................... 89
G. Masyarakat Luas .......................................................................... 90
xii
BAB VI
PENUTUP ......................................................................................... 94
A. Kesimpulan .................................................................................. 94
B. Saran ............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 98
LAMPIRAN ...................................................................................................... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Grup Vokal Yanti Bersaudara
17
Gambar 2
Grup Musik Aneka Nada
19
Gambar 3
Sampul Piringan Hitam Bimbo saat rekaman di Singapura
23
Gambar 4
Sam saat menyerakan piringan hitam di Kedutaan Besar
Amerika Serikat
86
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Diter Mack dalam bukunya yang berjudul Sejarah Musik : Jilid
IV dikatakan bahwa:
“Musik telah memberi dampak besar bagi kehidupan manusia. Salah satu
peran penting musik adalah sebagai hiburan. Musik yang berkembang di
seluruh dunia, mengangkat beragam tema mulai dari tema sosial, politik,
budaya, hingga agama.”1
Musik dengan tema agama khususnya Islam di Indonesia biasanya
berkembang pesat selama bulan Ramadhan. Musik hiburan yang biasanya
membahas tentang kehidupan percintaan dan lain-lain, berubah haluan ke arah
pertaubatan, cinta pada Tuhan, atau rindu kepada Rasul di bulan Ramadhan.
Musik yang bernapaskan Islam kemudian diputar di berbagai tempat
sebagai bentuk totalitas tema bulan ramadhan. Hal ini memberikan dampak positif
bagi penyanyi dan pendengarnya. Bagi penyanyi, menyanyikan lagu religi akan
menambah pekerjaan dan meningkatkan pendapatan mereka, karena menurut
penulis ketika memasuki bulan Ramadhan banyak berbagai acara off air2 ataupun
on air3 yang menyajikan tema religi, termasuk mengundang beberapa musisi
untuk menyanyikan lagu-lagu religi.
Abdurrahman al-Bagdadi berpendapat bahwa :
1
Diter Mack. Sejarah Musik: Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2007 h. 11
Off Air, acara yang tidak ditayangkan ditelevisi dan tidak disiarkan melalui radio atau
media manapun yang dapat menayangkan dan menyiarkan secara langsung.
3
On Air, acara yang disiarkan secara langsung melalui radio, atau ditayangkan secara
langsung melalui televisi.
2
2
“dalam agama Islam, pujian terhadap Allah SWT bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Paling banyak dilakukan ialah berdzikir. Berdzikir membuat
manusia benar-benar merasa dekat dengan Allah SWT. Selain dzikir, bisa
juga dengan seni salah satunya adalah musik, mendengarkan lagu religi
Islam pun bisa menjadi asupan bagi jiwa kita untuk merasa dekat dengan
Allah SWT dan mensyukuri semua yang telah diberikan Allah kepada
kita”.4
Adapun makna dzikir menurut Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan
Al-Qur‟an Tantang Dzikir dan Doa, adalah :
“Dzikir dan doa, di samping menjadi media yang menghubungkan
manusia dengan Allah, juga bentuk pengakuan manusia akan keberadaan
dirinya yang dependent (memiliki ketergantungan). Allah sangat
mengecam orang yang tidak mau berdzikir dan doa.”5
Dari kedua pendapat di atas, menurut pendapat penulis, Bimbo mengemas
dzikir dan doa menjadi lagu (seni musik), agar berdzikir dan berdoa bisa
dilakukan sesering mungkin. Hal ini merupakan sebuah ide baru dalam
permusikan di Indonesia.
Bimbo didirikan pada 1967. Personil Bimbo merupakan kakak-beradik,
yang tertua adalah Samsudin Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Sam.
Kemudian yang kedua adalah Darmawan Hardjakusumah atau lebih dikenal
dengan Acil. Selanjutnya yang ketiga adalah Jaka Purnama Hardjakusumah atau
lebih dikenal dengan Jaka. Adapun yang terakhir adalah Parlina Hardjakusumah
yang akrab disapa Iin. Awalnya grup Bimbo bernama Trio Bimbo yang terdiri
dari 3 personil, yang banyak dipengaruhi musik pop Latin6. Kehadiran Bimbo
4
Abdurrahman Al Bagdadi. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Jakarta:
Gema Insani. 2004. h. 24
5
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur‟an Tantang Dzikir dan Doa, Jakarta: Lentera Hati.
2006. h. 10
6
Aliran musik Latin masuk ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yang dibawa oleh
Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin
3
dalam sejarah permusikan negeri ini tidaklah tergantikan. Pada awalnya Bimbo
beraliran pop Latin, mereka juga masih membawakan lagu-lagu Indonesia yang
sedang populer pada masa itu seperti “Manis dan Sayang” karya almarhum Tony
Koeswoyo.
Nama Bimbo sendiri diberi oleh salah seorang produser dari Televisi
Republik Indonesia ketika mereka tampil pertama kali di stasiun televisi tersebut
pada tahun 1967, produser tersebut adalah Hamid Gruno. Pada saat mereka akan
tampil, mereka belum mempunyai nama, dan Hamid Gruno langsung menamai
grup musik ini dengan nama Bimbo yang berarti “bagus”. Karena pada saat itu
mereka masih bertiga, maka kata “trio” ditambahkan sehingga menjadi Trio
Bimbo. Walaupun belum mempunyai lagu sendiri dan masih membawakan lagulagu dari orang lain, di situlah awal karier mereka dimulai.7
Tahun 1970 Bimbo dikontrak untuk bernyanyi selama tiga bulan di Ming
Court Hotel di bilangan Orchard, Singapura. Kontrak tersebut datang dari
perusahaan manajemen artis yaitu Asia Cat, Bimbo dipilih karena kemampuan
mereka pada penampilan di pentas dalam segi harmoni vokal dan jenis musik
Latin yang dibawakannya. Sebelum pulang ke Indonesia Bimbo mendapat
tawaran rekaman untuk album kompilasi di perusahaan rekaman Polydor. Dari
hasil rekaman itu lahirlah lagu-lagu seperti “Melati Jayagiri”, “Flamboyan” atau
“Angin November.8
yang
kemudian
menjadi
lekat
dengan
telinga
orang
Indonesia.
Lihat:http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-perkembangan-musik-dangdut-di-indonesia.html
(diakses, 25 Maret 2016 pukul 3:50 WIB)
7
Lihat, http://kita.kompas.com/tokoh/detail/16/bimbo (diakses, 30 April 2015, 1:10 WIB)
8
Tatang Sumarsono. Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik
Religius. Bandung: Mizan. 1989 h. 37
4
Di pertengahan 1970-an, Bimbo lalu diperkuat oleh Iin Parlina dan mulai
menjamah lagu-lagu dengan tema-tema keseharian dan jenaka seperti “Abang
Becak” hingga lagu-lagu yang temanya terinspirasi dari anggota tubuh seperti
“Kumis”, “Tangan” hingga “Mata” yang cenderung bernada humor. 9 Selain itu
suara Iin dinilai cocok oleh Sam untuk menambah warna suara dalam Bimbo.
Mendekati umur 30-an, setelah selesai menjalankan ibadah haji Sam
menjadi sosok yang religius. Ia mencoba menuliskan lagu yang mempunyai tema
berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.10 Lagu "Tuhan" menjadi lagu religius
pertama yang dikenalkan oleh kelompok musik tersebut. Lagu ini merupakan
ciptaan Sam sendiri. Sam mengambil tema tasawuf dalam lagu ini. Awalnya lagu
ini diragukan mampu meraih kesuksesan, namun justru berhasil menarik perhatian
pecinta musik di tanah air.
Pada 1972 Bimbo adalah grup musik yang sedang menanjak kariernya dan
paling populer di Indonesia, akhirnya dalam Pertemuan Sastrawan Indonesia
tersebut Bimbo dipilih dan dihubungi. Beberapa puisi dikirim ke Bandung untuk
dipelajari termasuk puisi dari Taufiq Ismail yaitu “Dengan Puisi, Aku” menjadi
lagu pertama ciptaan Taufiq Ismail yang dibawakan oleh Bimbo. Tahun 1972
Taman Ismail Marzuki menyelenggarakan Pertemuan Sastrawan Indonesia.
Ramadhan K.H., Sekretaris Pelaksana Dewan Kesenian Jakarta, penggagas dari
pertemuan nasional itu, mengajukan sebuah gagasan untuk mendatangkan grup
9
Tabloid E-Music: Flasback, 21 Desember 2005
Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen
UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
10
5
musik populer dan membawakan lagu-lagu yang isinya dari sajak penyairpenyair.11
Pertemuan dengan sastrawan Taufiq Ismail, menjadi salah satu titik
terpenting dalam karier Bimbo dalam bermusik. Sastrawan sekaligus penyair
kenamaan inilah yang melihat potensi bahwa Sam dan ketiga saudaranya sangat
cocok untuk menyanyikan lagu-lagu religi bernuansa Islam. Taufiq Ismail pun
menulis berbagai lirik lagu yang kemudian dibawakan oleh Bimbo dalam alunan
nada. Di antaranya adalah, Dengan Puisi, Aku12, Doa Nelayan, Ada Anak
Bertanya pada Bapaknya, Maha Segala Maha, Matahari dan Rembulan
Mengingat Dikau, Telah Datang Dia, Umat Manusia Bergembira, dan Rindu
Rasul. Tahun 1974 lagu-lagu tersebut diluncurkan dan beredar di seluruh wilayah
Indonesia.
Taufiq Ismail merupakan sosok orang yang religius, hampir sebagian besar
syair syair puisinya bernapaskan Islam, jadi tidak heran apabila lirik lagu yang
dibuat untuk dinyanyikan Bimbo bernuansa Islam. Adapun judul lagu religi yang
digubah oleh Taufiq Ismail, adalah sebagai berikut : (1) Dengan Puisi, Aku, 1972;
(2) Doa Nelayan, 1972; (3) Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, 1973; (4) Maha
Segala Maha, 1973; (5) Matahari dan Rembulan Mengingat Dikau, 1973; (6)
Umat Manusia Bergembira, 1973; (7) Telah Datang Dia, 1973; (8) Hakekat
Kehidupan, 1974; (9) Gravitasi, 1974; (10) Rindu Rasul, 1974; (11) Balada Nabi
Adam AS, 1975; (11) Balada Nabi Idris AS dan Nabi Hud AS, 1975; (12) Balada
11
Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Penyerahan Penghargaan Akademi Jakarta 2010
kepada Taufiq Ismail, Jakarta 9 Desember 2010. h. 27
12
Puisi Taufiq Ismail ini, ditulis tahun 1965 adalah puisi yang pertama dijadikan lagu
oleh Sam Bimbo tahun 1972, dan pertama kali dipentaskan dalam Pertemuan Sastrawana
Indonesia, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Desember 1972.
6
Nabi Nuh AS, 1975; (13) Balada Nabi Saleh AS, 1975; (14) Balada Nabi Ibrahim
AS dan Ismail AS, 1975; (15) Balada Nabi Luth AS, 1975; (16) Balada Nabi
Ishaq AS dan Nabi Yaqub AS, 1975; (17) Balada Nabi Yusuf AS, 1975; (18)
Balada Nabi Ayub AS, 1975; (19) Balada Nabi Zulkifli AS, 1975; (20) Balada
Nabi Syuaib AS, 1975; (21) Balada Nabi Khaidir AS, 1975; (22) Balada Nabi
Musa AS, 1975; (23) Balada Nabi Harun AS, 1975; (24) Balada Nabi Daud AS,
1975; (25) Balada Nabi Sulaiman AS, 1975; (26) Balada Nabi Ilyas AS dan Nabi
Ilyasa AS, 1975; (27) Balada Nabi Yunus AS, 1975; (28) Balada Nabi Zakari AS
dan Nabi Yahya AS, 1975; (29) Balada Nabi Isa AS, 1975; (30) Balada Nabi
Muhammad SAW, 1975; (31) Gerbang Keampunan, 1975; (32) Anakku Bertanya
Tentang Rasul, 1976; (33) Rasul Hancurkan Berhala, 1976; (34) Rasul Menyuruh
Kita Mencintai Anak Yatim, 1976; (35) Aku Impikan Sebuah Masjid, 1978; (36)
Di mana Dunia Di mana Surga, 1976; (37) Doa Orang Biasa, 1978; (38) Ibu
Merebus Air Merebus Batu, 1978; (39) Jangan Tolak Kenikmatan, 1978; (40)
Pinjaman Tanpa Bunga, 1978; (41) Dunia dan Akhirat, 1979; (42) Celupkan
Jarimu ke Air Lautan, 1984; (43) Jabal Rahmah, 1984; (44) Jangan Ditundatunda, 1984 (45); Lebaran Sebentar Lagi, 1984; (46) Mengingat Dikau, 1984; (47)
Sajadah Panjang, 1984; (48) Syirik, 1984; (49) Setiap Habis Ramadhan, 1984;
(50) Tuhan Bimbing Kami, 1984; (51) Aisyah Adinda Kita, 1984; (52) Ibunda
Kita Surga Kita, 1985; (53) Semoga Jalan Dilapangkan Tuhan, 1985; (54) Titian
Serambut Dibelah Tujuh, 1985; (54) Suara Dari Dalam Kubur, 1986; (55)
Bermata Tapi Tak melihat, 1987; (56)
Apakah Pohon dan Hewan Ada
Bahasanya?, 1994; (57) Pengakuan Seorang yang Rendah Hati, 1994; (58) Rindu
7
Tak Lepas Rinda Tertahan, 1994; (59) Sejak Itu Tak Bisa Tertawa Keras Rasul
Kita, 1994; (60) Wukuf di Arafah, 1994; (61) Semua yang Ada Jadi Tida, 1994;
(62) Warisan, 1999; (63) Yerusalem, 1999; (64) Nikmat Ramadhan, 2000; (65)
Barang Titipan, 2003; (66) Hati Kami, 2003; (67) Sayang Hewan, 2003; (68)
Hitam Putih, 2007.
Bimbo menjadi indentik dengan musik religi memasuki tahun 19701980an. Tahun 1997 Bimbo membuat album kompilasi13 lagu-lagunya, dengan
tujuan menghimpun yang sebelumnya terpisah dari beberapa albumnya dari tahun
1973-1984. Lagu-lagu tersebut disatukan dalam album Qasidah pada tahun 1997
yang terdiri atas 10 lagu yaitu; (1) Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, 1973; (2)
Umat Manusia Bergembira. 1973; (3) Rindu Rasul, 1974; (4) Tuhan, 1974; (5)
Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim, 1976; (6) Sajadah Panjang, 1984;
(7) Jangan Ditunda-tunda, 1984; (8) Jabal Rahmah, 1984; (9) Aisyah Adinda Kita,
1984; (10) Setiap Habis Ramadhan, 1984. Produksivitas Bimbo dalam membuat
karya mulai menurun ketika memasuki tahun 1990-an hingga tahun 2007. Maka
dari itu untuk mempertahankan eksistensinya mereka membuat album kompilasi
dari lagu-lagu lama mereka. Tahun 2000-an beberapa grup band seperti; Gigi dan
Ungu, menyanyikan kembali lagu-lagu dari Bimbo. Lagu-lagu Bimbo pun hampir
selalu menjadi tema Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Salah satu contoh saat
memasuki bulan Ramadhan sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri lagu-lagu
seperti; Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya dan Lebaran Sebentar Lagi yang
13
Album kompilasi berisi lagu-lagu yang sebelumnya sudah pernah direkam dan
dipopulerkan, namun sebelumnya lagu-lagu tersebut tidak dalam satu album, melainkan terpisahpisah dari beberapa album, dan dalam album kompilasi lagu-lagu tersebut disatukan. Biasanya
album kompilasi dibuat dengan tema khusus.
8
mempunyai tema tentang ibadah puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang masih sering
terdengar diradio dan televisi. Walaupun secara umum, Bimbo tidak lagi terlalu
aktif masuk dapur rekaman dan menciptakan lagu-lagu baru. Namun, banyak yang
menganggap bahwa lagu Bimbo merupakan lagu sepanjang zaman, sehingga
kapan pun diperdengarkan akan terasa nyaman di telinga. Masyarakat masih
menyambut baik kehadiran Bimbo, bahkan sekalipun era terus berganti, lagu
Bimbo masih sering diputar. Hal ini pula yang kemudian menjadi alasan bagi
salah satu grup musik rock tanah air, yaitu Gigi yang melakukan reproduksi lagu
karya Bimbo. Beberapa lagu Bimbo yang pernah menjadi musik top hits di tanah
air, diaransemen ulang dengan irama rock dan dinyanyikan kembali dengan gaya
ciri khas Gigi.
Dalam buku karangan Dani R. Indriya dan Indri Guli dijelaskan bahwa :
“lagu religi Islam bisa menjadi salah satu cara yang digunakan untuk berdakwah.
Dakwah juga bisa disampaikan lewat seni salah satunya musik religi ini.”14
Beberapa penyanyi/band religi tidak hanya melakukan syiar melalui lagu religi,
rata-rata melakukan syiar juga melalui dakwah, seperti Rhoma Irama selain
kariernya sebagai musisi beliau juga sesekali menjalani profesi sebagai Da‟i.
Hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam, bagaimana Bimbo menyuarakan
dakwahnya lewat lagu-lagu. Membuat para pendengar musik menemukan warna
baru dalam dunia musik di Indonesia, dengan judul-judulnya yang berbagai
macam, yang intinya berisi tentang keislaman. Maka dari itu penulis ingin
14
2010. h. 15
Indriya. Dani R., Indri Guli. Kekuatan Musik Religi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
9
mengkaji lebih dalam, bagaimana Bimbo bisa konsisten terhadap musik religi dan
menyuarakan dakwah-dakwahnya melalui musik religi.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar perlu diadakannya
pembatasan masalah. Penulis membatasi tahun dalam penulisan ini, yaitu dari
tahun 1974-1980 dimana tahun tersebut merupakan tahun eksistensi Bimbo
dengan lagu-lagu religinya. Selanjutnya penulis membatasi masalah fokus pada
Bimbo sebagai langkah awal berkembangnya musik religi yang bernapaskan
Islam dan napas Islam dalam musik itu sendiri.
Adapun perumusan masalah penelitian ini dibuat dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan musik religi Bimbo?
2. Bagaimana pesan dakwah dalam lagu religi Bimbo?
3. Bagaimana respons masyarakat atas musik religi Bimbo?
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan penulis jawab dalam uraian-uraian dan
analisis yang didasarkan pada sumber-sumber yang penulis gunakan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan Pertama, mengetahui sejarah dan perkembangan
musik religi Bimbo, mengetahui nilai-nilai Islam yang terdapat dalam lagu-lagu
Bimbo, dan respon masyarakat mengenai musik religi Islam.
Adapun dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
10
1. Memberikan wawasan kesejarahan tentang sejarah berdiri dan
perkembangan musik religi Bimbo.
2. Menjelaskan tentang pesan dakwah dalam musik religi Bimbo.
3. Menjelaskan respon masyarakat tentang musik religi Bimbo.
D. Kajian Pustaka
Tinjauan pustaka sangat diperlukan dalam suatu penelitian, untuk
mengetahui sejauh mana penelitian yang relevan dengan topik telah dilakukan, di
samping untuk memperkaya data.
Berikut ini beberapa tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk
menjawab permasalahan topik tersebut dan juga untuk menguatkan dan
menginspirasi dalam penulisan yang berjudul “Suara Dakwah Islam dalam
Musik Religi Bimbo 1974-1980:Suatu Kajian Sejarah Seni”. Dalam membuat
penulisan ini kaset-kaset dari beberapa album Bimbo menjadi insipirasi saya
dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya buku dari Tatang Sumarsono yang
berjudul Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religi,
buku ini yang menginspirasi saya dalam penulisan dengan isinya yang
menjelaskan bagaimana sejarah perjalanan kelompok musik religi Bimbo. Dalam
buku ini alur sejarah yang diceritakan dari awal mula berdirinya bimbo, sampai
eksistensinya di kancah musik Indonesia sangat berurut dan juga terdapat profil
masing-masing personil. Buku ini ditulis berdasarkan wawancara kepada Bimbo
itu sendiri yang dilakukan penulis. Lalu yang kedua adalah buku karangan penyair
terkenal Taufiq Ismail, Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit. Buku ini adalah
sumber primer kedua saya selain wawancara dengan Bimbo, berisi data-data yang
11
saya butuhkan seperti proses kerjasama Taufiq Ismail dengan Bimbo dan juga
berisi tentang kumpulan lagu-lagu yang sebagian besar ia tulis untuk Bimbo.
Maka dari itu selain buku tersebut penulis juga memiliki empat buah buku sebagai
sumber lainnya, sebagai bahan perbandingan, yang digunakan dalam penulisan
yaitu buku, Sejarah Musik, buku yang ditulis Dieter Mack yang diterbitkan di
Yogyakarta oleh Pusat Musik Liturgi tahun 2007, buku ini juga menginspirasi
saya dalam penulisan, membuat saya bisa menuliskan sejarah mengenai musik
dengan lebih spesifik ke musik religi Bimbo, buku ini menjelaskan tentang sejarah
musik dan aliran-aliran musik yang berkembang di dunia. Kemudian buku
selanjutnya yang menjadi sumber adalah, Kekuatan Musik Religi: Mengurai Cinta
Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Unversal, buku yang tulis oleh Indriya R. Dani
dan Indri Guli, buku ini merupakah salah satu hal yang membuat saya menyukai
musik religi, tidak hanya menjelaskan tentang apa itu musik religi dan namun
dijelaskan juga tujuan dan manfaat dari musik religi. Buku lainnya yaitu, Seni
dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Buku ini ditulis oleh
Abdurrahaman Al Bagdadi, menjadi sumber untuk saya mengerti bagaimana
musik dari sisi pandangan Islam, di dalamnya juga terdapat berbagai macam seni
termasuk musik dalam pandang Islam.
E. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini penyusun menggunakan media dakwah sebagai
landasan teori. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
12
Dalam penelitian ini, penyusun mengambil media berupa kaset-kaset,
yaitu kaset-kaset dari lagu religi Bimbo, adapun fokus obyeknya terletak pada
lirik, karena dalam lirik lagu Bimbo tersebut banyak terdapat nilai-nilai Islam
yang dapat dijadikan sebagai media dakwah. Dengan lirik tersebut Bimbo
berusaha menyampaikan pesan-pesan ajaran agama Islam melalui lagu. Dengan
menggunakan lirik lagu yang digunakan sebagai media dakwah diharapkan dapat
mengubah image berdakwah yang tidak hanya bisa dilakukan dengan ceramah,
namun bisa dilakukan melalui musik.
Dalam hal ini berdakwah melalui musik mengandung pesan tertentu.
Pesan dalam kamus besar bahasa Indonesia pesan mengandung arti perintah,
nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang
lain.15 Menurut Onong Uchana Effendy, pesan adalah:
“Seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
Lambang yang dimaksud di sini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan
sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasa yang mampu
menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.”16
Dalam bukunya yang berjudul Studi Islam di Perguruan Tinggi
Pembinaan IMTAQ dan Wawasan, E. Hasan Saleh mengklafikasikan garis-garis
besar pesan dakwah, dan dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Perum
Balai Pustaka: Jakarta. 1999. h. 602
16
Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya:
Bandung 1994. h. 18
13
a. Aqidah
Dalam ensiklopedia Islam aqidah adalah keyakinan atau kepercayaan,
yang mana merupakan unsur paling esensial dan paling utama dalam Islam,
meliputi segala hal yang bertalitan dengan kepercayaan atau keimanan
seseorang Muslim. Aqidah dalam al-Qur‟an disebut dengan iman. Dalam
ajaran Islam aspek aqidah secara umum termaktub dalam rukun iman, namun
juga berisi tentang hal-hal yang merusak aqidah seperti murtad, syirik dan
lain-lain. 17
b. Syariah
Secara terminologi syariah ialah ketentuan atau norma Ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
sesamanya (social). Dengan demikian aspek syariah memuat tentang berbagai
aturan yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya.
Hakikatnya pesan yang dimaksud dalam menganalisis lagu adalah
nilai, aqidah, akhlak, sosial, ibadah dan akhlak karena nilai-nilai ini sangat
berkaitan dengan dengan kehidupan manusia.18
c. Akhlak
Ajaran Akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan
manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaan. Dengan demikian
yang menjadi materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria
perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. Karena
17
Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam. Jakarta:Ichtiar Van
Hoeven. 1999. h. 24
18
E. Hasan Saleh. Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Wawasan. Jakarta:ISTN.
2000. h. 55
14
setiap manusia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, maka Islam
mengajarkan
kriteria
perbuatan
dan
kewajiban
yang
mendatangkan
kebahagiaan, bukan siksaan.19
Menurut teori-teori yang telah dikemukakan di atas, penulis berpendapat
teori-teori tersebut relevan dan sesuai dengan tema yang akan penulis susun dalam
skripsi ini, dan yang menjadi pembahasan adalah grup Bimbo yang menggunakan
musik sebagai media berdakwah. Pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan sosial, karena Bimbo berdakwah dengan musik dan hal tersebut secara
tidak langsung adalah sebuah interaksi dengan pendengar musik. Dalam penulisan
ini perjalanan karier dan eksistensi Bimbo menjadi sebuah patokan penulis dalam
menulis skripsi ini. Seperti yang sudah diketahui grup Bimbo berdiri tahun 1967
dan sekarang berusia 50 tahun. Meskipun dengan usia yang sudah tidak lagi
muda, Bimbo masih eksis dengan musik-musik religinya hingga sekarang,
terbukti dari beberapa jadwal panggung yang selalu update hingga sekarang di
website sambimbo.com.
F. Metode Penelitian
Metode
yang akan digunakan di dalam penulisan ini adalah metode
sejarah dan bersifat deskriptif naratif. Metode sejarah adalah proses menguji dan
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
dalam melakukan penelitian ini penulis
20
menggunakan metode historis yang
meliputi empat tahapan21, yaitu:
19
Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta:Pustaka Setia. 1999. h. 117-118
Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres. 1975 h. 32
21
Dudung Abdurahman. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. 1999 h. 54
20
Adapun
15
Heuristik, adalah kegiatan untuk mencari data atau pengumpulan bahanbahan atau sumber sejarah. Adapun dalam pengumpulan data-data dan sumber
yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis mencari buku-buku di
perpustakaan yang berhubungan dengan judul. Sumber yang digunakan tidak
hanya berasal dari buku melainkan juga berupa surat kabar, majalah serta artikelartikel tentang Bimbo yang diperoleh dari internet. Sumber-sumber tertulis
tersebut ditemukan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaaan Nasional RI,
Perpustakaan UI, Katalog Musik di Arsip Nasional RI serta majalah-majalah dan
koran-koran di Arsip Nasional RI dan Perpustakaan Nasional. Selain buku-buku
dari perpustakaan-perpustakaan penulis juga mendownload buku dari Internet.
Penulis juga menggunakan album-album Bimbo yang di dalamnya terdapat liriklirik lagu, untuk dijadikan sebagai sumber penulisan. Penulis juga akan
melakukan wawancara, salah satu metode untuk mendapat sumber secara lisan.
Penulis akan mewawancarai personel Bimbo, Taufiq Ismail, fans-fans Bimbo dan
masyarakat guna mendapatkaan informasi tentang napas Islam dalam musik yang
dilantukan oleh Bimbo.
Verifikasi, adalah kritik sumber, usaha untuk mendapatkan sumber-sumber
yang relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul.
Setelah mencari sumber-sumber dari perpustakan yang telah disebutkan, penulis
akan melakukan verifikasi terhadap sumber-sumber yang telah penulis temukan
seperti buku-buku, majalah, koran dan kaset mengenai Bimbo dan Musik Religi.
16
Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis
sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut. Karena
itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik sumber-sumber
yang sudah saya dapatkan mengenai Bimbo seperti buku, lirik lagu, dan hasil
wawancara.
Historiografi, adalah sejarah penulisan sejarah, tahap ini adalah tahap yang
terakhir dalam menulis skripsi ini. Setelah melakukan tahap heuristik, verifikasi
dan interpretasi, selanjutnya historiografi dengan menulis dalam suatu urutan yang
sistematik yang telah diatur dalam pedoman penulisan skripsi. Dalam penulisan
ini penulis berusaha menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa,
berdasarkan kronologi waktu dan tema-tema tertentu yang akhirnya isi inti dari
skripsi atau klimaks dari skripsi ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penelitian maka penulis akan membagi
penulisan penulisan ini dalam empat bab, adapun bagian-bagian dari bab tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I : Adalah latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Adalah isi dalam penelitian ini yang membahas mengenai sejarah
Bimbo, di antaranya sejarah berdirinya Bimbo yaitu : mengenai keluarga dari
Bimbo, latar belakang berdirinya Bimbo, faktor-faktor terbentuknya Bimbo dan
17
perkembangan Bimbo musik pop di Indonesia. Dilanjutkan dengan membahas
pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail.
BAB III : Berisi tentang perkembangan musik religi di Indonesia tahun 1974 –
1980. Pembahasan dimulai dari : awal munculnya musik religi dan dilanjutkan
dengan membahas Bimbo : sebagai peletak dasar musik pop religi di Indonesia.
BAB IV : Pembahasan dalam bab ini berisi tentang pesan dakwah dalam musik
religi Bimbo, dalam bab ini terdapat dua pembahasan yaitu pertama, pesan
dakwah dan nilai-nilai Islam yang terdapat pada lagu-lagu Bimbo, dan tema-tema
syair dalam musik religi Bimbo : tasawuf, aqidah, ibadah, ahklak, dan sosial.
BAB V : Mengenai respons masyarakat atas musik religi Bimbo:keluarga,
penggubah syair, pemain musik, musikus, lembaga penyiaran, pemerintah dan
masyarakat.
BAB VI : Terdapat kesimpulan dan saran.
18
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA BIMBO
A.1 Sekilas Mengenai Keluarga dari Bimbo
Bimbo merupakan sebuah grup musik yang personilnya terdiri atas Sam,
Darmawan, Jaka, dan Iin. Mereka berempat adalah bersaudara, dan Sam
merupakan kakak tertua, selanjutnya Darmawan, Jaka, dan yang bungsu adalah
Iin. Sam Hardjakusumah lahir Pada 6 Mei 1942 di Cimahi dari pasangan Dajat
Hardjakusumah22 dan Uken Kenran. Sam yang kemudian akrab dipanggil Sam
merupakan anak pertama. Selang satu tahun, pada 20 Agustus 1943 lahirlah anak
kedua yang diberi nama Darmawan Hardjakusumah. Dajat memanggilnya “si
kecil”, yang kemudian akrab di sapa Acil, pada akhirnya nama tersebut melekat
pada dirinya hingga sekarang. Sedangkan Jaka Hardjakusumah lahir pada 1 Mei
1947, yang kemudia akrab disapa Jaka.
Pada 24 Mei 1949 Uken melahirkan anak perempuan yang diberi nama
oleh Dajat, Satiyani Hardjakusumah yang akrab disapa Yani. Lalu 15 bulan
kemudian lahir anak kelima yang juga perempuan. Dajat memberikan nama
Agustina Hardjakusumah yang kemudian akrab disapa Tina. Tanggal 1 November
1952, lahir lagi anak perempuan yang ternyata menjadi bungsu bagi Dajat dan
22
Dajat Hardjakusumah dan Uken Kenran merupakan orang tua dari Sam, Darmawan,
Connie, Jaka, Yani, Tina, dan Iin. Dajat Hardjakusumah sendiri adalah seorang wartawan dari
Tjahaja yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata, dan pada tahun 1945 Tjahaja berganti nama
menjadi Soeara Merdeka. Dajat juga pernah juga menjadi ketua PWI (Persatuan Wartawan
Indonesia)
19
Uken. Itulah Parlina Hardjakusumah yang kemudian lebih dikenal dengan
panggilan Iin karena terbiasa dipanggil oleh saudara-saudaranya “in”.
Pada masa kecilnya Sam dan Acil adalah penggemar dari seorang
penyanyi asal Indonesia Sam Saimun23, karena gaya dan suaranya yang
mempunyai ciri khas tersendiri, dan karena itu juga Sam dan Acil menyukai
musik dan terdorong untuk belajar musik, dari bermain gitar sampai menyanyi.
Belajar musik mereka lakukan secara otodidak, tanpa ada guru atau siapa pun
yang mengajari. Mereka belajar dari buku-buku musik. Setelah bisa Sam dan Acil
pun mengajari adiknya Jaka.
Memasuki
bangku
SMP,
Sam
mendapatkan
teman-teman
yang
mempunyai hobi musik yang sama dengannya, dan karena ada dukungan dari
orang tua masing-masing, kemudian lahirlah band The Alulas. Pada grup band ini
Acil ikut bergabung. Untuk mempersiapkan lagu, membuat lagu, aransemen
musik dan lain sebagainya, The Alulas menjadikan rumah Pulung Yumatra
sebagai tempat mereka berkumpul, dan beliau juga menjadi penyedia logistik bagi
The Alulas. Tiga putra dari Pulung Yumatra yaitu, Yanaka, Yardini dan Yarnendi
ikut bergabung. Personil lainnya ialah Indradi, Yusuf, dan Iman Jumaedi.
Sedangkan yang menjadi vokalis adalah, Rahman, Sam, dan Acil. Pada perjalanan
berikutnya The Alulas terus mematangkan diri dan tetap bertahan sampai mereka
semua duduk di bangku SMA.24
23
Sam Saimun, adalah penyanyi Indonesia pada era 50-an, yang menyanyikan lagu- lagu
keroncong, prestasinya dimulai saat menjuarai pemilihan BintangRadio Republik Indonesia tahun
1951, dan 1952, 1955 untuk kategori Keroncong .
24
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 42
20
Sam juga melatih adik-adik perempuannya yaitu, Yani, Tina dan Iin untuk
bermusik. Mereka bertiga membentuk sebuah grup vokal yang diberi nama Yanti
Bersaudara. Nama Yanti bersaudara diambil dari nama mereka bertiga yang
disingkat menjadi sebuah akronim Yanti (Yani, Tina, Iin). Yanti bersaudara
sangat populer di kalangan remaja terutama anak SMA. Mereka tampil secara off
air25 di pentas seni sekolah-sekolah di Bandung. Terkadang Yanti bersaudara juga
berkolaborasi dengan The Alulas dalam sebuah pentas. Namun grup ini tidak
bertahan lama, saat Yani, Tina, dan Iin mulai masuk kuliah, mereka tidak lagi
melanjutkan karier Yanti bersaudara. Popularitas The Alulas yang meningkat juga
memberi dampak pada popularitas Yanti bersaudara.
Gambar 1 : Yanti Bersaudara (Sumber: Koleksi Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia)
25
Off air, adalah pertunjukan yang tidak disiarkan melalui sinyal televisi maupun radio.
21
A.2 Latar Belakang Terbentuknya Bimbo
The Alulas adalah grup musik yang dibentuk oleh Sam dan Acil sejak
masih SMP. Pada awalnya The Alulas sering membawakan lagu-lagu musisi lain
yang populer pada saat itu, terkadang mereka juga sering membawakan lagu-lagu
Barat. Dalam bergaya di panggung, mereka sering menirukan gaya dari musisimusisi lain yang sudah terkenal, khususnya musisi-musisi dari Amerika Serikat.
Berkat keseriusannya dalam bermusik The Alulas berhasil menjuarai
festival musik se-Jawa Barat. Nama The Alulas mulai masuk koran dan tawaran
rekaman pun datang. Untuk pertama kalinya Sam dan kawan-kawan masuk dapur
rekaman yang dikelola oleh Bambu Record.
Penampilan Sam dan kawan-kawan mendapat dukungan dari seorang
wartawan muda, bernama Rahmatullah Ading Affandi26. Selain itu untuk
menambah pengetahuan di bidang musik mereka mendapat bimbingan dari John
Patirane yang tidak lain adalah sahabat dekat dari Dajat Hardjakusumah. Patirane
lah yang banyak membimbing Sam dan adik-adiknya, termasuk saat Bimbo sudah
terbentuk pada masa-masa awal.
The Alulas mampu bertahan dalam beberapa tahun, kemudian mereka
berganti nama menjadi Aneka Nada, atas anjuran pemerintah dalam hal
penggunaan istilah Indonesia. Nama The Alulas dinilai terlalu keBarat-Baratan.27
Tahun 1960 Aneka Nada bubar dikarenakan ketidaksatuan visi misi, anggota grup
26
Rahmatullah Ading Affandi adalah salah satu murid Dajat Hardjakusumah ketika ia
duduk di bangku SMA.
27
Presiden Soekarno mengeluarkan peraturan tanggal 17 Agustus 1959 tentang
kebudayaan nasional. Pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk melindungi kebudayaan
nasional dari pengaruh asing. Bagi yang melanggar akan dikenakan hukuman penjara. Oleh karena
itu The Alulas berganti nama menjadi Aneka Nada. Lihat Juga, Industri Musik Indonesia,
Muhammad Mulyadi. h. 10
22
ini memilih jalan masing-masing. Beberapa anggota yang keluar sempat membuat
grup musik baru bersama Ebet Kadarusman dengan nama “Puspa Irama”.
Sam memilih kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Seni
Rupa. Selama setahun kuliah di ITB Sam bertemu dengan Guntur Soekarnoputra
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang tidak lain adalah anak dari Presiden RI
Soekarno. Sam mengajak Guntur membentuk kelompok musik baru. Setelah
mendapat persetujuan dari ayahnya Soekarno, tahun 1962 Guntur Soekarnoputra
bergabung dengan Sam dan membentuk sebuah grup musik dengan nama yang
dulu pernah ia gunakan yaitu Aneka Nada. Kelompok ini didukung oleh sebagian
mantan personil Aneka Nada yang pertama (Iman, Idradi, Sam dan Acil)
ditambah beberapa personel baru Yessy Wenas, Memet, dan Alfons mereka
semua terdiri atas mahasiswa ITB dan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung.
Gambar 2 : Grup musik Aneka Nada
Sumber : (ruangkabar.com)
23
Di samping itu Sam juga melatih adik-adiknya untuk bermusik, dibentuk
pula Aneka Nada Yunior yang pada saat itu personilnya terdiri atas, Jaka, Iwan
Abdurachman, Yunan, dan Kiki. Seriring berjalannya waktu Aneka Nada mulai
sering mengadakan pertunjukan di berbagai kota di Pulau Jawa. Aneka Nada juga
pernah tampil di TVRI. 28
Sam mulai melirik potensi yang dimiliki ketiga adik perempuannya.
Harmoni suara mereka lebih bagus dibanding suara adiknya yang laki-laki.
Terlebih lagi Iin yang kemampuannnya di bidang menyanyi sudah mulai tampak
sejak usianya baru beranjak 5 tahun. Karena kakak-kakaknya sudah lebih dahulu
masuk dalam dunia musik maka tidaklah sulit bagi adik-adiknya untuk bergabung
menjadi penyanyi. Maka lahirnya Yanti Bersaudara yaitu Yani, Tina dan Iin. Trio
ini populer pada paruh kedua era 1960-an dengan lagu seperti Abunawas.
Pada 1965 setelah terjadinya G30S/PKI, dampak dari adanya peristiwa itu
mulai terasa sampai ke Aneka Nada. Guntur sendiri adalah aktivis dari organisasi
GMNI begitu pula dengan Iman yang juga seorang aktivis HMI. Guntur dan Iman
sebagai aktivis mahasiswa sibuk di organisasinya masing-masing dan pada
akhirnya mereka memutuskan untuk bubar karena dampak dari situasi politik. 29
Memasuki tahun 1967 Sam tidak punya kegiatan apa-apa selain
menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Seni Rupa ITB. Sam lebih banyak
menghabiskan waktu di kampus sampai pada akhirnya Sam memutuskan untuk
bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Pada saat itu
28
Wawancara dengan Sam Hardjakusumah pada 24 Oktober 2015 di Komplek Dosen
UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung. Pukul 12:00 WIB
29
http://news.detik.com/laporan-khusus/3100141/bermusik-dengan-putra-bung-karno
(diakses, 11 Maret 2016, pukul 20:41 WIB)
24
demonstrasi mahasiswa sering terjadi, Sam dan temannya Ade Irma Nasution,
menggunakan keahliannya dalam membuat sarana demonstrasi salah satunya
membuat lukisan tujuh pahlawan revolusi dalam ukuran besar yang dipergunakan
untuk kegiatan demonstrasi.
Setelah Aneka Nada bubar, Sam mempunyai banyak waktu untuk
berkomunikasi dengan adik-adik laki-lakinya seperti; Acil yang saat itu sedang
kuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Adapun Jaka di Fakultas
Ekonomi Universitas Padjajaran. Namun tidak lama kemudian setalah Aneka
Nada bubar, mereka tidak memiliki sarana untuk menyalurkan bakatnya.
Pada saat yang bersamaan Yanti Bersaudara sedang berjaya, sementara
Sam, Acil, dan Jaka mengalami kevakuman dikarenakan Aneka Nada bubar dan
masing-masing dari mereka juga harus menyelesaikan studinya. Iin, Yani, dan
Tina mempunyai inisiatif untuk memberikan semangat bermusik kembali kepada
ketiga kakaknya Sam, Acil dan Jaka, mereka memberi hadiah 3 buah gitar kepada
ketiga kakaknya. Yani, Tina dan Iin memesan tiga gitar pada pembuat gitar di
Bandung, yaitu Oen Peng Hok. Yanti Bersaudara membeli gitar tersebut dari hasil
pentas mereka. Pada saat itu Sam, Acil, dan Jaka tidak mempunyai alat musik
sendiri, sebelumnya mereka menyewa alat-alat musik untuk pentas mereka.
Setelah lebih mudah mengaransemen musik karena mempunyai alat musik
sendiri, mereka kembali bermusik dengan memulai dipanggung-panggung festival
daerah.
Setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI tahun 1966, Sam, Acil dan Jaka
mendapat tawaran pentas ke wilayah Jawa Tengah untuk menghibur daerah-
25
daerah disana yang pernah menjadi tempat terjadinya perisitwa tersebut. Tawaran
itu datang dari kolonel Sarwo Eddie. Hiburan panggung ini bertujuan agar suasana
mencekam yang terjadi di daerah-daerah akibat persitiwa tersebut bisa menjadi
damai kembali dengan adanya hiburan musik. Dalam wawancaranya dengan
media online Sam mengatakan:
“Kami bertugas menggairahkan kembali kota-kota yang ada akibat
pemberontakan PKI dengan pentas-pentas musik.”30
Pementasan mulai dari Cilacap dan berakhir di Kudus. Bagi ketiga
bersaudara ini, mengikuti pementasan keliling bukanlah hal yang baru. Pada saatsaat sebelumnya pun mereka sudah sering bepergian, dari satu kota ke kota
lainnya.
Beberapa waktu kemudian, secara kebetulan pula, Sam, Acil dan Jaka
yang sudah mulai melangkah ini ditemukan oleh Hamid Gruno31, seorang pencari
bakat dari Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang sering bertindak sebagai
pengarah acara. Hamid Gruno memberi kesempatan bagi Sam, Acil, dan Jaka
untuk tampil di TVRI. Yanti bersaudara pun juga sudah direncanakan untuk
tampil pada acara serupa.
Saat Sam, Acil, dan Jaka akan tampil di TVRI, mereka belum mempunyai
nama untuk grupnya. Sam menyampaikan masalah tersebut kepda Hamid Gruno
mengenai nama yang akan dimunculkan di layar kaca, dan Hamid Gruno berkata :
30
http://arsip.gatra.com/2010-09-14/majalah/artikel.php?pil=23&id=141480 (diakses 10
Januari 2017 pukul 04:00 WIB)
31
Hamid Gruno, adalah seorang pencari bakat dari TVRI dan juga merupakan anggota
Brigade Mobil atau Menpo (Resimen Pelopor). Dia sangat berjasa dalam pembuatan film
dokumenter saat penggalian pahlawan revolusi di Lubang Buaya.
26
“Pakai saja nama Bimbo, Artinya; Bagus lah. Ya, jadi Bimbo itu artinya
Bagus!!”32.
Seperti itu spontanitas mereka menggunakan nama Bimbo. Mereka
membawakan lagu-lagu yang berirama Latin. Karena kemunculan mereka di layar
kaca bertiga lalu di depannya ditambahakan dengan “trio”, menjadi Trio Bimbo.
Tahun 1967 dijadikan sebagai tahun kelahiran sekaligus pertama kalinya
ketiga bersaudara ini tampil di TVRI. Trio Bimbo pun masuk dapur rekaman.
Bimbo dikontrak selama tiga bulan untuk bernyanyi di Ming Court Hoteiol di
Orchard, Singapura. Sebelum pulang ke Indonesia, Bimbo merekam album
mereka di perusahaan rekaman Polydor, Singapura. Rekaman di studio yang
bernama Kinetex Studio itu melibatkan seniman jazz Maryono pada flute dan
saksofon, serta Mulyono pada piano.
Sebelumnya nama Trio Sitompul dan Parsito Bersaudara sudah ada lebih
dulu di dunia musik. Oleh karena itu Trio Bimbo tidak ingin sama, mencamtukan
kata “trio” dalam nama grupnya. Baru pada tahun 1971 ketika Iin bergabung
dengan Bimbo kata”trio” tidak digunakan lagi pada nama Bimbo.
Gambar 3: Sampul piringan hitam Bimbo yang direkam di Singapura.
(Sumber: detik.com)
32
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 39
27
Dahulu masih sangat jarang ada grup musik yang dapat membawakan
lagu-lagunya sendiri. Maka dengan mencipta lagu sendiri, Bimbo dapat selangkah
lebih maju dari grup musik lainnya. Sam dan Jaka yang lebih banyak berperan
dalam mencipta lagu, meski aransemen dikerjakan bersama. Tetapi memang tak
hanya Sam dan Jaka, Titik Puspa dan musisi lainnya pun ikut menyumbangkan
karyanya untuk Bimbo. Debut33 album perdana langsung meledak di pasaran dan
masuk dalam tangga lagu RRI (Radio Republik Indonesia). Sekitar tahun 19501970-an siaran-siaran hiburan radio berada pada puncak kejayaannya. Karena
dapat menyiarkan lagu dan musik secara langsung. Sampai tahun 1966 RRI
merupakan media tunggal yang dapat menyiarkan lagu-lagu sampai ke rumahrumah penduduk.34 Dalam tangga lagu35 RRI, urutan 1 sampai 3 diduduki oleh
lagu-lagu Bimbo. Senandung balada dari “Melati Jayagiri”, “Flamboyan” atau
“Angin November” mengisi masa-masa romantis pada saat itu. Pada tahun 1970an, Bimbo identik dengan lagu-lagu balada yang cenderung berpola minor dengan
lirik-lirik puitis.
Terdapat beberapa faktor dalam hal pembentukan Bimbo, yang pertama
adalah lingkungan. Sam, Acil, dan Jaka hidup di lingkungan yang sama, dari
tempat mereka bermain hingga bersekolah di tempat yang sama. Mereka
mempunyai teman-teman yang menyukai musik. Untuk belajar soal musik,
mereka mempelajarinya secara otodidak bersama teman-temannya dari buku-buku
33
Debut album, adalah hasil karya dalam bentuk album yang pertama kalinya.
Mulyadi, Industri Musik Indonesia : Suatu Sejarah. Bekasi : Koperasi Ilmu
Pengetahuan Sosial. 2009. h. 30
35
Dalam Majalah HAI No. 51 Th. XIII Desember 1989, dikatakan bahwa: Dalam tangga
lagu, disengaja ataupun tidak disengaja dapat mempengaruhi selera penggemar dan membuat citra
suatu lagu yang tengah digemari masyarakat. (Lihat juga : Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h.
57)
34
28
musik sampai mereka membentuk sebuah grup musik saat masih duduk di bangku
sekolah.
Selain itu adalah faktor hobi, bagi Sam dan Acil, musik tidak bisa
dipisahkan dari kehidupannya. Sekalipun dalam kesibukannya, mereka tetap
melatih dan mengajarkan musik bagi keluarganya, terutama adik-adiknya seperti;
Jaka, Iin, Yani, dan Tina.
Grup Bimbo ini juga sangat didukung oleh keluarga. Bakat yang dimiliki
keluarga ini nampak juga diikuti oleh adik-adik Bimbo senhingga berhasil
mendirikan Aneka Nada Junior. Di samping itu ketiga adik perempuannya Yani,
Tina dan Iin pun juga membentuk grup vokal Yanti Bersaudara. Dukungan
keluarga juga dibuktikan pada saat Sam, Acil, dan Jaka mengalami kevakuman,
Yani, Tina, dan Iin memberikan tiga gitar kepada mereka sebagai bentuk
dukungan agar semangat bermusik kembali.
Ketiga faktor tersebut yaitu, hobi, lingkungan, dan keluarga turut
menyukseskan grup musik Bimbo. Awal Bimbo berdiri pun Sam dan Acil
langsung mengajak adiknya Jaka untuk menjadi personel, hingga pada tahun 1971
Bimbo diperkuat oleh adiknya Iin.36
B. Perkembangan Bimbo dan Musik Pop di Indonesia
Pada 1971 Trio Bimbo diperkuat oleh adiknya dari Yanti Bersaudara,
Parlina Hardjakusumah atau akrab disapa Iin dan mulai menjamah lagu-lagu
dengan tema-tema keseharian seperti “Abang Becak” hingga lagu-lagu yang
titlenya (judul) menggunakan serial anggota tubuh seperti “Kumis”, “Tangan”
36
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 53
29
hingga “Mata” yang cenderung bernada humor. Karena sudah berempat kata
“trio” dihilangkan dan menjadi “Bimbo” saja. Namun tidak semua lagu-lagu
Bimbo dinyanyikan oleh Iin. Hal ini kerap kali membuat masyarakat mengaggap
Iin hanya sebagai personil tambahan, bukan personil tetap.
Setelah itu Bimbo mulai identik dengan lagu-lagu jenaka. Yang menarik
dalam hal ini adalah bagian tubuh yang dijadikan inspiraasi dalam membuat lagu
oleh Sam dan Acil yang kebanyakan membuat lagu-lagu jenaka ini. Liriknya pun
tidak sembarangan tulis, rimanya sudah tersusun rapih layaknya sebuah pantun.
Lirik lagu yang ditulis tidak terlalu vulgar, kejenakaan yang ditampilkan
dibungkus lagi dengan kalimat yang lebih halus. Memang lirik seperti itu besar
kemungkinan tidak akan membuat pendengar tertawa, tetapi cukup membuat
tersenyum. Lirik-lirik lagu dengan tema seperti itu dinilai cocok dengan suara Iin,
karena itu Iin diminta oleh kakaknya Sam untuk bergabung bersama Bimbo dan
menyanyikan lagu-lagu dengan tema keseharian dan humoris.
Bimbo hampir bubar, ketika Acil dan Jaka harus pulang menyelesaikan
kuliah. Sam pun sudah lulus kuliah (Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi
Bandung). Pada saat membuat album mereka tidak terlalu serius, tapi tanpa
mereka duga, album terserbut meledak dipasaran dan itu lah awal mula lagu
Melati Jayagiri. Piringan hitamnya pun hanya dicetak terbatas. Itu merupakan
pintu masuk Bimbo ke belantika musik Indonesia.
Bimbo tidak pernah membatasi aliran musik yang dibawakan. Tema lagu
juga bisa beragam, tak melulu mengangkat cinta sepasang kekasih. Dengan jiwa
yang selalu kritis, Bimbo mengangkat tema seputar kritik sosial, Memasuki tahun
30
1980-an Bimbo mulai bermain dengan lagu-lagu bertemakan kritik sosial seperti
“Tante Sun” atau “Surat Untuk Reagan dan Brezhnev”. Lagu-lagu Islami juga tak
luput disenandungkan. Bahkan hingga saat ini, lagu-lagu bernapaskan Islam
tersebut masih terus mengalun setiap kali bulan Ramadhan tiba. Hingga Bimbo
mendapat cap sebagai Grup Musik Islami.
Dalam menciptakan lagu, Sam mengaku tidak pernah mengkhususkan diri
untuk merenung. Inspirasi lagu bisa ia dapatkan tanpa terduga. Seperti ketika di
jalan ia melihat tukang becak, maka terciptalah lagu “Tukang Becak”. Begitulah
spontanitas penggubah lagu seperti halnya, lagu “Tuhan” yang sampai sekarang
setiap bulan Ramadhan selalu disenandungkan, tercipta ketika Sam berada di
dalam masjid. Dari kepekaan tersebut, terciptalah lagu-lagu Bimbo yang
monumental namun tidak hilang dimakan zaman. Menurut Sam, “begitulah
seharusnya seorang musisi, selalu peka terhadap keadaan di sekitarnya.37
Fenomena alam maupun sosial yang dilihat, didengar, dan dirasakan baik oleh diri
sendiri maupun oleh orang lain kiranya dapat menjadi bahan untuk dituangkan ke
dalam lagu.” 38
Namun apresiasi terhadap orisinalitas sebuah lagu masih belum maksimal
di negara kita. Sejak tahun 1972, lagu-lagu Bimbo telah banyak yang diputar di
beberapa supermarket, hotel, dan restauran di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Namun royalti yang diterima Bimbo dari KCI (Karya Cipta Indonesia) hanya dari
3 kota, itupun hanya yang sempat terkoordinir. Belum lagi ditambah dengan
kehadiran para pembajak yang mengedarkan karya Bimbo tanpa izin. Contoh
37
38
Kartanegara. Musisiku. Jakarta: Republika. 2009. h. 172
Tabloid E-Music: Flasback, 21 Desember 2005
31
kasusnya, tahun 1979, PT Remaco melakukan perekaman ulang, menggandakan,
dan memperdagangkan secara luas karya cipta Bimbo yang dihasilkan sejak tahun
1973 sampai 1978 dalam bentuk kaset lagu, tanpa sepengetahuan dan izin/lisensi
tertulis dari Bimbo.
PT Remaco juga membuat dan atau mengedarkan cover album lagu-lagu
ciptaan Bimbo yang gambarnya tidak mencerminkan karakter dan isi lagu-lagu
maupun gambar foto personil Bimbo. Bahkan desain labelnya pun diubah-ubah.
Hak edar lagu dan musik Bimbo juga dialihkan kepada pihak yang tidak berhak.
Untuk semua pelanggaran itu, Bimbo mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan pada bulan April 199939. Walaupun secara tidak langsung
perbuatan tersebut berdampak pada popularitas Bimbo yang semakin baik, namun
karya tetap karya, tidak bisa direkam ulang tanpa izin dari yang membuat karya
tersebut.40 PT Remaco pada akhirnya dikenakan denda sebagai ganti rugi dari
pembajakan karya tersebut.
Untunglah hingga kini Bimbo masih tetap dapat berkarya di blantika
musik Indonesia, meski usia semakin tua. Kini Sam memproduseri album Bimbo
yang berada di bawah label HP Records dan manajemen Bimbo dipegang sendiri
oleh puteri-puteri personil Bimbo. Manajemen Bimbo diurusi oleh keluarganya
sendiri. Pasalnya, Sam sudah mulai lupa syair lagu yang akan dinyanyikan. Di
sinilah peran manajer terasa. Dengan sabar, puteri Sam yang tidak lain adalah
39
PT. Remaco adalah perusahaan label musik pada saat itu, yang mencetak ulang dan
mengedarkan kembali lagu-lagu Bimbo secara tanpa seizin pihak Bimbo, karena Bimbo sudah
putus kontrak dengan PT. Remaco. Pencetakan dan penjualan lagu-lagu secara ilegal tersebut
digunakan untuk kepentingan komersil.
40
Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h. 30
32
mantan vokalis dan pemain biola digrup band “SHE” Asri menuliskan syair lagulagu yang akan dinyanyikan. Tentunya, hal-hal lain juga akan dapat terstruktur
dengan lebih baik, untuk mendukung kelangsungan karier Bimbo.
C. Pertemuan dengan Taufiq Ismail
Pada 10 Desember 1972, Taman Ismail Marzuki (TIM) menslengarakan
Pertemuan Sastrawan Indonesia. Bimbo yang pada saat itu sedang populer di
blantika musik Indonesia kemudian menjadi salah satu musisi yang undang dalam
pertemuan selanjutnya guna membahas kelanjutan menggubah puisi menjadi lagu.
Puisi-puisi tersebut nantinya akan dipentaskan di acara Pertemuan Sastrawan
Indonesia.
Pada awalnya Bimbo ragu untuk tampil di TIM, karena
mereka
diharuskan tampil di hadapan para sastrawan Indonesia, karena menurutnya antara
sastra dan musik pop boleh dikatakan dunia yang berbeda. Hal yang ditakutkan
adalah ketika gubahan puisi menjadi lagu tersebut tidak menyatu atau sesuai.
Bimbo datang dengan pakaian yang biasa saja bahkan terkesan berantakan
karena rambutnya panjang, sementara Iin justru memangkas rambutnya menjadi
pendek. Beberapa orang yang berpenampilan rapih memandang penampilan
mereka tidak sopan. Setelah Bimbo selesai tampil dengan membawakan lagu
gubahan dari puisi berjudul “Dengan Puisi, Aku”, para sastrawan yang saat itu
jarang sekali begaul dengan musik pop Indonesia, bertepuk tangan dan yang
pertama kali kagum atas penampilannya adalah Taufiq Ismail, beliau
menunjukkan kekagumannya dengan bertepuk sambil berdiri. Sebaliknya, Sam
Bimbo juga kagum terhadap syair-syair ciptaan Taufiq Ismail, maka dari itu Sam
33
memilih syair dari Taufiq Ismail untuk digubah menjadi lagu. Hal ini yang
menjadikan mereka bekerja sama.
Puisi pertama yang dipilih dan dibawakan dengan lagu oleh Bimbo adalah
karangan Taufiq Ismail yang dibuat tahun 1965 yaitu berjudul, “Dengan Puisi,
Aku”.41 Merasa cocok dengan Taufiq Ismail, lalu Bimbo meminta kepada Taufiq
Ismail untuk dibuatkan beberapa lirik lagu kembali. Sebagian besar lirik lagu yang
dibuat oleh Taufiq Ismail bertemakan Islam. Sudah sekitar 70 lagu yang ditulis
Taufiq Ismail untuk Bimbo, meskipun sebagian kecil ada juga lirik lagu yang
tidak bertemakan religi.
Pembuatan lagu dengan Taufiq Ismail dilakukan dari jarak jauh, Bimbo di
Bandung sementara Taufiq Ismail di Jakarta. Bimbo merekam aransemen musik
dalam sebuah kaset dan dikirim kepada Taufiq Ismail. Dalam kiriman tidak
hanya kaset yang diterima oleh Taufiq Ismail, namun juga terdapat sebuah kertas
yang berisi garis-garis untuk diisikan lirik. Setiap garis menunjukkan jumlah suku
kata yang diperlukan. Untuk tema lagu Bimbo lebih sering menyerahkan kepada
Taufiq Ismail, walaupun terkadang mereka meminta untuk dibuatkan tema khusus
seperti tentang, keindahan alam, lingkungan hidup, semangat bersedekah atau
situasi Pasang Arafah di bulan Dzulhijjah. Terkadang jika kesulitan mencari tema,
komunikasi pun dilakukan lewat telepon.
Salah satu contoh inspirasi dalam pembuatan lirik, Taufiq Ismail secara
sepontan teringat pada pagian hidup Rasulullah SAW, ketika beliau ditawari harta
dan kedudukan oleh pemuka suku Quraisy, dengan spontan keluar lah kata:
41
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. Panitia 55 tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horison:
Jakarta.2008. h. xii
34
“Matahari di tangan kanan, Rembulan di tangan kiri”. Itulah awal mula lagu
“Matahari dan Rembulan” yang diciptakan pada tahun 1976, salah satu lagu religi
yang ditulis oleh Taufiq Ismail. Di samping itu juga Taufiq Ismail merupakan
sosok orang yang religius, jadi wajar jika puisi-puisi yang ia tulis selalu
bersemangat religi dengan tema yang beragam seperti, tasawuf, pendidikan, cinta,
kehidupan Nabi dan lain-lain.42
Lagu “Aisyah Adinda Kita” yang diciptakan Taufiq Ismail untuk digubah
oleh Bimbo tahun 1984, pernah populer di kalangan pelajar dan mahasiswa
berjilbab. Lagu yang terinspirasi dari anak tetanga Taufiq Ismail yang bernama
Aisyah. Anak yang cerdas dan konsisten, dan berhasil melanjutkan studinya ke
ITB dan berprestasi secara akademis di sana. Lagu ini berisi tentang mengajak
kaum wanita menggunakan jilbab. Pada saat itu lagu ini menjadi semangat
mahasiswi menggunakan jilbab sampai pada akhirnya banyak mahasiswi yang
menggunakan jilbab terutama di ITB karena mengikuti jejak Aisyah. Bahkan jika
di toko kaset persediaan kaset Bimbo telah habis, banyak mahasiswi yang
membawa kaset kosong hanya untuk merekam lagu itu saja.
Adapun lagu lainya, yaitu lagu “Ibunda Kita Surga Kita” yang pernah
dibawakan di Arab Saudi pada tahun 1985 dalam acara pameran lukisan kaligrafi,
baca puisi dan pentas musik di Jeddah dan Riyadh, sehubungan dengan peresmian
gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di ibukota negara itu. Duta
Besar Republik Indonesia pada saat itu Ahmad Tirtosudiro. Pelukis-pelukis yang
42
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. xiv
35
mengikuti pameran pada saat itu adalah, Ahmad Sadali, Amri Yahya, A.D. Pirous,
Amang Rachman, dan Syaiful Adnan. Pada saat tampil diacara tersebut Sam
hanya tampil sendiri tidak dengan Bimbo, di sinilah Sam membawakan lagu
“Ibunda Kita Surga Kita” ditambah masyarakat Indonesia yang menonton dan
sengat antusias. Menurut hasil wawancara penulis dengan Taufiq Ismail, pada saat
itu banyak penonton yang menangis dan setelah lagu tersebut selesai penonton
seperti sempat lupa bertepuk tangan selama beberapa detik karena kagum.43
Salah satu lagu yang berjudul “ Jabal Rahmah”, ini bisa dikatakan dibuat
berdua oleh Sam dan Taufiq Ismail, Sam yang mempunyai ide untuk membuat
lagu tentang Jabal Rahmah, dan Taufiq Ismail yang membuat syairnya. Dalam
penulisan syair Taufiq Ismail sangat menyesuaikan nada dengan jumlah suku
kata. Sam memberikan rekaman istrumen pada Taufiq Ismail dan saat membuat
bait keempat dari lagu “Jabal Rahmah” Taufiq Ismail membutuhkan lima belas
suku kata di baris pertama dan tiga belas suku kata di baris kedua. Lalu yang
menjadi inspirasi untuk mengisi bait tersebut adalah ayat dari al-Ma‟idah (5:3),
dan ternyata suku kata yang ia tulis cukup untuk mengisi baris yang kosong
tersebut. Berikut adalah syair dari lagu “Jabal Rahmah” :
Ada padang pasir Arafah
Terbentang amat luasnya
Ada gunung kecil bernama Jabal Rahmah
Berdiri dengan kukuhnya
Ada tugas berat selesai
Dua puluh tiga tahun
Terdengar dalam amanatnya
43
Wawancara dengan Taufiq Ismail pada 8 Agustus 2015 di Jl. Utan Kayu Raya No.
66E, Jakarta Timur. Pukul 11:00 WIB.
36
Di Jabal Rahmah
Lelaki agung itu Shalawat dan salam kita baginya
Dia sampaikan firmah dari Tuhan
“Hari ini telah Kusempurnakan agamamu
Dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu
Dan telah Kurelakan Islam jadi agamamu”
Alangkah mulia tugasnya
Rahmat bagi alam semesta
Alangkah besar syukur kita
Shalawat dan salam baginya44
Menurut pendapat penulis lagu ini sedikit menjelaskan tentang Jabal
Rahmah, namun lebih kepada tugas kenabian yang diberikan kepada Rasulullah
SAW. Dalam hal ini juga menyangkut tentang tugas yang tetap sempurna
diemban Rasulullah seperti pada bait 4 yang merupakan arti dari surat al-Maidah
ayat 3. Taufiq Ismail mulai menuliskan syair untuk digubah menjadi lagu oleh
Bimbo sekitar empat puluh tujuh syair dari tahun 1972-1979. Lalu
produksivitasnya dalam membuat syair mulai menurun saat memasuki tahun
1980-an, Taufiq Ismail menciptakan empat belas syair dari tahun 1984-1986, dan
semakin menurun memasuki tahun 1994-1999, Taufiq Ismail menciptakan 7 syair.
Memasuki tahun 2000-2007 Taufiq Ismail menciptakan 6 syair untuk Bimbo.
Lirik-lirik lagu dari Taufiq Ismail yang hampir semua bertemakan Islam
membuat Bimbo konsisten dengan musik religi Islam-nya. Tahun 1974 musik
religi merupakan suatu hal yang baru dalam dunia musik Indonesia. Bimbo adalah
sebuah grup musik yang membawakan lagu-lagu yang bertemakan religi tersebut
44
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. 54
37
yang masih terus dibawakan hingga sekarang. Musik religi ini merupakan salah
satu media yang cukup efektif untuk berdakwah, dan tidak membuat pendengar
merasa diceramahi karena diimbangi dengan alunan nada.
38
BAB III
PERKEMBANGAN MUSIK RELIGI DI INDONESIA TAHUN 1974-1980
A. Awal Muncul Musik Religi
Sekitar tahun 1970-an musik di Indonesia masih diwarnai dengan musikmusik beraliran pop dengan tema cinta, politik, dan lain-lain, begitu banyak band
atau musisi yang membawakan aliran ini. Pada masa ini budaya musik pop dari
Barat sangat memengaruhi musik pop di Indonesia, bahkan ada beberapa
penyanyi yang indentik dengan penyanyi pop Barat seperti, Priyo Sigit yang
indentik dengan Demis Rouses, Eddy Lumatow yang indentik dengan Roy Orbi
Son, Diah Iskandar yang identik dengan Connie Francis, Kris Biantoro yang
identik dengan Mario Lanza, Rahmat Kartolo yang mirip dengan Cliff Richard,
dan Bob Tutupoly yang mirip dengan Harry Belafone, dan sebagainya.45
Begitu pun juga dengan Bimbo yang masih mengusung aliran popnya.
Walaupun mengadopsi irama Latin dari budaya Barat, namun gaya dan isi
lagunya masih orisinal dari Bimbo sendiri, karena musik Latin dari Barat rata-rata
bermain pada nada mayor46, berbeda dengan Bimbo yang rata-rata bermain pada
nada minor, hal ini pun juga menjadi ciri khas dari gaya musik bermusik Bimbo.
Pada saat itu Bimbo pun masih membawakan lagu-lagu pop dengan tema cinta,
politik, dan humoris. Nada minor sudah melekat menjadi ciri khas grup musik
Bimbo ini. Namun dalam perkembangannya musisi Indonesia lebih banyak
menggunakan nada mayor. Karena memilih nada yang berbeda dari pada musisi
45
Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h. 92
Major/Minor, adalah jenis nada dasar dalam musik. Musik yang dimainkan dengan
nada major biasanya terdengar lebih ringan dibandingkan dengan musik yang bernada minor.
46
39
lain, nada minor menjadi ciri khas tersendiri dari Bimbo. Selain itu, dalam soal
lirik Bimbo mencoba tampil beda. Untuk lirik-lirik bertemakan cinta, mereka
usahakan agar tidak terlalu vulgar, sebagai contoh adalah lagu “Sunyi” sebagai
berikut.
Sunyi sendiri tiada kawan menemani
Kering hatiku kau tinggal pergi
Hati yang suci kuserahkan kepadamu
Namun kau buang tiada berarti
Kupersembahkan cintaku
Semurni air surgawi
Namun tiada berkesan
Bagimu tiada apa
Sunyi oh sepi dunia gelap tenggelam
Anganku melayang ditelan alam47
Menurut penulis dalam lagu ini, kesan kesedihan memang masih melekat,
tapi tidak terlalu berlebihan. Pilihan kata-kata yang dipakai dalam lagu ini
menggunakan sajak a-a, seperti pada lirik “Sunyi oh sepi dunia gelap tenggelam,
Anganku melayang ditelan alam”, bisa dilihat bahwa kata “tenggelam” bertemu
dengan kata “alam” di bagian akhir.
Tahun 1970-an sampai 1980-an Indonesia mulai diramaikan oleh beberapa
jenis aliran musik yang kebanyakan datang dari Barat. Aliran musik yang sedang
hangat di telinga masyarakat Indonesia pada saat itu antara lain; Pop, Jazz, dan
Rock. Beberapa musisi yang membawakan aliran-aliran musik tersebut adalah
Bimbo, Koes Plus, Panber‟s, God Bless, Fariz R.M, dan lain-lain. Setelah
bersaing ketat dengan musisi-musisi lainnya dan bisa dibilang sukses dengan
47
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. 52
40
lagu-lagu pop yang bertema cinta, politik, lingkungan, budaya, dan humoris,
Bimbo melanjutkan karya nya dengan tema baru yaitu religi. Berdasarkan hasil
wawancara dan buku yang penulis jadikan sumber terdapat kesamaan mengenai
ide lagu religi muncul dari Bimbo. Sam yang menciptakan lagu “Tuhan”
merupakan seorang pencinta seni dan juga merupakan seorang yang religius,
dalam melaksanakan shalat Sam lebih sering melakukannya di masjid dari pada di
rumah.48 Suatu ketika ia berangkat shalat Jumat, setelah mengikuti khotbah
pertama, tiba – tiba inspirasi datang tak terduga, menurut wawancara yang saya
lakukan dengan Samsudin Hardjakusumah, inspirasi itu mungkin datang hanya
sekitar dua menit saja, selama itu lah ia merasakan ada getaran dalam hatinya,
setelah pulang dari masjid ia langsung mengambil gitar dan mulai menulis lagu.
Itulah awal mula inspirasi Sam dalam menulis lagu yang berjudul “Tuhan” dan
juga merupakan lagu religi yang menguatkan Sam untuk mempopulerkan lagulagu religi dari Bimbo selanjutnya.49
Seperti yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya, setelah pertemuan
dengan Taufiq Ismail, Bimbo semakin menguatkan materi lagu-lagunya dalam
nuansa religi. Berawal dari penampilan Bimbo di Taman Ismail Marzuki pada
Tahun 1971, Bimbo yang pada saat itu mengagumi puisi-puisi dari ciptaan Taufiq
Ismail, melanjutkannya dengan bekerja sama dalam pembuatan lagu-lagu religi.50
48
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 159
Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen
UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
50
Pangelaran Musik yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki pada waktu itu
mengundang Bimbo sebagai salah satu pengisi acara. Pada saat itu Bimbo hanya sebatas
membawakan gubahan puisi – puisi dari Taufiq Ismail dan tidak direkam atau dipopulerkan.
49
41
Taufiq Ismail membuatkan puisi dan Bimbo yang menggubah puisi tersebut
menjadi lagu dan kemudian dipopulerkan.
Lagu “Tuhan” menjadi populer di tahun 1974, lagu religi ini yang pada
awalnya diperkirakan tidak akan sukses di Indonesia, ternyata mampu menyaingi
lagu – lagu lain yang bertemakan umum. Bahkan lagu ini sempat dijadikan
sebagai lagu wajib dalam lomba menyanyi yang diselenggarakan oleh gereja seDKI Jakarta pada masa itu.
Setelah itu Bimbo pun berpikir mengapa tidak membuat lagu-lagu dengan
tema keagamaan. Bimbo pun melanjutkan kerjasamanya dengan sastrawan Taufiq
Ismail dalam pembuatan lagu religi. Kemudia jadilah lagu-lagu “Rindu Rasul”,
“Qasidah Matahari dan Rembulan”, “Gerbang Kemampuan”, “Maha Segala
Maha”, “Telah Datang Dia”, “Umat Manusia Bergembira”, “Anak Bertanya pada
Bapaknya”, dan “Rasul Menyuruh Mencintai Anak Yatim”. Akhirnya pada tahun
1974 muncul lah album religi Bimbo yang semua lagunya bertemakan keagamaan
atau bisa disebut religi.
Album religi Bimbo sukses menembus pasar musik Indonesia, dan
menjadikan warna baru bagi permusikan di Indonesia yaitu musik pop religi. Sam
dalam wawancara saya dengan beliau memastikan bahwa Bimbo adalah grup
musik pertama yang membawakan lagu religi di Indonesia.
B. Bimbo : Peletak Dasar Musik Pop Religi di Indonesia
Bimbo merupakan grup musik atau musisi pertama yang membawakan
lagu-lagu yang berbeda dari pada musisi lainnya terutama dalam musik yang
beraliran pop, dengan tambahan tema keagamaan diiringi alunan musik pop,
42
ditambah lirik lagu yang dalam maknanya, Bimbo sukses membawakan musik
pop religi di Indonesia. Menurut hasil wawancara saya dengan bapak Samsudin
Hardjakusumah (Sam Bimbo), beliau memastikan bahwa Bimbo adalah grup
musik atau musisi pertama yang membawakan lagu-lagu religi.51 Sosok seorang
Taufiq Ismail disini berperan penting dalam suksesnya lagu-lagu religi dari
Bimbo, karena sebagian besar lagu religi Bimbo, ialah yang menulis liriknya dan
kemudian digubah menjadi lagu oleh Bimbo.
Bila diurutkan dari awal tema lagu Bimbo, awal mula terbentuk 1967
Bimbo masih membawakan lagu-lagu yang bukan buatannya sendiri dengan tema
cinta, sampai dengan tahun 1971 Bimbo membuat lagu “Flamboyan” yang
membuat Bimbo ke Singapura. Lalu selanjutnya ketika sang adik Iin bergabung
dengan Bimbo, mereka menambahkan tema humor atau jenaka dalam lagulagunya seperti “Kumis”, “Tangan” dan “Bibir. Selanjutnya Bimbo menambahkan
kembali tema lagu-lagunya dengan tema keagamaan pada tahun 1974 setelah
bekerjasama dengan sastrawan Taufiq Ismail. Walupun pada saat itu tidak semua
lagu yang Bimbo bawakan bertemakan religi, namun lagu-lagu religi milik Bimbo
mampu memberi warna baru pada permusikan di Indonesia.
Pada tahun 1974, Bimbo harus bersaing dengan musisi-musisi pop lainnya
yang kebanyakan lagunya mengadopsi musik-musik dari Barat, seperti Eddy
Lumatow, Diah Iskandar, Rahmat Kartolo, dan sebagainya. Kebanyakan dari
mereka bergaya dan membawakan lagu-lagu Barat. Pementasan musik pop pada
51
Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen
UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
43
tahun 1970-an mendominasi di Jakarta. Hal ini tidak membuat semangat Bimbo
yang berasal dari Bandung menurun, dan mereka terus berjuang dalam karier
bermusiknya.
Ditengah-tengah persaingan pasar musik Indonesia, lagu-lagu religi dari
Bimbo mampu bersaing dan mendapat posisi pertama dalam daftar tanggu lagu di
RRI. Bimbo berani dan mampu memberikan nuansa baru dalam permusikan di
Indonesia dengan membawakan lagu – lagu religi.
Dalam website republika.co.id dikatakan bahwa: “Bimbo merupakan
revolusioner musik religi di Indonesia khususnya dalam musik pop, karena Bimbo
yang pertama kali berani keluar dari pakem musik religi yang selalu identik
dengan gambus.”52
Banyak
musisi
yang
mencoba
mengikuti
jejak
Bimbo
dalam
mempopulerkan musik religi, namun hal itu hanya diperuntukkan untuk
menigkatkan popularitas ketika bulan Ramadhan. Setelah itu muncul pula grup
musik wanita dengan nama Nasyida Ria dengan lagu-lagunya yang religi pula.
Salah satu lagunya yang sangat terkenal yaitu “Perdamaian”. Koes Plus juga
pernah merilis album religi yang berjudul “Qasidahan Bersama Koes Plus” pada
1976. Tetapi di tahun yang sama juga Koes Plus merilis album yang berjudul
“Natal Bersama Koes Plus” sehingga karakter islami pada grup musik itu pun
pudar. Berbeda dengan Bimbo, grup musik yang sangat konsisten dalam mencipta
dan menyanyikan lagu dan musik religi, khususnya Islam, tidak harus bulan
52
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/28/miwo8i-revolusimusik-religi-di-indonesia (diakses, 27 Juli 2016:pukul 00:55 WIB)
44
Ramadhan, kapan pun itu Bimbo tetap menyanyikan lagu religi. Bahkan di zaman
ini orang-orang lebih mengenal Bimbo dengan musik religi tanpa tahu bahwa
Bimbo dahulu pernah membawakan lagu – lagu pop dengan tema yang umum.
Tahun 1977 ketika permusikan di Indonesia sedang diwarnai dengan tema
politik, Bimbo juga sempat mebuat lagu dengan tema politik yang berjudul “Tante
Sun” yang berceritakan tentang para istri pejabat yang hidup bermewah-mewahan.
Lagu ini pernah dilarang ditayangkan di TVRI, tetapi kemudian dicabut kembali
pelarangannya. Lagu ini adalah salah satu ciptaan Taufiq Ismail, beliau berperan
dalam pembuatan syairnya. Walaupun dengan syair yang menyindir, Sam juga
menambahkan nada humor dalam lagu tersebut agar terkesan tidak terlalu
menyindir. Lagu ini pernah dimainkan oleh regu musik drumband ITB pada
pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) IX tahun 1977 di Jakarta, yang juga
menambah popularitas lagu ini. Walapun Bimbo mengluarkan lagu dengan tema
politik berjudul “Tante Sun” pada tahun 1977, namun kesan religius yang telah
melekat pada Bimbo semenjak tahun 1974, tidak begitu saja hilang, karena
popularitas lagu Tuhan pada saat itu. Setelah itu Bimbo melanjutkan karyanya
kembali dengan tema religi, dan seterusnya sampai Bimbo dicap sebagai grup
musik religi.53
Lagu religi menjadi tumpuan Bimbo, namun tidak semua lagu Bimbo yang
menggunakan irama pop dalam lagu-lagu religinya, ada juga yang menggunakan
irama Arab, salah satunya lagu “ Rasul Hancurkan Berhala”. Menurut Sam dalam
buku Sajadah Panjang : 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius, ia
53
Setelah membawakan lagu – lagu religi, Bimbo masih membawakan lagu – lagu
dengan tema umum ditahun selanjutnya. Namun tidak sebanyak mereka mebawakan lagu – lagu
religi, maka dari itu Bimbo lebih terkenal dengan tema lagu – lagu religi.
45
membuat irama Arab, karena Islam datangnya dari Arab dan agar tidak
kehilangan konteksnya sebagai musik dengan tema agama Islam.54
Setelah Bimbo memperkenalkan musik pop religi di Indonesia, dilanjutkan
dengan Koes Plus, lalu Nasyidah Ria, dan Rhoma Irama dengan musik dangdut
yang juga bertemakan keagamaan atau religi, pada tahun 2000-an sampai
sekarang ada banyak musisi yang membawakan lagu-lagu religi, bisa kita lihat
pada zaman sekarang dengan musik yang lebih kekinian ada grup band Gigi yang
juga meng-cover55 ulang lagu “Tuhan” dan “Ada Anak Bertanya pada Bapaknya”
dari Bimbo dalam album religinya. Lalu juga yang terbaru ada grup band Noah
yang menyanyikan kembali lagu “Sajadah Panjang” milik Bimbo. Ada juga
beberapa grup band yang buat album khusus religi dengan lagu ciptaannya sendiri
seperti; Ungu, Radja, Vagetoz, Wali, dan lain-lain.56
54
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 172
Cover : dalam dunia musik berarti adalah, ketika seseorang membawakan lagu dari
orang lain dengan versinya sendiri.
56
Lagu – lagu religi dari Bimbo selalu menjadi pengiring utama bulan Ramdhan hingga
sekarang. Hal ini menyebabkan banyak beberapa musisi dan grup musik yang mengikutinya
dengan menciptakan lagu – lagu religi pada bulan Ramadhan, dan terus berlanjut hingga zaman
sekarang. Karena dipercaya lagu religi tidak akan mudah hilang ditelan zaman, terutama ketika
bulan Ramadhan, lagu – lagu religi tersebut masih akan diputar kembali.
55
46
BAB IV
PESAN DAKWAH DALAM MUSIK RELIGI BIMBO
A. Pesan Dakwah dan Nilai-nilai Islam yang Terdapat Pada Lagu-lagu
Bimbo
Dalam membuat syair lagu, ada maksud atau pesan tertentu yang ingin
disampaikan oleh pencipta syair tersebut. Berbagai macam syair dibuat dengan
gaya yang berbeda. Ada syair yang tidak terlalu sulit dalam pengolahan katanya,
namun justru sukar dimengerti, namun ada juga syair yang rumit pengolahan
katanya tapi mudah dimengerti. Taufiq Ismail sendiri dalam menulis syair-syair
untuk Bimbo memang tidak asal tulis, melainkan memberikan pesan tertentu
untuk para pendengar. Dalam pembuatan syair lagu Taufiq Ismail juga
terinsipirasi dari ayat-ayat Al-Qur‟an, seperti lagu “Jabal Rahmah” yang sudah
penulis jelaskan di bab sebelumnya. Insipirasi tersebut datang dari potongan surat
Al-Maidah (5:3) yaitu sebagai berikut:
ِ
ِ
ِ
ۚ ‫اْل ْس ََل َم ِدينًا‬
ِْ ‫يت لَ ُكم‬
ُ ‫ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأَْْتَ ْم‬
ُ ‫الْيَ ْوَم أَ ْك َم ْل‬
ُ ُ ‫ت َعلَْي ُك ْم ن ْع َم ِِت َوَرض‬
Yang artinya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Ku- cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-relakan Islam jadi agamamu. (QS.AlMaidah(5):3).
Ada juga yang memasukkan kisah perjalanan Rasulullah SAW yang
terinspirasi dari buku-buku cerita perjalanan Nabi ke dalam lagu, seperti lagu
“Matahari dan Rembulan”. Kolaborasi yang harmonis antara Taufiq Ismail dan
Bimbo dalam pembuatan syair terwujud, Bimbo juga memberikan ide-ide kepada
47
Taufiq Ismail, hal ini berarti ide syair religi bukan hanya datang dari Taufiq
Ismail. Hal ini mengantarkan Bimbo menjadi sebuah grup musik religi satusatunya pada masa itu sampai memasuki tahun 1980-an.
Setelah Sam tergerak hatinya untuk menjadi pribadi yang lebih religius, ia
ingin orang lain juga merasakan hal yang sama bahwa Tuhan itu selalu dekat pada
kita. Maka dari itu beliau mencoba menyampaikan pesan tersebut lewat lagulagunya. Seperti halnya salah satu Wali Songo Raden Mas Said (Sunan Kalijaga)
yang menggunakan kesenian wayang sebagai media berdakwah, Bimbo juga
menggunakan hal yang serupa, yaitu seni musik.
Dalam buku yang berjudul “Seni dalam Pandangan Islam” Abdurhaman
Al Bagdadi berpendapat bahwa :
“dalam agama Islam, pujian terhadap Allah SWT bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Paling banyak dilakukan ialah berdzikir. Selain berdzikir,
bisa juga dengan seni salah satunya adalah musik, mendengarkan lagu
religi Islam pun bisa menjadi asupan bagi jiwa kita untuk mensyukuri
semua yang telah diberikan Allah kepada kita”.57
Dalam hasil wawancara penulis dengan Sam Bimbo, beliau juga
berpendapat :
“dengan berdakwah melalui media musik, Bimbo berharap pendengar
tidak merasa diceramahi, dan berharap pesan dari dakwah tersebut lebih
mudah dimengerti dan tidak membosankan karena dibarengi dengan
alunan nada.”58
Terdapat beberapa tema dalam lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Bimbo,
dan tentunya dalam menyampaikan dakwah lewat musik, Bimbo juga harus
memikirkan bagaimana aransemen musik yang sesuai pada tema lagu tersebut,
57
Abdurrahman Al Bagdadi. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Jakarta:
Gema Insani. 2004. h. 24
58
Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015,Komplek Dosen
UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
48
karena jika tidak sesuai pesan dakwah yang disampaikan akan sukar dimengerti
dan diterima oleh pendengar.
B. Tema-tema Syair dalam Musik Bimbo
B.1 Tasawuf
Inspirasi lagu-lagu dalam menulis syair dengan tema tasawuf kebanyakan
didapat secara spontanitas. Inpirasi tersebut didapatkan ketika Sam dan Taufiq
Ismail sedang berdzikir ataupun mengaji.
Adapun pengertian Tasawuf menurut Harun Nasution, adalah :
“hakekat sufisme atau mistisisme, baik yang terdapat dalam agama Islam
maupun di luar Islam adalah „memperoleh hubungan langsung dan
disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di
hadirat Tuhan. Intisari dari mistisisme, termasuk dalam tasawuf Islam,
adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia
dengan Tuhan, dengan mengasingkan diri dan merenung. Kesadaran yang
demikian kemudian mengambil bentuk rasa dekat sekali dengan Tuhan.
Kesadaran itu dalam tradisi tasawuf dikenal dengan istilah “ittihad”.59 Hal
yang sama dirasakan oleh Sam ketika sedang berdiam diri di dalam masjid
dan berdzikir.”
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa Tasawuf adalah
bentuk rasa yang dekat atau ingin dekat dengan Tuhan. Dalam hal ini Bimbo
mengemasnya dalam lagu-lagu religinya.
Lagu-lagu religi Bimbo yang akan penulis jelasakan juga berdasarkan
wawancara dengan Sam Bimbo dan lagu-lagu Bimbo yang telah penulis
kumpulkan. Adapun lagu-lagu religi Bimbo dengan tema tasawuf yang telah
penulis kumpulkan adalah sebagai berikut.
59
Harun Nasution. Teologi Islam. Jakarta: Universitas Indonesia. 1972. h.71
49
B.1.1 Di mana Dunia Di mana Surga
Ada yang mengejar dunia
Bagai hidup tiada habisnya
Ada yang mengejar surga
Bagai hidup besok habisnya
Yang cuma mengejar dunia
Dunia itu cepat larinya
Yang Cuma mengejar surga
Surga itu jauh larinya
Kami juga mengejar dunia
Bagai hidup tiada habisnya
Kami juga mengejar surga
Bagai hidup besok habisnya
Di mana dunia di mana surga
Di mana dunia di mana surga
Di mana tumpukan harta dan benda
Di mana telapak kaki ibu kita.60
Dilihat dari syairnya, menurut analisa penulis dalam lagu ini, Bimbo
berdakwah kepada pendegar musik bahwa manusia hidup di dunia hanya
sementara, jangan sampai terbuai oleh kehidupan duniawi. Namun ketika sedang
mengalami kesulitan, barulah manusia ingat kepada Tuhan. Oleh karena itu
jangan sampai manusia terbuai dengan kehidupan duniawi yang hanya sementara.
Bentuk mengingat jika Tuhan selalu memperhatikan setiap makhluk ciptaan-Nya
adalah dengan menjalankan ibadah wajib dan menjauhi segala larangan-Nya.
B.1.2 Mengingat Dikau
Ingin benar hamba mengingat Dikau
Disetiap tarikan nafas hamba
Setiap denyutan nadi hamba
Setiap gerakan badan hamba
60
2008.h.36
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
50
Tanpa putus-putusnya
Ingin benar hamba mengingat Dikau
Disetiap kedipan mata hamba
Setiap getaran syaraf hamba
Setiap tindakan hidup hamba
Tanpa Putus-putusnya
Subhanallah Walhamdulillah
Walailaha Illahllah Wallahu Akbar
Alangkah rindunya hamba
Menyebut nama Dikau
Bersama degup jangtung hamba
Tanpa bibir bersuara
Ketika sarapan pagi
Ketika menuntut ilmu
Ketika mencari nafkah
Ketika mengasuh anak
Ketika naik bis kota
Ketika tertidur malam
Sampai terbangun lagi
Subhanallah Walhamdulillah
Walailaha Illahllah Wallahu Akbar.61
Menurut analisa penulis, dalam syair lagu ini Bimbo menjelaskan tentang
seseorang yang menyesal atas ketidakingatannya kepada Tuhan, karena Tuhan
selalu mengawasi disetiap apapun perbuatan seseorang. Menurut analisa penulis,
pesan dakwah dalam lagu ini adalah, jangan sampai manusia melakukan sesuatu
tanpa memikirkan Tuhan-nya. Tuhan ada di mana-mana, mengawasi setiap
apapun perbuatan hambanya. Oleh karena itu kita sebagai manusia sebaiknya
jangan sampai melakukan perbuatan-perbuatan berdosa yang dilarang oleh agama
Islam.
61
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.66
51
B.1.3 Doa Orang Biasa
Segala puji bagi Allah semata
Shalawat pada Rasulullah Muhammad
Ya Allah
Ya Tuhan Hamba
Ya Tuhan Hamba
Limpahkan kiranya pada ibu dan bapak hamba
Hari-hari terakhir yang sentausa
Keampunan, cahaya dan ketenangan
Ya Allah
Ya Tuhan Hamba
Ya Tuhan Hamba
Limpahkan kiranya pada keluarga hamba
Rahmat serta cintamu tak putus-putusnya
Kesehatan, rezeki dan bahagia
Ya Allah
Ya Tuhan Hamba
Ya Tuhan Hamba
Wahai Tuhan Yang Maha Murah
Nikmat dari-Mu tak habis-habis
Hamba bertingkah
Banyak yang salah
Ya Tuhan
Ampunilah Hamba
Amin.
Lagu ini berisi tentang doa seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa
kepada dirinya dan keluarganya, agar selalu diberikan kesehatan dan rezeki. Lagu
ini juga merupakan bentuk ucapan syukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Pesan
dakwah dalam lagu ini adalah bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan
dalam bagian akhir lagu ini merupakan bentuk ucapan permintaan maaf kepada
Tuhan untuk diampuni dosa-dosanya.
52
B.1.4 Dunia dan Akhirat
Bekerja mencari dunia
Bagai hidup selamanya
Bekerja mencari akhirat
Bagai mati esok pagi
Inilah makna hakikat
Yang mencari akhirat
Akan mendapat akhirat dan dunia
Yang mencari dunia
Hanya mendapat dunia saja
Susah payah menggali ilmu
Berkeringat mencari nafkah
Susah payah ngatur negara
Berkeringat menjaga alam
Kasih sayang dengan tangga
Mencintai margasatwa
Disimpulkan dalam fatwa
Dipadatkan dalam taqwa.62
Menurut analisa penulis pesan dakwah yang suarakan oleh Bimbo di
dalam lagu ini adalah agar manusia dalam menjalani hidup tidak hanya
memikirkan kehidupan duniawi saja yang sifatnya hanya sementara. Kita tidak
boleh lupa dengan ibadah, walapun kehidupan duniawi menyibukan kita, ibadah
tidak boleh ditinggalkan, karena itu adalah hal yang paling utama.
B.1.5 Gerbang Kampunan
Gerbang keampunan
Gerbang keampunan
Bukalah, ya Tuhan
Cahaya Cintamu
Cahaya Cintamu
Kurnia, kurniakan
62
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.39
53
Langit amat cerah dan biru
Gemerlap cahaya nur cintamu
Semoga pada hari ini
Kami lahir fitri kembali.63
Lagu ini sebenarnya bercerita tentang hari raya Idul Fitri, akan tetapi
dalam lagu ini tidak menjelaskan tentang permintaan maaf kepada sesama
manusia yang biasa kita lakukan setiap hari raya Idul Fitri, namun permintaan
maaf ini lebih ditunjukan kepada Tuhan akan dosa-dosa yang telah dilakukan.
B.1.6 Gravitasi
Kulihat daunan
Gugur jatuhnya ke bawah
Perlahan dan pasti
Arahnya ke bumi
Kulemparkan Batu
Gugur jatuhnya ke bawah
Segera dan pasti
Arahnya ke Bumi
Segala-galanya yang di atas bumi
Patuh tunduk pada sunnah Tuhan
Segala-galanya yang di atas bumi
Patuh tunduk pada sunnah Tuhan
Gravitasi
Gravitasi64
Dalam lagu ini menurut pendapat penulis, terdapat pengolahan kata yang
sangat baik, yaitu menggunakan analogi. Analogi yang dicontohkan dalam syair
lagu “Gravitasi” adalah bagaimana daun dan batu selalu jatuh ke bawah. Gravitasi
sendiri dalam lagu ini bercerita tentang semua benda yang dilemparkan ke atas
63
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.44
64
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.45
54
akan jatuh ke bawah karena bumi mempunya gelombang elektromagnetik. Kata
gravitasi disini berartikan bahwa semua ciptaan Tuhan harus tunduk pada-Nya.
B.1.7 Maha Segala Maha
Maha Suci Dikau Tuhan
Segala puji dan Maha Besar
Maha Suci Dikau Tuhan
Segala puji dan Maha Besar
Subhannallah
Walhamdulillah
Lindungi mata
Dari semua yang tak pantas dilihat
Lindungi telinga
Dari semua yang tak pantas didengar
Lindungi tangan
Dari semua yang tak pantas dipegang
Lindungi mulut
Dari semua yang tak pantas diucapkan
Maha Suci Dikau Tuhan
Segala puji dan Maha Besar
Allahuakbar
Lindungi hati
Dari semua tak pantas didengkikan
Lindungi Otak
Dari semua tak pantas dipikirkan
Lindungi hamba
Sekeluarga dari bencana
Lindungi Kami
Senegara dari semua bencana.
Isi dari lagu ini adalah seseorang yang meminta perlindungan dengan
Tuhan dari semua perbuatannya. Pada dasarnya perbuatan manusia ada yang
disengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu penulis lagi tersebut ingin
menyampaikan bahwa terkadang kita tidak tahu apakah perbuatan kita salah atau
benar, menyinggung orang lain atau tidak, maka dari itu Tuhan adalah satu-
55
satunya yang mengetahui itu dan tidak salah jika kita selalu meminta
perlindungan pada-Nya.
B.1.8 Pengakuan Seorang yang Rendah Hati
Ya Allah, ya Rabbi, Tuhanku yang satu
Menjelang datangnya sakratul mautku
Mohon bagi hamba dilancarkan jalan
Mohon bagi hamba dimudahkan jalan
Ketika bertangisan anak cucuku
Ketika mulai dibuka kain kafan
Ketika Surah Yasin yang dibacakan
Mohon bagi hamba dimudahkan jalan
Hamba tak pernah pamer harta hamba
Hama tidak menyakiti hati siapa-siapa
Hamba takut menyebutkan sedekahku
Hamba tak bercerita tentang tahajudku
Hamba ngeri berhutang uang dan janji
Hamba takut menggunjingkan orang
Ya Allah, ya Rabbi, Tuhanku yang satu
Menjelang datangnya sakratul mautku
Mohon bagi hamba dimudahkan jalan
Mohon bagu hamba dilancarkan jalan.
Dalam lagu ini sebenarnya berisikan tentang permintaan pengampunan
dosa-dosa seseorang jika suatu hari dipanggil kembali oleh Yang Maha Kuasa,
dan juga agar dimudahkan jalannya ketika sudah berada di alam kubur nanti. Lagu
ini berpesan cepat atau lambat kematian akan datang kepada kita, dan hanya
Tuhan yang mengetahuinya. Oleh karena itu kita tidak boleh meninggalkan
perintah-perintah-Nya
B.1.9 Semua yang ada jadi tiada
Angin bertanya pada bintang malam hari
Kenapa engkau bisa bercahaya begini
Jawabnya, tanyalah pada matahari
Dialah asal usul keadaanku ini
56
Hujan bertanya pada bulan malam hari
Kenapa engkau indah purnaman begini
Jawabnya, tanyalah pada matahari
Dialah asal usul keberadaanku ini
Awan bertanya siang pada matahari
Kenapa cahayamu sangat dahsyat begini
Jawabnya, memang begini dicipta aku
Bertugas membagi semua cahaya
Maka hancurlah bumi dan bulan
Maka leburlah bintang dan mentari
Maka musnalah seluruh makhluk
Ketika semua yang ada jadi tiada
Yang kekal hanya Yang Maha Pencipta
Yang kekal hanya Yang Maha pencipta
Kabutbertanya siang pada matahari
Apakah cahayamu bisa menghilang nanti
Jawabnya. Kau sirna di suatu hari
Hancur bersama seluruh alam semesta.65
Dalam lagu ini menjelaskan bahwa keagungan Tuhan dalam menciptakan
alam semesta, dan Tuhan juga yang mempunyai kuasa untuk menghancurkannya.
Lagu ini berpesan kepada umat Muslim bahwa kita harus percaya adanya hari
kiamat yang cepat atau lembat akan datang. Kata “cahaya” yang dimaksud dalam
lagu ini menurut pendapat penulis mempunyai arti tentang kehidupan duniawi,
yang dimana kita sukses dalam kehidupan duniawi namun tidak berarti demikian
juga di akhirat nanti.
B.2 Aqidah
Aqidah dalam istilah Islam yang berarti iman, yaitu sesuatu yang
dipercayai dan diyakini kebenarannya oleh hati manusia sesuai ajaran Islam
65
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.84
57
dengan berpedoman kepada al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam
bukunya yang berjudul “Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin”, Hasan alBanna berpendapat :
“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keragu-raguan.”66
Menurut penulis dalam lagu-lagu Bimbo juga terdapat unsur aqidah, dan
berikut adalah lagu-lagu Bimbo dengan unsur aqidah:
B.2.1 Tuhan
Tuhan tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala peluh
Tuhan Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku memuja
Dengan segala do'a
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertaruh
Tuhan tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala peluh
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertaruh
Tuhan Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku memuja
Dengan segala do'a.67
66
Hasan al-Banna. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin.Solo: Era Intermedia. 2005
(terjemahan dari buku Majmu‟ah Rasail Al-Imam Asy-Syahid) h. 30
67
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 159
58
Menurut analisa penulis, Bimbo menyuarakan dakwahnya kepada para
pendengar untuk mengingat bahwa Tuhan selalu dekat dengan kita. Tuhan adalah
tempat kita untuk berdo‟a memohon segala pengampunan kepada-Nya. Oleh
karena itu sebagai manusia kita tidak boleh putus asa dalam keadaan apapun,
karena Tuhan selalu di samping kita dan dapat mendegarkan apapun do‟a kita.
B.2.2 Pada-Mu Tuhan Pada-Mu Insan
Kepada Allah Yang Maha Esa
Kami beriman kami bertakwa
Kepada hamba sesama manusia
Kami sesuka, kami seduka ...
Kepada Allah Yang Maha Esa
Kami berdzikir, kami berdoa
Kepada mitra sebangsa senusa
Kami sebahagia, kami selara
Maha Pengampun ya Allah
Cucilah noda dan dosa kami
Maha Penyantun ya Rabbi
Sucikan kami
Maha Pemurah ya Allah
Curahkan rahmat kepada kami
Maha pengasih ya Rabbi
Kami kepada Allah Yang Maha Esa
Kami memuja
Kami menghamba kepada rakyat
Sesama jelata kami melayani sepenuh cinta
Kepada Allah yang Maha Esa kami mohon
Kami mendamba Adil merata
Tahta menjabat pada nestapa68
Menurut analisa penulis dalam lagu ini, pada bait pertama dan kedua
menggambarkan keimanan dan takwa seorang hamba kepada Allah SWT, dan
68
http://lirik-lagu7.blogspot.co.id/2015/08/bimbo-padamu-tuhan-padamu-insan.html
(diakses 10 Januari 2017 pukul 02:30 WIB)
59
juga bentuk ke-Esa-an Allah SWT. Pada bait ini terdapat pesan dakwah yang
disampaikan oleh Bimbo bahwa sebagai umat Muslim kita harus ingat bahwa
Allah SWT selalu ada di samping kita, mengawasi seluruh hamba-Nya. Nilai ini
juga terdapat pada bait kelima. Sedangkan pada bait ketiga menggambarkan
bahwa Allah SWT tempat umat Muslim berdoa dan memohon pengampunan, dan
pada bait keempat adalah seruan Bimbo kepada para pendengar untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT.
B.2.3 Umat Manusia Bergembira
Ummat manusiakini bergembira
Karena Rasul terakhir telah tiba
Angin segar „niup di mana-mana
Membawa rasa taqwa pada-Nya
Umat manusia kini bergembira
Karena Rasul terakhir telah tiba
Cuaca baru amatlah sedapnya
Manusia abdi Yang Maha Esa.69
Menurut pendapat penulis, dalam lagu ini menceritakan kekaguman
Bimbo terhadap Rasulullah SAW. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, bahwa
kita sebagai umat Muslim harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri
tauladan.
B.2.4 Anakku Bertanya Tentang Rasul
Anakku bertanya padaku
Mengapa Rasul itu mulia?
Rasul mulia, hai anakku
Karena dia sederhana
Mengapa Rasul utusan Tuhan?
Karena dia tak pernah gentar
69
Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97. 1997
60
Berkata benar, hai anakku
Dialah kejujuran.
Tutur kata amat lemah lembutnya
Hidupnya yang penuh cinta
Dia sering lapar dan berpakaian tua
Dialah cahaya kita.70
Menurut analisa penulis, lagu ini menceritakan tentang Rasulullah SAW,
namun dianalogikan dalam perbincangan seorang ayah dan anak. Dalam lagu ini
terdapat unsur pendidikan aqidah, oleh karena itu penulis mengkategorikan lagu
pada syair-syair aqidah lagu religi Bimbo. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah
mengajak pendengar untuk beriman kepada Rasul, dalam lagu tersebut Rasul
digambarkan adalah sosok yang mulia, jujur dan sederhana.
B.2.5 Apakah Pohon dan Hewan Ada Bahasanya?
Ada anak bertanya pada orang tuanya
Apakah pohon dan rumput ada bahasanya?
Ada anak bertanya tak habis-habisnya
Apakah semua hewan bisa berbicara?
Ada anak bertanya tak bosan-bosannya
Apakah gunung dan laut ada bahasanya?
Nak sayang, alangkah pintar pertanyaanmu
Nak sayang, alangkah cerdas fikiranmu
Pohon, rumput dan semua hewan, gunung, laut
Dan semua makluk bahasanya adalah bahasa iman
Bahasa tunduk pada Tuhan
Allah Yang Maha Menciptakan
Mereka tunduk pada Tuhan
Allah Yang Maha Penyayang.
Ada anak bertanya tak habis-habisnya
Nak sayang, alangkah pintar pertanyaanmu
Nak sayang, alangkah cerdas fikiranmu
Burung-burung, serangga dan ikan
Bukit-bukit, danau, padang pasir
Daun-daun, akar, dedaunan
70
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h. 5
61
Semua tunduk dengan kasih sayang
Di hadapan Tuhan.71
Menurut analisa penulis, lagu ini tidak jauh berbeda dengan lagu “Anakku
bertanya tentang Rasul”. Jika lagu sebelumnya menjelaskan tentang iman
terhadap Rasul, lagu ini menjelaskan tentang iman terhadap Allah SWT, dengan
analogi yang sama, yaitu perbincangan ayah dan anak. Dalam lagu ini
menjelaskan bahwa tidak hanya manusia yang tunduk pada Allah SWT, namun
semua mahluk ciptaan-Nya termasuk hewan dan tumbuhan. Pesan dakwah dalam
lagu ini menurut penulis, adalah agar manusia sadar akan kebesaran Allah SWT
dan meningkatkan keimanannya.
B.2.6 Hati Kami
Rabbana ya Tuhan kami
Bersihkanlah hati kami
Dari noda iri dan dengki
Dari cacat angkuh dan sombong
Rabbana ya Tuhan Kami
Sembuhkanlah hati kami
Dari sifat tipu dan dusta
Dari cacat ujub dan riya
Mulut kami suka betul
Bergunjing bergosip sepanjang hari
Mulut kami senang betul
Menyakiti hati kawan sendiri
Rabbana ya Tuhan kami
Sembuhkanlah hati kami
Bersihkanlah hati.72
Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang seseorang
yang memohon pengampunan dosa kepada Allah SWT atas kesalahan-kesalahan
71
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h.6
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.47
72
62
yang dilakukannya. Pesan dakwah yang disuarakan Bimbo dalam lagu ini
ditujukan kepada seluruh umat Muslim agar sadar akan dosa-dosa yang pernah
dilakukan dan segera mohon pengampunan terhadap Allah SWT.
B.2.7 Rasul Hancurkan Berhala
Ketika rumah Tuhan dipenuhi berhala
Adalah tugas Rasul untuk membersihkannya
Waktu gelap dunia Rasul nyala cahaya
Menyatukan pandangan ke arah rumah Tuhan
Tunduk ke satu arah, ke arah Ka‟bah
Tunduk ke satu arah, ke arah Ka‟bah.73
Menurut analisa penulis dalam lagu ini, Bimbo menggambarkan bahwa
Rasul sosok yang meluruskan umat manusia pada jalan yang benar. Pesan dakwah
yang dalam lagu ini menurut analisa penulis adalah, agar manusia tetap dijalan
yang lurus tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam.
B.2.8 Rindu Rasul
Rindu kami padamu
Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu
Ya Rasul
Serasa dikau disini
Cinta ikhlasmu
Pada Manusia
Bagai Cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu,
secara bersahaja?.74
Menurut analisa penulis, kata “rindu” dalam lagu ini menunjukkan
kekaguman Bimbo terhadap Rasulullah SAW yang menjadi junjungan umat
73
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.73
Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97. 1997
74
63
muslim. Pesan dakwah dalam lagu ini menurut analisa penulis adalah, agar umat
muslim mengetahui jerih payah Rasullah SAW pada saat memperjuangkan Islam
pada masanya dan sadar akan usahanya, dan juga meningkatkan keimanan
terhadap Rasul.
B.2.9 Setiap Habis Ramadhan
Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat-saat padat beribadat
Tak terhingga nilai mahalnya.
Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Alangkah nikmat ibadat di bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum Muslimin dan Muslimat sedunia
Seluruhnya kukuh dipersatukan
Dalam memohon ridha-Nya
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan.75
Menurut analisa penulis dalam lagu ini menceritakan tentang seseorang
yang berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan panjang umur agar bisa
merasakan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Pesan dakwah dalam lagu
ini menurut analisa penulis adalah, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci
yang dipenuhi berkah, agar kita mencari pahala sebanyak-banyaknya pada bulan
Ramadhan, dan jika umur tidak sampai pada bulan Ramadhan berikutnya maka
kita akan bisa lagi menambah pahala baik di bulan biasa maupun Ramadhan.
75
Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97.1997
64
B.3 Ibadah
Ibadah merupakan suatu perintah Allah SWT yang wajib dijalankan oleh
seluruh umat-Nya. Definisi ibadah sendiri menurut Ibnu Taimiyah yang penulis
kutip adalah:
“Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai
Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang
tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka salat, zakat,
puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua
orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan
yang ma‟ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang
kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang
miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat
baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja,
memanjatkan do‟a, berdzikir, membaca Al Qur‟an dan lain sebagainya
adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya,
memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap
keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha
terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat
(kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu
semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.”76
Berdasarkan pendapat di atas, penulis juga menemukan nilai-nilai ibadah
dalam lagu-lagu Bimbo. Adapun lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai ibadah
dalam lagu bimbo adalah sebagai berikut:
B.3.1 Sajadah Panjang
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di Atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
76
Yusuf Al-Qurdawi. Fiqih Ibadah. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2000. h. 23
65
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya.77
Menurut analisa penulis dalam lagu ini terdapat ucapan rasa syukur dan
nilai ibadah. Kata “sajadah” yang digunakan dalam syair ini mengandung makna
bahwa sajadah adalah tempat umat muslim menunjukkan rasa keagungan kepada
Allah SWT. Adapun pada syair “begitu terdengar adzan kembali tersungkur
hamba” menunjukkan bahwa dalam melaksanakan sholat tidak lepas dari gerakan
sujud yang menyembah Allah SWT. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah agar
manusia selalu menjalankan shalat, karena shalat merupakan ibadah wajib yang
tidak boleh ditinggalkan.
B.3.2 Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya
Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa?
Ada anak bertanya pada ibunya
Tadarus tarawih apalah gunannya
Lapar mengajarimu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami Kitab Suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi
Lihatlah langit keampunan yang indah
Membuka luas dan angin pun semerbak
Nafsu angkara terbelenggu dan lemah
Bunga ibadah dalam ikhlas sedekah.78
77
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit:Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.78
78
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.1
66
Dalam lagu ini terdapat nilai pendidikan ibadah. Menurut analisa penulis
lewat lagu ini Bimbo berpesan kepada orang tua untuk mengajari anaknya
berpuasa, tadarus, dan tarawih serta memberi penjelasannya. Supaya sejak usia
dini mereka sudah bisa memahami hal-hal yang wajib dilakukan dalam agama
Islam dan melaksanakannya sejak dini. Selain itu menurut penulis lagu ini juga
ditujukan kepada seluruh umat muslim, tua maupun muda agar menjalakan ibadah
wajib maupun sunnah di bulan Ramadhan.
B.3.3 Jangan Tolak Kenikmatan
Ada orang yang berkata
Ibadah itu nanti kalau sudah tua saja
Ada kenalan yang bilang
Ternyata shalat itu nikmat
Terasa teduh serta damai dan tenang
Ada orang yang berkata
Ibadah itu nanti kalau tua saja
Ada kenala yang bilang
Kalau sudah tua saya „kan sembahyang
Ternyata shalat itu nikmat
Terasa teduh serta damai dan tenang
Apa sebab ditunda kenikmatan
Apa sebab ditolak kenikmatan
Tak ada tua, tak ada muda
Waktu muda terasa nikmat
Waktua semakin lezat.79
Menurut analisa penulis, pesan dakwah dalam lagu ini adalah seruan
Bimbo terhadap pendengar untuk selalu melaksanakan ibadah shalat. Tidak kenal
79
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.58
67
tua atau muda, bahkan shalat harus dilaksanakan sejak ini dan tidak perlu
menunggu tua, karena shalat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim.
B.3.4 Lebaran Sebentar Lagi
Lebaran sebentar lagi
Berpuasa sekeluarga
Sehari penuh yang sudah besar
Setengah hari yang masih kecil
Alangkah asyik pergi ke masjid
Shalat tarawih bersama-sama
Lebaran sebentar lagi
Berpuasa dengan gembira
Menahan lapar menahan nafsu
Melatih diri sedari kecil
Membaca Qur‟an, shalat tarawih
Melatih iman sedari kecil
Sesudah saling bermaafan
Dengan penuh keikhlasan
Ya Tuhan, mohon keridhoan
Sepenih kasih dan sayang
Lebaran sebentar lagi
Tak ada miskin tak ada kaya
Semua sama di depan Tuhan
Yang berbeda Cuma amalnya
Semua ingin Lailatul Qadar
Semoga kita mendapatkannya.80
Judul lagi ini memang bersinggungan dengan Hari Raya Idul Fitri, namun
jika dilihat dari lirik lagunya, lagu ini membahas tentang ibadah yang dilakukan di
bulan Ramadhan seperti; puasa, tarawih, dan tadarus. Menurut analisa penulis
pesan dakwah dalam lagu ini adalah, memberikan ajakan terhadap seluruh umat
muslim untuk melaksanakan puasa, tadarus dan tarawih, dan juga mengajari puasa
80
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.62
68
bagi anak-anak yang berusia dini seperti pada kalimat “setengah hari yang masih
kecil” dalam lagu tersebut.
B.3.5 Wudhu
Kubaca Ta‟awudz dan
Basmalah lalu ku ucapkan
Kubasuh tanganku
Kusucikan kedua tanganku
Kubasuh mulutku,
Kusucikan lidah dan ucapanku
Kubasuh hidungku,
Kusucikan penciumanku
Kubasuh mukaku,
Kusucikan wajah dan penglihatanku
Kubasuh lenganku,
Kusucikan perbuatanku
Kubasuh rambutku,
Kusucikan pikiranku
Kubasuh telingaku,
Kusucikan pendengaranku
Kubasuh kakiku,
Kusucikan langkahku
Allah ya Rabbi
Ijinkan aku menghadapMu
Allah ya Rabbi
Ijinkan aku menghadapMu
Kubaca Ta‟awudz dan
Basmalah lalu ku ucapkan
Kubasuh tanganku,
Kusucikan kedua tanganku
Kubasuh mulutku,
Kusucikan lidah dan ucapanku
Kubasuh hidungku,
Kusucikan penciumanku
Kubasuh mukaku,
Kusucikan wajah dan penglihatanku
Kubasuh lenganku,
69
Kesucikan perbuatanku.81
Wudhu merupakan salah satu dari rukun shalat. Sebelum melaksanakan
shalat umat muslim diwajibkan untuk melakukan wudhu terlebih dahulu. Menurut
analisa penulis pesan dakwah dalam lagu ini adalah agar pendengar mengetahui
bahwa wudhu adalah tindakan mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah,
bukan sekedar membershikan diri dalam artian fisik, dan juga diawali dengan doa
dan basmallah.
B.3.6 Puasa
Puasa puasa
Sebulan penuh puasa
Puasa puasa
Ramadhan bulan mulia
Puasa puasa
Wajib bagi yang beriman
Puasa puasa
Sebetulnya menyehatkan
Sebulan menahan nafsu
Menjauhi larangan Tuhan
Meningkatkan ketaqwaan
Puasa dengan penuh ikhlas
Tingkatkan martabat diri
Lahir bathin suci kembali
Semoga Tuhan ridhoi
Ibadah puasa kita di bulan Ramadhan.82
Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang ibadah puasa
yang wajib dilakukan oleh umat muslim di bulan Ramadhan. Pesan dakwah dalam
lagu ini adalah seruan Bimbo kepada para pendengar agar seluruh umat muslim
menjalankan ibadah puasa yang tidak boleh ditinggalkan, seperti dijelaskan dalam
rukun Islam.
81
Kaset Bimbo. Album Wudhu. 1991
https://jiwamusik.wordpress.com/2008/09/30/bimbo-puasa/ (diakses 12 Januari 2017
pukul 03:51 WIB)
82
70
B.4 Akhlak
Dalam buku “Daur Ulang Jiwa” karangan Mujtaba Misbah pengertian
tentang akhlak adalah:
“Akhlak menuntun manusia untuk berbuat baik dan bagaimana
melakukannya, selain itu juga agar manusia dapat menghindari sifat-sifat
buruk. Dapat diketahui di sini bahwa sasaran atau objek pembahasan ilmu
akhlak adalah menilai baik dan buruk, benar dan salah, pantas dan tidak
pantas, serta mana yang harus dan mana yang tidak boleh dari segala sifat
atau tindakan manusia yang dilakukan dalam keadaan sadar.”83
Sedangkan pendapat lain mengenai akhlak yang dijelaskan oleh Zahrudin
AR dan Hasanudin Sinaga dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Studi
Akhlak” dikatakan bahwa
“Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan
buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan mereka
yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.”84
Lagu yang mengandung nilai akhlak juga terdapat dalam lagu-lagu Bimbo,
adapun lagu-lagu yang terdapat nilai akhlak adalah sebagai berikut:
B.4.1 Hidup dan Pesan Nabi
Hidup bagaikan garis lurus
Tak pernah kembali
Ke masa yang lalu
Hidup bukan bulatan bola
Yang tiada ujung
Dan tiada pangkal
Hidup ini merangkak terus
Semakin mendekat ke titik terakhir
Setiap langkah hilanglah jatah
Menikmati hidup, nikmat di dunia
83
Mujtaba Mishbah. Daur Ulang Jiwa. Jakarta: Al-Huda Cet.1. 2008. h. 20
Zahruddin AR, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada Cet.1, 2004. h. 41-42
84
71
Pesan Nabi tentang mati
Jangan takut mati karna pasti terjadi
Setiap insan pasti mati
Hanya soal waktu
Pesan Nabi tentang mati
Janganlah minta mati datang kepadamu
Dan jangalah kau berbuat
Menyebebabkan mati
Tiga rahasia Illahi
Yang berkaitan dengan hidup manusia
Kesatu tentang kelahiran
Kedua: pernikahan
Ketiga: kematian
Penuhi hidup dengan cinta
Ingatkan diri saat untuk berpisah
Tegakkan sholat lima waktu
Dan ingatkan diri saat disholatkan
Pesan Nabi tentang mati
Jangan takut mati karna pasti terjadi
Setiap insan pasti mati
Hanya soal waktu
Pesan Nabi tentang mati
Janganlah minta mati datang kepadamu
Dan jangalah kau berbuat
Menyebebabkan mati
Pesan Nabi jangan takut mati
Meski kau sembunyi, dia menghampiri
Takutlah pada kehidupan sesudah kau mati
Renungkanlah itu
Pesan Nabi jangan takut mati
Meski kau sembunyi, dia menghampiri
Takutlah pada kehidupan sesudah kau mati
Renungkanlah itu
Pesan Nabi tentang mati
Jangan takut mati karna pasti terjadi
Setiap insan pasti mati
72
Hanya soal waktu. 85
Menurut pendapat penulis, dalam lagu ini sosok seorang Nabi oleh Bimbo
dijadikan sebagai panutan seseorang dalam menjalani kehidupan. Bimbo berharap
kepada para pendengar lagu ini, agar mengikuti perbuatan-perbuatan dan pesanpesan yang sampaikan oleh Nabi.
B.4.2 Bermata tapi tak Melihat
Bermata tapi tak melihat
Bertelinga tapi tak mendengar
Bermulut tapi tak menyapa
Berhati tapi tak merasa
Berharta tapi tak sedekah
Berbenda tapi tak berzakat
Berilmu tapi tak beramal
Berjalan tapi tak terarah
Semoga kita terhindar dari hal-hal sedemikian
Semoga kita menjauh dari sifat demikian
Beramal tapi kurang ikhlas
Berjanji tapi kurang ikhlas
Berjanji tapi suka lupa
Bergunjing hampir setiap hari
Berkata sering menyakitkan
Bermata tapi tak melihat
Bermata tapi tak melihat.86
Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang perbuatanperbuatan tidak baik antar sesama manusia diantaranya; tidak peduli sesama, tidak
berzakat, tidak beramal, bergunjing, ingkar janji, dan perkataan yang
menyakitkan. Selanjutnya pada bait ketiga “Semoga kita terhindar dari hal-hal
85
http://lirikasyik.blogspot.co.id/2008/10/bimbo-hidup-dan-pesan-nabi.html (diakses 12
Januari 2017 pukul 02:45 WIB)
86
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.33
73
demikian, semoga kita menjauh dari sifat demikian”, Bimbo berharap pada para
pendengar agar menjauhi sifat-sifat tersebut dan menjadi pribadi yang lebih baik.
B.4.3 Aisyah Adinda Kita
Aisyah adinda kita, yang sopan dan jelita
Angka SMP dan SMA sembilan rata-rata
Pandai mengarang dan berorganisasi
Mulai muharram satu empat nol satu
Memaikai jilbab menutup auratnya
Busana muslimah amat pantasnya.
Aisyah adinda kita, yang sopan dan jelita
Indeks prestasi tertinggi tiga tahun lamanya
Calon insinyur dan bintang di kampus
Bulan Muharram satu empat nol empat
Tetap berjilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat pantasnya.
Aisyah adinda kita
Tidak banyak berkata
Dia memberi contoh saja
Ada sepuluh Aisyah berbusana muslimah
Ada seratus Aisyah berbusana muslimah
Ada sejuta Aisyah berbusana muslimah
Ada sejuta Aisyah
Aisyah adinda kita.87
Menurut analisa penulis, dalam lagu ini dijelaskan bahwa Aisyah adalah
sosok seseorang siswi yang berprestasi. Aisyah dalam lagu ini juga dijelaskan
bahwa ia menggunakan busana muslimah dengan adanya kata “jilbab” di dalam
lagu tersebut. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, khususnya kepada para siswi
dan perempuan, untuk berbusana selayaknya ajaran Islam, yaitu menutupi seluruh
aurat.
B.4.4 Pinjaman tanpa Bunga
87
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h. 3
74
Telah berlimpah-limpah
Nikmat untuk manusia
Bumi, air, udara dan nyawa
Keluarga, harta, benda
Telah berlebih-lebih
Nikmat untuk manusia
Dan ini semuanya pinjaman
Nikmatilah, syukurilah
Telah berlimpah-limpah
Nikmat untuk manusia
Pinjaman jangka panjang
Pinjaman tanpa bunga
Dan sering kita lupa
Pinjaman sementara.88
Menurut analisa penulis, dalam lagu ini pesan dakwah yang disampaikan
oleh Bimbo kepada para pendengar agar sadar apapun yang didapat di dunia
hanyalah sementara, dan selalu ingat apapun yang diberikan didunia adalah
permberian dari Allah SWT.
B.5 Sosial
Menurut pendapat penulis, lagu-lagu Bimbo juga mengandung nilai-nilai
sosial yang dikombinasikan dengan tema religi. Lagu-lagu dengan nilai sosial ini
berceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama di Indonesia.
Pesan yang dilantunkan lewat lagu-lagu sosial ini agar manusa dapat menjalankan
kehidupannya dengan baik dan melakukan hal-hal positif. Adapun lagu-lagu religi
Bimbo dengan tema sosial yang telah penulis kumpulkan adalah sebagai berikut:
B.5.1 Ibu Merebus Air Merebus Batu
88
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.71
75
Seorang janda miskin dan hina
Beranak banyak amat melarat
Bajunya tua tiada duanya
Dapurnya kosong tanpa makanan
Semua anak-anak menangis
Karena perut terasa lapar
Malam pun makin lama melarut
Perutpun makin pedih menyiksa
Sang ibu amat miskin dan hina
Merebus air dan batu, perut pedih menyiksa
Khalifa Umar dan Ibnu Abbas
Mendengar tangis anak yang lapar
Terhari hati mereka segera
Mengambil, gandum, minyak, dan bumbu
Khalifah mikul karung di bahu
Nafasnya sesak berat bebannya
Tetapi untuk anak-anak yang lapar
Khalifah rela berkorban
Lagu ini berkisah tentang derita seorang ibu yang mempunyai anak dan ia
tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, karena suaminya telah wafat, sehingga
ia terpaksa merebus batu untuk mengalihkan perhatian anak-anaknya dari rasa
lapar mereka. Pada suatu malam Khalifah Umar dan Ibnu Abbas menemukan
mereka dan memberinya makan.
Menurut analisa penulis, pesan dakwah dalam lagu ini adalah, kita sebagai
manusia harus saling memperhatikan sesama, dan menolong sesama, karena pada
dasarnya manusia adalah makluk sosial.
B.5.2 Jangan Ditunda-tunda
Berbuat baik janganlah ditunda-tunda
Berbuat baik janganlah ditunda-tunda
Membelanjai anak yatim, menafkahi anak yatim
Menyantuni fakirmiskin, melindungi fakir miskin
Sembahyang fardhu janganlah ditunda-tunda
76
Sembahyang fardhu janganlah ditunda-tunda
Dari Subuh sampai Dzuhur, dari Dzuhur sampai Ashar
Dari Ashar sampai Maghrib, dari Mahrib sampai Isya.
Beramal saleh janganlah ditunda-tunda
Beramal saleh janganlah ditunda-tunda
Menutut ilmu yang tekun, menuntut ilmu yang gigih
Mencari rezeki yang halal, mencari nafkah yang halal
Beramar ma‟ruf janganlah ditunda-tunda
Beramar ma‟ruf janganlah ditunda-tunda
Menghapus kemusyrikan, menghapus kemusyrikan
Menyampaikan kebenaran, menyampaikan kebenaran.89
Menurut analisa penulis, lagu ini menjelaskan tentang perbuatan-perbuatan
baik yang tidak ditunda-tunda untuk dilakukan oleh manusia. Nilai sosial dalam
lagu ini dijelaskan pada bait pertama “membelanjai anak yatim, menafkahi anak
yatim, menyantuni fakir miskin, melindungi fakir miskin”. Pada bait tersebut
menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya dijalankan oleh setiap
orang yaitu saling memperhatikan dan saling menolong. Pesan dakwah dalam
lagu ini adalah, agar manusia bisa saling tolong menolong dan tidak lupa
menjalankan ibadah seperti pada bait kedua.
B.5.3 Harta dan Ilmu
Acap kali kita terlena
Semangat tinggi mengejar harta
Pernahkah kita bertanya
Mana yang lebih utama
Berburu ilmu atau berburu harta
Kaya ilmu ataukah kaya harta
Dengar kawan nasehat berguna
Nasehat sahabat junjungan kita
Ilmu menjaga manusia
Manusia menjaga harta
Bertambah ilmu dalam amalan
Berkurang harta dibelanjakan
Ilmu ringan memikulnya
89
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.57
77
Harta berat memikulnya
Ilmu menyinari hati
Harta mengeraskan hati
Dengan ilmu iman dan takwa
Terkendali nafsu manusia
Harta di dapat sewajarnya
Memberi manfaat bagi sesama.90
Menurut analisa penulis, nilai sosial dalam lagu ini terdapat pada bagian
akhir lagu. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, mencari ilmu adalah merupakan
tujuan yang lebih diprioritaskan dibanding harta. Harta dalam lagu ini dapat
dikatakan sebagai rezeki, dan merupakan kewajiban umat muslim suntuk
membagi sebagian rezeki kita kepada sesama atau yang lebih membutuhkan.
B.5.6 Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim
Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim
Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin
Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim
Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin
Dunia penuh dengan orang yang malang
Dunia penuh dengan orang yang malang
Mari dengan rata kita bagi cahaya matahari
Mari dengan rata kita bagi cahaya bulan.91
Menurut analisa penulis, lagu ini menjelaskan tentang sikap manusia
terhadap sesama yang juga merupakan sifat sosial. Dalam lagu ini fakir miskin
dan anak yatim menjadi objek sebagai bentuk perhatian manusia kepada sesama.
Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, agar meperhatikan sekeliling kita terutama
90
http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/123/bimbo-harta-dan-ilmu.html (diakses 12
Januari 2017 pukul 05:31 WIB)
91
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.75
78
anak yatim dan fakir miskin. Tidak berbeda dengan lagu “Harta dan Ilmu”, dalam
lagu ini juga berpesan kepada seluruh pendengar agar membagi sebagian rezeki
kepada yang lebih membutuhkan, seperti pada bait terakhir kata rezeki
digambarkan dalam bentuk “cahaya matahari” dan “cahaya bulan”.
79
BAB V
RESPON MASYARAKAT ATAS MUSIK RELIGI BIMBO
A. Keluarga
Keluarga merupakan peranan penting dibalik eksistensi Bimbo di dunia
musik Indonesia. Faktor keluarga turut mendukung karier Bimbo dalam bermusik.
Peranan tersebut tidak lepas dari peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Dajat Hardjakusumah merupakan ayah dari keluarga Bimbo yang mendukung
karier bermusik Bimbo, walapun di tengah kesibukannya sebagai wartawan Dajat
terlebih lagi ia harus bertugas di Jakarta sementara Bimbo tinggal di Bandung,
Dajat tetap memperhatikan karier bermusik Bimbo, hal ini dapat di lihat dari
beberapa rekan-rekan Dajat yang memberi masukan pada musikalitas Bimbo,
bahkan saat mereka masih bermusik di Aneka Nada pada masa itu, seperti
Rahmatullah Ading Affandi yang merupakan murid Dajat saat mengajar di
sekolah dan John Patirane rekan sesama wartawan Dajat yang juga sebagai
pengajar vokal di gereja. Setahun setelah Bimbo berdiri Dajat terkena serangan
jantung dan wafat pada 27 September 1968.92 Selanjutnya peranan seorang ibu
juga tidak lepas dari karier Bimbo dalam musikalitas, Uken Keran ibunda dari
Bimbo dan Yanti Bersaudara, Uken lah yang membuat kekompakan Sam dengan
saudara-saudaranya menjadi harmonis. Dalam buku Sajadah Panjang Bimbo : 30
Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius Sam mengatakan:
92
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius. h. 66
80
“Kami berangkat dari sebuah kesadaran yang diikat tali persaudaraan,
dengan perekat yang berupa doa restu Indung93.”94
Selain itu dukungan dari saudara-saudara sendiri juga diperlihatkan.
Terbukti saat Sam dan Acil mengajari adaik-adik mereka bermusik dan sikap
Yani, Tina, dan Iin yang pernah memberikan tiga gitar kepada Sam, Acil dan Jaka
untuk memulai karier mereka, seperti yang sudah penulis jelaskan di bab
sebelumnya.
B. Penggubah Syair
Dalam membuat lagu Bimbo menjalin kerjasama dengan salah seorang
sastrawan yaitu Taufiq Ismail, meskipun tidak semua lagu religi Bimbo ditulis
syairnya oleh Taufiq Ismail, namun ada beberapa lagu yang Bimbo syairnya
ditulis oleh Bimbo sendiri. Taufiq Ismail sendiri sudah menulis syair untuk Bimbo
kurang lebih berjumlah 68 lagu semenjak terjalinnya kerjasama tahun 1972.95
Adapun pendapat Taufiq Ismail mengenai Bimbo adalah sebagai berikut:
“Pertama kali saya melihat tiga bersaudara Sam, Acil dan Jaka adalah
ketika mereka bernyanyi di layar TVRI pada tahun 1967. Mereka dengan
merdu melantunkan lagu-lagu Amerika Latin salah satu diantaranya
“Malaguena”. Kemudian dalam sebuah pementasan musik di Istora
Senayan, sekitar tahun-tahun itu juga, untuk pertama kalinya saya
menonton grup gadis-gadis penyanyi populer Yanti Bersaudara, yang
personilnya terdiri dari Yani, Tina dan Iin, waktu itu saya belum tahu
bahwa Yanti Bersaudara seayah-seibu dengan Sam, Acil dan Jaka.
Dalam penggarapan lagu Bimbo mengirim sebuah rekaman aransemen
musik pada saya yang kemudia saya isikan syairnya. Untuk penentuan
tema lagu kita bicarakan bersama. Kepedulian Bimbo pada masyarakatnya
tampak dalam luasnya tema kehidupan yang mereka garap. Memulai
93
Indung, merupakan panggilan Sam, Acil, Jaka, Iin, Yani, dan Tina kepada Ibunya.
Tatang Sumarsono, Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik
Religius. h. 53
95
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h.
XI
94
81
karier sebagai pementas yang menguasai teknik, Bimbo tumbuh menjadi
penggubah karya yang kreatif.
Dibesarkan di lingkungan yang religius, tidak mengherankan bila mereka
terdorong cukup awal menggarap musik dengan rasa Ilahiah yang kuat,
dan karena latar pendidikan formal yang tinggi, semuanya ini mereka
sikapi secara terpelajar. Berbicara dengan Sam, Acil dan Jaka, seperti
berbicara dengan komentator sosial-ekonomi-politik yang senantiasa
berada di tengah pusaran peristiwa, bersemangat dan terlibat, sampai saya
sering lupa bahwa Sam pelukis, Acil kriminolog plus notaris. Jaka,
ekonomi itu lebih kalem tapi memiliki pemahaman yang sama. Iin, yang
dulu studi bahasa dan sastra Prancis, polos, mungil, awet muda dan
senantiasa gembira adalah pengamat masyarakat dengan caranya
sendiri.”96
Menurut Taufiq Ismail seperti yang dijelaskan di atas bahwa Bimbo adalah
musisi yang dilatarbelakangi pendidikan tinggi, hal ini juga menjadi bahan
pertimbangan mereka dalam menentukan tema dan aransemen lagu. Lagu-lagu
Bimbo dibuat berdasarkan pengalaman dan kehidupan nyata di lingkungan
masyarakat atas pandangan mereka sendiri.
C. Pemain Musik
Dalam setiap penampilan Bimbo, sesekali mereka membutuhkan pemain
musik tambahan untuk melengkapi aransemen musiknya. Dalam lagu-lagu Bimbo
terdapat beberapa instrument97 yang semua itu tidak hanya dimaikan oleh personil
Bimbo, melainkan orang-orang yang membantu Bimbo dalam mengaransemen
musiknya.
C.1 Erwin Badudu
Erwin Badudu adalah seorang pemain piano, dia bergabung dengan grup
musik Giant Step pada tahun 1978 menggantikan Triawan yang keluar dari grup
96
Taufiq Imail. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008. h. XI-XVI.
97
Instrument, merupakan kata lain dari alat musik yang dimainkan dalam beberapa bagian
lagu.
82
tersebut. Di samping kariernya sebagai pemain piano, Erwin juga merupakan
seorang pengarang musik orkestra. Erwin pernah mengarang ulang lagu “Bukitbukit Sunyi” milik Bimbo dan dinyanyikan ulang pula oleh Bimbo yang
berkolaborasi dengan penyanyi Farman Purnama.98 Adapun
pendapat Erwin
mengenai Bimbo adalah sebagai berikut:
“Bimbo adalah salah satu musisi yang seakan-akan mempunyai aura magis
dalam bernyanyi, khususnya pada lagu “Bukit-bukit Sunyi”. Materi lagu
dan aransemen serta intepretasi mereka sudah terdengar megah. Lagu
ini saya aransemen ulang dengan gaya orkestrasi yang grande, plus suara
tenor Farman Purnama berhasil menghidupkan nyawa lagu. Dan meskipun
berbeda karakter, paduan vokal bersama Bimbo terhitung pas.”99
Menurut
pendapat
penulis,
Erwin
Badudu
menuturkan
tentang
kemampuan vokal atau menyanyi para personil Bimbo yang dinilainya sangat
baik. Erwin juga mengomentari aransemen musik yang dibuat Bimbo tidak
terdengar terlalu lawas dengan menyebutkan kata “megah” pada pendapatnya. Hal
itu menunjukkan kualitas aransemen musik Bimbo yang dapat bertahan oleh
zaman.
C.2 Maya Hasan
Maya Hasan adalah seorang pemain harpa yang pernah berkolaborasi
dengan Bimbo. Maya Hasan sering tampil di panggung-panggung Orkestra,
beberapa kali ia juga berkolaborasi dengan Surabaya Symphony Orchestra dan
Erwin Gutawa Orchestra.100
98
https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kolaborasi-lintas-generasi-di-konser-indonesiamenyanyi-bimbo (diakses 17 Januari 2017 pukul 07:16 WIB)
99
http://kamarmusik.net/artikel-105-3.html (diakses 17 Januari 2017 pukul 07:18 WIB)
100
http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3336-maya-hasan (diakses
17 Januari 2017 pukul 06:41 WIB)
83
Ada pun pendapat Maya Hasan tentang Bimbo adalah:
“Saya mendengar lagu Bimbo sejak dari dahulu, mereka adalah lagenda
musik Indonesia. Saya merinding bisa bermain musik dengan mereka
yang luar biasa, suatu kehormatan untuk saya.”101
Menurut pendapat penulis, Maya Hasan menunjukkan kekagumannya
kepada
Bimbo
dengan
menyebutkan
Bimbo
adalah
lagenda.
Lagenda
menunjukkan bahwa Bimbo adalah grup musik yang berpengaruh, oleh karena itu
Maya Hasan menyebutkan bahwa bermain musik dengan Bimbo adalah suatu
kehormatan.
D. Musikus
Eksistensi Bimbo di permusikan Indonesia masih bertahan hingga
sekarang. Penggemar Bimbo sendiri tidak hanya datang dari kalangan masyrakat
luas, akan tetapi juga dari kalangan musikus terkenal, dan juga ada beberapa
musikus yang menyayikan ulang lagu-lagu dari Bimbo, seperti; Gigi band dan
Noah band.
Adapun pendapat dari beberapa musikus yang sudah penulis kutip sebagai
berikut :
D.1 Franki Raden
R. Franki Notosudirdjo atau dikenal dengan nama Franki Raden adalah
musikus berkebangsaan Indonesia. Ia adalah lulusan Institut Kesenian Jakarta
(IKJ) tahun 1974. Namanya dikenal sebagai penata musik untuk film dan meraih
beberapa penghargaan pada Festival Film Indonesia. Beberapa penghargaan
tersebut antara lain adalah; Pemenang Sayembara Komposisi Musik Dewan
101
http://www.beritasatu.com/musik/330486-musisi-lintas-generasi-akan-dendangkanlagulagu-bimbo.html (diakses 17 Januari 2017 pukul 06:40 WIB)
84
Kesenian Jakarta (DKJ) untuk Remaja (1975), Pemenang Piala Citra Ilustrasi
Musik pada Festival Film Indonesia (FFI) 1979, dan Piala Citra Ilustrasi Musik
pada FFI 1987.102
Sebagai pengamat musik, tentu ia mengikuti perkembangan musik tahun
1970-an. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Bimbo dengan musik religinya
yang dinilai unik baginya. Adapun pendapat Franki mengenai Bimbo adalah:
“Dengan sejumlah karya dalam rentang waktu tiga puluh tahun, Bimbo
tidak sekedar tampil sebagai penyanyi. Fenomena Bimbo yang paling
menarik adalah dalam hal mentransformasikan nilai-nilai religius melalui
musik pop.”103
Menurut analisa penulis, pendapat yang dikemukakan oleh Franki Raden
adalah mengenai kekaguman beliau terhadap eksistensi Bimbo yang dapat
bertahan dalam waktu yang lama, dan kekaguman beliau terhadap Bimbo yang
bisa memasukan unsur-unsur religius ke dalam sebuah lagu.
D.2 Denny Sakrie
Denny Sakrie adalah seorang penulis, produser musik dan pengamat musik
Indonesia. Denny mengawali kariernya sebagai penulis artikel musik sejak tahun
1975 di media Pedoman Rakyat yang terbit di Makassar, Sulawesi Selatan. Selain
itu, tulisan-tulisannya juga dimuat di media lain seperti Hai, Variasi, Vista, Mode,
Gadis, Sinar Harapan, Suara Pembaruan dan Republika. Sebagai pemerhati musik,
sosok Denny Sakrie sering kali mengomentari berbagai aspek dalam industri
102
http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/raden.html (diakses 14 Januari 2017
pukul 02:31 WIB)
103
Majalah Ummat, Lantunan Musik Religius Bimbo. Edisi 19 Februari 1996. h. 24
85
musik.104 Denny Sakrie juga mengomentari grup musik Bimbo, terutama dari sisi
musik religiusnya. Adapun komentar Denny Sakrie mengenai Bimbo adalah:
“Bimbo adalah sebuah varian qasidah modern, dengan musik yang
memasukkan unsur musik flamenco105.”106
Menurut pendapat penulis, dalam hal ini Denny Sakrie menyebutkan
bahwa Bimbo merupakan varian qasidah modern, modern yang dimaksud adalah
pada masa itu Bimbo adalah pelopor musik religi, dan dakwah yang dilakukannya
melalui musik merupakan suatu hal yang baru pada masa itu. Menurut pendapat
penulis, unsur flamenco yang disebutkan Denny Sakrie dalam musik Bimbo
menjadi hal unik bagi permusikan Indonesia pada tahun 1970-an.
D.3 Bens Leo
Bens Leo adalah pengamat musik yang terkenal dan diakui di bidang
musik. Berawal saat ia mewawancarai Koes Plus dan dikirim ke Aktuil yang
merupakan majalah musik pada tahun 1970-an. Tak lama setelah wawancaranya
dimuat dalam majalah tersebut, nama Bens Leo diberikan oleh Aktuil dan
merekrut Bens sebagai jurnalis. Bens juga di kenal sebagai seorang pencari bakat
dan produser musik, di mana ia berhasil berhasil memproduseri album perdana
Kahitna “Cerita Cinta” pada 1993. Dalam wawancaranya dengan Antara News
mengenai Bimbo, beliau berpendapat bahwa bimbo adalah grup musik religi
pertama di Indonesia. Adapun pendapat Bens Leo adalah sebagai berikut:
104
https://dennysakrie63.wordpress.com/ (diakses 14 Januari 2017 pukul 03:19 WIB)
Flamenco, adalah jenis musik Latin khas negeri Matador. Memiliki nada-nada yang
ritmik, kuat dan bersemangat.
106
http://www.madinaonline.id/khazanah/dunia-islam/ketika-rock-melintasi-qasidah/
(diakses 12 Januari 2017 pukul 03:30 WIB)
105
86
"Bimbo itu grup pertama yang menggarap lagu religi dalam nuansa pop
yang dimasukkan dalam album umum mereka, bukan album religi secara
khusus”. Bahkan cara mereka melagukan puisi dengan irama minor yang
menyentuh membuat Bimbo lebih dikenal sebagai grup pop religi, padahal
grup ini juga pernah mengeluarkan lagu-lagu bertema lingkungan. Lagu
pop religi Bimbo sangat populer dalam waktu yang begitu lama
dibandingkan lagu-lagu pop mereka sendiri. Membuktikan musik mereka
sangat diterima semua kalangan dari beragam usia."107
Menurut pendapat penulis, opini dari Bens Leo sesuai dengan hasil
wawancara penulis dengan Sam Bimbo yang menyebutkan bahwa Bimbo adalah
grup musik religi pertama di Indonesia. Penulis juga sependapat dengan pendapat
Bens Leo mengenai musik Bimbo yang masih eksis hingga sekarang, terbukti
pada saat bulan Ramadhan lagu religi Bimbo biasa menjadi pengisi dalam acaraacara di televisi.
Adapun respon yang bersifat kontemporer, untuk tambahan terdapat dari
berbagai musisi, diantaranya:
D.4 Arman Maulana
Grup band Gigi adalah salah satu grup musik yang cukup banyak
menyanyikan ulang lagu-lagu religi Bimbo. Dalam wawancaranya dengan
Majalah Rolling Stone Indonesia, Armand Maulana berpendapat tentang
musikalitas sebuah grup musik lagendaris Bimbo. Adapun pendapatnya adalah
sebagai berikut;
“Saya juga menyadari betapa besar pengaruh pendekatan Bimbo terhadap
tema religi dan musik pop, sampai memengaruhi apa yang Gigi lakukan
juga di karier kami. Gigi membuat album religi itu karena terinspirasi oleh
Bimbo. Saya, Thomas dan Hendy, anggota yang beragama Islam di Gigi,
memang berencana untuk membuat album religi untuk mengembalikan
sensasi era Bimbo ini. Ketika Bimbo muncul di kancah musik Indonesia
107
http://www.antaranews.com/berita/506946/bimbo-dan-koes-plus-lahirnya-pop-religiindonesia-1 (diakes, 16 Oktober 2016 pukul 02:46 WIB)
87
dengan konsep ini, rasanya anak muda sangat apresiatif dengan tema
religi. Namun zaman kemudian berubah. Bisa dibilang sampai waktuwaktu sebelum Gigi merilis album religi, anak muda di Indonesia sangat
tidak apreasiatif, bahkan apriori terhadap tema religi.
Kenapa ini bisa terjadi? Kalau boleh saya berpendapat, ini adalah karena
tidak pernah terjadinya regenerasi musik religi yang bisa „masuk‟ ke anak
muda itu sendiri. Bimbo adalah inspirasi utama Gigi untuk merilis album
Raihlah Kemenangan. Sebuah alternatif album religi untuk generasi muda.
Sudah terlalu lama musik religi hanya berkumandang di mal-mal. Saya
melakukan riset sebelum merilis album religi. Anak muda sekarang
berbeda sekali dengan anak muda era Bimbo yang bisa dekat dengan
pendekatan religi di musik. Inspirasinya memang saya akui datang dari
Bimbo. Saya merasa bangga waktu kecil menikmati lagu-lagu religi dari
Bimbo. Sensasi itulah yang ingin saya kembalikan.”108
Dalam pendapat dari Arman Maulana, menurut penulis Arman Maulana
ingin adanya regenerasi musik religi dalam permusikan di Indonesia yang mudah
diterima oleh kaum muda. Lagu-lagu religi dari Bimbo juga mempengaruhi musik
dari grup band Gigi sehingga Gigi juga terinspirasi untuk mengaransemen ulang
musik religi dari Bimbo.
D.5 Nazriel Ilham
Grup band Noah juga merekam ulang lagu “Sajadah Panjang” dan
dipopulerkan kembali dengan gaya aransmen versi Noah. Nazriel Ilham yang
akrab disapa Ariel vokalis dari grup band Noah, menuturkan komentarnya tentang
lagu “Sajadah Panjang” yang dimuat dalam situs m.tempo.co. Adapun pendapat
Ariel adalah sebagai berikut:
“Saya terkesan dengan lagu ini karena penuh makna. Apalagi liriknya
dibuat oleh penyair ternama Taufiq Ismail. Setiap mendengar lagu ini
merinding, ini bukan sekadar lagu religi biasa, Saya setiap teringat lagu ini
ya jadi ingat bulan puasa. Selama bulan Ramadan lagu ini diputar terus
dan berasa mau menangis mendengarnya. Nah, setiap mendengar alunan
108
Majalah Rolling Stone Indonesia, 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa, 23
November 2015.
88
pianonya seperti ajakan untuk khusyuk berdoa, bersujud, dan memohon
ampun pada Tuhan Sang Pencipta.”109
Menurut pendapat penulis, disini Ariel terkesan dengan syair-syair lagu
Bimbo yang dibuat oleh Taufiq Ismail. Seperti yang sudah penulis jelaskan di bab
sebelumnya, bahwa Taufiq Ismail tidak sembarangan dalam hal pengolahan kata.
E. Lembaga Penyiaran
Komunikasi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga yang
bertanggung jawab atas seluruh penyiaran yang ditayangkan melalu televisi
ataupun disiarkan melalui radio, mulai dari liputan berita, sinetron, talk show,
penyangan film, video musik, pemutaran musik dan lain sebagainya.
Pada tahun 1970-an ada beberapa musisi yang membuat lagu dengan tema
sindiran politik, termasuk Bimbo juga pernah membuat lagu dengan tema
tersebut. Respon negatif muncul dari KPI yang pernah mencekal salah satu lagu
Bimbo yang berjudul “Tante Sun” di tahun 1970-an, karena lagu tersebut dinilai
sebagai sindiran terhadap istri-istri perjabat. Lagu tersebut pun pernah dilarang
untuk sementara diputar di televisi, sampai pelarangannya dicabut kembali.110
Tidak diketahui apa alasan pemerintah tidak memperbolehkan lagu tersebut
diputar, sedangkan undang-undang tentang penyiaran baru diresmikan pada tahun
2002, yaitu Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran.
Namun untuk penayangan musik religi Bimbo televisi maupun radio
sampai sejauh ini tidak ditemukan adanya masalah semenjak lagu “Tante Sun”.
109
https://m.tempo.co/read/news/2016/05/29/112774937/ariel-akui-lagu-sajadah-panjangbikin-merinding-kenapa (diakes, 16 Oktober 2016 pukul 04:50 WIB)
110
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160308095737-227-116009/kisah-10-musisiyang-membuat-resah-pemerintah-indonesia (diakses pada, 16 Oktober 2016 pukul 03:46 WIB)
89
Beberapa sinetron religi yang ditayangkan saat memasuki bulan Ramadhan ada
juga yang menggunakan lagu Bimbo sebagai pengiring, dan selama itu tidak ada
masalah sampai sekarang mengenai penayangan lagu-lagu Bimbo dalam televisi
ataupun radio.
F. Pemerintah
Tahun 1980 Bimbo bembuat lagu yang berjudul “Surat untuk Reagan dan
Brezhnev”, yang mengundang respon dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan
Kedutaan Besar Uni Soviet di Indonesia. Lagu ini menjelaskan tentang dua
pemimpin negara yang saling berperang antara Amerika dan Uni Soviet yang juga
menyebabkan dampak kepada negara lain. Lagu itu kemudian dikirimkan ke
Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Uni Soviet dalam bentuk
piringan hitam, agar disampaikan ke kedua presiden negara tersebut pada masa
itu. Setelah peristiwa itu pihak Gedung Putih Amerika Serikat pun membalas
kiriman Bimbo melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat lewat sebuah surat yang
ditulis oleh Anne Higgins Pembantu khusus Presiden Amerika Serikat untuk
urusan krespondensi111, adapun isi surat itu adalah:
“Atas nama Presiden (Ronald Reagan), “saya ingin mengucapkan terima
kasih atas piringan hitam kepadanya. Beliau menghargai waktu dan usaha
Anda untuk menyertakan keterlibatan Anda di dalam menciptakan
perdamaian dunia. Salam hangat dari Presiden”.”112
Gambar 4 : Sam
saat menyerahkan
piringan hitam di
Kedutaan Besar
Amerika Serikat.
(Sumber : Pikiran
Rakyat, 9 Agustus 1981)
111
112
Pikiran Rakyat, Lagu Himbauan Perdamaian dari Bimbo. 9 Agustus 1981.h. 11
Pikiran Rakyat, Lagu Himbauan Perdamaian dari Bimbo. 9 Agustus 1981.h. 11
90
Selain respon baik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, ada juga respon
baik dari Keduataan Besar Republik Indoneisa di Arab Saudi pada saat
diresmikan pada tahun 1985. Dalam acara peresmian tersebut dibuka pameran
lukisan dan panggung pentas. Bimbo, Taufiq Ismail, Tatang Sumarsono dan Ike
Supomo diundang sebagai pengisi acara. Turut hadir pelukis-pelukis seperti;
Ahmad Sadali, Amri Yahya, dan Syaiful Adnan. Acara tersebut juga dihadiri oleh
masyarakat Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.
G. Masyarakat Luas
Respon masyarakat kepada Bimbo sampai saat ini tetap baik. Bahkan
untuk lagu-lagu sindiran seperti “Tante Sun”, masyarakat juga menyukainya,
sampai lagu tersebut penah dibawakan oleh marching band dari ITB dalam acara
pembukaan Pekan Olahraga Nasional IX di Bandung. Sampai pada saat ini lagulagu Bimbo masih digemari oleh masyarakat, terbukti karena lagu-lagunya masih
terdengar di telivisi, radio, film, dan lain-lain terutama saat memasuki bulan
Ramadhan.
Dalam hal ini penulis mengumpulkan beberapa pendapat dari Komunitas
Pencinta Bimbo dalam sebuah website yang terdapat di internet. Dalam situs
website tersebut berisikan penggemar-penggemar dari Bimbo, dan juga ada
pendapat-pendapat dari penggemar Bimbo terhadap musiknya. Adapun pendapat
dari Tatep Kurniawan (Pendiri Komunitas Pencinta Bimbo) Dalam postingannya
di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo pada 27 Juni 2016.
“Kecintaan kepada Grup musik kesayangan yang bernama Bimbo
mendorong saya untuk membentuk Komunitas Pencinta Bimbo (KPB)
dengan harapan dapat menjalin tali silaturahim diantara para pecinta yang
tersebar di mana-mana dan dapat saling bertukar informasi tentang segala
91
sesuatu yang berkaitan dengan Bimbo, yang terpenting kita dapat
mengenal Bimbo lebih dekat lagi, dan dapat meneladaninya. Semoga
Bimbo selalu abadi di hati para pecintanya.”113
Dalam mengemukakan pendapatnya Tatep Kurniawan berharap dapat
meneladani sikap para personil Bimbo yang rendah hati. Beliau mendirikan
Komunitas Pencinta Bimbo agar bisa bersilaturahmi dengan penggemarpenggemar Bimbo lainnya.
Sedangkan salah satu penggemar Bimbo yaitu Putra Kencana dalam
postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 6 Juli
2016 berpendapat bahwa ;
“Ternyata karya yang tidak didasari arogan dan aji mumpung menjadikan
karya yang abadi, dikenang dan banyak terkandung makna maka pantaslah
karya-karya kang Sam dan kawan-kawan selain jadi tontonan layak
dijadikan tuntunan. Semoga beliau semua diberi kesehatan, rezeki yang
berkah dan umur yang panjang.”114
Dalam pendapatnya Putra Kencana mengagumi karya-karya Bimbo,
karena dinilainya karya Bimbo dibuat dengan serius dan tidak asal buat untuk
alasan popularitas saja. Lirik yang banyak mengandung makna membuat ia
menggemari lagu-lagu dari Bimbo.
Selanjutnya ada Iman Hilman salah satu penggemar Bimbo juga, dalam
postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 15 Juni
2016 berpendapat bahwa;
113
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/
(diakses, 16 Oktober 2016 pukul 02:18 WIB)
114
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/
(diakses, 16 Oktober 2016 pukul 02:22 WIB)
92
“Lirik sebuah lagu ketika hanya dibaca terasa biasa, tapi kalau didengar
lewat suara Bimbo terasa menjadi luar biasa. Jadi kalau dengar Bimbo
mah sanaos lagu teu kenal juga ni'matnya bisa terasa.”115
Dalam pendapatnya, Iman Hilman menilai suara dari para personil Bimbo
baik untuk didengar ditambah dengan lirik dengan pengolahan kata yang baik.
Menurut dia walaupun orang lain tidak tahu siapa yang menyanyikan lagu
tersebut tetap akan bagus untuk didengar.
Pendapat penggemar Bimbo selanjutnya adalah Rosa Lina dalam
postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 15 Juni
2016 berpendapat bahwa;
“Bimbo bernyanyi bukan sekedar hobi dan cari uang, mereka bernyanyi
sambil berdakwah makanya mereka bernyanyi dengan hati dan perasaan.
Beda dengan yang lain yang bernyanyi demi uang dan popularitas.”116
Menurut penilaian Rosa Lina, Bimbo bernyanyi sambil berdakwah, dan
lagu yang dibuatnya tidak asal buat, namun dibuat dengan keseriusan. Berbeda
dengan musisi lain yang membuat lagu terlalu mengikuti pasar musik sehingga
terlihat asal membuat lagu demi mencari popularitas.
Pendapat yang terakhir dari penggemar Bimbo adalah pendapat dari
Maksum Haidar dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo
(KPB) pada 16 Oktober 2016 berpendapat bahwa;
“Bimbo adalah band yang paling produktif mengeluarkan album sepanjang
sejarah perkembangan musik di Indonesia. Balada, keroncong, melayu,
pop, dan qasidah sangat lengkap.117
115
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/
(diakses, 16 Oktober 2016 pukul 03:21 WIB)
116
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/
(diakses, 16 Oktober 2016 pukul 04:26 WIB)
93
Menurut pendapat penulis penilaian Maksum Haidar terhadap Bimbo
adalah merupkana musisi yang paling produktif dalam sejarah perkembangan
musik Indonesia. Hal dapat ini dibuktikan dengan jumlah album dan lagu-lagu
yang dipopulerkan oleh Bimbo. Bimbo mempunyai 50 album dan 176 lagu.
Demikian pendapat-pendapat dari masyarakat luas terutama para
penggemar Bimbo yang berhasil penulis kumpulkan, rata-rata berpendapat bahwa
lagu religi Bimbo tidak hanya laris pada masanya, namun bisa bertahan hingga
sekarang, ditambah dengan syair-syair dengan pengolahan kata yang sangat baik.
Walaupun Bimbo merupakan musisi terkenal namun sikap mereka terhadap para
penggemar dan masyarakat tetap baik dan apa adanya layaknya masyarakat biasa.
117
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/
(diakses, 16 Oktober 2016 pukul 04:26 WIB)
94
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui skripsi ini, dapat diketahui bahwa Bimbo merupakan grup musik
religi pertama di Indonesia dengan aliran musik pop. Bimbo yang berdiri pada
tahun 1967 sebelumnya belum mempopulerkan musik religi melainkan pop cinta,
politik dan humoris. Bimbo mulai mengeluarkan lagu religi pada tahun 1971 yaitu
lagu “Tuhan”.
a. Perkembangan Musik Religi Bimbo
Pada 1972 saat menghadiri acara di Taman Ismail Marzuki dan
membawakan sebuah lagu gubahan dari puisi Taufiq Ismail dengan judul
“Dengan Puisi, Aku”. Pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail tersebut belanjut
hingga terjadinya proses kerjasama antara Bimbo dan Taufiq Ismail.
Setelah pertemuan tersebut, Bimbo meminta Taufiq Ismail untuk
membuatkan syair-syair lagu dengan tema religi dan mengandung unsur dakwah.
Setelah proses kerjasama tersebut dan setelah Bimbo mempopulerkan lagu-lagu
religi, Bimbo dikenal sebagai grup musik religi. Dalam hal ini Taufiq Ismail
berperan besar dalam perubahan aliran musik Bimbo dari pop dengan tema umum
menjadi pop religi, karena sebagian besar lagu religi Bimbo, syairnya ditulis oleh
Taufiq Ismail. Setelah kerjasama tersebut Bimbo mulai konsisten mempopulerkan
lagu-lagu religi pada tahun 1974.
95
b. Nilai-nilai Islam dalam Musik Religi Bimbo
Dalam lagu-lagu religi Islam Bimbo yang telah penulis jelaskan terdapat
nilai-nilai 9 lagu dengan nilai tasawuf, 9 lagu dengan nilai aqidah, 6 lagu dengan
nilai ibadah, 4 lagu dengan nilai akhlak, dan 6 lagu dengan nilai sosial. Hal ini
berdasarkan sumber dari buku kumpulan syair-syair Bimbo yang berjudul
“Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit (Kumpulan Lirik Lagu 1972-2008)”,
yang ditulis oleh Taufiq Ismail.
c. Respon Masyarakat Luas
Dari penulisan ini dapat diketahui bahwa karier Bimbo dalam bermusik
mendapat respon dari keluarga, pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat
antara lain; musisi, pemain musik, dan penggemar Bimbo. Dari beberapa
pengamat music yang sudah penulis jelaskan semua mengapresiasi musikalitas
Bimbo. Selain respon positif Bimbo juga pernah mendapatkan respon negatif dari
Komisi Penyiaran Indonesia mengenai lagu “Tante Sun” yang bertema politik dan
tidak diperbolehkan untuk tayang sementara.
B. Saran
Pembahasan tema sejarah musik ini menurut penulis sangat menarik dan
jarang diangkat oleh mahasiswa Sejarah dan Peradaan Islam, terlebih lagi
pembahasan yang penulis ambil pengenai Suara Dakwah Islam dalam Musik
Religi Bimbo 1974-1980: Suatu Kajian Sejarah Seni. Penulis hanya
menemukan beberapa tulisan terkait perkembangan musik Bimbo, dan tulisan
tersebut merupakan sumber sekunder. Oleh karena itu penulis melakukan
96
wawancara langsung dengan Sam Bimbo dan Taufiq Ismail guna mendapatkan
sumber primer.
Menurut penulis Bimbo sebaiknya tetap memproduksi lagu-lagu religi
kembali, untuk mempertahankan eksistensinya dalam bidang musik religi Islam di
Indonesia. Karena musisi-musisi di Indonesia kebanyakan membuat musik religi
hanya pada bulan Ramadhan, sedangkan Bimbo tidak, hal ini yang membuat
Bimbo berbeda dengan grup musik lain dari segi konsistensinya dalam membuat
tema music.
Taufiq
Ismail
merupakan tokoh
yang sangat
berpengaruh bagi
perkembangan musik Bimbo, memang ide merubah aliran pop umum ke pop
religi merupakan ide Sam. Namun dalam prosesnya lagu-lagu religi Bimbo lahir
tulisan-tulisan puisi Taufiq Ismail.
Tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang sejarah musik Bimbo masih
jarang ditemukan. Oleh karena itu skripsi ini bisa menjadi modal berharga untuk
mengembangkan dan membangun kembali penulisan sejarah musik Bimbo
maupun sejarah musik dengan subjek yang berbeda. Penulis berharap skripsi ini
dapat menambah wawasan para pembaca mengenai sejarah perkembangan musik
khusunya grup musik religi Bimbo.
Penulis merasakan bahwa, apa-apa yang disampaikan dalam skripsi ini
masih begitu kurang. Dan masih diperlukan data-data yang lebih banyak lagi, juga
memberikan kesempatan kepada penulis lain yang ingin mengangkat tentang
sejarah musik Bimbo. Karena dengan kritik dan saran yang membangun,
diharapkan dalam penulisan sejarah musik Bimbo menjadi sempurna dengan
97
masukan-masukan, ide-ide baru serta didukung dengan data-data yang lebih
banyak lagi.
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Arsip
Kaset Bimbo, Album Wudhu, 1991
Kaset Bimbo, Album Qasidah „97, 1997
Kaset Bimbo, Album Ibunda Kita, Surga Kita. 1999
Kaset Bimbo, Album Taqaballahu Mina Waa Minkum. 2003
Kaset Bimbo, Album 40 Tahun Bimbo. 2007
Taman Ismail Marzuki. Penyerahan Penghargaan Akademi Jakarta 2010 kepada
Taufiq Ismail, Jakarta 9 Desember 2010.
Rekaman TVRI. Pesona Nada, 21:50, 9 Mei 1990
B. Sumber Majalah dan Surat Kabar.
Tabloid E-Music: Flasback, Edisi: 21 Desember 2005.
Majalah Rolling Stone Indonesia: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa,
Edisi: 23 November 2015
Majalah Musika : Brosur Ilmu Musik dan Koreografi. Jakarta: Lembaga
Musikologi dan Koreografi Ditjen Kebudayaan Departemen P & K. Jilid 1.
1971
Majalah MAS : Musik, Artis, Santai. No:50/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
_____________________________. No:51/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
_____________________________. No:52/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
_____________________________. No:53/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
_____________________________. No:54/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
99
_____________________________. No:56/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
Pikiran Rakyat : 9 Agustus 1981.
C. Buku
Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos. 1999
Al Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin.Solo: Era Intermedia. 2005
(Terjemahan)
Al-Qurdlawi, Yusuf. Fiqih Ibadah. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2000
AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada Cet.1 2004
Bagdadi, Abdurrahman Al. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari).
Jakarta: Gema Insani. 2004
Chapman, Caroline. Ensiklopedi Seni dan Arsitektur Islam. Jakarta: Erlangga.
2012
Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1998
Georfe, Kenneth M, Hawe Setiawan, Dudy Wiyancoko. Melukis Islam : Amal dan
Etika Seni Islam di Indoneisa. Bandung : Mizan. 2012
Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres, 1975.
Hamju, Atam. Pengetahuan Seni Musik. Bandung: PT. Remaja Karya, 1998
Hardjana, Suka. Musik Antara Kritik dan Apresiasi.Jakarta: Kompas.2004
Hardjo, Seno M. Sepuluh Tokoh Showbiz Musik Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. 1991
Hossein, Seyyed Nasr. Spiritualitasa dan Seni Islam. Bandung: Mizan. 1993
Indriya, Dani. R, Indri Guli. Kekuatan Musik Religi: Mengurai Cinta Merefleksi
Iman Menuju Kebaikan Universal. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2010
100
Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.
1997
Ismail, Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu
1972-2008. Jakarta: Majalah Sastra Horison, dan Panitia 55 Tahun Taufiq
Ismail dalam Sastra Indonesia. 2008
Kartanegara, EH. Musisiku. Jakarta: Republika. 2009
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 1990
Komunitas Pecinta Musik Indonesia. Musisiku. Jakarta: Republika. 2007
Mack, Diter. Sejarah Musik: Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2007
, Apresiasi Musik. Yogyakarta : Pustaka Nusatama. 1995
Mishbah, Mujtaba. Daur Ulang Jiwa. Jakarta: Al-Huda Cet.1. 2008
Muhaya, Abdul. Bersufi Melalui Musik: Sebuah Pembelaan Musik Sufi oleh
Ahmad al Ghazali, Yogyakarta: Gama Media, 2003
Mulyadi, Muhammad. Indrustri Musik Indonesia : Suatu Sejarah. Bekasi:
Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial. 2009
Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2007
Saifullah, Febri Yulika. Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam.
Yogyakarta : Gre Publishing. 2013
Santana, Septiawan. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif, Edisi II.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2010
101
Sumarsono, Tatang. Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok
Musik Religius. Bandung: Mizan. 1989
Yazid bin Abdul Qadir Jawaz. Hukum Lagu, Musik dan Nasyid Menurut Syari‟at
Islam. Yogyakarta: Pustaka At-Taqwa. 2010
D. Wawancara
Samsudin Hardjakusumah, Personil Bimbo. Wawancara pada tanggal 24 Oktober
2015, di Jl. Parasitologi No.15, Bandung
Taufiq Ismail, Penulis syair-syair lagu Bimbo. Wawancara pada tanggal 8
Agustus 2015, di Jl. Utan Kayu Raya No. 66 E, Jakarta Timur
E. Skripsi dan Tesis
Nugroho, Panji Suryo. „Membongkar Mitos Musik Pop dalam Mitologi Budaya
Massa Islam di Indonesia: Semiotika Sampul Album Pop Religi Ungu‟. Tesis,
program pascasarjana Institut Agama Islam Walisongo Semarang. 2008.
Firmansyah, Fahmi. „Dari Cikini Stones Comlplex Hingga Slank: Sebuah Cacatan
Perjalanan Slank (1983 – 1996)‟. Skripsi, Universitas Indonesia. 2011.
Arisoffi Wulandari, Dinny. „Representasi Dakwah Dalam Rilik Lagu “Tobat
Maksiat” Pada Album Ingat Sholawat Karya Wali Band‟. Skripsi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 2010.
Rohimah, Leli. „Analisis Pesan Dakwah Pada Album “Jalan Kebenaran” Group
Band Gigi‟. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2009.
102
Adawiyah, Robiatul, „Pesan Dakwah di Media Musik Terhadap Album 1000
Bulan (Group Band Radja‟). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2009
F. Sumber Elektronik
http://ebooks.com
http://ebookindonesiagratis.com
http://sambimbo.com
http://kamarmusik.net
http://kita.kompas.com/tokoh/detail/16/bimbo
http://news.detik.com/laporan-khusus/3100141/bermusik-dengan-putra-bungkarno
http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-perkembangan-musik-dangdut-diindonesia.html
http://www.antaranews.com/berita/506946/bimbo-dan-koes-plus-lahirnya-popreligi-indonesia-1
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/28/miwo8irevolusi-musik-religi-di-indonesia
http://arsip.gatra.com/2010-09-14/majalah/artikel.php?pil=23&id=141480
http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3336-maya-hasan
http://www.beritasatu.com/musik/330486-musisi-lintas-generasi-akandendangkan-lagulagu-bimbo.html
http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/raden.html
103
LAMPIRAN
Lampiran 1:
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Yudha Adipradana
Nim
: 1111022000015
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Adab dan Humaniora
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Narasumber
: Samsudin Hardjakusumah
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2015
Tempat
: Jl. Parasitologi No. 15, Komp. Dosen UNPAD 1, Cigadung
Dago-Bandung.
Pokok Pembicaraan
1. Bagaimana proses terbentuknya Bimbo? Tahun berapakah?
“Bimbo tuh lahir tahun 1967, sebelumnya kita gabung sama grup Aneka
Nada, dan Aneka Nada itu membawakan lagu pop dan didalamnya ada Guntur
Soekarnoputra. Di tahun 1965 bubar, lalu karena kosong, tahun 1967 kita
berdiri, bertiga. Dulu waktu sama Guntur itu mereka ngiringin kita nyanyi,
setelah bertiga ya jadinya mengirngi sambil menyanyi. Supaya ga sulit jadi
menggunakan equipment yang mudah yaitu gitar akustik. Setelah kita cobacoba nyanyi, sampai tahun 1971 ternyata dapat tawaran dari Singapura untuk
manggung di hotel di sana. Disana banyak musisi-musisi hebat, jadi sambil
melihat mereka manggung kita juga belajar. Setelah itu karena capek dan mau
fokus sama kegiatan masing kita mau bubar kalo udah sampe Indonesia.
Waktu mau pulang kita bikin kenang-kenangan yaitu rekaman disana, salah
satunya lagu “Melati Jayagiri” itu, pas pulang ke Indonesia ternyata lagu itu
104
meledak, dan kita dapet tawaran dari TVRI buat tampil di TV. Pas mau tampil
kita belom punya nama, tau produser saat itu Hamid Gruno nyeletuk pakai aja
nama Bimbo, artinya baguslah!, yaudah akhirnya karena masih bertiga waktu
itu namanya Trio Bimbo. Setelah itu lagu-lagu kita dialbumkan dalam bentuk
piringan hitam oleh pihak label singapura dan sudah ada nama Trio Bimbo di
albumnya.”
2. Faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya Bimbo?
“Hmm, kalau saya pikir-pikir kayaknya, pertama lingkungan, karena kita
bergaul dengan orang-orang yang suka musik, terus kedua hobi, dan ketiga
keluarga. Karena Alhamdulillah selama ini keluarga selalu mendukung.”
3. Sebelum menjadi grup musik religi, Bimbo mengambil genre musik apa?
“Pop biasa, temanya kadang cinta, kadang politik, kadang humoris, macammacam lah, kadang juga kita bawain lagu-lagu orang”
4. Bagaimana prosesnya sehingga Bimbo selalu diidentikan dengan lagu-lagu
religi? Tahun berapakah?
“setelah lagu “Tuhan” booming , kita merasa cocok untuk membawakan lagulagu religi. Tahun 1972, waktu itu kita di undang ke Taman Ismail Marzuki
buat ngisi disana, tapi kita disuruh membawakan lagu yang tadinya berupa
puisi, nah saya pilih lah puisinya bang Taufiq Ismail, tadinya kita takut kalo
hasilnya jelek, tapi ternyata diluar dugaan bang Taufiq justru sampai standing
applause setelah kita tampil. Saya pilih puisinya bang Taufiq karena menurut
saya puisi-puisi beliau sangat menarik dari segi bahasanya, pengolahan
katanya itu sangat baik, baru setelah itu saya minta dibuatkan syair lagu-lagu
religi sama bang Taufiq, abis itu musiknya Bimbo yang buat, setelah itu
berlanjutlah dengan kerjasama sampai terkahir itu tahun 2007. ”
5. Kenapa memilih lagu religi dan tetap konsisten dengan lagu religi?
“Pengalaman setelah pulang haji, dan pengalaman setalah menciptakan lagu
“Tuhan” membuat saya secara pribadi ingin menjadi orang yang lebih baik
mendekatkan diri dengan agama. Hal itu pun saya ajarin kepada adik-adik
saya, dan saya juga mau masyarakat merasakan hal yang sama. Makanya kita
105
buat lagu-lagu religi dengan harapan masyarakat itu ga lupa sama agama dan
Tuhannya. Ya, itung-itung berdakwah lewat musik.”
6. Bagaimana respon masyrakat/pendengar musik Indonesia mengenai musik
religi Islam?
“Alhamdulillah baik dan pada suka. Ada satu pengalaman menarik saya,
waktu itu saya mengisi materi disebuah training, lalu tiba-tiba ada perempuan
lari dari jauh datang ke saya sambil nangis-nangis terus memeluk saya,
awalnya saya ga enak kan ada istri saya, waktu saya tanya kenapa,
subhanallah ternyata dia suka dengan lagu “Tuhan”, lagu itu membuat dia
menjadi orang yang lebih baik dan lebih religius.”
7. Pesan apa yang ingin Bimbo sampaikan kepada masyarakat dengan lagu-lagu
religinya?
“Harapan kita mah satu saja, kita saling menjaga dengan silaturahmi yang
baik, meskipun di dalam budaya banyak perbedaan. Agama sama budaya
beda, misalkan ada yang Muhammadiyah, Persis, NU itu ga jadi masalah, asal
kapan waktu shalat ya kita shalat.”
106
Lampiran 2:
107
Lampiram 3:
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Yudha Adipradana
Nim
: 1111022000015
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Adab dan Humaniora
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Narasumber
: Taufiq Ismail
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Agustus 2015
Tempat
: Jl. Utan Kayu Raya No. 66E, Jakarta Timur
Pokok Pembicaraan
1. Bagaimana awal perkenalan dengan Bimbo?
Jawaban : “ Waktu itu tahun 1972 TIM (Taman Ismail Marzuki) mengadakan
Pertemuan Sastrawan Indonesia, dan dalam pertemuan itu para sastrawan
membicarakan tentang puisi yang dikemas kembali menjadi lagu, hasil
pembicaraan tersebut mengeluarkan nama Bimbo, akhirnya Bimbo lah yang
dipilih sebagai musisi yang nanti akan membawakan lagu-lagu dari syair para
sastrawan.”
2. Bagaimana awal kerjasama dengan Bimbo?
Jawaban : “Kurang lebih jawabannya sama dengan pertanyaan yang pertama.
Tambahan, Sam waktu itu memilih puisi yang saya buat pada tahun 1965 yang
berjudul “Dengan Puisi, Aku”, itu adalah puisi pertama pilihan Sam yang
dibuatkan lagu dan dinyanyikannya.”
3. Apa bentuk kerjasama dengan Bimbo?
Jawaban : “Ya, Saya hanya membuatkan lirik lagu, namun aransmen
musiknya, Bimbo lah yang membuatnya.”
4. Apa hasil pertama kali setelah bekerjasama dengan Bimbo?
108
Jawaban : “Sama seperti pertanyaan yang tadi, lagu Dengan Puisi, Aku adalah
hasil awal pertama kali kerjasama saya dengan Bimbo.”
5. Setelah lagu tersebut, apakah Anda masih melanjutkan atau membuat puisipuisi untuk dijadikan lagu oleh Bimbo?
Jawaban : “Ya, masih. Saya sudah tidak terlalu ingat berapa lirik lagu yang
saya buat, kurang lebih ada sekitar 70-an lagu.”
6. Apakah puisi-puisi yang ditulis untuk Bimbo mengandung nilai-nilai
Dakwah?
Jawaban : “Tentu saja, terutama lagu-lagu yang bernuansa Islam.”
7. Adakah bentuk kerjasama lain selain membuat lagu dengan Bimbo?
Jawaban : “Paling hanya sekedar musikalisasi pusisi saja, tidak pernah
membuat kerjasama yang bentuknya wah.”
8. Sebelumnya Bimbo bukanlah grup musik yang membawakan lagu-lagu religi,
setelah bekerjasama dengan Anda, sudut pandang Bimbo berubah menjadi
grup musik religi. Apakah Anda mengetahui apa alasan Bimbo untuk tetap
konsisten membawakan lagu-lagu religi?
Jawaban : “Untuk alasan mereka pribadi sih saya kurang tahu, tapi mungkin
saja karena faktor umur, biasanya orang kalau sudah mulai menua, mulai ingat
dengat akhirat.”
109
Lampiran 4:
Islam
110
Lampiran 5:
Foto Penulis dengan narasumber Taufiq Ismail saat wawancara mengenai proses
kerjasama dengan Bimbo, dan juga mengenai syair-syair religi yang ditulis oleh
beliau untuk Bimbo.
Lampiran 6:
Foto penulis dengan Samsudin Hardjakusumah (Sam Bimbo), saat diwawancarai
sebagai narasumber, guna memproleh data-data kelengkapan sumber mengenai
Bimbo.
111
Lampiran 7:
Sam Bimbo dan Iman Jumaedi (mantan personil The Alulas atau Aneka Nada),
saat ditemui menghadiri acara 40 tahun Bimbo di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Lampiran 8:
Bimbo sedang membuat videoklip untuk TVRI di tahun 1976.
112
Lampiran 9:
Surat Kabar, Pikiran Rakyat, 9 Agustus 1981. Berisi tentang penghargaan Bimbo
yang diraih lewat lagu “Surat untuk Reagan dan Brezhnev”. Sumber:Perpusnas
Lampiran 6:
Surat pernyataan dari Gedung Putih Amerika Serikat bahwa kiriman piringan
hitam telah sampai pada Presiden Amerika Serikat. Sumber: dok.Metro TV
113
Lampiran 10:
Surat balasan dari pihak Gedung Putih Amerika Serikat atas kiriman piringan
hitam Bimbo.Sumber: dok.Metro TV
Lampiran 11:
Surat balasan dari Uni Soviet atas kiriman piringan hitam Bimbo.Sumber: Dok.
Metro TV
Download