Uploaded by User103554

Self-incompatibility

advertisement
Tanaman (normal, fertile,
hermaprodit) tidak mampu
menghasilkan biji melalui
penyerbukan sendiri
Faktor Penyebab
• polen tidak mampu menembus kepala putik untuk
membentuk tabung polen
• polen tidak mampu tumbuh normal membentuk tabung
polen di sepanjang tangkai putik
• polen mampu membuat tabung polen tapi berkembang
terlalu lambat, sehingga ketika tiba di ovule, bunganya
gugur
• terkadang, fertilisasi tetap terjadi, tapi embrionya
terdegenerasi
JENIS SELF-INCOMPATIBILITY
HOMOMORFIK
SI terjadi pada tanaman yang memiliki
struktur bunga yang mirip .
tipe ini akan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu GSI
dan SSI.
HETEROMORFIK
SI terjadi pada tanaman dengan struktur
bunga yang berbeda. Biji akan terbentuk
jika terjadi penyerbukan silang antara
tanaman yang memiliki struktur bunga
yang berbeda
contohnya tanaman gandum.
JENIS HOMOMORFIK
Gametophytic Selfincompatibility (GSI)
SI terjadi apabila pollen dan stigma
memiliki alel yang sama.
contoh : Leguminaceae, Graminae,
Solanacea, Rosaceae, Liliaceae
Sporophytic Selfincompatibility (SSI)
SI terjadi pada pollen dan stigma yang
memiliki alel S-dominan yang sama.
Contoh : Brasicaceae
Gametophytic Self-incompatibility (GSI)
• Dikontrol oleh haploid alel S yang terdapat
pada polen/jantan yang disebut SFB
• Jika alel S pada inti polen identik dengan
salah satu alel pada stigma, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan tabung polen
pada tangkai putik akan lebih lambat atau
bahkan tidak terjadi.
• Jika alel S pada inti polen berbeda dengan
kedua alel pada jaringan tangkai putik, maka
tabung polen akan tumbuh pada kecepatan
normal dan fertilisasi akan berlangsung
secara normal.
• penghambatan pertumbuhan tabung polen
terjadi didalam tangkai putik
Mekanisme GSI
• Aktivitas S-Rnase = famili Solanaceae, Rosaceae, Plantaginaceae dan Cascade
• Ca2+ = Papaveraceae
Mekanisme GSI - S-RNAse
Mekanisme S-RNAse melibatkan beberapa protein, diantaranya:
• S-lokus F-box protein (SLF/SFB)
• Ubiquitin, SBP1
• SSK1, kulin
Adapun mekanismenya :
• Model ini mengusulkan bahwa SI bekerja dengan menggunakan spesifisitas S yang dikodekan dalam
protein F-box (SFB) untuk membedakan antara serbuk sari 'self' dan 'non-self'.
• S-RNAse disekresikan oleh determinan S betina di saluran transmisi yang melalui tabung serbuk sari.
• Determinan S jantan adalah protein F-box (SFB), yang berfungsi untuk memilih dan menandai protein
tertentu, yang kemudian dikirim ke proteasom, yang akan mengakibatkan degradasi.
• Hal ini terjadi dengan menggunakan motif kotak-F yang dilestarikan yang dapat mengikat protein Skp1,
untuk membentuk kompleks Skp1 / Cullin / F-box (SCF), yang bertindak sebagai ligase ubiquitin E3.
Mekanisme GSI - S-RNAse
• Dalam situasi yang kompatibel, S-RNase berinteraksi dengan protein F-box non-self dan terdegradasi,
dan tabung serbuk sari dapat terus tumbuh, sementara dalam situasi yang tidak kompatibel, hal ini
tidak terjadi, sehingga RNase tetap ada dan bebas menurunkan RNA serbuk sari, yang akan berdampak
pada kemampuan tabung serbuk sari untuk tumbuh.
Mekanisme GSI - Ca2+
Peningkatan Kalsium akan merangsang reaksi
1.Fosforilasi
Mekanisme Ca2+ melibatkan protein:
• Papaver rhoeas stigma S (PrsS)
• Papaver rhoeas Pollen S (PrPS)
Di Sitoplasma, protein polen anorganik pirofosfatase (sPPase)
menghentikan aktivitas enzimatik (hidrolisis pirofosfat menjadi dua
fosfat) dan menghentikan reaksi biosintesis yang membutuhkan
pelepasan energi dari pirofosfat. Proses fosforilasi lain melibatkan
protein mitogen aktivasi protein kinase (MAPK p56) yang
memengaruhi inisiasi apoptosi.
2.Reorganisasi dan depolimerisasi
Reorganisasi dan depolimerisasi sitoskeletal F-aktin dan
mikrotubulus dimana pertumbuhan sel dihentikan dan apoptosis
dimulai
3.Aktivasi kematian sel terprogram
Aktivasi kematian sel terprogram oleh protein DEVDase, VEIDase dan
LEVDase yang termasuk dalam kelompok enzim mirip dengan
caspases hewan. Selain degradasi DNA, mereka juga memengaruhi
pH tabung benang sari.
Sporophytic Self-incompatibility (SSI)
• Terjadi karena Alel S memperlihatkan efek dominansi yang
ditentukan oleh tanaman yang menghasilkan polen.
Urutan dominansi alel: S1 > S2 > S3 > S4
• dikendalikan oleh alel S pada putik
• Kendali perilaku butir polen berasal dari anter diploid,
dominansi biasanya akan terekspresikan. Jika S1 dominan
terhadap S2 pada S1S2, polen S2 akan mempunyai
fenotipe S1.
• penghambatan perkecambahan polen atau pertumbuhan
tabung polen terjadi pada permukaan kepala putik
(stigma)
Mekanisme SSI
• S-determinan betina adalah serine/threonine receptor
kinase atau disebut S-lokus reseptor kinase (SRK) yang
terletak pada membran plasma di jaringan kepala putik
• S-determinan jantan adalah proteincystein yang berada
pada selubung polen, disebut S-lokus cystein rich
(SCR/SP11).
• SCR berfungsi untuk sebagai ligan pensinyalan dan
terbukti berinteraksi dengan wilayah ekstraseluler SRK.
• M-locus protein kinase (MLPK) tidak berada di S-locus
namun berfungsi untuk menjadi mediasi respon SI, dan
meningkatkan sinyal yang dihasilkan oleh interaksi
determinan-S jantan-betina.
Mekanisme SSI
• Sistem SI ini menggunakan sistem pensinyalan reseptor-ligan untuk mencapai penghambatan serbuk
sari yang dikenal sebagai 'diri'.
• Sinyal, yang dihasilkan di permukaan stigma, ditransmisikan untuk menyebabkan penghambatan
serbuk sari sendiri
• Protein arm repeat-containing (ARC1), yang merupakan ligase ubiquitin E3, diidentifikasi sebagai
target hilir yang terlibat dalam respons SI.
• Komponen kompleks eksokista, Exo70A1, yang terlibat dalam pengaturan sekresi terpolarisasi barubaru inidiperlukan dalam stigma untuk penerimaan serbuk sari yang kompatibel.
PERBANDINGAN
GSI DAN SSI
JENIS
HETEROMORFIK
Distyly
stamen dan stilus memiliki bentuk yang
berbeda.
contoh : Primula sp.
Tristyly
gen S dan M menentukan ukuran dari stilus.
contoh : Lhytrum salicaria
DISTYLY
• pada jenis ini, stamen dan stilus memiliki
bentuk yang berbeda
• tipe thrum : tangkai putik pendek dan
benang sari panjang
• tipe pin : tangkai putik tinggi dan benang sari
pendek
TRISTYLY
• pada jenis ini, stamen dan stilus memiliki
posisi yang berbeda. gen S dan M
menentukan ukuran stilus.
• S menentukan sifat short
• s dan M menentukan sifat medium
• s dan m menentukan sifat long
Late-acting Self-incompatibility
• disebut juga sebagai ovarian self-incompatibility
• pada mekanisme ini, penyerbukan sendiri tetap
terjadi dan sampai ke ovule, tapi tidak terjadi
pembuahan
• LSI dapat terjadi secara pre-zygotic (kerusakan
kantung embrio sebelum masuknya tabung serbuk
sari, contohnya pada Narcissus triandrus) atau
post-zygotic (malformasi pada zigot atau embrio,
contohnya pada Spathodea campanulata)
• LSI masih dalam perdebatan karna ada yang
menganggap hal ini terjadi karena cacat genetik
yang menyebabkan inbreeding deppresion
Cryptic Self-incompatibility
• kondisi dimana serbuk sari silang dan serbuk
sari sendiri secara bersamaan berada di kepala
putik yang sama
• pemanjangan
tabung
sari
dari
hasil
penyerbukan silang terjadi lebih cepat
dibanding pemanjangan tabung sari dari hasil
penyerbukan sendiri
• Tidak
seperti
spesies
dengan
self
incompatibility absolut, tabung sari sendiri bisa
sampai di bakal biji dan terjadi pembuahan
apabila tidak ada pollen silang yang bersaing
• contoh pada Silene vulgaris, Echium vulgare
Pentingnya SI dalam Pemuliaan Tanaman
• SI secara efektif mencegah penyerbukan sendiri, dan hal ini memiliki pengaruh yang
besar pada pendekatan dan tujuan pemuliaan tanaman
⚬ pada pohon buah yang self-incompatible, perlu menanam dua varietas yang
cross-compatible untuk memastikan keberhasilan fertilisasi
⚬ SI dapat digunakan untuk memproduksi bibit hibrid.
⚬ menyediakan cara produksi bibit hibrida tanpa pelemahan dan tanpa
menggunakan kemandulan genetik atau sitoplasmik jantan
⚬ sistem SI memungkinkan penggabungan gen yang diinginkan dalam satu genotipe
dari dua atau lebih sumber yang berbeda melalui penyerbukan silang alami,
dimana ini tidak mungkin terjadi pada spesies yang self-compatible
• menghindari kehilangan heterozigositas serta inbreeding deppresion
Cara Menghentikan/Mengatasi SI
•
•
•
•
•
•
•
bud pollination/ penyerbukan tunas
irradiasi stilus dengan sinar X
suhu tinggi
pemotongan stilus
fertilisasi in-vitro
delay-pollination saat pistil sudah tua
late season pollination, dilakukan pada akhir musim bunga
Download