Uploaded by User103554

Self-incompatibility Yusnita Renata Tamba

advertisement
Struktur Fungsi dan Perkembangan
ompatib
c
n
i
ilit
fl
y
Se
YUSNITA RENATA TAMBA
2002600
F
E
D
ISI
N
E
Tanaman (normal, fertile,
hermaprodit) tidak mampu
menghasilkan biji melalui
penyerbukan sendiri
Faktor Penyebab
polen tidak mampu menembus kepala putik untuk
membentuk tabung polen
polen tidak mampu tumbuh normal membentuk tabung
polen di sepanjang tangkai putik
polen mampu membuat tabung polen tapi berkembang
terlalu lambat, sehingga ketika tiba di ovule, bunganya
gugur
terkadang, fertilisasi tetap terjadi, tapi embrionya
terdegenerasi
-INCOMPAT
F
L
IB
E
S
IL
S
IT
I
N
Y
E
J
HETEROMORFIK
HOMOMORFIK
SI terjadi pada tanaman yang memiliki
struktur bunga yang mirip .
tipe ini akan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu GSI
dan SSI.
SI terjadi pada tanaman dengan struktur
bunga yang berbeda. Biji akan terbentuk
jika terjadi penyerbukan silang antara
tanaman yang memiliki struktur bunga
yang berbeda
contohnya tanaman gandum.
OMOMOR
H
S
FI
I
N
K
JE
Gametophytic SelfSporophytic Selfincompatibility (GSI)
incompatibility (SSI)
SI terjadi apabila pollen dan stigma
memiliki alel yang sama.
contoh : Leguminaceae, Graminae,
Solanacea, Rosaceae, Liliaceae
SI terjadi pada pollen dan stigma yang
memiliki alel S-dominan yang sama.
Contoh : Brasicaceae
Gametophytic
Self-incompatibility (GSI)
Dikontrol oleh haploid alel S yang terdapat
pada polen/jantan yang disebut SFB
Jika alel S pada inti polen identik dengan
salah satu alel pada stigma, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan tabung polen
pada tangkai putik akan lebih lambat atau
bahkan tidak terjadi.
Jika alel S pada inti polen berbeda dengan
kedua alel pada jaringan tangkai putik, maka
tabung polen akan tumbuh pada kecepatan
normal dan fertilisasi akan berlangsung
secara normal.
penghambatan pertumbuhan tabung polen
terjadi didalam tangkai putik
Mekanisme GSI
Aktivitas S-Rnase = famili Solanaceae, Rosaceae, Plantaginaceae dan Cascade
Ca2+ = Papaveraceae
Mekanisme GSI - S-RNAse
Mekanisme S-RNAse melibatkan beberapa protein, diantaranya:
S-lokus F-box protein (SLF/SFB)
Ubiquitin, SBP1
SSK1, kulin
Adapun mekanismenya :
Model ini mengusulkan bahwa SI bekerja dengan menggunakan spesifisitas S yang dikodekan dalam
protein F-box (SFB) untuk membedakan antara serbuk sari 'self' dan 'non-self'.
S-RNAse disekresikan oleh determinan S betina di saluran transmisi yang melalui tabung serbuk sari.
Determinan S jantan adalah protein F-box (SFB), yang berfungsi untuk memilih dan menandai protein
tertentu, yang kemudian dikirim ke proteasom, yang akan mengakibatkan degradasi.
Hal ini terjadi dengan menggunakan motif kotak-F yang dilestarikan yang dapat mengikat protein Skp1,
untuk membentuk kompleks Skp1 / Cullin / F-box (SCF), yang bertindak sebagai ligase ubiquitin E3.
Mekanisme GSI - S-RNAse
Dalam situasi yang kompatibel, S-RNase berinteraksi dengan protein F-box non-self dan terdegradasi,
dan tabung serbuk sari dapat terus tumbuh, sementara dalam situasi yang tidak kompatibel, hal ini
tidak terjadi, sehingga RNase tetap ada dan bebas menurunkan RNA serbuk sari, yang akan berdampak
pada kemampuan tabung serbuk sari untuk tumbuh.
Mekanisme GSI - Ca2+
Mekanisme Ca2+ melibatkan protein:
Papaver rhoeas stigma S (PrsS)
Papaver rhoeas Pollen S (PrPS)
Peningkatan Kalsium akan merangsang reaksi
1.Fosforilasi
Di Sitoplasma, protein polen anorganik pirofosfatase
(sPPase) menghentikan aktivitas enzimatik (hidrolisis
pirofosfat menjadi dua fosfat) dan menghentikan reaksi
biosintesis yang membutuhkan pelepasan energi dari
pirofosfat. Proses fosforilasi lain melibatkan protein mitogen
aktivasi protein kinase (MAPK p56) yang memengaruhi
inisiasi apoptosi.
2.Reorganisasi dan depolimerisasi
Reorganisasi dan depolimerisasi sitoskeletal F-aktin dan
mikrotubulus dimana pertumbuhan sel dihentikan dan
apoptosis dimulai
3.Aktivasi kematian sel terprogram
Aktivasi kematian sel terprogram oleh protein DEVDase,
VEIDase dan LEVDase yang termasuk dalam kelompok enzim
mirip dengan caspases hewan. Selain degradasi DNA,
mereka juga memengaruhi pH tabung benang sari.
Sporophytic
Self-incompatibility (SSI)
Terjadi karena Alel S memperlihatkan efek
dominansi yang ditentukan oleh tanaman yang
menghasilkan polen. Urutan dominansi alel: S1 >
S2 > S3 > S4
Kendali perilaku butir polen berasal dari anter
diploid, dominansi biasanya akan terekspresikan.
Jika S1 dominan terhadap S2 pada S1S2, polen S2
akan mempunyai fenotipe S1.
penghambatan perkecambahan polen atau
pertumbuhan tabung polen terjadi pada
permukaan kepala putik (stigma)
Sporophytic
Self-incompatibility (SSI)
Terjadi karena Alel S memperlihatkan efek
dominansi yang ditentukan oleh tanaman yang
menghasilkan polen. Urutan dominansi alel: S1 >
S2 > S3 > S4
dikendalikan oleh alel S pada putik
Kendali perilaku butir polen berasal dari anter
diploid, dominansi biasanya akan terekspresikan.
Jika S1 dominan terhadap S2 pada S1S2, polen S2
akan mempunyai fenotipe S1.
penghambatan perkecambahan polen atau
pertumbuhan tabung polen terjadi pada
permukaan kepala putik (stigma)
Mekanisme SSI
S-determinan betina adalah serine/threonine receptor
kinase atau disebut S-lokus reseptor kinase (SRK) yang
terletak pada membran plasma di jaringan kepala putik
S-determinan jantan adalah proteincystein yang berada
pada selubung polen, disebut S-lokus cystein rich
(SCR/SP11).
SCR berfungsi untuk sebagai ligan pensinyalan dan
terbukti berinteraksi dengan wilayah ekstraseluler SRK.
M-locus protein kinase (MLPK) tidak berada di S-locus
namun berfungsi untuk menjadi mediasi respon SI, dan
meningkatkan sinyal yang dihasilkan oleh interaksi
determinan-S jantan-betina.
Mekanisme SSI
Sistem SI ini menggunakan sistem pensinyalan reseptor-ligan untuk mencapai penghambatan serbuk
sari yang dikenal sebagai 'diri'.
Sinyal, yang dihasilkan di permukaan stigma, ditransmisikan untuk menyebabkan penghambatan
serbuk sari sendiri
Protein arm repeat-containing (ARC1), yang merupakan ligase ubiquitin E3, diidentifikasi sebagai
target hilir yang terlibat dalam respons SI.
Komponen kompleks eksokista, Exo70A1, yang terlibat dalam pengaturan sekresi terpolarisasi barubaru inidiperlukan dalam stigma untuk penerimaan serbuk sari yang kompatibel.
ISS NAD ISG
NAGNIDNABREP
EROMO
T
E
H
RF
IS
IK
N
E
J
Distyly
Tristyly
stamen dan stilus memiliki bentuk yang
berbeda.
contoh : Primula sp.
gen S dan M menentukan ukuran dari stilus.
contoh : Lhytrum salicaria
DISTYLY
pada jenis ini, stamen dan stilus memiliki
bentuk yang berbeda
tipe thrum : tangkai putik pendek dan
benang sari panjang
tipe pin : tangkai putik tinggi dan benang sari
pendek
TRISTYLY
pada jenis ini, stamen dan stilus memiliki
posisi yang berbeda. gen S dan M
menentukan ukuran stilus.
S menentukan sifat short
s dan M menentukan sifat medium
s dan m menentukan sifat long
Late-acting Self-incompatibility
disebut juga sebagai ovarian self-incompatibility
pada mekanisme ini, penyerbukan sendiri tetap
terjadi dan sampai ke ovule, tapi tidak terjadi
pembuahan
LSI dapat terjadi secara pre-zygotic (kerusakan
kantung embrio sebelum masuknya tabung serbuk
sari, contohnya pada Narcissus triandrus) atau
post-zygotic (malformasi pada zigot atau embrio,
contohnya pada Spathodea campanulata)
LSI masih dalam perdebatan karna ada yang
menganggap hal ini terjadi karena cacat genetik
yang menyebabkan inbreeding deppresion
Cryptic Self-incompatibility
kondisi dimana serbuk sari silang dan serbuk
sari sendiri secara bersamaan berada di kepala
putik yang sama
pemanjangan
tabung
sari
dari
hasil
penyerbukan silang terjadi lebih cepat
dibanding pemanjangan tabung sari dari hasil
penyerbukan sendiri
Tidak
seperti
spesies
dengan
self
incompatibility absolut, tabung sari sendiri bisa
sampai di bakal biji dan terjadi pembuahan
apabila tidak ada pollen silang yang bersaing
contoh pada Silene vulgaris, Echium vulgare
Pentingnya SI dalam Pemuliaan Tanaman
SI secara efektif mencegah penyerbukan sendiri, dan hal ini memiliki pengaruh yang besar
pada pendekatan dan tujuan pemuliaan tanaman
pada pohon buah yang self-incompatible, perlu menanam dua varietas yang crosscompatible untuk memastikan keberhasilan fertilisasi
SI dapat digunakan untuk memproduksi bibit hibrid.
menyediakan cara produksi bibit hibrida tanpa pelemahan dan tanpa menggunakan
kemandulan genetik atau sitoplasmik jantan
sistem SI memungkinkan penggabungan gen yang diinginkan dalam satu genotipe dari
dua atau lebih sumber yang berbeda melalui penyerbukan silang alami, dimana ini tidak
mungkin terjadi pada spesies yang self-compatible
menghindari kehilangan heterozigositas serta inbreeding deppresion
Cara Menghentikan/Mengatasi SI
bud pollination/ penyerbukan tunas
irradiasi stilus dengan sinar X
suhu tinggi
pemotongan stilus
fertilisasi in-vitro
delay-pollination saat pistil sudah tua
late season pollination, dilakukan pada akhir musim bunga
TERIMAKASIH
Download