KELUARGA BERSAKSI DAN MEWARTAKAN SABDA ALLAH TEMA BKSN 2016 PERADABAN KASIH • Gereja KAS bercita-cita, 20 th ke depan (2016 – 2035) mewujudkan peradaban kasih di Indonesia. • Keluarga-keluarga Katolik menjadi basis dan pintu utama untuk masuk dunia peradaban kasih. • Membangun Keluarga yang berkarakter pewarta (kerygma) dan saksi (matyria) akan sabda Allah KERYGMA • Kerygma: mengumumkan (mewartakan, memberitakan) segala sesuatu tentang Yesus selama Dia hidup, wafat, bangkit dan kenaikan-Nya ke surga. • Kerygma menyangkut kegiatan/aktivitas mewartakan dan isi dari pewartaan. • Petrus (Gereja Perdana) --> dengan kotbah (Kis 2: 22 – 36 --> Yesus sebagai Tuhan dan Kristus; aktivitas (Kis 3: 1 – 26 --> penyembuhan dalam nama Yesus); dan surat pastoralnya (1Ptr 1:2, 19; 3:18; 1Yoh. 4:10). • Paulus, melalui surat-suratnya, pengalaman akan Yesus membawa pertobatan total (1Kor 15:3-8) • Kita, melalui kata? kegiatan? Surat elektronik? MATYRIA (Menjadi Saksi) • Kesaksian atau saksi ditempatkan dalam konteks pengadilan, juga dalam Kitab Suci --> 2 orang saksi (Ul 17:6; 19:15; Perintah Allah ke-9; bdk Mat. 18:16; 2Kor. 13:1) • Yang utama: memberikan informasi yang benar dan apa adanya (tidak boleh palsu) sebagaimana yang dilihat atau dialaminya sendiri. • Contoh yang konkrit: Dan 13:1-64 (Suzana dan dua orang saksi) • Kesaksian harus benar, apa adanya, tidak boleh palsu. Kesaksian palsu --> kematian. MENJADI SAKSI KRISTUS • Saksi langsung/fisik --> Dua belas murid Yesus: mengetahui, mendengar dan melihat Yesus, katakata-Nya dan mukjijat perbuatan-Nya. • Saksi tidak langsung/rohani --> Paulus mendapat tugas panggilan menjadi saksi Kristus, melalui Ananias (Kis. 22:14-15). • Saksi ala jihad --> berani mati/mengorbankan nyawa demi imannya kepada Kristus. Pengorbanan Stefanus menjadi contohnya (Kis 7:54- 8:1a). • Saksi ala allround --> amat yakin akan imannya, menghidupinya dengan setia, bersedia mengorbankan segalanya demi imannya. • Utamanya: kesaksian --> baik dengan kata dan dengan perbuatan yang benar/tidak palsu. KELUARGA KITA • Pewartaan penginjil dan rasul-rasul, dengan suratnya diwariskan kepada kita. • Keluarga (ecclesia domestica), pembiasaan mewariskan iman dari satu generasi ke generasi selanjutnya. • Meskipun kita terbentang jarak dan waktu dengan para rasul sebagai saksi mata, kita tetap bisa mengenal Yesus melalui kitab suci. • Dengannya, kita bisa mengenal, mendengar dan melihat Yesus: kehidupan, kesengsaraan, kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. • Dengannya, kita dapat mewartakan dan bersaksi dari dan melalui keluarga. MEMBANGUN KARAKTER KELUARGA SEBAGAI SAKSI DAN PEWARTA KRISTUS 1. Yesus, model pewarta sejati (Luk. 4:16-21). 2. Saling bersaksi dan mewartakan dalam Keluarga (Kol. 3:12-17). 3. Bersaksi dan mewartakan dalam Gereja (Kis. 18:1-8). 4. Bersaksi dan mewartakan di tengah masyarakat (Mat. 5:13-16). YESUS, MODEL (Luk. 4:16-21) • Lukas mengisahkan kembalinya Yesus ke Nazareth, menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat, masuk ke rumah ibadat, membaca kitab, dan menanggapinya. • Pada masa kecil, Yesus dibiasakan orangtuanya tiap tahun ke bait Allah Yerusalem (Luk 2:41-42) • Ketika besar, Yesus mulai melakukannya sendiri: dibaptis di Yordan, pencobaan di gurun, sampai di Yerusalem. • Namun, Yesus mengawali misi pewartaannya dari kampung halamannya sendiri, Nazaret, meski akhirnya ditolak --> Lukas hendak menampilkan misi pewartaan Yesus terbuka bagi oranglain (di luar Israel – janda Sarfat, Naaman). MENURUT KEBIASAAN-NYA • Tradisi Yahudi semasa Yesus hidup --> tiap sabath berkumpul di rumah ibadat, mendengarkan firman. • Ibadatnya: shema (Ul 6:4-9) –doa –firman (taurat dan nabi) – homili – doa. • Yesus datang dan mengikuti kebiasaan tersebut, serta aktif di situ. • Adakah kebiasaan keluarga kita atau Lingkungan kita dalam mewariskan iman? ISI PERWARTAAN YESUS (Luk. 4:16-21) • Pengurapan (PL) --> penahbisan/pernyataan identitas dari yang diurapi, sebagai utusan pembebas Israel. • “Roh Tuhan ada pada-Ku”--> Lukas menunjukkan peran Roh begitu sentral dalam hidup Yesus, mulai dari kabar malaikat (1:39), baptisan (3:22), pencobaan (4:1), menuntun ke Galilea (4:14), dst. • Pengurapan oleh Roh, dlm PL --> dipenuhi kekuatan Allah dan kebijaksanaan. • Yesus mesias, pembebas. • Tahapan pewartaan yesus: memberitakan pembebasan (verbal), membuat tanda orang buta melihat (tanda), membebaskan dari ketertindasan (tindakan) bagi semua orang. REFLEKSI • Menjadi pewarta, tidak langsung jadi, mulai dari hal kecil, lingkup kecil yaitu keluarga --> di mana dia tinggal (Gereja konkrit bukan, Gereja hantu) • Menjadi pewarta bukanlah berdasar kemampuan teoritis, melainkan pembiasaan iman dalam keluarga dan dalam lingkungannya. • Menjadi pewarta, senantiasa hidup dalam Roh, seperti Yesus. Roh baik atau roh jahat yang menghidupi aku? • Menjadi pewarta, melayani semua orang, bukan hanya katolik atau kelompoknya saja. MENJADI SAKSI DAN PEWARTA DALAM KELUARGA (Kol. 3:12-17) • Ayat 12 – 14: perlengkapan seorang pilihan Allah • Ayat 15 – 17: sumber pewartaan --> Yesus • Kota kolose, dulu dikenal sebagai Frigia, sekarang wilayah Turki, sebagai kota tertua. • Tantangan pewartaan: penyembahan berhala dan ajaran palsu. • Paulus belum pernah ketemu jemaat Kolose, pengenalannya, hanya melalui Epafras, pendiri jemaat Kolose. • Epafras datang pada Paulus, minta nasihat. PENYEMBAHAN BERHALA • Menyapa jemaat Kolose = orang pilihan, yang dikuduskan dan dikasihi Allah --> • Meminta untuk mengenakan perlengkapan rohani untuk melawan penyembahan berhala (lima perlengkapan rohani >< lima perbuatan duniawi). • Fokus khusus Paulus: KESABARAN yang disertai PENGAMPUNAN dan TIDAK MENARUH DENDAM • Perlengkapan senjata terakhir adalah KASIH, yang melingkupi dan menyempurnakan, tali pengikat yang mempersatukan. AJARAN PALSU • Mengutamakan damai sejahtera dan hidup dikendalikan oleh katakata Kristus (1:20-22), mengingat untuk menanggapi ajaran ini dapat menumbuhkan konflik/pertikaian; dan umat lemah pengetahuan iman. • “Lakukanlah semuanya itu dalam nama Yesus.”(3:17). Paulus tidak begitu kenal jemaat --> prinsip yang harus dipegang adalah mengarahkan diri pada Yesus sebagai teladan memecahkan setiap persoalan. (1:20) REFLEKSI • Keluarga, utamanya suami-istri adalah orangorang pilihan Allah yang dipersatukan oleh Kasih --> pembiasaan dan cara hidup baik? Perlengkapan apa yang seringkali digunakan? • Keluarga mengarahkan diri kepada Yesus dalam melakukan hidup berkeluarga --> bagaimana Yesus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan? SAKSI DAN PEWARTA DALAM GEREJA (Kis. 18:1-8) • Konteks: pewartaan Paulus di Korintus. • Kis 18: 1-5, pewartaan berapi-api. • Kis 18: 6-8, tanggapan atas penolakan jemaat. KOTA KORINTUS • Berada dalam kekuasaan Roma, semua penduduknya pendatang (Romawi dan Yunani); penduduknya sebagian adalah prajurit, budak atau bekas budak. Hanya sedikit orang kaya. • Tantangan: kesenjangan sosial dan kultus afrodite (penyembahan pada dewi aprodite yang disertai dengan pencabulan umum) --> kejatuhan moral. • Paulus datang ke Korintus, kota yang lebih terbuka, setelah “gagal” mewartakan Injil di Atena (70km sebelah timur Korintus). • Paulus tinggal di keluarga Akwila dan Priskila, karena sesama seiman dan sepekerjaan. • Paulus juga bekerja-->pelayanan tanpa tergantung finansial orang lain, supaya orang tidak memiliki anggapan, melayani agar mendapat kemapanan hidup.(1Kor 9:18 bdk 2Tes. 3:10-11) • No manipulasi pewartaan demi kemapanan hidup. PEWARTAAN DAN KERJASAMA (Kis. 18:1-8) • Paulus mengenal banyak orang yang menjadi teman, salah duanya adalah Timotius dan Silas. • Paulus bekerjasama dengan Timotius dan Silas karena keduanya punya komitmen yang dapat diandalkan; dan tidak kesulitan dalam bidang finansial. • Dengan demikian, Paulus bisa fokus penuh (ay.5) dalam hal pewartaan, tidak disibukkan dengan finansial. PEWARTAAN DIHAMBAT • Paulus mengalami penolakan dari orangorang Yahudi, akibat beda pandangan soal sunat, dan kritik Paulus terhadap cara hidup orang Yahudi yang kafir.(ay.6 bdk Gal 2:14-15). • Meredam penolakan, Paulus pindah rumah dari Akwila -->Titius Yustus, seorang romawi. • Paulus beralih mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (non Yahudi), meski tetap terikat pula dengan keyahudian: rumah ibadat, sabat dan orang-orang kristen yahudi yang menjadi temans. • Menikmati panenan, meski tidak sesuai harapan: ada orang-orang Korintus yang akhirnya percaya pada Kristus (Gayus dan Krispus - 1Kor. 1:14). REFLEKSI • Iman yang satu dan sama mempersatukan pribadipribadi yang tidak kenal sebelumnya. Kebersatuan pribadi beriman itu --> saling mendukung dan bekerja sama. • Apakah iman yang menyatukan kita sebagai Gereja --> betul-betul menyatukan? Mendukung pewartaaan secara SDM, Finansial dan lain sebagainya? • Dalam pewartaan tidak jarang menghadapi hambatan --> menyerah atau kompromi atau berani berinovasi dan pantang mundur/setia komitmen? MENJADI SAKSI DAN PEWARTA DI TENGAH MASYARAKAT (Mat. 5:13-16) • Perikop ini berbicara tiga perumpamaan: garam, terang dan kota. • Terang dan kota mempunyai pesan yang sama: terlihat jelas/terang/transparan. • Ayat 13 bicara tentang garam; ayat 14 – 16 bicara tentang terang dan kota. • Konteksnya: sabda/kotbah di bukit; ditempatkan sesudah sabda bahagia. • Perumpamaan tentang garam dan terang, mengungkapkan identitas/jatidiri murid dan perannya -->keterlibatan di tengah dunia; Gereja Konkrit, bukan Gereja hantu. • Ajakan sebagai garam dan terang --> praktek nyata dari sabda bahagia. SABDA BAHAGIA: Memberi Ruang bagi Yang Ilahi(Mat 5: 1 – 12) • Orang yang menumpukan harapan hidup pada Tuhan (Mat 5:3-5): miskin (mengandalkan penyelenggaraan Tuhan), berduka cita (menyadari Tuhan yang dekat menghibur), lemah lembut (berpihak bukan pada kekerasan). • Orang yang hidupnya melakukan kehendak Tuhan (Mat 5: 6.8): lapar dan haus akan kebenaran, suci hatinya --> tidak dipengaruhi nafsu dunia. • Orang yang menghadirkan Tuhan bagi sesamanya (Mat 5:7.9): murah hatinya, membawa damai --> hasrat melulu untuk membawa kebaikan bagi sesama. • Ayat 10: konsekuensi hidup bahagia (3-9) --> dianiaya, disingkirkan, dimusuhi. • Ayat 11-12: pengalaman menjadi murid Yesus --> dimusuhi; namun dibesarkan hatinya. GARAM DAN TERANG • Garam (biblis): bahan utama persembahan (Im. 2:13; Yeh. 43:24); tanda kesetiaan perjanjian (Bil. 18:19; Im. 2:13; 2Taw. 13:5); tanda pengudusan (2Raj. 2:19-23); bahan utama makanan (Ayb. 6:6); tanda perdamaian (Mrk. 9:50). • Murid sebagai garam --> punya peran utama bagi dunia: tanda kesetiaan, pengudusan, pendamaian. • Jika tawar? = kehilangan identitas sebagai murid Kristus -->tidak ada gunanya, dibuang dan diinjak orang. • Terang: menjadikan segala sesuatu kelihatan, menjadi penuntun ke jalur yang benar (Kel. 13:2122). • Murid sebagai terang --> membuat orang dapat melihat karya Tuhan dengan jelas (bdk Mat 25:3145); menuntun orang kepada Tuhan. • Murid sebagai kota --> harus menampakkan diri. REFLEKSI • Menjadi garam, musti harus larut untuk memberi rasa asin --> apakah kita sudah ajur ajer dengan masyarakat? Ikut dan menjadi larut tapi tidak hanyut? • Motivasinya: supaya terkenal atau supaya Tuhan semakin dikenal? • Menjadi terang, musti harus tampak jelas --> apakah hidup kita transparan, jelas atau sebaliknya penuh kegelapan, manipulasi, kacau, tidak jelas jluntrungnya? Apakah sudah bisa jadi teladan (ketika di depan), menggerakkan (ketika di tengah) dan mendukung (ketika di belakang) demi kebaikan dan kebenaran?