LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER GANJIL GENETIKA Dosen Pengampu : 1. Yuyun Maryuningsih, S.Si., M.Pd 2. Dede Cahyati Syahrir, M.Pd Asisten Praktikum : 1. Alfiya Damayanti 2. Cahepi 3. Deby Rizkillah 4. Mochamad Dicky Yudhantaka Disusun Oleh: Nama : Siti Aisyah NIM : 1808106112 Kelas : Biologi C/5 UNIT LABORATORIUM IPA-BIOLOGI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2020 ACARA PRAKTIKUM KE-5 ISOLASI DNA DENGAN CARA YANG SEDERHANA A. Tujuan 1. Untuk mengetahui DNA berbagai jenis variasi buah jeruk 2. Untuk mengetahui DNA berbagai jenis variasi buah mangga 3. Untuk mengetahui DNA berbagai jenis variasi buah pisang B. Dasar Teori Deoxyribonucleic acid atau DNA merupakan senyawa kimia yang paling penting dalam makhluk hidup.DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun nonfungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen dan intergen (Alatar. et.all.2016). DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki protein histon (Alatar. et.all.2016). Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsipisolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untukmemisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung . Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Susanto, 2012). Pada sel eukariotik termasuk tanaman dan hewan bagian terbesar dari DNA berada pada nukleus yaitu organel yang dipisahkan dari sitoplasma dengan membran. Nukleus terdiri dari 90 % keseluruhan DNA seluler. Sisa DNA adalah organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Karena DNA terdapat pada nukleus, maka perlu adanya metode pelisisan sel sampai pemanenan sel. Dimana metode tersebut merupakan bagian dari metode isolasi DNA (Hala. 2016). Pemisahan DNA dari materi seluler lainnya merupakan hal yang signifikan dan mengharuskan penyallinan DNA menjadi RNA dan translasi RNA menjadi protein berlangsung dalam kompartemen( ruang ) yang berbeda yaitu secara berturut-turut dalam nucleus dan sitoplasma ( Hala. 2016 ). Terdapat organel-organel bermembran ganda di dalam sitoplasma, termasuk mitokondria baik pada tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu perlu dilakukan isolasi DNA pada tanaman dan hewan untuk mengetahui dan mempelajari DNA dari tanaman dan hewan tersebut. Sel eukariotik memiliki DNA lebih banyak, lengkap dengan komponen-komponen lain. DNA tanaman dan hewan tersimpan dalam nucleusyang terbungkus oleh membran. Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi.Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari campuran (Nurcahyo. 2011). Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan DNA murni. Prinsip dasar isolasi DNA ada tiga yaitu penghancuran, ekstraksi dan pemurnian. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari zat-zat lain yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi penelitian (Nurcahyo. 2011). DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi secara sederhana. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA (Susanto, 2012). Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit (Hala.2016). Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa “lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia (Alatar. et.all. 2012). Dalam isolasi DNA, bahan yang kita gunakan biasanya berupa jaringan tumbuhan atau jaringan hewan, untuk itu langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memecahkan jaringan menjadi sel-sel yang mandiri. Proses dilakukan secara mekanik atau fisik dengan menumbuk atau menggerus bahan yang akan kita gunakan dengan mortar atau blender. Kedua adalah memecahkan dinding sel dan membran sel lapisan pembungkus DNA. struktur utama pembentuk membran dan dinding sel adalah lemak, untuk itu kita gunakan deterjen dan garam dapur. Kedua bahan ini digunakan untuk melubangi dan merusak sel sehingga isi inti sel (DNA) bisa keluar (Langga, 2012). Tahap selanjutnya adalah pemisahan DNA dari bahan yang lain. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan ethanol/alkohol dingin berkonsentrasi 90-95%. Ethanol/Alkohol tidak melarutkan DNA dan berat jenis alkohol yang lebih ringan dari air membuat DNA naik dan melayang-layang di permukaan (Langga, 2012). CTAB atau Cetyl trimethylammonium bromide merupakan sejenis deterjen yang dapat mendegradasi dinding sel, denaturasi protein, memisahkan karbohidrat, merusak membran sel dan melarutkan DNA. Apabila dinding sel terdegradasi maka semua isi sel dapat keluar termasuk DNA dan dilepaskan ke dalam buffer ekstraksi.Dalam proses isolasi DNA tanaman, penambahan senyawa pereduksi seperti merchaptoetanol dapat mencegah proses oksidasi senyawa fenolik sehingga menghambat aktivitas radikal bebas yang dihasilkan oleh oksidasi fenol terhadap asam nukleat. Merchaptoetanol juga berfungsi untuk melindungi RNA dari senyawa quinon, disulphide, peroksida, poliphenoksidase, dan protein. Proses pemansan pertama bertujuan untuk melarutkan CTAB dan mercaptoetanol. Sedangkan pemanasan yang kedua bertujuan untuk memdegradasi protein dan dinding sel (Langga, 2012). C. Metodologi 1. Alat dan Bahan a. Alat tulis b. Cobek dan ulekan c. Corong d. Wadah bekas kiko e. Sendok f. Handphone g. Gelas h. Buah Pisang (Ambon, Muli, dan Siem) i. Buah Mangga j. Buah Jeruk k. Deterjen l. Alkohol 70% m. Garam 2. Langkah Kerja a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Dikupas masing-masing variasi buah pisang, jeruk, dan mangga kemudian ditumbuk menggunakan cobekan dan ulekan c. Disiapkan 16 sendok detergen dan dilarutkan dengan air sebanyak 300 mL d. Dimasukkan 16 sendok garam dan diaduk hingga merata, setelah itu masukkan sampel buah yang telah dihaluskan e. Didiamkan larutan hingga heterogen f. Disiapkan corong yang dilapisi tissue diatas gelas g. Disaring supernatan/lapisan bening dengan tissue hingga diperoleh filtrase sebanykn 20 mL h. Ditambahkan alcohol sebanyak 2 mL pada masing-masing variasi buah pisang, jeruk, dan mangga i. Dimasukkan masing-masing sampel ke dalam wadah bekas kiko j. Disentrifugasi masing-masing sampel dengan cara menggoyang-goyangkan menggunakan tangan hingga terlihat adanya endapan k. Diamati dan dicatat kedalam tabel hasil pngamatan D. Hasil Pengamatan 1. Tabel Pengamatan Pisang (Kelompok 1) No. 1. Sampel Tingkat Kekeruhan Sebelum Sesudah 2. ++ Sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sangat keruh ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. ++ Sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang Muli +++ 3. ++ Sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang Ambon + Pisang Siem + Keterangan 2. Tabel Pengamatan Mangga (Kelompok 2) Tingkat Kekeruhan No. Sampel Sebelum Sesudah 1. 2. + Sebelumnya bening dan tidak terdapat endapan. Setelah disentrifugasi, jumlah benangbenang DNA nya paling sedikit dibandingkan dengan mangga cengkir dan golek. Mangga Arumanis - 3. ++ Sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi warnanya menjadi keruh dan terdapat endapan. Mangga Golek + Mangga Cengkir + Keterangan +++ Sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi, warnanya menjadi sangat keruh, terdapat endapan, dan banyak sekali benang-benang DNA. 3. Tabel Pengamatan Jeruk (Kelompok 3) No. 1. Sampel Tingkat Kekeruhan Sebelum Sesudah 2. + Sebelum disentrifugasi larutan berwarna hijau bening dan tidak terdapat endapan setelah di sentrifugasi larutan tetap berwarna hijau bening dan terdapat endapan ++ Sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat dan tidak ada endapan, setelah disentrifugasi larutan berwarna kuning bening terdapat endapan. Jeruk nipis - 3. ++ Sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat sedikit endapan, setelah disentrifugasi terdapat endapan. Jeruk peras + Jeruk manis - Keterangan Keterangan: (-) tidak ada endapan (+) endapan sedikit (++) endapan sedang (+++)endapan banyak E. Pembahasan Praktikum kali in berjudul Isolasi DNA dengan cara yang sederhana. Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan membran sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membran dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding sel dan membran sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara penggerusan. DNA yang didapatkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa benang-benang halus. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortal dan pastle. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen, penambahan sabun dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dimana bahan-bahan yang digunakan dihancurkan. Proses penghancuran dilakukan untuk merusak membran sel, dinding sel dan membran inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Selanjutnya dimasukkan NaCl (garam dapur) ke dalam buah tersebut yang telah dihancurkan sebelumnya. NaCl yang diberikan berfungsi sebagai bahan penetral pada gula fosfat DNA, menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutan yang kemudian tersaring pada proses penyaringan, serta berperan sebagai “lysing buffer”, yakni menjaga pH larutan agar tetap konstan, sehingga diharapkan tidak terjadi denaturasi DNA. Garam (NaCl) memegang peranan penting yaitu untuk menghilangkan protein dan karbohidrat karena garam dapat mnyebabkan keduanya terpresipitasi, dan bersama-sama dengan detergen, keduanya berfungsi sepertihalnya lysing buffer. Garam juga digunakan untuk melarutkan DNA, karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif fosfat DNA, yaitu kutub yang bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak mnolak satu sama lain sehinggga pada saat ion Na+ membentuk ikatan denagn kutub negatif fosfat DNA, DNA akan terkumpul. Jadi nampak bahwa selain digunakan untuk menghilangkan protein dan karbohidrat dan menjaga kesetabilan pH lysing buffer, garam juga membantu proses pemekatan DNA.( Mawardi.2016) Setelah itu ditambahkan deterjen, proses pemberian deterjen ini disebut dengan proses lisis yaitu proses untuk meluruhkan membran sel pada nukleus. Tujuan diberikannya deterjen yaitu untuk merusak membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel, untuk mengurangi kontaminan dan mengurangi browning. Deterjen Berfungsi untuk melisiskan barier (penghalang) sel secara kimia sebagai pengganti senyawa kimia yang mampu merusak dinding dan membran sel antara lain lisozim yang dapat mendegesti senyawa polimerik yang menyebabkan kekakuan sel dan etil endiamintetra asetat (EDTA) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan keseluruhan struktur selubung sel, serta menghambat enzim-enzim seluler ynag dapat merusak DNA (ion Mg2+ merupakan kofaktor penting bagi DNAse yang biasa "memakan" DNA). Detergen bisa menyebabkan kerusakan membran sel dengan mengemulsi lipid dan protein sel serta menyela interaksi polar yang menyatukan membran sel karena detergen mengandung disodium EDTA dan lauryl sulfat yang memiliki fungsi yang sama dengan dodesil sulfat.(Mawardi.2016) Setelah dilakukan proses penghancuran dan lisis, maka larutannya ditambahkan air dan dihomogenkan serta didiamkan. Pada saat pengadukan harus pelan-pelan karena deterjen mudah sekali berbusa. Busa yang ditimbulkan oleh deterjen akan mengganggu pengamatan, karena DNA yang berhasil diisolasi nampak tipis, dan dapat dipastikan lapisan DNA tersebut akan tertutupi jika terdapat banyak buih. Setelah itu larutan tersebut disaring ke gelas kimia baru, adanya proses penyaringan dilakukan agar komponen sel selain DNA tidak mengkontaminasi DNA yang hendak diisolasi. Lalu dituang ke tabung reaksi dan diberikan larutan etanol dingin dengan tujuan untuk memperitifikasi DNA. Alkohol yang dingin akan mempercepat proses tersebut. Alkohol mempunyai densitas yang lebih kecil bila dibandingkan dengan air, sehingga alkohol ini akan berada pada bagian atas dua lapisan yang terpisah. Semua debris sel, kotoran dan protein yang kita hilangkan pada dua langkah pertama akan bergerak ke arah bawah, pada bagian yang berair. DNA akan bergerak ke arah lapisan alkohol dari lapisan buah. Kita dapat menggunakan gelas pengaduk untuk membawa DNA pada lapisan alkohol. Dengan pelan, kita dapat menarik DNA tersebut dengan cara memutar gelas pengaduk. Alkohol berfungsi untuk pengikatan strand DNA yang telah terkumpul kerena pemekatan oleh garam, karena kerapatan alkohol lebih kecil dibandingkan kerapatan air maka alkohol akan berada di bagian atas larutan pada tabung reaksi. Strandstrand DNA yang terikat oleh alkohol akan nampak sebagi benang-benang putih yang terapung di atas filtrat. (Utami.2012) Pada pengamatan yang di lakukan, kelompok 1 menggunakan medium buah pisang yang kemudian di lumatkan untuk mengambil sarinya. Setelah itu di gunakan detergen bubuk sebagai uji. Dari situ kita dapat melihat bahwa sari buah pisang yang di tambahkan deterjen mengalami presipitasi DNA dan kemudian muncul permukaan etanol seperti masa putih berupa benang-benang halus. Pada kelompok 2 menggunakan medium buah manga dan kelompok 3 menggunakan medium buah jeruk. Isolasi harus didahului dengan menumbuk atau menghancurkan sel, karena untuk mengambil sari-sari dari buah tersebut juga untuk mempermudah pengikatan materi (isi sel) yang berperan sebagai kofaktor nucleus.(Uami.2012) Hasil dari percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada buah pisang ambon sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang muli sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sangat keruh ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang siem sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Hasil percobaan pada buah mangga, mangga golek sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi warnanya menjadi keruh dan terdapat endapan. Manga arumanis sebelumnya bening dan tidak terdapat endapan. Setelah disentrifugasi, jumlah benang-benang DNA nya paling sedikit dibandingkan dengan mangga cengkir dan golek. Dan manga cengkir Sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi, warnanya menjadi sangat keruh, terdapat endapan, dan banyak sekali benang-benang DNA. Hasil percobaan pada buah jeruk, jeruk peras sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat sedikit endapan, setelah disentrifugasi terdapat endapan. Jeruk nipis sebelum disentrifugasi larutan berwarna hijau bening dan tidak terdapat endapan setelah di sentrifugasi larutan tetap berwarna hijau bening dan terdapat endapan. Dan jeruk manis sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat dan tidak ada endapan, setelah disentrifugasi larutan berwarna kuning bening terdapat endapan. Sentrifugasi digantikan dengan metode diputar selama 5 menit dan lainnya menurut pengamatan saya hasilnya tidak jauh berbeda, benang- benang DNA pun tetap terlihat. Begitu juga dengan kertas saring yang di ganti menjadi saringan biasa menunjukan hasil cukup akurat hampir sama dengan yang menggunakan kertas saring. Manfaat isolasi DNA, Isolasi DNA diperlukan untuk analisis genetik, yang digunakan untuk tujuan ilmiah, medis, atau forensik. Para ilmuwan menggunakan DNA yang sudah di isolasi di sejumlah aplikasi, seperti pengenalan DNA ke dalam sel dan binatang atau tanaman, atau untuk tujuan diagnostik. Dalam obat aplikasi yang terakhir adalah yang paling umum. Di sisi lain, ilmu forensic perlu memulihkan DNA untuk identifikasi individu (bagi pemerkosa misalnya, pencuri kecil, kecelakaan, atau korban perang), penentuan ayah, dan pabrik atau identifikasi hewan, ini bisa dilakukan dengan isolasi DNA.(Aries.2020) F. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Buah jeruk, jeruk peras sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat sedikit endapan, setelah disentrifugasi terdapat endapan. Jeruk nipis sebelum disentrifugasi larutan berwarna hijau bening dan tidak terdapat endapan setelah di sentrifugasi larutan tetap berwarna hijau bening dan terdapat endapan. Dan jeruk manis sebelum disentrifugasi larutan berwarna kuning pekat dan tidak ada endapan, setelah disentrifugasi larutan berwarna kuning bening terdapat endapan. 2. Buah mangga golek sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi warnanya menjadi keruh dan terdapat endapan. Manga arumanis sebelumnya bening dan tidak terdapat endapan. Setelah disentrifugasi, jumlah benang-benang DNA nya paling sedikit dibandingkan dengan mangga cengkir dan golek. Dan manga cengkir Sebelumnya sedikit keruh, namun setelah disentrifugasi, warnanya menjadi sangat keruh, terdapat endapan, dan banyak sekali benang-benang DNA. 3. Buah pisang ambon sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang muli sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sangat keruh ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. Pisang siem sebelum di sentrifugasi sampel terlihat sedikit keruh tidak ada endapan, namun setelah disentrifugasi warna sampelnya menjadi keruh dan terdapat endapan. DAFTAR PUSTAKA Alatar, AA, et al. 2012. Simple And Rapid Protocol For The Isolation Of PCR-Amplifiable DNA From Medicinal Plants. Genetics and Molecular Research 11 (1): 348-354. Aries, M. 2020. Bioanalitika. Jakarta Barat, 11620. https://ibs.co.id/id/tujuan-ekstraksi-dnadanmanfaatnya/#:~:text=Manfaat%20Isolasi%20DNA,tanaman%2C%20atau%20un tuk%20tujuan%20diagnostik. Hala, Yusminah dan Hartono. 2016. Penuntun Praktikum Pengantar Bioteknologi. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar. Langga, Indah Fajarwati., Muh. Restu dan Tutik Kuswinanti. 2012. Optimalisasi Suhu dan Lama Inkubasi dalam Ekstraksi DNA Tanaman Bitti (Vitex Cofassus Reinw) serta Analisis Keragaman Genetik dengan Teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains & Teknologi,12 (3) : 265 – 276. Mawardi, Arsyam & Simonapendi, Maria L. 2016 Uji Efektivitas Metode Isolasi DNA Genom Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Asal Kabupaten Jayawijaya. JURNAL BIOLOGI PAPUA ISSN: 2086-3314 Vol 8 Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Mikrobiologi. jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY. Yogyakarta. Susanto, Agus Hery. 2012. Bahan Ajar Biologi Molekuler. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Utami A, Meryalita R, Aeny N P, Ambarsari L, Asri P, Kurniatin, Nurcholis W 2012. Variasi Metode Isolasi DNA Daun Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 .Biokimia FMIPA IPB. Bogor. LAMPIRAN Alkohol 70% Pisang Ambon Pisang Muli Pisang Siem Kaoskaki sebagai Kain sebagai Deterjen Garam pengganti sentrifuge penyaring Hasil sentrifugasi Corong