Uploaded by User100876

HAK WARIS BAGI ANAK ZINA

advertisement
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
HAK WARIS BAGI ANAK ZINA
Oleh: Annisa Najiyah
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak yang terlahir dari rahim seorang ibu manapun tidak akan
memikul beban dosa yang telah dilakukan oleh ibunya. Begitu pula anak
yang terlahir dari seorang wanita pezina. Ia terlahir dalam keadaan fitrah1.
Melihat realita bahwa dewasa ini perzinaan semakin merebak ke berbagai
usia, bahkan di usia dini pun, anak-anak itu sudah mengenal bahkan
melakukan hubungan intim dengan pacar mereka.2 Tidak dapat dipungkiri
angka anak-anak yang terlahir sebagai anak zina kini kian meningkat.
Pelaku perzinaan yang banyak terjadi saat ini merebak pada
kalangan remaja. Sehingga ketika lahir bayi hasil perzinaan tersebut, hakhak yang seharusnya diberikan kepada anak menjadi terabaikan lantaran
minimnya pengalaman mereka. 3 Pada kesempatan ini, penulis hendak
membahas salah satu hak yang terlalaikan oleh masyarakat umum pada
zaman sekarang, terlebih para remaja yang terjerumus pada perzinaan
sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan.
II.
PEMBAHASAN
A. Definisi Anak Zina
1. Anak
Anak dalam bahasa arab adalah ‫ ْال َولَد‬/ٌ ‫ َولَد‬yang berarti anak
yang bersifat umum baik tunggal maupun jamak, laki-laki maupun
1
Fitrah adalah keadaan yang suci yaitu dalam lingkup Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah
ْ ‫علَى ْالف‬
Shallallahu’Alaihi Wasallam: ‫الخ‬...... ‫َص َرانِ ِه‬
ِ ‫سا ِن ِه َو ين‬
َ ‫ك ُّل َم ْول ْو ٍد ي ْولَد‬
َ ‫ِط َرةِ فَأَبَ َواه ي َه ِودَانِ ِه َو ي َم ِج‬
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Maryi An-Nawawi, Al-Manhaj Syarh Shahih Muslim AlHajjaj (Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Araby, 1392 H) jilid 9 hal. 9 versi maktabah syamilah.
2
http://fujaandini9c.blogspot.co.id/2016/09/diakses 06/09/2017 pukul 14.27
3
http://www.kaskus-dimension.com/2016/12/mengenal-lebih-dalam-fakta-dan-dampak-dari-seksbebas-remaja.html diakses 06/09/2017 pukul 14.35
1
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
perempuan.4 Anak merupakan hasil dari sebuah hubungan intim antara
seorang laki-laki dengan seorang wanita baik yang telah terikat dalam
sebuah pernikahan maupun tidak.
Anak menurut arti kata bahasa Indonesia adalah; keturunan
kedua yang dihasilkan dengan proses melahirkan, dan merupakan
cabang dari orangtuanya.5 Anak akan menjadi pengganti orangtuanya
setelah berganti zaman berikutnya, atau lebih kerap disebut
regenerasi.6
2. Zina
Zina merupakan perbuatan keji dan termasuk salah satu
kabaair (dosa-dosa besar) bagi yang melaksanakannya. Zina
merupakan hasil dari kata bahasa arab ‫يزني‬-‫ زنا‬yang berarti berzina.
Zina adalah perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan
yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan, atau perbuatan
bersenggama seorang laki-laki yang telah menikah dengan perempuan
yang bukan istrinya dan begitu pula sebaliknya.7
Makna zina secara istilah adalah hubungan intim antara dua
manusia berbeda jenis kelamin layaknya pasangan suami istri tanpa
ada ikatan pernikahan yang sah. Hal ini dapat kita sandarkan melalui
perkataan para ulama’ fikih, diantaranya adalah Ibnu Rusyd Al-Hafid8:
“Zina adalah segala perhubungan intim tanpa adanya ikatan
pernikahan yang sah atau wath’ syubhat9.
4
Al-Imam Ibnu Mandhur, Lisan Al-‘Arab (Kairo: Dar At-Taufiq li At-Turats, 2009) jilid 15, hal.
443
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 41, Balai Pustaka: 2000
https://andibooks.wordpress.com/definisi-anak/ diakses 06/09/2017 pukul 22.24 wib
7
Op.Cit, hal. 1280
8
Ibnu Rusyd Al-hafid ialah Abu Al-Walid Muhammad bin Abi Al-Qasim Ahmad bin Syaikh AlMalikiyyah Abi Al-Walid Muhammad bin Ahmad binAhmad bin Rusyd Al-Qurthuby. Ia lahir dan
dibesarkan dalam keluarga ahli fiqh di Cordoba. Beliau ahli dalam ilmu fiqh dan bermadzhab Malikiyah.
Selain ahli fiqh, beliau adalah ahli falsafat pada masanya. Ibnu Rusyd Al-Hafid, Bidayah Al-Mujtahid wa
Nihayah Al-Muqtashid (Mesir: Dar Al-Aqidah, 2004) jilid 1 hal. 5-6
9
Wath’ syubhat adalah senggama yang dilakukan tanpa mengetahui wanita yang ia gauli.
Perkiraan bahwa yang berada diatas kasur adalah istrinya yang sah. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqhu AlIslamy Wa Adillatuhu terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk(Jakarta: Gema Insani, 2007) jilid 10 hal.37
6
2
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Adapun pendapat Hanafiyah, zina adalah masuknya sesuatu ke
dalam qubul seorang wanita dewasa, namun tidak menyebabkan
haramnya hubungan kekeluargaan yang disebabkan oleh sebuah
pernikahan.
10
Sedangkan
pendapat
Syafi’iyah,
zina
adalah
memasukkan dzakar ke farj yang haram secara dhahir tanpa
kesyubhatan
yang dilakukan oleh orang dewasa dan wajib
mendapatkan had.11
3. Anak Zina
Anak zina adalah anak yang terlahir dari seorang wanita yang
berzina yang merupakan hasil dari hubungan intim antara laki-laki dan
perempuan tanpa adanya suatu pernikahan yang sah. Sebagaimana Dr.
Wahbah Az-Zuhaili 12 mendefinisikan tentang anak zina ialah anak
yang terlahir dari rahim ibunya tanpa melalui jalur syar’i, dan ia
merupakan hasil dari hubungan yang haram.13
Hubungan haram disini adalah perzinaan yang secara mutlak
Allah mengharamkannya. Sebagaimana dalam qaidah fiqh:
‫صل فِ ْي ْاألَبْضا َعِ التَّحْ ِريْم‬
ْ َ ‫األ‬
“Hukum(hubungan intim) farj pada asalnya adalah haram.”
10
Zainuddin bin Ibrahim bin Najim, Al-Bahru Ar-Raiq Syarh Kanzu Ad-Daqaiq (ttp: tnp, tth) jilid
5 hal. 21
11
Syamsuddin Muhammad bin Muhammad Al-Khatib Asy-Syarbani, Mughni Al-Muhtaj (Beirut:
Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 2014) jilid 4 hal.165-166
12
DR. Wahbah Az-Zuhaili adalah ulama’ ahli fiqh yang bermadzhab Hanafiyah namun dalam
kitab-kitabnya yang telah beliau tulis, beliau memaparkan tarjih atas pendapat empat madzhab. Lahir di
Damaskus pada tahun 1956. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam Wa Adillatuhu terj. Abdul
Hayyie al-Kattani,dkk (Jakarta: Gema Insani, 2007) cover belakang.
13
Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islamy Wa Adillatuhu (Beirut: Darul Fikri, 2014) jilid 8,
hal. 420.
3
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Jadi sebelum ada hukum yang menghalalkannya, yaitu akad
yang sah maka hubungan intim antara laki-laki dan perempuan
secara mutlak adalah haram.14
B. Status Nasab Anak Zina
Syari’at Islam memerintahkan manusia menikah guna menjaga
keturunan dan kemurnian nasab. Nasab adalah salah satu pondasi kuat
yang menopang sebuah keluarga, yang disebabkan oleh hubungan darah.15
Adapun cara menentukan nasab ada tiga cara;
1. Dengan pernikahan yang sah atau fasid.
Dengan pernikahan, nasab akan tetap bersambung walaupun
pernikahannya fasid, ini merupakan pendapat ulama’ Hanafiyah.16
Sedangkan ulama’ Malikiyah 17 , Syafi’iyah 18 dan Hanabilah 19
menganggap anak hasil dari nikah fasid dihukumi sebagaimana
anak li’an. Hal ini berlaku juga untuk pernikahan urfi.20
2. Pengakuan nasab yang ditetapkan oleh dirinya sendiri, yaitu
pengakuan
seseorang
terhadap
anaknya
sendiri.
Maupun
pengakuan orang lain yang terpercaya, yaitu orang yang bercabang
pada garis nasab yang sama.21
14
DR. Muhammad Shidqy bin Ahmad Al-Burinu, Al-Wajiz Fie Idhohi Qawaid Al-Fiqhi AlKuliyyah (Riyadh: Muassasah Ar-Risalah, tth) hal. 115
15
DR. Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam Wa Adillatuhu terj. Abdul Hayyie al-Kattani,dkk
(Jakarta: Gema Insani, 2007) jilid 10 hal.1
16
Ibnu ‘Abid Muhammad ‘Ilauddin Afandi, Hasyiyah Radd Al-Mukhtar ‘ala Ad-Dur Al-Mukhtar
Syarh Tanwir Al-Abshar Fiqh Abu Hanifah (Beirut: Dar Al-Fikr li Ath-Thaba’ah wa An-Nasyr, 2000) jilid
3 hal. 131 versi Maktabah Asy-Syamilah
17
Muhammad bin Ahmad Ad-Dasuqi, Hasyiyah Ad-Dasuqi ‘ala Syarhi Al-Kabir, (ttmp:tnp,tth)
versi Maktabah Asy-Syamilah
18
Syamsuddin Muhammad bin Muhammad Al-Khathib Asy-Syarbini, Mughni Al-Muhtaj ila
Ma’rifati Ma’ani Alfadh Al-Manhaj (Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah) jilid 3 hal.466
19
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Al-Mughni (Beirut: Dar Al- kutub Al-Ilmiyyah, 2008) jilid 5 hal.
366
20
Pernikahan urfi adalah pernikahan tanpa ada bukti nikah pada catatan sipil. DR. Wahbah AzZuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam Wa Adillatuhu terj. Abdul Hayyie al-Kattani,dkk (Jakarta: Gema Insani, 2007)
jilid 10, hal 38
21
Ibid, hal. 40
4
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
3. Pembuktian dari apa yang telah ditetapkan.
Cara ketiga ini bukan hanya orang yang menetapkan dirinya
sendiri, namun orang lain yang menetapkan nasab dirinya juga
perlu adanya pembuktian. 22 Dewasa ini, masyarakat lebih sering
menggunakan cara yang ketiga dengan melakukan tes DNA
sebagai pembuktian nasab.23
Adapun implikasi hukum nasab bagi anak zina dalam Islam ada
beberapa poin. Diantara adalah berdasarkan cara penetapan nasab, yaitu :
Pertama, tanpa adanya sebuah pernikahan maka nasab anak zina
tidak dapat bersambung dengan ayah biologisnya. Nasab anak zina hanya
bersambung kepada ibu biologisnya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
‫اش َو ِل ْل َعاه ِِر ْال َحجْ ر‬
ِ ‫ ْال َولَد ِل ْل ِف َر‬:َ‫سلَّ َم قَال‬
َ ‫صلَّى ّللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫أ َ َّن َرس ْو َل ّللا‬
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Anak
itu bagi yang meniduri istri (suami), sedangkan bagi pezina ialah hanya
mendapatkan batu.” (HR. Muslim)24
Imam An-Nawawi 25 memaparkan bahwa maksud ‫ ْالعاَهِر‬adalah
pezina sedangkan ‫جر‬
َ ‫ ْال َح‬atau batu disini adalah pezina (laki-laki) yang
menyesali perbuatannya. Sedangkan ia tidak berhak atas anak biologisnya.
Maka anak zina itu dinasabkan kepada ibunya secara mutlak. Sebagian
orang arab memaknai batu dengan rajam, sehingga pezina laki-laki
dirajam sebagai bentuk penyesalan atas perbuatannya. Makna sabda
22
Ibid, hal. 41
https://health.detik.com/read/2009/08/14/133658/1183164/775/apa-itu-tes-dna, diakses 22/08/17
pukul 17:00
24
Imam An-Nawawi, Shahih Muslim Syarh An-Nawawi (Kairo: Dar Al-Hadits, 2001) jilid 5 hal.
294
25
Imam An-Nawawi adalah Al-Imam Al-Hafidz Al-Faqih Muhyiddin Yahya bin Syaraf bin
Mura Al-Hazimi, Al-Hurani, An-Nawawi, Abu Zakariya. Beliau lahir di Nawa, Damaskus pada tahun 631
H. Beliau belajar fiqh, ushul, hadits, lughoh, nahwu, tashrif, dan tarjim. Beliau meninggal pada tahun 676
H. Imam An-Nawawi, Shahih Muslim Syarh An-Nawawi (Kairo: Dar Al-Hadits, 2001) jilid 1 hal. 18
23
5
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ‫اش‬
ِ ‫ ْال َولَد ِل ْل ِف َر‬adalah hak anak
sepenuhnya bagi pemilik kasur yaitu suami dari ibu anak zina selama ia
(suami ibunya) tidak menafikan anak tersebut.
Kedua, tanpa adanya sebuah pernikahan, nasab dari ayah biologis
itu terputus, namun dalam kemahraman para ‘ulama’ berbeda pendapat.
Pendapat pertama, anak zina dengan ayah biologisnya mahram. Pendapat
ini adalah pendapat ulama’ Hanafiyah26 dan Hanabilah.27 Pendapat kedua,
anak zina dengan ayah biologisnya tidak mahram. Pendapat ini adalah
pendapat Ibnu Abbas, Malikiyah 28 dan Syafi’iyah 29 berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
‫ََلت َح ِرم ْال َح َرام ْال َحالَ َل‬
“Sesuatu yang haram tidak dapat mengharamkan sesuatu yang
halal.”(HR. Daruquthni)30
Berdasarkan hadits tersebut, tidak ada keharaman bagi anak zina
terhadap ayah biologisnya. Lantaran anak zina hasil dari perbuatan yang
haram, maka sesuatu yang haram tidak dapat mengharamkan yang halal.
Sebab perbedaan pendapat tersebut adalah dalam memaknai
pernikahan. Hanafiyah memaknai pernikahan dengan wath’(hubungan
intim), maka tidak ada perbedaan antara hubungan intim yang halal dan
haram. Sedangkan Syafi’iyah memaknai pernikahan dengan akad, maka
hubungan intim tanpa adanya akad tidak termasuk pernikahan.
Abdullah bin Mahmud bin Maudud Al-Mushili Al-Hanafi, Al-Ikhtiyar Lita’lil Al-Mukhtar,
(Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 2015) jilid 3 hal. 101 versi Maktabah Asy-Syamilah
27
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Al-Mughni ‘ala Mukhtashar Al-Khiraqi, (Beirut: Dar Al-Kutub Al‘Ilmiyyah, 2008) jilid 5 hal. 466
28
Ibnu Rusyd Al-Hafid, Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid (Kairo: Dar Al-‘Aqidah,
2004) jilid 2 hal. 41
29
Zainuddin bin Ibrahim bin Najim, Al-Bahru Ar-Raiq Syarhu Kanzu Ad-Daqaiq, (ttmp: tnp, tth)
jilid 8 hal. 11
30
Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf Az-Zarqani, Syarh Az-Zarqani ‘ala Muwaththa’ AlImam Malik bin Anas (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, tth) jilid 3 hal. 184 versi Maktabah Asy-Syamilah
26
6
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Ketiga, lantaran terputusnya nasab, anak zina tidak dapat
mendapatkan warisan dari ayah biologisnya dan tidak dapat memberi
warisan terhadap ayah biologisnya. Hal ini sesuai sabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
‫أَيُّ َما َرج ٍل عاَه ََر بِح َّرةٍ أ َ ْو أ َ َم ٍة فَ ْال َولَد َولَد ال ِزنَا ََل يَ ِرث َو ََل ي ْو َرث‬
“Laki-laki manapun yang berzina dengan wanita merdeka maupun
budak wanita apabila menghasilkan anak maka anak zina tidak mewarisi
hartanya dan ia tidak mendapatkan warisan dari anak zina.”(HR.
Tirmidzi)31
Telah ditetapkan bahwa anak zina nasabnya terputus oleh ayah
biologisnya, sehingga tidak dapat mewarisi dan tidak dapat memberikan
warisan kepada ayah biologisnya, karena salah satu syarat mewarisi dan
mewariskan adalah bersambungnya nasab.32
C. Hak Waris Anak Zina
Ada kriteria bagi seseorang untuk mendapatkan hak waris dari
orang yang meninggal, yaitu:
1. Nasab
Yaitu keluarga dekat yang ditentukan dengan hubungan darah. Adanya
keturunan melalui jalan lahir adalah sebab bersambungnya nasab.
2. Pernikahan
Pasangan suami istri yang menikah dengan pernikahan yang sah, maka
mereka saling mewarisi.
3. Perwalian
31
32
Abu Isa Muhammad bin Isa, Sunan At-Tirmidzi (Dar Al-Fikri: Beirut, 2009) jilid 4 hal. 38
DR. Wahbah Az-Zuhaily, Al-Wajiz fi Al-Fiqh Al-Islamy (Damaskus: Dar Al-Fikr, 2006) jilid 3
hal.333
7
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Perwalian disini adalah kerabat hukmiyah, yaitu kerabat yang
bersambung nasabnya dengan orang yang mewarisi, kemudian orang
yang membebaskan budak dan ‘ashobah karena sebab.
4. Islam
Syarat ini bersifat ikhtilaf antar madzhab, menurut Syafi’iyyah 33 dan
Malikiyyah 34 Islam merupakan syarat seseorang mendapatkan hak
waris. Apabila berbeda agama, maka akan terputus haknya.35
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, anak zina tidak
mendapatkan hak waris dari garis ayah biologisnya lantaran nasabnya
terputus. Adapun hak waris anak zina sesuai syarat nasab ia mendapatkan
hak waris dari garis ibu biologisnya. Lantaran nasab anak zina
dikembalikan pada garis ibu.
Adapun kedudukannya dalam hak waris adalah sebagai berikut:
1. Ashhaabul furuudh
Ashhaabul furuudh adalah kerabat yang mendapat hak waris secara
mutlak.36 Secara umum, anak zina termasuk ashhaabul furuudz dari
jalur ibunya. Lantaran nasab anak zina masih tersambung kepada ibu
yaitu sebagai anak. Jika ia memiliki saudara seibu, maka ia juga akan
mendapatkan warisan dari saudara seibu jika saudara seibu tidak
memiliki furu’(anak dan cucu) dan ashl(ayah dan kakek).37
2. ‘Ashabaat
‘Ashabaat adalah setiap orang yang memperoleh harta warisan ketika
dia sendirian (laki-laki) yang menerima, atau yang mendapatkan sisa
dari harta warisan yang diberikan kepada ashhaabul furuudh.38 Anak
zina berada pada posisi ini ketika hanya dia(laki-laki) yang mewarisi
33
Imam abu Al-Husain Yahya bin Abi Al-Khoir Al-‘Imroni, Al-Bayan fie Syarh Al-Muhadzdzab
(Beirut: Dar Al-Fikr, 2009) jilid 4 hal. 9
34
Imam Malik bin Anas, Al-Mudawwanah Al-Kubra (Kairo: Dar Al-Hadits, 2005) jilid 3 hal. 473
35
DR. Wahbah Az-Zuhaily, Al-Wajiz Fi Al-Fiqh Al-Islamy (Damaskus: Dar Al-Fikri, 2006) jilid
3 hal.333
36
Ibid, hal.342
37
Ibid, hal.351
38
Ibid, hal.359
8
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
dari harta ibunya, atau dia (laki-laki maupun perempuan) bersanding
dengan
saudaranya
yang
seibu
atau
sederajat,
atau
ketika
dia(perempuan) bersanding dengan saudara ibu(perempuan) ketika
ibunya meninggal. Kemudian, dia(laki-laki) sendirian ketika saudara
seibunya meninggal.
3. Dzawu Al-Arhaam
Dzawu Al-Arhaam adalah kerabat yang tidak memiliki hak waris
secara mutlak. 39 Anak zina akan mendapatkan posisi ini apabila
saudara kandung ibu meninggal sedangkan ia tidak memiliki furu’
(anak dan cucu), ashl (ayah dan kakek) atau kerabat yang lebih dekat.
Begitu pula cucu(laki-laki/perempuan) dari anak perempuan jika tidak
ada ashhaabul furudh dan ‘ashabaat.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan
yang
telah
dipaparkan,
maka
penulis
dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Anak zina tidak memiliki nasab melalui garis ayah biologis, karena
anak zina secara mutlak nasabnya terputus melalui garis ayah. Adapun
nasab hanya dapat disambungkan melalui garis ibu.
2. Lantaran nasab kepada ayah biologisnya terputus, anak zina memiliki
hak waris melalui garis ibu yaitu dari ibu dan saudara seibu jika ia
memilikinya, serta dari kerabat ibu apabila kerabat ibu tidak memiliki
furu’(anak dan cucu), ashl(ayah dan kakek), atau kerabat yang lebih
dekat.
B. Saran
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita menjauhi segala hal yang
menjerumuskan
kepada
zina
agar
tidak
menimbulkan
banyak
kemadharotan yang telah Allah peringatkan kepada kita melalui ayat-ayat-
39
Ibid, hal.343
9
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Nya. Perintah amar ma’ruf pun dibebankan kepada setiap muslim yang
mengetahuinya. Wallahu a’lam
10
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dasuqi, Muhammad bin Ahmad, ___ Hasyiyah Ad-Dasuqi ‘ala Syarhi AlKabir, _____ versi Maktabah Asy-Syamilah
Afandi, Ibnu ‘Abid Muhammad ‘Ilauddin, 2000, Hasyiyah Radd Al-Mukhtar ‘ala
Ad-Dur Al-Mukhtar Syarh Tanwir Al-Abshar Fiqh Abu Hanifah Beirut: Dar Al-Fikr li
Ath-Thaba’ah wa An-Nasyr versi Maktabah Asy-Syamilah
Al-‘Imroni, Imam abu Al-Husain Yahya bin Abi Al-Khoir, 2009, Al-Bayan fie
Syarh Al-Muhadzdzab, Beirut: Dar Al-Fikr
Al-Burinu, DR. Muhammad Shidqy bin Ahmad, ___ Al-Wajiz Fie Idhohi Qawaid
Al-Fiqhi Al-Kuliyyah, Riyadh: Muassasah Ar-Risalah
Al-Hafid, Ibnu Rusyd, 2004 Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Mesir:
Dar Al-Aqidah
Al-Hanafi, Abdullah bin Mahmud bin Maudud Al-Mushili, 2015, Al-Ikhtiyar
Lita’lil Al-Mukhtar, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah versi Maktabah Asy-Syamilah
Al-Imam Ibnu Mandhur, 2009 Lisan Al-‘Arab, Mesir: Dar At-Taufiq li At-Turats
Al-Imroni, Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abu Al-Khoir, 2009, Al- Bayan fie
Syarh Al-Muhadzdzab, Beirut: Dar Al-Fikr
Al-Jaziry, Syaikh Abdurrahman,2011 Kitab Al-Fiqh ‘Ala Madzaahib Al- Arba’ah,
Lebanon: Dar Al-Kutub Al-‘Alamiyah
Al-Maqdisi, Ibnu Qudamah, 2008, Al-Mughni, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah
Anas, Imam Malik bin, 2005, Al-Mudawwanah Al-Kubra, Kairo: Dar Al-Hadits
An-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Maryi, 1392 H, Al-Manhaj
Syarh Shahih Muslim Al-Hajjaj, Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Araby versi Maktabah
Asy-Syamilah.
Asy-Syarbany, Syamsuddin Muhammad bin Muhammad Al-Khatib, 2014,
Mughni Al-Muhtaj, Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah
Az-Zarqani, Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf, ___ Syarh Az-Zarqani ‘ala
Muwaththa’ Al-Imam Malik bin Anas Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah versi Maktabah
Asy-Syamilah
11
Perzinaan: Ahad, 17 September 2017
Az-Zuhaily, DR. Wahbah, 2006, Al-Wajiz Fi Al-Fiqh Al-Islamy, Damaskus: Dar
Al-Fikri
Az-Zuhaily, Dr. Wahbah, 2014 Al-Fiqhu Al-Islamy Wa Adillatuhu, Beirut: Dar
Al-Fikri
Az-Zuhaily, Dr. Wahbah. 2007 Al-Fiqhu Al-Islamy Wa Adillatuhu Terjemah
Jakarta: Gema Insani
Departemen Pendidikan Nasional, 2000 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka
Husain, Ahmad Abdul Majid “Muhammad Mahmud”, Pdf Ahkam Walad Az-Zina
fi Fiqh Al-Islami, Jami’ah An-Najah Al-Wathaniyah
Irfan, M.Ag, DR. H. M. Nurul, 2013 Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam,
Ed. 2, Cet.I Jakarta: Amzah
Isa, Abu Isa Muhammad bin, 2009 Sunan At-Tirmidzi, Beirut: Dar Al-Fikri
Munawwir, Ahmad Warson, 1997, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap, Pustaka Progressif
Najim, Zainuddin bin Ibrahim bin , ___ Al-Bahru Ar-Raiq Syarh Kanzu AdDaqaiq, ________
Shalihah, Iffah Mar’atush, 2011, Anak Hasil Zina dalam Perspektif Fiqih Islam,
Risalah Ilmiyah, Sragen: Ma’had ‘Aly Liddirosah Al-Islamiyah Hidayaturrahman
https://health.detik.com/read/2009/08/14/133658/1183164/775/apa-itu-tes-dna,
diakses 22/08/17 pukul 17:00
http://www.kaskus-dimension.com/2016/12/mengenal-lebih-dalam-fakta-dandampak-dari-seks-bebas-remaja.html diakses 06/09/2017 pukul 14.35
http://fujaandini9c.blogspot.co.id/2016/09/diakses 06/09/2017 pukul 14.27
http://asysyariah.com/siapa-saja-mahram-itu/diakses pada 10/09/2017 pukul 09.30
https://andibooks.wordpress.com/definisi-anak/ diakses 06/09/2017 pukul 22.24
12
Download