Uploaded by pidadari1595

Proposal Tesis MPAR - NIM (449448) - Pidadari

advertisement
PROPOSAL TESIS
KEPUASAN WISATAWAN PADA PARIWISATA TEPIAN SUNGAI
MUSI KOTA PALEMBANG
Program Studi
Magister Perencanaan Pariwisata
Nama : Pidadari
NIM : 19/449448/PTK/12707
POGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan kepariwisataan di Indonesia diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam
kegiatan ekonomi yaitu meningkatkan investasi sektor pariwisata yang dapat menciptakan lapangan
kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta
penerimaan devisa. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pengembangan dan
pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional, sehingga dapat meningkatkan jumlah
kunjungan, lama tinggal dan jumlah pengeluaran wisatawan selama melakukan perjalanan wisata ke
Indonesia.
Kota Palembang selaku salah satu kota besar di Sumatera, dilalui oleh Sungai Musi yang
memiliki lebar alur sungai terbesar di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 1200 m. Sungai Musi
merupakan urat nadi kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Dalam catatan Belanda, pada awal
abad ke 19, kota ini disebut "Venesia Dari Timur" atau kota air, karena lebih dari 100 sungai dan anak
sungai mengalir di dalam kota ini. Menurut data statistik kota Palembang, seluas 52,24 persen kawasan
ini merupakan perairan. Dengan kondisi alam yang demikian, masyarakat banyak memanfaat angkutan
sungai sebagai alat transportasi baik di dalam kota maupun untuk berhubungan dengan daerah lain.
Perhelatan event-event nasional maupun internasional tidak mampu mendongkrak kenaikan
jumlah wisatawan yang bertandang sepanjang tahun. Hal itu terlihat dari data yang dilansir Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumsel terkait jumlah kunjungan wisatawan di mana terjadi penurunan hingga 30% .
Sebagai upaya untuk dapat meningkatkan jumlah wisatawan, lama tinggal dan jumlah
pengeluaran wisatawan selama berwisata di Kota Palembang khususnya pada objek wisata tepian
sungai, maka perlu dipahami kualitas amenitas dan pengaruhnya terhadap perilaku paska pembelian
yaitu kepuasan dan niat berkunjung kembali sebagai bentuk komitmen atas kepuasan yang dirasakan
wisatawan selama berwisata. Identifikasi kualitas amenitas merupakan usaha untuk memahami
kebutuhan dan keinginan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata khususnya pada objek wisata
tepian sungai di Kota Palembang.
Wisatawan yang merasa tidak puas akan menyebabkan customer exit dan dalam jangka panjang
menjadi sesuatu yang sangat potensial dapat menurunkan jumlah kunjungan wisatawan ke tempat
tujuan wisata. Sebaliknya wisatawan yang merasa puas selama dan sesudah melakukan perjalanan
wisata akan menciptakan image yang positif terhadap jasa pariwisata dan mendorong penciptaan
loyalitas bagi wisatawan dimasa yang akan datang, sehingga pada akhirnya akan mempunyai kontribusi
sangat signifikan terhadap keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan seperti jumlah
wisatawan, lama tinggal, jumlah pengeluaran wisatawan, permintaan produk industri pariwisata, image,
dan kinerja industri pariwisata.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Amenitas bukan menjadi pertimbangan utama dalam memilih destinasi pariwisata yang akan di
kunjungi oleh wisatawan di Kota Palembang, hal ini ditandai dengan masih adanya kunjungan
wisatawan ke objek wisata tepian sungai di Kota Palembang tetapi tidak selalu adanya kenaikan
kunjungan terhadap kepuasan wisatawan mancangara yang ditandai adanya penurunan signifikan
kunjungan wisatawan ke Kota Palembang. Oleh karena itu pertanyaan penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hubungan antara amenitas pariwisata tepian Sungai Musi dengan kepuasan
wisatawan di kota Palembang?.
2. Faktor-faktor apa saja yang yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada pariwisata tepian
Sungai Musi Kota Palembang?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Menjelaskan hubungan antara amenitas pariwisata tepian Sungai Musi dengan kepuasan
wisatawan di kota Palembang.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada pariwisata
Tepian Sungai Musi Kota Palembang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Praktis
Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian
serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh
pengetahuan empirik mengenai ilmu pariwisata yang diperoleh selama mengikuti kegiatan
perkuliahan. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap
manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi kepada pemerintah daerah untuk
mengembangkan komponen daya tarik wisata tepian sungai di Kota Palembang agar dapat menarik
kunjungan secara maksimal.
1.4.2. Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan
bagi upaya pengembangan ilmu kepariwisataan, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi
mahasiswa yang melakukan kajian terhadap pengembangan destinasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Amenitas
Menurut Sunaryo (2013) amenitas merupakan fasilitas dasar seperti jalan raya, transportasi,
akomodasi dan pusat informasi pariwisata yang berfungsi agar wisatawan yang berkunjung merasakan
kenyamanan. Lebih luas lagi menurut Sugiama (2011) amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan saat melakukan kegiatan wisata disuatu destinasi
wisata kebutuhan tersebut antara lain sarana akomodasi, penyedia makanan dan minuman, tempat
hiburan dan tempat perbelanjaan.
Menurut Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of
Planning And Design” (2011), amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan
bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan
wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Lawson
dan Baud-Bovy juga membagi fasilitas dalam dua jenis, yaitu :
1. Fasilitas dasar untuk kompleks rekreasi dimanapun berada, yang memberikan pelayanan kepada
wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan, dan minuman, hiburan bersantai dan juga
infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata.
2.
Fasilitas khusus sesuai karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan
karakter alamiah sebuah objek pariwisata.
Yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung
harian atau wisatawan.
2.2. Konsep Kepuasan Wisatawan
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu ukuran kinerja organisasi non finansial yang
mempunyai kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan tujuan organisasi bisnis. Terdapat
berbagai definisi konseptual kepuasan pelanggan yang digunakan para peneliti sebelumnya.
Menurut Giese dan Cote (2000) dalam penelitiannya telah mengidentifikasi berbagai definisi
konseptual dari literatur dan dari para peneliti sebelumnya tentang kepuasan pelanggan. Berdasarkan
beberapa definisi konseptual tersebut, Giese, dkk menyimpulkan tiga komponen utama dalam definisi
kepuasan palanggan yaitu pertama kepuasan konsumen merupakan tanggapan emosional dan kognitif;
kedua tanggapan lebih difokuskan pada ekspektasi, produk, konsumsi dan pengalaman; ketiga
tanggapan terjadi setelah konsumsi, setelah pemilihan dan didasarkan pada akumulasi pengalaman.
Menurut Gunderson dkk (1996) bahwa kepuasan konsumen adalah penilaian evaluatif paska konsumsi
berkaitan dengan kualitas produk atau jasa. Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai kepuasan
menyeluruh (overall satisfaction) yaitu tanggapan secara menyeluruh tentang seberapa puas dan tidak
puas terhadap total atribut produk atau jasa. Menurut Davis, Kevin W (1995) menyatakan bahwa
kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, kepercayaan, kemudian ketahanan
pelanggan dan pada akhirnya mendatangkan profit.
Persepsi kualitas destinasi wisata yang dirasakan oleh wisatawan selama dan setelah
mengunjungi destinasi wisata merupakan kualitas pariwisata dan berpengaruh terhadap kepuasan
wisatawan. Seperti dikemukakan oleh Oliver (1993) bahwa kualitas jasa merupakan anteseden bagi
kepuasan pelanggan, terlepas apakah kedua konstruk tersebut diukur pada pengalaman spesifik maupun
sepanjang waktu. Anteseden adalah sesuatu atau peristiwa yang ada atau terjadi sebelum even lainnya
dan berpengauh terhadap even sesudahnya. Kualitas amenitas pariwisata berdasarkan kerangka
konseptual yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) sarana akomodasi, (2) penyedia makanan,
(3) tempat hiburan, dan (4) tempat berbelanja.
2.2.1.
Kualitas Pelayanan Wisata
Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut
Wyckof, (dalam Tjiptono 2012), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan
dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu expected
service dan perceived service (Parasuraman, et al.,1994). Kualitas total suatu pelayanan terdiri
atas tiga komponen utama (Gronroos dalam Hutt dan Speh, 1992, dalam Tjiptono, 2000), yaitu:
Technical quality, Functional quality, dan Corporate image. Ada delapan dimensi kualitas
layanan yang dikembangkan Garvin (dalam Lovelock and Wright,1994; Peppard dan Rowland,
1995) dalam Tjiptono (2000) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan
analisis. Menurut Parasuraman, et al., 1994; Hightower, 2010) bahwa kualitas layanan mencakup
: Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Kompetensi (Competence), Akses
(Access), Komunikasi (Communication), Kredibilitas (Credibility), Keamanan (Security),
Memahami pelanggan (Understanding/knowing the customer), dan Bukti langsung (Tangibles),
2.2.2.
Kualitas Produk Wisata
Kotler dan Amstrong (2006:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik
produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Garvin yang dikutip Tjiptono (2003:27), mencatat ada delapan dimensi
dari kualitas produk yaitu: performance (kinerja), feature (bagian – bagian tambahan dan
produk), realibility (kehandalan), conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk – produk
dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk), durability (ketahanan), service ability
(pelayanan), estetika dan perceived quality (kesan kualitas). Kualitas produk adalah kemampuan
sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya
(Tjiptono, 2008:98). Wisatawan lebih mengenal istilah obyek wisata daripada produk wisata.
Kualitas obyek wisata ditentukan oleh sejauh mana komponen obyek tersebut mampu
memuaskan pelanggannya sesuai dengan janji yang ditawarkan oleh produsen (Sulistiyani,
2010). Poerwanto (2004), menemukan ada 7 dimensi kualitas produk wisata yang semuanya
merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan antara kualitas dimensi yang satu dengan lainnya
dan berkaitan dengan tingkat kepuasan wistawan. Tujuh dimensi kualitas produk wisata tersebut,
yaitu (Sulistiyani, 2010): Atraksi (daya tarik obyek), Informasi, Fasilitas umum, Sumber Daya
Manusia (SDM), Pelayanan, Kebersihan dan Aksesibilitas.
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis sebagai pernyataan yang bersifat terkaan mengenai hubungan dua atau lebih fenomena
atau variabel (Kerlinger, 1973). Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Menjelaskan hubungan antara kualitas amenitas pariwisata tepian sungai dengan kepuasan
wisatawan di kota Palembang, hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H0 : Tidak ada hubungan antara kualitas amenitas pariwisata tepian Sungai Musi dengan kepuasan
wisatawan di Kota Palembang.
H1 : Ada hubungan antara kualitas amenitas pariwisata tepian Sungai Musi dengan kepuasan
wisatawan di Kota Palembang.
2.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada objek wisata tepian
sungai kota Palembang, hipotesis yang digunakan adalah terdapat faktor-faktor dominan dalam
mempengaruhi kepuasan wisatawan, dengan rumus sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan faktor yang dominan yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada
pariwisata tepian Sungai Musi Kota Palembang.
H1
: Ada perbedaan faktor yang dominan yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada
pariwisata tepian Sungai Musi Kota Palembang.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan merupakan cara berpikir yang diadopsi peneliti tentang
bagaimana desain riset dibuat dan bagaimana penelitian akan dilakukan. Dalam riset sosial, pendekatan
penelitian meliputi tiga jenis, yaitu kualitatif, kuantitaif, dan campuran atau gabungan yang juga dikenal
dengan istilah mix method. Proses analisis data dengan pendekatan salah satu dari ketiganya bisa
induktif, deduktif atau gabungan keduanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif yang berpikir dari umum ke khusus yang
diawali dari pemahaman mendalam dari beberapa teori yang kemudian ditarik menjadi variable
enelitian, dimana variabel tersebut akan diuji di lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan cara berpikir yang diadopsi peneliti tentang bagaimana
desain riset dibuat dan bagaimana penelitian akan dilakukan. Menurut Sugioyono (2013 :13), metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filsafat
positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.1.1. Batasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penelitian ini memfokuskan pada
pembahasan mengenai kepuasan wisatawan pada pariwisata tepian sungai di Kota Palembang
dengan empat lokasi penelitian pada objek wisata unggulan kawasan Sungai Musi dari data Dinas
Pariwisata dan yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan wisatawan yang
merupakan latar belakang dari permasalahan penelitian.
3.1.2. Batasan Operational
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah kepuasan wisatawan pada pariwisata tepian
Sungai Musi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan pada pariwisata tepian
sungai di Kota Palembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan adalah kualitas pelayanan wisata
dan kualitas produk wisata. Kualitas layanan mencakup : Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap
(Responsiveness), Kompetensi (Competence), Akses (Access), Komunikasi (Communication),
Kredibilitas (Credibility), Keamanan (Security), Memahami pelanggan (Understanding/knowing
the customer), dan Bukti langsung (Tangibles), dan kualitas produk wisata, yaitu Atraksi (daya
tarik obyek), Informasi, Fasilitas umum, Sumber Daya Manusia (SDM), Pelayanan, Kebersihan
dan Aksesibilitas.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wisatawan yang melakukan perjalanan wisata di
tempat tujuan wisata tepian Sungai Musi Kota Palembang. Metode pengambilan sampel (sampling)
yang digunakan untuk memperoleh sampel penelitian dilakukan dengan purposive acidental sampling
yaitu pengambilan sampel wisatawan melalui kriteria empat objek wisata utama wisata tepian Sungai
Musi di Kota Palembang yaitu Benteng Kuto Besak, Kampung Kapitan, Kampung Al-Munawar dan
Pulau Kemaro. Acidental sampling yaitu memilih responden untuk wisatawan yang ditemui di empat
objek wisata utama tersebut.
Besarnya sampel penelitian Hair, dkk (1998:604-605) menyarankan ukuran sampel minimum
(absolute minimum sample size) sebanyak 5 responden untuk setiap estimated parameter. Jumlah
sampel yang direkomendasikan dan yang kebanyakan diterima secara umum besarnya sampel minimum
yang sesuai dengan model Maximum Likelihood Estimation (MLE) sebanyak 100 sampai dengan 150
responden.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian initerdiri dari data primer yaitu
observasi lapangan, wawancara dan kuisioner, serta data sekunder meliputi data instansi terkait
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam proses penelitian.
3.3.1. Data Primer
Merupakan data yang berasal pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan,
wawancara dan kuisioner. Dengan teknik observasi melaui pengamatan langsung terhadap kondisi
di lokasi penelitian yang didukung dengan dokumentasi data pendukung. Wawancara yang
dilakukan kepada informan yaitu masyarakat sekitar objek wisata tepian sungai dengan metode
wawancara mendalam, dengan tujuan untuk menggali informasi mengenai daya tarik, kondisi
aksesibilitas, kondisi sarana dan prasarana serta data-data lain pendukung penelitian. Kuisioner
digunakan untuk mendapatkan data berupa pendapat wisatawan mengenai objek wisata tepian
sungai yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan kepada wisatawan yang melakukan perjalanan
wisata tepian Sungai Musi di Kota Palembang sebagai responden.
3.3.2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dengan cara pengutip dari sumber-sumber lain seperti bukubuku dan data instansi terkait. Data dari instansi pemerintah sangat diperlukan dalam proses
penelitian dari berbagai instansi yang berada pada tingkat provinsi maupun kota/kabupaten.
3.4. Metode Analisis Data
Berdasarkan permasalahan utama penelitian, tujuan penelitian, maka metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk menyederhanakan data ke dalambentuk penyajian yang lebih muda dibaca, seperti tabel, grafik,
diagram, perhitugan modus, mean, median, standar deviasi dan perhitungan presentase, sehinga analisis
statistik deskriptif dapat digunakan untuk menjelaskan variabel kualitas amenitas terhadap tingkat
kepuasan wisatawan setelah melakukan perjalanan wisata di Kota Palembang.
3.5. Tahapan Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, seseorang terlebih dahulu membuat kerangka prosedur tahap
penelitian yang tepat agar mempermudah dalam pencapaian tujuan penelitian. Dengan menggunakan
penelitian kuantitatif, maka secara garis besar tahapan penelitian dapat melalui beberapa tahap seperti
pada gambar diagram sebagai berikut :
Tujuan 1 :
Menjelaskan hubungan antara kualitas amenitas pariwisata
tepian sungai dengan kepuasan wisatawan di Kota Palembang.
Tujuan 2 :
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan
pada pariwisata tepian Sungai Musi Kota Palembang.
Gambar : Tahapan Penelitian
Sumber : Peneliti, 2020
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018
Bappeda Kota Palembang, RAKP Palembang Tahun 2012
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Raperda Cagar Budaya Tahun 2012
Gunn, Clare A. 1994. Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases. Washington DC.
Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach.
New York: Van Nostrand Reinhold
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, UU No. 10 Tahun 2011
Prakoso, Aditha Agung. 2018.”Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Sungai Musi Kota
Palembang”. Jurnal. Arsitektur dan Perencanaan, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo,
Yogyakarta.
Saludin. 2016.” Preferensi dan Ekspektasi Pengunjung Terhadap Aktivitas dan Amenitas Wisata di
Pantai Nambo Momahe”. Tesis. Magister Kajian Pariwisata, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Widyastuti, Henny. 2018.” Analisis Preferensi dan Rute Destinasi Pariwisata Pantai di Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Tesis. Magister Perencaaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Download