BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya perbaikan gizi masyarakat disebutkan dalam undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Menurut Kementerian Kesehatan RI dalam laporan target Millenium Development Goals (MDGs) dibidang kesehatan yang berhubungan dengan kemiskinan dan kelaparan menyatakan salah satu tujuan paling penting adalah penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Hal tersebut dituangkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 hingga 2025, yang menegaskan bahwa “pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang serta terjamin keamanannya”. Terkait dengan hal tersebut bahwa pencapaian penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk dalam MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 15,0% dan 3,5% (Endang, 2011). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, kami dapat mengetahui beberapa pembahasaan dari materi perbaikan gizi mkaro dan mikro sebagai berikut: 1. Apa pengertian perbaikan gizi ? 2. Apa masalah gizi di indonesia ? 3. Apa Kegiatan perbaikan gizi ? 4. Siapa saja Sasaran pokok program perbaikan gizi di masyarakat ? 5. Apa pengertian program perbaikan gizi makro ? 1 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT 6. Apa saja masalah gizi makro ? 7. Apa saja penyebab masalah gizi makro ? 8. Bagaimana Program perbaikan gizi makro dan penanggulangannya ? 9. Apa pengertian program perbaikan gizi mikro ? 10. Jenis-jenis program perbaikan gizi mikro? 1.3. Tujuan Makalah 1. Digunakan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah gizi kesehatan masyarakat 2. Untuk membahas tentang kajian program perbaikan gizi (makro dan mikro) 1.4. Manfaat Dalam pembahasan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam memperkaya kajian mengenai program perbaikan gizi (makro maupun mikro ) Seimbang serta menambah wawasan didalam mata Gizi Kesehatan Masyarakat 2 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perbaikan Gizi program perbaikan gizi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari implementasi program kesehatan, baik di tingkat makro maupun mikro. Pada tingkat mikro, program perbaikan gizi di puskesmas merupakan salah program dari 7 (tujuh) program dasar yang ada, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perbaikan Gizi, Program Kesehatan Lingkungan, Program Promosi Kesehatan, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Program Pengobatan dan Program Spesifik Lokal. Berhasil tidaknya pelaksanaan ke tujuh program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program perbaikan gizi. Pengelolaan program gizi di Puskesmas, sebenarnya telah diatur oleh program gizi ditingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar program perbaikan gizi di Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada tingkat kabupaten, seyogyanya harus di kelola dengan baik. Terkait dengan hal tersebut bahwa pencapaian penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk dalam MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 15,0% dan 3,5% (Endang, 2011). 2.1.1. Masalah Gizi di Indonesia •Kurang Energi Protein (KEP) •Anemia Gizi •Kurang Vitamin A 3 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT •Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) 2.1.2. Kegiatan perbaikan gizi A. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A Sasaran program ini adalah anak-anak daerah yang rawan kekurangan vitamin A yaitu anak-anak pra-sekolah di sejumlah propinsi, untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan pembagian kapsul, Vitamin A dosis tinggi setiap enam bulan sekali melalui kegiatan UPGK , UPGK intensif , puskesmas dan seluruh distribusi khusus . B. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Dalam program ini dilakukan kepada wanita hamil, anak-anak 0-6 tahun dan golongan pekerja berpenghasilan rendah karena pada golongan ini merupakan golongn yang rawan terhadap masalah gizi , program ini dijalankan dengan mendistribusi pil besi dan ini merupakan salah satu paket dalam kegiatan UPGK. C. Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memerangi kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yang muncul di masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penanggulangan masalah gizi makro, sehingga akan tercipta komitmen yang baik antara masyarakat dan petugas. 2.1.3. Sasaran pokok program perbaikan gizi di masyarakat Menurunnya angka atau prevalensi gizi kurang pada balita Terlaksananya program perbaikan gizi untuk KVA, GAKY, KEP, Anemia zat besi dan Gizi lebih Meningkatkan jumlah keluarga yang sadar akan gizi pada balita 4 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT 2.2. Pengertian perbaikan gizi makro Program perbaikan gizi makro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu, dan meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk (Depkes RI, 2002). Masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status anak balita dan wanita hamil. Oleh karena itu sasaran dari program perbaikan gizi makro ini berdasarkan siklus kehidupan yaitu dimulai dari wanita usia subur, dewasa, ibu hamil, bayi baru lahir, balita, dan anak sekolah. 2.2.1. Masalah gizi makro a. Berat Bayi lahir Rendah (BBLR) Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dari dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan adalah ibu dan pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan dan anak yang dibesarkan. Bayi dengan berat lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (IQ). 5 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT b. Kurang Energi Kronis (KEK) KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). KEK adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. (Departemen Kesehatan, 1995). c. Pada Wanita Usia Subur (WUS) Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan pendekatan yang potensial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik, dan akan mempunyai risiko yang kecil terhadap timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan. Dari data Susenas pada tahun 1999 menunjukkan bahwa status gizi pada WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2 %. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %. d. Pada Ibu Hamil (Bumil) Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah 390 6 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %. 2.2.2. Penybab masalah gizi makro A. Penyebab Langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit. B. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : - Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. - Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. - Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. 7 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT 2.2.3. Program perbaikan gizi makro dan penanggulangannya a. Program perbaikan gizi makro menurunkan masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan melalui : meningkatkan keadaan gizi keluarga meningkatkan partisipasi masyarakat meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu, dan meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk b. penanggulangan a) Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi Pemberdayaan keluarga adalah proses dimana keluarga-keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan gizi bekerja bersama-sama menanggulangi masalah yang mereka hadapi. Cara terbaik untuk membantu mereka adalah ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Upaya perbaikan gizi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kemandirian dengan fokus keluarga mandiri sadar gizi dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi. b) Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memerangi kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yang muncul di masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penanggulangan masalah gizi makro, sehingga akan tercipta komitmen yang baik antara masyarakat dan petugas. c) Pemberdayaan Petugas 8 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Agar kualitas pelayanan gizi meningkat, maka diharapkan para petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan serangkaian kegiatan dalam peningkatan peran petugas yaitu antara lain dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan baik melalui kegiatan workshop dan capacity building. 2.3. Pengertian perbaikan gizi mikro Masalah gizi lainnya yang cukup penting adalah masalah gizi mikro, terutama untuk kurang yodium, kurang vitamin A dan kurang zat besi. Menurut World Summit for Children (WSC) goal, diharapkan pada tahun 2000 seluruh negara sudah tidak lagi mempunyai masalah gizi mikro, yang ditandai dengan sudah universalnya konsumsi garam beryodium, seluruh anak dan ibu nifas telah mendapat kapsul vitamin A, tidak dijumpai lagi kasus xeropthalmia, menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada wanita usia subur sebesar sepertiga dari kondisi tahun 1990. Survei tahun 2003 merupakan survei nasional yang mengevaluasi dampak dari intensifikasi program penanggulangan GAKY setelah dilakukan data dasar tahun 1996/1998. Kegiatan utama dari program ini adalah mengupayakan peningkatan konsumsi garam beryodium, dan juga memberikan kapsul yodium terutama pada daerah endemik berat dan sedang yang dinilai berdasarkan data dasar 1996/1998. Garam beryodium sampai dengan tahun 2003, dikonsumsi oleh 73.2% rumah tangga secara adekuat/cukup. Angka ini cukup bervariasi antar wilayah kabupaten, mulai dari <40% sampai yang sudah >90% rumah tangga menkonsumsi garam beryodium. 2.3.1. Jenis-jenis program perbaikan gizi a. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Peningkatan suplementasi tablet besi pada Bumil dengan memperbaiki sistem distribusi dan monitoringnya secara terintegrasi dengan program lainnya, seperti UPGK, pelayanan Bumil, dll. 9 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Peningkatan KIE untuk meningkatkan konsumsi tablet besi dan bahan makanan alamiah sumber zat besi Suplementasi tablet besi kepada anak sekolah remaja putri dan wanita pekerja yang tinggal di daerah miskin sdgkan di daerah lain suplementasi berlandaskan kepada kemandirian yang didukung dengan kegiatan kampanye peningkatan konsumsi tablet besi b. Penanggulangan GAKI Penanggulangan GAKI diintegrasikan ke dalam penanggulangan kemiskinan secara nasional. Peningkatan program Iodisasi garam dengan cara garam sebagai komoditi strategis dalam menanggulangi masalah GAKI Peningkatan KIE dengan pendekatan pemasaran sosial untuk meningkatkan konsumsi garam beriodium c. Penanggulangan KVA Prioritas distribusi kapsul vitamin A : o Balita di daerah angka morbiditas tinggi o Balita di daerah kantong2 rawan KVA o Balita penderita Campak o Balita diare o Ibu Nifas Peningkatan KIE gizi melalui kampanye dan pemasaran sosial dalam rangka meningkatkan konsumsi makanan alamiah sumber vitamin A 10 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Program perbaikan gizi masyarakat tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatannya, tenaga pelaksananya, jenis-jenis pelatihan untuk pelaksana, pedoman pelaksanaan program gizi yang harus ada setiap saat termasuk standar operasional prosedur. Dan pengawasan, evaluasi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta output dari pelaksanaan kegiatan program gizi Puskesmas. Masalah gizi pada penduduk yang tinggal di daerah kota akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di pedesaan . penduduk miskin, biasanya mengkonsumsi makanan yang lebih murah dan menunya biasanya tidak ( kurang ) bervariasi.sebaliknya pada penduduk yang penghasilannya tinggi, umumnya mengkonsumsi makanan yang harganya lebih tinggi, akan tetapi penghasilan yang tinggi tidak terjamin tercapainya gizi yang baik. 3.2 Saran Saran yang dapat dikemukakan adalah diharapkan agar pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan meningkatkan status gizi pada masyarakat perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 11 GIZI KESEHATAN MASYARAKAT