Uploaded by User99485

377442657-Farmakoterapi-diare-konstipasi-ppt

advertisement
FARMAKOTERAPI
DIARE & KONSTIPASI
dr. Arief Adi Saputro
PENYAKIT SALURAN CERNA
• ANATOMI :
• MULUT – FARING – ESOFAGUS – LAMBUNG – USUS HALUS
(INTESTIN ) – USUS BESAR (KOLON ) — REKTUM
• KELENJAR :
• SALIVA – HEPAR – EMPEDU – PANKREAS
PENYAKIT :
• DIARE
• KONSTIPASI
• TUKAK PEPTIK
• REFLUK GASTRO ESOFAGUS ( GERD )
• INFLAMASI USUS – MUAL MUNTAH – PANKREATITIS
• DLL
DIARE
• DEFINISI :
• Keadaan dimana frekuensi defikasi meningkat
abnormal dari keadaan biasanya dan biasanya berupa
cairan
• Kekurangan cairan elektrolit
• Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dan biasanya lebih dari
200 g atau 200 ml/jam.
• Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar lebih encer, lebih dari tiga kali per hari. Buang air
besar tersebut dapat disertai atau tanpa disertai dengan
lendir atau darah
(Zein et al., 2004).
Epidemiologi
• Setiap th > 1milyar kasus diare di dunia dg 3,3
juta kasus kematian. Diperkirakan angka kejadian
3,5 – 7 episode/anak/th dalam 2 tahun Hasil
survei oleh Depkes :
th 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk
th 2000 meningkat sebesar 301 per 1000 penduduk
• Diare masih merupakan penyebab utama
kematian bayi dan balita.
• Hasil Surkesnas 2001 didapat
proporsi kematian bayi 9,4%
proporsi kematian balita 13,2% .
• 1 HARI :
MASUK 9 LITER AIR KE GIT
2 LITER MAKANAN/MINUMAN
7 LITER SEKRESI LUDAH-LAMBUNG- EMPEDUPANKREAS-USUS HALUS
Faktor2 yang mempengaruhi kejadian
diare:
Lingkungan
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Perilaku masyarakat
Sosial ekonomi
• kebersihan lingkungan &
perorangan
• pemberian makanan
• insiden diare pada daerah kota
yang padat/ kumuh lebih 
• pengetahuan ibu
• kebiasaan2
ETIOLOGI :
• BAKTERI ( TOKSIN, INFLAMASI )
• OPORTUNISTIK KUMAN
• EFEK SAMPING OBAT
• PENYAKIT ENDOKRIN
• PENYAKIT NEUROLOGIK
• KERACUNAN
• ALERGI
Etiologi
DIARE
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)
•
Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll
•
Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus
•
Parasit : Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba
histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur (Candida Albicans)
b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT
(mis : Ensefalitis)
2.
Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, Protein
3.
Faktor makanan
4.
Faktor psikologis : takut dan cemas
: basi/ beracun, alergi
Patofisiologi
DIARE
Virus
masuk enterosit (sel epitel usus halus) infeksi & kerusakan fili usus halus
Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi
blm baik
Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik   motilitas   DIARE
Bakteri non-infasif
(Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk lambung duodenum berkembang biak 
mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir) bakteri masuk ke membran
mengeluarkan subunit A & B mengeluarkan (cAMP) meransang sekresi cairan usus,
menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut volume usus 
dinding usus teregang DIARE
Bakteri infasif
(Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif, Champylobacter)  prinsip perjalanan hampir
sama, tetapi bakteri ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus  reaksi sistemik (demam,
kram perut) dan dapat sampai terdapat darah
Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak  kejang
MACAM DIARE :
A.BERDASAR LAMANYA
1. AKUT
2. KHRONIS
• B.BERDASAR ETIOLOGI/PATOGENESIS
• 1.OSMOTIK
• 2.SEKRESI
• 3.KERUSAKAN STRUKTUR MUKOSA
• 4.GANGGUAN MOTILITAS
• 5.BERBAGAI MEKANISME YG BELUM JELAS
Klasifikasi
DIARE
Berdasarkan lamanya :
1.
Diare akut : Berlangsung < 14 hari,
disebabkan oleh agen infeksi, obatobatan, atau toksin makanan.
2.
Diare kronik : Berlangsung > 14 hari. Diare
kronik sering kali mengindikasikan proses
inflamasi.
Berdasarkan mekanisme terjadinya:
1. Diare Sekretorik
2. Diare Osmotik
3. Diare Eksudatif
4. Diare karena Gangguan Motilitas
Usus
Diare berdasarkan penyebabnya ::
1. Diare Osmotik
2. Diare Sekretori
3. Diare karena pengaruh makanan
4. Diare akibat malabsorbsi asam empedu,
lemak
5. Diare Inflamatorik
6. Diare karena infeksi
a. Infeksi yang disebabkan bakteri
b. Infeksi yang disebabkan virus
c. Infeksi parasit/protozoa
(Spruill and Wade, 2002)
PATOFISIOLOGI :
• - KETIDAK SEIMBANGAN ABSORPSI-SEKRESI AIR
& ELEKTROLIT 
• MOTILITAS – OSMOLALITAS - HIDROSTATIK
BERUBAH
• - GEJALA KLINIK MUNCUL
- KEKURANGAN CAIRAN / ELEKTROLIT
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
• Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak
dapat diabsorbsi oleh lumen usus  hiperosmoler 
hiperperistalsis
• Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari
enterotoksin atau oleh neoplasma
• Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada
kontrol otonomik
DEHIDRASI :
• RINGAN ( HILANGNYA AIR 5 % BB )
• SEDANG (5 – 8 %)
• BERAT (> 8 % DITANDAI SYOK DAN
METABOLIK ASIDOSIS)
• GEJALA KLINIK :
• AKUT ( LAMA 72 JAM )
• KRONIK ( > 72 JAM )
Terapi diare berdasar WHO
(DiarrhoeaTreatment Guidelines 2005)
• Tipe diare
• Acute watery diarrhea (including cholera)
• Acute bloody diarrhea (dysentery)
• Persistent diarrhea (lasts 14 days or longer)
• Diarrhea with severe malnutrition (Marasmus or
Kwashiorkar
Non Pharmacologic Therapy
• Management of diet  stop solid foods
• Menghentikan obat atau makanan yg dpt menyebabkan
diare
• Rehidrasi  ORS
(Di piro et.al., 2006)
Pharmacologic Therapy
Antimotility
Intestinal
Microflora
Adsorbent
Palliative
Antisecretor
y compound
Enzyme
Antibiotic
Mekanisme kerja
Contoh
• Kodein, difenoksilat,
loperamid, paregoric, opium
tincture, difenoksin (Dipiro et.
al., 2008; Alan, 2002).
• Me tone dari usus halus & usus
besar  me motilitas usus 
konstipasi
Dosis (Dipiro et. al., 2008) :
• Difenoksilat : 5 mg, 4dd1, maks. Produk
20 mg/hari.
®, Inamid ®,
Amerol
• Loperamid : dosis awal 4 mg,
diikuti 2 mg tiap kali BAB,
Lodia ®, Lopamid
maks.16 mg/hari.
®(ISO, 2006).
• Paregoric
: 5-10 ml, 1-4dd1.
• Opium tincture : 0,6 ml, 4dd1.
• Difenoksin
: dosis awal 2 mg,
diikuti 1 mg tiap kali BAB,
maks. 8 mg/hari.
Kontra Indikasi dan perhatian (BNF 54):
• Active ulcerative colitis atau antibioticassociated colitis. Loperamid tidak boleh
diberikan pada usia di bawah 12 tahun.
Efek Samping (BNF 54):
Pada penggunaan Opioid dapat
menimbulkan
mual,
muntah,
konstipasi, mengantuk, dosis besar
dapat menimbulkan depresi saluran
nafas dan hipotensi. Sedangkan
penggunaan
loperamid
dapat
menimbulkan kram abdomen, pusing,
mengantuk, urtikaria, paralisis ileum,
dan abdominal bloating.
Mekanisme kerja
• mengikat air dalam usus
sehingga feses yang lunak
• Kaolin, pectin, attapulgite, dan menjadi lebih padat (Alan, 2002).
Contoh
polycarbophil
Dosis (Dipiro et. al., 2008) :
• Kaolin-pektin : 30-120 ml tiap kali
BAB.
• Polycarbophil : 1 g, sehari empat kali
setelah BAB, maksimum 6 g/hari.
• Attapulgite : 1200-1500 mg tiap
BAB atau tiap 2 jam, maksimum
9000 g/hari.
Produk
Kaopectate®,
Omegdiar®, New
Diatabs®, Neo
Entrostop®(ISO,
2006).
Contoh
Mekanisme kerja
• Bismuth
subsalisilat
• Bismuth subsalisilat
bekerja sebagai
Dosis (Dipiro et. al., 2008) :
antisekretori,
antiinflamasi, dan • Bentuk sediaan 262 mg
chewable tablet, 262 mg/5ml liq.,
antibakteri
IO: Bismuth subsalisilat
berinteraksi dg tetrasiklin.
ES: Tinnitus, mual dan
muntah.
524 mg/15 ml liq. Dosis dewasa
2 tablet atau 30 ml tiap 30 menit
hingga 1 jam, maksimum 8 dosis
per hari.
Produk
Diaryn®, New
Sybarin®, Neo
Adiar®(ISO, 2006).
Mekanisme kerja
Contoh
• Laktase
• Membantu pasien yang intoleran
terhadap laktosa. Lactase
diperlukan untuk pencernaan
karbohidrat. Jika kekurangan
enzim ini akan meyebabkan diare
osmotik.
Dosis (Dipiro et. al., 2008) :
• Untuk sediaan 1,250 netral
lactase units/4 tetes : 3-4 tetes
bersama susu.
• Untuk sediaan 3,300 FCC
lactase units per tablet : 1-2
tablet
Produk
Enzyplex
Mekanisme kerja
• Bekerja dengan cara menghasilkan
enzim lactase, dapat memulihkan fungsi
intestinal dan menekan pertumbuhan
mikroorganisme patogen
Dosis (Dipiro et. al., 2008) :
Produk
Lacto-B TM®
• Dosis tergantung dari merek
dan dapat diberikan secara
bersamaan dengan susu, jus,
air atau sereal. Umumnya
dosisnya 2 tablet atau 1
granul, 3-4 kali sehari.
KONSTIPASI
• Definisi :
• Yaitu keadaan dimana kurangnya produksi feses < 3 x/minggu
( wanita ) dan < 5 x/minggu ( pria )
• Etiologi :
• Konstipasi bukan penyakit tetapi gejala dari suatu penyakit
atau sebab lain :
• Penyakit GIT , endokrin-metabolik
• ESO Obat tertentu
• Diet yg salah ( kurang serat )
• Gangguan Saluran Cerna :
Irritable Bowel Syndrome , Kanker , anal dan rectal ,
hemoroid
Konstipasi : ada obstruksi kolon
Gangguan Endokrin-Metabolik :
Diabetes  neuropati  gastroparesis
Hipotiroid
• Kehamilan
Ada penurunan motilitas usus , meningkatnya
absorpsi cairan dari kolon , menurunnya aktifitas fisik
dan perubahan diet , serta ESO preparat besi
Konstipasi Neurogenik
Trauma otak ( medulla ) dan spinal cord  gangguan
regulasi
Konstipasi Psikogenik
Menunda defikasi , banyak duduk
• ESO Obat :
Obat yg menghambat neurologik atau fungsi
muscular GIT ( kolon )
Opiat , antikolinergik , antasid ( Al/Ca )
Gejala klinik :
Tidak enak perut
Laksatif
• Laksatif atau pencahar adalah makanan atau obat-
obatan
yang
diminum
untuk
membantu
mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak
dengan mudah di usus. Dalam operasi pembedahan, obat
ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan
usus sebelum operasi dilakukan
Golongan obat-obat pencahar yang biasa
digunakan adalah:
• 1. Bulking Agents
• 2. Pelunak Tinja
• 3. Minyak Mineral
• 4. Bahan-bahan Osmotik
• 5. Pencahar Perangsang.
Bulking Agents.
• Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami
usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah
dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan
merupakan obat yang paling aman untuk merangsang
buang air besar yang teratur. Pada mulanya diberikan
dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara
bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air
besar.
• Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu
minum banyak cairan.
Pelunak Tinja.
• Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat
diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen
yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja,
sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan
mudah dan menjadikannya lebih lunak. Peningkatan
jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus
besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih
mudah dikeluarkan dari tubuh.
Minyak Mineral.
• Minyak
mineral
akan
melunakkan
tinja
dan
memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi bahan ini akan
menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam
lemak. Dan jika seseorang yang dalam keadaan lemah
menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa
terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain
itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.
Bahan Osmotik.
• Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam
usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah
dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding
usus besar dan merangsang kontraksi.
• Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat,
sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosadan sorbitol).
Beberapa bahan osmotik mengandung natrium,
menyebabkanretensi (penahanan) cairan pada penderita
penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan
dalam jumlah besar.
• Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat
sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk
penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja
dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan
daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untuk
mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada
saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
Perangsang gerakan usus (stimulan
motilitas usus)
•
Contoh yang paling banyak digunakan di
Indonesia: bisakodil. Merek dagang yang paling terkenal:
Dulcolax®. Obat ini bisa diminum, bisa duga digunakan
dengan dalam bentuk supositoria yang dimasukkan ke
dalam dubur.
• Dibandingkan golongan obat lainnya, obat jenis ini paling
mudah digunakan. Tinggal minum di malam hari, maka
esok paginya kita sudah bisa BAB. Kalau mau lebih cepat
BAB, kita bisa memilih supositoria. Meski begitu, sekali
lagi, obat jenis ini tidak disarankan sering-sering dipakai,
apalagi secara terus-menerus lebih dari dua minggu
karena justru bisa membuat kita mudah mengalami
sembelit.
Mekanisme Kerja Laksatif
• Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum
jelas, namun secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a.
b.
c.
Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air
dengan akibat massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.
Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada
mukosa kolon dalam menurunkan absorbs NaCl dan air
Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat
menurunnya absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah
waktu transit feses.
Download