Uploaded by meidayanar16

FISREP KEL 9 (ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN) FIX

advertisement
MAKALAH
“ ENDOKRINOLOGI DALAM KEHAMILAN “
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Fisiologi Reproduksi Wanita
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin
KELOMPOK 9 :
NUR ANISA FAUZIAH ( P102202013 )
NUR UMMUL KHAERAT ( P102202017 )
NURUL ARRIZA ( P102202023 )
MEIDAYANA REFISILIYANI ( P102202050 )
ERMA RUHUPATTY ( P102202064 )
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia
nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaikbaiknya. Makalah yang berjudul “ Endokrinologi Kehamilan ” disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Fisiologi Reproduksi
Wanita.
Tujuan penulisan makalah ini untuk sebagai pencapaian KRS yang
telah ditetapkan oleh dosen mata kuliah Fisiologi Reproduksi Wanita, selain
itu makalah ini sebagai sarana pengetahuan bagi seluruh kalangan
mahasiswa magister kebidanan.
Dalam penulisan makalah ini, Kami tentu menemukan hambatan baik
dari luar maupun dari dalam. Adapun hambatan itu adalah keterbatasan
pengetahuan kami dan sumber informasi dari makalah ini. Dalam
penyusunannya melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya
mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam
membantu penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal,
namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya ini.
Makassar, 10 Maret 2021
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................
ii
DAFTAR ISI .........................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................
3
A. Sistem Endokrin ........................................................................
3
B. Pengertian Hormon ...................................................................
5
C. Kelenjar-Kelenjar Penghasil Hormon ........................................
6
D. Hormon yang mempengaruhi Reproduksi Wanita .....................
12
E. Mekanisme terjadinya Kehamilan .............................................
13
F. Kelainan pada system Endokrin ................................................
17
BAB III PENUTUP................................................................................
20
A. Kesimpulan ..............................................................................
20
B. Saran.........................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain sistem saraf, tubuh manusia memiliki sistem lain yang
berfungsi mengontrol dan mengatur aktivitas organ-organ tubuh.
Sistem lain tersebut adalah sistem endokrin. Cara kerja sistem endokrin
berbeda dengan sistem saraf. Pada sistem saraf, informasi yang
disampaikan berupa sinyal-sinyal listrik untuk membuat sel-sel
merespon. Adapun pada sistem endokrin, informasi yang disampaikan
berpa senyawa kimia. Sistem saraf endokrin bekerja dengan cara
menghasilkan hormon. Hormon adalah sinyal berupa senyawa kimia
yang di ekresikan ke dalam peredaran darah.
Hormon di hasilkan oleh suatu kelenjar yang disebut kelenjar
endokrin. Akan tetapi, terdpat suatu sel khusus yang menhasilkan
hormon sekaligus menyampaikan impuls saraf. Sel khusus tersebut
dinamakan sel neurosekretori.
Selain kelenjar endokrin terdapat kelenjar lain yang berfungsi
mensekresikan senyawa kimia. Kelenjar tersebut adalah kelenjar
eksokrin. Kelenjar eksokrin mensekresikan senyawa kimia yang akan
di keluarkan melalui suatu saluran menuju rongga tubuh atau kulit,
seperti kelenjar keringat.
Hormon bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika
jumlah hormon yang disekresikan berlebih atau berkurang, akan timbul
kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf bersama-sama
mengatur regulasi tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis
(nutrisi,
metabolisme,
kesetimbangan
garam
kesetimbangan gula hingga ekskresi).
b. Bereaksi terhadap rangsangan dari luar tubuh.
c. Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan.
d. Pengaturan dan penyimpanan energi.
1
dan
air,
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem endokrin ?
2. Apa pengertian dari Hormon ?
3. Apa saja kelenjar - kelenjar penghasil Hormon?
4. Apa saja Hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita ?
5. Apa mekanisme terjadinya Kehamilan ?
6. Apa kelainan yang sering timbul dari sistem endokrin terutama pada
masa kehamilan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin
2. Untuk mengetahui pengertian dari Hormon
3. Untuk mengetahui saja kelenjar - kelenjar penghasil Hormon
4. Untuk mengetahui saja Hormon yang mempengaruhi reproduksi
wanita
5. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Kehamilan
6. Untuk mengetahui kelainan yang sering timbul dari sistem endokrin
terutama pada masa kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Endokrin
1. Pengertian
Pada tubuh manusia terdapat kelenjar, kelenjar adalah organ
tubuh yang mensintesa suatu zat untuk dikeluarkan, hasil sekresi
yang
dikeluarkan
Berdasarkan alat
oleh
kelenjar
berupa
zat
kimia/hormon.
komunikasinya hormon dapat di bagi menjadi
sistem endokrin dan sistem eksokrin.
Sistem
sistem
yang
endokrin
mengatur
adalah
kerja
kelenjar tanpa saluran (buntu)
yang
menghasilkan
atau
mensekresikan senyawa tersebut
hormon yang tersirkulasi di tubuh
melalui
aliran
mempengaruhi
darah
untuk
kinerja
organ
target.
Sistem eksokrin adalah sistem yang mengatur kerja kelenjar
dan memiliki saluran pengalir khusus, untuk mengalirkan zat
sekresinya di ruang-ruang dalam tubuh maupun permukaan luar
tubuh.
Beberapa fungsi dari sistem endokrin adalah :
1) Mengatur dan membedakan kerja sistem saraf dan sistem
reproduksi pada janin yang sedang berkembang
2) Mengasah dan menstimulus tahapan perkembangan tubuh
manusia
3) Mengkordinasi sistem reproduksi
4) Memelihara lingkungan dalam tubuh internal dan optimal
5) Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi
darurat.
3
4
2. Mekanisme Kerja Sistem Endokrin
Sistem endokrin selalu bekerja sama dengan sistem saraf,
namun mekanisme dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan hormon ke
sel target melalui pembuluh darah. Sistem saraf mentransmisikan
impuls saraf, yang dikenal sebagai potensi aksi oleh neuron. Potensi
aksi termasuk saluran natrium dan kalium dan neurotransmiter
dalam sinapsis.Hormon dapat bertindak melalui membran sel atau
berikatan dengan reseptor di membran sel
Meskipun keduanya mempunyai peran untuk mengatur
aktivitas organ-organ tubuh dan membantu mengatur
serta
memelihara homeostatis tubuh. Adapun perbedaannya adalah
sebagai berikut :
5
Aspek
Berbedaan
AKSI
RESPON
Sistem
Endokrin
Lambat (Menit, Jam,
Sistem
Saraf
Cepat/Segera
Hari, Tahun)
(Miliseconds; 120m/S
Tidak Langsung
Langsung
PENGATURAN Jangka Panjang
Jangka Pendek
SEKRESI
Hormon
Neurotransmiter
KOMUNIKASI
Sistem Sirkulasi Darah
Antar Neuron/Sel-Sel
(Reseptor)
Saraf (Sinapsis)
SINYAL
Kimia
Listrik
SEL TARGET
Semua Jaringan/Organ
Saraf, Kelenjar, Otot
EFEK LOKASI
Seluruh Tubuh
Lokal
WAKTU
Lambat (Masih Tetap
Cepat (Setelah
KEMBALI
Berlanjut Meskipun
Sinyal/Implus Hilang)
Sinyal Sudah Hilang)
B. Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin merupakan kelanjar buntu, artinya kelenjar itu tidak
mempunyai saluran. Oleh karena itu, hasil sekresi kelenjar endokrin,
yaitu hormon, langsung masuk ke pembuluh darah. Hormon bersama
darah diedarkan ke organ target.
Di dalam tubuh, hormon akan mengikuti peredaran darah ke
seluruh tubuh. Pada umumnya hormon mempunyai organ sasaran
tertentu. Organ-organ atau sel-sel yang menjadi sasaran hormon di
sebut
organ
target.
Meskipun
demikian,
sebagian
hormon
mempengaruhi hampir semua sel tubuh. Misalnya, hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan badan.
Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup.
Pengaruh hormon terhadap tubuh sangat besar. Kekurangan atau
kelebihan hormon dapat mengakibatkan gangguan dalam proses
6
kehidupan misalnya proses pertumbuhan, reproduksi, dan prosesproses metabolisme dalam tubuh.
C. Kelenjar-kelenjar penghasil hormon
1) Hipotalamus
Hipotalamus
merupakan
bagian kecil terpenting dari otak yang
berisi dari beberapa inti bagian kecil
dengan
berbagi
fungsi.
Hipotalamus
memainkan peran penting dalam system
saraf sertasystem endokrin. Hipotalamus
terletak di bawah thamulus dan di atas
batang otak.
Hipotalamus bertanggung jawab untuk beberapa proses
metabolic tertentu dan aktivitas lain dalam system saraf
otonomik serta mempersatukan dan mensekresikan hormone
saraf tertentu. Hipotalamus mengendalikan suhu tubuh, rasa
lapar, perilaku, rasa haus, rasa lelah dan rasa kantuk.
Hipotalamus berperan mensintesis dan mensekresikan hormonhormon berikut:
a. Gonadotropin releasing hormone (GnRH) yangberperan
memacu sekresi Follicle Stimulting Hormone (FSH) dan
Luteinzing Hormone (LH).
b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang berperan
merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang berperan
merangsang sekresi ACTH.
d. Prolactin Inhibiting Factor (PIF) yang berperan menghambat
sekresi prolaktin.
2). Kelenjar Pituitaria (Hipofise)
Kelenjar pituitaria disebut juga master gland karena
berperan mengatur aktivitas dan fungsi kelenjar endokrin
lainnya Kelenjar pituitaria dibagi menjadi 2 yaitu:
7
a. Pituitaria atau Hipofisis Anterior
Fungsi kelenjar pituitaria dikontrol oleh releasing dan
Inhibiting factor dari hipotalamus. Hormon-hormon yang
dihasilkan pituitaria anterior adalah:

Somatropin
(STH),
atau
growth
hormone
(GH).
Somatropin berperan merangsang sintesis somatomedin
oleh
hati.
Somatropin
berperan
menstimulasi
pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sistesis
protein, mobilisasi lemak dan memacu pertumbuhan
semua organ tubuh sehingga dapat tumbuh secara
proporsional.

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau tryrotrophic
hormone. TSH berperan merangsang pertumbuhan dan
fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah leher) untuk
mensekresikan hormon tiroksin. Kadar tiroksin darah
akan
memberikan
umpan
balik
negatif
(negative
feedback) ke pituitaria atau hipofisis dan Hipotalamus.

Adrenocorticotropic
hormone
(ACTH)
berperan
menstimulus korteks adrenal untuk merangsang kortisol
dan hormone steroid lainnya.

PRL (Prolaktin) berperan meningkatkan sekresi dan
produksi susu setelah bayi lahir

Gonadotropin hormone (GnH) berperan mengontrol
gonade (ovarium dan testis). Hormon gonadotropin dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Follicle Stimulating Hormone (FSH).
Pada
wanita
FSH
berperan
merangsang
pertumbuhan folikel khususnya pada fase proliferasi
yang ditandai
menjadi folikel
dengan pertumbuhan folikel primer
Graaf,
sintesis
estrogen,
dan
pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium
(menstimulasi perkembangan ovum dalam ovarium).
8
Pada laki-laki FSH berperan merangsang testis
untuk meningkatkan spermatogenesis. Sekresi FSH
dirangsang
oleh
GnRH
yang
dihasilkan
oleh
hipotalamus.
b. Luteinizing Hormone (LH)
Pada wanita LH berperan merangsang ovulasi,
perkembangan (diferensiasi) sel granulosa menjadi
sel luteal (korpus luteum), dan produksi progesterone.
c. Pituitaria atau Hipofisis Posterior
Hormone yang dihasilkan oleh Pituitaria atau Hipofisis
Posterior adalah :

Antideuretik
Hormone
(ADH)
atau
vasopressinberfungsi mengatur reabsopsi air
pada tubulus
kolektivus ginjal, dan penyempitan
(vasokontriksi) pembuluh darah.

Oksitosin berfungsi menstimulasi kontraksi otot
polos
uterus
pada
saat
melahirkan
dan
merangsang produksi air susu setelah bayi lahir.
2) Kelenjar Pineal
Kelenjar
pineal
berperan
memproduksi melatonin yang penting
dalam
pengaturan
perasaan.
siklus
Melatonin
tidur
dan
berperan
menghambat pelepasan gonadotropin
dan menghambat produksi melanin oleh
melanosit kulit.
Kelenjar pineal dipercaya mempunyai peran dalam interaksi
antara hipofisis dengan hipothalamus.
9
4) Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak dibagian
atas dada, dekat jantung. Kelenjar ini
memproduksi hormone thymosin dan
thymopoietin
yang
perkembangan
berfungsi
limfosit
T
untuk
yang
merupakan tipe sel darah putih untuk
kekebalan tubuh.
Pada masa anak-anak kelenjar timus membesar dan
biasanya kelenjar timus mengecilatau hilang setelah masa
pubertas hingga dewasa.
5) Kelenjar Tiroid
Kelenjar
tiroid
menghasilkan
hormon tiroksin dan kalsitonin. Tiroksin
berperan
merangsang
pertumbuhan,
metabolism pada semua sel khususnya
untuk mengubah sumber energi menjadi
energy
dan
panas
dengan
cara
meningkatkan kecepatan metabolisme
(metabolic
rate)
dari
penggunaan
oksigen.
Kalsitonin berperan menghambat pelepasan dari tulang,
menyimpan kalsium (deposisi) ke dalam tulang, mencegah
absorpsi kalsium oleh usus, mencegah reabsorpsi kalsium
oleh ginjal, pengaturan kadar kalsium darah.
10
6) Kelenjar Paratiroid
Kelenjar
paratiroid
merupakan
salah satu kelenjar endokrin yang tidak di
control langsung oleh hormone pituitaria
atau
hipofisis.
menghasilkan
Kelenjar
hormone
paratiroid
parathormon
(PTH). PTH atau parathormon berperan
meningkatkan kadar kalsium darah.
7) Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terletak di atas
ginjal sehingga disebut juga kelenjar
suprarenalis.
Kelenjar
adrenal
menghasilkan hormone glukokortikoid,
mineralokortikoid(aldosterone),gonadoc
orticoid.Glukokortikoid berfungsi untuk
pengaturan
glukosa
darah
dari
metabolism karbohidrat, anti implamasi.
Mineralokortikoid (aldosterone) berfungsi untuk mengatur
sodium,air
dan
pengeluaran
kalsium
oleh
ginjal.
Gonadocorticoid berperan dalam karakteristik seks sekunder.
8) Pankreas
Pankreas berperan menghasilkan
hormone insulin dan glukagon. Insulin
berperan
menurunkan
gula
darah,
meningkatkan simpanan glikogen dalam
hati, menstimulasi protein. Glucagon
berfungsi
glikogen
menstimulasi
dalam
glukosa darah.
hati,
pemecahan
meningkatkan
11
9) Ovarium dan Testis
Ovarium berperan mensintesis
dan mensekresikan hormone estrogen
dan
progesterone.
Estrogen
disintesiskan dan disekresikan oleh
folikel ovarium. Esterogen berasal dari
kolesterol.
Esterogen berperan sebagai feedback positif yaitu memacu
proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor FSH
pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback negative
yaitu menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH
dari pituitaria atau hipofisis, serta memelihara sifat kelamin
sekunder. Progesterone disintesis dan disekresikan oleh
korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi
normal, sedangkan pada saat kehamilan sintesis dan sekresi
progerteron oleh korpus
luteum
juga
dirangsang
oleh
hormon chorionic gonadotropin (HCG) yang dihasilkan
plasenta. Fungsi utama hormone progesterone adalah
mengatur panjang pendeknya siklus etrus, menyiapkan
uterus untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat
keibuan.
Disamping
itu,
korpus
luteum
juga
menghasilkan hormone relaksin yang berperan melebarkan
(relaksasi) simpisis pubis (tulang panggul) dan servik uteri.
12
D. Hormon Yang Mempengaruhi Reproduksi Wanita
Hormon yang bekerja pada organ reproduksi wanita dan fungsinya:
KELENJAR
SUMBER
HORMON YANG
DILEPASKAN
Gn-RH
Gh-RH
HYPOTHALAMUS GH-IH
TRH
Prolacting Inhibiting
Factor
CRH
KELENJAR
SUMBER
HORMON YANG
DILEPASKAN
FSH
LH
HYPOPHYSE
ANTERIOR
PROLACTIN
(PRL)
KELENJAR
SUMBER
HYPOPHYSE
POSTERIOR
FUNGSI FISIOLOGIS
Merangsang pelepaasan FSH dan
LH
Merangsang pelepasan growth
hormone
Mencegah pelepasan
growth
hormone
Merangsang pelepasan thyroid
stimulating hormone
Mencegah pelepasan prolactin
Merangsang pelepasan ACTH
FUNGSI FISIOLOGIS
Merangsang
pertumbuhan
folikel,
spermatogenesis dan sekresi estrogen
Merangsang ovulasi, fungsi corpus
luteum, sekresi progesteron, estrogen
dan androgen
Merangsang proses laktasi, fungsi
corpus, sekresi progesteron
Merangsang
munculnya
maternal
behavior
Merangsang pertumbuhan jaringan dan
tulang
HORMON YANG
FUNGSI FISIOLOGIS
DILEPASKAN
Oxytocin
Merangsang kontraksi uterus,
(hypotalamus
& kelahiran
dan
pengangkutan
ovarium)
sperma dan ovum.
13
KELENJAR
SUMBER
OVARIUM
KELENJAR
SUMBER
PLACENTA
HORMON YANG
DILEPASKAN
FUNGSI FISIOLOGIS
Merangsang perilaku seksual,
ESTROGEN
pertumbuhan saluran reproduksi,
kontrkasi uterus
Mengatur pelepasan gonadotrophin
Bekerjasama dengan estrogen untuk
PROGESTERON memunculkan perilaku seksual
mempersiapkan saluran reproduksi
sebagai proses implantasi
HORMON YANG
DILEPASKAN
HCG
PMSG
FUNGSI FISIOLOGIS
Analog dengan LH
Analog dengan FSH
PLACENTA
LACTOGEN
Mengatur transportasi
induk ke fetus
E. Mekanisme Terjadinya Kehamilan
Hasil kerjasama dari hipotalamus – hipofisis – ovarium (sumbu
HHO). Dua siklus yang berperan penting dalam proses menstruasi adalah:
1. Siklus Ovarium
Durasi rata rata ± 28 hari hari (25-32 hari). Parakrin dan autokrin sebagai
pengatur fungsi ovarium.
Siklus ovarium 2 yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, alur :
Siklus folikular. GnRH yang di
produksi
Hypotalamus
mengirim
sinyal
kepada
hipofisis untuk mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Hormon
LH
dikeluarkan
untuk
merangsang produksi sel telur
pada ovarium.
nutrisi
14
Kemudian ovarium melepaskan hormon estrogen berfungsi untuk
mematangkan sel-sel telur hingga siap ovulasi serta persiapan pada
endometrium. Fase luteal. fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
jangka waktu rata-rata 14 hari. Produksi hormon LH maupun FSH adalah
pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
(mekanisme umpan balik estrogen– hipotalamus). Kemudian oleh
kelenjar hipofisis di otak mengeluarkan hormon ke dua yaitu LH. Hormon
ini berfungsi untuk merangsang ovarium melepaskan sel telur saat
ovulasi. Dan merangsang korpus luteum untuk memproduksi hormon
progesteron dan yang mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium,
berlanjut pada siklus uterus.
2. Siklus Uterus
Hormon
FSH
dari
hipotalamus
meningkat setelah akhir dari korpus
luteum
dan
pertumbuhan
dimulai
pada
fase
folikel
folikular.
Dan
pemicu untuk pertumbuhan lapisan
endometrium.
Endometrium
mengandung
epitel
kelenjar,
endometrial stroma, jaringan ikat dan
fibroblast dan makrofag.
Estradiol menyebabkan proliferasi luas endometrium .Endometrium
menjadi
sensitif
progesteron
pada
fase
sekresi.
Ketebalan
endometrium sekitar 7-8 mm pada hari ke14. Bila tidak terjadi
fertilisasi,
maka
corpus luteum
akan
mengalami luteolysis.
Prostaglandin, sitokin dan growth factor menginfiltrasi jaringan
kapiler sehingga menyebabkan regresi dari corpus luteum dan
berbentuk jaringan parut.
15
3. Proses Kehamilan
Bila terjadi fertilisasi, telur
yang telah dibuahi (zigot) tetap
dalam Tuba Fallopi selama sekitar
tiga sampai empat hari, tetapi
dalam waktu 24 jam setelah
dibuahi, zigot mulai membelah diri
(zigot
yang
disebut
sudah
membelah
embrio) sangat
cepat
menjadi banyak sel.
Embrio terus membelah ketika bergerak perlahan-lahan melalui tuba
falopi menuju rahim. Ketika sampai rahim embrio akan menempel
dan tertanam dalam dinding rahim yang sudah menebal (lahan
subur), inilah yang disebut implantasi (penanaman). Akibatnya
terjadispotting atau sedikit bercak pendarahan selama satu atau dua
hari sekitar waktu implantasi. Lapisan rahim semakin tebal
dan leher rahim disegel oleh plug lendir sampai bayi lahir. Dalam
minggu
pertama,
hormon
yang
disebut human
chorionic
gonadotropin (HCG) dapat ditemukan dalam darah. Hormon ini
dibuat
oleh
sel-sel
yang
akhirnya
menjadi plasenta.
HCG
menstimulasi corpus luteum untuk menghasilkan progesterone
secara berkesinambungan untuk menjaga kehamilan.
16
Berikut tahap perekembangan janin sesuai usia kehamilan :
USIA
PROSES PERTUMBUHAN JANIN
KEHAMILAN
Berbentuk embrio dengan ukuran sangat kecil
seperti kacang hijau. Fase pertama ini sangat
rawan, sehingga ibu yang tidak berhati-hati
bisa kehilangan calon bayinya.
Organ-organ dan jaringan tubuh seperti
struktur dasar otak, mulut, mata, dan hidung
mulai terbentuk. Namun masih sangat kecil.
Tulang dan semua organ vital sudah
terbentuk sempurna dan sudah dapat
berfungsi dengan baik. Hanya saja, pada usia
ini, bayi belum mampu membuka matanya
dan mengaktifkan kemampuan panca
indranya.
Bayi dapat bergerak, mendengarkan suara,
hingga tertidur. Bayi yang berkembang dalam
tahap ini sudah dapat diprediksi jenis
kelaminnya.
berat badan dan ukuran tinggi janin sudah
sangat berkembang. Selain itu, tulang rawan
yang membentuk janin mulai berubah menjadi
tulang keras, lapisan lemak yang mulai
tumbuh untuk menjaga suhu tubuh bayi
setelah lahir
Jenis kelamin janin sudah bisa dipastikan
dengan jelas. Mata bayi juga mulai
berkembang dan sensitif terhadap cahaya.
Sistem organ dan tubuh janin sudah menuju
sempurna. Mulai dari sistem indera, sistem
saraf, dan beberapa sistem lainnya. Dan bayi
dapat menghisap jempol.
Tahap pematangan. Perkembangan tersebut
biasanya berpengaruh pada berat badan dan
ukuran janin. Selain itu, janin juga mulai
berputar menuju arah jalan lahir.
17
Tahap penyempurnaan di mana seluruh
organ tubuh janin sudah berfungsi sesuai
dengan bagiannya masing-masing.Kepala
janin juga sudah masuk panggul, adanya
kontraksi yang dirasakan sebagai pertanda
janin sudah ingin keluar.
F. Kelainan pada Sistem Endokrin
Kelainan yang timbul akibat gangguan system endokrin :
1. Kehamilan
1) Hipertiroidisme
Insiden tirotoksikosis atau hipertiroidisme dalam kehamilan
berkisar 1:2000 kehamilan. Tirotoksikosis yang ringan sulit
didiagnosis pada saat kehamilan, untuk itu ada beberapa tanda
yang dapat membantu :

Takikardia

Peningkatan denyut nadi pada waktu tidur.

Thyromegali

Exophtalmus

Kegagalan pertambahan berat badan (nutrisi yang normal)
Hipotiroidisme didiagnosis secara klinis bila
rendah dan kadar thyrotropin meningkat.
kadar FT4
Dalam kehamilan
jarang ditemukan karena keadaan ini berhubungan dengan
infertilitas. Penderita hipotiroidisme yang hamil mempunyai
insiden komplikasi eklampsia dan solusio plasenta yang tinggi
serta berhubungan dengan tingginya kasus berat badan lahir
rendah dan kematian janin dalam rahim.
2) Penyakit Tiroid Noduler
Evaluasi dan penanganan nodul tiroid dalam kehamilan
tergantung pada tahapan kehamilan. Nodul yang soliter
mempunyai kemungkinan menjadi ganas sekitar 5 – 30%,
walaupun ganas, kebanyakan adalah
neoplasma derajat
18
rendah. Pemeriksaan USG mampu mendeteksi nodul yang
berukuran lebih dari 0,5 cm dan juga dapat ditentukan apakah
konsistensinya padat atau kistik.
Aspirasi jarum halus merupakan metode untuk melakukan
evaluasi nodul tiroid pada saat hamil. Dianjurkan melakukan
biopsi pada pertengahan kehamilan, untuk lesi padat yang
berukuran > 2 cm dan lesi kistik yang berukuran > 4 cm. Biopsi
dilakukan hanya bila ada limfadenopati di leher atau bila nodul
membesar.
Wanita hamil dengan nodul tiroid yang teraba harus
menjalani pemeriksaan fungsi tiroid untuk mengetahui apakah
nodul tersebut hiperaktif dan perlu dilakukan pemeriksaan USG
pada kelenjar tiroid. Pada umumnya nodul kistik berhubungan
dengan tirotoksikosis dan tidak ganas. Nodul ini berhubungan
dengan goiter multinoduler dan adenoma toksik soliter.3
3) Tiroiditis Postpartum
Tiroiditis postpartum merupakan kelainan tiroid postpartum
yang paling sering ditemukan, biasanya terjadi dalam 3 bulan
pertama postpartum dan menyebabkan hipertiroidisme ringan
atau sedang sampai 2 bulan dan kemudian diikuti oleh
hipotiroidisme
selama
beberapa
bulan
sesudahnya.
Penyebabnya diduga karena proses inflamasi yang diikuti oleh
autoreaksi
dari
sistem
imun.
Gambaran
khas
pada
pemeriksaan berupa suatu tiroiditis limfositik yang destruktif.
Pada palpasi ditemukan goiter kecil yang tidak lunak. Stadium
hipertiroid pada penyakit ini dapat dibedakan dengan penyakit
Graves bila ada proptosis yang hanya terjadi pada penyakit
Graves. Namun demikian harus dilakukan pemeriksaan
ambilan RAI (radioactive iodine) yang meningkat pada penyakit
Graves dan hanya < 5% pada tiroiditis postpartum.
4) Penyakit Paratiroid
19
Fungsi hormon paratiroid (PTH) untuk mempertahankan
konsentrasi kalsium pada cairan ekstraseluler . Hormon ini
bekerja secara langsung pada tulang dan ginjal dan secara
tidak langsung pada usus melalui efeknya pada sintesis vitamin
D (1,25(OH)2 D) untuk meningkatkan kalsium serum. Dalam
masa kehamilan terjadai peningkatan kebutuhan kalsium. Janin
memerlukan 300 mg kalsium perhari pada akhir kehamilan.
Hormon paratiroid berperan meningkatkan absorpsi kalsium di
usus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada saat
kehamilan kadar kalsium dalam serum akan menurun namun
kadar kalsium yang terionisasi tidak berubah.
6) Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme primer relatif sering ditemukan dengan
prevalensi 0,15% dan insidennya mencapai puncak antara
dekade ketiga dan keempat. Keadaan ini menyebabkan
hiperkalsemia. Hampir 80% disebabkan oleh adenoma soliter
dan yang sisanya karena hiperplasia sel. Hormon paratiroid
yang dihasilkan oleh tumor sama dengan hormon yang alamiah
namun tidak identik sehingga biasanya tidak terdeteksi pada
pemeriksaan laboratorium rutin.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama
lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja
dalam
sistem
persyarafan,
pengaturan
pertumbuhan
dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian
dari sistem endokrin, hormon, kelenjar-kelenjar penghasil hormon,
fungsi dari masing-masing hormon, dan kelainan pada sistem
endokrin, terutama pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan
balita, dan juga menapouse. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar
selalu dapat beraktivitas dengan baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
ANDRIYANI, Rika dkk. Januari 2015 Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama
Aryulina, Diah dkk. 2006 Biologi jilid 2. Jakarta: Esis
Communication limitied, Cambridge. 2002. Anatomi-Fisiologi untuk
Smk Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Mamlukat, Indra. 2009 Menajadi Juara Olimpiade Biologi SMP.
Jakarta: Pusa Swara
Mikrajurddin, dkk. 2006 IPA Terpadu jilid 2. Jakarta: Esis
Nurcahyo, Heru. 2008. Ilmu Kesehatan jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Rumahrbo, Hotma. 1999. Asuhan keperawatan Klien dengan
gangguan sistem endokrin. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC
Sudewo, Bambang. 2009 Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo.
Jakarta: PT. Agro Media
Wijaya, Agung. 2008 Bologi. Jakarta: Grasindo
https://books.google.co.id/books?id=N78JAQDz9g8C&printsec=fron
tcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false.
15 oktober 2016
https://maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia/.
12 Oktober 2016 pukul 11.11 AM
21
Download