MAKALAH “ ENDOKRINOLOGI DALAM KEHAMILAN “ Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Fisiologi Reproduksi Wanita Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin KELOMPOK 9 : NUR ANISA FAUZIAH ( P102202013 ) NUR UMMUL KHAERAT ( P102202017 ) NURUL ARRIZA ( P102202023 ) MEIDAYANA REFISILIYANI ( P102202050 ) ERMA RUHUPATTY ( P102202064 ) SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaikbaiknya. Makalah yang berjudul “ Endokrinologi Kehamilan ” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Fisiologi Reproduksi Wanita. Tujuan penulisan makalah ini untuk sebagai pencapaian KRS yang telah ditetapkan oleh dosen mata kuliah Fisiologi Reproduksi Wanita, selain itu makalah ini sebagai sarana pengetahuan bagi seluruh kalangan mahasiswa magister kebidanan. Dalam penulisan makalah ini, Kami tentu menemukan hambatan baik dari luar maupun dari dalam. Adapun hambatan itu adalah keterbatasan pengetahuan kami dan sumber informasi dari makalah ini. Dalam penyusunannya melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini. Makassar, 10 Maret 2021 Penyusun ii iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3 A. Sistem Endokrin ........................................................................ 3 B. Pengertian Hormon ................................................................... 5 C. Kelenjar-Kelenjar Penghasil Hormon ........................................ 6 D. Hormon yang mempengaruhi Reproduksi Wanita ..................... 12 E. Mekanisme terjadinya Kehamilan ............................................. 13 F. Kelainan pada system Endokrin ................................................ 17 BAB III PENUTUP................................................................................ 20 A. Kesimpulan .............................................................................. 20 B. Saran......................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selain sistem saraf, tubuh manusia memiliki sistem lain yang berfungsi mengontrol dan mengatur aktivitas organ-organ tubuh. Sistem lain tersebut adalah sistem endokrin. Cara kerja sistem endokrin berbeda dengan sistem saraf. Pada sistem saraf, informasi yang disampaikan berupa sinyal-sinyal listrik untuk membuat sel-sel merespon. Adapun pada sistem endokrin, informasi yang disampaikan berpa senyawa kimia. Sistem saraf endokrin bekerja dengan cara menghasilkan hormon. Hormon adalah sinyal berupa senyawa kimia yang di ekresikan ke dalam peredaran darah. Hormon di hasilkan oleh suatu kelenjar yang disebut kelenjar endokrin. Akan tetapi, terdpat suatu sel khusus yang menhasilkan hormon sekaligus menyampaikan impuls saraf. Sel khusus tersebut dinamakan sel neurosekretori. Selain kelenjar endokrin terdapat kelenjar lain yang berfungsi mensekresikan senyawa kimia. Kelenjar tersebut adalah kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin mensekresikan senyawa kimia yang akan di keluarkan melalui suatu saluran menuju rongga tubuh atau kulit, seperti kelenjar keringat. Hormon bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang disekresikan berlebih atau berkurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf bersama-sama mengatur regulasi tubuh yaitu sebagai berikut : a. Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam kesetimbangan gula hingga ekskresi). b. Bereaksi terhadap rangsangan dari luar tubuh. c. Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. d. Pengaturan dan penyimpanan energi. 1 dan air, 2 B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari sistem endokrin ? 2. Apa pengertian dari Hormon ? 3. Apa saja kelenjar - kelenjar penghasil Hormon? 4. Apa saja Hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita ? 5. Apa mekanisme terjadinya Kehamilan ? 6. Apa kelainan yang sering timbul dari sistem endokrin terutama pada masa kehamilan ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin 2. Untuk mengetahui pengertian dari Hormon 3. Untuk mengetahui saja kelenjar - kelenjar penghasil Hormon 4. Untuk mengetahui saja Hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita 5. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Kehamilan 6. Untuk mengetahui kelainan yang sering timbul dari sistem endokrin terutama pada masa kehamilan BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Endokrin 1. Pengertian Pada tubuh manusia terdapat kelenjar, kelenjar adalah organ tubuh yang mensintesa suatu zat untuk dikeluarkan, hasil sekresi yang dikeluarkan Berdasarkan alat oleh kelenjar berupa zat kimia/hormon. komunikasinya hormon dapat di bagi menjadi sistem endokrin dan sistem eksokrin. Sistem sistem yang endokrin mengatur adalah kerja kelenjar tanpa saluran (buntu) yang menghasilkan atau mensekresikan senyawa tersebut hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran mempengaruhi darah untuk kinerja organ target. Sistem eksokrin adalah sistem yang mengatur kerja kelenjar dan memiliki saluran pengalir khusus, untuk mengalirkan zat sekresinya di ruang-ruang dalam tubuh maupun permukaan luar tubuh. Beberapa fungsi dari sistem endokrin adalah : 1) Mengatur dan membedakan kerja sistem saraf dan sistem reproduksi pada janin yang sedang berkembang 2) Mengasah dan menstimulus tahapan perkembangan tubuh manusia 3) Mengkordinasi sistem reproduksi 4) Memelihara lingkungan dalam tubuh internal dan optimal 5) Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat. 3 4 2. Mekanisme Kerja Sistem Endokrin Sistem endokrin selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun mekanisme dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan hormon ke sel target melalui pembuluh darah. Sistem saraf mentransmisikan impuls saraf, yang dikenal sebagai potensi aksi oleh neuron. Potensi aksi termasuk saluran natrium dan kalium dan neurotransmiter dalam sinapsis.Hormon dapat bertindak melalui membran sel atau berikatan dengan reseptor di membran sel Meskipun keduanya mempunyai peran untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh dan membantu mengatur serta memelihara homeostatis tubuh. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut : 5 Aspek Berbedaan AKSI RESPON Sistem Endokrin Lambat (Menit, Jam, Sistem Saraf Cepat/Segera Hari, Tahun) (Miliseconds; 120m/S Tidak Langsung Langsung PENGATURAN Jangka Panjang Jangka Pendek SEKRESI Hormon Neurotransmiter KOMUNIKASI Sistem Sirkulasi Darah Antar Neuron/Sel-Sel (Reseptor) Saraf (Sinapsis) SINYAL Kimia Listrik SEL TARGET Semua Jaringan/Organ Saraf, Kelenjar, Otot EFEK LOKASI Seluruh Tubuh Lokal WAKTU Lambat (Masih Tetap Cepat (Setelah KEMBALI Berlanjut Meskipun Sinyal/Implus Hilang) Sinyal Sudah Hilang) B. Pengertian Hormon Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelanjar buntu, artinya kelenjar itu tidak mempunyai saluran. Oleh karena itu, hasil sekresi kelenjar endokrin, yaitu hormon, langsung masuk ke pembuluh darah. Hormon bersama darah diedarkan ke organ target. Di dalam tubuh, hormon akan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Pada umumnya hormon mempunyai organ sasaran tertentu. Organ-organ atau sel-sel yang menjadi sasaran hormon di sebut organ target. Meskipun demikian, sebagian hormon mempengaruhi hampir semua sel tubuh. Misalnya, hormon yang mempengaruhi pertumbuhan badan. Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup. Pengaruh hormon terhadap tubuh sangat besar. Kekurangan atau kelebihan hormon dapat mengakibatkan gangguan dalam proses 6 kehidupan misalnya proses pertumbuhan, reproduksi, dan prosesproses metabolisme dalam tubuh. C. Kelenjar-kelenjar penghasil hormon 1) Hipotalamus Hipotalamus merupakan bagian kecil terpenting dari otak yang berisi dari beberapa inti bagian kecil dengan berbagi fungsi. Hipotalamus memainkan peran penting dalam system saraf sertasystem endokrin. Hipotalamus terletak di bawah thamulus dan di atas batang otak. Hipotalamus bertanggung jawab untuk beberapa proses metabolic tertentu dan aktivitas lain dalam system saraf otonomik serta mempersatukan dan mensekresikan hormone saraf tertentu. Hipotalamus mengendalikan suhu tubuh, rasa lapar, perilaku, rasa haus, rasa lelah dan rasa kantuk. Hipotalamus berperan mensintesis dan mensekresikan hormonhormon berikut: a. Gonadotropin releasing hormone (GnRH) yangberperan memacu sekresi Follicle Stimulting Hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH). b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang berperan merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH). c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang berperan merangsang sekresi ACTH. d. Prolactin Inhibiting Factor (PIF) yang berperan menghambat sekresi prolaktin. 2). Kelenjar Pituitaria (Hipofise) Kelenjar pituitaria disebut juga master gland karena berperan mengatur aktivitas dan fungsi kelenjar endokrin lainnya Kelenjar pituitaria dibagi menjadi 2 yaitu: 7 a. Pituitaria atau Hipofisis Anterior Fungsi kelenjar pituitaria dikontrol oleh releasing dan Inhibiting factor dari hipotalamus. Hormon-hormon yang dihasilkan pituitaria anterior adalah: Somatropin (STH), atau growth hormone (GH). Somatropin berperan merangsang sintesis somatomedin oleh hati. Somatropin berperan menstimulasi pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sistesis protein, mobilisasi lemak dan memacu pertumbuhan semua organ tubuh sehingga dapat tumbuh secara proporsional. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau tryrotrophic hormone. TSH berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin. Kadar tiroksin darah akan memberikan umpan balik negatif (negative feedback) ke pituitaria atau hipofisis dan Hipotalamus. Adrenocorticotropic hormone (ACTH) berperan menstimulus korteks adrenal untuk merangsang kortisol dan hormone steroid lainnya. PRL (Prolaktin) berperan meningkatkan sekresi dan produksi susu setelah bayi lahir Gonadotropin hormone (GnH) berperan mengontrol gonade (ovarium dan testis). Hormon gonadotropin dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita FSH berperan merangsang pertumbuhan folikel khususnya pada fase proliferasi yang ditandai menjadi folikel dengan pertumbuhan folikel primer Graaf, sintesis estrogen, dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium (menstimulasi perkembangan ovum dalam ovarium). 8 Pada laki-laki FSH berperan merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis. Sekresi FSH dirangsang oleh GnRH yang dihasilkan oleh hipotalamus. b. Luteinizing Hormone (LH) Pada wanita LH berperan merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi) sel granulosa menjadi sel luteal (korpus luteum), dan produksi progesterone. c. Pituitaria atau Hipofisis Posterior Hormone yang dihasilkan oleh Pituitaria atau Hipofisis Posterior adalah : Antideuretik Hormone (ADH) atau vasopressinberfungsi mengatur reabsopsi air pada tubulus kolektivus ginjal, dan penyempitan (vasokontriksi) pembuluh darah. Oksitosin berfungsi menstimulasi kontraksi otot polos uterus pada saat melahirkan dan merangsang produksi air susu setelah bayi lahir. 2) Kelenjar Pineal Kelenjar pineal berperan memproduksi melatonin yang penting dalam pengaturan perasaan. siklus Melatonin tidur dan berperan menghambat pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit kulit. Kelenjar pineal dipercaya mempunyai peran dalam interaksi antara hipofisis dengan hipothalamus. 9 4) Kelenjar Timus Kelenjar timus terletak dibagian atas dada, dekat jantung. Kelenjar ini memproduksi hormone thymosin dan thymopoietin yang perkembangan berfungsi limfosit T untuk yang merupakan tipe sel darah putih untuk kekebalan tubuh. Pada masa anak-anak kelenjar timus membesar dan biasanya kelenjar timus mengecilatau hilang setelah masa pubertas hingga dewasa. 5) Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin. Tiroksin berperan merangsang pertumbuhan, metabolism pada semua sel khususnya untuk mengubah sumber energi menjadi energy dan panas dengan cara meningkatkan kecepatan metabolisme (metabolic rate) dari penggunaan oksigen. Kalsitonin berperan menghambat pelepasan dari tulang, menyimpan kalsium (deposisi) ke dalam tulang, mencegah absorpsi kalsium oleh usus, mencegah reabsorpsi kalsium oleh ginjal, pengaturan kadar kalsium darah. 10 6) Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin yang tidak di control langsung oleh hormone pituitaria atau hipofisis. menghasilkan Kelenjar hormone paratiroid parathormon (PTH). PTH atau parathormon berperan meningkatkan kadar kalsium darah. 7) Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenalis. Kelenjar adrenal menghasilkan hormone glukokortikoid, mineralokortikoid(aldosterone),gonadoc orticoid.Glukokortikoid berfungsi untuk pengaturan glukosa darah dari metabolism karbohidrat, anti implamasi. Mineralokortikoid (aldosterone) berfungsi untuk mengatur sodium,air dan pengeluaran kalsium oleh ginjal. Gonadocorticoid berperan dalam karakteristik seks sekunder. 8) Pankreas Pankreas berperan menghasilkan hormone insulin dan glukagon. Insulin berperan menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan glikogen dalam hati, menstimulasi protein. Glucagon berfungsi glikogen menstimulasi dalam glukosa darah. hati, pemecahan meningkatkan 11 9) Ovarium dan Testis Ovarium berperan mensintesis dan mensekresikan hormone estrogen dan progesterone. Estrogen disintesiskan dan disekresikan oleh folikel ovarium. Esterogen berasal dari kolesterol. Esterogen berperan sebagai feedback positif yaitu memacu proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor FSH pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback negative yaitu menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH dari pituitaria atau hipofisis, serta memelihara sifat kelamin sekunder. Progesterone disintesis dan disekresikan oleh korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi normal, sedangkan pada saat kehamilan sintesis dan sekresi progerteron oleh korpus luteum juga dirangsang oleh hormon chorionic gonadotropin (HCG) yang dihasilkan plasenta. Fungsi utama hormone progesterone adalah mengatur panjang pendeknya siklus etrus, menyiapkan uterus untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat keibuan. Disamping itu, korpus luteum juga menghasilkan hormone relaksin yang berperan melebarkan (relaksasi) simpisis pubis (tulang panggul) dan servik uteri. 12 D. Hormon Yang Mempengaruhi Reproduksi Wanita Hormon yang bekerja pada organ reproduksi wanita dan fungsinya: KELENJAR SUMBER HORMON YANG DILEPASKAN Gn-RH Gh-RH HYPOTHALAMUS GH-IH TRH Prolacting Inhibiting Factor CRH KELENJAR SUMBER HORMON YANG DILEPASKAN FSH LH HYPOPHYSE ANTERIOR PROLACTIN (PRL) KELENJAR SUMBER HYPOPHYSE POSTERIOR FUNGSI FISIOLOGIS Merangsang pelepaasan FSH dan LH Merangsang pelepasan growth hormone Mencegah pelepasan growth hormone Merangsang pelepasan thyroid stimulating hormone Mencegah pelepasan prolactin Merangsang pelepasan ACTH FUNGSI FISIOLOGIS Merangsang pertumbuhan folikel, spermatogenesis dan sekresi estrogen Merangsang ovulasi, fungsi corpus luteum, sekresi progesteron, estrogen dan androgen Merangsang proses laktasi, fungsi corpus, sekresi progesteron Merangsang munculnya maternal behavior Merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang HORMON YANG FUNGSI FISIOLOGIS DILEPASKAN Oxytocin Merangsang kontraksi uterus, (hypotalamus & kelahiran dan pengangkutan ovarium) sperma dan ovum. 13 KELENJAR SUMBER OVARIUM KELENJAR SUMBER PLACENTA HORMON YANG DILEPASKAN FUNGSI FISIOLOGIS Merangsang perilaku seksual, ESTROGEN pertumbuhan saluran reproduksi, kontrkasi uterus Mengatur pelepasan gonadotrophin Bekerjasama dengan estrogen untuk PROGESTERON memunculkan perilaku seksual mempersiapkan saluran reproduksi sebagai proses implantasi HORMON YANG DILEPASKAN HCG PMSG FUNGSI FISIOLOGIS Analog dengan LH Analog dengan FSH PLACENTA LACTOGEN Mengatur transportasi induk ke fetus E. Mekanisme Terjadinya Kehamilan Hasil kerjasama dari hipotalamus – hipofisis – ovarium (sumbu HHO). Dua siklus yang berperan penting dalam proses menstruasi adalah: 1. Siklus Ovarium Durasi rata rata ± 28 hari hari (25-32 hari). Parakrin dan autokrin sebagai pengatur fungsi ovarium. Siklus ovarium 2 yaitu siklus folikular dan siklus luteal, alur : Siklus folikular. GnRH yang di produksi Hypotalamus mengirim sinyal kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon FSH dan LH. Hormon LH dikeluarkan untuk merangsang produksi sel telur pada ovarium. nutrisi 14 Kemudian ovarium melepaskan hormon estrogen berfungsi untuk mematangkan sel-sel telur hingga siap ovulasi serta persiapan pada endometrium. Fase luteal. fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari. Produksi hormon LH maupun FSH adalah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. (mekanisme umpan balik estrogen– hipotalamus). Kemudian oleh kelenjar hipofisis di otak mengeluarkan hormon ke dua yaitu LH. Hormon ini berfungsi untuk merangsang ovarium melepaskan sel telur saat ovulasi. Dan merangsang korpus luteum untuk memproduksi hormon progesteron dan yang mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium, berlanjut pada siklus uterus. 2. Siklus Uterus Hormon FSH dari hipotalamus meningkat setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan dimulai pada fase folikel folikular. Dan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium. Endometrium mengandung epitel kelenjar, endometrial stroma, jaringan ikat dan fibroblast dan makrofag. Estradiol menyebabkan proliferasi luas endometrium .Endometrium menjadi sensitif progesteron pada fase sekresi. Ketebalan endometrium sekitar 7-8 mm pada hari ke14. Bila tidak terjadi fertilisasi, maka corpus luteum akan mengalami luteolysis. Prostaglandin, sitokin dan growth factor menginfiltrasi jaringan kapiler sehingga menyebabkan regresi dari corpus luteum dan berbentuk jaringan parut. 15 3. Proses Kehamilan Bila terjadi fertilisasi, telur yang telah dibuahi (zigot) tetap dalam Tuba Fallopi selama sekitar tiga sampai empat hari, tetapi dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot mulai membelah diri (zigot yang disebut sudah membelah embrio) sangat cepat menjadi banyak sel. Embrio terus membelah ketika bergerak perlahan-lahan melalui tuba falopi menuju rahim. Ketika sampai rahim embrio akan menempel dan tertanam dalam dinding rahim yang sudah menebal (lahan subur), inilah yang disebut implantasi (penanaman). Akibatnya terjadispotting atau sedikit bercak pendarahan selama satu atau dua hari sekitar waktu implantasi. Lapisan rahim semakin tebal dan leher rahim disegel oleh plug lendir sampai bayi lahir. Dalam minggu pertama, hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG) dapat ditemukan dalam darah. Hormon ini dibuat oleh sel-sel yang akhirnya menjadi plasenta. HCG menstimulasi corpus luteum untuk menghasilkan progesterone secara berkesinambungan untuk menjaga kehamilan. 16 Berikut tahap perekembangan janin sesuai usia kehamilan : USIA PROSES PERTUMBUHAN JANIN KEHAMILAN Berbentuk embrio dengan ukuran sangat kecil seperti kacang hijau. Fase pertama ini sangat rawan, sehingga ibu yang tidak berhati-hati bisa kehilangan calon bayinya. Organ-organ dan jaringan tubuh seperti struktur dasar otak, mulut, mata, dan hidung mulai terbentuk. Namun masih sangat kecil. Tulang dan semua organ vital sudah terbentuk sempurna dan sudah dapat berfungsi dengan baik. Hanya saja, pada usia ini, bayi belum mampu membuka matanya dan mengaktifkan kemampuan panca indranya. Bayi dapat bergerak, mendengarkan suara, hingga tertidur. Bayi yang berkembang dalam tahap ini sudah dapat diprediksi jenis kelaminnya. berat badan dan ukuran tinggi janin sudah sangat berkembang. Selain itu, tulang rawan yang membentuk janin mulai berubah menjadi tulang keras, lapisan lemak yang mulai tumbuh untuk menjaga suhu tubuh bayi setelah lahir Jenis kelamin janin sudah bisa dipastikan dengan jelas. Mata bayi juga mulai berkembang dan sensitif terhadap cahaya. Sistem organ dan tubuh janin sudah menuju sempurna. Mulai dari sistem indera, sistem saraf, dan beberapa sistem lainnya. Dan bayi dapat menghisap jempol. Tahap pematangan. Perkembangan tersebut biasanya berpengaruh pada berat badan dan ukuran janin. Selain itu, janin juga mulai berputar menuju arah jalan lahir. 17 Tahap penyempurnaan di mana seluruh organ tubuh janin sudah berfungsi sesuai dengan bagiannya masing-masing.Kepala janin juga sudah masuk panggul, adanya kontraksi yang dirasakan sebagai pertanda janin sudah ingin keluar. F. Kelainan pada Sistem Endokrin Kelainan yang timbul akibat gangguan system endokrin : 1. Kehamilan 1) Hipertiroidisme Insiden tirotoksikosis atau hipertiroidisme dalam kehamilan berkisar 1:2000 kehamilan. Tirotoksikosis yang ringan sulit didiagnosis pada saat kehamilan, untuk itu ada beberapa tanda yang dapat membantu : Takikardia Peningkatan denyut nadi pada waktu tidur. Thyromegali Exophtalmus Kegagalan pertambahan berat badan (nutrisi yang normal) Hipotiroidisme didiagnosis secara klinis bila rendah dan kadar thyrotropin meningkat. kadar FT4 Dalam kehamilan jarang ditemukan karena keadaan ini berhubungan dengan infertilitas. Penderita hipotiroidisme yang hamil mempunyai insiden komplikasi eklampsia dan solusio plasenta yang tinggi serta berhubungan dengan tingginya kasus berat badan lahir rendah dan kematian janin dalam rahim. 2) Penyakit Tiroid Noduler Evaluasi dan penanganan nodul tiroid dalam kehamilan tergantung pada tahapan kehamilan. Nodul yang soliter mempunyai kemungkinan menjadi ganas sekitar 5 – 30%, walaupun ganas, kebanyakan adalah neoplasma derajat 18 rendah. Pemeriksaan USG mampu mendeteksi nodul yang berukuran lebih dari 0,5 cm dan juga dapat ditentukan apakah konsistensinya padat atau kistik. Aspirasi jarum halus merupakan metode untuk melakukan evaluasi nodul tiroid pada saat hamil. Dianjurkan melakukan biopsi pada pertengahan kehamilan, untuk lesi padat yang berukuran > 2 cm dan lesi kistik yang berukuran > 4 cm. Biopsi dilakukan hanya bila ada limfadenopati di leher atau bila nodul membesar. Wanita hamil dengan nodul tiroid yang teraba harus menjalani pemeriksaan fungsi tiroid untuk mengetahui apakah nodul tersebut hiperaktif dan perlu dilakukan pemeriksaan USG pada kelenjar tiroid. Pada umumnya nodul kistik berhubungan dengan tirotoksikosis dan tidak ganas. Nodul ini berhubungan dengan goiter multinoduler dan adenoma toksik soliter.3 3) Tiroiditis Postpartum Tiroiditis postpartum merupakan kelainan tiroid postpartum yang paling sering ditemukan, biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama postpartum dan menyebabkan hipertiroidisme ringan atau sedang sampai 2 bulan dan kemudian diikuti oleh hipotiroidisme selama beberapa bulan sesudahnya. Penyebabnya diduga karena proses inflamasi yang diikuti oleh autoreaksi dari sistem imun. Gambaran khas pada pemeriksaan berupa suatu tiroiditis limfositik yang destruktif. Pada palpasi ditemukan goiter kecil yang tidak lunak. Stadium hipertiroid pada penyakit ini dapat dibedakan dengan penyakit Graves bila ada proptosis yang hanya terjadi pada penyakit Graves. Namun demikian harus dilakukan pemeriksaan ambilan RAI (radioactive iodine) yang meningkat pada penyakit Graves dan hanya < 5% pada tiroiditis postpartum. 4) Penyakit Paratiroid 19 Fungsi hormon paratiroid (PTH) untuk mempertahankan konsentrasi kalsium pada cairan ekstraseluler . Hormon ini bekerja secara langsung pada tulang dan ginjal dan secara tidak langsung pada usus melalui efeknya pada sintesis vitamin D (1,25(OH)2 D) untuk meningkatkan kalsium serum. Dalam masa kehamilan terjadai peningkatan kebutuhan kalsium. Janin memerlukan 300 mg kalsium perhari pada akhir kehamilan. Hormon paratiroid berperan meningkatkan absorpsi kalsium di usus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada saat kehamilan kadar kalsium dalam serum akan menurun namun kadar kalsium yang terionisasi tidak berubah. 6) Hiperparatiroidisme Hiperparatiroidisme primer relatif sering ditemukan dengan prevalensi 0,15% dan insidennya mencapai puncak antara dekade ketiga dan keempat. Keadaan ini menyebabkan hiperkalsemia. Hampir 80% disebabkan oleh adenoma soliter dan yang sisanya karena hiperplasia sel. Hormon paratiroid yang dihasilkan oleh tumor sama dengan hormon yang alamiah namun tidak identik sehingga biasanya tidak terdeteksi pada pemeriksaan laboratorium rutin. 20 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi. B. Saran Diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian dari sistem endokrin, hormon, kelenjar-kelenjar penghasil hormon, fungsi dari masing-masing hormon, dan kelainan pada sistem endokrin, terutama pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan balita, dan juga menapouse. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik. 20 DAFTAR PUSTAKA ANDRIYANI, Rika dkk. Januari 2015 Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama Aryulina, Diah dkk. 2006 Biologi jilid 2. Jakarta: Esis Communication limitied, Cambridge. 2002. Anatomi-Fisiologi untuk Smk Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran : EGC Mamlukat, Indra. 2009 Menajadi Juara Olimpiade Biologi SMP. Jakarta: Pusa Swara Mikrajurddin, dkk. 2006 IPA Terpadu jilid 2. Jakarta: Esis Nurcahyo, Heru. 2008. Ilmu Kesehatan jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Rumahrbo, Hotma. 1999. Asuhan keperawatan Klien dengan gangguan sistem endokrin. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC Sudewo, Bambang. 2009 Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Jakarta: PT. Agro Media Wijaya, Agung. 2008 Bologi. Jakarta: Grasindo https://books.google.co.id/books?id=N78JAQDz9g8C&printsec=fron tcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false. 15 oktober 2016 https://maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia/. 12 Oktober 2016 pukul 11.11 AM 21