Uploaded by oktavianidiana83

J Diana Oktaviani 195040207111207

advertisement
Review MATERI TERKAIT DASAR ILMU TANAH
SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
Disusun oleh:
Nama : Diana Oktaviani
NIM
: 195040207111207
Kelas : J
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Menurut Nugroho, 2015, faktor pembentukan tanah hampir sama dengan faktor pembentuk
bentuk lahan. Faktor pembentuk tanah meliputi bahan induk, relief/topografi, iklim, organisme, dan
waktu. Dalam proses pembentukannya, faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, akan tetapi
saling bekerja sama dari beberapa faktor tersebut sehingga menghasilkan tanah. Pada keadaan tertentu
salah satu atau beberapa faktor pembentuk tanah dapat lebih dominan pengaruhnya dibanding faktor
yang lain, sehingga sifat-sifat tanah yang terbentuk menjadi heterogen.
• Bahan induk tanah
Bahan induk merupakan bahan asal terbentuknya tanah. Sifat bahan induk akan sangat
mempengaruhi sifat tanah yang dihasilkan. Susunan kimia dan mineral bahan induk tidak hanya
mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, akan tetapi juga menentukan jenis vegetasi yang tumbuh
di atasnya. Menurut Gusmara et al., 2016), bahan induk tanah pada dasarnya dibedakan menjadi tiga
bagian yaitu:
1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorfosa
• Tekstur Tanah
Tekstur tanah disebut juga butir tanah, karena termasuk salah satu sifat tanam yang paling
sering ditetapkan. Tekstur tanah juga penting untuk menentukan tanaman apa yang cocok untuk tipetipe tanah tertentu. Tekstur tanah menggambarkan persentase (berdasarkan berat) dari ketiga
komponen penyusun fraksi mineral tanah, yaitu pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Ketiga fraksi
tanah ini dibedakan satu sama lain oleh diameter partikel yang bersangkutan. Diameter partikel dari
pasir (2.0-0.05 mm), debu (0.05-0.002 mm), dan liat (<0.002 mm) (Gusmara et al., 2016).
• Struktur Tanah
Beberapa jenis struktur tanah menurut Gusmara et al., 2016, adalah sebagai berikut:
1. Tanpa struktur
 Butiran lepas, contohnya seperti pasir
 Masif, contohnya seperti tanah liat
2. Berstruktur
 Butir (granular) merupakan partikel primer tanah bergabung dan membentuk struktur
bulat atau berbutir. Struktur ini merupakan struktur yang sangat diinginkan oleh
tanaman, sebab banyak terdapat ruang di antara satuan strukturnya.
 Lempeng (platy)dapat dicirikan oleh ukuran horizontalnya yang lebih besar
dibandingkan dengan ukuran vertikalnya. Struktur ini seringkali ditemukan di horizon
A2. Adanya struktur ini mengakibatkan pergerakan air yang horizontal.
 Gumpal (blocky)dapat dicirikan oleh ukuran vertikal dan horizontal yang hampir
sama. Pada struktur gumpal ini setiap satuan strukturnya bergabung dan tidak
membentuk rongga di antara satuan tersebut.
 Prisma (blocky)merupakan struktur yang memiliki ukuran vertikal yang lebih besar
dibandingkan dengan ukuran horizontalnya. Struktur prisma pada horizon B pada
tanah yang telah berkembang lanjut biasanya tidak lagi memiliki sudut yang tajam.
• Warna Tanah
Menurut (Gusmara et al., 2016), Warna tanah dapat ditentukan berdasarkan standar warna tanah
yang dibuat oleh sistem "Munsel" (USDA). Pada sistem ini, warna tanah dibedakan berdasarkan tiga
variabel yaitu Hue, Value, dan Chroma.



Hue: menunjukkan panjang gelombang cahaya dominan yang dipantulkan oleh benda. Hue
ini ditentukan oleh campuran lima warna utama yaitu biru, hijau, kuning, merah, dan ungu.
Nilai Hue berkisar antara 0 hingga 10.
Value: merupakan ukuran terang atau gelapnya warna tanah yang bersangkutan. Pada
dasarnya warna tanah merupakan hasil pencampuran antara warna hitam dan putih yang
menghasilkan warna kelabu. Jumlah warna putih yang diperlukan untuk memberikan warna
tanah merupakan value tanah yang bersangkutan. Value ini berkisar antara 0 hingga 10. Nilai
0 menunjukkan warna hitam, dan 10 menunjukkan warna putih.
Chroma: Chroma adalah tingkat kemurnian warna tanah (Hue). Warna yang murni, yang
hanya memiliki satu panjang gelombang cahaya, akan memiliki nilai chroma 20. Namun,
warna tanah yang terdapat di alam biasanya merupakan campuran antara hue murni dengan
warna kelabu netral. Warna kelabu memiliki nilai chroma nol atau disimbolkan dengan N
atau netral sebab tidak memiliki hue.
Sistem Munsell memberikan warna tanah dengan simbol standar, misalnya 10 YR 5/3 (Hue,
Value atau Chroma) yang menunjukkan warna coklat kekuningan.
• Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah kohesivitas (daya gabung) partikel penyusun tanah. Berdasarkan
kandungan airnya, konsistensi tanah dapat dinyatakan dalam tingkat kekerasan (hardness), kepadatan
(firmness), kelenturan (plasticity), dan kelekatan (stickiness) (Gusmara et al., 2016). Pada kondisi
kering, konsistensi tanah diukur berdasarkan tingkat kekerasannya. Sedangkan, pada tanah lembab,
konsistensi tanah diukur berdasarkan tingkat kepadatannya yaitu tanah yang lepas, sangat remah,
remah, padat, sangat padat, atau padat sekali. Plastisitas merupakan kemampuan tanah untuk
mempertahankan bentuknya sebagai akibat penekanan. Tanah yang kurang plastis biasanya akan retak
jika diberi tekanan. Berdasarkan plastisitasnya tanah dibedakan menjadi agak plastis, plastis, atau
sangat plastis.
• Kedalaman efektif tanah
Menurut Hermiyanty, 2017, kedalaman efektif tanah adalah kedalaman dimana perakaran
tanaman masih bisa masuk ke dalam tanah. Kedalaman efektif dibedakan dalam 6 kelas, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sangat dangkal sekali <10 cm
Sangat dangkal 10 - 30 cm
Dangkal 30 - 50 cm
Sedang 50 - 100 cm
Dalam 100 - 150 cm
Sangat dalam >150 cm
• Drainase Tanah
Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah, atau keadaan yang
menunjukkan lama dan seringnya jenuh air. Menurut Hermiyanty, 2017, drainase tanah terbagi
menjadi 7 kelas, sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cepat
Agak cepat
Baik
Sedang
Agak lambat
Lambat
• Klasifikasi Tanah
Tanah yang ada di sekitar kita sangat beragam, yaitu dikelompokkan satu dengan yang lain
berdasarkan kesamaan ciri-cirinya, membentuk suatu kelompok tanah tertentu dengan sifat umum
yang sama. Klasifikasi tanah pada dasarnya adalah usaha untuk membeda-bedakan tanah berdasarkan
sifat yang dimilikinya. Cara ini dapat diketahui bahwa tanah dengan sifat yang sama dimasukkan ke
dalam satu kelompok yang sama. Pengelompokan tanah ini sangat penting karena bertujuan dalam
pengelolaan tanah (Gusmara et al., 2016).
• Kapasitas Tukar Kation
Kation yang terkandung di dalam larutan tanah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
kation basa dan kation asam. Disebut kation basa karena penjerapan kation ini oleh kompleks jerapan
ion mengakibatkan terakumulasinya sejumlah ion OH apabila muatan positif kation ini melebihi
muatan negatif dari misel. Kondisi ini mengakibatkan tanah bereaksi basa. Contoh kation ini adalah
Ca2+ dan Mg2+. Sedangkan kation asam mengakibatkan terjadinya suasana masam pada tanah.
Contoh kation ini adalah H+ dan Al3+ (Gusmara et al., 2016).
• Kejenuhan Basa
Nilai kejenuhan basa (KB) adalah persentase dari total kapasitas tukar kation (KTK) yang
ditempati oleh kation-kation basa seperti kalium, kalsium, magnesium, dan natrium. Kejenuhan basa
tanah berkisar 50%-80% tergolong mempunyai kesuburan sedang dan dikatakan tidak subur jika
kurang dari 50%. Kejenuhan basa sangat berkaitan dengan Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Daftar Pustaka
Gusmara, H., Abimanyu, D., Hermawan, B., Hendarto, K. S., Hasanudin, Sukisno, Riwandi, Prawito,
P., Bertham, Y. H., & Muktamar, Z. (2016). BAHAN AJAR DASAR-DASAR ILMU TANAH ITN100.
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Journal of
Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.
Nugroho, P. A. (2015). Dinamika Hara Kalium Dan Pengelolaannya Di Perkebunan Karet. Warta
Perkaretan, 34(2), 89. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i2.260
Download