CITRA WANITA ARAB ARAB DALAM NOVEL LAYLA MAJNUN CITRA WANITA BARAT DALAM NOVEL ROMEO JULIET: TINJAUAN KRITIK SASTRA FEMINIS DAN HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK: Objek material yang berupa novel Layla Majnun (LM) dan novel Romeo Juliet (RJ) dipilih tidak terlepas dari keunggulannya, yaitu populer, menarik, dan problematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran, fungsi, dan kedudukan perempuan Arab dan Barat dalam novel "Layla Majnun” dan novel "Romeo Juliet"; mengetahui wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku yang terekspresikan oleh perempuan Arab dan Barat dalam kedua karya; dan mengetahui hubungan intertekstual kedua karya. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu alternasi informasi bagi pembaca rnengenai citra wanita Arab dan Barat dalam LM dan RJ dari sudut pendang kritik sastra feminis dan hubungan intertekstual. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dengan sumber data utama teks novel yang diterbitkan oleh Navila Yogyakarta. Teknik pengumpulan datanya diawali dengan membaca dan mengkaji novel LM dan RJ; mengidentifikasi unit struktur yang menggambarkan peran, fungsi, dan kedudukan perempuan Arab dan Barat, dan wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku yang tekspresikan oleh perempuan Arab dan Barat dalam kedua karya; mengidentifikasi unit struktur yang menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua karya, dan merekam unit struktur yang akan menjawab 3 rumusan masalah. Teknik analisis data dilakukan dengan kodifikasi data, klasifikasi data, analisis data, dan menafsirkan data. Dominasi peran, fungsi dan kedudukan wanita Arab dan wanita Barat berada dalam lingkungan keluarga. Dalam kedua novel, fungsi dan kedudukan utama seorang perempuan adalah sebagai ibu, istri, dan anak. Sebagai ibu, seorang perempuan memiliki peran kodrati melahirkan, kemudian memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak. Sebagai seorang perempuan berperan membantu suami dalam menyelesaikan masalah dengan memberikan nasehat dan saran yang menentramkan hati suami. Pemikiran istri dalam kedua novel dihargai oleh suami dan diterima. Seorang istri tidak hanya dibutuhkan dari aspek fisiknya yang cantik saja, tetapi perasaannya yang peka dan pikirannya yang cemerlang juga dipertimbangkan. Adapun sebagai seorang perempuan berhak mendapatkan pendidikan dan pergaulan yang sama dengan laki-laki. Hanya saja, dalam kedua novel, ayah menjadi dominan dalam menentukan jodoh sang anak. Pemaksaan itu pada akhirnya memicu sepasang kekasih untuk mengakhiri hidupnya. Pemaksaan terhadap perempuan itu dalam teori sastra feminis dianggap tidak manusiawi karena perempuan diperlakukan sebagai the others dari diri mereka. Dalam kedua novel, perempuan memiliki watak mental spiritual yang baik, yaitu setia, penuh perhatian terhadap orang yang dikasihi, taat kepada orang tua, memiliki rasa cinta, ingin mencintai dan dicintai, serta menanggung resiko demi mempertahankan cintanya. Perempuan dalam RJ dicitrakan lebih agresif daripada perempuan dalam kisah Layla Majnun. Perempuan Arab yang menjalin cinta kasih sebelum menikah dianggap aib oleh masyarakatnya. Sementara itu, bagi masyarakat Barat, menjalin cinta kasih sebelum pernikahan adalah hal yang sudah biasa dan bukan aib. Layla menyatakan cintanya kepada Majnun hanya lewat puisi. Adapun Juliet berani menyatakan cinta dan mempertanyakan kesungguhan Romeo terhadap dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tradisi Barat, seorang gadis lebih berani dan terbuka untuk menyatakan perasaan cintanya kepada laki-laki dibanding dengan gadis dalam tradisi Timur. Terdapat hubungan intertekstual ide dalam kedua karya, baik berupa transformasi, modifikasi, maupun demitefikasi. Disebut transformasi karena kedua novel tersebut memiliki kesamaan ide, disebut modifikasi karena dalam kedua karya terdapat perubahan dan pengembangan ide, dan disebut demitelikasi karena dalam kedua karya terdapat pertentangan ide. Jika melihat keunggulan kisah Layla Majnun yang sudah melampaui dunia timur dan kemunculannya yang terlebih dahulu dibanding Romeo Juliet maka teks yang menjadi hipogram adalah kisah Layla Majnan. Bentuk transformasi yang telah di lakukan Shakespeare dalam Romeo Juliet tidak hanya dari aspek judul, terra, dan tokoh saja, tetapi sudah menjangkau aspek alur cerita. Bentuk-bentuk transformasi, demitefikasi, dan modifikasi yang ada serta identitas kisah Romeo dan Juliet yang monumental menunjukkan bahwa Shakespeare memiliki kreativitas dalam menenun kalimat-demi kalimat sehingga kisah Romeo dan Juliet muncul sebagai karya cipta yang baru sebagai hasil serapan dari karya Layla Majnun. Kata Kunci: Citra Wanita, Layla Majnun, Romeo Juliet, Intertekstual