Uploaded by User97642

KHARIDAH IS'AD 19303241004 LAPRAKSRSOBIJIPALA(revisi)

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI PALA
Nama Mahasiswa
Kharidah Is’ad
NIM
19303241004
Hari Tanggal
Selasa, 6 Oktober 2020
Tanda Tangan
A. Tujuan Percobaan : menentukan titik lebur dan kadar trimiristin dari biji pala
B. Proses Berlangsungnya Ekstraksi
1. Labu alas bulat yang telah berisi batu didih dihubungkan dengan ekstraktor soklet
dan dipasang di atas mantel pemanas. Serbuk halus biji pala yang telah dibungkus
dengan kertas saring sejumlah sekitar 25-30g dimasukkan ke dalam ekstraktor
soklet.
2. Heksana dituangkan ke dalam ekstraktor soklet sampai penuh sehingga heksana
mengalir turun ke dalam labu (dilakukan dua sampai tiga kali). Setelah selesai
dihubungkan soklet dengan pendingin bola.
3. Selanjutnya, mantel pemanas dinyalakan pada suhu rendah selama kurang lebih 1
jam atau jika sirkulasi pelarut telah mencapai minimal 10 kali.
4. Setelah refluks selesai campuran disaring untuk membuang kotorannya.
5. Pelarut heksana yang telah disaring, selanjutnya diuapkan menggunakan
evaporator sampai didapatkan ekstrak heksana pekat.
6. Selanjutnya, ke dalam ekstrak heksana pekat ditambahkan aseton untuk
mendapatkan kristal trimiristin berdasarkan prinsip like dissolve like. Untuk
mempercepat terbentuknya kristal, campuran didinginkan dalam air es.
7. Kristal trimiristin dipisahkan dengan menggunakan penyaring buhner, kemudian
dikeringkan.
8. Hasil reaksi ditentukan sifat fisik dan rendemennya.
1
C. Hasil Pengamatan
Sifat Senyawa Hasil Isolasi
Karakteristik
Senyawa Hasil Sintesis
Berat biji pala
30 gram
Volum labu ekstraksi
250 mL
Volum pelarut heksana
170 mL
Bentuk
Serbuk
Warna
Putih
Berat hasil ssintesis
1,109 gram
Rendemen (%)
14,7%
54-56 oC
Titik lebur
56 – 57 oC
Titik lebur ( literatur )
D. Perhitungan Rendemen
Diketahui : kandungan biji pala 25% trimisin
Pada 30 gram biji pala rendemennya sebesar 25% x 30 gram = 7,5 gram
Rendemen = (massa hasil percobaan/massa teori) x 100%
= (1,109 gram/7,5 gram) x 100%
= 14,7 %
Jadi rendemennya sebanyak 14,7%
E. Struktur Molekul Trimiristin dan kristalisasi
2
F. Pembahasan ( rendemen yang rendah atau tinggi, ketidak sesuaaian titik lebur
senyawa hasil isolasi dengan titik lebur literatur )
Praktikum yang berjudul “Isolasi Trimisin dari Biji Pala” dilaksanakan di
laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta. Tujuan praktikum ini yaiu untuk melakukan penentuan titik lebur
trimisin dan biji pala, menghitung kadar trimisin dalam biji pala dan memiliki kecakapan
mengisolasi senyawa tertentu dari bahan alam.
Dalam praktikum ini alat yang digunakan adalah satu set alat ekstraktor soklet,
pemanas mantel, erlenmeyer, gelas beker, gelas arloji, pipet tetes, penyaring buchner,
evaporator buchii, batu didih, pendingin bola, dan labu alas bulat. Selain alat, terdapat bahan
yang digunakan yaitu serbuk halus buah pala sebagai sumber trimisin, heksana sebagai
pelarut, aseton sebagai pelarut heksana, dan akuades. Praktikum dilakukan dengan dua tahap
yakni, mengekstraksi trimisin dari biji pala menggunakan esktrak soklet, dilanjutkan dengan
tahap evaporasi menggunakan evaporator buchii.
Biji buah pala merupakan biji dari tumbuhan yang kaya akan trigliserida yaitu asam
lemak ester gliserol. Biji buah pala mengandung trigliserida terutama ester gliserol yaitu
asam lemak tunggal dan asam myristic yang disebut trimristin (Winarno, 1995). Trimistin
yang terkandung dalam biji pala merupakan lemak yang juga dapat ditemukan di beberapa
jenis sayuran yang kaya akan minyak dan lemak terutama pada biji-bijan. Trimistin
merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air (Wilox, 1995).
Ekstraksi jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan atau hewan memerlukan alat tertentu dan pemanasan, alay
yang diperlukan adalah ekstraktor soklet. Ekstraksi jangka panjang adalah ekstraksi yang
digunakan untuk isolasi trimistin dari biji pala (Stanley, 1988).
Soxhlefasi adalah suatu metode atau proses pemisahan komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan bpenyaringan berulang-ulang menggunakan pelarut tertentu,
sehingga semua komponen yang diinginkan terisolasi (Freiser, 1957). Prinsip kerja sochletasi
adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisa ditempatkan
dalam klomsong yang telah dilapisi kertas saring demikian rupa, cairan penyari dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasi oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul penyari yang jatuh dalam klonsong menyari zat aktif dalam simplisa dan
3
jika cairan telah mencapai sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui
pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi yang mencapai 20-25 kali (Anjel, 1989).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam percobaan, diantaranya yaitu jangan sampai
pemanasan terlalu panas pada pemanasan meskipun sudah memakai batu didih tetap bisa
terjadi bumping dan dapat mengganggu sirkulasi, pada saat penyaringan diusahakan tidak ada
endapan yang tertinggal di erlenmeyer.
Berdasarkan hasil praktikum serbuk trimisin yang diperoleh sebesar 1,109 gram. Dari
hasil tersebut dapat ditentukan kadar trimisin, yaitu sebesar 14,7%. Rendemen yang
dihasilkan tidak terlalu banyak, hal tersebut terjadi mungkin karena serbuk biji pala yang
kurang halus sehingga antara pelarut dan biji pala reaksinya tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan teori titik lebur trimisin sebesar 56-57˚C. Namun pada percobaan ini titik
leburnya berkisar 54-56˚C. Perbedaan titik lebur trimistin mungkin juga karena masih adanya
zat-zat lain yang berada dalam padatan atau zat pengotor. Selain itu pemanasan yang
berlebihan dan terlalu lama juga akan berpengaruh pada titik leburnya, dimana hal tersebut
dapat terjadi karena ikatan antar atomnya yang tidak terlalu lemah untuk pemutusan atomatomnya.
G. Kesimpulan
Dalam praktikum diperoleh kadar trimisin sebanyak 14,7% dan titik lebur trimisin 5657˚C, namun hasil tidak sesuai dengan teori karena beberapa hal yang tidak
diperhatikan dengan benar.
H. Daftar Pustaka
Ansel, H. C. 1998. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
Freiser, Louis F. 1957. Experiment in Organic Chemistry. London : Gambridge of
University.
Stanley. 1998. Kimia Organik 2. Bandung : ITB.
Wilcox, C. F. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey : Prentice Hall.
Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Yogyakarta , 11 Oktober 2020
Praktikan
4
Kharidah Is’ad
5
Download