TES SELEKSI IBO TINGKAT PROVINSI 2010 BIOLOGI SEL MOLEKULER, MIKROBIOLOGI, DAN BIOTEKNOLOGI (Nilai 20) 1. Protein cdc2 terlibat dalam pengaturan jalannya siklus sel pada ragi. Setelah sel menjalani fase S, cdc2 akan berikatan dengan siklin, namun tetap bersifat inaktif karena mengalami fosforilasi pada residu tirosin oleh protein wee1 dan CAK. Enzim cdc25 akan memutus gugus fosfat tersebut sehingga cdc2 menjadi aktif dan sel dapat melakukan mitosis. Apa yang terjadi pada siklus sel ragi yang mengalami mutasi gen cdc25? (Nilai 1) A. B. C. D. Ukuran sel akan bertambah, lalu sel melakukan pembelahan Ukuran sel akan bertambah, namun sel tidak melakukan pembelahan Ukuran sel tidak bertambah, namun sel melakukan pembelahan Ukuran sel tidak bertambah dan sel tidak melakukan pembelahan Pembahasan: Pada sel ragi, selain fase G1 biasanya juga terdapat aktifitas pertumbuhan seperti produksi komponen seluler dan peningkatan volume sel selama fase G2 untuk memastikan kondisi seluler mencapai ambang untuk dipartisi ke dua sel anak. Cdc25 berfungsi sebagai regulator yang menghubungkan sistem pemantau pertumbuhan sel dan keputusan untuk membelah. Referensi: Cell and Molecular Biology: Concept and Experiment/Gerald Karp/Wiley Chapter 14 Cellular Reproduction. Pada buku ini anda akan mendapat penjelasan yang lebih dalam tentang peranan protein cdc25, wee1 dan berbagai protein lain yang meregulasi siklus sel pada ragi. 2. DNA dari bacteriophage X174 memiliki komposisi basa 25% A, 33% T, 24% G, dan 18% C. Manakah dari pernyataan berikut ini yang merupakan penjelasan paling tepat? (Nilai 1) A. Pada genom virus, pasangan basa tidak mengikuti aturan baku Watson-Crick, dan memungkinkan terjadinya pasangan basa G-A dan C-T B. Pada genom virus, pasangan basa tidak mengikuti aturan baku Watson-Crick, dan memungkinkan terjadinya pasangan basa G-T dan C-A C. Genom virus adalah linear dan dapat mentolerir pasangan mismatch D. Asam nukleat dari virus membentuk kompleks padat dengan protein pengikat asam nukleat sehingga tidak dapat berpasangan dengan yang lain E. Genom dari bacteriophage X174 merupakan rantai tunggal Pembahasan: Sejauh yang diketahui, dsDNA dari genom sel ataupun virus memiliki karakteristik struktural dasar yang sama yaitu disusun oleh untai DNA antiparalel dengan pasangan basa mengikuti aturan Watson-Crick. Ketika kita mengkarakterisasi suatu isolat virus DNA dan memperoleh bahwa komposisi basa A dan T atau G dan C nya pada genom DNA nya tidak sama, maka kesimpulan yang paling mungkin dari informasi yang telah ada sebelumnya adalah virus tersebut memiliki genom berupa DNA rantai tunggal Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings 2 3. Tentukan sekuens heksapeptida yang belum diketahui berdasarkan data berikut: Komposisi asam amino (2R, A, S, V, Y) N-terminal: A Perlakuan dengan tripsin menyebabkan heksapeptida terpotong menjadi dua bagian: fragmen RVA dan fragmen RSY. Sisi pemotongan tripsin adalah gugus karboksil dari residu lisin dan arginin. Perlakuan dengan karboksipeptidase tidak menghasilkan fragmen. Sisi pemotongan karboksipeptidase adalah gugus amino dari asam amino di ujung C, selain asam amino lisin, prolin, dan arginin. Perlakuan dengan Kimotripsin menyebabkan heksapeptida terpotong menjadi dua fragmen: fragmen AVRY dan fragmen RS. Sisi pemotongan kimotripsin adalah gugus karboksil dari tirosin, triptofan, fenilalanin, leusin, dan methionin) R: Arginin A: Alanin S: Serin V: Valin Y: Tirosin Urutan asam amino (dari ujung N ke ujung C) adalah … (Nilai 1,5) Jawab: ______AVRYSR________________ Pembahasan: 1) Penulisan peptida yang penulis buat untuk membahas soal no.3 adalah dari ujung NC 2) Heksapeptida = 6 asam amino, perhatikan komposisinya 3) N-terminal = A 4) Perlakuan dengan karboksipeptidase, asam amino ujung C = R 5) Urutan hexapeptida = AXXXXR 6) Perlakuan dengan tripsin = AVR dan SYR (atau YSR) 7) Perlakuan dengan kimotripsin = AVRY dan SR 8) Urutan hexapeptida = AVRYSR 4. Telah diketahui bahwa mitokondria merupakan salah satu organel di dalam sel yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan organel lain. Hal ini disebabkan karena mitokondria memiliki DNA dan ribosom sendiri sehingga dapat melakukan sintesis protein di dalam organel itu sendiri. Namun, secara umum mitokondria masih membutuhkan banyak protein yang disintesis di sitosol (ribosom terikat membran atau ribosom bebas) sehingga perlu dilakukan proses pengangkutan molekul protein masuk atau keluar dari membran mitokondria. Proses transport protein ini melibatkan protein transport TIM complex yang berada di membran mitokondria bagian dalam dan TOM complex yang berada di membran mitokondria bagian luar. Menurut anda, bagaimana perkiraan ukuran diameter pori-pori TOM complex dibandingkan TIM complex? (Nilai 1) A. Lebih besar B. Sebanding C. Lebih kecil 3 D. Tidak berhubungan Pembahasan: Ukuran diameter protein TOM lebih besar daripada protein TIM karena protein TOM menghandle traffic transport protein yang lebih banyak yaitu ke ruang antar membran dan juga ke dalam matriks mitokondria, sedangkan protein TIM hanya mengatur traffic transport protein ke matriks mitokondria (secara logika/prediksi). Atau mungkin dengan alasan dari kenyataan bahwa ruang antar membran mitokondria memiliki kondisi kimia yang tidak begitu berbeda dengan sitosol sehingga protein yang mengatur transport komponen ke ruang antar membran ini mungkin memiliki permeabilitas yang relatif tinggi (salah satunya dimungkinkan jika protein ini memiliki pori yang besar). Berbeda denga kondisi lingkungan eksklusif pada matriks mitokondria. Protein transport yang mengatur transport materi ke matriks kemungkinan memiliki permeabilitas/spesifitas yang lebih tinggi Pada kenyataannya pori protein TOM lebih besar daripada protein TIM Catatan: Carilah kepanjangan dari nama protein TOM/TIM. Apakah protein analog terdapat pada kloroplas. Untuk referensi lebih dalam anda dapat membaca di buku Cell Biology/Gerald Karp/edisi 4 ke atas atau Molecular Biology of The Cell/Bruce Albert/ edisi 4 ke atas Referensi: Cell and Molecular Biology: Concept and Experiment 4th edition/Gerald Karp/Wiley/Chapter 8: Cytoplasmic membran systems: structure, function, and membrane trafficking Molecular Biology of The Cell 4th edition/Bruce Albert et al/Garland Science/ Chapter 12: Intracellular compartment and protein sorting 5. Urutan pengenalan enzim restriksi BamHI adalah: C C A T G^G G^G T A C C (Tanda ^ menunjukkan sisi pemotongan BamHI) Seorang peneliti ingin memasukkan sisi pemotongan BamHI sebelum kodon start untuk keperluan kloning. Sisi pemotongan ini ditambahkan melalui metode Polymerase Chain Reaction dengan menggunakan primer yang sesuai. Urutan DNA dari produk PCR yang dihasilkan adalah: 5’– CCATGGATGGAAGTCGATGGCAACTTCCCGAGTGGCCGAGTTAAGCAATGTTGA –3’ 4 CCATGG = tempat pemotongan BamHI Start codon yang akan dikenali pada saat translasi adalah “ATG” dari BamHI sehingga terjadi perubahan kerangka baca II. Start codon yang akan dikenali pada saat translasi adalah “ATG” dari gen sehingga tidak terjadi perubahan kerangjka baca III. Panjang polipeptida yang dihasilkan adalah sebesar 13 asam amino IV. Panjang polipeptida yang dihasilkan adalah sebesar 14 asam amino I. Manakah dari peryataan di atas yang benar? (Nilai 1) A. B. C. D. I, III II, III I, IV II, IV Pembahasan: Carilah beberapa informasi di bawah ini: - Apa itu enzim restriksi, fungsi dan karakternya Apa itu PCR, fungsi dan prinsip dasar metode kerjanya Pernyataan yang benar adalah I dan III. Meskipun tidak disebutkan, promotor dari gen diatas terletak ≥10 basa dibagian hulu dari kodon start. Penambahan sisi pemotongan enzim restriksi yang juga memiliki urutan ATG (mRNA AUG) menyebabkan translasi dimulai dari kodon tersebut. akibatnya terjadi perubahan rangka baca dari gen (frameshift mutation). Panjang polipeptida baru yang dihasilkan adalah 13 asam amino dengan kodon stop pada triplet TAA (mRNA UAA) 5 6. Di suatu lab biologi sel dilakukan percobaan mengenai karakteristik membran sel. Sel diberi perlakuan dengan melapisi membran sel menggunakan senyawa yang radioaktif. Sifat radioaktif tersebut dapat dihilangkan dengan penembakan sinar laser. Ketika sel ditembakkan dengan sinar laser selama 5 menit dan sel tersebut segera diamati, terlihat adanya bagian sel yang berwarna putih, akibat kehilangan radioaktifitas (terlihat pada gambar). Apakah yang akan terjadi pada sel tersebut setelah 30 menit kemudian? (Nilai 1) A. B. C. D. Tidak terjadi perubahan Terdapat bagian putih yang tersebar pada sel tersebut Terdapat bagian putih pada seluruh bagian sel Tidak terdapat bagian putih pada sel Pembahasan: Sinar laser menyebabkan proses “bleaching” pada area tertentu pada permukaan sel perlakuan. Akibat sifat fluida membran, protein permukaan yang mengalami bleaching tersebut berdifusi atau tersebar di seluruh permukaan sel, dan daerah yang mengalami bleaching akan segera tergantikan dengan protein permukaan lain yang memiliki aktivitas radioaktif. Karena porsi daerah bleaching tidak begitu besar, maka proses difusi seolah-olah menghilangkan daerah tersebut (tidak sampai menyebabkan visualisasi daerah bercak putih diseluruh bagian sel) dan digantikan oleh bagian membran yang terlapisi radioaktif Referensi: Molecular Biology of The Cell 4th edition/ Bruce Albert et al/Garland Science/ Chapter 10: Membrane Structure 7. Gen pengkode protein permukaan pada virus Hepatitis B terbagi menjadi 3 bagian, yaitu preS1, preS2, dan S yang masing-masing mengkode protein permukaan small (s), medium (preS2 dan S), dan large (preS1, preS2, dan S). 6 Protein small (dikenal sebagai sHBsAg, small Hepatitis B Surface Antigen) merupakan protein yang jumlahnya paling melimpah. Protein sHBsAg ini terdiri dari 226 asam amino, dan asam amino 100-160 merupakan determinan antigenik utama (epitop). Daerah conserved pada asam amino 124-147 merupakan determinan “a”, yang menjadi bagian penting dalam deteksi infeksi Hepatitis B. Protein sHBsAg seringkali dijadikan sebagai antigen dalam pembuatan vaksin rekombinan. Jika seseorang yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi oleh virus Hepatitis B yang mengalami mutasi G145R (perubahan glisin menjadi alanin pada asam amino ke-145 sHBsAg), kemungkinan yang dapat terjadi pada orang tersebut adalah … (Nilai 1) A. Tidak akan terinfeksi oleh virus mutan karena reseptor pada sel tidak akan mengenali sHBsAg yang termutasi B. Terinfeksi oleh virus Hepatitis B mutan karena virus tersebut tidak dikenali oleh antibodi yang dihasilkan dari vaksin wild type C. Tidak akan terinfeksi oleh virus mutan karena tubuhnya telah mengembangkan antibodi yang dapat mengatasi virus Hepatitis B Pembahasan: Perhatikan keterangan “conserved” pada region 124-147. Hal ini menunjukkan residu-residu asam amino di area tersebut sangat penting sehingga lestari (harus urutan tersebut yang hadir untuk dapat berfungsi) diantara berbagai strain virus hepatitis B. Tanpa keterangan tersebut, kita mungkin saja menganggap mutasi tersebut tidak akan mengganggu proses rekognisi antibodi ataupun karakteri sHBsAg karena pertukaran asam amino dengan karakter yang mirip. Daerah konserved suatu protein biasanya terkait dengan fungsi penting, bisa saja terkait proses penetrasi virus tersebut ke sel inang (melalui pengenalan reseptor spesifik pada sel hati, seperti contoh kasus virus hepatitis B). Mutasi pada daerah ini mungkin akan melemahkan virus tersebut secara signifikan. Daerah asam amino 124-147 juga dikarakterisasi sebagai determinan untuk pembuatan vaksin hepatitis dan menginduksi produksi antibodi anti “a” untuk virus hepatitis B. Mutasi pada daerah determinan tersebut bisa jadi menyebabkan ketidakcocokan antara antibodi yang telah dihasilkan tubuh sebelumnya dengan antigen baru, menyebabkan sel masih mungkin terinfeksi oleh virus hepatitis B. 8. Seorang peneliti sedang mempelajari pengaruh gibberelin terhadap siklus sel tumbuhan. Untuk mempelajarinya, peneliti tersebut mengisolasi nukleus dari meristem interkalar dan menghitung jumlah DNA per nukleus. Hasil perlakuan sel dengan gibberelin ditunjukkan oleh grafik berikut ini. 7 Berdasarkan grafik di atas, tentukan apakah pernyataan-pernyataan dibawah ini benar (B) atau salah (S). (Nilai 1,5; @0,5) Pernyataan Jawab I. Gibberelin dapat mengaktivasi mitosis sel dengan meningkatkan transisi dari fase G1 ke fase S B II. Gibberelin memiliki reseptor pada membran plasma sel tumbuhan B III. Gibberelin dapat menginduksi ekspresi gen-gen yang mengkode semua jenis cyclin-dependent protein kinase (CDK) melalui serangkaian transduksi sinyal. S Pembahasan: I. Pernyataan tersebut sesuai dengan data pada grafik dimana dengan penambahan gibbirelin terjadi penurunan jumlah sel pada fase pada G1 (dicerminkan dari data karakterk nuclei untuk masing-masing fase siklus sel) dan peningkatan jumlah sel pada fase S, pada jam-jam awal setelah penambahan gibberelin. pada informasi diatas tidak 8 dilampirkan data kontrol percobaan (jumlah sel pada fase G1, S dan G2 setelah beberapa jam tanpa penambahan gibberelin) yang sebaiknya ditampilkan. Meskipun begitu, data diatas tetap dapat digunakan untuk menganalisis terjadinya perubahan laju dari suatu tahapan siklus sel. Karena jika tidak terdapat pengaruh gibberelin terhadap perubahan laju tahapan tiap siklus sel maka grafik diatas akan menunjukkan jumlah sel yang konstan antara tahap G1, S dan G2 untuk tiap jam pengamatan. Perlu diingat bahwa peningkatan transisi fase G1 ke S tidak serta merta mempengaruhi peningkatan transisi fase S ke G2 (peningkatan jumlah sel di fase G2) II. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan menganalisis struktur kimia hormon gibberelin. Gibberelin merupakan senyawa asam organik dengan banyak atom yang bersifat polar. Prediksi kita, senyawa ini kemungkinan bersifat hidrofilik, dan seperti banyak ligand hidrofilik lainnya, reseptor untuk ligan tersebut berada dipermukaan sel (membran plasma). Cobalah cari bagaimana karakter reseptor bagi banyak hormon yang bersifat cenderung non polar/hidrofobik! III. Terdapat bermacam-macam CDK yang meregulasi transisi sel ke berbagai tahapan siklus sel. Data diatas tidak menunjukkan adanya regulasi transisi ke semua tahapan siklus sel (kemungkinan besar hanya regulasi transisi dari fase G1S). Dari literatur (Karp, 2005) terdapat jenis CDK yang berbeda yang mengatur transisi tahapan siklus sel yang berbeda-beda pula Referensi: Cell and Molecular Biology: Concept Karp/Wiley/Chapter 14: Cellular Reproduction and Experiment 4th Molecular Biology of The Cell 4th edition/Bruce Albert et al/Garland Science 9 edition/Gerald 9. Berikut ini adalah sekuens bagian ujung dari satu untai DNA yang akan anda amplifikasi dengan menggunakan metode PCR. 5’ ACC CCC TCC AGA ----------------------------------GGG CCA GCG TAT 3’ 3’ TGG GGG AGG TCT --------------------------------- CCC GGT CGC ATA 5’ Manakah dari sekuens berikut yang merupakan set primer yang sesuai untuk melakukan pekerjaan anda? (Nilai 1) A. B. C. D. E. Forward = 5’ ACC CCC TCC AGA 3’, Reverse = 5’ ATA CGC TGG CCC 3’ Forward = 5’ AGA CCT CCC CCA 3’, Reverse = 5’ CCC GGT CGC ATA 3’ Forward = 5’ TTG GGG AGG TCT 3’, Reverse = 5’ TAT GCG ACC GGG 3’ Forward = 5’ AAA GGG CCA GCG 3’, Reverse = 5’ TTT CGG AAG TCT 3’ Forward = 5’ GGG CCA GCG TAT 3’, Reverse = 5’ TCT GGA GGG GGT 3’ Pembahasan: Biasanya primer forward/ reverse digunakan untuk membedakan untai primer yang mengandung urutan gen (forward) dan tidak (reverse). Namun pada soal ini hanya untuk menamai dua jenis primer yang berbeda. Dua primer merupakan komplemen untuk masingmasing untai. Perlu diingat, pada proses PCR primer yang digunakan bukan berupa RNA (basa U) seperti yang terjadi in vivo, tapi merupakan primer DNA. 10. Manakah dari pernyataan berikut yang paling akurat mengenai gen supresor tumor? (Nilai 1) A. Pada individu normal, mutasi pada satu salinan gen supresor tumor mengarah pada kanker B. Pada individu normal, dibutuhkan mutasi pada satu salinan gen supresor tumor pada suatu sel dan mutasi pada salinan lainnya dari gen supresor tumor pada sel lain agar kanker dapat berkembang C. Pada individu normal, dibutuhkan mutasi pada satu salinan gen supresor tumor pada suatu sel dan mutasi pada salinan lainnya dari gen supresor tumor pada sel yang sama agar kanker dapat berkembang D. Pada individu normal, dibutuhkan mutasi pada satu salinan gen supresor tumor pada suatu sel dan mutasi pada salinan yang sama dari gen supresor tumor pada sel lain agar kanker dapat berkembang E. Mutasi pada gen supresor tumor tidak diwariskan karena individu tersebut meninggal Pembahasan: Gen supressor tumor berfungsi secara langsung untuk menekan terjadinya abnormalitas fisiologis seluler (kontrol pertumbuhan) yang berujung pada transformasi sel menjadi kanker. Kehilangan satu salinan gen ini, masih dapat digantikan oleh produk dari salinan yang lain. Jika kedua gen ini termutasi, barulah aktivitas supresi tumor dari produk gen tersebut hilang Catatan: apakah transformasi sel menjadi sel kanker juga membutuhkan mutasi pada dua salinan yang sama pada proto-onkogen? Carilah diliteratur 10 Referensi: Referensi: Cell and Molecular Biology: Karp/Wiley/Chapter 16: Cancer Concept and Experiment 4th edition/Gerald 11. Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi titik pada gen hemoglobin yang menghasilkan substitusi dari satu asam amino pada peptida β-globin dari hemoglobin. Manakah dari metode berikut yang paling baik mendeteksi mutasi tersebut? (Nilai 1) A. Isolasi DNA dari sel darah merah diikuti oleh amplifikasi PCR dan pemotongan enzim restriksi B. Isolasi DNA dari leukosit yang dilanjutkan dengan analisis Southern blot untuk mendeteksi ukuran ekson gen globin C. Isolasi DNA dari leukosit darah dilanjutkan dengan DNA sequencing dari intron gen globin D. Isolasi DNA dari leukosit darah dilanjutkan dengan amplifikasi PCR dan hibridisasi allele-specific oligonucleotide (ASO) E. Analisis Western blot dari ekstrak sel darah merah Pembahasan: Cara yang paling sederhana adalah dengan deteksi menggunakan teknik ASO. Sampel DNA diperbanyak dengan PCR, agar tidak terlalu banyak sampel darah yang diambil serta dapat mengisolasi fragmen DNA spesifik yang memiliki polimorfisme. Hibridisasi Probe ASO dapat membedakan dua fragmen DNA bahkan dengan perbedaan satu nukleotida pada sequencenya Referensi: iGenetics: A Molecular Approach 3rd edition/Peter J. Russel/Benjammin Cummings/Chapter 10: Recombinant DNA Technology 11 12. Berikut ini adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara aktivitas relatif enzim dengan konsentrasi ligan inhibitor untuk enzim allosterik dengan subunit tunggal dan multi-subunit. Berdasarkan kurva di atas, manakah pernyataan berikut ini yang kurang tepat? (Nilai 1) A. Enzim allosterik dengan subunit tunggal memiliki potensi paling rendah dalam regulasi reaksi kimia di dalam sel B. Konsentrasi inhibitor yang semakin meningkat akan mengurangi jumlah enzim yang aktif C. Untuk menurunkan aktivitas enzim relatif sampai 50%, baik enzim dengan subunit tunggal maupun multi-subunit membutuhkan konsentrasi inhibitor yang sama D. Enzim yang semakin kompleks mengalami penurunan aktivitas dari 90% menjadi 10% dengan rentang konsentrasi inhibitor yang lebih lebar daripada enzim yang hanya terdiri dari subunit tunggal E. Tak satu dari jawaban di atas Pembahasan: Dari data dapat kita lihat bahwa enzim yang lebih kompleks memiliki rentang konsentrasi inhibitor yang lebih sempit untuk pengurangan aktivitas dari 90% 10% jika dibandingkan dengan enzim sub unit tunggal Sebagai catatan, pernyataan A) benar, karena enzim multisubunit merupakan yang paling sensitif terhadap perubahan konsentrasi inhibitor, sensitifitas ini berguna untuk respon yang cepat terhadap regulasi metabolisme di dalam sel. 13. Penambahan larutan NaCl 5 M ke dalam putih telur ayam (salting out) akan menyebabkan peristiwa berikut ini: I. Penurunan kelarutan protein II. Peningkatan viskositas intrinsik 12 III. Dapat dikristalkan IV. Peningkatan kapasitas pengikatan air V. Penurunan aktivitas lisozim Manakah dari pilihan berikut yang tepat mengenai peristiwa di atas? (Nilai 1) A. B. C. D. E. I, II, III I, III, IV I, II, IV I, IV, V I, II, V Pembahasan: Soal ini mengacu pada perubahan karakteristik protein dan akibatnya pada kondisi kimia putih telur I) Penambahan garam dengan konsentrasi tinggi akan mengeluarkan protein dari sistem larutan karena air akan lebih banyak berinteraksi dengan garam daripada dengan protein II) Kehadiran fraksi Protein yang semakin insoluble akan meningkatkan kekentalan larutan III) Protein yang tidak terlarut tidak dapat dikristalkan IV) Penambahan garam konsentrasi tinggi akan menurunkan kapasitas pengikatan air protein (salting out) V) Protein lisozim pada sel telur menjadi tidak aktif pada kondisi insoluble. Pertanyaan No.14-15 mengacu pada keterangan berikut ini: Perhatikan grafik diauxic growth (pertumbuhan dalam medium dengan dua sumber energi) pada bakteri berikut! 13 14. Peryataan berikut ini yang kurang tepat adalah … (Nilai 1) A. B. C. D. E. Glukosa merupakan sumber energi yang terbaik Glukosa berperan dalam mekanisme kontrol positif transkripsi mRNA β-galaktosidase β-galaktosidase disintesis jika ada laktosa dan tidak ada glukosa dalam medium Ketika glukosa dihilangkan pertumbuhan bakteri akan mencapai fase stasioner Pertumbuhan bakteri lebih lambat dengan menggunakan laktosa sebagai sumber energi dibandingkan dengan menggunakan glukosa Pembahasan: Fase pertumbuhan “0” yang diperlihatkan saat glukosa dihilangkan bukan merupakan fase stasioner akibat pengaruh keterbatasan nutrisi denga jumlah populasi ( jumlah bakteri baru yang dihasilkan lebih kurang sama dengan jumlah bakteri yang mati). Pertumbuhan bakteri setelah fase tersebut mencerminkan sumber nutrisi dan jumlah populasi bukan merupakan faktor pembatas sebelumnya. Tidak adanya pertumbuhan pada waktu tersebut diakibatkan bakteri menggunakan energinya untuk mempersiapkan sistem metabolisme yang dapat menggunakan laktosa (adaptasi ke sistem metabolisme laktosa). Jadi lebih tepatnya bakteri mengalami fase lag, diantara tahap pertumbuhan dengan menggunakan sumber nutrisi glukosa dan laktosa. Referensi: Brock Biology of Microorganism 11th edition/Michael T Madigan et al/Pearson 14 15. Ketika glukosa dihilangkan dari medium, akan terjadi peningkatan molekul berikut ini dalam sel, kecuali … (Nilai 1) A. B. C. D. E. mRNA laktosa permease cAMP Molekul inducer AMP β-galaktosidase Pembahasan: Ketika glukosa semakin sedikit di medium, sistem monitoring glukosa di dalam sel akan mengaktifasi enzim adenilat cyclase yang dapat mengubah AMP menjadi cAMP. cAMP bersama protein CRP (cAMP reseptor protein) akan membentuk kompleks aktif yang berperan sebagai global aktivator sejumlah gen berperan dalam metabolisme karbohidrat selain glukosa Referensi: Schaum Outlines of Cell and Molecular Biology/ William Stansfield et al/McGrawHill Pertanyaan No.16-17 mengacu pada keterangan berikut ini: Urutan nukleotida dari DNA yang mengandung gen yang mengkode protein Met-Tyr-ArgLeu-Ile ditunjukkan di bawah ini: 5’ – CCCCTATGCCCGGATAATCATATTAGCCTGTACATGGC – 3’ 3’ – GGGGATACGGGCCTATTAGTATAATCGGACATGTACCG – 5’ Tabel Kode Genetik: 16. Tuliskan urutan mRNA yang mengkode protein tersebut (Nilai 1) 15 A. B. C. D. 5’ – GCCAUGUACAGGCUAAUAUGUUUAUCCGGGCAUAGGG – 3’ 5’ – CCCCUAUGCCCGGAUAAUCAUAUUAGCCUGUACAUGGC – 3’ 5’– CCCCTATGCCCGGATAATCATATTAGCCTGTACATGGC – 3’ 5’ – GCCATGTACAGGCTAATATGTTTATCCGGGCATAGGG – 3’ Pembahasan: 5’ – CCCCTATGCCCGGATAATCATATTAGCCTGTACATGGC – 3’ 3’ – GGGGATACGGGCCTATTAGTATAATCGGACATGTACCG – 5’ Terdapat beberapa kodon yang dapat mengkode satu asam amino, namun Anda hanya perlu mencocokkan untai 5’3’ DNA yang disediakan yang mengandung salah satu kodon untuk urutan 5 asam amino diatas. Jangan lupa mengganti T dengan U pada RNA. Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings 17. Mutasi nukleotida menyebabkan peptide Met Tyr Ser disintesis. Jenis mutasi titik apakah yang dialami urutan nukleotida tersebut? (Nilai 1) A. B. C. D. Insersi Delesi Translokasi Duplikasi Pembahasan: 5’ – CCCCTATGCCCGGATAATCATATTAGCCTGTACATGGC – 3’ 3’ – GGGGATACGGGCCTATTAGTATAATCGGACATGTACCG – 5’ Delesi pasangan basa G-C akan menyebabkan terjadinya frameshift pembacaan urutan asam amino pada gen tersebut, dimulai dari perubahan kodon AGGAGC. Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings 18. Rudi sedang mempelajari suatu faktor X yang menstimulasi diferensiasi stem cell sistem imun manusia menjadi sel-B yang berperan dalam melawan infeksi bakteri. Diferensiasi ini dikendalikan oleh gen. Beberapa penyakit seperti Bruton agammaglobulinema menyebabkan penderitanya tidak mampu menghasilkan sel-B. Faktor X tersebut dapat melakukan hibridisasi dengan DNA, mengalami hidrolisis oleh alkali, dan bermigrasi sebagai band 20-30 bp pada elektroforesis. Diferensiasi gen tidak terstimulasi oleh faktor X jika elemen promoter sepanjang 10 pasang basa dekat lokasi inisiasi dihilangkan. Manakah dari pilihan berikut yang paling mungkin berperan sebagai faktor X? A. Suatu tRNA yang mengenali kodon di dalam urutan elemen promoter B. Suatu mRNA yang ditranslasi dan menghasilkan faktor transkripsi stimulatoris C. Suatu molekul RNA kecil yang berikatan dengan promoter dan meningkatkan transkripsi 16 D. Suatu transposon yang mengenali elemen promoter dan melakukan insersi untuk mengaktivasi gen E. Suatu RNA katalis yang diperlukan dalam mRNA splicing Pembahasan: - Faktor X dapat berhibridisasi dengan DNA DNA atau RNA Mengalami hidrolisis oleh alkali RNA Bermigrasi sebagai pita 20-30 bp di elektroforesis DNA/RNA Faktor X adalah RNA regulator semisal mikroRNA yang berikatan dengan daerah promotor gen sehingga dapat meningkatkan ekspresi gen tersebut. Carilah di literatur atau internet informasi tentang RNA regulator seperti mikroRNA atau siRNA. Anda juga dapat mencari jenis-jenis RNA selain mRNA, tRNA dan rRNA berikut dengan fungsinya Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings Molecular Biology of The Cell 6th edition/Hatvey Lodish et al/Freeman 19. Struktur molekul protein dibagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kompleksitasnya. Manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai hal tersebut? (Nilai 1) 1. 2. 3. 4. 5. A. B. C. D. E. Struktur α-heliks dihasilkan dari ikatan hidrogen Struktur β-sheet dihasilkan dari rantai protein yang tersusun secara berdampingan dan dihubungkan oleh ikatan hidrogen Struktur tersier menunjukkan bentuk tiga dimensi dari protein Dua atau lebih polipeptida tunggal dapat saling berikatan untuk menghasilkan struktur tersier protein Protein yang berikatan dengan DNA akan kehilangan struktur tersier selama berikatan dengan DNA 1, 2, 3, 4 1, 5 1, 2, 3, 5 1, 2, 3 2, 3, 4 Pembahasan: Highlight kuning: pernyataan yang benar Highlight merah: pernyataan yang salah 17 Dua atau lebih polipeptida tunggal dapat saling berikatan untuk menghasilkan struktur kuartener protein DNA binding protein tidak kehilangan struktur tersier ketika berikatan dengan DNA. Perubahan yang mungkin adalah perubahan konformasi/struktur menjadi bentuk tersier yang fungsional. Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings 18