LAPORAN PENDAHULUAN INPARTU FISIOLOGIS KALA I Defenisi Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008). Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006). A. Etiologi atau Faktor Resiko Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otototot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut : 1. Penurunan Kadar Progesteron Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi pro gesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu. 2. Teori Oxitosin Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan. 3. Keregangan Otot-otot. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otototot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan. 4. Pengaruh Janin Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan. 5. Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan. B. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan 1. Passage (Jalan Lahir) Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari: a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) 1) Os. Coxae - Os illium - Os. Ischium - Os. Pubis 2) Os. Sacrum = promotorium 3) Os. Coccygis b. Bagian lunak: otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet. Bidang-bidang: a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges 2. Power Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim a. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari : 1) His (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. 2) Kontraksi otot-otot dinding perut 3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan 4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum b. Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat : 1) Kontraksi simetris 2) Fundus dominan 3) Relaksasi 4) Involuntir: terjadi di luar kehendak 5) Intermitten: terjadi secara berkala (berselang-seling) 6) Terasa sakit 7) Terkoordinasi 8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis Perubahan-perubahan akibat his: a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi). b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Dalam melakukan observasi pada ibu-ibu bersalin hal-hal yang harus diperhatikan dari his: 1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. 2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini. 3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik. 4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit 6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo. His Palsu His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental. Kelainan kontraksi otot Rahim a. Inertia Uteri 1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah 2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis. b. Tetania uteri His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi: 1) Persalinan Presipitatus 2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal 3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya - Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinanT - Tauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri - Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim c. Inkoordinasi otot Rahim Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah: 1) Faktor usia penderita relatif tua 2) Pimpinan persalinan 3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin 4) Rasa takut dan cemas 3. Passanger Passanger terdiri dari janin dan plasentaa, Janin merupakan passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang. 4. Psikis (Psikologis) Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual b. Pengalaman bayi sebelumnya c. Kebiasaan adat d. Dukungan dari orang terdekat pada Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh: kehidupan ibu a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image c. Medikasi persalinan d. Nyeri persalinan dan kelahiran C. Patofisiologi Kehamilan (37-42 Minggu) Tanda-Tanda Inpartu Proses persalinan Kala I Kontraksi Uterus Nyeri Kala II Kala III Partus Pelepasan Plasenta Partus Resiko Perdarahan Kerja Jantung Kelelahan (O2 Gangguan Respirasi Kala IV Resiko Perdarahan Devisit Volume Cairan ) Post Partum Resiko Infeksi Kala I Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. a. Fase laten persalinan - Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servix secara bertahap - Pembukaan servix kurang dari 4 cm - Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam b. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi - Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih - Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm) - Terjadi penurunan bagian terendah janin FISIOLOGI KALA I 1. Uterus: Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk kerongga pelvik 2 Serviks Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut: Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm). Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah sedikit atau sedang dari serviks D. Tanda dan Gejala Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas materi sebagai berikut: 1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat a. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah. b. Pollikasuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria. c. False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat: 1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah 2) Tidak teratur 3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang 4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix d. Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup. e. Energy Sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit. f. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan. 2. Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah : a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan. 2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan 3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar 4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix. 5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks. b. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula. c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus. d. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalua pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. E. Pemeriksaan Penunjang a. USG b. Pemeriksaan Hb F. Penatalasanaan Medis G. Konsep Asuhan Keperawatan KALA I a. Pengkajian 1) Anamnesa Hal yang di kaji pada kala 1 adalah : - Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam. - Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai b. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin 2. Kesiapan bersalin c. Intervensi Keperawatan ketuban pecah dini DIAGNOSIS KEPERAWATAN NO 1. SDKI SLKI SIKI Nyeri melahirkan b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Menejemen Nyeri (08238) pengeluaran janin (0079) selama….,diharapkan Kategori : psikologis dengan criteria hasil: - Identifikasi skala nyeri Subkategori : nyeri dan Tingkat nyeri menurun (L.08066) - Identifikasi respons nyeri non kenyamanan nyeri terkontrol Observasi 1. Gelisah menurun verbal 2. Frekuensi nadi membaik Terapeutik 3. Pola napas membaik - untuk mengurangi rasa nyeri Control nyeri meningkat (L. 08063) 1. Kempuan menggunakan teknink dengan mendengarkan musik non-farmakologi 2. Dukungan orang terdekat Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dlam pemilihan strategi meningkat Status Antepartum (L. 07059) Berikan teknik nonfarmakologi meredakan nyeri Edukasi - Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri 2. Kesiapan persalinan (D. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi persalinan (L. 12437) 0070) diharapkan selama jam diharapkan status Observasi Kategori : fisiologis antepartum membaik dengan kriteria hasil : - identifikasi pengetahuan tingkat Subkategori : reproduksi dan seksualitas Status antepartum (L. 070059) - 1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan Terapeutik 2. Koping dengan ketidaknyamanan - kehamilan berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku 3. Tekanan darah membaik ibu Edukasi - ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan ketidaknyamanan persalinan Daftar Pustaka: Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 : cetakan 3. Jakarta : Yayasan BinaPustaka Saswono Prawirohardjo. Departemen Kesehatan RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal KAJIAN LITERATUR 1. Defenisi kemajuan persalinan adalah penilaian tiap 4 jam (kecuali bila sudah dalam fase aktif dan hampir lengkap, observasi dilakukan tanpa selang waktu 4 jam) Cantumkan tanda X pada garis dilatasi dan waktu pemeriksaan Catat pula perubahan yang terjadi pada detak jantung janin, moulage kepala, tanda vital ibu, kondisi air ketuban, cairan dan obat- obatan yang diberikan Bila pada pemeriksaan dilakukan pada saat fase aktif (pembukaan > 3 cm) maka ditulis tanda X sesuai dengan besarnya pembukaan pada garis waspada. Bila titik X menyentuh atau berada di antara garis waspada dan bertindak, lakukan pemeriksaan seperlunya. Pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks menggunakan 2 jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala ukuran jari (lebar 1 jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio) 2. Indikasi dan kontraindikasi a. Indikasi - Bila ketuban pecah sebelum waktunya - Untuk mengevaluasi pembukaan servik uteri - Untuk meyelesaikan persalinan atau melakukan rujukan - Petunjuk patograf who setiap 4 jam b. Kontraindikasi - Pasien hamil dengan pendarahan pervagina - Adanya infeksi daerah genetalia 3. Hasil penelitian terkait Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimanakah kemajuan persalinan Kala I dan Kala II pada Ibu Bersalin yang diberikan susu kedelai dengan susu formula di Pos Praktik Poltekkes Depkes Denpasar ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemajuan persalinan Kala I dan Kala II pada Ibu Bersalin yang diberikan susu kedelai dengan susu formula di Pos Praktik Poltekkes Depkes Denpasar. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan desain studi kasus (case study). Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin primigravida dan multigravida yang melahirkan di Pos Praktik Poltekkes Denpasar. Responden dalam penelitian ini adalah ibu bersalin primigravida dan multigravida yang melahirkan di Pos Praktik Poltekkes Denpasar, berjumlah delapan orang. Empat orang Ibu bersalin diberikan nutrisi susu kedelai dan empat orang diberikan nutrisi susu formula. Penelitian dilaksanakan di Pos Praktik Poltekkes Denpasar dengan alamat Jalan Raya Sesetan No 512 Denpasar Selatan. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Cara yang digunakan untuk mendapatkan data pemberian susu kedelai dan susu formula pada ibu bersalin adalah diperoleh secara langsung menggunakan lembar observasi yang berisi data jenis dan jumlah makanan yang diberikan pada ibu bersalin. Data kemajuan persalinan kala I dan kala II menggunakan teknik observasi langsung oleh enumerator sekaligus dapat dilihat pada dokumentasi pada lembar observasi dan partograf. Setelah data dari pemberian susu kedelai dengan susu formula pada ibu bersalin dan kemajuan persalinan kala I dan kala II didapatkan, kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada delapan orang ibu bersalin (empat orang diberikan susu kedelai dan empat orang diberikan susu formula). Berikut penjabaran keempat subyek penelitian yang diberikan susu kedelai: Responden I : Nama NKS, Umur 31 tahun, Alamat Jalan Sidakarya No.104 Denpasar Selatan. Ini merupakan kehamilan yang ketiga. HPHT 9-12-2008.(TP 16-9-2009). Selama pemantauan perkembangan kondisi ibu dan bayi melalui ANC, semua hasilnya menunjukkan kondisi yang fisiologis sehingga memungkinkan untuk partus normal pervaginam. Kehamilan, persalinan dan nifas pertama dan kedua berlangsung normal. Riwayat persalinan : tanggal 23 September 2009, pukul 02.00 wita, ibu datang ke Pos Praktek Poltekes Denpasar dengan keluhan sakit perut hilang timbul. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan suhu 36,80C, nadi 84x/menit, TD 120/80 mmHg, TFU 35 cm(TBBJ 3720 gr), 3 jari bpx, let.kep U puki, DJJ 148x/menit, HIS 3x/10 menit ~ 35”. VT : v/v normal,porsio lunak,Ø 5 cm, eff 30%, selaput ketuban utuh dinominator belum jelas, ? kep HI+, ttbk/tl pusat. Diagnose ibu G3P2002 UK 41 mg 2 hari let kep U puki T/H +PK I fase aktif. 4. Langkah-langkah tindakan Prosedur : Persiapan Pasien 1. Petugas memperkenalkan diri 2. Identifikasi klien 3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan Persiapan alat 1. Sarung tangan steril / DTT 2. Kapas steril / DTT 3. Air DTT dalam Waskom 4. Alas bokong 5. Bengkok Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Dekatkan alat-alat dengan pasien 3. Pasang sampiran / scherm 4. Atur posisi pasien dorsal recumbent 5. Buka pakaian bawah secukupnya 6. Bersihkan vulva dengan kapas dan air DTT 7. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina searah sumbu panggul, diikuti jari telunjuk 8. Raba dan rasakan : presentasi janin, denominator, bagian terendah janin, bidang hodge 10. Keluarkan kedua jari, perhatikan cairan yang keluar ( darah + lender / ketuban) 11. Celup sarung tangan dalam klorin 0,5%, lepas, rendam dalam posisi terbalik 12. Cuci tangan 13. Dokumentasi 5. Daftar Pustaka Anonim, 2001, Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010, Depkes RI, Jakarta Almatsier, 2006, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta Bobak, 2005, Materniy Nursing, EGC, Jakarta Cunningham, 2001, Williams Obstetrics 21 ST Edition, Mc Graw-Hill, America. Depkes RI, 2007, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (Buku Acuan), JNPK-KR/POGI) & JHPIEGO Corporation, Jakarta Mander , 2004, Nyeri Persalinan. EGC, Jakarta. Murray , 2003, Biokimia Harper, EGC, Jakarta. Sediaoetama , 2004, Ilmu Gizi I . Dian Rakyat. Jakarta. Varney, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta