Uploaded by User96581

LP DIAGNOSIS KALA II

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN INPARTU FISIOLOGIS KALA I
Defenisi
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
A. Etiologi atau Faktor Resiko
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang
memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang
dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otototot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan
mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi pro
gesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan aktivitas
otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti
halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otototot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi
setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi
janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra
amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai
pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu
hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage
terdiri dari:
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
-
Os illium
-
Os. Ischium
-
Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b. Bagian lunak: otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
Bidang-bidang:
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim
a. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
b. Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna mempunyai sifat-sifat :
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir: terjadi di luar kehendak
5) Intermitten: terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis
air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar
karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu-ibu bersalin hal-hal yang harus diperhatikan
dari his:
1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit.
2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi
uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin
maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut
berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya
selama 40 detik.
4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3
menit
6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing
dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu
bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat
lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi
yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot Rahim
a. Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi
menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan
bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot
rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi:
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
- Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinanT
- Tauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri
- Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim
c. Inkoordinasi otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot
rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:
1) Faktor usia penderita relatif tua
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa, Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari
pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun
letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan
dari
orang
terdekat
pada
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
kehidupan
ibu
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran
C. Patofisiologi
Kehamilan (37-42 Minggu)
Tanda-Tanda Inpartu
Proses persalinan
Kala I
Kontraksi Uterus
Nyeri
Kala II
Kala III
Partus
Pelepasan Plasenta
Partus
Resiko Perdarahan
Kerja Jantung
Kelelahan (O2
Gangguan Respirasi
Kala IV
Resiko Perdarahan
Devisit Volume Cairan
)
Post Partum
Resiko Infeksi
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan
terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servix secara
bertahap
- Pembukaan servix kurang dari 4 cm
- Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal,
dan deselerasi
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih
- Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga
permbukaan lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagian terendah janin
FISIOLOGI KALA I
1. Uterus:
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke bawah abdomen.
Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus Selagi uterus
kontraksi berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk kerongga pelvik
2 Serviks Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
 Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan
penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir kehamilan normal berubah
– ubah (beberapa mm sampai 3 cm). Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks
berkurang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh
 Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur
dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan menggunakan jari tangan
saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10
cm
 Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah sedikit atau
sedang dari serviks
D. Tanda dan Gejala
Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas materi
sebagai berikut:
1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa
bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri
pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai
masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
c. False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks.
His pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix
yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih
lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu, misalnya pada multipara
sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih
dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum
persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik
karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan
dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti
membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah
lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga
persalinan menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi,
mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
2. Tanda-tanda persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
a. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai
sifat sebagai berikut :
1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan
pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir
dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena
lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga
beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir.
Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya
pecah kalua pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang
ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin
robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
F. Penatalasanaan Medis
G. Konsep Asuhan Keperawatan
KALA I
a. Pengkajian
1) Anamnesa
Hal yang di kaji pada kala 1 adalah :
-
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
-
Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama
20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit,
dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah,
lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum
pembukaan
5
cm
kerap
dikatakan
sebagai
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
2. Kesiapan bersalin
c. Intervensi Keperawatan
ketuban
pecah
dini
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO
1.
SDKI
SLKI
SIKI
Nyeri melahirkan b/d
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Menejemen Nyeri (08238)
pengeluaran janin (0079)
selama….,diharapkan
Kategori : psikologis
dengan criteria hasil:
-
Identifikasi skala nyeri
Subkategori : nyeri dan
Tingkat nyeri menurun (L.08066)
-
Identifikasi respons nyeri non
kenyamanan
nyeri
terkontrol Observasi
1. Gelisah menurun
verbal
2. Frekuensi nadi membaik
Terapeutik
3. Pola napas membaik
-
untuk mengurangi rasa nyeri
Control nyeri meningkat (L. 08063)
1. Kempuan menggunakan teknink
dengan mendengarkan musik
non-farmakologi
2. Dukungan
orang
terdekat
Pertimbangan jenis dan sumber
nyeri dlam pemilihan strategi
meningkat
Status Antepartum (L. 07059)
Berikan teknik nonfarmakologi
meredakan nyeri
Edukasi
-
Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
2.
Kesiapan persalinan (D.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Edukasi persalinan (L. 12437)
0070)
diharapkan selama jam diharapkan status
Observasi
Kategori : fisiologis
antepartum membaik dengan kriteria hasil
:
-
identifikasi
pengetahuan
tingkat
Subkategori : reproduksi
dan seksualitas
Status antepartum (L. 070059)
-
1. Kelekatan emosional dengan janin
meningkat
identifikasi
pemahaman
ibu
tentang persalinan
Terapeutik
2. Koping dengan ketidaknyamanan
-
kehamilan
berikan reinforcement positif
terhadap perubahan perilaku
3. Tekanan darah membaik
ibu
Edukasi
-
ajarkan teknik relaksasi untuk
meredakan kecemasan dan
ketidaknyamanan persalinan
Daftar Pustaka:
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 : cetakan 3. Jakarta : Yayasan BinaPustaka
Saswono Prawirohardjo.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal
KAJIAN LITERATUR
1. Defenisi
kemajuan persalinan adalah penilaian tiap 4 jam (kecuali bila sudah dalam fase aktif dan
hampir lengkap, observasi dilakukan tanpa selang waktu 4 jam) Cantumkan tanda X pada
garis dilatasi dan waktu pemeriksaan Catat pula perubahan yang terjadi pada detak jantung
janin, moulage kepala, tanda vital ibu, kondisi air ketuban, cairan dan obat- obatan yang
diberikan Bila pada pemeriksaan dilakukan pada saat fase aktif (pembukaan > 3 cm) maka
ditulis tanda X sesuai dengan besarnya pembukaan pada garis waspada. Bila titik X
menyentuh atau berada di antara garis waspada dan bertindak, lakukan pemeriksaan
seperlunya.
Pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks menggunakan 2 jari,
yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala ukuran jari (lebar 1 jari berarti 1 cm)
untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio)
2. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi
-
Bila ketuban pecah sebelum waktunya
-
Untuk mengevaluasi pembukaan servik uteri
-
Untuk meyelesaikan persalinan atau melakukan rujukan
-
Petunjuk patograf who setiap 4 jam
b. Kontraindikasi
-
Pasien hamil dengan pendarahan pervagina
-
Adanya infeksi daerah genetalia
3. Hasil penelitian terkait
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimanakah kemajuan persalinan Kala I
dan Kala II pada Ibu Bersalin yang diberikan susu kedelai dengan susu formula di Pos
Praktik Poltekkes Depkes Denpasar ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kemajuan persalinan Kala I dan Kala II pada Ibu Bersalin yang diberikan susu kedelai
dengan susu formula di Pos Praktik Poltekkes Depkes Denpasar. Metode Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan desain studi kasus (case study).
Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu bersalin primigravida dan multigravida yang melahirkan di Pos Praktik
Poltekkes Denpasar. Responden dalam penelitian ini adalah ibu bersalin primigravida dan
multigravida yang melahirkan di Pos Praktik Poltekkes Denpasar, berjumlah delapan
orang. Empat orang Ibu bersalin diberikan nutrisi susu kedelai dan empat orang diberikan
nutrisi susu formula. Penelitian dilaksanakan di Pos Praktik Poltekkes Denpasar dengan
alamat Jalan Raya Sesetan No 512 Denpasar Selatan. Jenis data pada penelitian ini adalah
data primer. Cara yang digunakan untuk mendapatkan data pemberian susu kedelai dan
susu formula pada ibu bersalin adalah diperoleh secara langsung menggunakan lembar
observasi yang berisi data jenis dan jumlah makanan yang diberikan pada ibu bersalin.
Data kemajuan persalinan kala I dan kala II menggunakan teknik observasi langsung oleh
enumerator sekaligus dapat dilihat pada dokumentasi pada lembar observasi dan partograf.
Setelah data dari pemberian susu kedelai dengan susu formula pada ibu bersalin dan
kemajuan persalinan kala I dan kala II didapatkan, kemudian dianalisis secara kualitatif.
Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada delapan orang ibu bersalin (empat orang
diberikan susu kedelai dan empat orang diberikan susu formula). Berikut penjabaran
keempat subyek penelitian yang diberikan susu kedelai: Responden I : Nama NKS, Umur
31 tahun, Alamat Jalan Sidakarya No.104 Denpasar Selatan. Ini merupakan kehamilan
yang ketiga. HPHT 9-12-2008.(TP 16-9-2009). Selama pemantauan perkembangan
kondisi ibu dan bayi melalui ANC, semua hasilnya menunjukkan kondisi yang fisiologis
sehingga memungkinkan untuk partus normal pervaginam. Kehamilan, persalinan dan
nifas pertama dan kedua berlangsung normal. Riwayat persalinan : tanggal 23 September
2009, pukul 02.00 wita, ibu datang ke Pos Praktek Poltekes Denpasar dengan keluhan sakit
perut hilang timbul. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan suhu 36,80C, nadi
84x/menit, TD 120/80 mmHg, TFU 35 cm(TBBJ 3720 gr), 3 jari bpx, let.kep U puki, DJJ
148x/menit, HIS 3x/10 menit ~ 35”. VT : v/v normal,porsio lunak,Ø 5 cm, eff 30%, selaput
ketuban utuh dinominator belum jelas, ? kep HI+, ttbk/tl pusat. Diagnose ibu G3P2002 UK
41 mg 2 hari let kep U puki T/H +PK I fase aktif.
4. Langkah-langkah tindakan
Prosedur : Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Sarung tangan steril / DTT
2. Kapas steril / DTT
3. Air DTT dalam Waskom
4. Alas bokong
5. Bengkok
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat dengan pasien
3. Pasang sampiran / scherm
4. Atur posisi pasien dorsal recumbent
5. Buka pakaian bawah secukupnya
6. Bersihkan vulva dengan kapas dan air DTT
7. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina searah sumbu
panggul, diikuti jari telunjuk
8. Raba dan rasakan :
presentasi janin, denominator, bagian terendah janin, bidang hodge
10. Keluarkan kedua jari, perhatikan cairan yang keluar ( darah + lender /
ketuban)
11. Celup sarung tangan dalam klorin 0,5%, lepas, rendam dalam posisi
terbalik
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi
5. Daftar Pustaka
Anonim, 2001, Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer
(MPS) di Indonesia 2001-2010, Depkes RI, Jakarta Almatsier, 2006, Prinsip Dasar
Ilmu
Gizi, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta Bobak, 2005, Materniy Nursing, EGC,
Jakarta
Cunningham, 2001, Williams Obstetrics 21 ST Edition, Mc Graw-Hill, America.
Depkes RI,
2007, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (Buku Acuan), JNPK-KR/POGI) &
JHPIEGO
Corporation, Jakarta Mander , 2004, Nyeri Persalinan. EGC, Jakarta.
Murray , 2003, Biokimia Harper, EGC, Jakarta. Sediaoetama , 2004, Ilmu Gizi I .
Dian
Rakyat. Jakarta. Varney, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta
Download