BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan kasus kontrol (case control), yaitu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan faktor akibat, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan status imunisasi campak, status gizi dan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita. Populasi Status Imunisasi Campak Kasus : Status Gizi Retrospektif Penderita Diare Pengetahuan Ibu Matching Umur dan Jenis Kelamin Status Imunisasi Campak Kontrol : Status Gizi Retrospektif Bukan Penderita Diare Pengetahuan Ibu Gambar 3. Rancangan Penelitian Case Control (Sampel) 41 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Trauma Center, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli sampai dengan 17 Agustus tahun 2016. C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang berkunjung di Puskesmas Trauma Center pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2016 dengan kasus diare yaitu 49 Kasus. Apabila dirata-ratakan perbulan maka kasus diare pada balita berjumlah 16 sampai 17 kasus setiap bulannya. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian. Pengambilan sampel menggunakan Non Random Sampling dengan teknik Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti. Suatu sampel diambil kerena peneliti menganggap memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. 42 Adapun besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, 2010) sebagai berikut: N n= 1 + N (d2) Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : tingkat signifikan 10% 49 n= 1 + 49 (0,12) 49 n= 1,49 n = 32,88 = 33 Tingkat signifikan yang digunakan adalah 10% atau 0,1 dikarenakan pertimbangan sampel di lapangan. Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 33 sampel balita yang diare dan jumlah kontrol 33 sampel balita yang tidak diare. Adapun kriteria sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi : 1) Balita berusia 12 – 59 bulan. 2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Trauma Center. 3) Ibu dari balita bersedia menjadi responden. 4) Ibu dari balita dapat berkomunikasi dengan baik. 43 b. Kriteria Eksklusi : 1) Balita berusia >59 bulan. 2) Balita berusia <12 bulan. 3) Bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Trauma Center. 4) Ibu dari balita tidak bersedia menjadi responden. 5) Ibu dari balita tidak dapat berkomunikasi dengan baik. D. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah alat-alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan data. Pembuatannya mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran data yang dipilih. Instrument dapat berupa chek list, kuesioner, formulir, observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah: 1. Alat ukur berat badan atau timbangan 2. Kuesioner terstruktur digunakan untuk menjaring data umum balita, data khusus balita, data umum ibu dari balita dan pengetahuan ibu dari balita. a) Identitas Data yang dijaring meliputi nama balita, jenis kelamin balita, umur balita, berat badan balita, alamat, nama ibu, pekerjaan ibu dan pendidikan terakhir ibu dari balita. b) Data pengetahuan ibu tentang kejadian diare pada balita disiapkan dengan pertanyaan tertutup, jawaban yang benar diberi skor 1 44 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0, kemudian jawaban yang benar dijumlahkan untuk memperoleh nilai total responden. Adapun kisi-kisi untuk pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang kejadian diare pada balita adalah sebagai berikut: Tabel 2. Daftar Kisi-Kisi Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komponen pengetahuan ibu yang diukur Kejadian penyakit diare Tanda-tanda penyakit diare Dampak penyakit diare Penyebab penyakit diare Penularan penyakit diare Pencegahan penyakit diare Penanganan penyakit diare Jumlah Nomor butir Jumlah 1 2 3 4, 5, 6 7, 8 9, 10 11, 12 1 1 1 3 2 2 2 12 E. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang telah diuji cobakan pada 30 ibu yang memiliki balita di Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya (Effendi dan Tukiran, 2012). Uji validitas digunakan untuk memilih butirbutir pernyataan yang relevan untuk analisis. Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan item pertanyaan dengan skor total. Item-item yang 45 tidak valid dinyatakan gugur dan skor masing-masing variabel diperhitungkan berdasarkan jumlah kuesioner (Singarimbun dan Effendi, 2006). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Effendi dan Tukiran, 2012). Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dapat memberikan hasil yang sama jika digunakan untuk mengukur ulang objek yang sama. Uji reliabilitas adalah suatu cara untuk melihat apakah alat ukur dalam hal ini kuesioner, konsisten atau tidak (Singarimbun dan Effendi, 2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan konsistensi alpha Cronbach yaitu sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar nol sampai dengan satu. Alat ukur dikatakan reliabel bila koefisien alpha Cronbach masing-masing variabel > 0,600. Nilai reliabilitas alpha semakin mendekati 1,00 (100%) maka kehandalannya semakin bagus (Singarimbun dan Effendi, 2006). Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner masingmasing dapat dilihat pada lampiran. Pada kuesioner variabel pengetahuan yang berjumlah 12 butir item semuanya dinyatakan valid. Adapun nilai alpha crobanch kuesioner yang digunakan yaitu 0,859 > 0,600. F. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, sedangkan data sekunder merupakan data primer yang diperoleh orang lain atau data primer yang telah di olah lebih lanjut, disajikan baik oleh 46 pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Sugiyono, 2010). Dalam pengertian lain, data primer juga dapat dikatakan sebagai data pokok penelitian, data sekunder adalah data tambahan yang berguna untuk melengkapi data primer. 1. Data primer Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner yang berisikan tentang identitas balita dan ibu, hasil pengukuran berat badan balita dan pengetahuan ibu balita. 2. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Puskesmas Trauma Center, Dinas Kesehatan Kota Samarinda, hasil rekam medis dan berbagai tinjauan pustaka baik dari buku, jurnal maupun situs internet yang dapat menunjang penulisan proposal penelitian ini. G. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya : 1. Editing: Memeriksa kelengkapan kesinambungan dan keseragaman pengisian dan kuesioner serta mengklasifikasikan data. Editing ini dilakukan dilapangan. 2. Coding: Memberi kode pada masing-masing jawaban agar data-data tersebut dapat lebih muda ditabulasi. 3. Menghitung frekuensi: Yaitu setelah diberi kode, dihitung besarnya frekuensi masing-masing data. 47 4. Tabulasi data: Mengelompokkan data dalam bentuk tabel dan kesimpulan. H. Teknik Analisa Data Teknik analisis data dilakukan dengan cara : 1. Analisis Univariat Analisi univariat yaitu untuk memperoleh informasi umum mengenai semua variabel penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat dengan uji Chi Square yang disajikan dalam bentuk tabel kontigensi 2x2 yaitu : Tabel 3. Bentuk Tabel Kontingensi 2x2 Diare Variabel Jumlah Independen Kasus Kontrol Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Dengan menggunakan rumus Chi Square sebagai berikut (Sugiyono, 2012): 𝑥 2 n (|ad − bc| − = 1 2 n) 2 (a + b)(a + c)(b + d)(c + d) 48 Dengan kriteria pengujian hipotesis : Penelitian ini menggunakan pendekatan klasik dan pendekatan probabilistik. Penelitian menetapkan Confidence Interval (CI) 90% dan nilai α (alpa) = 10%. Jika nilai 𝑥 2 dihitung > 𝑥 2 tabel atau bila p value < 0,1 maka Ho ditolak dan Hα diterima, dengan interprestasi : a. Ada hubungan antara status imunisasi campak dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Trauma Center Kota Samarinda Tahun 2016. b. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Trauma Center Kota Samarinda Tahun 2016. c. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Trauma Center Kota Samarinda Tahun 2016. Syarat-syarat uji Chi Square : a. Frekuensi yang diharapkan dan masing-masing sel tidak boleh kecil (<5) b. Untuk tabel kontigensi 2 x 2, penggunaan uji chi-square disarankan : 1) Bila n > 40 gunakan dengan korelasi kontinuitas (Yate’s corection) rumus untuk tabel kontigensi 2 x 2. 2) Bila n diantara 20 sampai 40, uji dengan rumus Yate’s Corection boleh digunakan bila semua frekuensi diharapkan (E) = lima atau lebih. Bila frekuensi diharapkan <5 menggunakan uji Fisher. 3) Bila n < 20, digunakan uji Fisher untuk kasus apapun. 49 Rumus Uji Fisher : P= ( A B )!(C D )! B D )! N ! A! B!C! D! c. Tidak ada nilai observasi yang sama dengan nilai 0 (nol). Untuk mengetahui kekuatan hubungan pada desain penelitian kasus kontrol bisa dilihat dengan menggunakan Odds Ratio (OR). Besar nilai OR bisa dihitung dengan rumus (Dahlan, 2013): 𝑂𝑅 = 𝑎𝑑 𝑏𝑐 Selanjutnya data diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer. I. Jadwal Penelitian Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian No. Kegiatan 1. Bulan Seminar Proposal 2. Revisi Proposal 3. Uji Validitas dan Reliabilitas 4. Penelitian 5. Penyusunan Hasil 6. Seminar Hasil 7. Revisi Hasil 8. Pendadaran Mei Minggu Ke Juni Minggu Ke Juli Minggu Ke Agust Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 50 J. Definisi Operasional Tabel 5. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Penelitian Definisi Operasional (DO) Variabel Dependen / Terikat No. 1. Variabel Diare pada balita Gangguan buang air besar (BAB) ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair berdasarkan rekam medis puskesmas yang diderita oleh balita usia 12-59 bulan. Alat Ukur Kriteria Objektif (KO) Skala Ukur 1. Diare jika sesuai diagnosa dokter yang terdapat pada rekam medis pasien. Rekam Medis Pasien 2. Tidak Diare jika diagnosa dokter yang terdapat pada rekam medis pasien dinyatakan tidak diare. Nominal Variabel Independen / Bebas 2. 3. Status Imunisasi Campak Anak balita yang sudah mendapatkan imunisasi campak pertama setelah usia 9 bulan. Status Gizi Kecukupan nutrisi seorang anak yang diukur berdasarkan indeks Berat badan menurut Umur (BB/U) 1. Tidak imunisasi campak jika tidak memperoleh imunisasi campak pertama setelah usia 9 bulan. Kuesioner Ordinal 2. Imunisasi campak jika memperoleh imunissi campak pertaman setelah usia 9 bulan. (Ranuh dkk, 2011) 1. Gizi kurang jika nilai Z-score < -2 SD. Timbangan Berat Badan 2. Gizi baik jika nilai Z-score ≥ -2 SD (Kemenkes, 2010). Ordinal 51 1. Pengetahuan ibu kurang baik jika presentase jawaban yang benar < 56%. 4. Pengetahuan Ibu Pengetahuan ibu tentang kejadian diare pada balita Kuesioner 2. Pengetahuan ibu baik jika presentase jawaban yang benar ≥ 56%. (Arikunto, 2006 dalam Wawan dan Dewi, 2011). Ordinal