Uploaded by rahma.anisa0700

Kel 4 Ilmu Badi'

advertisement
Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Ilmu Badii’
Prof. Dr. H. A. Fahmi Arief, MA
Al- IQTIBAS
Kelompok 4:
Muhammad Khairul Piqri
: 180101020426
Rahma Anisa
: 180101020397
Hayatun Nufus
: 180101020220
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, sang pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan
kasih sayang dan karunia-Nya kepada kami dan atas izinnya pula lah kami dapat menyelesaikan
makalah kami dengan tepat waktu.
Tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita, suri tauladan
terbaik kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dan kami sangat menyadari jikalau makalah ini masih belum sempurna, karena dalam
makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan yang kami buat baik salah dalam pengetikan
maupun dalam isi yang kurang memuaskan. Terlepas dari itu semua kami memohon maaf jika
masih ada kekurangan dalam makalah ini.
Oleh sebab itu,kami sangat meminta pada Dosen pegampu untuk mengoreksi kesalahan
pada makalah kami ini, dan kami sangat berterima kasih untuk ini.
Banjarmasin, 17 Maret 2021
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2
A. Pengertian Iqtibas ........................................................................................................ 2
B. Macam-macam Iqtibas ................................................................................................. 4
C. Contoh-contoh Iqtibas ................................................................................................. 5
BAB III: SIMPULAN .............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, sejak al-Qur'an diturunkan banyak orang yang terkagum kagum dengan susunan bahasa al-Qur'an dan keindahan uslubnya, bahkan banyak
diantara mereka mencoba untuk menandingi ketinggian baalsa al-Qurabi-Qur'an untuk
membuat ayat - ayat yang semisal dengan al - Qur'an, namun semua yang mereka
lakukan gagal dan tidak mungkin dapat menandingi al - Qur'an.
Ilmu badi 'adalah suatu ilmu yang berfungsi untuk mengetahui aspek-aspek
keindahan suatu kalimat yang sesuai dengan keadaan dan situasi. Apabila aspek
keindahan terletak pada makna, maka dinamakan muhassinat Al-Maknawiyah.
Sedangkang apabila aspek keindahan terletak pada lafazd atau bunyi maka disebut
dengan Muhassinat Al-Lafzdiyah. Dan diantara Muhassinat Al-Lafdziyah lainnya, ada
Iqtibas yang akan menjadi pembahasan kali ini.
Dalam ilmu badi ' Iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penulis atau penyair
dengan menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa
menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari Al - Qur'an atau hadist.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Iqtibas?
2. Apa saja macam-macam Iqtibas?
3. Apa saja Contoh-contoh Iqtibas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa itu Iqtibas
2. Untuk mengetahui Apa saja macam-macam Iqtibas
3. Untuk mengetahui Apa saja Contoh-contoh Iqtibas
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iqtibas
Secara bahasa iqtibas berarti 'menyalin' dan mengutip. Di dalam al Qur'an di
sebutkan: ‫نوركم‬
‫يوم يقول املتفقون واملنفقت للذين آنوان انظروان نقتبس من‬
“Pada hari ketika orang - orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada
orang-orang yang beriman: ‘Tunggulah Kami supaya kami dapat mengambil sebahagian
dari cahayamu‘"1.
Iqtibas berasal dari bahasa arab (‫ )اقتباس‬yang berarti "kutipan". Sedangkan secara
istilah, Iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penulis atau penyair dengan
menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan
bahwa petikan itu berasal dari Al - Qur'an atau hadis2 . Oleh karenaya apabila penulis
atau penyair menjelaskan bahwa petikan itu dari dari ayat ataupun hadits , maka ia tidak
disebut dengan iqtibas .
Dalam Ilmu Badi , iqtibas didefinisikan sebagai berikut " Pembicara menyimpan
prosa atau puisinya dengan sesuatu dari Al - Qur'an atau Hadits dengan cara yang tidak
memberikan isyarat bahwa sesuatu itu berasal dari keduanya". Qaidah Ilmu Badi
membolehkan mutakallim ( pembicara ) merubah sedikit pada kata yang diambil dari AlQur'an atau Hadits, yaitu karena untuk penyesuaian wazan atau sebab lainnya.
1
QS. Al-Hadid:13
Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah, cet 1, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1994) hal. 386
2
2
Ahmad Al-Hasyimi memberikan definisi iqtibas yaitu penyisipan yang dilakukan
oleh al-Mutakallim ayat Al-Qur’an atau al-Hadits kedalam perkataannya (prosa maupun
nadzam), dengan tanpa menyebutkan bahwa sisipan tersebut berasal dari Al-Quran atau
Hadits.3
Ali Jarim memberikan definisi tentang iqtibas yaitu: “Iqtibas adalah mengutip
suatu kalimat dari Al-Quran atau Al-Hadits , lalu disisipkan kedalam suatu kalimat prosa
atau syair tanpa dijelaskan bahwa kalimat yang dikutib tersebut diambil dan Al-Quran
atau Al-Hadits”. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut adalah penyisipan
suatu kalimat dari Al-Quran ataupun Al-Hadits , lalu disertakan ke dalam suatu kalimat
prosa atau syair tanpa dijelas kan bahwa yang dikutip tersebut dari Al–Quran atau AlHadits.4
Keindahan bahasa Al-Qur'an dan keterjagaanya dalam menyimpan makna
membuat para penyair tidak khawatir untuk mengutip beberapa kalimat yang diambil dari
ayat - ayat Al - Qur'an, karena Al-Qur'an memiliki rangkaian kata sangat indah dan tidak
ada yang mampu menandinginya, al Qur'an memiliki makna yang mendalam dan ia
senantiasa akan terjaga dari segala perubahan, hal itu menjadikan para penyair merasa tak
perlu menyantumkan sumber kutipan yang ditulis dalam syairnya, karena tentu kalimat
itu takkan dirasa asing untuk diperdengarkan.5
3
Mardjoko Idris, ILMU BALAGHAH Antara al-Bayan dan al-Badi’, Cetakan Pertama, (Depok: Penerbit
Teras, 2007), H. 70
4
Mardjoko Idris, ILMU BALAGHAH Kajian Khusus Uslub Jinas dan Iqtibas, Cetakan Pertama, (Depok:
Penerbit Teras, 2007), H. 62
5
Suryaningrat, E. Pandangan Ulama Tentang Iqtibas Dengan Ayat Al-Qur’an Dan Hadits Nabi
Saw. At-Ta'lim Media Informasi Pendidikan Islam, 16(2), 2018. H.
3
B. Macam-macam Iqtibas
Iqtibas dibagi menjadi tiga macam:
1. Tsabitul ma'ani , yaitu yang tidak berubah dari makna asalnya.
2. Muhawwal , yaitu yang dirubah dari makna asalnya seperti kata syair :
‫لئن أخطأت يف مدح * ك ما اخطات يف منعی‬
‫لقد انزلت حا جا تی * بواد غری ذی زرع‬
Artinya:
Kalau aku salah dalam memujimu , maka aku tidak salah dalam menahan
nafsuku. Sungguh engkau telah menempatkan kebutuhanku pada lembah yang
tidak ada tumbuh – tumbuhannya.
Sya'ir ini dikutip dari ayat :
‫ربنا اين اسكنت من ذريتی بواد غری ذی زرع‬
Maknanya dalam Al-Qur'an , ialah lembah yang tidak berair dan tidak ada tumbuh
- tumbuhannya , yaitu : Mekkah . Adapun maksud sya'ir ini adalah ialah laki - laki yang
tiada kebaikannya dan tiada berguna.
3. Yang dirubah sedikit wacananya , seperti kata sya'ir :
‫قد كان ما خفت أن يكوان اان اىل هللا راجعوان ۔‬
Artinya :
Sungguh telah terbukti apa yang engkau takuti . Sesungguhnya kami kembali
semua kepada Allah .
6
Dari ayat : ‫راجعون‬
‫هللا وان اليه‬
6
Abdurrahman Al-Ahdori, “Terjemahan Jauharul Maknun(Ilmu Balaghah)”, (Surabaya: Mutiara Ilmu,
2009), H. 257-258
4
C. Contoh-contoh Iqtibas
1. Abul Mu’min Al- Ashfahani berkata :
. ‫األبصار‬
‫ال تغرنك من الظلمة كثرة اجليوش واألنصار إمنا يؤخرهم ليوم تشخص فيه‬
Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya dan pembantu orang-orang penganiaya,
sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mulia
(mereka) terbelak ( QS.Ibrahim : 42 )
2. Ibnu Sina’ Al-Mulk berkata :
‫رحلوا فلست مسائال عن دارهم – أان اب خع نفسى على آاثرهم‬
Mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan tempat tinggal mereka,
selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena bersedih hati sepeninggal mereka .
Kalimat yang terdapat di antara tanda petik pada dua contoh pertama diambil dari
Al - Qur'an. Penulis atau penyair menyertakan petikan ayat atau hadis ini ke dalam
rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari Al-Qur'an atau
hadis. Maksud pengutipan itu adalah untuk meminjam kekuatannya dan untuk
menunjukkan kemahiran penulis dalam menghubungkan kalimatnya dengan kalimat yang
di petiknya . Hal yang demikian disebut dengan iqtibas . Dan bila diperhatikan maka kita
dapatkan bahwa kadang - kadang penulis atau penyair itu sedikit mengubah kalimat yang
dikutipnya itu, seperti pada contoh kedua, karena kalimat aslinya dalam Al - Qur'an
adalah :
‫د الكهف‬.‫قلقلك ابجلعك على أقارهم‬
Maka barangkali kamu akan membunuh dirimu sesudah mereka berpa ling . ( QS
Al - Kahfi: 6)7
7
Ali Jarim & Musthafa Amin, “Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah” (Bandung: Percetakan Sinar Baru
Algensindo,2006) H. 385
5
BAB III
SIMPULAN
Iqtibas berasal dari bahasa arab (‫ )اقتباس‬yang berarti "kutipan". Sedangkan secara
istilah, Iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penulis atau penyair dengan
menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan
bahwa petikan itu berasal dari Al - Qur'an atau hadis8 . Oleh karenaya apabila penulis
atau penyair menjelaskan bahwa petikan itu dari dari ayat ataupun hadits , maka ia tidak
disebut dengan iqtibas.
Iqtibas terbagi menjadi 3 macam yaitu 1)Tsabitul ma'ani , yaitu yang tidak
berubah dari makna asalnya. 2) Muhawwal, yang dirubah dari makna asalnya dan 3)
Yang dirubah sedikit wacananya.
8
Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah, cet 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
1994) hal. 386
6
DAFTAR PUSTAKA
QS. Al-Hadid:
Al-Jarim, Ali & Musthafa Amin. 1994. Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah. cet 1.
Bandung.
Al-Ahdori, Abdurrahman. 2009. Terjemahan Jauharul Maknun(Ilmu Balaghah).
Surabaya.
Ali Jarim & Musthafa Amin. 2006. Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah. Bandung.
Idris, Mardjoko. 2007. ILMU BALAGHAH Antara Al-Bayan Dan Al-Badi’, Cetakan
Pertama. Depok.
Idris, Mardjoko. 2007. ILMU BALAGHAH Kajian Khusus Uslub Jinas Dan Iqtibas.
Cetakan Pertama. Depok
Suryaningrat, E. 2018. Pandangan Ulama Tentang Iqtibas Dengan Ayat Al-Qur’an Dan
Hadits Nabi Saw. At-Ta'lim: Media Informasi Pendidikan Islam, 16(2)
7
Download