Uploaded by wardoyo4606

BADAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BADAN HUKUM

advertisement
BADAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BADAN HUKUM
A. PENGERTIAN BADAN HUKUM
“Orang” (person) dalam dunia hukum adalah subyek hukum atau pendukung hak
dan kewajiban. Setiap manusia adalah pembawa hak (subyek hukum) dan mampu
melakukan perbuatan hukum atau mengadakan hubungan hukum yang harus diikuti
dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan hukum
(rechtsbevoedgheid).
Dua macam Subyek Hukum dalam pengertian hukum adalah :
1. Natuurlijke Persoon (natural person) yaitu manusia pribadi (Pasal 1329
KUHPerdata).
2. Rechtspersoon (legal entitle) yaitu badan usaha yang berbadan hukum (Pasal 1654
KUHPerdata).
Berdasarkan materinya Badan Hukum dibagi atas :
1. Badan Hukum Publik (publiekrecht) yaitu badan hukum yang mengatur hubungan
antara negara dan atau aparatnya dengan warga negara yang menyangkut
kepentingan umum/publik, seperti hukum pidana, hukum tata negara, hukum tata
usaha negara, hukum international dan lain sebagainya.
Contoh : Negara, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia.
2. Badan Hukum Privat (privaatrecht) yaitu perkumpulan orang yang mengadakan kerja
sama (membentuk badan usaha) dan merupakan satu kesatuan yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum. Badan Hukum Privat yang bertujuan
Provit Oriented (contoh : Perseroan Terbatas) atau Non Material (contoh : Yayasan).
Di Indonesia bentuk-bentuk badan usaha (Business organization) beraneka ragam dan
sebagian besar merupakan peninggalan pemerintah Belanda. Ada bentuk badan usaha
yang telah diganti dengan sebutan dalam bahasa Indonesia (contoh : Perseroan
Terbatas/PT berasal dari sebutan Naamloze Vennootschap/NV), tetapi ada juga yang
tetap mempergunakan nama aslinya (contoh : Maatschap, Firma/Fa dan Commanditaire
Vennootschap/CV).
Kata "perseroan" ada yang merupakan terjemahan dari "vennootschap" (misal sebutan
untuk Perseroan Firma, Perseroan Komanditer dan Perseroan Terbatas) dan ada kata
"perseroan" yang artinya penyebutan perusahaan secara umum. Yang paling sesuai
dalam pemakaian kata "perseroan" adalah dalam penyebutan Perseroan Terbatas karena
memang mengeluarkan saham/sero.Kata "perseroan" dengan kata dasarnya "sero"
artinya saham atau andil (aandeel-Belanda). Perusahaan yang mengeluarkan saham/sero
disebut perseroan, sedangkan yang memiliki sero disebut "pesero" atau pemegang
saham.
Karena Maatschap tidak menerbitkan saham maka sebaiknya tetap diterjemahkan
dengan menggunakan kata "persekutuan" dari pada memakai kata “perseroan” agar
sesuai dengan terjemahan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
B. BENTUK USAHA BUKAN BADAN HUKUM
Berdasarkan status pemiliknya, badan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Perusahaan Swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimilik oleh pihak swasta
(Nasional dan Asing).
2) Perusahaan Negara adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Negara dan
biasa disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Berdasarkan bentuk hukumnya, badan usaha dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Badan Usaha yang Bukan Berbadan Hukum adalah perusahaan yang bukan
merupakan badan hukum. Contoh : Perusahaan Perorangan dan Perusahaan
Persekutuan (Maatschap, Firma, CV).
2) Badan Usaha yang Berbadan Hukum adalah perusahaan yang berbadan hukum.
Misalnya Perseroan Terbatas, Koperasi, BUMN (Perum dan Persero) dan badan-badan
usaha lain yang dinyatakan sebagai badan hukum serta memenuhi kriteria badan
hukum.
Berdasarkan jumlah kepemilikannya, badan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Perusahaan Perorangan atau Usaha Kepemilikan Tunggal Adalah badan usaha yang
didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan dan bukan termasuk badan
hukum. Badan usaha ini paling mudah diorganisir dan dijalankan karena wewenang
pengelolaannya (manajemen) dipegang oleh satu orang (pemilik tunggal) sehingga
keputusan dapat dibuat dengan cepat. Pendirian badan usaha ini tidak memerlukan
izin dan tata cara tententu serta bebas membuat bisnis personal/pribadi tanpa
adanya batasan untuk mendirikannya.
Tanggung jawab perusahaan terhadap hutang (liabilitas) meliputi seluruh harta
kekayaan pribadi pemiliknya. Penutupan perusahaan terjadi bila pemilik memutuskan
menutup usaha tersebut, bangkrut atau karena kematian pemiliknya.
Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, jenis serta jumlah
produksinya terbatas, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan masih menggunakan
alat produksi teknologi yang sederhana. Contoh : toko kelontong, tukang bakso keliling,
pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Ciri dan sifat perusahaan perseorangan antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan.
Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.
Tidak ada kewajiban antar pemilik, karena hanya ada satu pemilik.
Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.
Seluruh keuntungan dinikmati sendiri.
Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih
besar.
h. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup.
i. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.
2. Perusahaan Persekutuan (Partnership) atau Usaha KemitraanMerupakan kombinasi
terorganisir dari dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha sebagai mitra
pemilik atau mitra pengelola dan dimiliki oleh dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Pendirian badan usaha ini membutuhkan izin
khusus dari instansi pemerintah yang terkait.
Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah :
a. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam KUHPerdata, yaitu Persekutuan Perdata
(Maatschap).
b. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam KUHDagang, yaitu Persekutuan Firma (Fa) dan
Persekutuan Komanditer (CV).
c. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam perundang-undangan khusus, yaitu Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi dan Perusahaan Negara (BUMN).
I. PERSEKUTUAN PERDATA
Diatur dalam Pasal 1618 s.d. 1652 KUHPerdata, Buku III, Bab VIII tentang Perserikatan
Perdata (Burgerlijk Maatschap).
a. Pengertian Persekutuan Perdata
Persekutuan sebagai suatu perjanjian dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan (Pasal 1618 KUHPerdata).
Unsur-unsur dalam Persekutuan Perdata meliputi :
1. Adanya pemasukan sesuatu ke dalam perserikatan (inbreng).
2. Inbreng dapat berupa uang, barang (materiil/immaterial), atau tenaga (Pasal 1619
KUHPerdata).
3. Adanya pembagian keuntungan atau kemanfaatan diperoleh dari pemasukan
tersebut.Persekutuan Perdata yang bertindak keluar terhadap pihak ketiga dengan
terang-terangan dan terus menerus untuk mendapatkan laba berubah menjadi
Persekutuan Perdata atau Perserikatan Perdata Jenis Khusus (Pasal 1623 KUHPerdata).
b. Pembagian Keuntungan Persekutuan Perdata
Diatur dalam perjanjian pendirian Persekutuan Perdata, dengan ketentuan tidak boleh
memberikan keuntungan hanya pada satu orang, tapi boleh membebankan kerugian
pada satu sekutu (Pasal 1635 KUHPerdata). Apabila dalam perjanjian tidak diatur
mengenai pembagian keuntungan, maka berpedoman pada Pasal 1633 KUHPerdata.
Pembagian keuntungan berdasarkan pada asas keseimbangan pemasukan, artinya :
1) Pembagian dilakukan menurut harga nilai dari pemasukan masing-masing sekutu
kepada persekutuan.
2) Sekutu yang hanya memasukkan kerajinan saja pembagiannya sama dengan sekutu
yang nilai barang pemasukkannya terendah, kecuali ditentukan lain.
3) Sekutu yang hanya memasukkan tenaga kerja mendapat bagian keuntungan sama
rata, atau disamakan dengan sekutu yang memasukkan uang atau benda terkecil,
kecuali ditentukan lain (Pasal 1633 ayat (2) KUHPerdata)
c. Pendirian Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata didirikan berdasarkan perjanjian diantara para pihak (asas
konsensualisme) dan tidak memerlukan pengesahan Pemerintah.
d. Pertanggung Jawaban Sekutu
Perbuatan hukum seorang sekutu yang dilakukan dengan pihak ketiga hanya mengikat
sekutu yang bersangkutan dan tidak mengikat sekutu-sekutu yang lain (Pasal 1644
KUHPerdata), kecuali bila :
1) Sekutu-sekutu yang lain telah memberikan kuasa untuk itu.
2) Perbuatan sekutu tersebut secara nyata memberikan manfaat bagi persekutuan.
e. Status Hukum Persekutuan Perdata
Berdasarkan Pasal 1644 KUHPerdata maka Persekutuan Perdata bukan termasuk badan
hukum, karena pada suatu badan hukum, perbuatan seorang sekutu atas nama
persekutuan akan mengikat persekutuan tersebut terhadap pihak ketiga. Terbentuknya
Persekutuan Perdata tidak memerlukan pengesahan Pemerintah sebagai syarat formil
suatu badan hukum.
f. Berakhirnya Persekutuan Perdata
Berdasarkan Pasal 1646 KUHPerdata, Persekutuan Perdata dapat berakhir akibat :
1) Lewatnya waktu dimana persekutuan diadakan.
2) Musnahnya barang atau selesainya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan.
3) Atas kehendak semata-mata dari beberapa sekutu.
4) Salah satu sekutu meninggal, berada di bawah pengampunan atau jatuh pailit.
II. PERSEKUTUAN FIRMA (Fa)
Persekutuan Firma diatur dalam Pasal 16 s.d. Pasal 35 KUHDagang.
a. Pengertian Firma
Firma berasal dari bahasa Belanda “venootschap onder firma” yang berarti sebuah
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan. Firma adalah suatu Persekutuan
Perdata yang menyelenggarakan perusahaan atas nama bersama dan tiap-tiap sekutu
yang tidak dikecualikan satu dengan lain hal dapat mengikatkan Firma dengan pihak
ketiga dan mereka masing-masing bertanggung jawab atas seluruh hutang Firma secara
tanggung-menanggung (Pasal 16 s.d. Pasal 18 KUHDagang).
Dasar Hukum Persekutuan Firma adalah suatu “Maatschap” dan sebagai Maatschap
khusus, Persekutuan Firma mempunyai unsur-unsur khusus, yaitu :
1) Selalu menyelenggarakan perusahaan (Pasal 16 KUHDagang). Misal : membuat
Pembukuan, Pendaftaran Perusahaan, dll.
2) Mempunyai nama bersama (Pasal 16 KUHDagang).Kata Firma berarti nama bersama,
yaitu nama sekutu yang dipakai menjadi nama perusahaan. Misal : salah satu sekutu
bernama Budiman, maka nama perusahaannya menjadi “Fa. Budiman Bersaudara”
3) Pertanggungjawabannya tanggung-menanggung atau bersifat pribadi untuk
keseluruhan (Hoofdellijk voor het geheel) dan pada asasnya tiap-tiap sekutu dapat
mengikatkan Firma dengan pihak ketiga (Pasal 18 KUHDagang).
b. Pendirian Firma
Persekutuan Firma terbentuk sejak adanya kata sepakat secara lisan atau tertulis antara
para sekutu (pendiri), baik dengan akta otentik maupun akta di bawah tangan (Pasal 16
KUHDagang jo. Pasal 1618 KUHPerdata). Bentuk perjanjian mendirikan Persekutuan
Firma adalah perjanjian konsensuil.
Tata cara (prosedur) pendirian Firma menurut KUHDagang adalah :
1) Pembentukan Firma
Akta pendirian Firma yang dibuat di hadapan Notaris, tidak menjadi syarat mutlak
terbentuknya Persekutuan Firma tetapi hanya sebagai alat bukti utama terhadap pihak
ketiga mengenai keberadaan Firma tersebut (Pasal 22 KUHDagang). Ketentuan bahwa
ketiadaan akta tidak boleh dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga dimaksudkan
bahwa tidak adanya akta otentik tidak boleh digunakan sebagai dalih bagi pihak ketiga
bahwa Firma itu tidak ada, sehingga dapat merugikan pihak ketiga. Sebaliknya pihak
ketiga dapat membuktikan adanya Persekutuan Firma dengan alat bukti lainnya, seperti
surat-surat, saksi, dll.
2) Pendaftaran Firma
Persekutuan Firma harus mendaftarkan akta pendiriannya atau hanya petikannya saja ke
kepaniteraan Pengadilan Negeri di mana Persekutuan Firma tersebut didirikan (Pasal 23
dan Pasal 24 KUHDagang).
Petikan Akta Pendirian Persekutuan Firma harus memuat :
a. Nama, nama depan, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
b. Menyebutkan keterangan apakah persekutuan itu umum atau hanya terbatas pada
suatu cabang perusahaan khusus.
c. Penunjukan sekutu-sekutu yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma.
d. Saat mulai berlakunya dan akan berakhirnya persekutuan.
e. Bagian-bagian dari persetujuan persekutuan guna menentukan hak-hak pihak ketiga
terhadap persekutuan.
Tujuan mendaftarkan Akta Pendirian Persekutuan Firma adalah bahwa pihak ketiga tidak
perlu mengetahui tentang besarnya modal Persekutuan maupun persoalan yang terjadi
di antara para sekutu yang sifatnya pribadi dan tidak ada hubungannya dengan pihak
ketiga.
3) Pengumuman Firma
Akta pendirian Firma harus diumumkan dalam Berita Negara RI (Pasal 28 KUHDagang).
Sesuai Pasal 29 KUHDagang, Persekutuan Firma yang belum melakukan pendaftaran dan
pengumuman, maka Persekutuan Firma tersebut harus dianggap sebagai :
a. Persekutuan Umum yang menangani segala urusan perniagaan.
b. Didirikan untuk waktu tidak terbatas.c. Seolah-olah tidak ada seorang sekutu pun yang
dikecualikan dari hak bertindak perbuatan hukum dan hak menandatangani atas nama
firma.
Apabila sekutu melanggar ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar sebelum Firma
didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga dapat menuntut kepada Persekutuan
Firma, dengan cara memperhitungkan pelanggaran yang harus dipertanggungjawabkan
secara pribadi oleh sekutu yang melakukan pelanggaran tersebut.
c. Pertanggung Jawaban Sekutu FirmaDalam hal pengurus Persekutuan (Pasal 17
KUHDagang), apabila tidak dibuat peraturan-peraturan khusus mengenai cara-caranya
mengurus, maka :
1) Para sekutu dianggap secara timbal-balik telah memberi kuasa supaya yang satu
melakukan pengurusan bagi yang lain.
2) Para sekutu boleh menggunakan barang-barang kekayaan Persekutuan asalkan
sesuai dengan tujuan dan kepentingan Persekutuan.
3) Para sekutu wajib turut memikul biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan barangbarang Persekutuan
4) Para sekutu tidak boleh membuat hal-hal yang baru terhadap benda-benda tidak
bergerak dari Persekutuan, tanpa persetujuan sekutu-sekutu yang lain.
Pengurus Persekutuan wajib memelihara harta kekayaan Persekutuan
mengusahakan agar Persekutuan dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuannya.
dan
d. Kewajiban Para Sekutu Firma
Kewajiban untuk melakukan pemasukan (inbreng) bagi para sekutu tidak menyebabkan
Persekutuan Firma berubah menjadi Persekutuan Modal. Tetapi dengan adanya
perjanjian kerja sama dengan nama bersama, Persekutuan Firma merupakan
Persekutuan Orang (Personen Vennootschap), yang peranan modal dan peranan sekutusekutunya menjadi satu.
Hal ini akan bertambah jelas bahwa pada Persekutuan Firma :
1) Penggantian dan pemasukan sekutu harus disetujui oleh semua sekutu (Pasal 1641
KUHPerdata).
2) Tidak dibenarkan salah seorang pesero melakukan perbuatan konkurensi/persaingan
terhadap perseroan (Pasal 16 KUHDagang jo. Pasal 1618 KUHPerdata).
3) Adanya tanggung jawab tanggung-menanggung (Pasal 18 KUHDagang).
4) Pada asasnya semua pesero turut serta dalam kepengurusan (Pasal 1630 KUHPerdata Pasal 17 KUHDagang).
5) Adanya asas kerja sama mengharuskan pengutamaan Persekutuan di atas kepentingan
pribadi para sekutu (Pasal 1628 KUHPerdata).
Para sekutu wajib menyetorkan sesuatu ke dalam Persekutuan. Apabila kewajiban
tersebut belum dipenuhi, maka sekutu berhutang kepada Persekutuan (Pasal 1625
KUHPerdata).
Sesuatu yang disetorkan para sekutu ke dalam Persekutuan dapat berupa :
1) Benda atau barang tertentu.
Dasar penyetorannya adalah perjanjian jual-beli. Para sekutu sebagai penjual, sedangkan
Persekutuan sebagai pembeli. Jika barang yang disetorkan pada Persekutuan bukan milik
pribadi sekutu dan diminta kembali oleh pemiliknya atau barang tersebut cacat dan tidak
bisa digunakan, maka sekutu yang bersangkutan harus mengganti barang itu dengan
sejumlah uang senilai barang atau menggantinya dengan barang lain yang sejenis.
2) Manfaat atau penggunaan dari barang/benda.
Perlu dilihat apakah barang tersebut mudah musnah/habis karena penggunaannya. Maka
risiko pertama dipikul oleh para sekutu dan risiko kedua dipikul oleh persekutuan (Pasal
1631 KUHPerdata).
3) Uang.
Jika sekutu terlambat menyetorkan uang, maka akan dibebani bunga atas jumlah uang
yang telah disepakati. Besarnya bunga dihitung mulai dari saat sekutu menghadap
Pengadilan dan ditentukan oleh undang-undang (Pasal 1250 KUHPerdata). Apabila sekutu
memakai uang dari kas persekutuan untuk keperluan pribadi, maka bunga dihitung sejak
hari ia mengambil uang itu (Pasal 1626 KUHPerdata).
4) Tenaga kerja.
Digunakan untuk mencapai tujuan Persekutuan dan seluruh hasil yang diperoleh hanya
untuk Persekutuan. Sekutu bertanggung jawab dan wajib memberikan perhitungan
kepada persekutuan atas semua keuntungan yang diperoleh dari pekerjaannya (Pasal
1627 KUHPerdata).
e. Status Hukum Persekutuan Firma
Bahwa Persekutuan Firma adalah badan hukum, karena berlaku sebagai badan hukum
yang berarti berlaku sebagai “persoon” terhadap hukum, juga sebagai subjek hukum
yang mempunyai hak dan kewajiban hukum sendiri (Pasal 16, 17 dan 18 KUHDagang).
Tetapi pendapat yang umum di Indonesia menyatakan bahwa Persekutuan Firma belum
merupakan badan hukum, karena meskipun dalam Firma sudah dipenuhi syarat-syarat
materiil suatu badan hukum, tetapi syarat formilnya belum terpenuhi.
f. Berakhirnya FirmaFirma merupakan Persekutuan Perdata bentuk khusus, maka
bubarnya Firma berlaku peraturan yang sama dengan Persekutuan Perdata yang diatur
dalam Bab VIII, Buku III, KUHPerdata, mulai dari Pasal 1646 s.d. Pasal 1652 KUHPerdata,
serta Pasal 31 s.d. Pasal 35 KUHDagang.g.
Ciri dan Sifat Firma:
1) Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
2) Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
3) Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
4) Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
5) Pendiriannya tidak memerlukan akta pendirian
6) Mudah memperoleh kredit usaha.I
III. PERSEKUTUAN KOMANDITER ( Comanditering Verbod / CV)
Persekutuan Komanditer diatur dalam Pasal 19 s.d. Pasal 25 K.U.H. Dagang.
a. Pengertian Persekutuan Komanditer
1) Persekutuan secara melepas uang dinamakan Persekutuan Komanditer, didirikan
antara satu orang atau beberapa orang sekutu yang bertanggung jawab secara pribadi
untuk seluruhnya, dengan satu atau beberapa orang sebagai pelepas uang pada pihak
lain (Pasal 19 ayat (1) KUHDagang).
2) Persekutuan Komanditer adalah persekutuan firma dengan suatu keistimewaan yang
dibentuk oleh satu atau beberapa orang sekutu komanditer, dimana modal
komanditernya berasal dari pemasukan para sekutu komanditer, sehingga Persekutuan
Komanditer mempunyai harta kekayaan yang terpisah (Pasal 19 ayat (2) KUHDagang).Jadi
Sekutu Komanditer merupakan Persekutuan Firma dengan bentuk khusus yaitu adanya
sekutu komanditer yang hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai
pemasukan bagi Persekutuan dan tidak ikut campur dalam pengurusan maupun
penguasaan dalam persekutuan.
Dalam Persekutuan Komanditer terdapat dua macam sekutu, yaitu :
1) Sekutu Kerja/Sekutu Aktif/Sekutu Komplementer adalah sekutu yang memasukkan
modal dalam persekutuan, menjadi pengurus Persekutuan, mengelola usaha secara aktif
yang melibatkan harta pribadi, termasuk membuat perikatan atau hubungan hukum
dengan pihak ketiga. Tanggung jawab sekutu ini sampai pada harta pribadinya (Pasal 18
KUHDagang).
2) Sekutu Tidak Kerja/Sekutu Pasif/Sekutu Komanditer (Sleeping Partners/stille vennoot)
adalah sekutu yang wajib menyerahkan uang/benda/tenaga pada persekutuan sebagai
pemasukan dan berhak menerima keuntungan tapi tidak bertugas mengurus
Persekutuan. Sekutu ini hanya sebagai pelepas uang (geldschieter), pemberi uang atau
orang yang mempercayakan uangnya. Tanggung jawab sekutu ini terbatas pada jumlah
pemasukannya dalam persekutuan, sehingga tidak berwenang ikut campur dalam
pengurusan persekutuan. Bila dilanggar maka tanggung jawabnya diperluas yaitu
tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan seperti pada sekutu kerja (Pasal 21
KUHDagang).
Persekutuan Komanditer mempunyai beberapa bentuk yaitu :
1) Persekutuan Komanditer diam-diam adalah Persekutuan Komanditer yang belum
menyatakan diri terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai Persekutuan Komanditer.
Jadi persekutuan ini keluar menyatakan diri sebagai persekutuan firma, tetapi ke dalam
sudah menjadi Persekutuan Komanditer karena terdapat satu atau beberapa sekutu
komanditer.
2) Persekutuan Komanditer terang-terangan adalah Persekutuan Komanditer yang secara
terang-terangan menyatakan diri sebagai Persekutuan Komanditer kepada pihak ketiga.
Misalnya papan nama, kop surat, tindakan-tindakan hukum bagi kepentingan
persekutuan dengan mengatasnamakan Persekutuan Komanditer.
3) Persekutuan Komanditer dengan saham adalah Persekutuan Komanditer terangterangan yang modalnya terdiri atas saham-saham (biasanya adalah saham atas
nama).Dilihat dari banyaknya sekutu yang bertanggung jawab tanggung-menanggung
(sekutu komplementer), maka Persekutuan Komanditer dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1) Persekutuan Komanditer yang sekutu komplementernya terdiri dari satu orang.
Persekutuan Komanditer dengan seorang sekutu yang bertanggung jawab mempunyai
kekuatan berlaku ke dalam saja dan tidak mempunyai kekuatan keluar
(externewerking) walaupun Persekutuan Komanditer itu bertindak terang-terangan.
2) Persekutuan Komanditer yang sekutu komplementernya terdiri dari beberapa
orang.Sekutu komanditer adalah pihak-pihak yang meminjamkan modal kepada
Persekutuan Komanditer dan berhak atas suatu pembagian keuntungan dan saldo
likuidasi, sepanjang perseroan mendapatkan keuntungan atau masih mempunyai
saldo (sisa pemberesan).
b. Pendirian Persekutuan Komanditer
Tidak ada pengaturan khusus bagi pendirian Persekutuan Komanditer, sehingga dalam
pendirian Persekutuan Komanditer sama dengan peraturan dalam pendirian Firma.
Persekutuan Komanditer bisa didirikan secara lisan (perjanjian konsensuil) atau membuat
akta pendirian di hadapan Notaris yang dijadikan sebagai alat bukti (Pasal 22
KUHDagang).
Dalam mendirikan Persekutuan Komanditer harus berdasarkan Akta Notaris, didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara R.I.
Adapun ihtisar isi resmi dari Akta Pendirian Persekutuan Komanditer meliputi :
1) Nama lengkap, pekerjaan & tempat tinggal para pendiri.
2) Penetapan nama Persekutuan Komanditer.
3) Keterangan mengenai Persekutuan Komanditer itu bersifat umum atau terbatas
untuk menjalankan sebuah perusahaan cabang secara khusus.
4) Nama sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani perjanjian atas nama
persekutuan.
5) Waktu mulai dan berlakunya Persekutuan Komanditer.
6) Hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan pihak ketiga terhadap sekutu
pendiri.
7) Tanggal pendaftaran akta pendirian ke Pengadilan Negeri.
8) Pembentukan kas uang dari Persekutuan Komanditer yang khusus disediakan bagi
penagih dari pihak ketiga, yang jika sudah kosong berlakulah tanggung jawab sekutu
secara pribadi untuk keseluruhan.
9) Pengeluaran satu atau beberapa sekutu dari wewenangnya untuk bertindak atas
nama persekutuan.
c. Status Hukum Persekutuan KomanditerPendapat yang umum di Indonesia menyatakan
bahwa Persekutuan Komanditer belum merupakan badan hukum, karena meskipun
dalam Persekutuan Komanditer sudah memenuhi syarat-syarat materiil suatu badan
hukum, tetapi pengesahan dari Pemerintah belum dipenuhi sebagai syarat formilnya.
d. Modal Persekutuan KomanditerDasar Hukum Persekutuan Komanditer adalah suatu
“Maatschap”, sehingga dalam perjanjian kerjasamanya, baik sekutu komplementer
maupun sekutu komandit wajib memasukkan modal ke dalam persekutuan demi
tercapainya tujuan persekutuan.Persekutuan Komanditer terikat dari modal yang
dikumpulkan, sehingga layak disediakan objek tuntutannya dan dapat pula bertindak
sebagai pribadi.
Para kreditur pribadi tidak mungkin dapat menuntut modal dari Persekutuan
Komanditer, jadi tidak mungkin dapat menuntut bagian modal yang dimasukkan oleh
para sekutu komandit ke dalam Persekutuan itu.Sebagai konsekuensinya, para kreditur
pribadi dari sekutu komplementer dapat melakukan sitaan terhadap modal yang
dimasukkan dalam persekutuan, termasuk bagian modal yang dimasukkan oleh para
sekutu komandit.
Kesimpulannya adalah bahwa Persekutuan Komanditer
mempunyai harta kekayaan sendiri yang terpisah.
yang
terang-terangan
e. Berakhirnya Persekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer merupakan Persekutuan Firma bentuk khusus, maka
berakhirnya Persekutuan Komanditer berlaku ketentuan yang sama dengan Persekutuan
Firma.
f. Ciri dan Sifat Persekutuan Komanditer
~Sulit untuk menarik modal yang telah disetor.
~ Modal besar karena didirikan banyak pihak.
~ Mudah mendapatkan kredit pinjaman.
~ Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif
tinggal menunggu keuntungan.
~ Relatif mudah untuk didirikan.
~ Kelangsungan hidup perusahaan Perseroan Komanditer tidak menentu.
Download