Uploaded by User96145

Indikator Hasil Belajar

advertisement
Indikator Hasil Belajar
Pada perinsipnya mengungkapkan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psiko yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan
tingkah laku seluruh ranah itu khususnya ranah rasa muruid sangat sulit. Hal ini disebabkan oleh
perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). “oleh karena itu yang
dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta, rasa, maupun karsa.”34
1) Ranah cipta (kognitif) Jenis prestasi pada ranah cipta (kognitif) ini mencakup enam aspek,
yaitu pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara
teliti) Dn sintesis. Indikator pada aspek pengmatan ini ada tiga yaitu dapat menunjukan, dapat
membandingkan, dan dapat mendefinisikan denga lisan sendiri. Indikator aspek penerapan ada
dua yaitu dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan secara tepat.
Indikator aspek analisis ada dua, dapat menguraiakan dan dapat mengkelasifikasikan/ memilahmilah. Indikator aspek sintesis ada tiga yaitu dapat menghubungkan, dapat menyimpulkan, dan
dapat membut perinsip umum.
2) Ranah rasa (afektif) Jenis prestasi pada ranah rasa (afektif) mencakup lima aspek yaitu
penerimaan, indikatornya menunjukan sikap menerima dan menunjukan sikap menolak. Aspek
sambutan ada dua indikator yaitu kesediaan berpartisipasi atau terlibat dan kesediaan
memanfaatkan aspek-apresiasi (sikap menghargai) indikatornya yaitu menganggap penting dan
bermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan mengagumi. Aspek internalisasi, indikatornya
ada dua yaitu mengkui, meyakini, dan mengingkari. Dan aspek karakteristik (penghayatan)
indikator aspek ini ada dua yaitu melembagakan atau meniadakan dan menjelmakan dalam
pribadidan perilaku sehari-hari 3) Ranah karsa (psikomotorik) Jenis prestasi pada ranah karsa
(psikomotorik) mencakup dua aspek yaitu keterampilan bergerak dan bertindak. Indikator pada
aspek ini adalah mengkoodinasikan gerak mata, tangan, ekspresi verbal dan non verbal,
indikatornya ada dua yaitu mengucapkan dan membuat mimikdan gerakan jasmani. Setelah
mengetahui indikator belajar tersebut guru perlu pula mengetahui bagaimana kita menetapkan
batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan
batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah.
Keberhasilan dlam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya
mengungkapkan hasil belajar . Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut
adalah “(1) norma skala angka dari 0 sampai 10, (2) norma skala angka dari 0 sampai 100.”35
d. Mengukur Hasil Belajar
Pengukuran merupakan alat atau metode yang digunakan
untuk mencari dan menggali data dari para peserta didik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen
untuk melakukan penilaian.36
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan bagaimana pengajar guru dapat mengetahui
hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru harus mengetahui
sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau
sejauh mana tujuan atau kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan
dengan nilai
35
Anas, Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), hal.35 36
(43)
Download