Landasan dan Asas Pendidikan Kelompok Dua (2) Gusti Rada/15029101 Putri Alfajri/15086328 Putri Khalisa/15029076 Rafli Yogi/15086330 Silvia Yasni/15058098 A.Landasan Pendidikan 1.Agama Meskipun seringkali terjadi pertentangan antar agama dan filsafat, namun terdapat bebera[a tokoh besar yang mengemukakan pandangan filosofis yang berpijak pada filsafat agama seperti Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037), Al-Gazali (1058-1111), dan Ibnu Rush atau Averroes (1126-1198) dari agama islam, st, Thomas Aquinas (1225-1274) dari agama katolik yang dapat dianggap puncak skolastik Kristen denga bfilsafat neothomisme Lao-tse dari Tacis China, Rabidranat tagore di India dan sebagainya. Pendapat aliran ini termasuk manusia sebagai penciptaan tertinggi. 2.Filosofis Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematissistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan. 3.Sosiologis Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial pendidikan yang meliputi 4 bidang : 1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat. 2) Hubungan kemanusian disekolah 3) Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya. 4) Sekolah dalam komunitas, mempelajari interaksi sekolah dengan kelompok sosial lain. 4.Legalitas • Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal-pasal yang berhubungan dengan pendidikan dalam Undang Undang Dasar 1945 hanya2 pasal, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan. 5. Kultural Kebudayaan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud: • Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya • Kelakuan berpola dari manusia dalam mayarakat, dan • Fisik yakni benda hasil karya manusia 6.Psikologis Kajian psikologis yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar. Kecerdasan umum (inteligensi) ataupun kecerdassan dalam bidang tertentu (bakat) banyak dipengaruhi oleh kemampuan potensial yang hanya akan aktual apabila dikembangkan dalam situasi yang kondusif. Kecerdasan aktual terbentuk karena adanya pengalaman. Jeans Piaget berpendapat bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman. Indeks kecerdasan, yang sering dikenal dengan IQ, dapat diukur dengan tes-tes kecerdasan (Wayan Ardhana, 1986: Modul 1/46). 7.Ilmiah dan Teknologis Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Dengan demikian, pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (ilmu-ilmu sosial atau social sciences, dan ilmu-ilmu alam atau natural sciences), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dan sebagainya) serta wahyu keagamaan atau yang sejenisnya. Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula dibedakan ilmu dasar (basic science) dan ilmu terapan (applied science). Hasil dari ilmu terapan itu harus dialih ragamkan (ditransformasikan) menjadi bahan, alat, atau prosedur kerja kegiatan ini biasa disebut pengembangan (development). Tingkat lanjut dan hasil kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi. 8.Ekonomi • Dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitiaan bersaing, pertandingan karya ilmiah anak-anak, dan perlombaan-perlombaan lainnya. • Dari kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha. Kerjasama ini bias dalam bentuk proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan proyek pengembangan bersama. • Membentuk pajak pendidikan, dapat dimulai dari satu desa yang sudah mapan, satu daerah kecil, dan sebagainya. • Usaha lainnya seperti dana rutin, dana pembangunan, dan dana bantuan masysrakat. 9.Historis Landasan historis pendidikan Nasional Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. B.Asas – Asas Pendidikan 1.Tut Wuri Handayani , Ing Ngarsa Sung Tulada , Ing Madya Mangun Karsa Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa Sung Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu: • Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh). • Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan danmembangkitkan semangat). • Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas). 2.Asas Kemandirian dalam Belajar Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai : • Fasilitator, yaitu guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. • Motivator, yaitu guru mengupayakan timbulnya prakarsa sisik untuk memanfaatkan sumber belajar. • Organisator, yaitu guru mempunyai suatu tugas untuk mengorganisasikan peserta didiknya guna memudahkan dalam proses belajar yang akan dijalaninya. • Informator, yaitu guru sebagai salah satu sumber atau pemberi informasi guna membantu para peserta didiknya dan memudahkan dalam proses belajar. 3.Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. • Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. • Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. 4.Alam Takambang Jadi Guru Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar atau di lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi aktifitas belajar. Optimalisasi aktifitas belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar. Sumber belajar dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Kegiatan belajarnya dapat berlansung dimana saja dan kapan saja, dengan kata lain dengan sumber belajar yang bersifat sangat luas itu anak belajar tidak terikat oleh ruang dan waktu. SEKIAN dan TERIMAKASIH