Motivasi Agar berhasil dalam mengelola karyawan dengan memacu kinerja mereka untuk memberikan kontribusi positifnya, para pimpinan dan manajer haruslah mengerti dan tahu bagaimana cara memotivasi. Pimpinan puncak dan pimpinan pada setiap departemen perlu menyadari bahwa kinerjanya sebagai pimpinan amat ditentukan oleh kinerja dari subordinat yang mereka pimpin. Kinerja dari karyawan sangat ditentukan oleh keikhlasan mereka dalam bekerja dan keikhlasan memberikan yang terbaik didukung penuh oleh motivasi tinggi dari karyawan. 11.1 Definisi Motivasi kerja adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku dalam pelaksanaan tugas di lingkungan pekerjaannya. Hakikat dari motivasi kerja adalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik dari yang lainnya dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Husein, 2002). Manusia sebagai salah satu komponen dasar di dalam organisasi publik harus memiliki motivasi yang tersimpan di dalam hati atau keinginannya yang dapat memacu untuk meraih apa yang dicita-citakan. Motivasi adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang memulai dan dapat mengarahkan perilaku orang tersebut (Gibson dkk: 2004). Menurut Hartono (1995) Motivasi merupakan keinginan seseorang untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan dari organisasi, di mana hal ini dipengaruhi oleh kemampuan untuk memuaskan kebutuhan individual. Menurut Robbins (1996) Motivasi berhubungan dengan segala usaha untuk mencapai sebuah tujuan. Christian Grund dan Dirk Sliwka (2001) mengemukakan bahwa motivasi dapat berupa hal-hal yang mencakup finansial atau keuangan dan non-finansial atau bukan keuangan, di mana hal ini dapat memengaruhi kepuasan kerja. Menurut Nawawi (2010) motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab bagi seseorang dalam berperilaku, di mana perilaku ini dilakukan secara sadar, sedangkan motivasi kerja adalah dorongan bagi seseorang untuk bersedia melakukan suatu pekerjaan yang diberikan oleh organisasi. Menurut Safaria (2004) Motivasi merupakan sebuah proses yang dimulai dengan adanya kekurangan, di mana kekurangan tersebut dapat berupa psikologis maupun fisiologis, yang kemudian diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan ataupun insentif. Dari berbagai definisi mengenai yang telah dikembangkan oleh pada ahli dan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah kemauan yang bersumber dari dalam diri yang dapat menyebabkan seseorang berperilaku positif dan bersemangat dalam memberikan kontribusi maksimalnya untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dengan kata lain motivasi menjelaskan kenapa SDM dalam organisasi berperilaku sedemikian rupa dalam pola kerjanya. Manajer yang baik harus mengerti perilaku kerja dari setiap SDM yang menjadi anggota dari departemen yang dipimpinnya dan mampu memberikan pengaruh pada perilaku karyawan untuk membuat mereka konsisten dalam pencapaian target kerja departemen. Karena produktivitas merupakan hasil akhir dari perilaku setiap anggota organisasi, oleh karenanya memotivasi anggota organisasi adalah kunci penting dalam mencapai tujuan organisasi. 11.2 Teori-teori Motivasi Terdapat 4 (empat) teori penting yang mendeskripsikan bagaimana motivasi terjadi: 1. Needs and Goal Theory Proses motivasi dimulai dengan perasaan akan kebutuhan dari individu. Kemudian kebutuhan ini ditransformasikan kedalam perilaku si individu dalam mencari atau mengerjakan pemenuhan kebutuhan dengan semaksimal mungkin hingga perlahan perasaan butuh tersebut berkurang dan hilang. Sebagai contoh seseorang yang sedang lapar tentu akan lebih terlihat antusias ketika makan dibandingkan orang yang sedang makan dalam kondisi kenyang atau pada contoh lainnya seseorang yang sedang membutuhkan uang pasti akan lebih termotivasi dalam mencari pekerjaan dibandingkan orang yang sudah memiliki pekerjaan yang mapan dan uang. Bila para manajer ingin sukses dalam memotivasi karyawannya, mereka harus tahu benar kebutuhan personal dari karyawan. Sering kali pimpinan berpikir bahwa kebutuhan personal dari karyawan selalu uang, dan kemudian dengan berbagai cara manajer mengupayakan pada pimpinan agar karyawannya mendapatkan kompensasi yang lebih baik, namun berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memenuhi kebutuhan personal dari karyawan dan terbukti belum tentu memengaruhi loyalitas secara langsung. 2. Vroom Expectancy Theory Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwakekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas: • Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku. • Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai/martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan. • Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama Ekspektansi merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang terjadi karena adanya keinginan untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Ekspektansi merupakan salah satu penggerak yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Karena dengan adanya usaha yang keras tersebut, maka hasil yang didapat akan sesuai dengan tujuan. Dalam teori ini disebutkan bahwa seseorang akan memaksimalkan usaha dan meminimalkan segala yang menghalangi pencapaian hasil maksimal. Teori ekspektansi berasumsi bahwa seseorang mempunyai keinginan untuk menghasilkan suatu karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuan-tujuan khusus orang yang bersangkutan dan juga pemahaman seseorang tersebut tentang nilai suatu prestasi kerja sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Equity Theory Menurut teori ini bahwa kepuasan seseorang tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas suatu situasi yang dialaminya. Teori ini merupakan variasi dari teori perbandingan sosial. Komponen utama dari teori ini adalah: • Input Yaitu sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya • Hasil Adalah sesuatu vang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. • Orang bandingan Bisa berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tempat lain bahkan bisa pula dengan dirinya sendiri terhadap pekerjaannya di waktu lampau. Menurut teori ini, seseorang akan membandingkan rasio input-hasil dirinya dengan rasio inputhasil-orang bandingan. Jika perbandingan itu dianggapnya cukup adil, maka ia akan merasa puas. Namun jika perbandingan itu tidak seimbang dan justru merugikan (kompensasi kurang), akan menimbulkan ketidakpuasan dan menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan. 4. Porter-Lawler Theory Teori ini dikembangkan oleh Porter dan Lawler pada tahun 1968,mereka mengembangkan teori motivasi yang menghadirkan gambaran lebih komprehensif tentang deskripsi dari proses motivasi dibandingkan needs-goal theory dan vroom expectancy theory. Model teori harapan dari Lawler mengajukan 4 (empat) asumsi sebagai berikut: Model teori harapan dari Lawler mengajukan 4 (empat) asumsi sebagai berikut: • Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, setiap hasil-keluaran alternatif mempunyai harkat yang mengacu pada ketertarikannya bagi seseorang. Hasil keluaran alternatif, juga disebut tujuantujuan pribadi (personal goals), dapat disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan. Jika disadari, maknanya serupa dengan penetapan tujuan-tujuan. Jika tidak disadari, motivasi kerjanya lebih bercorak reaktif. • Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa upaya mereka akan mengarah ke perilaku unjuk-kerja yang dituju. Ini diungkapkan sebagai harapan. • Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja mereka. Ini diungkapkan dalam rumusan harapan. • Dalam setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan ditentukan oleh harapan-harapan dan pilihanpilihan yang dipunyai orang pada saat itu. Berbagai teori motivasi yang ada membahas tentang pemahaman terhadap kebutuhan manusia yang memiliki implikasi terhadap pemahaman dalam meningkatkan motivasi manusia. Beberapa bukti me- ngindikasikan bahwa sebagian besar orang memiliki kebutuhan yang kuat untuk dihargai, promosi dan pertumbuhan psikologis. Meskipun pada faktanya mengidentifikasi semua kebutuhan manusia adalah sangat tidak mungkin, beberapa teori telah dikembangkan untuk membantu para manajer agar memahami dengan lebih baik tentang berbagai kebutuhan yang dimiliki SDM yakni teori Maslow, teori Alderfer, teori Argyris, dan teori McClelland. Berikut adalah uraian singkat mengenai 4 (empat) teori tersebut: 1. Teori Maslow Teori yang dikembangkan oleh Abraham Maslow ini merupakan teori yang paling luas digunakan sebagai acuan dasar bagi para pihak yang berkepentingan untuk mengidentifikasi kebutuhan SDM. Maslow mengemukakan bahwa manusia membutuhkan 5 (lima) tingkat kebutuhan dasar yang memaksa setiap individu mengupayakan yang terbaik dalam rangka mencapai kebutuhan tersebut. Berikut adalah 5 (lima) tingkatan kebutuhan menurut Maslow: ● Physiological Needs Ini adalah tingkat terendah dalam piramida kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini berkaitan dengan berbagai fungsi dari tubuh manusia. Kebutuhan ini meliputi air, makanan, istirahat, kebutuhan seksual dan udara yang bersih. Normalnya manusia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan physiological terlebih dahulu, setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi selanjutnya manusia akan beralih pada kebutuhan pada tingkat selanjutnya dan seterusnya. ● Security or Safety Needs Kebutuhan ini berada pada tingkat kedua piramida Maslow. Kebutuhan ini berkaitan dengan perasaan ingin terbebas dari bahaya, individu ingin lingkungan dan kondisi yang aman baik dalam hal keamanan dan kenyamanan diri juga terkait ekonomi. Secara tradisional, perusahaan berusaha memenuhi tingkat keamanan ekonomi karyawan dengan memberikan berbagai jenis kompensasi yang digunakan oleh karyawan untuk membeli berbagai keperluan seperti makanan dan tempat tinggal. ● Social Needs Kebutuhan ini berada pada tingkat ketiga piramida Maslow. Kebutuhan ini berkaitan dengan berbagai kebutuhan sosial yang dibutuhkan manusia pada umumnya seperti rasa cinta, persahabatan dan pertemanan. Berbagai kebutuhan ini merefleksikan kebutuhan manusia untuk dapat diterima oleh manusia lainnya. Ketika kepuasan akan kebutuhan social terpenuhi, maka taraf kebutuhan akan berpindah pada esteem needs. ● Esteem Needs Kebutuhan ini berada pada tingkat keempat piramida Maslow. Kebutuhan ini berfokus pada keinginan untuk dihargai atau memperoleh penghargaan. Secara umum esteem needs dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu penghargaan diri sendiri (self-respect) dan dihargai orang lain (respect from others). Ketika kebutuhan esteem terpenuhi maka kebutuhan individu akan beranjak menuju pada tingkatan tertinggi dari piramida Maslow yakni self-actualization needs. ● Self-Actualization Needs Kebutuhan ini berada pada puncak piramida Maslow. Selfactualization needs mengacu kepada keinginan individu untuk memaksimumkan segala potensi yang dimilikinya agar mencapai hasil unggul pada apa yang dikerjakannya. Self-actualization tidakmemprioritaskan timbal balik manfaat. Sebagai contoh seorang kepala sekolah sebuah sekolah swasta berupaya sekuat tenaga dan pikiran untuk berjuang memajukan sekolah dan mencetak lulusan yang handal, padahal belum tentu hasil kinerjanya mendatangkan bonus atau berdampak langsung terhadap kompensasi. Banyak pengamat mengemukakan bahwa teori yang dikembangkan Maslow adalah tidak ilmiah karena tidak disimpulkan berdasarkan penelitian atau kajian riset ilmiah sehingga dipertanyakan mengenai keakuratannya. Namun demikian hingga saat ini teori kebutuhan Maslow masih merupakan konsep yang paling populer yang berkaitan dengan kebutuhan manusia dan masih terus menjadi bahan perbincangan dalam literatur keilmuan manajemen. 2. Teori Alderfer Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer yang melakukan studinya sendiri tentang berbagai macam kebutuhan manusia sebagai respon terhadap berbagai kritik terhadap teori yang dikemukakan oleh Maslow. Alderfer kemudian berhasil mengidentifikasi 3 (tiga) kategori kebutuhan, yakni: • Existence needs Kebutuhan terkait fisik manusia • Relatedness needs Kebutuhan untuk pemuasan hubungan interpersonal • Growth needs Kebutuhan untuk secara terus menerus berkembang dan bertumbuh dalam karir dan kehidupannya. Teori Alderfer sering juga disebut dengan teori ERG akronim yang diambil dari huruf pertama setiap kategori kebutuhan yang dikembangkan Alderfer. Pada dasarnya teori Alderfer mengacu pada teori Maslow, namun Alderfer menambahkan bagaimana manusia juga membutuhkan suatu hal yang dapat mengembangkan dirinya meliputi kemampuan dan pemikirannya. Alderfer pertama kali mengidentifikasi hanya 3 kebutuhan dasar yang dimiliki manusia dibandingkan Maslow yang mengidentifikasi 5 (lima) kebutuhan dasar. Kedua adalah kontras dengan Maslow, Alderfer menemukan bahwa manusia sering kali berusahaa untuk memenuhi tingkat kebutuhannya yang lebih tingi tanpa tercapainya tingkat kebutuhan yang lebih rendah. 3. Teori Argyris Teori ini dikembangkan oleh Chris Argyris, Argyris berpendapat bahwa sejatinya manusia memiliki kebutuhan yang berbeda disesuaikan dengan tingkat kedewasaannya atau perubahan tingkatan kedewasaannya. Menurut Argyris terdapat 7 (tujuh) perubahan individu dalam menuju kedewasaannya, yakni: • Manusia akan bergerak dari kondisi pasif sebagai anak-anak menuju manusia dewasa yang memiliki aktivitas aktif lebih banyak. • Manusia akan bergerak dari kondisi yang bergantung pada orang lain ketika masih anak-anak menuju kondisi yang mandiri dan berdikari ketika sudah matang dan dewasa • Manusia memiliki keterbatasan dalam bertindak ketika mereka masih anak-anak, namun ketika telah dewasa manusia dapat bertindak dengan berbagai macam cara • Sebagai manusia dewasa, manusia memiliki minat yang tidak menentu dan tidak mendalam • Perspektif waktu bagi anak-anak adalah singkat, hanya melibatkan pemikiran atas masa kini sedangkan perspektif waktu bagi orang dewasa melibatkan pertimbangan atas waktu masa lalu dan masa depan • Ketika manusia masih berada pada tahapan anak-anak ia berada pada pengendalian setiap orang • Sebagai anak-anak seseorang individu akan memiliki kesadaran diri yang kurang, namun sebagai manusia dewasa seorang individu tidak hanya memiliki kesadaran diri yang cukup namun juga mampu mengendalikan orang lain. 4. Teori McClelland Teori ini dikembangkan oleh David McClelland. Teori McClelland berfokus pada 3 (tiga) kebutuhan, yakni kebutuhan akan pencapaian, kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan hubungan. Berikut adalah uraian singkat mengenai 3 (tiga) kebutuhan manusia menurut McClelland: • Kebutuhan akan pencapaian. Keinginan yang kuat dari manusia untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik/efektif/optimal atau lebih efisien dibandingkan hasil pekerjaan sebelumnya. • Kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan yang kuat dari manusia untuk dapat mengendalikan, memengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas suatu pekerjaan tertentu. • Kebutuhan akan hubungan. Keinginan yang kuat dari manusia untuk dapat berinteraksi dengan sesama manusia, memiliki hubungan sosial dan membangun komunikasi dengan sesama manusia. Teori motivasi Herzberg atau sering dikenal dengan teori 2 faktor. Teori ini dikembangkan oleh Frederich Herzberg, di mana Herzberg mengembangkan suatu teori motivasi yang berhubungan dengan kepuasan kerja. Teori ini lahir didasarkan pada penelitian yang dilakukan di kota Pitsburg dan sekitarnya. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) tipe kondisi yang memengaruhi motivasi seseorang karyawan didalam pekerjaannya, yakni faktor motivator dan faktor hygiene. Berikut adalah komponen penting dari setiap faktor menurut Herzberg: 1. Faktor motivator terdiri atas: • Pencapaian • Pengakuan • Pekerjaan itu sendiri • Tanggung jawab • Pengembangan 2. Faktor hygiene terdiri atas: • Kebijakan dan administrasi perusahaan • Supervisi teknis • Supervisi interpersonal • Kondisi kerja • Kompensasi Menurut Herzberg kedua faktor besar ini memiliki pengaruh besar dalam memengaruhi peningkatan motivasi sekaligus menurunnya motivasi karyawan atau demotivasi, manajemen harus mempertimbangkan dengan masak dalam membuat berbagai kebijakan dan aturan. Manajemen juga perlu merancang atmosfer kerja yang baik dengan berbagai pendekatan dalam membangun kondisi pekerjaan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi karyawan. Ditambahkan oleh Herzberg, bahwa organisasi harus memperhatikan 3 (tiga) hal berikut dalam memotivasi kerja karyawan: 1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu. 2. Hal-hal yang dapat menjatuhkan motivasi karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat atribut dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain. 3. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan. Menurut Hasibuan (2008) Keinginan yang diimpikan oleh manusia di dalam bekerja terbagi dalam: 1. The desire to live, yang menjelaskan bahwa keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, yaitu memperoleh makanan dan minuman untukmelanjutkan hidupnya 2. The desire for Possesion, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu, ini merupakan keinginan manusia kedua yang menyebabkan kenapa manusia bekerja 3. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan 4. The desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan Mangkunegara (2001) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu sebagai berikut: 1. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dan dorongan akan tanggung jawab untuk menemukan pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi 2. Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain 3. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dan dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain. 11.3 Pendekatan-pendekatan Motivasi Menurut Wilson (2012) terdapat 4 (empat) pendekatan dalam motivasi, yakni pendekatan tradisional, pendekatan hubungan manusia, pendekatan SDM, dan pendekatan kontemporer. Berikut adalah uraian singkat dari 4 (empat) pendekatan tersebut: 1. Pendekatan Tradisional Pendekatan ini dikemukakan oleh Frederick W. Taylor dan kemudian dikenal dengan pendekatan manajemen ilmiah. Pendekatan tradisional berfokus pada tindakan pengawasan (controlling) dan pengarahan (directing). Pendekatan ini memungkinkan manajer untuk memotivasi karyawan yang dipimpinnya dengan menggunakan sistem kompensasi tertentu. Pekerjaan berulang yang rentang membuat karyawan merasa jenuh dan bosan dapat disiasati dengan pemberian insentif lebih banyak untuk karyawan yang memiliki produktivitas lebih banyak. 2. Pendekatan Hubungan Manusia Pendekatan ini dikembangkan oleh Elton Mayo. Mayo menemukan bahwa rasa bosan aktivitas berulang pada pekerjaan tertentu dapat mengganggu motivasi seorang karyawan. Tingkat motivasi dapat dipertahakan dan bahkan ditingkatkan dengan adanya hubungan sosial, sehingga organisasi juga perlu berkonsentrasi pada bagaimana menciptakan berbagai kegiatan yang berfokus pada hubungan dan interaksi sosial. Dengan berbagai kegiatan sosial manajer dapat menumbuhkan semangat dan perasaan pada seseorang dalam organisasi bagaimana ia sungguh dibutuhkan dan mendapatkan penghargaan setimpal atas apa yang ia kerjakan. 3. Pendekatan SDM Pendekatan ini lahir dari kritik yang dicetuskan oleh beberapa ahli seperti McGregor dan beberapa pakar lainnya. Mereka mengkritik bagaimana pendekatan tradisional dan pendekatan hubungan manusia menganggap remeh permasalahan motivasi dengan hanya menitikberatkan adanya satu faktor saja yang memengaruhi motivasi, seperti bagaimana pendekatan tradisional berfokus pada kompensasi dan pendekatan hubungan manusia yang berfokus pada hubungan sosial dalam organisasi. Pendekatan SDM melihat lebih komprehensif berbagai faktor lainnya seperti kebutuhan berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti dalam memengaruhi motivasi manusia, khususnya SDM dalam organisasi. 4. Pendekatan Kontemporer Pendekatan kontemporer dipengaruhi oleh 3 teori yakni teori isi, teori proses, dan teori penguatan. Berikut adalah uraian singkat mengenai 3 (tiga) teori tersebut: ● Teori isi. Berfokus pada kebutuhan-kebutuhan manusia, tentang bagaimana kebutuhan SDM mampu memengaruhi kinerja organisasi. Manajer harus memahami apa kebutuhan karyawannya, sehingga tahu langkah apa yang diambil untuk meningkatkan tanggung jawab dan loyalitasnya pada organisasidan apa yang dikerjakannya. ● Teori Proses. Berfokus pada bagaimana anggota organisasi mencari penghargaan atas apa yang dihasilkannya, karyawan akan termotivasi ketika ia merasakan apa yang dikerjakan dihargai oleh rekan-rekannya dan atasannya, penghargaan tersebut akan membentuk penghargaan dirinya pada pekerjaannya sendiri. Kondisi ini akan menghasilkan loyalitas dan kepuasan bekerja berlandaskan aktualisasi diri. ● Teori Penguatan. Teori penguatan dikembangkan oleh seorang psikolog bernama B.F. Skinner. Teori ini mempercayai bahwa tingkah laku seseorang di masa lampau dapat memengaruhi tindakan dan aktivitas individu pada masa mendatang. Berfokus pada perilaku kerja anggota organisasi. Perilaku kerja individu dalam organisasi akan berdampak terhadap konsekuensi teretntu, bila konsekuensinya positif, maka perilaku tersebut akan kembali berulang dalam aktivitas kerjanya, sedangkan bila konsekuensinya negatif, maka individu yang normal dan memiliki motivasi yang baik akan memperbaiki perilakunya agar menghasilkan situasi dan hasil yang baik. KOMUNIKASI ORGANISASI 12.1 Pendahuluan dan Definisi Komunikasi Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses mengirimkan informasi dan pengertian secara umum dari satu orang ke orang lainnya. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang artinya umum. Definisi tersebut menggarisbawahi fakta kalau tidak ada hasil dari pertukaran pemahaman yang sehat, maka tidak terjadi komunikasi. Dua elemen umum dalam setiap pertukaran komunikasi adalah pengirim dan penerima. Pengirim memulai komunikasi. Pengirim merupakan orang yang memiliki keinginan untuk mengutarakan ide atau konsep kepada orang lain. Penerima merupakan individu yang mendapatkan pesan yang terkirim. Pengirim menyandi ide dengan memilih kata-kata, simbol-simbol, atau gerakan tubuh untuk menyusun sebuah pesan. Pesan merupakan hasil keluaran dari sandi, yang berbentuk verbal, nonverbal, atau bahasa tertulis. Pesan dikirim melalui media atau jaringan, media atau jaringan merupakan pembawa komunikasi. Media dapat berupa percakapan secara langsung, panggilan telepon, email, atau laporan tertulis. Penerima menerjemahkan sandi dari pesan yang diterima menjadi informasi yang berarti. Gangguan adalah sesuatu yang mendistorsi pesan. Persepsi-persepsi yang berbeda pada sebuah pesan, keterbatasan bahasa, interupsi, emosi, dan perilaku adalah contoh dari gangguan. Akhirnya, umpan balik terjadi ketika penerima merespon pesan dari pengirim dan memberikan pesan kembali kepada pengirim. Umpan balik mengizinkan pengirim untuk menentukan apakah pesan tersebut telah diterima dan dimengerti. Elemen-elemen dalam proses komunikasi menentukan kualitas dari komunikasi. Satu masalah saja yang terjadi pada elemen-elemen tersebut akan mengurangi keefektifan komunikasi. Contohnya, informasi harus diterjemahkan menjadi sebuah pesan yang dapat dimengerti sesuai dengan keinginan pengirim. Pemilihan media yang tepat untuk mengirimkan pesan sangatlah penting dikarenakan banyak pilihan media yang dapat digunakan. 12.2 Konsep Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi menurut adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus di lakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang di setujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. S. Djuarsa dalam bukunya “Teori komunikasi” bahwa komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang yang berinteraksi, maka komunikasi organisasi akan berpusat pada simbol-simbol yang akan memungkinkan kehidupan suatu organisasi, baik berupa kata-kata atau gagasan-gagasan yang mendorong, mengesahkan mengkoordinasikan dan mewujudkan aktivitas yang terorganisir dalam situasi-situasi tertentu. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang di pergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. 12.3 Fungsi Komunikasi Organisasi Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) yakni Fungsi Informatif, Fungsi Regulatif, Fungsi Persuasif, dan Fungsi Integratif. Berikut adalah uraian singkat mengenai ke empat fungsi tersebut: 1. Fungsi Informatif Organisasi dapat di pandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang di dapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2. Fungsi Regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: ● Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang di sampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya di laksanakan sebagaimana mestinya. ● Berkaitan dengan pesan, yaitu pesan-pesan regulatif yang pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk di laksanakan. 3. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang di lakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar di banding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Ada 2 (dua) saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: ● Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, news latter) dan laporan kemajuan organisasi. ● Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan me- numbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Fungsi penting komunikasi organisasi menurut Brent D. Ruben antara lain: 1. Mengoordinasikan aktivitas individu, kelompok atau unit-unit lain dalam organisasi. 2. Memberikan pengarahan organisasi secara keseluruhan. 3. Memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi. 4. Menjamin adanya arus timbal balik (two way flow information) antara organisasi dan lingkungan eksternal (di luar) organisasi. Ada 3 (tiga) tujuan utama dari komunikasi organisasi, yaitu: 1. Sebagai Tindakan Organisasi Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang di bagi-bagi dalam bagian yang melaksanakan visidan misi organisasi di bawah pimpinan atau manajer serta bawahan mereka. Tanpa komunikasi, maka organisasi hanya merupakan kumpulan orang-orang yang terbagi dalam tugas dan fungsi masing-masing yang melaksanakan aktivitas mereka tanpa keterkaitan satusama lain (tanpa sinkronasi dan harmonisasi). Organisasi tanpa komunikasi dan koordinasi sama dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerjasama. 2. Membagi Informasi (Information Sharing) Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas dalam organisasi. Sebuah informasi atau pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian menjelaskan informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk mencapai hasil dari pengambilan keputusan. 3. Menampilkan Perasaan dan Emosi Di dalam organisasi terdapat sekumpulan manusia yang bekerja sendiri maupun bekerjasama dengan orang lain. Mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus di ungkapkan kepada orang lain. 12.4 Media Komunikasi Organisasi Terdapat beberapa macam media komunikasi dalam organisasi. Media adalah alat atau sarana yang di gunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan (khalayak). Media komunikasi yang digunakan dalam organisasi antara lain adalah: 1. Media Antar Pribadi Media komunikasi antar pribadi salah satunya adalah telepon. Sejak di temukannyna teknologi selular, penggunaan telepon genggam (handphone) semakin marak di kalangan anggota masyarakat. Ini pertanda bahwa telepon selular tidak lagi di maksudkan sebagai simbol prestise, melainkan lebih banyak di gunakan untuk kepentingan bisnis, kantor, organisasi dan urusan keluarga. 2. Media Kelompok Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang lebih banyak digunakan media kelompok. Misalnya rapat, seminar dan konferensi. Rapat biasanya di gunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang di hadapi oleh suatu organisasi. Media kelompok banyak di gunakan dalam bentuk organisasi profesi,organisasi olahraga, pengajian, arisan, dan organisasi lainnya. 12.5 Elemen Kunci Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mengandung 7 (tujuh) konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian. Masing-masing penjelasan dari konsep kunci ini antara lain: 1. Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis, menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya, karena gejala menciptakan dan menukar informasi yang berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang di hasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirim atau diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Simbol-simbol yang digunakan dalam pesan dapat berupa verbal dan nonverbal. 3. Jaringan Organisasi terdiri dari beberapa orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melalui suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. 4. Keadaan Saling Tergantung Konsep kunci dari komunikasi organisasi yang ke empat adalah keadaan yang saling tergantung antarasatu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. 5. Hubungan Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau diadik sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok kecil maupun besar dalam organiasi. 6. Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 7. Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi. 12.6 Hambatan Komunikasi Pada saat ini, organisasi terus berkembang dan mengalami perubahan. Perkembangan organisasi tak luput dari kerja keras para anggota di dalamnya. Setiap orang berhak memberikan pendapatnya untuk mem bawa suatu perubahan positif bagi perusahaan atau organisasi. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya justru pendapat atau komunikasi antara yang satu dengan lainnya dapat menimbulkan sebuah permasalahan. Bahkan menurut Harrington masalah komunikasi memiliki skala 9 dari 10 di sebuah organisasi. Ini menunjukkan betapa sensitifnya komunikasi sehingga bisa mengakibatkan masalah yang cukup berarti dalam sebuah organisasi bahkan akan berdampak pada perkembangan organisasi tersebut. Adapun hambatan yang terjadi karena komunikasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) antara lain: 1. Hambatan Teknis Di sini yang termasuk dalam hambatan teknis adalah keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dilihat dari sisi teknologi, maka hambatan ini akan semakin berkurang seiring dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat di andalkan dan efisien sebagai media komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personal Management (1976), jenis hambatan teknis dari komunikasi meliputi: • Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas. • Kurangnya informasi atau penjelasan. • Kurangnya keterampilan membaca. • Pemilihan media yang kurang tepat. 2. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Faktor pemahaman bahasa dan istilah tertentu serta kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi terkadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional maupun internasional) serta adanya istilah-istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran dan lain sebagainya. 3. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, perspesi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang dan lain sebagainya. 12.7 Dimensi Komunikasi Organisasi Terdapat 2 (dua) dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi antara lain: 1. Komunikasi Internal Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukan adanya pembagian tugas antara orangorang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang di pimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, ketua dan pengurus mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh anggota. Anggota membuat kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar kecilnya organisasi. Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan horisontal. ● Komunikasi Vertikal. Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) yang merupakan komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi dan penjelasan kepada bawahannya. Dalam komunikasi dari bawahan ke pimpinan, bawahan mem- berikan laporan, saran serta pengaduan kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran anggota sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di ambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. ● Komunikasi Horisontal. Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horisontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat waktu-waktu luang. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang menjadi pokok pembicaraan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. Menjalarnya desas-desus di kalangan anggota mengenai suatu hal sering kali di sebabkan oleh interpretasi yang salah. Antara komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal tersebut kadang-kadang terjadi apa yang disebut dengan komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi pimpinan divisi dengan anggota lain. 2. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi. • Komunikasi dari Organisasi Kepada Khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga. • Komunikasi dari Khalayak Kepada Organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khalayak), maka itu disebut opini publik. Opini publik ini seringkali merugikan organisasi. Karenanya harus di usahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan 12.8 Strategi Komunikasi Organisasi Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komuniksai merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai satu tujuan (Effendi: 2003). Menyusun sebuah strategi komunikasi adalah suatu seni, bukan suatu yang ilmiah dan ada banyak cara pendekatan yang berbeda untuk melakukan tugas ini. Seperti halnya strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Agar suatu strategi dapat efektif dilaksanakan dalam sebuah program, maka ia harus mencakup beberapa hal: 1. Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara tertulis namun yang penting bisa dipahami dan menentukan. 2. Memelihara inisiatif, perlu diketahui bahwa Strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya komitmen. Strategi harus menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap peristiwa. 3. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang menentukan. 4. Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan dimensi untuk fleksibilitas dan manuver. 5. Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok. 6. Strategi hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak terduga. 7. Strategi itu mengamankan seluruh organisasi dan semua operasi penting organisasi. 12.9 Pengaruh Teknologi terhadap Komunikasi Tidak dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana cara kita berkomunikasi dan bagaimana perpindahan informasi menjadi begitu cepat. Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2005) teknologi yang dapat mempengaruhi komunikasi antara lain adalah internet, intranet, ekstranet, konferensi video, email, dan pesan instan. Berikut adalah uraian singkat mengenai ke enam teknologi tersebut: 1. Internet Merupakan jaringan kerja global yang beroperasi secara independen namun tetap saling berhubungan dengan komputer lain. Internet mampu menghubungkan semua yang ada dari superkomputer pada kerangka yang lebih luas dalam dunia bisnis, pemerintah dan perguruan tinggi serta pada komputer-komputer personal yang ada di rumah dan kantor. Internet adalah babak baru dalam era komunikasi yang me- mungkinkan setiap individu untuk berkomunikasi ke berbagai belahan dunia dalam waktu yang singkat. Berikut fasilitas yang tersedia di dalam internet: electronic mail, mailing list, newsgroup, world wide web, telecommunications networking, file transfer protocol, dan internet relay chat yang lebih kita kenal dengan chatting. 2. Intranet Merupakan sistem komunikasi provat yang terproteksi dalam suatu organisasi secara internal, intranet memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi internal tentang organisasi. Untuk melindungi dokumen-dokumen organisasi, intranet memiliki penghalang/firewall yang dapat mencegah internet dari luar mengakses informasi internal. Intranet secara umum digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang bersifat penting dan mungkin juga rahasia dalam organisasi, contohnya adalah catatan medis, rencana perusahaan, berbagai program pelatihan, data gaji dan upah, dan data lainnya yang coba dilindungi perusahaan dari eksternal. 3. Ekstranet Merupakan bentuk intranet yang diperluas sehingga dapat menghubungkan karyawan internal dengan individu di luar perusahaan. Ekstranet memungkinkan setiap individu dalam perusahaan untuk dapat berhubungan langsung dengan pelanggan, supplier, mitra kerjasama dan lain sebagainya. 4. Konferensi Video Konferensi video adalah kelanjutan dari intranet dan ekstranet. Konferensi video memungkinkan setiap karyawan dalam organisasi yang berbeda untuk mengadakan pertemuan pada lokasi yang berbeda. Citra audio dan video memungkinkan para karyawan untuk saling bertatap muka, mendengar dan berkomunikasi lisan satu sama lain. Teknologi ini memungkinkan para karyawan untuk mengadakan pertemuan interaktif tanpa secara fisik harus berada di lokasi yang sama. 5. Email Merupakan salah satu bentuk pengiriman surat, informasi atau pesan yang dilakukan secara elektronik. Untuk dapat memanfaatkan email, seseorang harus mendaftar terlebih dahulu pada suatu layanan jasa penyedia internet (internet service provider) atau mendaftarkan diri dengan membuat akun pada jasa penyedia layanan email. Email saat ini dapat dikatakan merupakan alat komunikasi utama pada organisasi modern, karena email memiliki 4 (empat) manfaat, yaitu: mengurangi biaya pengiriman pesan ke beberapa tujuan, dapat meningkatkan kinerja tim, dapat mengurangi biaya dan waktu jika berkaitan dengan duplikasi cetakan dan distribusi kertas, dan mampu mendorong fleksibilitas, khususnya bagi individu yang telah memiliki perangkat laptop atau notebook dan juga memiliki mobilitas yang tinggi. 6. Pesan Instan Pesan instan atau instant messaging merupakan email yang bersifat real time. Karyawan dapat membuat daftar yang berisi nama-nama rekan kerja, kemudian karyawan dapat memilih satu atau lebih nama pada layar yang ditampilkan pesan instan dan mulai dapat mengirimkan pesan, secara real time pesan tersebut akan muncul pada layar penerima. Pesan instan adalah cara tercepat dan paling murah untuk berkomunikasi karena tidak harus diakukan di laptop atau notebook, namun perangkat mobile phone juga dapat mengakomodir teknologi ini. JUDUL : Manajemen Sumber Daya Manusia PENULIS : Handy Tannady PENERBIT : Expert TAHUN TERBIT : 2017 ISBN : 978-602-50667-7-1