TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN

advertisement
TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN
MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
Sriyati
NIM : 20109028
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN
MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan guna memenuhi
Syarat memperoleh gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Perbankan Syariah
Disusun oleh :
Sriyati
NIM : 20109028
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
MOTTO
Ø Tidak ada suatu masalah yang tidak ada jalan penyelesaiannya
Ø Kerja keras pantang menyerah mewujudkan impian
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada :
Ø Kedua orang tuaku yang paling aku sayangi, yang telah
mendidik dan mengasuh aku selama ini
Ø Kakak-kakak aku
Ø Mas Widhi Eko Prasetyo yang selalu memberi dukungan dan
do’a kepada penulis
Ø Teman-teman sekelas aku
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan atas kehadirat Allat SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, serta dengan ridhoNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ TEKNIK
PEMASARAN
:
MARKETING
MIX
PRODUK
TABUNGAN
MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI” Sholawat
serta salam semoga tercurah kepada Rasul Allah SAW beserta orang-orang yang
senantiasa istiqomah mengikuti risalah beliau. Amin.
Adapun maksud dan tujuan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah
untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Keuangan
dan Perbankan Islam.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih tulus
dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada semua pihak yang telah mebantu
baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya penyusunan
tugas akhir ini, serta dukungan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang gterhormat :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM selaku Ketua Program Studi DIII
Keuangan Perbankan Islam STAIN Salatiga.
3. Bapak Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini.
4. Semua pihak yang ada di BMT TUMANG yang telah membantu dalam
memberikan data serta pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan
laporan ini.
5. Bapak Ibu tersayang yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, baik
materiil maupun spiritual serta kakak-kakak aku.
6. Teman-teman ku DIII, khususnya kelas B, senang bisa sekelas dan mengenal
kalian selama ini, aku tidak akan melupakan canda tawa kita selama (3) tahun
ini
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, sehingga dapat
memberikan pembelajaran bagi penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat serta
dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya, amin.
Salatiga, 1 September 2012
Penulis
Sriyati
ABSTRAK
SRIYATI : Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk Tabungan Mudharabah
Sikala BMT Tumang Cabang Boyolali, Tugas Akhir, Salatiga : Jurusan Syariah,
STAIN Salatiga, 2012.
Pembimbing : Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag
Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana teknik
pemasaran marketing mix pada BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan
produk tabungan Mudharabah Sikala dan faktor-faktor kendala yang dihadapi BMT
Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix. Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana teknik pemasaran
marketing mix yang ditempuh oleh BMT Tumang Cabang Boyolali untuk
memasarkan Sikala. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang
Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix produk Sikala. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali meliputi : elemenelemen marketing mix yaitu Strategi Produk (Product), Strategi Harga (Price),
Strategi Promosi (Promotion) dan Strategi Tempat (Place). Demikian juga dalam
teknik pemasaran produk tabungan mudharabah Sikala tidak menggunakan teknik
khusus. Meskipun dengan demikian produk tabungan Sikala lebih diminati oleh
masyarakat dari pada produk-produk lain. Karena produk tabungan Sikala dapat
memberikan manfaat pada anggota penyimpan yang berupa bagi hasil simpanan
sesuai dengan kesepakatan. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut
keuntungan BMT Tumang Cabang Boyolali dengan nisbah antara BMT : anggota
adalah 70 : 30. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan
akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap awal bulan.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali
dalam memasarkan produk terletak pada lingkungan manajemen BMT sendiri dan
pesaing yang ada di wilayah Boyolali. Kompetitor lainya juga otomatis menjadi
pesaing bagi BMT Tumang dalam melakukan kegiatan usahanya.
Kata kunci : marketing mix, teknik pemasaran
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................
i
Halaman Judul .................................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................
iii
Pengesahan ......................................................................................................
iv
Lembar Keaslian .............................................................................................
v
Motto ...............................................................................................................
vi
Persembahan ................................................................................................... vii
Abstark ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................
ix
Daftar Isi .........................................................................................................
xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Gambar.................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................
5
D. Peneliti Terdahulu .........................................................................
6
E. Metode Penelitian ..........................................................................
8
F. Penegasan Istilah ...........................................................................
9
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka .............................................................................. 13
B. Kajian Teori .................................................................................. 13
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum BMT Tumang Cabang Boyolali ........................ 30
B. Data Deskriptif ............................................................................... 44
BAB IV ANALISIS
A. Analisa Data ................................................................................. 47
B. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala ............................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 57
B. Saran ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Daftar Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ...............................................
23
Tabel 2
Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan Sikala ................................
55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Boyolali ......................
35
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Salah satu cirinya
adalah munculnya dinamika pembangunan di segala bidang. Pembangunan pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Untuk
melaksanakan pembangunan tentu saja membutuhkan modal yang besar. Beberapa
sektor yang mendukung terlaksananya proses pembangunan adalah pajak, peran
lembaga keuangan dan partisipasi langsung dari masyarakat. Sejauh ini pemerintah
memandang bahwa lembaga keuangan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembangunan karena lembaga ini mempunyai fungsi utama sebagai mediator, atau
suatu wadah yang dapat menghimpun dana sekaligus menyalurkannya secara efektif
dan efisien. (Husnur Rofiq: 2007) http://jhttp://mitrariset.blogspot.com/2009.
Lembaga keuangan yang dimaksud tidak hanya berbentuk bank tetapi juga
non-bank. Lembaga keuangan non-bank yang melayani masyarakat di kalangan
umum dan bersifat merakyat adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang
mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para
anggotanya atas dasar prinsip-prinsip dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan
taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.
Dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan guru
perekonomian nasional.
Sejak diberlakukannya sistem keuangan dan perbankan syari’ah, banyak
lembaga keuangan yang kemudian beralih dari sistem konvensional ke sistem
syari’ah karena ada fatwa yang mengharamkan bunga bank karena dianggap sebagai
riba. Selain itu masyarakat pada umumnya kurang puas dengan layanan yang
disediakan oleh lembaga keuangan konvensional. Sebagian besar lembaga keuangan
konvensional justru menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi
rakyat. Berbeda dengan lembaga keuangan syari’ah yang berusaha menciptakan
suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui
kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan sosial.
Dengan alasan ini, maka kalangan pemerhati ekonomi Islam berupaya
memberdayakan ekonomi umat dengan mendirikan Baitul Maal Wattamwil. Pada
awalnya
BMT
adalah
suatu
Lembaga
Swadaya
Masyarakat,
dan
pada
perkembangannya sebagian besar memilih untuk Berbadan Hukum Koperasi.
Diharapkan setelah Berbadan Hukum Koperasi, BMT dapat menjawab keinginan
para anggotanya selama ini.
Fungsi utama dari BMT yaitu sebagai penghimpun dana (funding), dan
pembiayaan (financing). Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdapat dua istilah, yaitu
“Baitul Maal” dan “Baitul Tamwil”. “Baitul Maal” adalah lembaga yang kegiatannya
menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqah, sedangkan “Baitul
Tamwil” adalah lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha-usaha produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil dan
mikro dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan usaha
ekonomi (Muhammad, 1998: 161-162).
Terdapat tiga kelompok jasa bank yang perlu dikelola secara profesional
masing-masing adalah kegiatan penghimpun dana (funding), menyalurkan dana
(lending), dan jasa-jasa bank lainnya (service). Ketiga kelompok tersebut harus
dikelola secara bersamaan karena masing-masing kelompok satu sama lainnya saling
berkaitan sehingga apabila salah satu kelompok tidak dikelola secara professional
maka mengakibatkan kerugian bagi bank itu sendiri, terutama kelompok funding dan
lending (Kasmir, 2003: 4).
Dalam dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit,
kegiatan pemasaran merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu
keharusan. Hal itu dimaksudkan untuk menghadapi pesaing yang dari waktu ke
waktu semakin meningkat serta terpenuhinya kebutuhan dan keinginan mitra akan
suatu produk atau jasa dari lembaga keuangan tersebut. Dalam rangka
mengembangkan usahanya, BMT Tumang Cabang Boyolali membutuhkan teknik
untuk memasarkan produk-produknya. Untuk itu sebelum memperkenalkan produk,
pihak BMT harus mengenal atau mengerti kebutuhan kondisi nyata dari para calon
nasabah (masyarakat). Setelah itu, baru memperkenalkan produk sesuai dengan
kebutuhan nasabah.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah terdapat beberapa cara yaitu :
menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabahnya,
memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan
produk pesaing, menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan
terhadap produknya, memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah
dalam hal keuangannya pada saat dibutuhkan, memberikan pelayanan yang
maksimal mulai calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan, berusaha
menarik minat
konsumen untuk menjadi nasabah bank,
berusaha untuk
mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari nasabah baru baik segi
jumlah maupun kualitas nasabah (Kasmir, 2000: 165-266).
Agar suatu lembaga keuangan dapat menguasai pasar dibanding dengan
lembaga keuangan lain, maka lembaga keuangan di sini harus mempunyai teknik
pemasaran yang baik sehingga bisa mencapai tujuan dari lembaga keuangan tersebut.
Karena jangkauan atau pembahasan suatu pemasaran yang sangat luas dan setiap
usaha yang dijalankan membutuhkan pemasaran maka istilah teknik pemasaran akan
selalu menarik untuk dibicarakan. Oleh karena itu, penulis ingin mendasarkan
pembahan Tugas Akhir ini pada teknik stategi pengembangan produk atau bauran
pemasaran (marketing mix). Marketing mix mempunyai 4 elemen yang saling
berkaitan dan tidak boleh dipisahkan. 4 elemen tersebut dikenal dengan istilah 4P,
yaitu Product, Price, Promotion dan Place. Untuk mengetahui teknik pemasaran
marketing
mix
yang
digunakan
mengembangkan
usahanya.
PEMASARAN
:
BMT
Maka
MARKETING
Tumang
penulis
MIX
Cabang
mengambil
Boyolali
judul
PRODUK
dalam
”TEKNIK
TABUNGAN
MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1.
Bagaimana teknik pemasaran marketing mix yang ditempuh oleh BMT
Tumang Cabang Boyolali untuk memasarkan Sikala?
2.
Faktor-faktor apa yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali
dalam memasarkan produk marketing mix produk Sikala?
C.
Tujuan dan Kegunaan
1.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
a.
Untuk mengetahui bagaimana teknik pemasaran marketing mix pada
BMT Tumang Cabang Boyolali.
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor kendala yang dihadapi BMT Tumang
Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix.
2.
Adapun kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah :
a.
Bagi Penulis
Menambah
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
aplikasi
pembiayaan mudharabah pada lembaga keuangan baik bank ataupun non
bank.
b.
Bagi BMT
Dengan mengetahui benar atau tidaknya sistem aplikasi pembiayaan
mudharabah, maka pihak manajemen dapat mereview kinerja lembaga
keuangan kedepannya.
c.
Bagi STAIN Salatiga
Sebagai tambahan reverensi dan informasi bagi akademi ka STAIN
Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir.
d.
Bagi Pembaca
Diharapkan hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai
bahan informasi dan bacaan mengenai aplikasi pembiayaan mudharabah
dalam lembaga keuangan baik bank ataupun non bank.
D.
Penelitian Terdahulu
Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa telaah
pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.
Ana Muntadhirotul, (2004) dalam Tugas akhir yang berjudul “Strategi
Pemasaran Produk Simpanan Pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Muhajirin
Salatiga”, Strategi pemasaran merupakan proses penyusunan rencana kegiatan
sekarang untuk dapat mempengaruhi keadaan masa mendatang. Sasaran dari
diterapkannya strategi pemasaran adalah membuat agar kegiatan perusahaan
dapat berjalan lancar dengan menggunakan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam menetapkan strategi pemasaran perlu melibatkan beberapa pihak yang
berhubungan langsung dengan bagian pemasaran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran adalah segmentasi pasar pemilihan pasar
sasaran dan marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari barang atau
jasa (product), harga produk (price), distribusi (place), dan promosi
(promotion).
Ami Sari Rahmah, (2009) dalam Tugas akhir yang berjudul “Tingkat
Perkembangan Produk Tabungan Shar-e Periode Januari-Desember 2008 Di
BMI Cabang Solo”, sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat secara luas
maka BMI cabang Solo juga memiliki suatu produk yaitu tabungan Shar-e.
Perkembangan ini dipengaruhi beberapa faktor. Dari analisis diketahui bahwa
tabungan terbesar pada tahun 2008 terjadi pada bulan November yaitu
sebanyak 3.935 nasabah, kenaikan terjadi karena masyarakat
mempercayai dan mengetahui keberadaan BMI.
mulai
Taukhidah, (2007) menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh
BMT Rukyat (Rumah Rakyat) Salatiga dalam mengembangkan usahanya
adalah dengan cara : 1). Strategi Pemasaran, 2). Daur Hidup Produk, 3). Proses
Pemasaran, 4). Sistem Penghimpunan Dana.
Ika Fitri Widiyastuti, (2009) dalam Tugas Akhir yang berjudul “Teknik
Pemasaran : Marketing Mix produk BMT Tumang Cabang Ampel”
mengatakan bahwa tujuan penelitian pemasaran marketing mix adalah untuk
mengetahui teknik pemasaran yang dilakukan BMT Tumang Cabang Ampel
dalam memasarkan produknya kepada masyarakat dan untuk mengetahui
faktor-faktor kendala yang dihadapai BMT Tumang Cabang Ampel dalam
menjalankan kegiatan pemasarannya. Teknik yang dilakukan BMT Tumang
Cabang Ampel meliputi : elemen-elemen marketing mix yaitu strategi produk,
strategi harga, strategi lokasi dan lay out, serta strategi promosi. Sedangkan
faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Ampel dalam
memasarkan produk yaitu terletak pada lingkungan mikro antara lain,
manajemen BMT sendiri dan pesaing yang ada diwilayah Ampel.
E.
Metode Penelitian
1.
Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan di BMT Tumang Cabang Boyolali yang
beralamat di Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034.
2.
Metode penelitian kualitatif
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini peneliti
mendeskripsikan tentang marketing mix produk Sikala, di BMT Tumang
Cabang Boyolali.
3.
Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu :
a.
Data Primer
Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara
langsung dari sumber dimana penelitian berlangsung.
b.
Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dengan cara mempelajari halhal yang berasal dari buku-buku dan dokumen tertentu.
4.
Metode Pengumpulan Data
a.
Metode Wawancara
Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau
informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lesan dan dijawab
secara lesan pula.
b.
Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku
referensi serta mencari bahan melalui internet tentang BMT dan yang
masih berhubungan dengan penelitian.
F.
Penegasan Istilah
Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini,
yaitu :
1. Teknik pemasaran adalah suatu upaya strategis dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide-ide,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan
tujuan organisasi (Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing
Association-AMA, 1989)
2. Marketing (Pemasaran) adalah suatu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian dari kegiatan penghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasajasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
kepuasan nasabah (Kamsir, 2003:169).
3. Marketing mix adalah pemasaran yang dilakukan secara terpadu artinya
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada
dalam marketing mix itu sendiri, yang terdiri dari Product, Price, Place dan
Promotion (Kasmir, 2000 : 192).
4. Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan (Kasmir, 2003:186).
5. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal)
dengan pengelola dana (mudharib) untuk memperoleh keuntungan dengan
sistem bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati di awal akad (Antonio, 2001:
95).
Sedangkan Sikala sendiri adalah akronim dari simpanan sukarela.
G.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian
D. Penelitian Terdahulu
E. Metode Penelitian
F. Penegasan Istilah
G. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menyajikan satu pokok pembahasan yaitu : Kerangka
Pemikiran Teoritik.
Kerangka
Pemikiran Teoritik
berisi pengertian
pemasaran, tujuan pemasaran, konsep-konsep pemasaran, produk Perbankan
Syariah, hambatan dalam pemasaran dan faktor-faktor dalam sistem
pemasaran.
BAB III Laporan obyek
A.
Gambaran umum
Pada bab ini menyajikan gambaran umum dan data-data deskriptif. Gambaran
umum disajikan informasi umum mengenai obyek umum penulisan Tugas
Akhir diantaranya sejarah perkembangan BMT Tumang Cabang Boyolali,
Struktur organisasi dan pembagian tugas, Lokasi BMT Tumang dan Wilayah
kerja BMT Tumang Cabang Boyolali, Produk-produk BMT Tumang, Visi
dan Misi dan Keunggulan BMT Tumang. Data-data deskriprif berisi tehnik
pemasaran yang telah dilakukan pada BMT Tumang Cabang Boyolali,
Perkembangan organisasi BMT Tumang Cabang Boyolali.
B.
Data deskriftif
Data deskriftif adalah kumpulan data dan informasi yang lebih khusus untuk
menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
BAB IV. ANALISIS
Pada bab ini, berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yang di
kemukakan dan menguji hipotesis yang telah di buat.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bagian ini berisi tentang simpulan-simpulan yang langsung diturunkan
dari seksi diskusi dan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya.
Simpulan ini juga harus telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
rumusan masalah.
B. Saran
Bagian implikasi ini muncul sebagai hasil dari simpulan sebagai jawaban
atas rumusan masalah, sehingga dari sini dapat ditarik benang merah apa
implikasi teoritis penelitian ini. Jika penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian terapan, maka implikasi praktis apa yang dimunculkan sebagai
masukan bagi pihak terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pandangan Umum Tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
1.
Pengertian Pemasaran
Arti pemasaran menurut (Kotler, 2000: 7) adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan arti pemasaran menurut (Mursid, 1997: 26) yaitu sebagai suatu
proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang
bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke
konsumen.
2.
Tujuan Pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan suatu lembaga keuangan memiliki
beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk merebut konsumen
terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka
panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar
tetap eksis. Begitu pula dengan pemasaran suatu lembaga merupakan usaha
untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan dan dikonsumsi
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dalam bentuk
produk simpanan (giro, tabungan dan diposito), pinjaman (kredit), dan jasa-jasa
lainnya.
Secara umum tujuan pemasaran sebuah lembaga keuangan adalah untuk:
a.
Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
b.
Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah.
c.
Memaksimumkan pilihan dalam arti lembaga menyediakan berbagai
jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
d.
Memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
(Kasmir, 2003: 170-171).
3.
Konsep-Konsep Pemasaran
Dalam pemasaran, terdapat beberapa konsep dasar yang melandasi
kegiatan-kegiatan pemasaran suatu lembaga keuangan
pada umumnya.
Menurut Kotler konsep terdiri dari :
a.
Konsep Produksi
Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan
selaras dengan kemampuan mereka. Konsep ini merupakan konsep yang
paling tua.
b.
Konsep Produk
Konsep produk ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk
yang akan menawarkan mutu dan kinerja terbaik. Konsep produk ini
menimbulkan “Miopia Pemasaran” dimana pemasaran hanya menfokuskan
perhatiannya pada produk tidak pada kebutuhan dan keinginan pasar.
c.
Konsep Penjualan
Menurut konsep ini jika konsumen dibiarkan saja, maka konsumen tidak
akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup. Perusahaan
akan melakukan kegiatan penjualan dan promosi yang agresif.
d.
Konsep Pemasaran
Konsep
in
merupakan
konsep
yang
menentang
konsep-konsep
sebelumnya. Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai tujuan pasar
adalah dengan menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta
memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dari pada
perusahaan lain (Kotler, 1997: 9).
Menurut Kotler konsep ini menekankan ke dalam beberapa pengertian
dibawah ini:
1) Menentukan keinginan pelanggan dan penuhi keinginan tersebut.
2) Membuat apa yang anda dapat jual dari pada menjual apa yang
anda buat.
3) Mencintai pelanggan.
4) Berhenti memasarkan produk yang dapat anda buat dan mencoba
membuat produk yang dapat anda jual (Kotler, 1997: 7).
4.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kegiatan pemasaran yang
dilakukan secara terpadu artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan
diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri (Kasmir,
2000 : 192).
Konsep bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu :
a.
Product (produk)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
b.
Price (harga)
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang ditukar dengan
sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada
pihak
lain
(http://moryaritonang.wordprees.com/2011/01/16/defenisi-
pemasaran-jasa-bauran-pemasaran-jasa/).
c.
Place (tempat)
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan
bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun
sekaligus juga menjadikan biaya retal atau investasi tempat menjadi
semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompetensasi
dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis
akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen
agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri
bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan
yang
memberikan
kenyamanan
(http://danisetiawaku.blogspot.com/2011/01/7-p-dalam-bauranpemasaran.html).
d.
Promotion (promosi)
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya
menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat
mengkomunikasikan informasi persuasive yang menarik tentang produk
yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun
melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.
Dimana 4P diatas adalah merupakan marketing mix. Marketing mix
adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh seorang marketing manajer untuk
mempengaruhi jumlah permintaan dan menigkatkan omset penjualan agar
usahanya bisa sukses (Mursid, 1997: 31).
Marketing mix adalah (bauran pemasaran) merupakan kegiatan
pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan
secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix
itu sendiri (Kasmir, 2003: 186).
B.
Pandangan Marketing Dalam Islam
Banyak yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional
(emotional market) sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional
(rational market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada pasar syariah
karena alasan-alasan keagamaan (dalam hal ini agama Islam) yang lebih bersifat
emosional, bukan karena ingin mendapatkan keuntungan financial yang bersifat
rasional. Sebaliknya, pada pasar konvensional atau non-syariah, orang ingin
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis
yang digelutinya tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan
ajaran agama (Islam).
Praktisi bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami
transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke pasar
spiritual. Pada akhirnya konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan
jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang diyakininya. Dilevel Intelektual (rasional),
pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan
sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix,
branding dan sebagainya. Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar dalam
memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Disini pelanggan dilihat
sebagia manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya.
Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak semata-mata
menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang bersifat
duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya terkandung
nilai-nilai spiritual.
Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti ‘menerangkan’
atau ‘menjelaskan sesuatu’. Atau berasal dari kata syir’ah dan syari’ah yang berarti
‘suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga
orang yang mengambilnya tidal memerlukan bantuan alat lain’. Syaikh Al-Qardhawi
mengatakan, cakupan dari pengertian syariah menurut pandangan Islam sangatlah
luas dan komprehensif (al-syumul). Didalamnya mengandung makna mengatur
seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan
Tuhannya), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek
bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah),
aspek ekonomi (permodalan, zakat, bait, al-maf, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan
peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar Negara.
Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam,
sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh
ketentuan syariah. Maka, syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu
inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan
akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Ini artinya bahwa dalam
syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran,
maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan
dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat
dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam
suatu
transaksi
apapun
dalam
pemasaran
dapat
dibolehkan
(Elqorni,
http://elqorni.wordpress.com/2008/08/06/dasar-marketing-syariah/. Di akses pada 99-2012).
Dalam strategi pemasaran modern, bauran harga (pricing mix) merupakan salah
satu instrumen terpenting, karena bauran ini yang langsung berpengaruh terhadap
penerimaan produsen. Sehingga, untuk menjaga agar bisnis tetap bertahan dalam
jangka panjang, penetapan harga harus dirancang sebaik-baiknya. Selain itu, hanya
bauran harga yang menyebabkan arus kas masuk bagi perusahaan. Tiga bauran
pemasaran yang lain (dari 4P), yaitu strategi produk, promosi dan distribusi,
semuanya menghabiskan biaya, atau menjadi cost centre bagi perusahaan.
Ada dua aturan dasar keputusan penetapan harga dalam strategi pemasaran
modern. Pertama, besaran harga barang atau jasa harus dapat mengkompensasi
harapan konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan perusahaan. Kedua,
harga yang terlalu tinggi di mata konsumen akan mengandung konsekuensi tingkat
penjualan yang rendah, sebaliknya harga yang teralu rendah bisa berakibat penjualan
tinggi namun tidak disertai profit atau keuntungan. Akibatnya, memahami nilai yang
diberikan konsumen terhadap harga suatu produk menjadi vital dalam strategi
pemasaran perusahaan.
Bagaimana panduan Islam untuk keputusan penetapan harga suatu produk?
Secara langsung Al-quran sudah menetapkan rambu-rambu dalam berbisnis, yang
harus dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik produsen maupun konsumen.
Allah SWT berfirman “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu” (QS 429). Dalam buku
“Muhammad Seorang Pedagang”, Afzalurrahaman menyebutkan salah satu dari
delapan prinsip perdagangan adalah harus dengan kesepakatanbersama. Rasulullah
SAW bersabda penjual dan pembeli tidak boleh berpisah kecuali dengan kesepakatan
bersama (alhadits).
Dalam prakteknya, untuk di pasar tradisional, tawar-menawar dilakukan oleh
pedagang dan pembeli, sampai diperoleh titik temu harga yang harus menyenangkan
kedua belah pihak. Di ritel-modern, konsumen memiliki kebebasan, apakah mau
membayar atau tidak dari berbagai lini produk yang ditawarkan, tanpa adanya
paksaan dari penjual, untuk sebuah nilai produk yang diharapkan.
C. Pengertian Nisbah Bagi Hasil
Menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit
sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba (Muhammad, 2005: 105).
Secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para
pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian
laba akhir, bonus prestasi, dll. Dengan demikian, bagi hasil merupakan sistem yang
meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana
Disisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, Bank Islam akan bertindak
sebagai
shahibul
maal
(penyandang
dana,
baik
yang
berasal
dari
tabungan/deposito/giro maupun dana Bank sendiri berupa modal pemegang saham).
Sementara itu, pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib (pengelola)
karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana Bank
(Muhammad, 2005: 137).
Nisbah merupakan proporsi pembagian hasil. Nisbah ini akan ditetapkan dalam
akad atau perjanjian. Sebelum akad ditanda tangani, nasabah atau anggota dapat
menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem
bunga, yakni nasabah selalu pada posisi pasif dan dikalahkan, karena pada umumnya
bunga menjadi kewenangan pihak Bank . Disisi lain nisbah bagi hasil merupakan
faktor penting dalam menentukan bagi hasil di Bank syariah. Sebab aspek nisbah
merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan
transaksi (Muhamad, 2005: 119).
Jadi, nisbah adalah sebagai pembagian keuntungan yang terbagi dalam bentuk
prosentase antara pemilik modal dan pengelola modal. Kesepakatan tentang nisbah
ini selanjutnya tertuang dalam akad. Atas dasar laporan dari nasabah atau anggota,
manajemen BMT akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah
tersebut
2. Perbedaan bagi hasil dan bunga
Tabel 1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga
Penentuan
keuntungan
Bagi hasil
Pada waktu perjanjian
dengan asumsi harus selalu
untung
Pada waktu akad dengan
pedoman kemungkinan
untung
Rugi
Besarnya
prosentase
Berdasarkan jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan
Berdasarkan jumlah
keuntungan yang diperoleh
Pembayaran
Seperti yang dijanjikan
tanpa pertimbangan untung
rugi
Bergantung pada
keuntungan proyek bila rugi
ditanggung bersama
Jumlah
pembayaran
Tetap, tidak meningkat
walau keuntungan berlipat
Sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
Eksistensi
Diragukan oleh semua
agama
Tidak ada yang meragukan
Keabsahannya
Sumber: Wirdyaningsih (2005: 49)
a.
Tabungan
1. Pengertian Tabungan
Berdasarkan
UU
PerBankan
No
10
Tahun
1998
yang
merupakan
penyempurnaan dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Definisi tabungan adalah:
a. Tabungan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposit,
sertifikat deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
b. Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dari pengertian di atas, maka definisi tabungan adalah dana yang
dipercayakan kepada Bank, yang penarikannya sesuai dengan perjanjian sebelumnya.
Dalam penabungan, maka dana tersebut akan dikelola secara profesional oleh pihak
Bank sesuai dengan motivasi dari si penabung.
Islam juga menganjurkan untuk hemat dalam setiap pengeluaran. Sehingga
Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan
menabung. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi
b. Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan
c. Hak harta generasi mendatang
d. Tidak menimbun harta
e. Pengembangan harta harus dilakukan dengan baik dan halal
2. Menabung Dalam Perspektif Islam
Dalam Islam menabung adalah tindakan yang dianjurkan, karena dengan
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang
secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan
hari esok lebih baik (Antonio, 2000: 205-206).
Al-Qur’an: dalam Surat An-nisa’ ayat 9
Zw öqs% (#qä9qà)u‹ø9ur ©! $# (#qà)­Gu‹ù=sù öN ÎgøŠn=tæ (#qèù%s{ $ÿ̧»yèÅÊ Zp­ƒÍh‘èŒ óO ÎgÏÿù=yz ồ ÏB (#qä.ts? öqs9 šú
ïÏ%©!$# |· ÷‚ u‹ø9ur
ÇÒÈ #‰́ ƒÏ‰ y™
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(An-nisa’:
9).
3. Jenis-jenis Tabungan
Dalam operasional Bank syari’ah, menerapkan dua aqad dalam tabungan,
yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan wadi’ah, mengikuti
prinsip-prinsip wadi’ah yad dhamanah, dimana tabungan ini tidak mendapatkan
imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan.
Tabungan
yang
menerapkan
aqad
mudharabah
mengikuti
prinsip
mudharabah, yang diantaranya adalah pertama, keuntungan yang diperoleh dari dana
yang dikelola oleh Bank sebagai mudharib harus dibagi dengan nasabah sebagai
shahibul maal. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan
pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana
itu diperlukan waktu yang cukup.
a.
Simpanan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharaba, berarti memukul atau berjalan.
Antonio (2001: 95) memberikan definisi, mudharabah adalah akad kerja
sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Keuntungan
usaha
secara
mudharabah
dibagi
menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
Dari pengertian di atas, maka mudharabah dapat diartikan sebagai akad
kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola dana
(mudharib) untuk memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil (nisbah)
yang telah disepakati di awal akad.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)
Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah Simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib
memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana
yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat
memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional.
Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi
hasil) yang disepakati di awal.
Manfaat:
1. Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah
2. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah
3. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
4. Bebas biaya administrasi
Syarat Pembukaan Rekening:
1. Menjadi anggota BMT TUMANG
2. Simpanan minimal Rp. 1.000.000,3. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
4. Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya.
Bagi Hasil:
1. InsyaAllah halal dan barokah
2. Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan mudharabah biasa
setiap tanggal 1
3. Ketentuan nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah
c.
Simpanan Mudharabah Masa Depan (Si Muda Mapan)
Si Muda MaPan adalah Produk Simpanan di BMT TUMANG dengan
prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang tidak
mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut
direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
Manfaat Si Muda Mapan :
1. Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat memperoleh bagi
hasil dari hasil usaha BMT TUMANG yang insyaAllah halal dan barokah
2. Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke simpanan,
sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang secara otomatis
akan menambah agi hasil secara proporsional
3. Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan manfaat
khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga Peduli Pendidikan,
diantaranya :
a. Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan peralatan sekolah
b. Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan Rp.200.000,c. Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar
Rp.1.000.000,d. Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan bea
siswa dari Divisi Maal BMT TUMANG
Ketentuan:
1. Menjadi anggota BMT TUMANG
2. Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,3. Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan :
a. 1 tahun : 35%
b. 2 tahun : 40%
c. 3 - 5 tahun : 45%
d. 6- 9 tahun : 46%
e. 10-12 tahun 47,5%
f. lebih dari 12 tahun : 48% 4.
BAB III
LAPORAN OBYEK PENELITIAN
A.
Gambaran Umum
1.
Sejarah Perkembangan BMT Tumang
BMT Tumang bediri sebagai wujud kepedulian warga Tumang di
Jakarta yang salah satu tujuannya untuk memajukan perekonomian
masyarakat kampung halamannya. “ Pendirian BMT ini sebagai bentuk
kepedulian terhadap masyarakat karena melihat di kampung banyak
rentenir dan utang mereka sepertinya tidak habis-habis”(Hasil wawancara
Bapak Tri Joko). BMT Tumang itu sendiri diambil dari nama desa tempat
awal berdirinya BMT tersebut, yaitu desa Tumang, kecamatan Cepogo,
Kabupaten Boyolali. BMT Tumaqng secara formal diresmikan pada
tanggal 30 September 1998
oleh Kepala Dinas Koperasi Kabupaten
Boyolali, dan 1 Oktober 1998 BMT TUMANG mulai operasional dengan
menempati kantor di salah satu ruangan Kantor Desa Cepogo di Tumang.
Modal awal yang dimiliki sebesar Rp.7.050.000,- yang bersumber dari
simpanan pokok anggota pendiri. Jumlah anggota pendiri pada tahap awal
operasional sebanyak 20 orang, kemudian menjadi 60 orang dan sampai
akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 125 orang.
2.
Sejarah Berdirinya BMT Tumang Cabang Boyolali
Berdirinya BMT Tumang Cabang Boyolali pada tahun 2003 yang
belokasi di Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034. Saat
itu dipercaya sebagai manajer Cabang Bapak Parnu, marketing funding
Bapak Agus Setyawan dan Bapak Tekad, finance/pembiayaan Bapak Agus
Wiratno dan Ibu Endang, kasir Ibu Lely.
Seiring perjalanan waktu, pada tanggal 25 juni 2005 terjadi
pergantian
pimpinan dari Bapak Parnu diganti Bapak Trijoko, untuk
memimpin kantor Cabang di Boyolali dan pada bulan Agustus 2005
kantor BMT Tumang Cabang Boyolali.
Pada tanggal 1 April 2012 kantor Cabang Boyolali pindah
ketempat yang lebih strategis, karena kantor mengalami kerusakan dan
masa kontrak habis. Pada hari minggu tanggal 30 juni 2012 perpindahan
manajer dari Bapak Trijoko diganti Bapak Parnu.
3.
Visi dan Misi BMT Tumang Cabang Boyolali
Suatu lembaga keuangan pastilah mempunyai visi dan misi yang
diterapkan dalam pelaksanaan operasional sehari-hari untuk mencapai
sasaran, termasuk BMT Tumang Cabang Boyolali.
BMT Tumang Cabang Boyolali mempunyai visi dan misi yang
sama dengan BMT Tumang Pusat, yaitu :
a.
Visi: Menjadi lembaga keuangan syariah yang mandiri untuk
kesejahteraan
Masyarakat
b.
Misi: Mewujudkan lembaga keuangan syariah sebagai media dakwah
dalam penguatan ekonomi masyarkat dengan mengacu Fatwa
Dewan Syariah Nasional, meningkatkan rasio kesehatan,
kualitas asset, kecukupan modal dan efisien, menumbuhkan
budaya kerja dengan prinsip jujur, amanah, adil dan profesiona,
mewujudkan lembaga keuangan syariah yang dapat menjadi
tumpuan masyarakat dalam bidang simpanan dan pembiayaan
dengan mengutamakan aspek manfaat jangka panjang. Berperan
aktif sebagai amil dalam pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan
wakaf (ZISWAH).
4.
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang
Boyolali
a.
Struktur Organisasi
Di BMT Tumang Cabang Boyolali mempunyai struktur organisasi
sebagai berikut:
1) Manajer Cabang Ampel
: Parnu
2) Marketing Lending
: Jumali
: Fauziatul Aliyah
3) Marketing Funding
: Evi Fajar Ikhtiarti
: Wahyuning
: Rifa’i Al Husain
:Bayu Septian
: Fredi Saryono
4) Teller/Kasir
: Wijayanti
5) Costumer Service
: Putut
Gambar 1.
Struktur Organisasi KSU BMT TUMANG Cabang Boyolali
Tahun 2012
Manajer Cabang
Parnu
Marketing Lending
Jumali
Marketing Funding
Evi Fajar Ikhtiarti
Marketing Lending
Fauziatul Aliyah
Marketing Funding
Wahyuning
Marketing Funding
Bayu Septian
Marketing Funding
Fredi saryono
Teller/ kasir
Wijayanti
Costumer Servis
Putut
Sumber: Profil BMT Tumang
Sebuah lembaga membutuhkan adanya struktur organisasi yang
tepat dan jelas sebagai dasar untuk menjelaskan aktifitas sehari-hari.
Adapun struktur organisasi yang digunakan pada BMT Tumang
Cabang Boyolali adalah struktur organisasi garis, yaitu struktur yang
menunjukkan suatu rangkaian dari suatu kekuasaan perintah dari
manajemen ke bawah melalui macam-macam bagian sampai pada
tingkat kekuasaan atau tanggung jawab terendah.
b. Tugas dan Wewenang Dalam Struktur Organisasi
Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masingmasing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai
berikut:
1) Manajer
a) Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat
cabang mendukung kelancaran operasional BMT.
b) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk
guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan
maupun pendanaan.
c) Memastikan
realisasi
target
operasional
cabang
serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian.
d) Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalaman analisis
pembiayaan guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan
pemohon pembiayaan.
e) Memutuskan
pencairan
pembiayaan
sesuai
dengan
wewenangnya.
f) Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.
g) Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban
nasabah.
h) Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan dibidang
pemasaran dan operasi sampai dengan batas wewenangnya.
2) Marketing Lending
a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian.
b) Memastikan semua pembiayaan mendapatkan tandatangan
pejabat yang berwewenang.
c) Melaksanakan stategi pemasaran guna mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
d) Bersama-bersama komite pembiayaan lainnya memutuskan
pembiayaan sesuai dengan batas wewenang.
e) Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan
persyaratan.
f) Memonitoring ketertiban nasabah dalam membayar angsuran.
g) Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban
nasabah yang telah jatuh tempo atau menunggak.
3) Marketing Funding
a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian
b) Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar
angsuran.
c) Melakukan survey ketempat calon nasabah.
d) Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan
mendatang pada akhir pecan berjalan
e) Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui
bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manajemen
dan bimbingan pengelolaan keuangan.
f) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan
kepada manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya.
4) Costumer Servis
a) Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah tentang
produk dan persyaratan maupun tata cara prosedur.
b) Mendata dan mengarsipkan data nasabah pembiayaan.
c) Mendata barang jaminan nasabah pembiayaan.
d) Mencapai target pendanaan pada jangka waktu yang
ditetapkan.
5) Teller
a) Membuka dan menutup brankas.
b) Mengitung seluruh uang yang ada di dalam brankas.
c) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat.
d) Melayani penarikan tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat.
e) Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.
f) Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran nasabah.
3. Lokasi BMT Tumang dan Wilayah Kerja BMT TUMANG Cabang
Boyolali
a.
Lokasi BMT Tumang
KSU BMT Tumang merupakan salah satu lembaga keuangan
yang ada di Boyolali dengan wilayah kerja di Boyolali. KSU BMT
Tumang terletak di Jalan Raya Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo,
Boyolali 57362 Telp. (0276) 323 454- Faks. 323 336, E-mail:
[email protected]. Alasan pemilihan lokasi itu dikarenakan
letaknya yang cukup strategis, sehingga memudahkan nasabah untuk
menabung di BMT. Wilayah kerja KSU BMT Tumang kabupaten
Boyolali saat ini sudah berdiri lima lokasi, satu di kantor pusat dan
empat kantor cabang yaitu:
1.
Kantor Pusat: KSU BMT Tumang Pusat
Jalan Boyolali -Tumang Km.10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp.
(0276) 323 454- Faks. 323 336, E-mail: [email protected]
2.
Kantor Cabang:
a. KSU BMT Tumang Cabang Tumang
Jl. Melati No.12 Tumang, Cepogo, Telp. (0276) 323 335
b. KSU BMT Tumang Cabang Cepogo
Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Telp (0276) 323 454
c.
KSU BMT Tumang Cabang Boyolali
Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034
d.
KSU BMT Tuamng Cabang Ampel
Jl. Raya Ampel No. 8, Depan Pasar Ampel, Telp. (0276) 330
626
e.
KSU BMT Tumang Cabang Andong
Jl. Raya Kacangan (Barat Pasar Kacangan) Andong, Boyolali,
Telp. (0276) 789 3025
f.
KSU BMT Tumang Cabang Kartasura
Jl. Ahmad Yani No. 83 (Depan Pasar Kartasura) Kartasura,
Sukoharjo, Telp. (0271) 784 385
b. Cara Kerja dan Wilayah Kerja BMT Tumang Cabang Boyolali
Cara kerja yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali
disebut dengan istilah Team Work. Team Work adalah diwajibkannya
mengetahui semua jenis pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan dalam
BMT Tumang Cabang Boyolali. Hal itu dikarenakan berhasil atau
tidaknya karyawan dalam pencapaian target tergantung dari kerja Team
Work tadi. Sebagai contoh, seorang teller harus mengetahui cara kerja
custemer service, marketing, dll, karena bagian marketing bisa berhasil
karena teller dan begitu sebaliknya. Seorang manajer cabang pun tidak
hanya berdiam diri dikantor dan tidak hanya memantau, mengkoordinir
dan mengarahkan cara kerja teller dan marketing, tetapi juga ikut terjun
langsung ke lapangan.
Lokasi BMT Tumang Cabang Boyolali yang dekat dengan
pasar tidak menjadikan BMT Tumang Cabang Boyolali memfokuskan
wilayah kerjanya di pasar Boyolali. Tetapi justru memfokuskan wilayah
kerja disekitar di luar pasar atau daerah-daerah sekitar BMT, lembagalembaga pendidikan (Instansi-instansi), kecamatan Boyolali.
4.
Produk-Produk di BMT Tumang Cabang Boyolali
1.
Simpanan Mudharabah
Simpanan
berdasarkan
Mudharabah
kaidah
syari’ah
Al
Mutholaqoh
mudharabah
adalah
Simpanan
al-muthlaqah,
dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan
secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain
secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota
dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.
Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.
a. Manfaat:
1. Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah
2. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah.
3. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda.
4. Bebas biaya administrasi
b. Syarat Pembukaan Rekening
1. Menjadi anggota BMT TUMANG, membayar simpanan pokok
Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,2. Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,3. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
4. Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri
lainnya
5. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan keuntungan KJKS
BMT Tumang dengan nisbah antara BMT: anggota adalah 70:
30.
6. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
2. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)
Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah Simpanan
berdasarkan kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib
memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan
dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif,
dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan
profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT
sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.
3. Simpanan Menikah (SiMenik)
Simpanan yang menggunakan akad mudharabah, dan penggunaan
simpanan digunakan untuk menikah. Pada tabungan ini dapat diambil
jika nasabah akan menikah, biasanya dapat diambil dua bulan sebelum
menikah.
4. Simpanan Idul Adha (SisDol)
Simpanan ini berakad mudharabah, dimana penabuang dapat
menabung sewaktu-waktu selama jam operasional kantor, namun
pengambilan uang ditentukan oleh BMT, biasanaya dapat diambil satu
bulan sebelum puasa.
5.
Simpanan Sadran (SiMandra)
Simpanan berjangka yang menggunakan mudharabah, dimana
penabuang dapat menabung sewaktu-waktu selama jam operasional
kantor, namun pengambilan uang ditentukan oleh BMT, biasanya dapat
diambil satu bulan sebelum waktu nyadran.
6.
SiMudaMaPan
SiMudaMaPan adalah Produk Simpanan berjangka di BMT
TUMANG dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak
terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk kebutuhan
anggota di waktu yang akan datang.
a) Manfaat Si Muda Mapan
1) Dengan
Akad
Mudharabah
Muthlaqah
penyimpan
dapat
memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG yang
insyaAllah halal dan barokah.
2)
Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke
simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan,
yang
secara
otomatis
akan
menambah
lagi
hasil
secara
proporsional.
3) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan
manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga peduli
pendidikan, diantaranya:
a.
Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah
b.
Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan
Rp.200.000,-
c.
Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan
sebesar Rp.1.000.000,-
d.
Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan
bea siswa dari Divisi Maal BMT TUMANG
b) Ketentuan dan persyaratan
1)
Menjadi anggota BMT TUMANG
2) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,3) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan :
a) 1 tahun : 35%
b) 2 tahun : 40%
c)
3 - 5 tahun : 45%
d) 6- 9 tahun : 46%
e) 10-12 tahun: 47,5%
f) lebih dari 12 tahun : 48%
4) Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya disisihkan
untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal BMT
TUMANG
7.
Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak
pemilik dana (sahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal
dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk
diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai
dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian
(jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika diketemukan
adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib),
seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalagunaan dana.Akad
kerjasama mudharabah ini dibedakan dalam dua jenis, yakni :
1) Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian mudharabah yang
tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat),
misalnya dalam ijab si pemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan
usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya,
yang pada intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana
untuk melakukan pengelolaan investasinya.
2) Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratanpersyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si
pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha,
dan obyek investasinya (investasi yang terikat). Sebagai pengelola
dana dipersyaratkan dalam kerjasama untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a)
Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima dengan
dana lainnya.
b)
Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang bersifat
sistem jual beli cicilan, tanpa adanya penjamin dan atau tanpa
jaminan.
c)
Si pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan usahanya
dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.
8. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh
keduabelah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya adalah penjual
harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan
suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat
secara
langsung
ataupun
secara
angsuran.
Murabahah
dengan
pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil
9.
Pembiayaan Salam (Salaf)
Adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan dengan cara,
pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih dahulu atas barang
yang dipesan atau diinginkan dan melakukan pembayaran di muka atas
barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan
cara mengangsur, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya
(dilunasi) sebelum barang yang dipesan dan diterima kemudian.
(Pengantaran barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
10. Pembiayaan Istisna
Adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu pekerjaan
tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu barang yang akan
dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen) yang juga sekaligus
menyediakan kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku
disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad ujrah (Upah)
11. Ijarah
Adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah aset
sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian Sewa (ijarah) adalah sewa
atas manfaat dari sebuah aset, sedangkan sewa-beli (ijarah wa Iqtina)
atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik.
12. Pinjaman Qardh
Yaitu meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan
imbalan. Dalam literatur Fiqh, qard dikatagorikan sebagai aqd tathawwu
yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam
rangka mewujudkan tanggung-jawab sosial, Lembaga Keuangan Syariah
dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hassan, yaitu
penyediaan
pinjaman
mendapatkannya.
dana
kepada
pihak
Secara Syariah peminjam
yang
layak
untuk
hanya
berkewajiban
membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah membolehkan
peminjam untuk memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya,
tetapi Lembaga Keuangan pemberi qard tidak diperkenankan untuk
meminta imbalan apapun.
B.
DATA-DATA DISKRIPTIF
1. Tekhnik Yang Dijalankan Untuk Mensosialisasikan Produk-Produk
Pada Saat Pendirian BMT Tumang Cabang Boyolali Adalah:
a. Menggunakan 2 cara strategi perkenalan yang pertama, “Gebyar” yaitu
semua marketing dari berbagai cabang dikumpulkan menjadi satu di
Boyolali dan dikerahkan kedaerah-daerah sekitar Boyolali, seperti pasar,
instalasi pendidikan, kecamatan dan rumah-rumah warga.
Yang kedua, “Soft Opening” yaitu mengadakan acara perkenalan
atau sosialisasi dengan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat (ketua
RT/RW), para pejabat, dan warga masyarakat yang tergolong ahniah
(orang kaya). Sehingga dengan cara ini diharapkan bisa terjalin kerja
sama yang baik antara masyarakat dengan BMT Tumang Cabang
Boyolali.
b. Selain menggunakan
cara di atas, dalam memperkenalkan pendirian
BMT Tumang Cabang Boyolali juga dengan pembuatan pamflet, liflet
dan juga setangkai bunga mawar dengan tulisan BMT Tumang Cabang
Boyolali, untuk diberikan kepada warga masyarakat sebagai promosi
telah dibukanya BMT Tumang yang bercabang di Boyolali. Serta
disebarkan di tempat-tempat umum seperti pasar agar diketahui oleh
masyarakat luas.
2. Perkembangan Organisasi BMT Tumang Cabang Boyolali
a.
SDM (Sumber Daya Manusia) pada BMT Tumang
Sumber daya yang terpenting dalam suatu organisasi atau
lembaga adalah sumber daya manusia. Dimana keberadaan SDM yang
ada akan berpengaruh terhadap maju atau tidaknya organisasi.
SDM yang ulet, handal dan punya daya juang yang tinggi akan
membawa kemajuan bagi organisasi. Namun sebaliknya SDM yang
mempunyai daya juang rendah akan membawa organisasi kearah
kemunduran.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang ada di KSU BMT Tumang, maka setiap ada kegiatan dan
kesempatan diupayakan keikutsertaan karyawan untuk meningkatkan
kualitas SDM, antara lain:
1.
Adanya tunjangan pendidikan yang diberikan kepada karyawan
yang melanjutkan sekolah lagi. Besaranya tunjangan adalah 50%
dari total biaya pendidikan per semester.
2.
Adanya seminar, setiap ada seminar tentang ke-BMT-an KSU
BMT Tumang mengirimkan karyawannya untuk mengikuti seminar
tersebut.
3.
Diadakan kajian-kajian untuk meningkatkan kualitas karyawan.
Kajian tersebut diadakan setiap bulan minggu pertama.
4.
Adanya rapat kerja tiap tahun untuk membahas perkembangan
KSU BMT Tumang.
b. Perkembangan SDM pada BMT Tumang Cabang Boyolali
Pada awal berdirinya BMT Tumang Cabang Boyolali pada tahun
2003, terdapat 4 orang pengelola, yaitu 1 orang manajer cabang
Boyolali, 1 orang teller dan 2 orang marketing
Dan pada tahun 2012, susunan pengelola pun mengalami
perputaran kembali. Perputaran itu dilakukan untuk mengetahui
karakter tiap-tiap manajer yang sebenarnya dan untuk menyehatkan
manajemen dan kesehatan keuangan pada BMT Tumang tiap-tiap
cabang. Sedangkan yang berwewenang menentukan perputaran itu
adalah manajer kantor pusat BMT Tumang yaitu Bapak Zuhairi, S.Sos.
BAB IV
ANALISIS
A.
Teknik Pemasaran (Marketing Mix) Produk Tabungan Sikala
1.
Strategi produk (Product)
Dalam merencanakan produk BMT Tumang Cabang Boyolali harus
memperhatikan kepuasan nasabah yang dijabarkan melalui hasil produk.
Hal yang perlu diperhatikan menyangkut konsep produk yaitu label, merk,
pelayanan dan jaminan produk. Dalam hal ini produk yang telah dihasilkan
oleh BMT Tumang Cabang Boyolali adalah jenis simpanan, pembiayaan
dan devisi maal yang diperlukan oleh masyarakat. Adapun produk yang
telah dihasilkan antara lain : Simpanan mudharabah biasa (SIMUDAH),
Simpanan idul fitri (SIFITRI), Simpanan idul adha/qurban (SIDUL),
Simpanan pendidikan (SIDIDIK), Simpanan Haji (SIAJI), Simpanan
menikah
(SIMENIK),
simpanan
berjangka/deposito
(SIJANGKA),
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan jual/beli.
Pembiayaan
salam,
pembiayaan
istisna,
pembiayaan
ijarih
muntahiyah bittamlik, pembiayaan qord, dan pembiayaan qordhul hasan.
Untuk produk simpanan yang paling diminati nasabah adalah produk
simpanan mudharabah biasa (SIMUDAH) karena dengan memakai produk
ini nasabah mendapat fasilitas menggunakan berbagai jenis produk yang
ada dalam BMT, sedangkan untuk produk pembiayaannya nasabah paling
suka produk pembiayaan mudharabah karena di lingkungan sekitar BMT
Tumang Cabang Boyolali masyarakat banyak yang berwiraswasta dan
pedagang, sehingga pembiayaan mudharabah sangat diminati.
Dalam pembahasan bab ini penulis hanya akan berfokus pada produk
tabungan SIKALA dan membahasnya lebih dalam. Tabungan SIKALA
adalah produk tabungan akronim dari simpanan sukarela. Produk
simpanan ini menggunakan akad Mudharabah Al Mutholaqoh, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang Cabang
Boyolali untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota
yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara
anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.
Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.
a. Bagi Hasil Sikala
1) InsyaAllah halal dan barokah.
2) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai
dengan kesepakatan.
3) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan
KJKS BMT TUMANG dengan nisbah antara BMT : anggota
adalah 70 : 30.
4) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan
dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan
anggota setiap awal bulan.
Tabungan tipe ini di buat untuk memenuhi pangsa pasar di sekitaran bmt
tumang yang ke banyakan adalah pedagang. Produk ini juga memiliki
beberapa keuntungan diantaranya:
1) Aman, Manfaat dan Menguntungkan.
2) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah.
3) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
4) Bebas biaya administrasi
2.
Strategi Harga (price)
Dalam penetapan harga suatu produk yang akan dipasarkan, BMT
Tumang Cabang Boyolali tetap memperhatikan keadaan pasar yang dituju.
Maka dalam menetapkan harga bagi hasil maupun nisbah pembiayaan
didasarkan pada kemampuan dari para nasabah. Untuk nisbah bagi hasil
pada produk SIKALA yaitu sebesar 70 : 30 dimana 70% untuk BMT dan
30% untuk nasabah.
Produk ini dirancang dengan harga jual yang cukup murah yakni
hanya membayar simpanan pokok sebesar Rp. 10.000,- , simpanan wajib
Rp. 5.000,- dan Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-. Dalam produk
ini juga tidak dikenakan biaya administrasi sehingga memberikan
keuntungan bagi pihak nasabah.
Dalam perhitungan bagi hasil tabungan Sikala di BMT Tumang
Cabang Boyolali adalah:
Nisbah yang ditentukan x saldo akhir nasabah
Bagi hasil =
100%
Sumber : Sumber SOP BMT Tumang
Ilustrasi I, perhitungan bagi hasil tabungan Sikala:
Cetak buku tabungan Ibu Rohimah
Tanggal
Sandi
Kredit
Saldo
12/03/2012 001
Rp.100.000;-
Rp.100.000;-
18/03/2012 001
Rp.250.000;-
Rp.350.000;-
21/03/2012 001
Debet
Rp.50.000;-
26/03/2012 001
Rp.300.000;Rp.300.000;-
Rp.600.000;-
Proses perhitungan tabungan Ibu Rohimah sebagai berikut:
Nisbah basil x jumlah saldo nasabah
Bagi hasil =
=
100%
0,3 % x 600.000
Bagi hasil =
= 1800;100 %
Jadi bagi hasil yang diperoleh Ibu Rohimah adalah Rp.1800;- perbulan.
3.
Strategi promosi (Promotion)
Kegiatan promosi yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali
Dalam Memasarkan Produk Tabungan Sikala Antara Lain :
a.
Membuat brosur-brosur atau pamflet dan setangkai bunga yang diberi
nama, alamat, produk-produk yang dihasilkan dan syarat-syarat
menjadi anggota.
b.
Melakukan silaturrahmi ke rumah-rumah nasabah atau door to door.
c.
Memberikan fasilitas kepada nasabah sebuah celengan berupa
bumbung dari bambu atau sebuah tempat uang.
d.
Melakukan random atau datang kerumah-rumah tanpa mengetahui
siapa itu.\
e.
Melakukan sistem jemput bola, yang dimana saat nasabah ingin
menyetor atau menarik tabungan, mereka tidak perlu datang ke BMT,
melainkan pihak BMT yang mendatangi nasabah.
f.
Melakukan sistem Q-person yaitu dari satu orang dapat mengajak
orang lain lagi atau dipercayakan kepada orang lain.
g.
Memberikan ucapan terima kasih kepada nasabah yang menyimpan
dananya di BMT Tumang Cabang Boyolali pada simpanan pendidikan
maupun simpanan deposito dalam jumlah yang besar.
4.
Strategi Tempat (place)
BMT Tumang juga selalu menempatkan tempat usahanya di lokasi
yang strategis. Seperti Cabang Boyolali yang berlokasi di JL. Pandanaran
No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034. Letaknya yang berada di pinggir
jalan raya maka menjadikan lokasi BMT Tumang sangat strategis. Lokasi
yang mudah dijangkau. Di samping itu juga lokasi bmt tumang cabang
Boyolali berdekatan dengan pasar, karena para pedagang di pasar Boyolali
adalah target utama dari BMT tumang ini. Kelebihan lokasi lainya juga
adalah tersedianya sarana dan prasarana, dekat dengan lokasi perbelanjaan
serta alat transportasi yang mudah menjadikan nilai tambah bagi pihak
BMT. Sehingga nasabah yang ingin melakukan transaksi dengan BMT
Tumang Cabang Boyolali dapat merasakan kenyamanan dan kepuasan
akan pelayanan yang diciptakan BMT lewat lokasi kantor yang dipilih.
Dari teknik pemasaran yang telah dilakukan BMT Tumang Cabang
Boyolali seperti yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulakan bahwa
usaha yang dilakukan tidak sia-sia, karena terbukti setelah 1 tahun
menjalankan usaha sudah mendapat perkembangan yang cukup pesat. Dari
modal awal sebesar Rp. 38.000.000,00 yang diperoleh dari kantor pusat
BMT Tumang pada awal pendirian BMT Tumang Cabang Boyolali pada
tahun 2003.
Dari teknik yang dijalankan dapat dilihat beberapa perkembanganperkembangan yang terjadi pada BMT Tumang Cabang Boyolali adalah
sebagai berikut:
a.
Perkembangan produk tabungan Mudharabah Sikala dilihat dari
jumlah kenaikan nasabah
Perkembangan produk tabungan sikala pada BMT Tumang
Cabang Boyolali mulai dari awal berdirir tahun 2003 s/d juni 2012
sejumlah 4047 nasabah. Dengan kenaikan nasabah berdasarkan data 4
tahun terakhir BMT Tumang Cabang Boyolali adalah pada tahun 2009
sebanyak 1964, pada tahun 2010 meningkat sebesar 545 nasabah
sehingga total nasabah tabungan sikala sebanyak 2509, pada tahun
2011 meningkat sebesar 681 nasabah sehingga total nasabah tabungan
sikala sebanyak 3190, pada tahun 2012 tepat pada bulan juni
meningkat sebesar 857 nasabah sehingga total nasabah tabungan
sikala sebanyak 4047.
Adapun tabel perkembangan nasabah tabungan sikala adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan Sikala
Tahun
Jumlah Nasabah
2009
1964
2010
2509
2011
3190
2003 s/d Juni 2012
4047
Sumber : Data wawancara karyawan BMT Tumang
b. Keadaan Usaha Nasabah
Hingga saat ini, anggota BMT Tumang Cabang Boyoali sudah
mencapai 4047 orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah nasabah
simpanan dan nasabah pembiayaan. Adapun jumlah tersebut terdiri
dari bermacam-macam golongan, seperti PNS, Swasta, BUMN,
Wiraswasta, Pensiunan, LSM, Pedagang dan lain-lain.
c. Ruang Lingkup Usaha BMT Tumang Cabang Boyolali yang sudah
dilaksanakan
Ruang lingkup usaha BMT Tumang Cabang Boyolali yang
berjalan saat ini adalah membiayai masyarakat ekonomi menengah ke
bawah dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian mereka
dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari melalui usaha yang baik
perdagangan, pertanian, jual-beli, maupun usaha lain.
d. Perkembangan Asset BMT Tumang Cabang Boyolali
Tahun ke tahun BMT Tumang Cabang Boyolali menunjukkan
kinerja yang sangat baik. Terbukti dengan semakin meningkatnya
volume usaha, dan semakin meningkatnya asset, dan di sisi lain
keberadaan BMT Tumang Cabang Boyolali semakin dipercaya
masyarakat.
B. Faktor-Faktor yang Menjadi Kendala Pada BMT Tumang Cabang
Boyolali Untuk Memasarkan Tabungan Mudharabah Sikala
Dalam prakteknya, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi teknik
pemasaran di BMT Tumang Cabang Boyolali. Faktor-faktor tersebut bisa
berupa faktor positif dan faktor negatif. Salah satu kendala yang dihadapi
BMT Tumang Cabang Boyolali terletak pada sisi manajemen BMT sendiri
dan pesaing.
Pada manajemen BMT sendiri adalah kurangnya SDM yang
menjalankan usaha dikantor BMT Tumang Cabang Boyolali. Karena untuk
meraih pasar yang jangkauannya sangat luas, manajemen di BMT hanya
mempunyai 4 marketing saja. Sedangkan dari sisi pesaing adalah terdapat
banyaknya lembaga keuangan di Boyolali menjadikan karyawan harus
bekerja lebih keras untuk terus mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari
para nasabah atas pelayanan yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali.
Dari faktor-faktor yang menjadi kendala dalam perkembangan BMT Tumang
maka menurut penulis solusi yang harus dilakukan dalam mengahadapi
kendala yang berasal dari manajemen BMT sendiri adalah melakukan
recruitmen karyawan yang sesuai dengan bidangnya, untuk mendapatkan
karyawan yang professional maka pihak BMT harus melakukan test terlebih
dahulu, misalnya dengan test tertulis di tahap awal kemudian dilanjutkan
dengan test wawancara untuk seleksi akhirnya. Sehingga dengan adanya test
tersebut pihak BMT dapat mengetahui kemampuan karyawan. Sedangkan
untuk menghadapi kendala pada sisi pesaing adalah dengan cara menciptakan
jenis produk baru baik produk simpanan maupun produk pembiayaan sebagai
contoh produk wisata rohani dan produk pembiayaan ijarah multi jasa.
Sehingga dengan itu dihuarapkan nasabah semakin percaya terhadap peran
dan manfaat BMT Tumang Cabang Boyolali, dan tetap mempertahankan citra
sebagai lembaga yang berlandaskan nilai-nilai islam.
Disamping itu juga adanya pesaing baik berupa Bank umum, BPRS,
koperasi dan BMT lainya yang menjadi kompetitor bagi BMT Tumang
Cabang Boyolali dalam memasarkan produk tabungan Mudharabah Sikala.
Sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap penjualan produk dan
kegiatan marketing BMT Tumang. (wawancara dengan Pak Trijoko)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis menguraikan pada teknik pemasaran marketing mix
produk tabungan Mudharabah Sikala yang dilakukan oleh BMT Tumang
Cabang Boyolali, maka penulis menyimpulkan bahwa :
5) Secara umum teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang
Boyolali menggunakan
Strategi pemasaran marketing mix:
Strategi Produk (Product), Strategi Harga (Price), Strategi
Promosi (Promotion), dan strategi Tempat (Place). Demikian
juga dalam teknik pemasaran produk tabungan mudharabah
Sikala tidak menggunakan teknik khusus. Meskipun dengan
demikian produk tabungan Sikala lebih diminati oleh masyarakat
dari pada produk-produk lain. Karena produk Tabungan Sikala
dapat memberikan manfaat pada anggota penyimpan yang berupa
bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan. Besarnya bagi
hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan BMT Tumang
Cabang Boyolali dengan nisbah antara BMT : anggota adalah 70 :
30. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
6) Faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang
Boyolali dalam memasarkan produk terletak pada lingkungan
manajemen BMT dan pesaing yang ada di wilayah Boyolali. Lalu
ada kompetitor lainya yang menjadi pesaing bagi BMT Tumang
dalam melakukan kegiatan usahanya.
B. SARAN
Dari penulisan Tugas Akhir ini penulis dapat menyimpulkan tentang
teknik pemasaran Marketing Mix produk BMT Tumang Cabang Boyolali.
Agar dalam memasarkan produk Tabungan Sikala dapat sesuai dengan hasil
yang diharapkan, maka perlu adanya:
1. Perlunya SDM yang baru yaitu dengan cara merekrut karyawan yang
potensial untuk meraih pasar yang lebih luas lagi sehingga perkembangan
BMT Tumang Cabang Boyolali menjadi lebih pesat.
2. Menciptakan pembaharuan dalam pelayanan dan produk, misalnya
menciptakan jenis produk baru baik produk simpanan maupun produk
pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Muhammad, Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek Edisi I,
Jakarta: Gema Insani.
_______________________. 2005. Bank Syariah dari Teori ke Praktek Edisi III,
Jakarta: Gema Insani.
Fitri Widiyastuti, Ika. 2009. Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk BMT
Tumang Cabang Ampel (Tugas Akhir pada Program Studi Perbankan
Syariah. STAIN Salatiga)
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafinda Persada : Jakarta.
______ . 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Grafindo Persada
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran (Edisi Bahasa Indonesia, Jilid I).
Jakarta: PT. Prehalindo.
Muntadhirotul, Ana. 2004. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pada Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT) Muhajirin Salatiga ( Tugas Akhir pada Program Studi
Keuangan dan Perbankan Islam. STAIN Salatiga).
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, Yogjakarta: UPP AMP YKPN.
Mursid, M. 1997. Manajemen Pemasaran, Bumi Aksara : Jakarta.
Sari Rahmah, Ami. 2009. Tingkat Perkembangan Produk Tabungan Shar-e Periode
Januari-Desember 2008 Di BMI Cabang Solo ( Tugas Akhir pada Program
Studi Perbankan Syariah. STAIN Salatiga)
Taukhidah, Dorrotut. 2007. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Di BMT Rukyat
(Rumah Rakyat) Salatiga (Tugas Akhir pada Program Studi Keuangan dan
Perbankan Islam. STAIN Salatiga)
INTERNET
Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association-AMA, 1989)
Ahmad Elqorni, 6 Agustus 2008, http://elqorni.wordpress.com/2008/08/06/dasarmarketing-syariah/. Di akses pada 9 september 2012.
Rahman, 23 Oktober 2011http://onlyquran.wordpress.com/2011/10/23/dasar-dasarsyariah-marketing/. Diakses pada 9 september 2012.
Husnur Rofiq, 2007, http://jhttp://mitrariset.blogspot.com/2009.
(http://moryaritonang.wordprees.com/2011/01/16/defenisi-pemasaran-jasa-bauranpemasaran-jasa/ diakses pada 9 september 2012.
(http://danisetiawaku.blogspot.com/2011/01/7-p-dalam-bauran-pemasaran.html
diakses pada 9 september 2012.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Sriyati
Tempat/Tanggal Lahir
: Boyolali, 02 Agustus1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum kawin
Alamat Rumah
: Klarisan 03/07, Tanduk, Ampel,Boyolali
DATA PENDIDIKAN
1. SD Negeri 02 Tanduk
: Lulus Tahun 2002
2. SMP Muhammadiyah 03 Ampel
: Lulus Tahun 2005
3. MAN 1 Boyolali
: Lulus Tahun 2008
Download