1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Clownfish Clownfish adalah ikan hias air laut yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Menurut KKP (2015) dalam Johan et al. (2019) Produksi benih Clownfish mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan permintaan pasar yang tinggi, untuk tahun 2012 produksi benih mencapai 401.000 ekor, tahun 2013 mencapai 544.000 ekor, pada tahun 2014 mencapai 941.000 ekor. Clownfish memiliki keunikan tersendiri dimata penghobi, seperti: warna, bentuk dan tingkah laku. Ampiprion ocellaris diminati sebagai pajangan di akuarium. Menurut Arjanggi et al. (2012) keindahan warna tubuhnya yaitu orange cerah dengan kombinasi hiasan 3 garis putih pada bagian kepala, badan dan pangkal ekor, gerakan yang lincah, memiliki postur tubuh mungil. 2.2 Morfologi dan Klasifikasi Clownfish 2.2.1 Klasifikasi Clownfish Menurut Randall (2006), Clownfish diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Pomacentridae Genus : Amphiprion Spesies : Amphiprion ocellaris. Gambar 1. Clownfish (Amphiprion ocellaris) Randall, (2006). 2 2.2.2 Morfologi Clownfish Clownfish ini biasanya ditemukan berhubungan dengan anemon. Hal ini dapat ditemukan secara individual, atau lebih umum, berpasangan atau kelompok kecil dalam anemon. Clownfish liar jarang akan melebihi 4 ½ inci dan jika dipelihara di akuarium atau diternak kan ukurannya jarang melebihi 3 ½ inci. Clownfish berukuran mungil. Panjangnya sekitar 5 sampai 11 cm saja. Umumnya ikan badut berwarna jingga terang dengan dengan belang-belang putih. Perpaduan warna ini sangat kontras. Ikan ini memiliki sirip dayung (sirip samping) berbentuk agak bulat dengan garis pinggir hitam (Dunn. 2004). 2.3 Habitat dan Penyebaran Keindahan warna tubuh Clownfish inilah yang membuat si nemo ini menjadi favorit para pecinta ikan hias air laut. Ikan nemo ini diketahui mempunyai daerah penyebaran yang luas, terutama diseputar perairan Indo Pasific. Pada perairan bebas, ikan ini dapat dijumpai di laguna-laguna berbatu disekitar terumbu karang atau daerah dengan kedalaman kurang dari 50 meter dengan perairan jernih. Ikan ini mengkonsumsi udang, algae dan zooplankton disekitar habitatnya. Clownfish melakukan simbiosis mutualisme dengan anemon laut. Anemon laut berguna sebagai pelindung bagi ikan ini dari para predator, sedangkan ikan badut membantu anemon dari sisa-sisa makananya. Setiap jenis ikan giru mempuyai kriteria tersendiri dalam memilih anemon (Suci. 2007). Clownfish dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum lumpuh dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel, Clownfish dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir anti sengat tentakel. Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh Clownfish untuk melindungi badannya dari sengatan tentakel anemon. Clownfish akan segera kehilangan kekebalannya bila dipisahkan dengan anemon (Randal, 2006). Menurut Wabnitz, (2003), Clownfish diketahui mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama sekitar indo pasifik. ikan-ikan tersebut mungkin dapat mengenali jejak kimia tertentu yang dihasilkan saat mereka lahir. Berapa 3 jauh perjalanan yang harus ditempuh anakan Clownfish ke rumahnya belum dihitung dengan pasti. Tapi, rata-rata menghabiskan waktu 11 hari untuk berenang kembali ke karangnya. Para peneliti juga belum mengetahui bagaimana ikan-ikan mengenali rumahnya. Clownfish menemukan rumahnya kembali setelah tersesat dilautan lepas selama berhari-hari. Hal ini terlihat dari perlakuan anak-anak Clownfish yang dapat kembali ke kawasan karang tempat para induknya tinggal. Variasi warna terjadi pada spesies yang sama yang berhubungan lokasi hidupnya. Ikan Clownfish diketahui mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasifik. Di alam, kehadiran ikan Clownfish pada anemon dapat melindunginya dari agresifitas beberapa jenis ikan seperti ikan kupukupu (angle/scorpion). Variasi warna dapat terjadi pada spesies yang sama khususnya yang berhubungan dengan lokasi hidupnya. Clownfish merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia. Kelompok ikan ini hidup di habitat anemon laut yang sesuai (Pengan et al. 2012). Habitat kelompok ikan Clownfish berada diantara tentakel-tentakel anemon, dimana hubungan antara kelompok ikan Clownfish dengan anemon adalah simbiosis mutualisme antara Clownfish dan anemon karena Clownfish mendapatkan sumber makanan dari sekitar anemon dan sebaliknya anemon mendapatkan bahan makanan dari kotoran (feces), sebagai pupuk organik dari Clownfish. Anemon memberikan perlindungan yang efektif dengan menghasilkan substansi toksin yang berbahaya bagi predator Clownfish. Anemon juga dimanfaatkan Clownfish sebagai tempat bertelur untuk meletakkan dan melindungi telurnya di sekitar jangkauan rumbai tentakel (Yasir et al. 2010). Habitat alami kelompok Clownfish di perairan karang dengan kedalaman 1-12 meter dengan habitat pasir, lagun dan padang lamun (seagrass) karang yang terlindung didalam teluk hingga perairan dalam tepi karang laguna maupun di dalam karang dasar (reef slope). Clown fish merupakan ikan hias yang hidup diperairan terumbu karang, banyak tersebar di Teluk Jakarta, Lampung, Aceh, Bali, Madura, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya; panjang tubuhnya dapat mencapai 15 4 cm dengan 3 belang putih di bagian kepala, badan dan pangkal ekor (Setiawati et al. 2012). DAFTAR PUSTAKA Aggraeni N M, Abdulgani. 2013. Pengaruh pemberian pakan alami dan pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata) pada skala laboratorium. Jurnal Sains dan Seni POMITS. Vol. 2(1) : 197-201. Arjanggi M. Isnaini. Melki. 2013. Laju pertumbuhan dan kelulusan hidup benih Clownfish (Amphirion ocellaris) dengan pakan pelet berbeda (Love larva, NRD dan TetraBits) skala Laboratorium. Jurnal Maspari. Vol. 5(1). 5055. Devilharasati K. 2017. Pembenihan ikan Clownfish (Amphiprion ocellaris) di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung Kabupaten Pasawaran Provinsi Lampung. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Perikanan. Konsentrasi: Budidaya Perairan.Universitas PGRI, Palembang. Djaelani A, Damar A, Rahardjo S. 2011. Kajian kondisi terumbu karang dan kaitannya dengan proses eutrofikasi di Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmuilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Vol. 17(1). 187-194. Dunn D F. 2004. Para clownfish anemon laut: Stichodactylidae (Coelenterata: Actiniaria) dan anemon laut lainnya simbiosis dengan ikan pomacentrid. Transaksi dari American Philosophical Society, 71:115. Ikawati Y. Hanggarawati P S. Parlan H. Handini H. Siswodihardjo B. 2001. Terumbu Karang di Indonesia. Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan Jakarta : 200 hlm. Kasim F. 2011. Pelestarian Terumbu Karang untuk Pembangunan Kelautan Daerah Berkelanjutan. Makalah Penyuluhan Kemah Bhakti UNG Desa Olele. Fak. Pertanian UNG. Kordi M G H. 2011. Buku Pintar Budidaya 32 Ikan Laut Ekonomis. Lili Publisher. Yogyakarta. Kusumawati D. Setiawati K. Wardoyo. Yunus. 2006. Studi Pendahuluan Domestik Ikan Clown ( Amphiprion percula ) pada berbagai substrat. Prosiding : Seminar Nasional Tahunan III Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Yogyakarta: UGM.P:73-77. Manik L. 2016. Induksi pematangan gonad ikan badut (Amphiprion percula) menggunakan hormon oodev melalui pakan. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 5 Nybakken J W. Bertness D. 2004. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta. Pengan A. A B Rondonuwu. Alex D. Kambey. 2012. Distribusi spasial anemon dan ikan anemon di perairan Kelurahan Malalayang 2 Manado. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 1(1). 1-6. Putra A K. Mumpuni F S. Rosmawati. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Maanvis (Pterophyllum scalare). Jurnal Mina Sains. Vol. 3(1). 3038. Putri G S. 2017. Jangan anggap remeh, Ikan juga bisa mengalami depresi seperti manusia. https://sains.kompas.com/read/2017/10/22/170700623/jangananggap-remeh-ikan-juga-bisa-mengalami-depresi-sepertimanusia?page=all. (10 Oktober 2019) Randall J E. 2006. Anemonefishes yang mengasosiasikan dengan ikan anemon laut. Terumbu Karang. 21:188-190. Rauf. Abdul. Yusuf M. 2004. Studi Distribusi dan Kondisi Terumbu Karang dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Ilmu Kelautan. Juni 2004. Vol. 9(2). 74 - 81. Setiawati K M. Gunawan. 2013. Pemeliharaan larva ikan hias balong padang (Premnas biaculeatus) dengan pengkayaan pakan alami. Jurnal ilmu dan teknologi kelautan tropis. Vol.5(1). 47-53. Setiawati K M. Gunawan. Hutapea J H. 2012. Biologi reproduksi induk ikan klon hitam (Amphiprion percula) di hatchery. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 4(2). 182-190. Setiawati K M. Gunawan. Hutapea J H. 2016. Pemeliharaan larva ikan klown (Amphiprion percula) dengan pakan yang berbeda. Jurnal Riset Akuakultur. Vol. 11(1). 67-73. Suci A. 2007. Pematangan Gonad murah Pemijahan Induk Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) F-1 Hasil Seleksi Dalam, Rangka Produksi Induk Unggul. DKP. Ditjenkan. BBPBL. Lampung. Suharsono. 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembagan Oseanologi. Proyek penelitian dan Pengembangan daerah Pantai: 116 hlm. Suharsono. 2008. Jenis Jenis Karang di Indonesia. Jakarta: LIPI Press. 6 Tarigan RP. 2014. Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan botia (Chromobotia macracanthus) dengan pemberian pakan cacing sutera (Tubifex sp.) yang dikultur dengan beberapa jenis pupuk kandang [skripsi]. Medan : Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Taufiqurahman W, Yudha IG, Damai A. 2017. Efektivitas pemberian pakan alami yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan tambak Helostomma temminckii (Cuvier, 1829). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. Vol. 6(1) : 669-674. udang-udangan. Toxicon. DOI: 10,1016 / j.toxicon. 2009.02.027 Wijayanti K. 2010. Pengaruh pemberian pakan alami yang berbeda terhadap sintasan dan pertumbuhan benih ikan palmas (Polypterus senegalus senegalus Cuvier, 1829) [skripsi]. Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Yasir I. Syafiuddin. Sumarjito. 2010. Identifikasi jenis ikan anemon (Amphiprioninae) dan anemon simbionnya di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 2(2). 10-16.