Uploaded by psilraqp

Makalah PONEK RS MUHAMMADIYAH

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” DENGAN
GAWAT JANIN DI RS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG TAHUN 2021
Disusun Oleh :
Hafifa Asiah Nur Annisa
PO.71.24.1.18.072
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN
KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny. “S” Dengan Gawat Janin Di RS Muhammadiyah Palembang
Tahun 2021” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Praktik Klink Kebidanan
3 di Rs Muhammadiyah Palembang. Saya mengucapkan terima kasih kepada
pihak
yang
telah memberikan
tugas
ini
sehingga
dapat
menambah
pengetahuan dan wawasan saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Palembang, Februari 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
............................................................................... i
............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari Gawat Janin.............................................................
3
B. Penyebab Gawat Janin .............................................................
3
..................................................................................
C. Gejala Gawat Janin .............................................................
4
...............................................................................................................
D. Komplikasi Gawat Janin.............................................................
4
..................................................
...............................................................................................................
E. Menegakkan Diagonsa pada kasus Gawat Janin
5
..............................
...............................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses yang normal dan fisiologi yang
dialami oleh setiap wanita (Sutanto & Fitriana, 2019:3) . Masa
kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya bayi selama 280
hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Oktaviani, 2017).
Meskipun kehamilan, bersalin dan nifas adalah hal yang normal,
namun hal tersebut dapat berubah menjadi patologi atau komplikasi
setiap saat, begitupula dengan Bayi yang baru lahir. Oleh karena itu,
setiap ibu yang hamil, bersalin dan nifas termasuk bayi baru lahir
memerlukan
asuhan
kebidanan
secara
berkesinambungan
atau
continuity of care yang berbasis riset atau evidence based dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang berfokus pada
upaya
preventif,
promotif,
deteksi
dini
komplikasi,
serta
pendokumentasian dan KIE (Munthe dkk, 2019).
Permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi yang
berkaitan dengan Bayi adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka
Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Di
Indonesia, menurut data dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
tahun 2015, yang dilakukan setiap 10 tahun sekali, terdapat 22 kematian
per 1000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
Salah satu penyebab kematian bayi adalah Gawat janin atau fetal
distress. Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan,
istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetric tentang
keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesaria atau
1
persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya di nilai dengan
menghitung denyut jantung janin (DJJ) dan yang memeriksa
kemngkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Sering di
anggap DJJ yang abnormal, terutama bila di temukan mekonium,
menandakan hipoksia dan asidosis. Misalnya, takikardi janin dapat di
sebabkan bukan hanya oleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh
hipertermia sekunder
dari infeksi intrauterine. Keadaan tersebut
biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia janin atau asidosis.
Sebaliknya , bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion
tidak berkaitan dengan meningkatnya insidensi asidosis janin.
Oleh karena itu, saya tertarik mengangkat kasus Gawat janin (Fetal
Distress) pada makalah kali ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gawat janin (Fetal Distress?)
2. Apa penyebab dari Gawat janin (Fetal Distress)?
3. Bagaimana Gejala Gawat janin (Fetal Distress)?
4. Apa saja komplikasi dari Gawat janin (Fetal Distress)?
5. Bagaimana cara menegakkan diagnosa pada kasus Gawat janin
(Fetal Distress)?
6. Bagaimana penanganan yang dapat diberikan pada kasus Gawat
janin (Fetal Distress)?
7. Apa Hubungan Air Rebusan Rumput Fatimah dan Gawat Janin
(Fetal Distress )?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gawat janin (Fetal Distress)
2. Untuk mengetahui penyebab Gawat janin (Fetal Distress)
3. Untuk mengetahui Gejala Gawat janin (Fetal Distress)
4. Untuk mengetahui apa saja komplikasi pada Gawat janin (Fetal
Distress)
5. Untuk mengetahui diagnosis pada Gawat janin (Fetal Distress)
6. Untuk mengetahui penanganan yang dapat diberikan pasa kasus
Gawat janin (Fetal Distress
7. Untuk Mengetahui Hubungan Air Rebusan Rumput Fatimah dan
Gawat Janin (Fetal Distress)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gawat janin (Fetal Distress)
Gawat janin adalah Denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per menit
atau lebih dari 180 per menit (Nugroho, 2012). Gawat janin terjadi bila janin
tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan mengalami hipoksia. Situasi
ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau akut. Disebut
gawat janin bila ditemukan
denyut jantung janin diatas 160/menit atau
dibawah 100/menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium
yang kental pada awal persalinan. Gawat janin merupakan suatu reaksi ketika
janin tidak memperoleh oksigen yang cukup (Prawirohardjo, 2016).
Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi yang menandakan bahwa
janin kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat persalinan.
Kondisi ini dapat dirasakan ibu hamil dari gerakan janin yang berkurang.
Janin yang mengalami fetal distress dapat dideteksi oleh dokter melalui
pemeriksaan detak jantung janin yang lebih cepat atau lebih lambat, serta air
ketuban yang keruh melalui USG kehamilan. Bayi yang mengalami gawat
janin juga akan memiliki pH darah yang asam. (Willy, Tjin, 2019)
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga
mengalami hipoksia. Secara luas istilah gawat janin telah banyak
dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya
menandakan kekhawatiran obstetric tentang obstetric tentang keadaan janin,
4
yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan buatan
lainnya. (Prawirohardjo, 2016).
B. Penyebab Gawat janin (Fetal Distress)
Menurut Prawirohardjo (2016) penyebab gawat janin sebagai berikut :
1) Persalinan berlangsung lama
Persalinan lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida . Persalinan lama
dapat mengakibatkan ibu menjadi Gelisah, letih, suhu badan meningkat,
berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah
lokal sering dijumpai: Bandle Ring, oedema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium.
2) Induksi persalinan dengan oksitosin
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum inpartu
baik secara operatif maupun mesinal, untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Akibat pemberian oksitosin
yang berlebih-lebihan dalam persalinan dapat mengakibatkan relaksasi
uterus tidak cukup memberikan pengisian plasenta.
3) Infeksi
Infeksi, yang disebabkan oleh pecahnya ketuban pada partus lama dapat
membahayakan ibu dan janin,karena bakteri didalam amnion menembus
amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneomonia pada janin, akibat
5
aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya
4) Insufisiensi plasenta
a. Insufisiensi uteroplasenter akut
Hal ini terjadi karena akibat berkurangnya aliran darah uterusplasenta dalam waktu singkat, berupa: aktivitas uterus yang
berlebihan, hipertonika uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian
oksitosin, hipotensi ibu, kompresi vena kava, posisi terlentang,
perdarahan ibu karena solusio plasenta atau solusio plasenta.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronis
Hal ini terjadi karena kurangnya aliran darah dalam uterus- plasenta
dalam waktu yang lama. Misalnya : pada ibu dengan riwayat penyakit
hipertensi.
5) Kehamilan Postterm
Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah bahwa dengan diameter
tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif terhadap
gawat
janin
pada
intrapartum,
terutama
bila
disertai
dengan
oligohidramnion. Penurunan cairan amnion biasanya terjadi ketika usia
kehamilan telah melewati 42 minggu, mingkin juga pengeluaran
mekonium oleh janin ke dalam volume cairan amnion yang sudah
berkurang merupakan penyebabnya terbentuknya mekonium kental yang
terjadi pada sindrom aspirasi mekonium.
6) Preeklamsia
Preeklamsia dapat menyebabkan kegawatan janin seperti sindroma
6
distres napas. Hal tersebut dapat terjadi karena vasopasme yang
merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas kedalam lapisan otot
pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan
menyebabkan aliran darah dalam plasenta menjadi terhambat dan
menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadian gawat janin.
C. Gejala Gawat janin (Fetal Distress)
Menurut Prawirohardjo (2016) tanda gejala gawat janin dapat diketahui
dengan:
1) DJJ Abnormal
Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai berikut :
a) Denyut jantung janin irreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan
dapat kembali setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah
kontraksi, hal ini menunjukan adanya hipoksia.
b) Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah
kontraksi menunjukan adanya gawat janin.
c) Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
(1)Demam pada ibu
(2)Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik)
Bila ibu tidak mengalami takhikardi, DJJ yang lebih dari 160 per menit
menunjukan adanya awal hipoksia.
Menurut (Willy, Tjin, 2019) Gawat janin dapat diketahui melalui tanda dan
gejala tidak normal yang dirasakan oleh ibu hamil sebelum atau saat proses
7
persalinan. Selain gejala yang dirasakan oleh ibu hamil, dokter kandungan juga
dapat mendeteksi gawat janin melalui beberapa pemeriksaan.
Beberapa gejala dan tanda gawat janin meliputi:
1. Gerakan janin berkurang secara drastis
Pergerakan janin dapat berkurang menjelang persalinan karena ruang gerak di
dalam rahim berkurang. Namun, normalnya pergerakan janin tetap dapat
terasa dan memiliki pola yang sama. Pergerakan janin yang berkurang atau
berubah secara drastis dapat menjadi tanda gawat janin. Oleh karena itu, ibu
hamil disarankan untuk terbiasa memantau gerakan janin untuk lebih
mengenal pola gerakan dan kondisi janin.
2. Ukuran kandungan terlalu kecil dari usia kehamilan
Pengukuran ini dinamakan pengukuran tinggi puncak rahim (tinggi fundus
uteri), yang diukur mulai dari tulang kemaluan ke atas. Jika ukuran
kandungan dirasa terlalu kecil untuk usia kehamilan, hal tersebut dapat
menandakan gawat janin.
D. Komplikasi Gawat janin (Fetal Distress)
Berkurangnya aliran oksigen pada janin dapat menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat, sehingga mengakibatkan berat badan lahir rendah. Selain itu,
bila kekurangan oksigen yang dialami janin sangat parah dapat menyebabkan
janin meninggal di dalam kandungan (stillbirth).
8
E. Diagnosis Gawat janin (Fetal Distress)
Diagnosis gawat janin dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan
terhadap ibu hamil oleh dokter kandungan, baik sebelum atau setelah bayi
dilahirkan. Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan serta tanda yang
ditemukan saat janin mengalami fetal distress:

Pada kondisi gawat janin, DJJ kurang dari 120 kali per menit atau 160
kali per menit.

USG kehamilan, dapat melihat apakah pertumbuhan janin sesuai dengan
usia kandungan.

USG Doppler, untuk mendeteksi adanya gangguan di aliran darah dan
jantung janin.

Cardiotocography (CTG), untuk melihat secara berkelanjutan detak
jantung janin terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim.

Pemeriksaan air ketuban, untuk mengetahui volume air ketuban dan
melihat adanya mekonium atau tinja janin pada air ketuban.
Pengambilan sampel darah bayi, untuk memeriksa pH darah bayi yang berubah
menjadi lebih asam bila janin tidak mendapat cukup oksigen.
F. Penanganan pada Gawat Janin (Fetal Distress )
Menurut Prawirohardjo (2016) penanganan gawat janin saat persalinan
adalah sebagai berikut :
1. Cara pemantauan
a. Kasus resiko rendah – auskultasi DJJ selama persalinan :
9
• Setiap 15 menit kala I
• Setiap setelah his kala II
• Hitung selama satu menit setelah his selesai
b. Kasus resiko tinggi – gunakan pemantauan DJJ
elektronik secara berkesinambungan
c. Hendaknya
sarana untuk pemeriksaan pH
darah janin
disediakan
2.
Interpretasi data dan pengelolaan
a. Untuk memperbaiki aliran darah uterus : Pasien dibaringkan miring ke
kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
b. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan)
c.
Berikan oksigen 6-8 L/menit
d.
Untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian
anastesi epidural) segera berikan infus 1 L infus RL
e.
Kecepatan
infus
cairan-cairan
intravaskular
hendaknya dinaikkan untuk meningkatkan aliran
darah dalam arteri uterina
3.
Untuk memperbaiki aliran darah umbilikus
a.
Pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki
sirkulasi plasenta.
b.
Berikan ibu oksigen 6-8 L/menit
c.
Perlu kehadirkan dokter spesialis anak
Biasanya resusitasi intrauterin tersebut diatas dilakukan selama 20 menit.
4.
Tergantung terpenuhinya syarat-syarat, melahirkan janin
dapat pervaginam atau perabdominal.
10
G. Hubungan Air Rebusan Rumput Fatimah dan Gawat Janin (Fetal
Distress )
Tanaman rumput fatimah atau Labisia Pumila sejak jaman dahulu kala
dipercaya bermanfaat baik bagi kelancaran persalinan. Diduga tanaman ini
mengandung suatu hormon yang serupa dengan hormon yang ada dalam
tubuh manusia, yaitu oksitosin. Oksitosin diproduksi oleh tubuh manusia
ketika tiba waktunya untuk janin lahir. Oksitosin sintetis merupakan zat yang
digunakan dalam induksi persalinan di rumah sakit, pada kasus persalinan
lama akibat kontraksi yang tidak cukup kuat. Beberapa hal yang menjadi
masalah pada penggunaan rumput fatimah adalah
1.
Komposisinya tidak diketahui pasti.
2.
Dosis tidak diketahui dengan pasti. Risiko efek samping tidak dapat
diperkirakan akan timbul atau tidak bila dosisnya pun tidak jelas.
Sebagian besar dokter spesialis kebidanan dan kandungan melarang
konsumsi rumput fatimah. Hal tersebut berdasarkan kemungkinan besar
timbulnya risiko seperti yang telah disebutkan, yaitu:
1.
Kontraksi rahim yang terlampau kuat sehingga menyebabkan ruptur
(robekan) rahim. Robekan rahim merupakan salah satu komplikasi
persalinan yang dapat berakibat sangat fatal bagi ibu dan janin. Perdarahan
akibat robekan rahim dapat sangat sulit ditangani sehingga risikonya
sangat tinggi.
11
2.
Kontraksi rahim yang terlalu kuat menyebabkan janin tidak mendapatkan
suplai darah yang cukup, sehingga dapat terjadi fetal distress atau gawat janin
dan henti napas janin, dan mengakibatkan janin lahir mati.
3.
Lepasnya plasenta sehingga dapat mengakibatkan perdarahan hebat.
4.
Keguguran pada usia kehamilan di bawah 20 minggu.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian Oleh
: Hafifa Asiah Nur Annisa
Tanggal/ Waktu
: 2 Maret 2021/ 10.00 WIB
No. RM
: 56-24-69
BIODATA
Nama Ibu
: Ny. S
Nama Suami : Tn. T
Umur
: 25 Tahun
Umur
: 28 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/ Bangsa : Indonesia
Suku/ Bangsa : Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
Pekerjaan
: Pedagang
Pekerjaan
Alamat
: Ogan Komering Ilir
: SMP
: Wiraswasta
A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang/ Keluhan Utama
Ibu dirujuk ke Rs Muhammadiyah mengatakan hamil 9
bulan, anak kedua mengeluh nyeri yang menjalar dari perut ke
pinggang dan sudah keluar lendir bercampur darah serta gerakan
janin berkurang hanya 3x sejak pukul 08.00 WIB, mengaku
semalam meminum rebusan air rumput fatimah. Selama perjalanan
ibu sudah dipasang O2.
13
2. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Sifat
: cair
Siklus
: 30 hari
Teratur/ tidak : Teratur
Lamanya
: 7 hari
Warna
Jumlah
: 2 x ganti pembalut
Disminorhea : Tidak Pernah
\
: Kecoklatan
14
b. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan
: Kawin
Umur waktu kawin
: 20 Tahun
Lamanya Perkawinan
: 5 tahun
Perkawinan Ke-
:1
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
No
Tahun
Usia
Jenis
Penolong
Lahir
Kehamilan
Persalinan
1
2018
Aterm
Spontan
3
INI
Komplikasi
JK
PB
Bb
Keadaan
Anak
Bidan
Tidak Ada
LK 50
3800
Hidup
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
GPA
: G3P2A0
HPHT
: ?-04-2020
TP
: ?-01-2021
Usia Kehamilan
: Aterm
ANC
: 3 x ANC
TM I : 1x ANC di bidan
TM II : 1 x ANC di bidan
TM III : 1 x ANC di bidan
Tablet Fe
: 30 tablet
Keluhan Selama Hamil
:
TM I : Mual dan Muntah
TM II : tidak ada
TM III : sering BAK
e. Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor KB
: Pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : Suntik 3 bulan
Alasan berhenti menjadi akseptor : Ingin mempunyai anak lagi
Masalah / keluhan
Nifas
: Tidak ada
3. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang diderita pasien
15
Baik
Penyakit menular (AIDS/ Sifilis/TBC dan lainnya)
: tidak ada
Penyakit keturunan (Asma/ DM/ Hipertensi dan lainnya) : Ibu
mengatakan menderita penyakit Asma, terakhir kambuh 1 bulan
yang lalu, ibu biasa meminum obat asma salbutamol dan tidak
pernah di nebulizer.
Riwayat Penyakit yang diderita keluarga
Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC dan lainnya)
: tidak ada
Penyakit keturunan (Asma/ DM/Hipertensi dan lainnya) : tidak ada
Riwayat Operasi yang pernah dijalani
: tidak ada
Riwayat kehamilan dan persalinan kembar
: tidak ada
4. Data Kebiasaan Sehari – hari
a. Nutrisi
1) Nutrisi
Pagi
: Nasi Goreng+telur/ bihun+telur/ Lontong+telur
Siang
: Sepiring Nasi, sepotong lauk (ayam/ikan/telur)
Sore
: Sepiring nasi, sepotong lauk (telur/tahu/tempe)
semangkuk sayur (bayam/katuk)
2) Pola Minum
Air putih
: ± 8 gelas
Susu
Teh/kopi
::-
b. Pola Eliminasi
1) BAK
Frekuensi
: ± 7-8 x sehari
Warna
: kuning
Keluhan
: tidak ada
2) BAB
Konsistensi
: ± 1 x sehari
Warna
: kecoklatan
Keluhan
: tidak ada
16
c. Pola Aktifitas dan Istirahat
1) Aktivitas
: menyapu, mengepel, memasak,mencuci baju
2) Malam
: ± 8 – 9 jam sehari
3) Siang
: ±1 jam
d. Personal Hygiene
1) Mandi
: 2 x sehari
2) Gosok gigi
: 2 x sehari
3) Ganti pakaian dalam
: 2 x sehari
5. Data Psikososial
a. Harapan terhadap kehamilan
: ibu dan bayi sehat
b. Rencana untuk melahirkan
: Normal
c. Persiapan yang dilakukan
: ibu mengatakan suami
sebagai pendamping saat
persalinan, perlengkapan
ibu dan bayi telah
disiapkan,
d. Rencana menyusui
: ASI Ekslusif
e. Hubungan ibu suami dan keluarga
: Baik
17
B. DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80
Suhu Tubuh
: 36,2°C
Deyut Nadi
Pernapasan
: 23 x/menit
: 83 x/menit
d. Tinggi badan
: 155 cm
e. BB sebelum hamil
: 45 Kg
IMT
: 23,7
f. BB sekarang
: 57 Kg
g. Pertambahan BB
: 12 Kg
h. LILA
: 28 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Muka
: Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada
cloasma gravidarum
Mata
: simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
ada caries gigi
Leher
: Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
dan limfe, tidak ada pelebaran vena
jugularis
Payudara
: Tidak ada massa/ benjolan, puting susu
menonjol, kolostrum sudah keluar
Abdomen
: Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran
uterus simetris, gerakan janin kurang
terlihat, terdapat linea nigra
Genetalia Eksterna
: terdapat pengeluaran lendir bercampur darah,
tidak keluar air-air
18
Ekstremitas
Atas
: Simetris, ujung jari tidak pucat, kuku,
bersih, tidak oedema
Bawah : Simetris, ujung jari tidak pucat, tidak
varises, kuku bersih, terdapat oedema
b. Palpasi Abdomen
TFU
: Teraba 3 jari dibawah Px (Mc. Donald = 33 cm),
pada fundus teraba bokong, punggung kanan
bagian –bagian kecil kanan, presentasi kepala
: (33 – 11) x 155 = 3.410 gram
TBJ
c. Auskultasi
DJJ
: (+)
Frekuensi
: 115 x/menit
Sifat
: Lemah
Puntum Maksimum
: dibawah pusat sebelah kanan perut ibu
d. Perkusi
Refleks Patella
Kanan
: Positif (+)
Kiri
: Positif (+)
e. Pemeriksaan Dalam
Porsio
: Tebal
Pendataran
: 10%
Pembukaan
: 1 cm
Ketuban
: Utuh
Presentasi
:Kepala
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Rapid Test Antibodi : Non Reaktif
19
C. ANALISA
Diagnosis : G2P1A0, Aterm, janin tunggal hidup, presentasi kepala
dengan Gawat Janin
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu keadaan yang sedang dialami ibu.
(ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan ibu)
2. Memberitahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan ibu minuman
rebusan air rumput fatimah karena berbahaya untuk detak jantung janin.
(ibu dan keluarga mengerti)
3. Melakukan Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian:
-
IVFD RL GTT 20
-
R/USG
-
O2 dengan kecepatan 6-8 liter/menit
(IVFD RL GTT 20 telah dilakukan di lengan kiri ibu, O2 sudah terpasang
dengan kecepatan 6-8 liter/menit )
4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri yang berguna untuk
meningkatkan sirkulasi oksigen ,aliran darah dan nutrisi ke plasenta dan
janin. (ibu sudah miring kiri)
5
Melakukan Observasi dan observasi janin dilakukan setiap 15 menit sekali.
TD
: 120/100 mmHg
RR
: 23 x/menit
N
: 86 x/menit
T
: 36,4°C
DJJ : 117x/menit
(Observasi ibu sudah dilakukan, observasi janin dilakukan pukul 10.15 WIB
. Ibu telah mengetahui hasil observasi dan pemeriksaan ibu dan janin)
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu harud dilakukan rawat inap untuk
perawatan lebih lanjut (Ibu mengerti dan bersedia)
7. Memindahkan ibu ke ruang Kebidanan untuk diobservasi lebih lanjut
8. Memberikan support moral kepada ibu dan keluarga untuk tetap berdoa,
berdzikir dan bersabar serta bertawakal kepada Allah SWT untuk kesehatan
dan keselamatan ibu dan janin.
(ibu
dan
keluarga
mengerti
tentang
penjelasan
bidan)
20
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil dengan gawat janin
dilaksanakan dengan pengumpulan data subjektif yang diperoleh dari hasil
wawancara dari pasien dengan keluhan gerakan janin berkurang dan data
objektif diperoleh dari pemeriksaan DJJ : 115 x/ menit dan lemah.
Dalam penanganan kasus gawat janin pada Ny “S” tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek. Pendokumentasian sangat penting
dilakukan pada setiap tahap dalam manajemen kebidanan, karena
merupakan bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan kebidanan
yang telah diberikan terhadap pasien.
B.
Saran
Diperlukan keterlibatan keluarga untuk lebih memfokuskan perhatian
pada pasien untuk keluhan ibu dan kebiasaan ibu dalam sehari-hari
maupun saat dalam masa persalinan.
khususnya
seorang
bidan,
diharapkan
Sebagai
petugas
senantiasa
kesehatan
berusaha
untuk
mengedukasi masyarakat dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih profesional.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin dkk.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan
Maternaldan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta
N Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan . Yayasan BinaPustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Willy, Tjin. 2019. Fetal Distress (Gawat Janin). Jakarta : Alodokter. Diakses
pada 2 maret 2021.
22
Download