MAKALAH ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA MAKALAH INI BERTUJUAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKIDAH AKHLAK Disusun O L E H IWAN WAHYUDIN MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BIMA TAHUN AJARAN 2019 Adab Bergaul Dengan Teman Sebaya Selaku makhluk sosial, kita tentu tidak akan hidup hanya seorang diri saja. Kita membutuhkan yang namanya teman dalam hidup kita. Namun, dalam mencari teman kita harus selektif dan hati-hati. Tidak semua orang harus kita jadikan teman, dan setelah kita mendapatkannya, kita tidaklah asal-asalan di dalam bergaul dengannya. 1. Carilah Teman Yang Baik Dalam mencari teman, carilah teman yang selalu mengingatkan kita dalam kebaikan, yang bisa menuntun kita menuju jalan-Nya. Karena teman yang baik bisa menjadi syafa’at bagi kita pada hari kiamat kelak. 2. Etika Berinteraksi Ketika kita bertemu dengan seorang Muslim hendaklah kita mengucapkan salam walaupun kita tidak mengenalnya, dan berilah senyuman karena senyuman itu sebagian dari ibadah. Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berintraksi dengan teman sebaya, di antaranya : · Menyikapi Teman Sebagai Saudara Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang tersakiti maka anggota yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya kaum Muslimin, jika saudaranya yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum Muslimin yang lainnya akan merasakan sakit tersebut. Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan selalu menemaninya baikdikala susah maupun senang. · Saling Menghormati dan Menghargai Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah kadar iman dan takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya haruslah menciptakan rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Jika terdapat perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya, hendaknya disikapi dengan rasa lapang dada dan saling menghargai pendapat. Sebab satiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan juga tidak semua yang akan menolong kita adalah berasal dari orang-orang yang memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa jadi kita dibantu oleh saudara kita yang miskin dan tidak memiliki pangkat. Sebagaimana sabda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, "Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari orang-orang lemah dari kalangan kamu". (HR. Bukhari) Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan saudara kita. Sebab sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu sama. · Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya dan berlaku jujur karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan sudah kita ingkari maka kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama. · Berprasangka Baik Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik terhadap saudara kita. Jangan sampai kita mudah su’u dzan (buruk sangka) terhadap kawan atau saudara kita. Sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث “Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) · Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan Sering kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja. Padahal tujuan utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita sendiri dan sedang mendapat kesulitan. Lihatlah temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu mana temanmu yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan menemani kita dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka, tatkala kesukaran terjadi ia akan melupakan janjinya. · Mengalah Untuk Memulai Pembicaraan Hendaknya kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit berbicara. Namun apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan tersebut, agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin kebersamaan. · Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi ”... Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong saudaranya... .”(HR. Muslim) َو تَعَ َاون ْوا َعلَى ْالبر َو الت ْق َوى َو لَ تَعَ َاون ْوا َعلَى اإلثْم َو ْالعد َْوان “Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2) · Saling Menasehati ص ْوا بالصبْر َ ص ْوا ب ْال َحق َوت ََوا َ إل الذينَ آ َمنوا َو َعملوا الصال َحات َوت ََوا “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. AlAshr : 3) · Tidak Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok, dan janganlah kaum wanita mengolok-olok wanita yang lainnya, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada wanita yang mengolok-olok, jangan pula mencela diri sendiri, dan janganlah memanggil dengan julukan-julukan (yang jelek), sejelek-jelek nama adalah kefasikan setelah iman, barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (Qs. Al-Hujurot: 11) “... Cukup seseorang dikatakan jahat apabila ia menghina saudaranya yang Muslim, diharamkan bagi setiap Muslim atas Muslim lainnya dari darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim) “Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi ) · Tidak menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya) “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati ? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12) · Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci سد ْوا َو لَ تَنَا َجش ْوا َو لَ ت َ َباغَض ْوا َو لَ تَدَا َبر ْوا َ لَ ت َ َحا ”Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci dan jangan saling membelakangi!” (HR. Ahmad dan Muslim) · Tidak saling mendzalimi Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang berbunyi, ُّ ي إن ْي َحر ْمت ال َ َظ ْل َم َعلَى نَ ْفس ْي َو َجعَ ْلته بَ ْينَك ْم م َحر ًما فَلَ ت ظالَم ْوا ْ يَا عبَاد “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan zhalim atas diri-Ku, dan Aku pun telah menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling menzhalimi !” ( HR. Muslim ) إن الظلم ظلمات يوم القيامة Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kedzaliman itu adalah kegelapan di hari kiamat” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) · Tidak mengambil tempat kedudukannya س فيه َو لَك ْن تَفَسح ْوا َو ت ََوسع ْوا َ لَ يقيْم الرجل الرج َل م ْن َمجْ لسه فَيَجْ ل “Tidak layak menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk padanya, tetapi berlapang-lapanglah dan luaskanlah !” (HR. Ahmad dan Muslim) · Jangan Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari لَ يَح ُّل لمسْلم أ َ ْن يَ ْهج َر أَخَاه فَ ْوقَ ثَلَثَة أَيام “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi) Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,‘Tidak halal bagi seorang Mukmin untuk mendiamkan saudaranya yang mukmin di atas tiga hari, jika telah lewat tiga hari lalu saling bertemu, kemudian salah satunya mengucapkan salam kepadanya. Jika ia menjawabnya maka mereka berdua mendapat pahala, namun jika ia tidak menjawabnya, maka yang Muslim telah lepas dari dosa akibat mendiamkan, dan dosa kembali kepada yang tidak menjawab.” (HR. Al-Baihaqi) Wallahu A’lam!