MAKALAH KOMUNITAS I “Program Pembinaan Kesehatan Komunitas (Gizi masyarakat, program dan pengembangan kota sehat)” DOSEN PEMBIMBING Dr. A. Suswani, SKM, S.Kep, Ns, M.Kes DISUSUN OLEH Kelompok 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Reski Nurul Afifah (A.18.10.052) Nuramalia Ramadani Sam (A.18.10.045) Nurfadillah(A.18.10.047) Samsidar (A.18.10.054) Siska Cahyati Fatimah (A.18.10.057) Nurul Khaerah (A.18.10.050) Musdalifah Nasrun (A.18.10.042) Sri Wahyuni (A.18.10.059) Sumarni i ( A.18.10.090) (Kelas Bantaeng) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITA HUSADA BULUKUMBA T.A 2020/2021 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Program Pembinaan Kesehatan Komunitas (Gizi masyarakat, program dan pengembangan kota sehat)” tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada: 1. Ibu Dr. A. Suswani, SKM, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing kami. 2.Orangtua dan teman-teman anggota kelompok 3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin. Bulukumba, Oktober 2020 Penyusun Kelompok 4 i DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian ..................................................................................................... 3 B. Program Pembinaan Gizi Masyarakat .......................................................... 4 1. Edukasi Gizi ............................................................................................. 4 2. Konseling ASI eksklusif ........................................................................... 5 3. Konseling Gizi melalui Pos pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular 6 4. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) ........................................ 7 5. Surveilans Gizi ......................................................................................... 8 C. Program Pengembangan Kota Sehat ............................................................ 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 13 B. Saran ........................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14 ii LAMPIRAN .......................................................................................................... 15 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Pembinaan Kesehatan Komunitas adalah segala upaya fasilitas yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di masyarakat (Christenson & Robinson, 1989). Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyakknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, dll. (Pranarka & Vidhyandika,1996 dalam (Widjajanti, 2011)). 1 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan program pembinaan kesehatan komunitas? 2. Seperti apa itu pembinaan kesehatan gizi masyarakat ? 3. Seperti apa itu pengembangan program kota sehat? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui tentang program pembinaan kesehatan komunitas. 2. Untuk mengetahui tentang pembinaan kesehatan gizi masyarakat 3. Untuk mengetahui tentang pengembangan program kota sehat. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Gizi kesehatan masyarakat adalah kesehatan gizi yang mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan perubahan lingkungan. Program pembinaan kesehatan komunitas adalah untuk membimbing masyarakat untuk lebih mandiri dalam bidang kesehatan. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat penggerakkan sedangkan dan di bidang pemberdayaan kemandirian merupakan kesehatan masyarakat hasil, dengan demikian merupakan karenanya proses kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya (Mardikanto & Soebiato, 2013). 3 B. Program Pembinaan Gizi Masyarakat 1. Edukasi Gizi a. Tujuan: mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat mengacu padaPedoman Gizi Seimbang (PGS) dan sesuai dengan risiko/masalah gizi. b. Sasaran: kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. c. Lokasi: Posyandu, Keagamaan, Pusling, Institusi Pendidikan, Kegiatan KelasIbu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll. d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan siatuasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim 4 penyuluhan di puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan. Pelaksanaan edukasi gizi dilakukan dengan: 1) Merencanakan kegiatan edukasi diwilayah kerja Puskesmas 2) Membuat jadwal kegiatan 3) Merencanakan dan membuat materi edukasi yang akan disampaikan olehmasyarakat termasuk pre test dan post test 4) Menyajikan materi edukasi kepada masyarakat 5) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan pendididkangizi di Posyandu dan msyarakat luas 6) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, Institusi pendidikan,peretemuan keagaaman dan pertemuanpertemuan lainnya. 7) Melakukan diskusi/tanya jawab dengan peserta 8) Melakukan evaluasi hasil pre test dan post test 9) Menyusun laporan hasil kegiatan pelaksanaan dan pendidikan gizi diwilayahkerja puskesmas. 2. Konseling ASI eksklusif a. Tujuan: meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga sehingga bayibaru lahir segera diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan meneruskan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Sejak usia 6 bulan disamping meneruskan ASI mulai diperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), selanjutnya 5 tetap meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok usia sampai usia 24 bulan. b. Sasaran: ibu hamil dan keluarga/ibu yang mempunyai anak usia 024 bulan. 3. Konseling Gizi melalui Pos pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular a. Tujuan: mencegah dan mengendalikan factor risiko PTM berbasis masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyrakat agar masyarakat dapat mawas diri (awareness) terhadap factor risiko PTM. b. Sasaran: masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia > 15 tahun. c. Konseling gizi dilakukan dengan tahapan : 1) Menyiapkan materi konseling gizi yang akan disampaikan kepada masyarakat seputar Penyakit Tidak Menular (seperti diet untuk penyakit yang tergolong PTM) 2) Menyediakan media yang akan digunakan saat konseling gizi 3) Menyediakan form atau catatan asuhan gizi pasien 4) Mengisi form atau catatan asuhan gizi pasien 5) Melakukan konseling gizi sesuai dengan materi atau topik permasalahan pasien dengan menggunakan alat bantu media penyuluhan. 6) Membuka sesi diskusi/tanya jawab untuk pasien 6 7) Pasien diminta untuk mengulangi inti materi yang disampaikan oleh Ahli gizi sebagai bahan untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman pasien seputar diet yang akan dijalankan. 8) Membuat evaluasi hasil kegiatan 9) Membuat laporan hasil kegiatan d. Target dari kegiatan konseling gizi : dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan faktor resiko PTM dengan menerapkan Diet terkait penyakit PTM yang diderita sehingga dapat merubah sikap dan perilaku (pola makan) agar sesuai dengan diet yang harus dijalani sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan menjadi lebih baik dan mencegah adanya komplikasi penyakit lainnya. 4. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantuoleh tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya.Pendirian PGBM tergantung kepada besaran masalah gizi di daerah.Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk kepada besaran masalah gizi di daerah.Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk buku pedoman pelayanan gizi buruk Kementerian Kesehatan 2011. a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan status gizi balita b. Sasaran kegiatan ini adalah balita BGM dan balita gizi buruk tanpa komplikasi 7 c. Target dalam kegiatan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat adalah Semua Balita Gizi Buruk mendapatkan penanganan dan perawatan melalui program Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan status gizi balita. 5. Surveilans Gizi Kegiatan surveilens gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan secara terus menerus, penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas serta lintas program dan lintas sector terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilens gizi dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilens gizi bisa menggunakan buku surveilens gizi, Kemeterian Kesehatan RI, 2014. a. Tujuan 1) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus untuk mengetahui masalah gizi dan perkembangan di masyarakat 2) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab masalah gizi dan factor terkait 3) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah 4) Menyedikan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan (bentuk, sasaran, dan tempat) 8 b. Lingkup data surveilens gizi antara lain : 1) Data status gizi 2) Data konsumsi makanan 3) Data cakupan program gizi c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia. d. Dalam pelaksanaan surveilens gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi dengan tenaga surveilens di Puskesmas melakukan kegiatan antara lain : 1) Merencanakan surveilens mulai dari lokasi, metode, cara melakukan, dan penggunaan data 2) Melakukan surveilens gizi meliputi mengumpulkan data, mengolah data, menghasilkan data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi. 3) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi di posyandu. 4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat 5) Membuat laporan surveilens gizi e. Contoh kegiatan dalam surveilens gizi antara lain : 1) Pemantauan Status Gizi (PSG) a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan 9 b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia) 2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) a) Tujuan : tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, selain itu bertujuan untuk memantau situasi pangan dan gizi antar desa atau kelurahan dalam 1 kecamatan b) Sasaran : lintas program dan lintas sectoral di tingkat kecamatan di wilayah kerja Puskesmas. 3) System kewaspadaan Dini – Kejadian Luar Biasa/SKD KLB Gizi Buruk a) Tujuan : mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu b) Sasaran : balita dan keluarga, posyandu 4) Pemantauan Konsumsi garam beryodium di rumah tangga a) Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat. Dilaksanakan setiap satu tahun sekali. b) Sasarannya adalah ibu rumah tangga. Hasil kegiatan surveilans gizi akan digunakan untuk merencanakan kegiatan Program UKM pada periode selanjutnya. 10 C. Program Pengembangan Kota Sehat Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing – masing desa. Program dalam Pengembangan Kota Sehat : 1. Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari program kota sehat dengan melibatkan dinas pendidikanyang berupa pengmbangan kurikulum dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan sekolah. Selain itu Dinkes kota salati juga bekerjasama dengan Dinas Pengelola Lingkungan Hidup (DPLH) melakukan pembagian tanaman keras dan program pelestarian tanaman langka, deprogram ini juga ditambahkan larangan merokok. 2. Program pengendalian merokok ditempat kerja yang telah dilakukan sosialisasi program dengan lintas sector, perusahaan swasta, kelurahan dan kecamatan, di pindok pesantren dan surat edaran SKPD tentang pengendalian merokok. 3. Program keluarga mandiri kelola sampah merupakan program unggulan yang sudah disosialisasikan sampai tingkat RT/RW, program ini juga membuat tempat percontohan pengelolaan sampah rumah 11 tangga, dan bekerjasama dengan kantor lingkungan hidupmeberikan stimulant berupa tempat sampah dan grobag sampah. 4. Program konservasi air dan penghijauan. Melalui program ini melakukan kegiatan penanaman pohon di, seminar air dan urbanisasi, sepeda sehat kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang dikonsumsi masyarakat serta penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama dalam pemeliharaan lingkungan hidup, penanaman pohon. 5. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi di masyarakat sampai ketingkat RT/RW, kegiatan PSN bersama, dan penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama untuk mewujudkan kota salatiga bebas jentik. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Program pembinaan Gizi di masyarakat bertujuan untuk meningkatkan status gizi di masyarakat dengan cara menanamkan beberapa cara seperti Program 4 Sehat 5 Sempurna. Program Pengembangan kota Sehat bertujuan untuk membuat suatu wilayah yang bersih, nyaman ,aman, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung. B. Saran Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dan perawat komunitas dapat mengetahui tentang “program pembinaan kesehatan komunitas (gizi masyarakat, program dan pengembangan kota sehat”, sehingga mampu menjadi bekal ataupun referensi bagi mahasiswa kelak, dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman teman sekalian. 13 DAFTAR PUSTAKA Christenson, J. A., & Robinson, J. W. (1989). Community Development in Perspective. Amerika Serikat: Lowa State University Press. Mardikanto, T., & Soebiato, P. (2013). Pemberdayaan Masyarakat dalam perspektif kebijakan publik. Bandung: Alfabeta. Muchran, J., Ilham, W., Siddiq, M., & Susilawati. (2015). Model Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Taman Lingkungan Di Kota Banjarbaru kalimantan selatan. Rachmat, H. H. (2018). Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Setyawati, V. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. Widjajanti, K. (2011). Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi pembangunan. 14 LAMPIRAN 15