ASPEK MIKROBIOLOGIS KOSMETIK Meliputi Mikroorganisme pada permukaan kulit Bahan-bahan antiseptik pada kosmetik Mikroorganisme pada kosmetik Bahan-bahan pengawet pada kosmetik Tujuan Penyakit kulit seperti bau tidak sedap disebabkan oleh mikroorganisme Sediaan kosmetik tidak dapat digunakan jika tercemar bakteri atau jamur sehingga harus diberi bahan pengawer 1. KOSMETIK yg mengandung ANTISEPTIK CARA MENGAWETKAN KOSMETIK SECARA UMUM 2. Mikroorganisme pada kulit 1 Resident flora : sejumlah mikroorganisme yang tumbuh pada kulit dalam keadaan normal Transience flora : mikroorganisme yg tumbuh karena kulit terkontaminasi dan sifatnya sementara Jenis mikroorganisme yang biasa terdapat pada kulit : 1. Staphylococcus aureus 2. Streptococcus pyogenes dan S. Haemolyticus 3. Bacillus subtilis 4. E.coli 5. Bacterium ptoteus vulgaris 6. Myocobacterium smegmatisesident es 7. Pityrosporum ovale 8. Salmonella typhosa 9. Clostridium botulinum 10. Pseudomonas aeruginosa 11. Trychophyton purpureum 12. Trychophyton tonsurans Peranan kulit sbg pelindung 1. 2. 3. 4. Sel epidermis pd kulit akan selalu mengalami pertumbuhan terus menerus sehingga mikroorganisme akan ikut terbuang Kandungan air yg relatif rendah sehinga tdk memberikan kondisi hidup yg baik pd sejumlah mikroorganisme Adanya resident flora yg normal dan tidak membahayakan sehingga bakteri pendatang baru sulit berkembang Reaksi yg bersifat asam pd bag mantel asam kulit yg membatasi pertumbuhan bakteri dan jamur Pada kondisi tertentu peranan kulit sbg pelindung tdk dpt menjamin atau diandalkan untuk menjaga kesehatan pd kulit itu sendiri Karena itu perlu digunakan bahan-bahan antiseptik yg dpt membunuh bakteri atau jamur dengan aman aNTISEPTIK Pemkaian ANTISEPTIK tergolong aman dan terdapat pada hampir semua jenis kosmetik Cara kerja : memblokir sistem enzimatik mikroorganisme Faktor yg menentukan daya kerja ANTISEPTIK thd mikroorganisme Karakteristik bahan aktif Konsentrasi bahan aktif Lama kontak dgn mikroorganisme Kehadiran bahan lain Tipe mikroorganisme Lingkungan sekitar Memilih antiseptik Hal- hal yg perlu diperhatikan adl : - antiseptik harus tetap efektif meskipun sediaan lama disimpan - Tidak boleh merusak atau mengubah sediaan kosmetik tersebut, seperti - - - Mengurangi daya busa pd shampo Mengeruhkan lotion pada rambut Mengubah warna krim atau sabun Menimbulkan bau tidak sedap dll Sudah menjalani tes dosis yang aman bagi manusia tetapi dapat manghambat pertumbuhan mikroorganisme Memiliki derajat efektivitas yg berbeda thd mikroorganisme yg berbeda Macam-macam antiseptik 1. 2. 3. Etil alkohol, mempunyai efektivitas maksimum pd konsentrasi 70% Asam, dengan pH sekitar 5 sesuai dgn pH fisiologis mantel asam kulit. Seperti as sitrat, as laktat, as tartrat, atau as borat Fenol, contoh heksaklorofen, diklorofen, pentaklorofenol Macam-macam antiseptik 4. Surfaktan, dapat menghancurkan keutuhan kelompok bakteri dan merusak dinding sel bakteri 1. 2. 3. 4. Anionik : berperan kecil sbg antiseptik Nonionik : menonaktifkan daya kerja fenol Kationik : merup diserap baik oleh dinding sel bakteri, seperti seny aliphatic quaternary ammonium Amphoteric : seperti miranols dan deriphats Macam-macam antiseptik 5. 6. 7. Senyawa iodium, iodophores merup seny iodiumsurfaktan kompleks yg sering digunakan utk shampo desinfektan Senyawa sulfur, biasanya digunakan utk kosmetik medik yaitu sbg penyembuh jerawat, obat antijamur tertentu Minyak essensial dan bahan pengharum sintetis jg dapat bersifat bakterisida dan fungisida Mikroorganisme dlm kosmetik 2 Kontaminasi kosmetik oleh mikroorganisme Bahan baku Proses produksi Wadah/tempat Beberapa jenis mikrooranisme dlm kosmetik 1. 2. 3. Bakteri : Bacillus subtilis, E-coli, Aerobacter aerogenes, Pseudomonas, Sarcina lutae, proteus vulgaris dan staphylococcus. Ragi : Torula sp, Monilia sp dan Saccharomyces sp. Jamur : Penicillium, Aspergillus, Rhizopus nigricans, Botrytis cinerea. Tujuan penggunaan bahan pengawet dlm kosmetik 1. 2. Untuk melindungi produk kosmetik dr kontaminasi oleh mikroorganisme yg menyebabkan bau tidak sedap, perubahan warna/viskositas, penurunan daya kerja atau menyebabkan gangguan kesehatan Tuntutan dari pemerintah yang tercantum dalam CPKB Sifat-sifat bahan pengawet “ideal” 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Aktivitasnya berspektrum luas Efektif dlm konsentrasi rendah Larut dalam air dan tidak larut dalam minyak Stabil Tidak berwarna dan tidak berbau Harmonis Tetap aktif selama kehidupan kosmetik Aman Mudah untuk dianalisis Tidak terbawa oleh bahan penonaktif Mudah untuk ditangani Biaya rendah Macam-macam bahan pengawet 1. 2. 3. Etil alkohol. Aktivitas antimikrobanya pada konsentrasi >15% dalam larutan asam atau 18% dalam larutan netral/alkalis Surfaktan kationik. Lebih sering digunakan untuk menyanitasi peralatan dibandingkan sbg pengawet dlm sediaan kosmetik karena dpt mengiritasi kulit Asam sorbat. Memiliki aktivitas thd melawan jamur tapi tidak baik utk melawan bakteri, selain itu dapat juga mengiritasi kulit sehingga jarang digunakan utk sediaan kosmetik Macam-macam bahan pengawet 5. 5. Formaldehid Murah dan memiliki aktivitas yg tinggi, akan tetapi mudah menguap, mudah bereaksi dgn bahan-bahan pewangi, dpt mengiritasi kulit dan menimbulkan bau. Hanya digunakan dalam produk-produk yang dengan segera dibilas Ester-ester dari parahydroxy benzoic acid paraben adalah bahan pengawet yg plg banyak digunakan utk sediaan kosmetik. Konsentrasi yang boleh digunakan adl < 0,3%, jika lebih maka dapat menimbulkan iritasi pada kulit Efek Bahan Pengawet Umumnya bahan pengawet bersifat sida pada konsentrasi tinggi tp bersifat statis pada konsentrasi rendah Pada konsentrasi tinggi bahan pengawet dapat berdifat toksis Cara yg umum utk menentukan apakah suatu sistem pengawetan berfungsi dengan baik adalah dengan cara challenge test, yaitu dengan cara : Menambahkan mikroorganisme ke dalam kedalam produk sebesar 106-107 mikroorganisme per ml Dilihat dalam waktu 72 jam sampai 1 minggu apakah mikrooraganisme tsb masih ada