ILMU PERUNDANGUNDANGAN Sesi - Norma Ardhiwinda Kusumaputra Pengantar Mengapa Apa kita membicarakan Norma? kaitannya Norma dengan Peraturan (Perundang-undangan)? Mengapa kita butuh Norma? Setiap manusia mempunyai berbagai kepentingan Ketika hidup bermasyarakat, kadang bersinggungan antara satu sama lain Apa yang terjadi apabila ia hidup sendiri ? Apakah dalam hidup bermasyarakat, kita membutuhkan norma? Norma Lainnya 1.Otonom 2.Tidak ada sanksi fisik/pemaksa 3.Tidak ada aparat resmi 4.Hanya pada wilayah tertentu Norma Hukum 1.Hetronom 2.Dapat dilekati sanksi 3.Ada aparat pelaksana 4.Berlaku di seluruh Indonesia SISTEM NORMA Menurut Hans Kelsen, dalam bukunya General Theory of law & State Sistem Norma terbagi atas : 1. Sistem Norma yang Statik (Nomostatics) 2. Sistem Norma Dinamik (Nomodynamics) Sistem Norma Statik Sistem yang melihat “isi” suatu norma ----Norma umum dapat ditarik menjadi norma khusus atau norma khusus dapat ditarik dari norma umum. 2. Sistem norma dinamik (nomodynamic) Sistem norma yang melihat pada berlakunya suatu norma atau dari cara pembentukan dan penghapusannya. Menurut Hans Kelsen, norma itu berlapis-lapis dan berjenjang, dalam suatu susunan hirarkhies dimana norma yang dibawah berlaku dan bersumber pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku bagi norma yang lebih tinggi lagi dan demikian seterusnya dan pada akhirnya berhenti pada suatu norma yang tertinggi yang diebut grundnorm. Grundnorm, basic norm atau fundamentalnorm tidak berdasar dan berlaku dan tidak bersumber pada norma yang lebih tinggi. Tapi berlaku secara presupposed Hukum sebagai norma hukum dinamik dibentuk dan dihapus oleh lembaga yang berwenang membentuknya, tidak dilihat dari segi isi norma tersebut, tapi segi pembentukannya. norma hukum berjenjang dan berlapis membentuk hirarkhie. NORMA HUKUM Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alatalat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah : a) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”. b) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli. c) “Dilarang mengganggu ketertiban umum”. PENGERTIAN NORMA DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Norma adalah aturan, ketentuan, tatanan, atau kaidah yang dipakai sebagai panduan, pengendali tingkah laku(pemerintah dan masyarakat), atau sebagai tolok ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. JENIS NORMA PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN Norma Peraturan Perundang-undangan dimuat dalam rumusan Pasal atau Pasal dan ayat. Norma Peraturan Perundang-undangan terdiri atas : a. norma tingkah laku (gedrags normen) b. norma kewenangan (bevoegdheids normen) c. norma penetapan (bepalende normen) 4 (empat) tipe norma tingkah laku a. larangan (verbod) → jangan melakukan sesuatu,untuk ketentuan ini digunakan kata “dilarang” b. perintah (gebod) → harus melakukan sesuatu, untuk ketentuan ini digunakan kata “wajib” dan “harus” c. Izin (boleh melakukan sesuatu) (toestemming), untuk ketentuan ini digunakan kata ”dapat” d. Pembebasan dari suatu perintah (vrijstelling) → biasanya digunakan kata “kecuali” (apabila dirumuskan dalam Pasal tanpa ayat) atau “dalam hal” (apabila dirumuskan dalam Pasal yang memiliki ayat) Lanjutan > 3 (tiga) tipe norma kewenangan - berwenang (gebonden bevoegdheid) - tidak berwenang (onbevoegdheid) - dapat tetapi tidak perlu melakukan (kan maarniet hoetf – discretionarie bevoegheid) →Contoh: Menteri dapat menolak permohonan izin usaha di bidang pengangkutan norma penetapan misalnya, kapan mulai berlakunya suatu peraturan perundang-undangan, penentuan tempat kedudukan suatu lembaga dan sebagainya