PNEUMOTORAKS Pneumotoraks adalah akumulasi udara bebas di rongga pleura, akibat: • Komunikasi antara alveoli dengan rongga pleura • Komunikasi langsung atau tidak langsung antara atmosfer dengan rongga pleura • Adanya bakteri yang memproduksi gas di rongga pleura Klasifikasi pneumotoraksberdasarkan penyebab: • Spontan • Traumatik PNEUMOTORAKS SPONTAN • Primer tidak ada penyakit paru yang mendasari • Sekunder ada penyakit paru yang mendasari (seperti PPOK, TB paru) • Katamenial berkaitan dengan menstruasi PNEUMOTORAKS TRAUMATIK • Iatrogenik transtorakal akibat / biopsi transbronkial, pemasangan CVC, biopsi pleura dan torakosentesis • Non-iatrogenik akibat trauma tumpul atau tajam MANIFESTASI KLINIK Pneumothoraks Spontan Sesak napas, bernapas terasa berat, nyeri dada, batuk Pneumothoraks • Terdapat gejala yang mirip Traumatik/Iatrogenik • Dengan Ax trauma dada atau tindakan medik sebelumnya Tension Pneumothoraks • Suatu kegawatdaruratan medis • Tampak distress napas, keringat berlebih, takikardi, hipotensi, sianosis PEMERIKSAAN FISIK PENATALAKSANAAN • Inspeksi Tujuan • Palpasi • Membebaskan rongga pleura dari udara • Perkusi • Mencegah kekambuhan • Auskultasi PENATALAKSANAAN A. Pemberian oksigen • Tipe pneumothoraks apapun • Oksigen konsentrasi tinggi B. Tindakan 1. Observasi • Pneumothoraks spontan kecil atau < 15%, tanpa sesak 2. Dekompresi/kontra ventil sementara • Tension pneumotoraks 3. Aspirasi sederhana • Terapi permulaan Pn.Spontan > 15% 4. Pemasangan selang dada (chest tube) 5. Pleurodesis RINGKASAN • Pneumotoraks adalah akumulasi udara bebas di rongga pleura • Klasifikasi pneumotoraks berdasarkan penyebab spontan, traumatik • Klasifikasi berdasarkan katup : terbuka, tertutup, tension • Manifestasi klinis : Sesak napas, bernapas terasa berat, nyeri dada, batuk, distress napas, keringat berlebihan, takikardi, hipotensi, sianosis • Penatalaksanaan : pemberian oksigen dan tindakan ATELEKTASIS DEFINISI • Atelktasis berasal dari bahasa Yunani yaitu“ateles” dan “ektasis” yang berarti ekspansi tidak sempurna • Berkurangnya volume paru akibat kolaps jaringan paru KLASIFIKASI • Penyebab Atelektasis obstruksi dan non obstruksi • Jumlah paru yang terlibat Lobar, Segmental, Subsegmental • Lokasi Lokasi lobus spesifik, Segmen spesifik FAKTOR RISIKO Obesitas, OSA, Penyakit paru (asma, PPOK, kistik fibrosis), Pembiusan, operasi Imobilisasi, Post PATOFISIOLOGI ATELEKTASIS OBSTRUKTIF ATELEKTASIS OBSTRUKTIF PATOFISIOLOGI ATELEKTASIS NON OBSTRUKTIF PENYEBAB NON OBSTRUKTIF • Kompresif • Pasif/ relaksasi • Adesif • Sikatrik ATELEKTASIS KOMPRESIF ATELEKTASIS KOMPRESIF SOL toraks yang menekan • Efusi pleura paru (massa intra parenkim, • Pneumotoraks pleura, dinding dada) • Giant bulla ATELEKTASIS ADESIF ATELEKTASIS SIKATRIK • Penyakit membran hyalin • Fibrosis paru idiopatik • ARDS • Tuberkulosis kronik • Inhalasi asap • Infeksi jamur • Operasi bypass jantung • Fibrosis radiasi • Uremia MANIFESTASI KLINIS • Tergantung waktu terjadinya sumbatan bronkus • Area paru yang terpengaruh • Ada atau tidaknya infeksi PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN • Fisioterapi dada • Obat-obatan (bronkodilator, mukolitik, antibiotik) • Bronkoskopi (Untuk mengambil dahak yang tidak dapat ditangani dengan obat dan fisioterapi) • Pembedahan MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMOTHORAX DAN ATELEKTASIS PNEUMOTHORAX Akumulasi udara bebas di rongga pleura Gejala Klinis • Sesak napas, terasa berat • Nyeri dada unilateral • Batuk • Keringat berlebihan • Takikardi • Hipotensi • Sianosis • Deviasi mediastinum kesisi kontralateral PEMERIKSAAN • Vital sign • Prekompetensi Inspeksi: (pola nafas, bentuk dada, kifosis, lordosis, scoliosis gybus, penggunaan otot bantu nafas, warna kulit, warna kuku, edema, penggunaan alat bantu, amati ada tidaknya dyspnea, pernapasan cuping hidung). * Pengamatan cyanosis disekitar bibir, mulut dan dasar kuku * Clubbing of the fingers (seperti ujung pemukul genderang) Statis Pola napas: sesak napas, batuk, berkeringat, sianosis Dinamis saat berjalan terlihat sulit bernapas dan nampak napas menggunakan otot bantu napas dengan bahu yang agak sedikit terangkat Palpasi: (suhu tubuh, jenis edema, posisi trakea, jarak kosta, vocal fremitus depan-belakang-kanan- kiri). Umumnya pemeriksaan vocal premitus ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru akan terasa lebih bergetar. Palpasi ↓ CWE pada AS, vokal premitus melemah atau tidak muncul, ↑ HR, deviasi trakea kontralateral. Perkusi: sonor, redup, pekak, hipersonor Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan kanan pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding dada dicelah intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya, membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax). • Normal • Jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-paru seperti pneumonia • Ada cairan pada rongga pleura, perkusi jantung, perkusi hepar • Suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong seperti: daerah cavernecaverne paru, penderita asthma kronik terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan benda-benda kosong, bergema. Perkusi hipersonor pada paru Auskultasi: suara nafas (vesicular, bronco-vesicular, bronchial), suara sumbatan (rales, ronchi, wheezing, pleural friction-rub) *auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan menggunakan stetoskop, caranya: pasien diminta bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik, membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax. Auskultasi ↓ suara napas atau tidak muncul sama sekali, tidak ditemukan suara tambahan, ↓ suara ucapan atau tidak muncul sama sekali. PENGUKURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG • Ekspansi Sangkar Thorax • Lab • Bartel Index • Radiologi • Nyeri Deviasi mediastinum dan trakea • 6MWT Depresi diafragma AS* • Borg Scale Pelebaran jarak intercosta DIAGNOSIS PLANNING JANGKA PENDEK • Mencegah tirah baring • Mengurangi sesak nafas • Mengurangi nyeri • Mengurangi batuk • Meningkatkan ekspansi thorax JANGKA PANJANG • Meningkatkan kapasitas paru • Meningkatkan daya tahan otot INTERVENSI • Breathing control, 5-10 mnt • Segmental breathing, 10-20 • Deep breating, 10 mnt/ 2 kali sehari • Mobilisasi sangkar thorak (bucket handle & pump handle) sesuai toleransi pasien • Latihan batuk efektif • Postural drainage, 5-20 menit di setiap posisi • Vibrasi, 2-5 menit per segmen setelah itu diikuti batuk • ACBT • UE & LE exercise • Aerobik/ endurance exc, durasi latihan selama 30 menit, 60-75 HR max EDUKASI • Better life style • Melakukan aktivitas fisik • Asupan nutrisi ATELEKTASIS Berkurangnya volume paru akibat kolaps jaringan paru. Kondisi kolapsnya jaringan paru mengakibatkan alveolus dalam kondisi sedikit udara. Atelektasis sering terjadi pada pasien dengan obstruktif saluran bronkus, kompresi paru, post operasi dengan incisi pada perut dan dada serta pada pasien dengan kelainan neuromuscular dan musculokskeletal yang menghambat ekspansi paru. Gejala Klinis Akut dan area luas • Tergantung penyebab terjadinya • Dyspnea berat atelectasis • Demam • Batuk • Tanda kolaps paru • Hypoxemia • Pergeseran trakea dan mediastinum kesisi yang terkena • Elevasi diafragma PEMERIKSAAN • Vital sign • Prekompetensi Inspeksi: (pola nafas, bentuk dada, kifosis, lordosis, scoliosis gybus, penggunaan otot bantu nafas, warna kulit, warna kuku, edema, penggunaan alat bantu, amati ada tidaknya dyspnea, pernapasan cuping hidung). * Pengamatan cyanosis disekitar bibir, mulut dan dasar kuku * Clubbing of the fingers (seperti ujung pemukul genderang) Statis Pola napas: sesak napas, batuk, lemas, penggunaan otot bantu napas Dinamis saat berjalan terlihat sulit bernapas dan nampak napas menggunakan otot bantu napas dengan bahu yang agak sedikit terangkat Palpasi: (suhu tubuh, jenis edema, posisi trakea, jarak kosta, vocal fremitus depan-belakang-kanankiri). Umumnya pemeriksaan vocal premitus ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru akan terasa lebih bergetar. Palpasi ↓ CWE pada AS, vokal premitus melemah, deviasi trakea ipsilateral. Perkusi: sonor, redup, pekak, hipersonor Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan kanan pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding dada dicelah intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya, membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax). • Normal • Jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-paru seperti pneumonia • Ada cairan pada rongga pleura, perkusi jantung, perkusi hepar • Suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong seperti: daerah cavernecaverne paru, penderita asthma kronik terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan benda-benda kosong, bergema. Perkusi redup Auskultasi: suara nafas (vesicular, bronco-vesicular, bronchial), suara sumbatan (rales, ronchi, wheezing, pleural friction-rub) *auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan menggunakan stetoskop, caranya: pasien diminta bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik, membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax. Auskultasi ↓ suara napas atau tidak muncul sama sekali, suara tambahan: cracle, ↓ suara ucapan atau tidak muncul sama sekali. PENGUKURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG • Ekspansi Sangkar Thorax • Lab AGD • Bartel Index • Radiologi rontgen dada: deviasi • Nyeri • 6MWT • Borg Scale mediastinum ipsilateral, elevasi diafragma DIAGNOSIS PLANNING JANGKA PENDEK • Mencegah tirah baring • Mengurangi sesak nafas • Mengurangi nyeri • Mengurangi batuk dan sputum • Meningkatkan ekspansi thorax JANGKA PANJANG • Meningkatkan kapasitas paru • Meningkatkan daya tahan otot INTERVENSI • Breathing control, 5-10 mnt • Segmental breathing, 10-20 • Deep breating, 10 mnt/ 2 kali sehari • Mobilisasi sangkar thorak (bucket handle & pump handle) sesuai toleransi pasien • Latihan batuk efektif • Postural drainage, 5-20 menit di setiap posisi • Vibrasi, 2-5 menit per segmen setelah itu diikuti batuk • ACBT • UE & LE exercise • Aerobik/ endurance exc, durasi latihan selama 30 menit, 60-75 HR max EDUKASI Better life style, Melakukan aktivitas fisik, Asupan nutrisi, Higienitas, Etika batuk