Nama NIM Kelas Kampus : M.Wilman Setiawan : 01021381823125 : Ekonomi Industri II : Palembang Soal: 1. Berikan contoh 2 produk ( misal produk mie instan dan produk pasta gigi, untuk kedua contoh ini tidak boleh dipilih lagi) yang memiliki differensiasi produk dan berikan analisisnya bagaimana strategi differensiasi produk yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut berdampak kepada market power untuk perusahaan – perusahaan tersebut. 2. Buat ringkasan materi Bab 8 dari Buku Industrial Organization dari Carlton-Perlof: Product Differentiation and Monopolistic Competition. Jawaban 1 Contoh pertama yaitu minuman mineral bermerek Aqua, Daira, dan Le Ketiganya diasumsikan memiliki kualitas yang sama. Namun,Aqua lakukan antara lain yaitu dengan memperbaharui kemasannya dari tutup galon lama (dengan volume 19 liter) berwarna biru polos yang bertuliskan Aqua, kini berubah. Sedangkan merek kompetiornya belum melakukan inovasi secara signifikan. Aqua Sekarang warnanya menjadi dua, biru dan putih. Di permukaannya terdapat ilustrasi dua sosok manusia bergandengan tangan terbungkus tetesan air. Seolah menggambarkan kebutuhan akan air sebagai syarat kesinambungan kehidupan, takkan tergantikan.differensiasi redisgn yang dilakukan Aqua terkesan kecil dan remeh temeh namun jika dikaji lebih dalam, maka ada maksud yang mendasar mengapa Aqua melakukan differensiasi tersebut. Sisi kesehatan memang menjadi added value atau nilai tambah penting yang hendak dipersembahkan Aqua lewat packaging barunya. Sebab selama ini hal penting tersebut belum disadari dengan baik oleh masyarakat konsumen. Jadi, selain membuat tampilan produk jadi lebih menarik, kemasan baru juga menjamin perlindungan air dari penurunan mutu. Masa penyimpanan menjadi lebih panjang dari sebelumnya. Takkan terjadi penurunan mutu, setidaknya dalam waktu yang agak lama. Jika tidak, citarasanya akan mengalami perubahan. Tidak aman dikonsumsi serta berdampak buruk terhadap kesehatan Contoh kedua yaitu Handphone antara merek Samsung, Nexian, dan Mito. Ketiganya diasumsikan memiliki fungsi yang sama. Namun yang membedakan dari Handphone Samsung adalah dari dulu hingga sekarang produk ini masih menduduki pertingkat atas dari beberapa produk elektronik dunia dengan merek yang terkenal. Samsung yang menjadi salah satu merek terkenal dunia ingin menyamai perusahaan-perusahaan terkenal di dunia sehingga Samsung selalu mengedepankan teknologi yang terbaru dalam setiap inovasinya. Dari kualitas ketahanannya dan spare part nya ada di seluruh penjuru kota di indonesia, harga jual nya stabil dan sparepart nya mudah di cari karena tersebar banyak, Handphone merk Nexian dan Mito Harga nya terjangkau tetapi sparepart nya memiliki harga yang sedikit tinggi sedangkan Samsung memiliki harga lebih murah dari kedua merk di atas yang berspesifikasi sama tetapi sparepart nya susah dicari Strategi diferensiasi pada contoh pertama, merek Aqua dimana perusahaan itu harus melakukan yang dimana dengan posisinya sebagai pemimpin puncak usaha AMDK di Indonesia sebaiknya Aqua tidak melalaikan strategi bisnis yang mereka harus lakukan guna mempertahankan posisi mereka. Sebaiknya Aqua harus terus mengembangkan bisnis mereka menuju kearah yang lebih baik salah satu jalan yang dapat ditempuh yakni dengan senantiasa mendifferensiasikan produk Aqua dari produk AMDK yang sekarang ini banyak bermunculan. Strategi diferensiasi pada contoh kedua, saya ambil contoh Handphone merek Samsung, jika ingin mendapatkan market power maka harus melakukan diferensiasi atau inovasi yang lebih baik dibanding dengan kompetitor lain atau setidaknya setara dengan kompetitornya, lalu jika ingin market power bertambah maka diperlukan diferensiasi seperti pelindung dan Handphone anti air yang merupakan agar ketika handphonnya jatuh tidak memberikan kerusakan secara fatal. Jika Contoh pertama dan kedua sama sama meningkatkan diferensiasi nya terhadap suatu produk atas kompetitornya maka akan memperbesar peluang perusahaan itu mendapatkan market power, dan bahkan bisa mengambil alih bisnis(merger) dan bahkan akan ada perusahaan yang akan menjadi perusahaan monopoli jika market power nya terus meningkat 2 Resume Diferensiasi Produk dan Persaingan Monopolistik Di banyak pasar, perusahaan terlibat dalam persaingan monopolistik: Perusahaan memiliki kekuatan pasar, kemampuan untuk menaikkan harga secara menguntungkan di atas biaya marjinal, namun mereka menghasilkan keuntungan ekonomi nol. Struktur pasar seperti itu menggabungkan atribut monopoli (kekuatan pasar) dan persaingan (keuntungan ekonomi nol). Suatu industri memiliki persaingan monopolistik jika ada entri bebas dan setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan yang menurun. Jika perusahaan memasuki industri setiap kali ada keuntungan positif, masing-masing perusahaan menghasilkan keuntungan ekonomi nol dalam jangka panjang, seperti dalam industri kompetitif. Jika perusahaan menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah, ia memiliki kekuatan pasar. Alasan penting mengapa sebuah perusahaan menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah adalah karena konsumen memandang produknya berbeda dari produk perusahaan lain dalam industri. Pada bab sebelumnya, kami berkonsentrasi pada industri dengan barang homogen atau tidak terdiferensiasi: Produk dipandang identik oleh konsumen. Artinya, konsumen memandang produk sebagai pengganti yang sempurna untuk satu sama lain. Namun, di banyak industri, produk biasanya heterogen atau dibedakan: Konsumen menganggap produk atau merek dari berbagai perusahaan sebagai substitusi yang tidak sempurna. Jika konsumen memandang merek dalam suatu industri sebagai substitusi yang tidak sempurna, sebuah perusahaan dapat menaikkan harganya di atas para pesaingnya tanpa kehilangan semua pelanggannya. Differentiated Products Studi tentang industri produk yang dibedakan didasarkan pada dua konsep utama. Pertama, produk dibedakan karena konsumen menganggapnya berbeda. Artinya, meskipun merek aspirin mungkin identik secara kimiawi, jika konsumen yakin bahwa produknya berbeda dan berbelanja sesuai dengan itu, maka produk tersebut dibedakan secara efektif.Misalnya, kacang “komoditas” (pinto, Great Northern, dan sebagainya) dari Golden Grain / Mis-sion dijual dengan harga sekitar 69 ¢ per pon di toko terdekat Anda, sedangkan kacang dari Melissa's, yang ada dalam kemasan cantik, dijual dengan harga sekitar $ 4,59 per pon. Kedua, penetapan harga satu merek memberikan batasan yang lebih besar pada penetapan harga merek lain saat kedua merek tersebut merupakan pengganti yang mirip daripada jika tidak. Misalnya, hanya sedikit yang akan membantah bahwa Pepsi Cola dan Coca Cola adalah pengganti yang dekat. Pengaruh Diferensiasi pada Kurva Permintaan Perusahaan Dalam industri dengan produk yang tidak terdiferensiasi, permintaan yang dihadapi perusahaan tertentu hanya bergantung pada total pasokan pesaingnya, sedangkan dalam industri dengan produk yang berbeda, permintaan yang dihadapi perusahaan bergantung pada pasokan masing-masing pesaingnya secara terpisah. Untuk industri dengan barang yang berdiferensiasi atau tidak berdiferensiasi, kita dapat menulis kurva permintaan terbalik yang dihadapi Perusahaan sebagai: piD(q1, . . . , qn). Preferensi untuk Karakteristik Produk Dalam teori konsumen Lancaster (1966, 1971, 1979) dan Becker (1965), konsumen memiliki preferensi atas karakteristik komoditas. Setiap komoditas adalah satu bundel karakteristik. Misalnya permen batangan dan es krim yang memiliki variasi rasa manis, suhu, tekstur, dan lain sebagainya. Daripada membandingkan produk seperti itu, konsumen memilih berdasarkan karakteristik yang lebih mendasar. Untuk menggambarkan bagaimana produk dapat dibandingkan dengan memeriksa karakteristiknya, anggaplah satu-satunya karakteristik penting dari minuman ringan adalah betapa manisnya minuman itu. Di ruang ini, Schwepps Club Soda terletak di sebelah kiri Classic Coke, di sebelah kiri Pepsi. Artinya, semakin manis produknya, semakin jauh ke kanan letaknya. Minuman bersoda, kemudian, dapat dikatakan terletak di ruang karakteristik: Ada sumbu yang menunjukkan besarnya masing-masing karakteristik atau atribut (di sini hanya ada satu atribut, kemanisan), dan setiap merek dapat ditempatkan di ruang ini menurut karakteristiknya. Model Konsumen Representatif Model persaingan monopolistik pertama dikembangkan oleh Chamberlin (1933). Dalam model konsumen representatif ini, konsumen biasa memandang semua merek sebagai pengganti yang sama baik untuk satu sama lain; karenanya, merek diperlakukan secara simetris. Model konsumen yang representatif ini dapat digunakan untuk memeriksa industri dengan produk yang terdiferensiasi atau yang tidak terdiferensiasi. Kami mulai dengan memeriksa pasar produk yang tidak terdiferensiasi dan kemudian memperluas analisis ke pasar di mana produknya heterogen. Analisis menunjukkan apakah produk dibedakan atau tidak, harga ekuilibrium dan jumlah (variasi) merek dalam ekuilibrium persaingan monopolistik umumnya tidak optimal secara sosial. Model Konsumen Perwakilan dengan Produk yang Tidak Terdiferensiasi Dalam versi paling sederhana dari model perwakilan konsumen, berbagai merek bersifat homogen: Semua merek memiliki karakteristik yang sama. Model ini berbeda dari model teoligopoli pada bab sebelumnya hanya dalam cara jumlah perusahaan dalam industri ditentukan. Baik model oligopoli maupun model persaingan monopolistik menentukan output dari setiap perusahaan. Dalam kedua model tersebut, perilaku memaksimalkan laba menentukan output dari setiap perusahaan. Welfare with Undifferentiated Products. dua masalah kesejahteraan atau efisiensi muncul dengan keseimbangan persaingan monopolistik ini. Pertama, karena harga di atas biaya marinal, industri menghasilkan output total yang terlalu sedikit: Satu unit tambahan dari produk ini lebih berharga bagi konsumen daripada biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksinya. Kedua, jumlah perusahaan berlebih ketika biaya marjinal tidak meningkat (konstan atau turun dengan kuantitas). Setiap perusahaan tambahan harus membayar biaya tetap, F, sehingga biaya tetap kepada masyarakat berlebihan. timal masyarakat adalah mensubsidi satu perusahaan untuk memproduksi semua output dan meminta harga ditetapkan sama dengan biaya marjinal. Solusi terbaik yang mungkin (mengabaikan biaya administrasi) disebut sebagai optimal pertama terbaik .mengilustrasikan solusi terbaik pertama. Ini menunjukkan kurva biaya marjinal dan rata-rata perusahaan tunggal dan kurva permintaan pasar, berdasarkan contoh sebelumnya dengan biaya tetap $ 6,40. Dalam ekuilibrium terbaik pertama yang diusulkan, perusahaan diatur sehingga menetapkan harga sama dengan biaya marjinal, m 28 ¢, dan konsumen membeli q * 720 unit output. Output optimal secara sosial adalah 80 unit (12,5 persen) lebih banyak daripada output persaingan monopolistik 640. Pada harga tersebut, perusahaan kehilangan uang karena harga kurang dari biaya rata-rata (p $ 0,28 juta F / q * $ 0,28 $ 6,40 / 720 $ 0,2889). Jadi, pemerintah harus mensubsidi perusahaan jika ingin tetap dalam bisnis.9 Area yang diarsir pada Gambar 7.2 merepresentasikan kerugian bersubsidi F $ 6,40 $ 0,0089 720 (F / q *) q *. Perusahaan menjual produk dengan biaya marjinal atau biaya variabel rata-rata, sehingga menutupi biaya produksi di luar kantongnya, tetapi tidak memulihkan biaya tetapnya. Pada akhirnya, pemerintah tidak dapat mengatur suatu industri untuk mencapai solusi terbaik pertama dan memaksimalkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, mungkin secara politik tidak layak untuk mensubsidi monopoli seperti perusahaan listrik lokal. Di beberapa industri, pemerintah mungkin dapat mengontrol jumlah perusahaan, tetapi mungkin tidak dapat memaksa mereka untuk memproduksi lebih dari kuantitas yang memaksimalkan keuntungan jika tidak mau mensubsidi mereka. Banyak kota yang mengontrol jumlah taksi, misalnya.11 Dengan memilih jumlah perusahaan yang op-timal, pemerintah dapat mencapai optimal terbaik kedua: hasil sebaik mungkin tunduk pada kendala yang melanggar salah satu syarat untuk Model Konsumen Representatif dengan Produk yang Berbeda Inti dari model persaingan monopolistik yang baru saja dibahas tetap tidak berubah jika semua perusahaan menghasilkan produk yang terdiferensiasi (heterogen). Maksimalisasi laba masih ditentukan oleh MRr MC, dan entri masih terjadi hanya selama laba positif. Satu-satunya modifikasi model bagian sebelumnya yang disebabkan oleh diferensiasi produk adalah bahwa kurva permintaan perusahaan (dan karenanya kurva MR-nya) bergantung pada pada kuantitas individu yang diproduksi oleh masing-masing pesaingnya, bukan hanya pada kuantitas total. Menambahkan diferensiasi produk memperumit model. Kurva permintaan setiap perusahaan mungkin berbeda dari yang lain sehingga mungkin tidak cukup untuk mempelajari perusahaan perwakilan. Kesejahteraan dengan Produk yang Berbeda. Solusi kesejahteraan optimal berubah ketika produk dibedakan. Secara umum, keseimbangan persaingan monopolistik dengan produk yang dibedakan memiliki dua masalah: Baik harga maupun variasi (jumlah merek) tidak optimal. Seperti sebelumnya, harga di atas biaya marjinal. Namun, mungkin ada terlalu sedikit atau terlalu banyak variasi di mana produk dibedakan. Dua faktor menentukan variasi dalam ekuilibrium persaingan monopolistik. Salah satunya menyebabkan terlalu sedikit merek, tetapi yang lain dapat menyebabkan terlalu banyak merek. Faktor pertama adalah bahwa produk yang sangat diinginkan mungkin tidak diproduksi meskipun harga lebih besar daripada biaya variabel perusahaan jika biaya tetap sangat besar sehingga perusahaan kehilangan uang. Artinya, surplus konsumen akan meningkat jika lebih banyak produk yang diproduksi, tetapi biaya tetap yang tinggi membuat jumlah merek di bawah tingkat optimal. Faktor kedua — efek pada perusahaan lain — adalah kekuatan penyeimbang. Ketika sebuah perusahaan memperkenalkan merek baru, ia mengabaikan pengaruh persaingan yang meningkat terhadap keuntungan perusahaan lain. Ketika produknya adalah pengganti merek lain, seperti Coke untuk Pepsi, sebagian keuntungannya berasal dari merek lain tersebut. Karena perusahaan mengabaikan efek ini pada perusahaan lain, mereka memiliki kecenderungan untuk memproduksi terlalu banyak produk dengan harga yang terlalu rendah.14 Karena kedua faktor bekerja dalam arah yang berlawanan, mungkin terdapat terlalu banyak atau terlalu sedikit merek dibandingkan dengan optimal sosial. Fixed Costs Lead to Too Little Variety. Ketika perusahaan beroperasi di bagian meningkatkan-hasil-ke-skala kurva biaya rata-rata mereka, mereka cenderung memproduksi terlalu sedikit produk, semuanya sama. Jika biaya marjinal perusahaan tidak naik dengan cepat, dan memiliki biaya tetap yang besar, ia beroperasi di bagian kurva biaya rata-rata yang miring ke bawah, atau hasil yang meningkat. Gambar diatas mengilustrasikan mengapa beberapa produk yang diinginkan diproduksi dan yang lainnya tidak ketika kurva biaya rata-rata menurun tajam. Dalam kedua diagram pada Gambar 7.3, masyarakat menjadi lebih baik jika produk diproduksi: Manfaat sosial melebihi biaya sosial. Pada Gambar 7.3a, biaya rata-rata melintasi kurva permintaan, sehingga menguntungkan untuk diproduksi. Laba perusahaan, p, positif pada kuantitasq * karena biaya rata-rata per unit kurang dari pendapatan atau harga rata-rata, p *. Manfaat sosial (jumlah surplus konsumen, CS, dan pendapatan, p C) dikurangi biaya sosial (dan pribadi) (C) sama dengan kesejahteraan (CS p), yang bernilai positif. Dalam Gambar 7.3b, kurva biaya rata-rata ada di mana-mana di atas kurva permintaan. Dengan demikian, total biaya melebihi pendapatan total di semua tingkat keluaran, sehingga produk tidak diproduksi. Namun, secara sosial diinginkan untuk menghasilkan produk ini. Manfaat sosial (konsumen sur-plus, E B, ditambah pendapatan, R) dikurangi biaya (R B D) sama dengan kesejahteraan (E D), yang positif karena area E lebih besar dari area D. Alasan produk tersebut tidak diproduksi, meskipun secara sosial diinginkan untuk dilakukan, adalah bahwa perusahaan tidak memperoleh seluruh manfaat sosial meskipun ia membayar seluruh biaya sosial. Keragaman Optimal Keseimbangan optimal mencerminkan trade-off antara keragaman produk, jumlah merek, dan kuantitas setiap merek yang diproduksi, yang ditentukan oleh harga. Untuk sederhananya, asumsikan bahwa jumlah merek, n, sepenuhnya mencerminkan nilai keragaman: Semakin banyak perusahaan atau merek, semakin baik konsumennya, semua yang lain sama. Jika semua barang diproduksi dengan fungsi biaya yang sama dan menghadapi kurva permintaan yang sama, maka jumlah unit output, q, adalah sama untuk setiap merek dalam ekuilibrium. Fakta penting tentang keseimbangan dapat diringkas dengan jumlah merek, n, dan output per merek, q. Kesimpulan Tentang Model Konsumen Representatif Dalam ekuilibrium persaingan monopolistik konsumen perwakilan Chamberlinian, harga terlalu tinggi dan jumlah perusahaan tidak optimal. Dengan produk yang tidak terdiferensiasi, hampir pasti terdapat terlalu banyak perusahaan. Dengan produk yang dibedakan, mungkin ada terlalu banyak atau terlalu sedikit perusahaan. Model perwakilan konsumen yang khas mengasumsikan bahwa semua produk sama-sama merupakan substitusi barang satu sama lain. Untuk menerapkan model seperti itu ke pasar es krim, misalnya, orang harus percaya bahwa es krim Breyer bersaing secara setara dengan Häagen-Dazs dan dengan Baskin-Robbins. Artinya, orang tidak boleh percaya bahwa Breyer's lebih mirip pengganti Baskin-Robbins daripada Häagen-Dazs. Asumsi yang sangat kuat ini membuat model relatif mudah digunakan, tetapi tidak realistis di beberapa pasar Model Lokasi Merek bersaing lebih sengit dengan merek yang merupakan pengganti dekat dibandingkan dengan merek yang dipandang konsumen sebagai pengganti yang kurang dekat. Konsumen memandang merek tertentu sebagai pengganti yang lebih dekat daripada yang lain. Misalnya, merek tertentu memiliki ciri umum tertentu yang tidak dimiliki merek lain: Beberapa sereal dilapisi gula dan yang lainnya tidak. Artinya, setiap merek “terletak” pada titik tertentu dalam ruang karakteristik produk. Model lokasi (spasial) adalah model persaingan monopolistik di mana konsumen memandang setiap produk perusahaan memiliki lokasi tertentu dalam ruang geografis atau produk (karakteristik). Semakin dekat dua produk satu sama lain dalam ruang geografis atau karakteristik, semakin baik penggantinya. Dalam model ini, konsumen juga memiliki lokasi di geografis atau ruang produk. Model Lokasi Hotelling Hotelling (1929) mengembangkan model untuk menjelaskan lokasi dan perilaku penetapan harga perusahaan.18 Meskipun ia berkonsentrasi pada ruang geografis, modelnya dapat digunakan untuk mempelajari persaingan monopolistik dengan melihat produk ditempatkan di ruang karakteristik orkaristik produk. Dalam model lokasi (spasial) Hotelling, produk berbeda hanya dalam satu dimensi, seperti lokasi toko yang menjualnya. Namun, Lancaster (1966,1971, 1979) dan lainnya telah menunjukkan bahwa model ini dapat diperluas untuk memeriksa produk yang berbeda dalam lebih banyak dimensi. Model Lingkaran Salop Pertama, dalam model ini, perusahaan ditempatkan di sekitar lingkaran, bukan di sepanjang garis. Alasan untuk perubahan ini adalah bahwa lingkaran tidak memiliki titik akhir. Artinya, sebuah lingkaran kira-kira sama dengan garis panjang tak terhingga yang tidak memiliki titik akhir. Dapat ditunjukkan bahwa penyebab utama tidak adanya ekuilibrium dalam model Hotelling adalah adanya titik akhir. Kedua, model Salop memperhitungkan secara eksplisit barang kedua, atau di luar, barang. Misalnya, produk yang dibedakan mungkin berupa merek (rasa) es krim (produk yang terletak di sekitar lingkaran), dan barang luarnya mungkin kue coklat, yang merupakan produk yang tidak terdiferensiasi yang secara kompetitif dipasok oleh industri lain. Bagaimana Konsumen Memilih Produk. Asumsikan bahwa pelanggan secara seragam ditempatkan di sekitar lingkaran yang merupakan keliling unit. Untuk kesederhanaan, setiap pembeli membeli satu scoop es krim. Lokasi pelanggan, t*, menunjukkan jenis es krim yang paling disukai pelanggan tersebut. Misalnya, satu lokasi di lingkaran adalah es krim cokelat, vanili lain, dan titik antara cokelat dan vanila adalah es krim cokelat chip. Setiap rasa es krim adalah merek yang memungkinkan dan dijelaskan oleh lokasinya di lingkaran. Kesenangan (kegunaan) yang didapat konsumen dari makan satu sendok merek es krim yang terletak di U(t, t*) ucƒtt*ƒ di mana kegunaan dari rasa es krim favorit konsumen (rasa terletak pada titik yang sama, *, di sepanjang lingkaran sebagai konsumen); ƒt t* ƒ (nilai absolut dari perbedaan antara tand t *) adalah jarak merek dari rasa favorit pelanggan t*; dan c adalah tingkat di mana penyimpangan dari merek yang optimal menurunkan kepuasan konsumen. Perilaku Perusahaan keseimbangan simetris dalam model ini bergantung pada di mana perusahaan berada dan bagaimana mereka menetapkan harga. Bagaimanapun juga, setiap perusahaan ingin mencari lokasi sejauh mungkin dari pesaing terdekatnya. Semakin jauh jarak toko lain dari toko Anda, semakin besar kekuatan pasar yang Anda miliki sehubungan dengan pelanggan yang berada di dekat toko Anda. Sebagai hasil dari upaya untuk mencari sejauh mungkin, toko-toko berada dalam jarak yang sama dari satu sama lain. Wilayah Monopoli. Jika jumlah merek relatif sedikit, mereka tidak bersaing satu sama lain untuk mendapatkan konsumen yang sama. Setiap merek adalah monopoli lokal dan menjual ke semua konsumen yang tinggal cukup dekat sehingga surplus bersih mereka positif. Artinya, setiap monopoli hanya menjual kepada konsumen yang menerima lebih banyak surplus dari merek itu daripada yang mereka dapatkan dari kue. pada Gambar di atas. Sumbu vertikal pada gambar adalah surplus bersih dari merek tersebut dan sumbu horizontal adalah jarak, x, konsumen berasal dari merek yang paling disukai (diberi label dengan harga, p, yang diasumsikan sedikit lebih dari ). Semakin besar jarak, x, sebuah merek dari produk yang paling disukai konsumen, semakin rendah surplus bersih konsumen. Ketika merek berada jauh dari lokasi yang paling disukai konsumen, surplus bersih konsumen dari merek tersebut sama dengan nol (di mana garis surplus bersih menyentuh sumbu x) sehingga konsumen tidak peduli antara membeli dan tidak membeli. Merek tersebut menangkap semua konsumen yang tidak lebih jauh dari jarak xm di setiap sisi lokasinya, atau semua konsumen dalam segmen 2xsegmen lingkaran. Jika terdapat Konsumen L yang letaknya seragam di sekitar lingkaran, maka permintaan monopoli yang dihadapi merek ini, qm, adalah 2xmL, atau, menggantikan xm dari Persamaan 7.12: qm2Lc(vp). Kuantitas monopoli yang diminta perusahaan, , turun sebesar 2L / cas, harganya naik $ 1. Jika perusahaan menetapkan harganya sama dengan harga reservasi, v, dari pelanggan yang paling menyukai produk ini, penjualannya turun menjadi nol. Competitive Region Jika ada lebih banyak perusahaan, sehingga mereka ditempatkan lebih dekat satu sama lain dan bersaing untuk konsumen yang sama, maka setiap perusahaan harus memperhitungkan harga yang dikenakan pesaingnya dalam menetapkan harga sendiri seperti dalam model Bertrand homogen-good pada Bab 6. Ketika perusahaan bersaing satu sama lain, sebuah perusahaan tidak menangkap semua pelanggan yang lebih memilih es krim daripada kue: Perusahaan kehilangan sebagian dari dua pesaing terdekatnya. Para pelanggan yang berada di pasar potensial dari masing-masing dua merek membeli dari merek yang menawarkan surplus bersih tertinggi. Model Hibrida One of these hybrid models, Deneckere and Rothschild (1986), includes the circlemodel and a version of the representative consumer model as special cases of Bertrandequilibrium. Using their hybrid model, Deneckere and Rothschild show that prices arelower in a representative consumer model than in the circle model because there ismore competition in a representative consumer model. They also show that adding an-other brand benefits relatively few consumers in the circle model, whereas consumersbenefit substantially from the introduction of extra brands in the representative con-sumer model. It is for these reasons that there are too many brands in the equilibriumof the circle model, but there may be too many or too few brands in the equilibrium ofthe representative consumer model. Estimation of Differentiated Goods Models The properties of the differentiated goods models we have described depend criti-cally on the pattern of substitutability among the products. In recent years, ad-vances in statistical techniques and more powerful computers have made possiblethe simultaneous estimation of demand functions for many brands within a singlemarket. Kesejahteraan dalam Model Persaingan Monopolistik dengan Produk Homogen Two problems arise in a monopolistic competition equilibrium with homogeneousgoods: 1. Because price is greater than marginal cost, the industry produces too little output. 2. 2.If marginal cost is constant, the industry bears excess fixed costs. Optimal Terbaik Pertama Mengingat biaya marjinal konstan, optimal terbaik pertama membutuhkan satu perusahaan yang menetapkan harga yang sama dengan biaya marjinal, p m, dan subsidi kerugian perusahaan. Kami mengilustrasikan hasil ini menggunakan model ekuilibrium umum yang sederhana. Dalam model ini, tidak ada perbedaan penting antara ekuilibrium parsial dan umum karena efek pendapatan ekuilibrium umum sama dengan ekuilibrium parsial. Fungsi utilitas konsumen yang representatif adalah U(Q, y) u(Q) y, dimana Q adalah output dari industri persaingan monopolistik dan y mewakili semua barang lainnya. Misalkan Anda diproduksi dengan biaya konstan, dan, dengan menormalkan, biarkan biaya konstan ini sama dengan 1 sehingga harga kompetitif juga 1. Konsumen memaksimalkan utilitasnya sesuai dengan batasan anggaran IpQy di mana I adalah pendapatan konsumen dan pis harga unit Q. Dari Persamaan7A.2, y I pQ. Mengganti ekspresi y ke dalam fungsi utilitas konsumen (Persamaan 7A.1), masalah maksimisasi utilitas konsumen adalah maxQu(Q)IpQ Kondisi orde pertama untuk maksimalisasi utilitas adalah u(Q) p. Artinya, konsumen memilih Q sehingga utilitas marjinal sama dengan biaya marjinal Q, yaitu p. Akibatnya, fungsi permintaan konsumen dapat dituliskan sebagai p p (Q) u (Q). Karena utilitas marjinal positif, p 0. Kondisi orde kedua, u 0, mengimplikasikan adanya penurunan utilitas marjinal sehingga kurva permintaan miring ke bawah: p 0. Optimal Terbaik Kedua Sekarang asumsikan bahwa pemerintah tidak dapat mencapai optimal pertama-terbaik karena aksinya dibatasi: • Pemerintah hanya dapat mengontrol jumlah perusahaan, n. • Pemerintah tidak dapat memaksa perusahaan untuk memproduksi lebih dari kuantitas yang memaksimalkan keuntungan; Artinya, mungkin tidak mensubsidi perusahaan. Dalam optimal terbaik kedua, dengan asumsi perusahaan bermain Cournot, setiap perusahaan memilih tingkat output (positif) sehingga pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinalnya: Qnp¿(Q)p(Q)m, dimana Q / n adalah output dari satu perusahaan. Perusahaan memasuki industri jika perusahaan marjinal mendapatkan keuntungan nonnegatif. Artinya, harga setidaknya sebesar biaya rata-rata Kesejahteraan dalam Model Persaingan Monopoli dengan Produk yang Berbeda Perekonomian dengan Pasar Persaingan Monopolistik Tunggal Untuk kesederhanaan, anggaplah bahwa tingkat keragaman produk sepenuhnya dicerminkan oleh jumlah merek yang berbeda, n. Jika semua perusahaan memiliki fungsi biaya yang identik, dalam keseimbangan harga simetris, masing-masing menghasilkan jumlah keluaran yang sama , q. Setiap fungsi biaya perusahaan adalah C F mq, di mana Cis biaya total, biaya tetap Fis, dan mq adalah biaya variabel yang terkait dengan tingkat keluaran q. Dengan demikian, baik biaya variabel maupun marinal sama dengan m. Model Ekuilibrium Umum Sederhana Untuk membandingkan ekuilibrium pasar dengan optimal, model ekuilibrium umum eksplisit harus digunakan. Gambar 7.4 hanya mempertimbangkan trade-off antara output dan keuntungan industri persaingan monopolistik. Jika ada barang lain, y, kita perlu mempertimbangkan trade-off antara kedua industri tersebut. Sekali lagi, kami berasumsi bahwa barang luar, y, diproduksi dengan biaya tetap sama dengan 1 dan harga kompetitifnya adalah 1. Optimum Jika fungsi utilitas dapat dipisahkan secara aditif dalam y, masalah maksimisasi masyarakat adalah: tunduk pada Jika semua perusahaan identik dalam arti bahwa mereka memiliki fungsi biaya yang sama, qi q, masalah masyarakat dapat ditulis ulang sebagai memaksimalkan surplus: Ada dua ketentuan urutan pertama untuk maksimum. Kondisi pertama diperoleh dengan mendiferensiasi Persamaan 7B.6 terhadap n, menyetel turunannya sama dengan nol, dan menulisnya kembali sebagai: Kondisi ini mengatakan bahwa merek harus ditambahkan sampai keuntungan marjinal dalam kesejahteraan dari merek tambahan, Wu, sama dengan biaya peluang barang luar (mq Fisthe biaya satu perusahaan lagi dalam hal konsumsi barang luar yang hilang). kondisi orde pertama diperoleh dengan mendiferensiasi Persamaan 7B.6 dengan re-spekt toq, mengatur turunannya sama dengan nol, membaginya dengan n dan menulis ulang sebagai bahwa setiap keluaran merek, q, harus ditingkatkan sampai keuntungan marjinal dalam utilitas dari unit keluaran tambahan, Wu (q), sama dengan biaya marjinal, m, dari satu unit keluaran tambahan. Menggunakan jenis penalaran yang sama seperti pada Lampiran 7A, p Wu (q). Jadi, Persamaan 7B.8 mengatakan bahwa harga harus sama dengan biaya marjinal: p m. Persamaan 7B.7 dan 7B.8 menentukan output optimal per merek dan jumlah merek (q *, n *). Membagi Persamaan 7B.7 dengan Persamaan 7B.8 dan mengalikan dengan 1 / q, dapatkan Artinya, paling optimal, rasio rata-rata terhadap utilitas marjinal sama dengan rasio rata-rata terhadap biaya marjinal. Ekuilibrium Persamaan yang menggambarkan ekuilibrium persaingan monopolistik Cournot berbeda dengan persamaan yang menggambarkan persamaan optimum, Persamaan 7B.7 dan 7B.8. Kami sekarang mendapatkan persamaan yang sesuai untuk ekuilibrium. karena Wu (q) p. Mengabaikan masalah bilangan bulat, perusahaan masuk sampai laba nol (p 0) atau pendapatan sama dengan biaya: Persamaan ini berbeda dari kondisi yang sesuai untuk optimal, Persamaan7B.7, dengan memiliki qWu (q) dan bukan Wu (q) di sisi kiri. Dengan membedakan Persamaan 7B.10 sehubungan dengan q, kami menemukan bahwa Cournot firmmaksimasi keuntungan dimana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal, m: Ruas kiri persamaan ini berbeda dengan Persamaan 7B.8, kondisi op-timum. Jadi, karena kondisi optimum (Persamaan 7B.7 dan 7B.8) berbeda dengan kondisi ekuilibrium (Persamaan 7B.11 dan 7B.12), maka optimum berbeda dari kesetimbangan.