Uploaded by User92543

Revisi Makalah Kel 1 Peduli Lingkungan Terpadu

advertisement
MAKALAH
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU
“Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Modul IPA Tema Polusi
Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Siswa”
Oleh :
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Annisa N (20175019)
Muhammad Gifron (20175004)
Putri Nurhaliza (20175013)
Rini Amelia (20175022)
Syamina (20175018)
Yunita Syafitri (20175025)
Dosen Pengampu :
Dr. Asrizal, M.Si
Dr. Usmeldi, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan yang maha
kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Penulis juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang
diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat mengumpulkan bahanbahan materi makalah ini. Penulis telah berusaha semampu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Terpadu dan untuk menambah pengetahuan penulis
mengenai Integrasi pendidikan lingkungan hidup dalam modul IPA untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan siswa.
Penulis menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca, agar penulis
dapat memperbaiki kesalahan tersebut pada pembuatan makalah selanjutnya.
Demikianlah makalah ini penulis buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan sebelumnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi
menyelesaikan makalah ini dan penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu yang memberikan materi ini.
Padang, 22 November 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. Konsep Lingkungan Hidup ....................................................................................... 4
B. Pendidikan Lingkungan ............................................................................................ 8
C. Pembelajaran IPA ................................................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui berbagai cara salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Arowolo, 2010). Salah satu bidang ilmu
yang dipelajari dalam pendidikan yaitu ilmu sains yang erta kaitannya dengan
ilmu pengetahuan alam.
Alam merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Karena itu, manusia
tidak bisa lepas dari ketergantungan pada alam dan lingkungan. Untuk memenuhi
segala kebutuhan dan keinginan, maka manusia melakukan eksplorasi sumber
daya alam secara berlebihan tanpa diikuti dengan tindakan remediasi atau
rehabilitasi sumber daya alam. Selain itu dengan kemajuan teknologi dlam
memudahkan pekerjaan manusia sehari-hari juga berdampak buruk pada
lingkungan. Salah satu dampak buruk yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi
seperti kendaraan bermotor, penggunaan AC, refigerator, dan sebagainya ialah
mengakibatkan terjadinya polusi.
Polusi udara akibat dari peningkatan penggunaan jumlah kendaraan
bermotor yang mengeluarkan gas-gas berbahaya. Hal ini selaras dengan Rosyidah
(2016) yang mengemukakan bahwa polusi udara merupakan hasil dari proses
buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya,
dari sektor produksi maupun sektor transportasi. Pertumbuhan penduduk yang
pesat menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaaan kendaraan
bermotor dan alat-lat elektronik yang dapat menyebabkan polusi udara. Jika hal
ini terus terjadi maka polusi aka terus meningkat sehingga udara akan menjadi
tercemar.
1
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
No.
41
tahun
1999
tentang
Pengendalian Pencemaran Udara bahwa udara sebagai sumber daya alam yang
mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan
dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan
manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya. Udara perlu dipelihara,
dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara agar dapat
bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Agar
udara dan lingkungan hidup tetap terjaga, maka diperlukan upaya untuk
mewujudkan hal tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mencegah dan
menyelamatkan lingkungan sejak dini adalah dengan melibatkan anak sejak dini
dalam peduli dan mencintai lingkungan. Hal ini dapat dilakukan baik melalui
basis pendidikan formal, nonformal dan informal. Selain itu, dalam pendidikan
formal, upaya mengenal dan menghargai lingkungan dapat dimulai dengan
memperkenalkan kepada siswa beberapa istilah yang berhubungan dengan
lingkungan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan kami bahas mengenai
pengintegrasian sikap peduli lingkungan pada “Pengembangan Modul IPA
Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N
11 Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan pendidikan lingkungan?
2.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran IPA?
3.
Bagaimana pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dalam modul IPA
tema polusi untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan siswa?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui maksud dari pendidikan lingkungan
2.
Mengetahui maksud dari pembelajaran Fisika
2
3.
Menganalisis pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dalam modul IPA
tema polusi untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan siswa
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak,
terutama:
1.
Tenaga pendidik, dapat dimanfaatkan sebagai pedoman serta menambah ilmu
pengetahuan
2.
Penulis, sebagai pedoman untuk mengembangkan kompetensi, menambah
pengetahuan mengenai pengintegrasian pendidikan lingkungan ke dalam
Modul IPA.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Lingkungan Hidup
Manusia mempengaruhi lingkungan dengan cara mengatur lingkungan dan
mengambil sumber daya yang ada di lingkungan. Lingkungan adalah seluruh
faktor luar yang memengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa
organisme hidup atau variabel-variabel yang tidak hidup. Defenisi lingkungan
hidup menurut para ahli dnan penelitian sebelumnya, yaitu:
a. Soemarwoto (2004), menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah ruang
yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak
hidup di dalamnya.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 (UUPPLH) Pasal 1 angka 1,
menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri
kehidupan,dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
c. Danusaputro (1982), menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah semua
benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkahperbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasadjasad hidup lainnya.
Berdasarkan pengertian lingkungan hidup dari para ahli dan penelitian
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah satu kesatuan dari
suatu ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk
manusia di dalamnya yang membentuk suatu sistem dengan hubungan yang saling
mempengaruhi untuk membentuk kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Kepadatan penduduk yang terus meningkat utamanya di wilayah perkotaan
akan mempengaruhi kualitas kota yaitu pada penghasil limbah serta pencemaran
lingkungan akibat ulah mereka. Hal ini karena pola hidup mereka cenderung tidak
4
memperhatikan dampak terhadap lingkungan yang kemudian akan mengancam
kesehatan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini
muncul inisiatif komunitas dalam suatu masyarakat untuk memperbaiki kualitas
lingkungannya mulai dari perubahan gaya hidup bersih, penghijauan kampung,
pemilahan sampah, penghematan penggunaan air, dan lainnya melalui aksi
kolektif mereka. Untuk itu tulisan ini penting dalam mengkaji gerakan yang
dilakukan masyarakat untuk melestarikan lingkungan tinggalnya yang akan
mempengaruhi keberlanjutan lingkungan kotanya.
Kota menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, berbagai kebutuhan
mulai dari fasilitas umum, pelayanan kesehatan, pekerjaan yang menjanjikan,
pendidikan serta pertumbuhan ekonomi yang stabil tersedia di kota. Sehingga,
peningkatan jumlah penduduk di perkotaan mencerminkan kecenderungan yang
terus meningkat. Disatu sisi, kerusakan lingkungan akibat ulah manusia terjadi
salah satunya karena tuntutan hidup mereka. Rendahnya pengetahuan, faktor
pendidikan terbatas, serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang kurang
memadai membuat masyarakat miskin utamanya hanya berusaha mempertaankan
hidup tanpa ada terlintas tentang kelestarian lingkungan. Di sisi lain, dengan
bertambahnya arus urbanisasi yang tinggi kemudian dibarengi dengan terjadinya
kecenderungan
meningkatnya
pembangunan
industri
baru
menyebabkan
bertambahnya beban bagi lingkungan.
Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput dengan adanya
permasalahan perkotaan. Sampai saat ini kondisi kota akan menjadi masalah
akibat adanya degradasi lingkungan seperti adanya pemukiman kumuh, sanitasi
yang kurang baik, permasalahan perlakuan terhadap sampah, industrialisasi
penyebab limbah dan lainnya
Isu-isu lingkungan yang marak diperbincangkan khususnya pada abad 21 ini
menjadi topik yang sangat menyorot perhatian. Dibutuhkan manusia-manusia
yang memiliki rasa tanggung jawab dan rasa saling membutuhkan terhadap
lingkungan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang cukup kompleks ini.
Pengelolaan yang bijaksana juga dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk
meminimalisir kerusakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan secara bijaksana
5
menuntut adanya pengetahuan yang cukup tentang lingkungan dan akibat yang
dapat timbul karena gangguan manusia.
Pemahaman mengenai isu-isu kritis lingkungan dapat menjadi salah satu
upaya untuk mengubah perilaku masyarakat sehingga terbentuk masyarakat yang
memiliki sikap peduli lingkungan untuk memperbaiki kondisi lingkungan kelak.
Pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan pada akhirnya dapat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan
lingkungan.
Polusi udara merupakan salah satu permasalahan global yang sedang
dihadapi sebagian besar kota besar di dunia. Seiring dengan semakin
mengemukanya masalah polusi udara maka muncul pula aktor non-negara karena
terdapat
keterbatasan peran negara dalam menanggulangi permasalahan
lingkungan tersebut.
Polusi udara merupakan hasil dari proses buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya, dari sektor produksi maupun
sektor transportasi. Dengan bertambahnya jumlah manusia menyebabkan
terjadinya pertambahan buangan yang mencemari udara, sehingga akan
meningkatkan zat pencemar dan akan berkorelasi dengan meningkatnya jumlah
orang yang mengalami gangguan dan penyakit akibat polusi udara. Masuk dan
kontak dengan polutan udara pada manusia terutama melalui inhalasi dan
menelan, sementara kontak kulit merupakan rute minor paparan.
Polusi udara memberikan kontribusi, untuk sebagian besar kontaminasi pada
makanan dan air, yang dikonsumsi dalam beberapa kasus rute utama asupan
polutan. Melalui saluran pencernaan dan pernafasan, penyerapan polutan dapat
terjadi, sementara sejumlah zat beracun dapat ditemukan dalam sirkulasi umum
dan tersimpan ke jaringan yang berbeda. Salah satu bentuk penyakit pernafasan
akibat polusi udara adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Penyakit sistem
pernafasan disebabkan terganggunya fungsi fisiologis paru dalam menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida hasil metoabolisme tubuh.
6
Pada tingkat konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara dapat berakibat
langsung terhadap kesehatan manusia, baik secara mendadak maupun akut, dan
kronis. Dimulai dari iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, dan alergi kulit
sampai timbulnya kangker paru-paru. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pencemaran udara dengan sendirinya akan mempengaruhi daya kerja seseorang.
Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan tidak dapat di bantah lagi, baik
polusi udara yang terjadi dialam bebas ataupun yang terjadi didalam ruangan.
Polusi yang terjadi diluar ruangan terjadi karena bahan pencemar yang berasal
dari industri, transportasi, sementara yang terjadi ddidalam ruangan yaitu berasal
dari asap rokok dan gangguan sirkulasi udara.
Manusia menjadi salah satu faktor penentu dalam upaya menjaga kelestarian
lingkungan, sekaligus memiliki peran dan tanggung jawab untuk memberdayakan
kekayaan lingkungan guna kelangsungan hidup ekosistem.
Gerakan pelestarian lingkungan saat ini telah berkembang dan menjalar di
Indonesia sebagai upaya penyelamatan lingkungan. Sebagai negara yang memiliki
kepadatan penduduk yang menempati posisi sepuluh besar dunia memungkinkan
adanya problem lingkungan yang ditimbulkan akibat ulah manusia. Pesatnya
penduduk kemudian menimbulkan berbagai permasalahan tersendiri mulai dari
masing-masing individu sampai dengan industri-industri besar yang menghasilkan
limbah.
Gerakan kampug hijau yang mewabah di Indonesia tidak lepas dari peran
dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri.
Menjaga kelestarian lingkungan yang dimulai dari gerakan lokal di kampungkampung untuk menjaga dan melestarikan lingkungannya dimana saat ini upaya
tersebut merupakan bentuk kesadaran masyarakat akan keberlanjutan lingkungan.
Adanya strategi serta upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengubah pola hidup mereka membawa pengaruh tersendiri bagi keberlanjutan
lingkungan khususnya di perkotaan saat ini.
7
B. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan lingkungan merupakan usaha sadar untuk membentuk sikap
dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan
kepeduliannya dengan kondisi lingkungan. Sebuah tujuan dasar dari pendidikan
lingkungan adalah untuk membuat individu dan masyarakat memahami sifat
kompleks alam dan lingkungan dibangun dihasilkan dari interaksi aspek biologi,
fisik, sosial, ekonomi, dan budaya mereka, dan memperoleh pengetahuan, nilainilai , sikap, dan keterampilan praktis untuk berpartisipasi dalam cara yang
bertanggung jawab dan efektif dalam mengantisipasi dan memecahkan masalah
lingkungan, dan dalam pengelolaan kualitas lingkungan.
Menurut Arianto (2018) bahwa pembelajaran Pendidikan Lingkungan
melalui pendidikan formal dapat dicapai melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan monolitik dan pendekatan integratif. Pendekatan monolitik merupakan
pendidikan lingkungan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri sejalan dengan
mata pelajaran lain. Sedangkan pendekatan integratif merupakan pendekatan yang
menggabungkan atau menyatukan materi Pendidikan Lingkungan ke dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya dalam pelajaran IPA. Namun bila mengacu pada
konsep ESD (Education for Sustainable Development) maka Pendidikan
Lingkungan dalam pembelajaran formal untuk pendidikan dasar dan menengah
dilakukan dengan pendekatan integratif (Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup, 2012). Terkait
dengan itu, maka jika Pendidikan Lingkungan tidak tercantum dalam kurikulum
maka Pendidikan Lingkungan dapat diajarkan secara terintegrasi pada mata
pelajaran lain.
Sekolah Adi Wiyata merupakan wahana dan sistem yang penting dalam
pengembangan karakter peduli lingkungan untuk mencegah kerusakan lingkungan
8
lebih lanjut. Sistem pendidikan dalam sekolah Adi Wiyata membelajarkan siswa
secara holistik tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap lingkungan, selain
juga menjadi gerakan peduli lingkungan yang melibatkan seluruh stakeholders
sekolah: siswa, guru, tenaga administrasi, orang tua, serta masyarakat sekitar.
Dengan demikian sekolah dapat menjadi wahana dan sistem yang nyaman dan
dinamis bagi siswa untuk megembangankan good knowing, good filling, dan good
acting tentang lingkungan hidup.
Pola pendidikan sekolah bergerak dan berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang tidak hanya mengajarkan aspek
kognitif (pengetahuan)
saja melainkan juga aspek afektif (sikap) dan aspek
psikomotor (perilaku/kebiasaan). Berkaitan dengan sikap afektif, pemerintah telah
menetapkan pendidikan karakter. Salah satu karakter yang dikembangkan adalah
peduli lingkungan.
Kajian ini difokuskan pada (1) konsep pendidikan karakter peduli
lingkungan dan (2) implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di
sekolah. Hasil kajian ini meliputi: (1) pendidikan karakter peduli lingkungan
adalah perwujudan dari sikap manusia terhadap lingkungan berupa tindakan
dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan upaya untuk mencegah rusaknya
lingkungan alam di sekitarnya, serta berusaha untuk memperbaiki segala
kerusakan alam yang sudah terjadi, (2) pendidikan karakter peduli lingkungan
dapat diimplementasikan di sekolah melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran
serta melalui program pengembangan diri.
Penanaman fondasi peduli lingkungan sejak dini menjadi solusi utama
yang harus dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal pemahaman tentang
lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan diharapkan mampu mendidik siswa
agar berperilaku peduli terhadap lingkungan. Peduli lingkungan merupakan salah
satu karakter yang harus dikembangkan di sekolah. Peduli lingkungan adalah
sikap dan tidakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
9
Sikap dan perilaku hubungannya dengan alam dan lingkungan sekitar
dapat ditunjukkan diantaranya: (1) bekerja keras, (2) berpikir jauh ke depan, (3)
menghargai kesehatan, (4) pengabdian. Sikap peduli lingkungan merupakan
kewajiban semua manusia terhadap alam. Manusia sebagai makhluk sosial juga
wajib berinteraksi dengan alam, manusia wajib menjaga lingkungan dan
melestarikan lingkungan serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
C. Pembelajaran IPA
Selama hidupnya, setiap individu tidak lepas dari proses belajar. Belajar
adalah key term yang paling vital dalam setiap usaha pembelajaran. Belajar dan
mengajar merupakan pendeskripsian dan penggambaran berbagai macam interaksi
pembelajaran siswa di kelas. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri
dari empat komponen saling terkait, yaitu raw input (siswa), instrumental input
(masukan instrumental), lingkungan, dan output (hasil keluaran). Pusat sistem itu
sendiri berupa proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan peserta
didik dan guru secara bersamaan. Menurut Sanjaya (2006:49) “…pembelajaran
adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan peserta didik. Proses
pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen pembelajaran”. Adapun komponen dari proses pembelajaran adalah
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media,
dan evaluasi yang saling berinteraksi dalam suatu proses pembelajaran. Akhirnya
diharapkan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang setelah melalui proses
pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris „Science‟. Kata “Science‟
sendiri berasal dari kata “Scientia” yang berarti saya tahu. Science dalam
perkembangannya sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti ilmu
pengetahuan alam (IPA) saja. Trianto (2010) menyatakan bahwa IPA merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dan ekpresimen,
pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
10
gejala. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi,
didalam perut bumi dan diluar angkasa,baik yang dapat diamati indera maupun
yang tidak dapat diamati oleh indera. Oleh karena itu pengertian IPA harus
dipahami terlebih dahulu dalam dalam menjelaskan hakikat fisika. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis dimana penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,
lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (a) sikap: rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
(b) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (c) produk: berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum; dan (d) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam
pembelajaran IPA (Nahampun, 2013).
Proses pembelajaran IPA akan lebih bermakna apabila memberikan
pengalaman langsung melalui sumber belajar yang konkrit. Pembelajaran dengan
sumber yang konkrit mampu menyajikan kondisi belajar lebih alami sehingga
lebih menjamin keberhasilan daripada secara abstrak. Hal ini disebabkan, saat
belajar melalui sumber yang nyata maka lebih banyak indera tubuh yang berperan
aktif dalam penyampaian informasi ke otak.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Jurnal Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan
Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMKN 11 Semarang
A. Identitas Jurnal
Artikel yang dianalisis adalah artikel pengintegrasian sikap peduli
lingkungan dalam modul IPA. Berikut ini dijelaskan identitas dari artikel yang
dianalisis, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Identitas Artikel
Judul Artikel
Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan
Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMKN 11 Semarang
Volume
Vol.2, No. 2, 2013
Penulis
Ratna Setyowati, Parmin, dan Arif Widiyatmoko
B. Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Dalam Modul IPA Tema Polusi
Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli lingkungan
Pengintegrasian pendidikan lingkungan dalam modul IPA tema polusi untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan tersirat dalam materi pada modul yaitu
pada materi polusi. Tema yang diambil dalam penyusunan modul IPA terpadu
adalah tema polusi. Modul ini terbagi atas 3 bagian. Bagian pertama berisi
sampul, kata pengantar, daftar isi, pedoman penggunaan, SK dan KD, tujuan
pembelajaran, jaringan tema, pendahuluan dan peta konsep. Bagian kedua berisi
uraian materi yang berisi tujuan pembelajaran, kata kunci, tahukah anda, jelajah
internet dan tindak lanjut. Bagian ketiga berisi daftar pustaka, indeks dan
glosarium. Selain itu didalam modul juga terdapat aspek karakter peduli
lingkungan yang tersirat dalam uraian materi dengan tujuan mendorong siswa
untuk lebih meningkatkan karakter peduli lingkungan setelah mempelajari modul.
12
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan prosedur Research and Development.
Penelitian pengembangan ini, mengacu pada model dari Sugiyono (2009) yang
telah dimodifikasi pada tahapanya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2012/2013 di kelas XI SMK Negeri 11 Semarang. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia 2.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi
pakar, lembar observasi kegiatan pembelajaran, angket respon guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
angket validasi, metode angket respon guru dan siswa, lembar observasi dan hasil
belajar siswa. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase.
Tahapan penelitian yang pertama dengan menganilisis potensi dan masalah
yang ada mengenai pembelajaran di SMK N 11 Semarang, selanjutnya melakukan
pengumpulan data untuk membuat bahan ajar modul. Tahapan yang ketiga
memulai mendesain modul awal yang selanjutnya dilakukan validasi oleh pakar,
setelah proses validasi dilakukan revisi sesuai saran yang diberikan pakar. Modul
yang telah direvisi dilakukan uji coba penggunaan modul pada skala kecil dengan
6 orang siswa, setelah uji coba skala kecil lalu dilakukan revisi lagi sebelum uji
coba skala besar. Pelaksanaan uji coba skala besar dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan modul pada 35 siswa, saran yang diberikan siswa digunakan untuk
menyempurnakan produk final.
D. Aspek-Aspek Karakter Peduli Lingkungan yang Dinilai
Aspek-aspek karakter peduli lingkungan yang di nilai degan menggunakan modul
IPA tema polusi ini, yaitu:
1. Membuang sampah di tempat sampah
2. Tidak mencoret-coret tembok/ meja
3. Memisahkan sampah organik dan anorganik
4. Membersihkan kelas
5. Tidak merusak tanaman hias atau pohon
13
6. Membantu proses penghijauan di sekolah
7. Mematikan alat elektronik jika tidak digunakan
8. Memanfaatkan barang bekas.
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini didapatkan beberapa hasil penelitian. hasil penelitian
pertama yaitu hasil validasi oleh pakar terhadap modul. Dalam hal ini modul IPA
terpadu divalidasi oleh pakar materi, pakar karakter dan pakar grafik. Validasi
dilakukan sampai modul dikatakan layak oleh pakar. Hasil validasi pakar tersebut
dapat disajikan dalam Tabel 2.
No
1
2
3
Validator
Pakar Materi
Pakar Karakter
Pakar Grafik & Bahasa
Rata-Rata
3,57
3,57
3,53
Kriteria
Layak
Layak
Layak
Dari hasil validasi oleh pakar terhadap modul pada Tabel 2 pakar materi,
pakar karakter dan pakar grafik dan bahasa menyatakan layak dengan rerata skor
3,5, tetapi ada beberapa saran yang diberikan sehingga perlu dilakukan perbaikan
dalam modul. Pakar materi memberikan masukan untuk memperbaiki peta konsep
serta menambahkan sumber memproleh gambar. Langkah perbaikan yang
dilakukan peneliti yaitu dengan menambahkan kata-kata seperti, contohnya pada
peta konsep, serta menambahkan keterangan sumber memperoleh gambar di
bawah gambar.
Setelah dilakukan perbaikan modul selanjutnya dilakukan penelitian skala
kecil. Uji coba dilakukan terhadap 6 siswa kelas XI Multimedia 2 SMK N 11
Semarang dengan kriteria 2 siswa kelompok bawah, 2 siswa kelompok tengah dan
2 siswa kelompok atas. Setelah dilakukan uji coba skala kecil didapatkan
masukan-masukan dari siswa untuk penyempurnaan produk untuk selanjutnya di
ujikan kembali pada uji coba skala besar. Peneliti memperbaiki modul
berdasarkan masukan-masukan dari siswa dan divalidasi kembali oleh pakar.
Respon siswa terhadap modul IPA terpadu pada uji coba skala kecil dan luas
dapat disajikan pada Gambar 1.
14
Gambar 1. Hasil Angket Tanggapan Siswa
Penilaian siswa terhadap modul yang ada pada Gambar 1 terdapat
kenaikan persentase tanggapan siswa pada skala kecil dan skala besar. Tanggapan
siswa yang diberikan pada uji coba skala kecil dan skala besar secara keseluruhan
aspek mendapat tanggapan positif dengan skor 70,6% pada uji skala kecil dan
86,2 % pada uji skala besar termasuk dalam kriteria “sangat baik”, tetapi pada uji
skala kecil aspek tanggapan nomor 6 mendapatkan kriteria “baik” karena ada
siswa yang lebih meyukai modul yang singkat namun jelas.
Pembelajaran
di
kelas
menggunakan
modul
IPA
terpadu
yang
dikembangkan peneliti juga mendapatkan respon positif dari guru. Hasil
tanggapan
guru
digunakan
untuk
memperoleh
masukan-masukan
guna
penyempurnaan produk serta sebagai indikator bahwa modul yang dikembangkan
efektif. Rekapitulasi tanggapan guru terhadap modul yang dikembangkan peneliti
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Hasil Angket Tanggapan Guru
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa guru memberikan
tanggapan positif. Persentase pada seluruh item angket baik pada uji skala kecil
maupun uji skala besar diakumulasi dan diambil rata-ratanya yaitu terjadi
peningkatan rata-rata dari 73% menjadi 90%. Walaupun penilaian guru positif
15
tetapi guru memberikan masukan untuk memberikan contoh yang mudah ditemui
di lingkungan sekolah dan industri.
Efektivitas modul IPA terpadu diukur berdasarkan hasil belajar siswa
setelah melakukan pembelajaran menggunakan modul yang disusun. Rekapitulasi
hasil belajar siswa terhadap penggunaan modul yang dikembangkan disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar siswa
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan bahwa 86% siswa lebih mudah
memahami modul IPA terpadu tema polusi dikarenakan modul disusun dengan
menambahkan pendidikan karakter peduli lingkungan di dalamnya. Hasil tersebut
membuktikan bahwa modul IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan efektif
digunakan untuk siswa SMK kelas XI.
Dalam penelitian ini karakter diukur dengan lembar angket yang diisi oleh
siswa dari penugasan yang berupa jurnal kegiatan sehari-hari untuk memantau
perkembangan penumbuhan karakter siswa (Syahrul, 2010). Hasil angket
penumbuhan karakter peduli lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Penumbuhan Karakter Peduli Lingkungan
16
Hasil rekapitulasi penumbuhan karakter peduli lingkungan diperoleh
karakter yang mulai berkembang dari siswa dengan menggunakan instrumen yang
telah dikembangkan oleh peneliti. Pada ujicoba skala besar persentase rata-rata
yang diperoleh sebesar 67,87%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul
tema polusi berkarakter peduli lingkungan dapat meningkatkan karakter peduli
lingkungan pada siswa kelas XI SMK N 11 Semarang.
F. Hasil Analisis terhadap Artikel
1. Dala isi artikel ini di sebutkan bahwa karakter peduli lingkungan tersirat
dalam materi polusi yang bertujuan agar karakter peduli lingkungan siswa
lebih meningkat. Tetapi seluruh isi artikel ini tidak ada memperlihat
contoh bagian pengintegrasian peduli lingkungan dalam modul.
2. Produk berupa modul IPA terintegrasi materi polusi, tidak ditemukan oleh
analisator sehingga terhalang untuk menganalisis produk berupa modul
tema polusi yang dihasilkan terkait pengintegrasian pendidikan lingkungan
dalam modul IPA tersebut.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan Lingkungan merupakan usaha sadar untuk membentuk sikap dan
perilaku manusia untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan
kepeduliannya dengan kondisi lingkungan.
2. Pembelajaran IPA merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan
melalui pengumpulan data dan ekpreimen, pengamatan, dan deduksi untuk
menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala.
3. Pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dalam modul IPA tema polusi
untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan siswa dapat diterapkan pada
materi yang berkaitan dengan polusi dalam suatu sumber belajar contohnya
pada modul IPA.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu
diharapkan kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar
makalah ini lebih baik lagi. Dengan pengintegrasian pendidika lingkungan ke
dalam modul IPA
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Miftakhul. 2018. Penerapan Pendekatan Sets (Science Environment
Technology And Social) Pada Pembelajaran Fisika Pada Diklat Guru
Mapel Fisika MA. Jurnal Pendidikan
Arianto, I. 2018. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan di Sekolah Pelatihan
Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan, Direktorat Pendidikan Tinggi,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Budiyono, A. 2001. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada
Lingkungan. Jurnal LAPAN, Vol. 2, No. 1. Hal 21-27
Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2012).
Garis Besar Penyusunan Pedoman Isi Materi Pendidikan Lingkungan.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.
Fadhillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/Mts, Dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Finn, A. D. 1980. Physics. London: Georgetown University.
Handaratri, A., & Yuniati, Y. 2015. Pelestarian Lingkungan Melalui Tatajer.
Jurnal Abdimas, Vol. 19, No. 2. p-ISSN: 1410-2765 e-ISSN 2503-1252
Karim, A. 2017. Mengembangkan Kesadaran Melestarikan Lingkungan Hidup
Berbasis Humanisme Pendidikan Agama. Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam,Vol. 12, No. 2. Hal 309-330
Lailia, A. N. 2014. Gerakan Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup.
Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. 3. Hal. 283-302
Lestari, Y. 2018. Penanaman Nilai Peduli Lingkungan Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan Ke-SD an, Vol. 4, No. 2. Hal 332337
Maharani. 2018. Pengembangan buku teks pelajaran ipa terpadu tipe connected
bermuatan karakter dengan tema indera pendengaran dan sistem sonar
pada makhluk hidup. Tesis Magister Pendidika Fisika FMIPA UNP.
Media, Afriza. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Connected Dikombinasikan Dengan Model Pembelajaran Analogi Untuk
19
Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik. Tesis Magister
Pendidika Fisika UNP.
Nahampun, Jeperis. 2013. Pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013.
https://jeperis.wordpress.com/2013/11/13/pembelajaran-ipa-pada-kurikulum2013/ (diakses pada 25 November 2020)
Purwanti, D. 2017. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya.
Jurnal Riset Pedagogik, Vol. 1, No. 2. p-ISSN 2581-1843; e-ISSN 25811835
Riyasni, Selma, Hamdi, Fauzi, A. 2015. Inetgrasi Materi Energi Angin Pada
Materi Usaha, Energi, Getaran Harmonis, Momentum Dan Impuls
Terhadap Hasil Belajar Fisika Dalam Pembelajaran Systemic Problem
Solving. Journal Pillar of Physics Education, Vol. 5
Rosyidah, M. 2016. Polusi Udara Dan Kesehatan Pernafasan. Jurnal Ilmiah
Teknik Industri, Vol. 1, No. 2. DOI: https://doi.org/10.32502/js.v1i2.988
Ruhiyat, F., Heryadi, D., & Akim. 2019. Strategi NGO Lingkungan Dalam
Menangani Polusi Udara di Jakarta. Andalas Journal of International
Studies, Vol. 8, No. 1. DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.8.1.16-30.2019
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sarah, Siti., Maryono. 2014. Keefektivan pembelajaran berbasis potensi lokal
dalam Pembelajaran fisika sma dalam meningkatkan Living values siswa.
Jurnal Pendidikan Sains.Vol. 02, No. 01.
Sukarjita, I., W., Ardi, M., Rachman, A., Supu, A., dan Dirawan., G., D. 2015.
The Integration of Environmental Education in Science Materials by Using
MOTORIC Learning Model. International Education Studies. Vol. 8, No. 1
Zulfa, V., Max, M., Hukum, I., & Ilyas, I. 2016. Isu-Isu Kritis Lingkungan Dan
Perspektif Global. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan,
Vol.5 No.1. p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
20
Download