Pendekatan-Pendekatan dalam Studi Pemerintahan Kota

advertisement
Pertemuan ke 4
1. Pendekatan legal kelembagaan (legal
2.
3.
4.
5.
6.
institutional approach)
Pendekatan normatif (normative approach)
Pendekatan model sirkular kausasion (model
of the circular causation)
Pendekatan kekuasaan masyarakat
(community power approach)
Pendekatan sistem terpenetrasi (penetrated
system approach)
Pendektan perbandingan (comparative
approach)
 Membahas
pemerintahan kota dari
peraturan-peraturan kelembagaan,
fungsi-fungsi yang dilaksanakan,
kekuasaan atau urusan yang dimiliki,
ukuran optimal pemerintah kota,
otonomi, keuangan, manajemen
personalia, dan aspek-aspek prosedural.
 bentuk dan struktur
 Kritik  terlalu formalistik dan legalistik
 deskriptif kurang analitis.
 Pendekatan
antitesis terhadap
pendekatan kelembagaan.
 Pendekatan ini lebih menitik beratkan
pada nilai-nilai demokrasi, partisipasi
politik, otonomi lokal, keterwakilan, dan
tanggung jawab terhadap publik.
 2 aliran: pendekatan demokrasi
perwakilan dan pendekatan akar rumput
(mis: Asia vs Amerika Latin)
 Model
yang didasarkan pada model
Gaunnar Myrdal tentang hubungan
antara institusionalisasi dan
pembangunan ekonomi.
 Rendahnya otonomi lokal 
underdeveloped  otonomi  oligarkhi.
 Pendekatan
yang berusaha mengidentifikasi
struktur kekuasaan dalam sebuah masyarakat
melalui analisis empiris.
 Fokus  peran elite dalam politik lokal, asal
mereka, latar belakang sosial ekonomi, pola
sikap dan perilaku, tujuan dan sumber daya
yang digunakan untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan di tingkat lokal, pola
hubungan dan komunikasi antar elite dan
faksi-faksinya
1.
2.
3.
Teknik posisional posisi legal
Teknik reputasional  reputasi
Teknik desisional  aktor yang
membuat keputusan
 Menganalissi
pengaruh kekuatan
superlokal dan interaksi politik vertikal
terhadap pemerintah lokal
 Masyarakat  sasaran politik dan
birokrasi
 2 pendekatan:
1. Otoritarian  penetrasi sampai lokal
2. Klien  patronklien
 Fokus
pada profil dan perbandingan dari
pemerintah lokal atau metropolitan
Variabel lingkungan— kejadian lingkungan
international dan domestik: demografi, ekonomi,
sosial, dll
Variabel input  tuntutan dari berbagai aktor
politik
Variabel output  hubungan timbal balik 
sistem dinamik perkotaan  respon
perkembangan kota ke depan
 Dua aliran besar
 Paradigma Neoklasik  mewakili sumbangan
ekonomi pembangunan generasi kedua  KOTA
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan tidak
melihat aktor-aktor ekonomi mana yg berperan
dalam pembangunan ekonomi
 Ekonomi politik pertentangan kelas – tradisi
Marxian  fokus pada bukti empiris
keterpisahan kota dan desa dan membangun
teori sosio politik di mana bias urban dilihat
dari pertumbuhan ekonomi
 Public
theory choice  organisasi
pemerintah kota bertugas
mendistribusikan kesejahteraan dan
pendapatan  sulit dipenuhi dan
dibuktikan
 Marxian  di wilayah perkotaan selalu
ada kelas masyarakat yang tertindas dan
tidak diuntungkan dari struktur sosial
ekonomi
 Michael
Keating  politik redistribusi
kesejahteraan dan pendapatan dari
faktor budaya dan struktural
• Faktor budaya  solidaritas dan kepentingan
umum
• Faktor struktural  sistem sosial yang
terfragmentasi  kelas, suku, ras
 Bentuk
redistribusi:
• Penetapan pajak progresif
• Alokasi jabatan administrasi dan politik
• Belanja publik profesional
 Fokus
 rancang bangun organisasi
pemerintahan kota  masalah-masalah
perkotaan yang mendesak untuk
dipecahkan
 Cenderung mengabaikan struktur
organisasi formal yg diatur uu/perda 
peran dan fungsi
SWASTA
PEMERINTAH
Terry McGee: “metrofitting” 
pemerintah kota perlu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Analisis geografis
Pendekatan manajemen integratif
Meningkatkan akses ke wilyah baru
Memonitor masalah lingkungan dan
penggunaan lahan
Mengembangkan peningkatan SDM
Memperhatikan aktor swasta
 Pemerintah
kota  aktor ekonomi 
produsen barang dan jasa bagi
masyarakat kota  pendorong dinamika
investasi asing dan pertumbuhan
ekonomi nasional.
 Globalisasi  unifikasi dlm jaringan
• 4i (industry, investment, individual consumer, &
information technology)
 Negara
dari regulator dan aktor 
regulator dan fasilitator karena peran
swasta meningkat.
 Kemampuan finansial pemerintah yang
terbatas  melibatkan swasta  public
entrepreneurship.
 Pemerintahan kota: melayani (PT/PN ) 
memfasilitasi (BOT, BOOT)
Didasarkan pada sda  tanah, air &
udara
 Interdisipliner: ilmu sosial & ilmu alam
 masalah lingkungan yang dihadapi oleh
penduduk kota

Keunikan karakterisktik lingkungan
wilayah perkotaan
 Tingkat pertumbuhan dan jumlah
penduduk kota  sampah, air bersih dll
 Tingkat pendapatan dan pembangunan
ekonomi  masalah lingkungan berbeda
 Masalah lingkungan yg berdimensi
spasial (lebih luas) polusi
 Kualitas lingkungan (yg dipengaruhi
para aktor di perkotaan)

 Polusi
udara (indoor & outdoor)
 Polusi air (permukaan, bawah tanah,
pantai dan danau)
 Tanah: tanah adat, hilangnya kekayaan
budaya dan adat, degradasi ekosistem
desa
 Antar media: polusi limbah
padat/sampah, polusi limbah beracun,
bencana lingkungan, tidak adanya
sanitasi
Download