Uploaded by User92519

PPT KELOMPOK 4 (1)

advertisement
PPh Pasal 4 ayat(2) dan Pasal 15
Nama : Binuri Hidayati (01010581923061)
Helma Lia Putri (01010581923062)
Nuril Ayu Luhfiah (01010581923068)
Lekat Luthfia Putri (01010581923087)
Kelas : 4A2
Pengertian PPh Pasal 4 ayat
(2) / PPh Final
Yaitu pajak yang tidak
dapat
dikreditkan/dikurangkan
dari total pajak
penghasilan terutang pada
akhir tahun pajak atau
pada saat perhitungan
PPh dalam SPT Tahunan.
Sehingga pajak yang
dipotong, dipungut oleh
pihak pemberi penghasilan
atau dibayar sendiri oleh
pihak penerima
penghasilan, perhitungan
pajaknya harus diselesaikan
dan dilunasi dalam masa
pajak yang sama seperti
pada saat mereka
menerima penghasilan dan
tidak perlu dilaporkan lagi
pada akhir tahun pajak
Pengertian PPh Pasal 15
PPh pasal 15 adalah
jenis pajak
penghasilan yang
dikenakan atau
dipungut dari wajib
pajak yang bergerak
pada industri
pelayaran,
penerbangan
international dan
perusahaan asuransi
asing.
LatarBelakangBerlakunyaPajak
Penghasilan BersifatFinal
Dalam
penjelasan UU
no 36 tahun
2008 pasal 4
ayat 2 ,
dijelaskan
terdapat
beberapa
pertimbangan
yang
mendasari
pengenaan
pph final
yaitu:
Perlu adanya
dorongan dalam
rangka
perkembangan
investasi dan
tabungan masyarakat
Berkurangnya
beban
administrasi baik
bagi WP maupun
DJP
Kesederhanaan
dalam
pemungutan
pajak
Pemerataan
dalam
pengenaan
pajak
Memerhatikan
perkembangan
ekonomi dan
moneter
Pemotong PPh Pasal 4 ayat 2
Pemotongan PPh
Final Pasal 4 ayat (2)
dilakukan oleh pihak
pemberi penghasilan
sehubungan dengan
pembayaran untuk
objek tertentu (WP
badan ditunjuk untuk
memotong PPh Pasal
4 ayat (2), sedangkan
WP orang pribadi
tidak ditunjuk untuk
memotong PPh Pasal
4 ayat (2) )
Apabila WP menerima
penghasilan yang
merupakan objek
pemotongan PPh Pasal
4 ayat (2) dan pemberi
penghasilan (pemberi
kerja) juga merupakan
pemotong PPh Pasal 4
ayat (2), maka atas
penghasilan yang
diterima akan dipotong
PPh Pasal 4 ayat (2)
oleh si pihak pemotong
tersebut
Namun, apabila
WP menerima
penghasilan yang
merupakan objek
PPh Pasal 4 ayat (2)
dan pihak pemberi
penghasilan adalah
orang pribadi
(bukan pemotong),
maka WP tersebut
wajib menyetor
sendiri PPh Pasal 4
ayat (2) tersebut,
OBJEK PPH PASAL 4 AYAT (2)
• Hadiah berupa undian.
• Bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari obligasi dan
obligasi negara, dan bunga simpanan dari tabungan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota masing-masing.
• Peredaran bruto (omzet penjualan) sebuah usaha di bawah Rp 4,8
Miliar dalam satu tahun pajak.
• Transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan mitra atau
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura atau
usaha.
• Transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha
jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan atas tanah dan/atau
bangunan.
• Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana telah diatur dalam atau
sesuai dengan peraturan pemerintah.
TARIF PPH PASAL 4 AYAT (2)
Objek
Tarif
Peraturan
•
•
Keterangan
PP No. 123 Tahun 2015
KMK No. 51/KMK.04/2001 jo.
PMK No. 26/PMK.010/2016
PP No. 16 Tahun 2009 jo. PP
No. 100 tahun 2013
Bunga deposito serta
jenis-jenis tabungan,
SBI, dan diskon jasa
giro
20%
Bunga simpanan
yang dibayar
koperasi kepada
anggota
Deviden
10%
•
•
Pasal 17 ayat 7
PP No. 15 Tahun 2009
10%
•
Pasal 17 ayat 2C/PP
No. 19 Tahun 2009
Hadiah Undian
25%
PP No. 132 Tahun 2000
Dari jumlah bruto
hadiah undian
Transaksi Derivatif
2,5%
PP No. 17 Tahun 2009
Dari margin awal
•
> Rp250.000 per bulan
(jika < Rp 250.000, tarif
0%)
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 15 (PPh Pasal 15)
Ada berbagai jenis tarif tergantung pada industri bisnis seperti yang disebutkan di atas, dan
mereka adalah sebagai berikut:
Perusahaan pelayaran
Laba bersih = 6% x Omzet Bruto
Pajak penghasilan = 1,8% x Omzet Bruto
Perusahaan pelayaran dalam negeri
Laba bersih = 4% x Omzet Bruto
Pajak penghasilan = 1,2% x Omzet Bruto
Pelayaran asing dan/atau perusahaan maskapai penerbangan
Laba bersih = 6% x Omzet Bruto
Pajak penghasilan = 2.64% x Omzet Bruto
Wajib pajak internasional (WPLN) yang memiliki kantor perdagangan perwakilan di Indonesia
namun tidak memiliki perjanjian bilateral di bawah perjanjian pajak Indonesia
P3BLaba bersih = 1% x Nilai Ekspor Bruto
Penyelesaian pajak penghasilan = 0.44% x Nilai Ekspor Bruto
Pihak yang melakukan kemitraan dalam bentuk perjanjian bangun-guna-serah/’build-operatetransfer‘ (BOT)
Pajak penghasilan = 5% x bruto nilai tertinggi nilai pasar dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA
ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI
PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap yang menerima penghasilan dari usaha dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Dikenakan PPh Final sebesar 1% dari peredaran bruto
Tata Cara Pemotongan,Penyetoran, danPelaporan
Pemotongan
Penyetoran
Dilakukan oleh pihak  Penyetoran PPh
yang membayarkan
Pasal 4 ayat (2)
(penerima jasa) dengan
dengan SSP atas
cara menerbitkan
nama dan NPWP
Bukti Pemotongan
pemotong pajak
PPh Pasal 4 ayat (2)
 Penyetoran
rangkap tiga
dilakukan paling
lambat tanggal 10
bulan berikut
 Penyetoran
dilakukan ke bank
persepsi dan Kantor
Pos
Pelaporan
Paling lambat tanggal
20 bulan berikut
dengan menggunakan
SPT Masa PPh Pasal 4
ayat(2)
Penghasilan dari Persewaan Tanah/Bangunan atau
Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
Penyetoran PPh dapat dilakukan oleh pihak
penerima penghasilan apabila pihak yang
membayarkan bukan Pemotong Pajak
Penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) yang dilakukan sendiri
(tanpa melalui pemotongan)
Penyetoran paling lambat tanggal 15 bulan berikut
Pelaporan paling lambat tetap tanggal 20 bulan berikut
Tata Cara Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 15
Wajib pajak perlu
melakukan setoran PPh
Pasal 15 kepada pos
persepsi atau bank dengan
penyampaian SSP (kini SSE)
atau kode billing melalui
teller bank atau pos
persepsi, ATM, mobile atau
internet banking, EDC, serta
cara lainnya. Kemudian
wajib pajak akan mendapat
lembar Bukti Penerimaan
Negara
Pembayaran dan
Penyampaian Laporan Pajak
Penghasilan Pasal 15 (PPh
Pasal 15) Laporan harus
diserahkan pada tanggal 20,
di bulan di mana
pembayaran pajak
dilakukan. Namun, tanggal
jatuh tempo pembayaran
pajak itu sendiri bervariasi.
Dibayar paling lambat pada
tanggal 10, di bulan setelah
faktur dibuat.
VIDEO
https://www.youtube.com/watch?v=amgPTVXoYi8
KESIMPULAN
PPh Pasal 4 Ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 )
dikenakan atas beberapa jenis penghasilan dengan
pemotongan yang bersifat final dan tarif yang berbedabeda untuk setiap jenis pajaknya. Oleh karena itu, Pajak
Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 ini disebut juga sebagai PPh
Final.Salah satu objek PPh Pasal 4 Ayat 2 adalah omzet
penjualan usaha (di bawah Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun),
baik yang dimiliki wajib pajak badan maupun orang
pribadi. Tarifnya adalah 0,5 persen dari total omzet
penjualan per bulan.Cara termudah hitung dan setor
pajak final ini, sekaligus mendapatkan lampiran PDF
laporan tahunannya secara otomatis adalah dengan
menggunakan aplikasi PPh Final 0,5% OnlinePajak
That’s all. Thank you! 
Download