TUGAS LINGKUNGAN POSITIF YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN Untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan Disusun Oleh : AISYAH MUNSHIVA ( 20010644127 ) RIZKA CAHYANINGSIH ( 20010644126 ) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN PENGAJAR SEKOLAH DASAR PRODI S1 PENDIDIKAN PENGAJAR SEKOLAH DASAR 2020 BAB I LATAR BELAKANG Menurut John Locke, manusia dilahirkan dengan keadaan tidak memiliki apapun dan bisa dipengaruhi oleh apapun. Ia menyimpulkan bahwa semua hal yang kita pelajari adalah hasil dari apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan, hal itu terus berulang sehingga berpengaruh pada perilaku, karakter, dan sifat kita. Sedangkan menurut Vygotsky, sosial dan budayalah yang berpengaruh terhadap aktivitas manusia. Beragam budaya di seluruh dunia membuat manusia memiliki cara berfikir dan karakter yang berbeda, bahkan mereka dapat dibedakan dari struktur wajah mereka. Dari dua teori tersebut dapat kita ketahui bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan dalam KBBI, positif berarti pasti, tegas, tentu, yakin, bersifat nyata dan membangun, menunjukkan adanya penyakit, kondisi tertentu, dan sebagainya. Jika digabungkan, lingkungan positif merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan dan mendukung proses pertumbuhan maupun perkembangan makhluk hidup yang berperan penting untuk membangun cara berfikir. Tidak heran jika banyak anak yang menderita depresi karena lingkungan yang kurang positif dan minimnya perhatian orang tua. Misalnya efek dari perceraian orang tua, pasti akan ada perselisihan terhadap hak milik dan hak asuh anak. Belum lagi jika hanya memiliki satu orang tua yang memiliki lebih sedikit waktu untuk bersama mereka atau menyesuaikan diri dengan keluarga baru ketika orang tua menikah lagi. Lalu apakah yang dimaksud dengan pembelajaran? Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi pengajar dengan pelajar untuk memperoleh penguasaan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dari pembelajaran, anak dapat mempelajari hal baru dan mengembangkan cara berfikir. Metode pembelajaran juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk mengembangkan cara berfikir anak, didukung dengan pengelolaan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan inovasi baru dalam pengajaran. Lingkungan pembelajaran dapat diciptakan melalui sarana dan prasarana yang disediakan serta didukung dengan peran orang tua dalam pelaksanaannya. Sedangkan inovasi dapat diciptakan oleh pengajar atau orang tua agar anak tidak merasa jenuh dan semakin semangat dalam belajar. RUMUSAN PERTANYAAN Apa saja ide pokok pengelolaan kelas? Apa saja contoh penerapan pengelolaan kelas? Apa pengertian bimbingan dan konseling (BK) sekolah? Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling (BK) sekolah? Apa tujuan bimbingan dan konseling (BK) sekolah? Apa saja fungsi dan bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling (BK) sekolah? Apa saja peran BK di sekolah? MANFAAT Untuk menjelaskan ide pokok pengelolaan kelas Untuk menunjukkan contoh penerapan pengelolaan kelas Untuk menjelaskan hakekat bimbingan dan konseling (BK) sekolah (pengertian, asas-asas, tujuan, fungsi dan bentuk-bentuk layanannya) Untuk menjelaskan peran BK di sekolah BAB II PEMBAHASAN 1. Ide Pokok Pengelolaan Kelas MJ Cooper menggunakan 5 sudut pandang dalam mengartikan pengelolaan kelas, yaitu: 1. Pandangan pertama, Pengelolaan kelas adalah separangkat kegiatan pengajar untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. 2. Pandangan kedua, Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan pengajar untuk memaksimalkan kebebasan siswa. 3. Pandangan ketiga, Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan pengajar untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. 4. Pandangan keempat, Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan pengajar untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif. 5. Pandangan kelima, Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan pengajar untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Menurut Alben Ambarita, manajemen atau pengelolaan kelas dapat dideskripsikan sebagai proses mengorganisasi dan mengkoordinasi peserta didik, untuk menyelesaikan tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Sudirman N, dkk, pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Hadari Nawawi juga mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan pengajar atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluasluasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal utama yang ada di pengelolaan kelas yaitu kemampuan pengajar untuk menciptakan inovasi, memberi media dan fasilitas belajar dalam kondisi atau keadaan apapun, sehingga peserta didik dapat mengembangkan cara berfikir dan kreativitasnya. 2. Contoh Penerapan Pengelolaan Kelas Penerapan pengolahan kelas tidak dapat dilakukan tanpa ada rencana yang jelas dan terstruktur. Jadi, sebelum menerapkan pengelolaan kelas, pengajar harus menyiapkan rencana dan juga teknik untuk mengoordinasi dan mengorganisasikan kegiatan pelajar. Berikut beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam pengelolaan kelas: 1. Teknik mendekati. Jika pelajar susah untuk diatur, Kehadiran pengajar bisa membuatnya takut, pengajar juga perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal. 2. Teknik memberikan isyarat. Jika pelajar melakukan sedikit kenakalan, pengajar bisa memberikan tanda bahwa ia sedang diawasi. Contohnya seperti memberi pandangan tajam, menunjuk atau menjentikan jari. 3. Teknik mengadakan humor. Jika pelajar melakukan kesalahan kecil, setidaknya pengajar memberikan peringatan kepada pelajar tersebut dan tetap menjaga suasana tetap baik dengan membangkitkan gelak tawa atau sebagainya. 4. Teknik tidak mengacuhkan. Pengajar tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan. 5. Teknik yang keras. Jika pelajar benar-benar tidak mau diatur, maka pengajar boleh menggunakan teknik yang keras. Salah satu contohnya yaitu mengeluarkannya dari kelas. 6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Pengajar menilai kembali tindakan dan pengajarannya jika kenakalan dikelas semakin bertambah, lalu menciptakan suasana baru dalam pembelajaran. 7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Masalah kedisiplinan juga berhubungan dengan ketidakmampuan pelajar melaksanakan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi apabila pengajar berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. 8. Mengadakan analisis. Jika pelajar hampir terus menerus berbuat kenakalan, pengajar dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan dapat mencari cara menghadapi hal tersebut. 3. Hakekat Bimbingan Dan Konseling (BK) Sekolah Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengajar dan Angka Kreditnya, Bimbingan Dan Konseling (BK) adalah layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah agar anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab, mendapatkan hal yang berharga dari keputusan yang diambilnya, menjamin perkembangan dirinya sendiri secara optimal, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapinya dalam kehidupan ini secara memuaskan. Tujuan khususnya yaitu: Mengatasi masalah kesulitan belajar. Mengatasi terjadinya kebiasaan yang tidak baik, yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar. Mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani. Mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan study. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah emosi sosial disekolah yang bersumber dari sikap pelajar yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan lebih luas. Menurut Prayetno, asas-asas bimbingan dan konseling yaitu: 1. Asas Kerahasiaan. Merahasiakan identitas konseli 2. Asas Kesukarelaan. Konseli diharapkan dengan sukarela membawa masalahnya pada pembimbing untuk meminta bimbingan. 3. Asas Keterbukaan. Baik konseli maupun konselor harus bersifat terbuka. 4. Asas Kekinian. Masalah yang dibahas konseli masih berkaitan dengan masa kini dan konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. 5. Asas Kemandirian. Konselor harus menanamkan kemandirian pada konseli sehingga konseli tidak merasa bergantung pada konselor. 6. Asas Kegiatan. Usaha yang diberikan konselor untuk konseli akan sia-sia jika konseli tidak melakukan usaha atau kegiatan untuk mendukung penyelesaian masalah. 7. Asas Kedinamisan. Bimbingan dan konseling dikatakan berhasil apabila konseli berubah menjadi pribadi yang semakin baik dari waktu ke waktu. 8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing. 9. Asas Kenormatifan. Dalam isi maupun proses bimbingan dan konseling tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. 10. Asas Keahlian. konselor sudah menguasai teknik dan sistematik serta menggunakan alat yang memadai. 11. Asas Alih tangan. Konselor mengalih-tangankan konseli kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli karena dirasa belum bisa memberikan solusi terbaik. 12. Asas Tutwuri handayani. Antara konselor dan konseli tercipta suasana umum yang terjadi. Fungsi yang paling pokok dalam bimbingan dan konseling adalah untuk membantu konseli/peserta didik dalam menghadapi permasalahan yang belum bisa terselesaikan. Fungsi tersebut diuraikan menjadi 10, yaitu: a. Fungsi pemahaman. Agar peserta didik dapat memiliki pemahaman terhadap potensi yang dimilikinya dan lingkungannya. b. Fungsi fasilitasi. Memberikan fasilitas/sarana untuk memudahkan peserta didik. c. Fungsi penyesuaian. Agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. d. Fungsi penyaluran. Mengarahkan peserta didik untuk penyalura bakat dan minat. e. Fungsi adptasi. Untuk menyesuaikan program pendidikan. f. Fungsi pencegahan. Mengantisipasi masalah yang mungkin akan terjadi. g. Fungsi perbaikan. Membantu peserta didik untuk memperbaiki cara berfikir h. Fungsi penyembuhan. Membantu peserta didik yang tertekan menghadapi masalah yang menyangkut berbagai aspek. i. Fungsi pemeliharaan. Membantu peserta didik agar dapat menjaga diri dan terhindar dari penurunan produktivitas. j. Fungsi pengembangan. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan memenuhi kebutuhan perkembangan peserta didik. 4. Peran BK Di Sekolah 1. Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan, sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri. 3. Belajar bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman-temannya. 4. Melatih pengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Melatih pengembangan keterampilan dasar menulis, membaca dan berhitung. LATIHAN SOAL DAN KUNCI JAWABAN 1. Apa proses yang lebih diutamakan dalam teori Vygotsky? Jawab: Interaksi sosial dan budaya 2. Apa hal utama yang ada di pengelolaan kelas? Jawab: Kemampuan menciptakan inovasi, memberi media dan fasilitas belajar dalam kondisi atau keadaan apapun. 3. Kapan teknik yang keras dalam pengelolaan kelas boleh dilakukan? Jawab: Jika pelajar benar-benar tidak mau diatur 4. Apa tujuan umum bimbingan dan konseling? Jawab: Agar anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab, mendapatkan hal yang berharga dari keputusan yang diambilnya 5. Apakah yang dimaksud dengan asas kerahasiaan? Jawab: Merahasiakan identitas peserta didik yang melakukan konsultasi (konseli) BAB III SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa Menurut John Locke dan Vygotsky, lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. lingkungan positif maupun lingkungan negatif sama-sama dapat membangun manusia menjadi pribadi yang lebih baik, hanya saja yang membuat mereka berbeda adalah pemikiran mereka. Untuk mengembangkan cara berfikir dan membentuk karakter yang baik, sudah menjadi tanggung jawab pengajar untuk membuat inovasi dalam pengelolaan kelas. Hal utama yang ada di pengelolaan kelas yaitu kemampuan pengajar untuk menciptakan inovasi baru, memberi media dan fasilitas belajar dalam kondisi atau keadaan apapun, sehingga peserta didik dapat mengembangkan cara berfikir dan kreativitasnya. Penerapan pengolahan kelaspun tidak dapat dilakukan tanpa ada rencana yang jelas dan terstruktur. Jadi, sebelum menerapkan pengelolaan kelas, pengajar harus menyiapkan rencana dan juga teknik untuk mengoordinasi dan mengorganisasikan kegiatan peserta didik.Peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menyelesaikan masalah yang belum bisa dipecahkannya sendiri, oleh karena itu layanan bimbingan konseling juga ikut berperan dalam pembentukan pola pikir peserta didik dan membuatnya berfikir mandiri. Setiap hal pasti ada kekurangan dan kelebihannya, begitu juga dengan pengelolaan kelas. Meskipun pengelolaan kelas sudah terencana dengan baik, terkadang memang ada hambatan atau masalah yang tidak bisa di prediksi yang akan menghambat proses penerapan pengelolaan kelas, maka dari itu pengajar diharapkan bisa mengantisipasi hal tersebut. Seperti halnya layanan bimbingan dan konseling. Semua pembimbing pasti akan membantu mencari jalan keluar permasalahan dari peserta didik yang melakukan konsultasi, tetapi jika pembimbing belum bisa memberikan solusi yang terbaik, maka pembimbing akan mengalihtangankan peserta didik tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. SARAN Lingkungan adalah faktor utama yang mempengaruhi pendidikan baik di lingkungn sekolah, masyarakat dan di lingkungan keluarga. Lingkungan diharapkan dapat menerapkan hal hal yang baik agar dapat menjadi lingkungan yang positif untuk para peserta didik. Contohnya di lingkungan sekolah, pengajar harus menegur peserta didik apabila telah melanggar aturan disekolah tetapi dengan cara dan teknik yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Bila di lingkungan masyarakat, anak harus diberi bimbingan agar selalu menerapkan dan memberi contoh yang baik. Dan yang paling utama adalah di lingkungan keluarga, orang tua harus memberikan perhatian secara berkelanjutan pada anak saat belajar, karena dengan perhatian itulah yang dapat mengembangkan cara berfikir. Orang tua juga dapat memberi dan menyemangati anak dengan cara memberi motivasi untuk anak dan meningkatkan semangat bagi anak tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ambarita, Alben. 2006. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Drs. M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Irham, Muhammad dan Wiyani, Novan Ardy. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori Dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Malik, Adam. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Pt. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Piaget, Jean, Inhelder B. 2010. Psikologi Anak (Edisi Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Preiss, David D. and Sternberg, Robert J. 2010. Innovations in Educational Psychology Perspectives on Learning, Teaching, and Human Development. United States of America: Hamilton Printing Company. Salkind, Neil J. 2008. Encyclopedia Of Educational Psychology. United States of America: SAGE Publications. Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia. Surya, Muhammad. 2014. Psikologi Pendidikan : Teori Dan Aplikasi Untuk Pengajar. Jakarta: Gramedia. Szulevicz, Thomas and Tanggaard, Lene. 2017. Educational Psychology Practice A New Theoretical Framework Volume 4. Switzerland: Springer International. Wiley, John ,Sons and Inc, Gloria E. 2003. Handbook Of Psychology Volume 7 Educational psychology. United States of America. Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology Bagian Kedua (Edisi Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Woolfolk, Anita. 2016. Educational Psychology Thirteenth Edition. England: Pearson Education. http://www.age-of-thesage.org/philosophy/john_locke_t%20abula_rasa.html https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/pentingnya-berada-di-lingkungan-positif https://kariranak.id/membangun-lingkungan-yang-mendukung-proses-belajar/1032/ https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html https://www.cermati.com/artikel/manajemen-pengertian-manajemen-fungsi-dan-jeniskeilmuan-yang-harus-kamu-tahu https://www.kompasiana.com/lilisherlina/5d5e674c097f36338a4aca34/pengaruh-lingkunganterhadap-prestasi-belajar-siswa http://conditionaloflife.blogspot.com/2013/05/10-pengelolaan-kelas-1.html https://cimcim97.wordpress.com/2015/06/16/tujuan-fungsi-dan-sifat-bimbingan-konseling-disekolah/ https://rumahbkkita.blogspot.com/2016/03/fungsi-bimbingan-dan-konseling-di-mi-sd.html https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-asas-bimbingankonseling.html https://www.mandandi.com/2019/01/pengelolaan-kelas-menurut-ahli.html