Nama : Muhamad Wahyudi Kelas : XII. Akuntansi No. Abs : 22 RESENSI NOVEL “HANS” I. II. Identitas Buku Judul Buku : HANS Penulis : Risa Saraswati Penyunting : Maria Lubis Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta Tahun terbit : 2017 Cetakan : Cetakan Ketiga, Juli 2017 Jumlah Halaman : 257 Halaman ISBN : 978-602-220-216-5 Panajang buku : 20 cm Lebar Buku : 14 cm Tebal buku : 1,5 cm Sinopsis Buku Hans kecil, sebenarnya terlahir dari keluarga yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Meski demikian, bukan berarti semuanya baik-baik saja. Masa lalu ibunda Hans yang terlahir dari hasil pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang keturunan Belanda menjadi awal mula kehancuran keluarga Hans Ibunda Hans, Heleen, terlahir dari rahim seorang bedinde bernama Marsih. Adalah Augusta Willem yang memerkosa Marsih hingga akhirnya ia mengandung Heleen. Sayangnya, Marsih meninggal dunia saat melahirkan Heleen. Dan Heleen pun diasuh oleh Rosemary, seorang keturunan Belanda yang berprofesi sebagai guru. Kehidupan Heleen begitu menyedihkan. Ia kerap kali dicemooh oleh orang-orang. Namun, berkat dukungan Rosemary dan Anke—sahabat Heleen, ia masih bisa bertahan. Suatu hari, Anke berinisiatif untuk menjodohkan Heleen dengan Adriaan, sahabat Ludwig suami Heleen. Tak disangka, ternyata Adriaan langsung tertarik dengan Heleen dan tanpa menunggu waktu yang lama mereka pun memutuskan menikah. Keluarga Adriaan dan Heleen begitu bahagia dan sempurna. Mereka memiliki tiga orang anak: Judith, Hans, dan Greena. Sayangnya kebahagiaan itu tidak seiring sejalan dengan kisah persahabatan Heleen dan Anke. Sejak bergaul dengan Leonore Willem, sifat Anke terhadap Heleen berubah total. Anke yang dulu melindungi Heleen, kini sangat membencinya. Satu per satu kejadian menyakitkan pun datang menghampiri keluarga Heleen. Hingga puncaknya, Leonore menuduh Heleen membunuh Anke. Hans yang saat itu berada di rumah bersama Rosemary, diminta Heleen untuk segera meninggalkan rumah tersebut untuk menghindari amukan masyarakat. Sedangkan Heleen, menyusul Adriaan, Judith, dan Greeta yang sedang berada di pabrik untuk memberitahukan kejadian yang menimpanya. Tak ada yang mengetahui nasib Heleen, Adrian, Judith, Grena. Sementara itu Rosemary membawa Hans pergi berpindah-pindah. Hans sering menangis, menanyakan kedua orang tuanya, Judith, juga adik kecilnya Grena. Rosemary terpaksa berbohong menjawab pertanyaan dari Hans. Rosemary yang semakin tua mulai kebingungan mengasuh Hans. Rosemary berencana membawa Hans ke Magelang tempat Kerabatnya, yaitu keluarga van Djong. Anak-anak keluarga van Djong merupakan murid-muridnya Rosemary sebelum Heelen. Mereka semua mendapatkan kesukesan mereka masing-masing. Salah satunya adalah Joana van Djong. Tak ada yang tahu tentang Joana van Djong saat Rosemary sampai disana. Ia pun tetap mencari keberadaan Joana berdasarkan alamat yang ia miliki. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang menghampiri mereka. Anak tersebut bernama Adeline. Adeline langsung mengajak Hans untuk bermain bersama. Sementara itu pengasuh Adeline menanyakan maksud kedatangan Rosemary dan Hans kesini. Ternyata rumah tesebut merupakan benar kediaman dari Joana. Rosemary lalu menceritakan tentang Hans kepada Joana. Joana juga mempersilahkan mereka untuk menginap di kediamannya Joana. Joana mengaku bahwa Rosemary sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Mereka sudah sebelas bulan tinggal di kediamannya Joana. Rosemary mendapat pekerjaan baru disana. Dia kini mengajar untuk Adeline dan Hans ditemani oleh beberapa orang pengasuh Rosemary dipercaya menjadi guru pribadi anak-anak itu. Sepulangnnya dari Netherland, Gerrald van Djong memperlakukan Rosemary dan Hans sama baiknya dengan Joana. Namun akhir-akhir ini Rosemary sering terlihat melamun. Ternyata Rosemary berpikir bahwa ia dan Hans sudah membebani keluarga Joana. Namun bukan itulah yg menjadi alasannya. Rumah tersebut akan kedatangan tamu dari Malang. Menurut Gerrald mereka adalah rekan bisnis yang cukup penting bagi pabrik van Djong. Joana pun meminta tolong Rosemary untuk menyiapkan hidangan untuk mereka. Tetapi setelah mengetahui bahwa tamunya adalah keluarga willem, membuat Rosemary terkejut. Dan itu adalah alasan yang sebenarnya Setelah mengetahui hal tersebut Rosemary bergegas mengemasi baju-bajunya dan berniat untuk pergi dari rumah tersebut bersama Hans. Rosemary pun berbohong kepada Joana tentang alasannya ingin pergi dari rumah tesebut. Akhirnya mereka pun pergi dari rumah tersebut walaupun Adeline tidak ingin mereka pergi. Saat Hans berusia 7 tahun, ia kembali bertanya tentag orangtuanya. Rosemary pun langsung resah mendengar pertanyaan tersebut. Setelah menjelaskan tentanng semua kebohongannya, Rosemary pun menceritakan kisah tentang keluarga mereka. Hans kembali keRumah Sakit tempat sahabatnya meninggal. Ia datang kesana karena Rosemary berada disana dalam keadaan koma karena terjatuh saat ingin menenangkan Hans. Hans sangat terpukul dengan kejadian itu. Terdengar Helena memanggil Hans dari kejauhan. Lalu ia bertanya tentang keadaan Oma Rosemary. Tak lama kemudian terlihat para perawat dan dokter berlari kearah ruangannya Rosemary. Ternyata ia telah siuman. Setelah beberapa hari, kondisi Rosemary semakin membaik. Sebelum mengunjungi neneknya dirumah sakit, Hans pergi ke Benteng untuk mengunjung tempat Hendrick sering muncul. Namun saat sedang asik bercerita, Hans melihat sosok bayangan berlari didalam Rumah kediaman keluarga Kornnings. Ia pun segera memasuki rumah. Ia segera meengeluarkan kue yang sedang ia buat dari panggangan. Ia segera bergegas mengemasi pakaiannya. Rasa takut benar-benar merasuki tubuhnya. Namun ia lupa untuk membereskan alat pel yg taddi ia gunakan. Ia pun tergelincir menginjak pell an tersebut. kepalanya berbentur lantai dengan keras. Hanss pun tidak sadarkan diri, kepalanya bersimbah darah. Orang-orang sempat membawa Hans ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Izaac menyampaikank berita dukanya kepada Rosemary. Rosemary sangat terpukul dengan kejadian tersebut.ia merasa tidak ada lagi hal yang bisa ia lakukan lagi di Hindia Belanda. Ia berpikir untuk kembali ke Netherland, ia juga mengajak Helena untuk ikut bersamanya. III. Nilai Intrinsilk Tema : Kisah seorang anak yang menunggu keluarganya, sampai ia meninggal. karena mengetahui keluarganya yang sudah meninggal Tokoh : Anke Heleen Rosemary Izaac Leonore Hans Penokohan : Anke Baik hati, buktinya: “semasa kecil, sering kali anke membela para inlander yang disusili anak-anak sebangsanya” Pengertian, buktinya: “Tidak, Heleen, aku akan tetap disini. Sampai aku benar-benar yakin bahwa kau baik-baik saja” “Kau punya aku, Heleen. Aku juga menyayangimu, dan akan selalu seperti itu….” Tidak sombong, buktinya: “Anke bukan anak yang sombong tak seperti anak-anak Belanda lainnya di kota itu” Heleen Penyendiri, buktinya: “Heleen seorang penyendiri yang tak punya teman” “ “Tapi, mengapa kau begitu menutup diri?” Anke memandang mata Heleen dengan tajam, ….” “Aku baik-baik saja, Anke! Tolong, aku butuh waktu semdirian” Peduli, buktinya: “ “kasihan dia masih terlalu kecil untuk berpergian jauh” jawab Heleen” “ “kasihan mama Rose pasti akan kelelahan” ” jawab Heleen “ “aku tahu ada sesuatu yang tak beres denagn hubungan pertemanan mereka. Ada apa ini, mama? Kenapa keluarga willem keparat itu ingin menjatuhkan Ankeku?” ” Rosemary Penyayang, Buktinya: ”wanita tua itu sangat sayang pada Anke van Karrel, yang dengan sabar selalu menyemangati dan membimbing Anke belajar” “ Rosemary meninggalkan semua pekerjaannya di depan tungku, lalu mendekati anak kesayangannya dan mulai mengelus-elus rambut anak itu seperti iasa” “ “selamat pagi cucu kesayanganku!” sapa Rosemary, yang memawa nampan berisi sarapan” Pengertian, buktiya: “kata-kata yang keluar dari bibir Rosemary selalu saja membuatnya tenang, sejak dia masih kecil, hingga saat dewasa sekarang” Izaac Penyayang, buktinya: “dia berniat untuk menceritakan hal ini pada Rosemary, guru kesayangannya, yang punya hubungan dekat dengan Anke dan keluarga” Leonore Jahat, buktinya: “Seketika terdengar tawa. “oh, si wanita kampong ini akhirnya datang juga! Bagus! Akan kubunuh kalian berdua” Leonore Willem jelas membuat Anke kesakitan, dengan kedua tangan melingkari leher Anke yang kepayahan bernapas” “ “aku ingin melihat kalian menderita” serunya”. Hans Lugu, buktinya: “Hans masih terus menanyakan kemana keluarganya, dan jawaban Rosemary selalu sama” “ “ oma ada apa?” Hans berbisik. Dia penasaran, sebenarnya apa yang neneknya lakukan” Pintar memasak, buktinya: “dia hafal hampir semua resep makanan neneknya, …” “ “ Hans, kau sudah janji akan mengajarkanku membuta kue mangkuk!” seru Adeline” Latar : Latar Waktu : Zaman Penjajahan Belanda, buktinya: “sejak lahir di bumi Hindia Belanda ini, dirinya sudah seperti putri raja” Sore hari, buktinya: “pada suatu sore akhir pecan bulan Januari, ….” “ “ aku tadi berkata, sore ini akan adda tamu yang datang…..” “ Malam hari, buktinya: “malam ini sangat dia tunggu, karena biasanya Liesbeth tak pernah membiarkannya sendirian di rumah” “hari sudah malam, terdengar rintik hujan membuat berbunyian indah di luar sana” Pagi hari, buktinya: “suatu pagi, Adeline mendekati sahabatnya dengan penuh semangat” Latar Tempat : Kamar, buktinya: “dia menuntun Anke Keluar dari kamar pengantin” Sekolah, buktinya: “Jika tak mengajar Anke, mungkin dia tak akan punya seorang pun kenalan di sekolah ini” Rumah Keluarga Schoner, buktinya: “rumah keluarga Schoner sangat besar, dibuat sedemikian mirip dengan rumah keluarga van Keller” “kata- kata sinis itu pertama kali dia dengar saat menginjakkan kaki di rumah keluarga Schoner” Rumah Keluarga van Djong, buktinya: “sudah satu minggu mereka berada di rumah keluarga van Djong” “mereka sudah sebelas bulan tinggal dirumah keluarga van Djong” Rumah Sakit, buktinya: “dia kembali lagi ke Rumah Sakit itu, tempat sahabat baiknya menghembuskan nafas terakhirnya” Benteng, buktinya: “anak itu mulai menaiki anak tangga menuju Benteng” Rumah, buktinya: ”saat menjejakkan kaki di atas tanah, dia mulai berlari masuk kerumah melalui pintu belakang” Latar Suasana Bahagia, buktinya: “ “mama aku sangat bahagia…..” ujar Anke, sambil memeluk ibunya dengan penuh haru” Khidmat, buktinya: “pernikahan itu berlangsung khidmat” Menyeedihkan, buktinya: “Heleen membelalak, air matanya menggenang dengan cepat” “ “Aku turut berduka, Heleen. Mmmh, lalu bagaimana dengan papa mu? Kau pernah mencarinya?” Anke terlihat sangat prihatin, hatinya teriris mendengar kisah hidup Heleen” “ “Anke, tolong jangan pergii, kau harus bertahan! Tunggu aku, Anke. Aku akan mencari bantuan!” Heleen meraung, menciumi kening Anke berkali-kali Menegangkan, buktinya: “seketika keberanian Heleen memuncak, dia menerjang Leonore dari belakang hingga wanita itu melepaskan lengannya dari leher Anke, Leonore terjengkag, ambruk di tanah” “Rosemary panik melihat Heleen Keluar masuk kamar mandi, dengan wajah pucat dan mata berair” ”Anke mendorong tubuh Rosemary, kembali jatuh tersungkur di lantai” “seketika Izaac teringat hal yang ingin dia ceritakan. “ada sesuatu yang ingin kuceritakan pada Nyonya.” Tubuhnya menegang” “Leonore kembali ke posisinya, tapi kini dia menggenggam sebilah pisau, masih dalam keadaan marah” Mengenaskan, buktinya: “suara sangat kerass terdengar saat kepalanya berbenturan dengan lantai. Dia berteriak kesakitan, memegangi kepalanya yang berlunuran darah. Dia tertidur bersimpah darah di lantai, dan tak pernah bangun lagi” “dia mendapati Anke tersungkur di lantai, memegangi botol anggur. Entah botol keberapa itu, karena disekelilingnya tampak botol-botol anggur lainnya” Menggelikan, buktinya: “Rosemary memandang gadis itu sambil tersenyum. “kau ini, benar-benar polos! Tentu saja menyusul Anke untuk menikah!” Rosemary tertawa geli” Alur : Alur yang ada di novel ini merupakan alur Campuran (maju mundur). Karena novel ini ada bagian yang menceritakan tentang kehidupannya Hans sampai meninggal dan ada bagian yang menceritakan tentang masa lalu orang tuanya Hans Sudut Pandang Novel ini menggunakan sudut pandang “orang ketiga serba tahu”. Karena di dalam novel ini menggunakan kata ganti dia atau nama dari pelaku dalam cerita yang dibuat oleh penulis Amanat Ada beberapa amanat yang terdapat dalam novel ini, yaitu: Jangan pernah sombong terhadap orang lain, walaupun derajat keluarga kita lebih tinggi dari pada orang lain Kita tidak boleh memilih-milih dalam berteman atau bersahabat dengan orang lain Kita tidak boleh melupakan jasa guru-guru kita yang telah mengajarkan kita sesuatu hal Kita harus saling tolong menolong terhadap orang lain walaupun kita tidak punya hubungan apapun dengannya IV. Kita tidak boleh memiliki rasa dendam terhadap seseorang Nilai Ekstrinisik Nilai Agama Didalam novel ini terkandung unsur agama, karena didalam novel ini dalam menyelesaikan sebuah masalah harus diselesaikan dalam dewan di Gereja. Nilai Pendidikan Didalam Novel ini terdapat unsure pendidikan, bahwa kita harus selalu belajar walaupun kita berasal dari keluarga yang merupakan bukan dari kasta keluarga orang kaya. Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu mengenang jasa para guru kita. Nilai Sosial Didalam Novel ini, terdapat tokoh yang mau berkorban demi menghalangi sang sahabat dalam percobaan pembunuhan, walaupu dia lah yang menjadi terbunuh. Dan di dalam Novel ini juga bahwa segala permasalahan harus dilakukan dengan musyawarah Nilai Moral Didalam Novel ini, ada tokoh yang selalu menolong anak-anak lain walaupun kasta keluarga mereka lebih rendah dari dia. Dan ada juga tokoh yang selalu sayang dengan orang lain walaupun mereka tidak memiliki hubungan darah. Bahasa Yang Digunakan V. Didalam Novel ini menggunakan gaya bahasa sehari-hari. Sehingga dapat mudah dicerna dan dapat dimengerti dengan mudah. Oleh karena itu, gaya bahasanya juga membantu agar kita dapat memahami alur ceritanya yang sedikit kompleks VI. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan a) Gaya bahasa novel ini menggunakan gaya bahasa sehari-hari yang dapat memudahkan pembacanya memahami ceritanya b) Novel ini menggunakan kertas daur ulang yang dapat mengurangi pembuatan kertas baru c) Cover Novel ini dibuat sangat unik yang dapat membuat orang lain tertarik untuk membacanya Kekurangan a) Alur yang terdapat dalam Novel ini terlalu Kompleks sehingga dapat membuat pembacanya kesulitan dalam mengikuti jalan ceritanya b) Tokoh Hans yang seharusnya menjadi pelaku utama sangat sedikit sekali muncul, dan menjadikan Hans hanya sebagai pelaku pendamping dan tidak sesuai dengan judul Novel ini c) Ada beberapa bagian yang ceritanya terdapat di buku lain, sehingga kita tidak akan mengetahui bagian cerita tersebut jika kita hanya membaca buku ini.