Nama : Rindi Aningsih Nim : 1808076022 Kelas : PK-5A ANALISIS JURNAL Judul Educational Strategies to Develop Discipline Among Students from the Islamic Perspectives Jurnal Elsevier Volume dan halaman Vol 107. Hal 80 – 87 Tahun 2013 Penulis Masthurhah Ismail, Puteri Rohani Megat Abdul Rahim, Muhammad Sufi Mohamad Yusoff Reviewer Rindi Aningsih Tanggal 8 desember 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pendidikan dalam Islam yang dapat membantu membentuk siswa menjadi siswa yang disiplin. Strategi tersebut kemudian akan digunakan dalam perencanaan kurikulum. Strategi selanjutnya dapat digunakan oleh orang tua, guru sekolah, dan dosen untuk mendidik dan mengembangkan siswa agar berdisiplin. Penelitian kualitatif ini berfokus pada kajian analisis filsafat pendidikan dari sudut pandang para ulama dengan menggunakan metode dokumentasi dan pencarian data yang diperoleh dari data sekunder berupa buku-buku ulama dan non Islam. Data yang yang terkumpul kemudian akan dianalisis sebagai hasil. Persoalan disiplin di kalangan siswa baik di sekolah maupun di perguruan tinggi terus menjadi sorotan diberbagai media utama, seperti bullying, premanisme, merokok, pemukulan guru, pencurian, pemerkosaan dan lain sebagainya. Beberapa penelitian pun telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa berperilaku sedemikian rupa. Meskipun berbagai studi dan penelitian telah mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut, namun masalahnya masih tetap ada. Hal ini dapat terjadi karena pendekatan yang digunakan tidak memperhatikan keseimbangan beberapa unsur seperti unsur emosional, mental, dan spiritual Pendidikan merupakan upaya yang terus menerus untuk mengembangkan potensi individu lebih lanjut secara holistik dan terintegrasi, sehingga menghasilkan individu yang berintelektual, secara spiritual, emosional dan fisik seimbang dan harmonis, berdasarkan keyakinan yang teguh kepada Tuhan Strategi Pendidikan Mengembangkan Disiplin Siswa dari Perspektif Islam Menurut Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang meliputi proses memperoleh ilmu dan perilaku yang baik ( moral). Proses pendidikan tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan (kognitif) tetapi mencakup kegiatan etika yang baik (afektif dan psikomotor). Ia kemudian menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama dengan memiliki kurikulum yang sesuai, dan kedua, metode yang digunakan oleh guru seperti metode visual ( Talqin), mengajar secara bertahap ( Tadrij), pelajaran terfokus, pemodelan ( Uhakah / Taqlid), praktek ( Al-Tajribah), pengulangan ( Al-Tikrar), petualangan ( Al-Rihlah), Pendapat kedua berasal dari Al-Ghazali. Al-Ghazali (2000) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dalam mengembangkan nilai-nilai moral dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah berjuang ( mujahadah) dan membiasakan diri melakukan dan mempraktikkan perbuatan baik. Kedua, perbuatan itu dilakukan berulang-ulang dan selalu dicari ridho dari Allah swt. Menurut Al-Ghazali pendidikan akhlak terdiri dari pendidikan formal dan informal. Pendidikan informal dimulai dari rumah dalam keluarga. pendidikan informal dapat dilakukan melalui bercerita dan memberi contoh yang baik ( uswah alhasanah). Melalui pendekatan ini anak-anak dilatih dan dikondisikan untuk berbuat baik dan orang tua harus memantau perilaku sosial anak. Sedangkan untuk pendidikan formal , orang tua wajib mendaftarkan anaknya ke sekolah. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam proses mendidik anak harus mencakup unsur-unsur penguatan, dan hukuman serta mengutamakan hak anak untuk istirahat dan bermain. Dengan demikian, Al-Ghazali berpendapat bahwa guru atau mursyid yang jujur, bertanggung jawab, mampu menerapkan apa yang dakwahnya, dan dituntut untuk memastikan bahwa etika Islam dapat diterapkan dengan sukses. Siswa juga perlu memainkan peran mereka seperti untuk memastikan bahwa kesucian hati senantiasa dijaga, tidak sombong, dan tidak patuh pada gurunya. Selain itu mahasiswa harus selalu mengaitkan proses mencari ilmu dengan ingin lebih dekat dengan Allah ( taqarrub). Ketiga adalah pandangan dari Syekh al-Imam al-'Alim al-Zahid al-Wara 'alHarith bin Asad al-Muhasibi. Ia memiliki metodenya sendiri dalam mendekati perkembangan manusia dalam perspektif pendidikan; Diantaranya menjaga jiwa dari sifat-sifat negatif, menanamkan nilai-nilai baik dan luhur, memiliki pangan dari sumber yang halal. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa proses perkembangan manusia ini dapat dicapai melalui pendekatan sistematis melalui refleksi terus menerus atas tindakan seseorang disertai dengan latihan (riyadah) dan usaha atau mujahadah - berjuang melawan keinginan negatif . Terakhir, adalah panfangan dari Ibn Qayyim. Ibnu Qayyim al-Jawziyyah senantiasa mengedepankan keunggulan siswa dalam mencari ilmu, dan perilaku yang tepat yang ditunjukkan siswa ketika menekuni ilmu seperti memberi hormat kepada guru serta menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Tindakan ini diasosiasikan sebagai cara untuk membersihkan jiwa dari sifat negatif sebelum proses pencarian ilmu dimulai. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi sangat penting diperhatikan oleh para pendidik untuk menyelesaikan setiap masalah yang muncul seperti masalah ketidakdisiplinan di kalangan siswa.. strategi yang digunakan juga harus seimbang antara aspek spiritual, sosial, dan fisik dalam menghadapi tumbuh kembang siswa serta pembentukan perilaku yang baik. Pada kenyataannya Islam telah lama menguraikan sistem pendidikan dengan tujuan utamanya adalah pembentukan individu yang berakhlak mulia dan baik sesuai dengan ajaran Islam.