10 Peran tokoh Nasional dalam memprjuangkan kemerdekaan RI 1. Ir. Soekarno ⇢ Soekarno merupakan Presiden pertama di Indonesia. Beliau juga mendapat sebutan sebagai bapak proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selain menjadi orator terbaik dan cerdas, Soekarno mampu menciptakan semangat nasional Indonesia. Selama masa-masa penting, Soekarno pernah mencetuskan negara Pancasila, sehingga tercipta konsep dasar negara tersebut yang digunakan oleh Indonesia hingga sekarang. ⇢ Soekarno dikenal sebagai orator andal dan dapat menggetarkan hati pendengarnya. Selain jiwa patriotik, beliau juga politikus yang sangat cerdas yang mampu menguasai delapan bahasa. Pria yang lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 ini juga pernah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari universitas di dalam dan luar negeri, serta penghargaan bintang kelas satu The Order of The Supreme Companions of or Tambo. 2. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani ⇢ Pahlawan nasional yang pertama kita bahas adalah Jendral Ahmad Yani. Beliau lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah. Beliau mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan dengan mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif di Bogor. ⇢ Torehan prestasi telah diraihnya di masa perang kemerdekaan. Ahmad Yani berhasil menyita senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Dia diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto. Ia memimpin/mengkomandoi penumpasan pemberontakan PRRI. Pada tahun 1962, Jenderal Ahmad Yani diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat. Ahmad Yani gugur sebagai pahlawan Revolusi, setelah ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 . Jenazahnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama dengan jasad 6 perwira lainnya 3. Dr. H. Mohammad Hatta ⇢ Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia. Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik. ⇢ Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Di Perhimpunan Indonesia. 4. Halim Perdana Kusuma ⇢ Halim Perdanakusuma, adalah putra asli Sampang, Madura. Lahir pada 18 November 1922, beliau menempuh pendidikan dasar (HIS) dan menengah pertama (MULO) di tempat asalnya sebelum kemudian melanjutkan ke Sekolah Pamong Praja (MOSVIA) di Magelang yang hanya ditempuhnya sampai tingkat II. ⇢ Pada saat penjajahan Jepang tahun 1942, ia tengah menjalani training navigasi oleh angkatan udara Kanada di Inggris. Ia telah menerbangkan 44 misi di Eropa, beliau bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan terlibat dalam berbagai misi penting dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Beliau ikut serta dalam penerbangan percobaan pesawat AURI bermotor satu pada tanggal 23 April 1946 di udara Jakarta. Halim juga dipercaya untuk memimpin operasi pemboman ke Kota Ambarawa, Salatiga dan Semarang yang kala itu diduduki Belanda. ⇢ Kepiawaiannya dalam menjalankan tugas membawa Halim Perdanakusuma dipromosikan menjadi Komodor, dan ditugaskan untuk mendirikan cabang AURI di Bukittinggi, Sumatera Barat pada awal tahun 1947. Pada tanggal 14 Desember 1947 beliau kembali ditugaskan untuk terbang dengan AVRON ANSON RI-003 dari Thailand ke Indonesia bersama Opsir Iswahyudi untuk mengambil obat-obatan. Di daerah Labuhan Bilik Besar, Pantai Lumut, Malaysia, udara sangat buruk menyebabkan sayap pesawat patah dan kemudian meledak. Keduanya gugur dalam tugas dan jenazahnya dimakamkan di Malaysia, hingga pada tanggal 10 Nopember 1975 kerangka jenazahnya dipindahkan ke Indonesia dan dimakamkan di TMP Nasional Kalibata. Beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional dengan SK Presiden NO. 063/TK/1975 pada 9 agustus 1975. Untuk mengenang jasa beliau, pemerintah mengabadikan namanya pada sebuah lapangan udara militer di Jakarta, yang kini kita kenal sebagai lapangan udara Halim Perdanakusuma. 5. Raden dewi sartika ⇢ Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Bandung, 4 Desember 1884 – meninggal di Cineam, Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966. ⇢ Dewi Sartika lahir dari keluarga Sunda yang ternama, yaitu R. Rangga Somanegara dan R. A. Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desember 1884. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman-temannya. ⇢ Pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, lalu kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada September 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Ia meninggal pada 11 September 1947 di Cineam ketika dalam masa perang kemerdekaan. 6. R. A Kartini ⇢ Raden Adjeng Kartini merupakan wanita pribumi yang dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa tengah. Ia merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan, tapi sangat di sayangkan orang tuanya mengharuskan Kartini menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar karena harus dipingit. karena tekad bulat, Kartini mulai dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama perempuannya, ⇢ Perjuangan Kartini tidak berhenti setelah menikah, beruntung Kartini memiliki suami yang selalu mendukung akan cita citanya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan, dari situl Kartini mulai memperjuangkan untuk didirikannya sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang. Pendirian sekolah wanita tersebut berlanjut di Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Sekolah kartini didirikan oleh yayasan kartini, adapun yayasan Kartini sendiri didirikan oleh keluarga Van Deventer dan Tokoh Politik etis. Kartini meninggal Selang beberapa hari setelah melahirkan anak pertama bernama R.M Soesalit pada 13 September 1904, tepatnya 4 hari setelah kelahiran R.M Soesalit, saat itu usia Kartini masih telatif muda di usia 25 tahun. 7. Mohammad Yamin ⇢ Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat. Yamin merupakan pahlawan nasional, budayawan, dan aktivis hukum terkenal di Indonesia. ⇢ M. Yamin memiliki pendidikan yang lengkap. Pendidikannya dimulai dari Hollands Indlandsche School (HIS), di sekolah guru, Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, kehakiman (Reeht Hogeschool) ⇢ Karir M. Yamin dalam dunia politik dimulai ketika ia diangkat sebagai ketua Jong Sumatera Bond (1926 -1928). Bergabung ke Partai Indonesia (1931),dll . M. Yamin juga merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia Sembilan di mana akhirnya berhasil merumuskan Piagam Jakarta. Setelah Indonesia merdeka, Yamin banyak duduk di jabatan-jabatan penting ⇢ M. Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia wafat di Jakarta dan dimakamkan di desa Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia meninggal ketika ia menjabat sebagai Menteri Penerangan. M. Yamin dianugerahi gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973. 8. Cut Mutia ⇢ Tjoet Nyak Meutia (lahir di Keureutoe, Pirak Timur, Aceh Utara, 15 Februari 1870 adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964. ⇢ Awalnya Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. ⇢ Tjoet Meutia melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun pada tanggal 24 Oktober 1910, Tjoet Meutia bersama pasukannya bentrok dengan Marechausée di Alue Kurieng dan gugur pada petempuan itu. ⇢ Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa-jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikannya dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, pecahan Rp1.000. 9. Prof. Mr. Dr. Soepomo ⇢ Prof. Mr. Dr. Soepomo merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Sebagai seorang ahli hukum generasi pertama yang ada di Indonesia, Soepomo turut pula berperan dalam pembentukan sistem hukum nasional hingga akhir hayatnya. ⇢ Pria yang lahir pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini berasal dari keluarga aristokrat Jawa. Kakeknya dari pihak ayah adalah Raden Tumenggung Reksowardono, Bupati Anom Sukoharjo kala itu. Sedangkan kakek dari pihak ibu adalah Raden Tumenggung Wirjodiprodjo, Bupati Nayak Sragen. Di tahun 1927, Soepomo resmi menyandang gelar Doktor dengan disertasinya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta). Dalam disertasi tersebut, Soepomo mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta dan menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di wilayah Surakarta secara tajam, namun dengan bahasa yang halus dan tidak langsung. Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka ⇢ Soepomo kemudian menjadi ketua panitia kecil perancang UUD yang bertugas merancang dan menyempurnakan naskah UUD yang merupakan hasil rancangan dasar negara Indonesia yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945. ⇢ Soepomo meninggal akibat serangan jantung di Jakarta pada tanggal 12 September 1958. Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga kampung Yosoroto, Solo. 10. Wolter Monginsidi ⇢ Wolter Monginsidi pada tanggal 14 Februari 1925 di Malalayang, Manado Merupakan pahlawan nasional pejuang kemerdekaan dari daerah Bantik Minanga (Malalayang). Falsafah dr keluarganya yang membakar semangat Monginsidi untuk menentang penjajahan. ⇢ Dengan keberanian dan kepintaran, beliau dipercaya untuk memimpin pertempuran melawan Belanda. Dalam suatu konferensi di tahun 1946, dibentuklah LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi) dengan Sekjen Wolter Monginsidi sebagai ketuanya. ⇢ Pada tanggal 28 Februari 1947 Monginsidi ditangkap tentara Belanda, namun berhasil melarikan diri hingga hampir ingin di vonis mati. Perjuangan Monginsidi tidak berhenti di situ, tak lagi mampu berjuang secara fisik dalam pertempuran, Monginsidi menyuarakan semangat perjuangan melalui tulisan-tulisannya. Berikut ini beberapa tulisannya yang menginspirasi bahkan hingga saat ini. Dalam Alkitab yang dipegangnya saat hukuman mati, terdapat tulisan "Setia Hingga Akhir di Dalam Keyakinan". Monginsidi meninggal dengan berani di hadapan regu tembak pada hari eksekusi tanggal 5 September 1949. 5 Peran tokoh daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan RI 11. Sultan hamengkubuwono IX ⇢ Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912 dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara. ⇢ PERAN SULTAN HAMENGKUBOWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NKRI: 1. Menyatakan Kesultanan Yogyakarta sebagai bagian NKRI (dalam maklumat 59-1945). Sebelumnya Belanda menawarkannya menjadi Raja Jawa jika tidak bergabung dengan NKRI. 2. Mengeluarkan Maklumat No. 5 tahun 1945 pada 26-10-1945 yang berisi tentang mobilisasi gerakan rakyat untuk ikut mempertahankan kemerdekaan. Menurutnya upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia harus dilakukan bersama-sama dengan rakyat 3. Menolak bekerja sama dengan Belanda saat Agresi Militer Belanda 1. la juga membantu secara diamdiam para pejuang karena merasa miris melihat kebutuhan para pejuang yang terbatas. la menggunakan uang ruang pribadinya untuk membantu dan memberi wilavah keraton??üsebagai tempat perlindungan TNI. 12. Frans Kaisiepo ⇢ Frans Kaisiepo merupakan Pahlawan Nasional dari Papua. lahir di Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921. ⇢ Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Dalam konferensi itu Frans mengusulkan nama Irian untuk mengganti nama Papua. ⇢ Pada 31 Agustus 1945, Frans termasuk salah satu orang menegakkan eksistensi Republik Indonesia dan orang pertama yang mengibarkan Merah Putih dan menyayikan lagu “Indonesia Raya" di Papua. ⇢ Pada 10 Juli 1946, Frans Kaisiepo yang juga pahlawan Trikora membentuk, Partai Indonesia Merdeka. Dan ia juga mengikuti Konferensi Malino, Sulawesi Selatan sebagai salah satu delegasi Indonesia dan satu-satunya putra Papua yang hadir dalam perundingan penting tersebut. ⇢ Pada Konferensi Malino, Frans mengusulkan nama Irian untuk mengganti nama Papua, Frans juga menolak atas sekenario usulan pembentukan Negara Indonesia Timur. Frans pernah mendapat hukuman penjara 5 tahun karena memimpin pemberontakan melawan Belanda di Biak. Ia juga pernah menjadi tahanan politik Belanda pada tahun 1954 hingga 1961 karena menolak saat ditunjuk sebagai wakil Belanda untuk wilayah Papua Nugini dalam Konferensi Meja Bundar, ia menolak dengan alasan tidak mau didikte oleh Belanda. ⇢ Pada tahun 1961 Frans membangun Partai Politik Irian. Setelah munculnya program Trikora Soekarno yang hendak menyatukan Papua dengan Indonesia melalui Perjanjian New York 15 Agustus 1963.Frans Kaisiepo meninggal pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Papua. 13. Sultan Hasanuddin ⇢Terkenal dengan sebutan 'Ayam Jantan Dari Timur', Sultan Hasanuddin Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan,tanggal 12 Januari 1631 Yg merupakan pahlawan nasional dari Sulawesi, tepatnya dari Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16, putra dari I Manuntungi Daeng Mattola yang bergelar Sultan Malikussaid (ayah) dan ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu. ⇢ Pada usia 21 tahun, Sultan Hasanuddin ditugaskan untuk menjabat bagian pertahanan Kerajaan Gowa. Di sinilah Sultan Hasanuddin mulai bermain strategi mengatur pertahanan untuk melawan serangan Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Maluku. ⇢ Peperangan dengan Belanda berlangsung alot karena dua kubu memiliki kekuatan armada yang sebanding. Hingga Belanda menemukan bahwa daerahdaerah di bawah kekuasaan Gowa mudah dihasut dan dipecah belah. ⇢ Tahun 1662, Belanda kembali mengobarkan perang saudara dan di tahun 1664, Sultan Ternate, Sultan Buton dan Arung Palakka berhasil disatukan di bawah kendali Belanda. Setelah 16 tahun berperang tidak hanya dengan Belanda namun juga dengan rakyatnya sendiri (yang memberontak), Sultan Hasanuddin akhirnya kalah dalam peperangan tahun 1669. ⇢ Di tahun yang sama Sultan Hasanuddin mundur dari jabatannya sebagai Raja Gowa dan memilih menjadi pengajar agama Islam sambil tetap menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan. Sultan Hasanuddin wafat tanggal 12 Juni 1670, dan tidak mau bekerja sama dengan Belanda hingga akhir hayatnya. 14. Martha Christina ⇢ Martha Christina adalah seorang gadis remaja pemberani yang ikut bertempur di garis depan pertempuran. Martha Christina Tiahahu terlahir di era peperangan, yaitu pada 4 Januari 1800 di Nusa laut, Maluku. Merupakan putri dari Kapitan Paulus Tiahahu, yaitu seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga terlibat dalam Perang Pattimura pada tahun 1817 melawan Belanda. ⇢ Usianya baru 17 tahun tatkala Martha Christina Tiahahu terjun langsung dalam medan perang melawan tentara kolonial Belanda. Martha Christina tampak hebat saat melawan musuh bersama para pejuang rakyat dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw -- Ullath jasirah tenggara Pulau Saparua. Tetapi, karena tidak seimbangnya persenjataan, adanya tipu daya musuh dan pengkhianatan, tokoh-tokoh pejuang berhasil ditangkap dan harus menjalani hukuman. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak.(ayah martha) ⇢ Martha Christina Tiahahu berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun usahanya gagal dan ayahnya tetap ditembak mati. Tidak ingin bersedih terlalu lama, Ia pun kembali melakukan pemberontakan terhadap Belanda sampai ia ditangkap kembali oleh Belanda bersama para pemberontak lainnya. ⇢ Belanda membawa Martha bersama pemberontak lainnya yang berhasil ditangkap ke kapal Evertzen di pekerja paksakan di Pulau Jawa. Di atas kapal tersebut Christina Martha tidak mau menerima pemberian Belanda sama sekali, termasuk makanan dan minuman. Kondisinya pun menjadi buruk sehingga akhirnya Ia pun jatuh sakit, meski setelah sakit, Ia terus menolak semua pengobatan dan makanan yang diberikan. 2 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18, pada tanggal 2 Januari 1818, Christina Martha akhirnya meninggal dunia di atas kapal dan jenazahnya diturunkan di Laut Banda. 15. Pangeran Diponegoro ⇢ Pangeran Diponegoro dengan gagah berani menentang kekuasan Belanda yang menjajah Indonesia dan menguasai tanah-tanah mereka. Perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda yang terkenal dalam Perang Jawa yang berlangsung 1825-1830. Nama Diponegoro bukan nama asli tapi Bendara Raden Mas Antawirya. Nama Diponegoro diperoleh setelah sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara. ⇢ Saat menginjak remaja, Pangeran Diponegoro mendapatkan pendidikan kesastraan Islam-Jawa. ⇢ Saat Pangeran Diponegoro dilahirkan sudah diramalkan kelak akan mendatangkan kerusakan yang lebih hebat pada pihak Belanda. Dikutip Historia, nyatanya Perang Jawa meletus pada 1825. Perang tersebut bermula dari keputusan dan tindakan Belanda yang memasang patok-patok di atas tanah milik Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo. Pematokan tanah tersebut meresahkan masyarakat. Bahkan Pangeran Diponegoro tidak pernah mendapat pemberitahuan. Bentrok pun akhirnya terjadi dan meluas menjadi peperangan yang berlangsung selama lima tahun. Pada 1827, Pangeran Diponegoro terjepit karena Belanda menyerang dengan 23.000 pasukan. ⇢ Pada 28 Maret 1830, pasukan Belanda berhasil mendesak Pangeran Diponegoro. Kemudian dilakukan perundingan dangan Jenderal de Kock di Magelang. Belanda meminta agar Pangeran Diponegoro menghentikan perang, namun ditolak. Pangeran Diponegoro ditangkap kemudian diasingkan ke Ungaran, Semarang. Selanjutnya dibawa ke Batavia. Belanda akhirnya diasingkan ke Manado bersama istri keenamnya, Raden Ayu Ratna Ningsih. Pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindah ke Benteng Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan. Di Makassar, ia menghabiskan hidupnya dan meninggal pada 8 Januari 1855 di usia ke-69. Kliping “ Peran tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ” Nama : Lydia Nathania Sirait Kelas : XI IPA 1 Mapel : Sejarah Indonesia