Penyu Mati Karena Sampah Plastik di Bengkulu Pada tanggal 18 November 2019 oleh data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu ditemukan bangkai penyu di Teluk Sepang, Pantai Panjang dan Tapak Paderi. Penyu ditemukan oleh nelayan setempat dan oleh laporan warga ditindak lanjuti oleh pihak BKSDA untuk ditelisik lebih jauh. Hasil nekroskopi oleh BKSDA ditemukan sampah plastik, potongan seng dan karet di dalam lambung penyu yang mati tersebut. Hal ini mengindikasikan banyaknya sampah yang ada di laut Bengkulu. Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, menunjukkan saat ini Kota Bengkulu memproduksi sampah sekitar 312 ton per hari. “Sumbernya dari rumah tanggah, pasar tradisional, pusat perbelanjaan hingga sampah tebangan,” kata Kepala Dinas DLH Syarnubi kepada Mongabay Indonesia. Bangkai penyu ini dibedah untuk diketahui sebab kematiannya. Foto: Ari Anggoro/Mongabay Indonesia Sampah menjadi ancaman untuk biota laut di Bengkulu. Sampah tersebut sala satunya disebabkan oleh aktivitas pelayaran di laut Bengkulu. Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, LB3 dan Pencemaran Lingkungan DLHK Provinsi Bengkulu, Zainubi, bahwa sampah memang banyak di laut lepas sekitar Kota Bengkulu dan menurutnya, berasal dari kapal-kapal yang melintasi Samudra Hindia. Selain itu, dari pemantauan Tim BKSDA Bengkulu menunjukkan sampah berasal dari arus sungai kecil dan selokan Kota Bengkulu