Uploaded by agus.cahyadi1945

Stress dan Merokok

advertisement
4.3.10 Hubungan Tingkat Stress dengan Hipertensi
Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Stress dengan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Way Kanan Lampung Periode
Agustus-September 2020 (n=88)
Tingkat Stress
Ringan
Sedang
Berat
Total
Status Hipertensi
Normal
Hipertensi
36
1
97,3%
2,7%
17
2
89,5%
10,5%
0
32
0,0%
100%
53
35
60,2%
39,8%
Total
37
100,0%
19
100%
32
100%
88
100%
P
0,000
Signifikansi statistik nilai p value <0,05
Berdasarkan hasil uji analisa yang dilakukan, didapatkan adanya hubungan yang signifikan
antara tingkat stres dengan status hipertensi pada lansia (p value = 0,000). Dari hasil table di atas,
didapatkan seluruh lansia yang memiliki tingkat stres berat sebanyak 100% mengalami hipertensi.
Sedangkan lansia yang memiliki tingkat stress ringan hanya 2,7% yang mengalami hipertensi.
Sejalan dengan penelitian Sagare SM dkk dan Jadhav SB dkk dimana stress ditemukan
secara signifikan terkait dengan perkembangan hipertensi. Dalam tinjauan sistematis, 5 dari 13
penelitian menunjukkan bahwa stress sangat terkait dengan hipertensi.
http://njcmindia.org/uploads/9-6_430-433.pdf
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sount, mengungkapkan bahwa stress dapat mengakibatkan
peningkatan hormon adrenalin yang memicu terjadinya peningkatan tekanan darah melalui
mekanisme vasokontriksi dan peningkata denyut jantung, sehingga jika stress berlanjut atau terusmenerus menetap akan mengakibatkan terjadinya hipertensi. Pada lansia terjadi perubahan jantung
dan pembuluh darah baik secara struktural maupun fungsional. Hal ini terjadi karena penebalan
dinding ventrikel kiri akibat peningkatan densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat elastisnya.
penurunan elastisitas pembuluh darah. Selain itu penumpukan kolagen dan penuruan serat elastis
pada otot akan membuat pembuluh darah menebal sehingga menjadi menyempit dan kaku.
Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta, EGC
Pada lansia mengalami penurunan kemampuan untuk mengatasi peradangan yang menyebabkan infiltrasi
jaringan leukosit yang berkelanjutan dan pelepasan kronis sitokin dan kemokin pro-inflamasi, hal ini
ditandai dengan peningkatan biomarker inflamasi, yaitu interleukin-6 (IL-6), C-reactive protein (CRP), and
tumor necrosis factor alpha (TNF-α). Oleh karena itu maka pada lansia akan terjadi kerentanan terhadap
inflamasi. Inflamasi yang terjadi akan mengakibatkan terjadinya disfungsi endotel. Disfungsi endotel
Download